• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Terapi Back Massage dan Akupresur Terhadap Kualitas Tidur Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hemodialisa

2.1.1 Pengertian

Hemodialisa merupakan suatu membran atau selaput semi permiabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialisis yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permiabel. Terapi hemodialisa merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Brunner & Suddarth, 2001).

Hemodialisis adalah pengobatan yang bertujuan untuk menghapus akumulasi sisa produk metabolik dan untuk memperbaiki komposisi elektrolit darah melalui suatub pertukaran antara darah pasien dan cairan dialisa meniru cairan ekstraseluler yang normal melintasi membran semipermeabel (Man, Zingraff, & Jungers, 1995)

(2)

yang berkonsentrasi rendah kearah konsentrasi yang lebih tinggi. Difusi adalah proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi kearah konsentrasi yang rendah. Sedangkan ultrafiltrasi adalah perpindahan cairan karena ada tekanan dalam membran dialyzer yaitu dari tekanan tinggi kearah yang lebih rendah (Curtis & Roshto, 2008)

2.1.2 Tujuan

Hemodialisis tidak mengatasi gangguan kardiovaskuler dan endokrin pada penderita PGK. Tindakan hemodialisis bertujuan untuk membersihkan nitrogen sebagai sampah hasil metabolisme, membuang kelebihan cairan, mengoreksi elektrolit dan memperbaiki gangguan keseimbangan basa pada penderita PGK (Levy, Morgan & Brown, 2004). Tujuan utama tindakan hemodialisis adalah mengembalikan keseimbangan cairan intraseluler dan ekstraseluler yang terganggu akibat dari fungsi ginjal yang rusak (Himmelfarb & Ikizler, 2010)

2.1.3 Prinsip Hemodialisa

(3)

yang tidak terdapat dalam dialisat. Natrium asetat atau bicarbonate yang lebih tinggi konsentrasinya dalam dialisat akan berdifusi kedalam darah. Kecepatan difusi solut tergantung kepada koefisien difusi, luas permukaan membrane dialiser dan perbedaan konsentrasi serta perbedaan tekanan hidrostatik diantara membrane dialysis (Prince & Wilson, 2005)

Air yang berlebihan akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradient tekanan; dengan kata lain air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh klien) ketekanan yang lebih rendah (dialisat). Gradient ini dapat ditingkatkan melalui penambahan tekanan tekanan negative yang dikenal dengan ultrafiltrasi pada mesin hemodialisa. Tekanan negative sebagai kekuatan penghisap pada membrane dan memfasilitasi pengeluaran air sehingga tercapainya keseimbangan. (Brunner & Suddart, 2010).

2.1.4. Proses Hemodialisa

(4)

vaskuler yang direkomendasikan karena kecendrungan lebih aman dan juga nyaman bagi pasien. (Brunner & Suddart, 2010).

Setelah blood line dan akses vaskuler terpasang, proses hemodialisa dimulai. Saat dialysis darah dialirkan keluar tubuh dan disaring didalam dialiser. Darah mulai mengalir dibantu pompa darah. Cairan normal salin diletakkan sebelum pompa darah untuk mengantisipasi adanya hipotensi intradialisis. Infuse heparin diletakkan sebelum atau sesudah pompa tergantung peralatan yang digunakan (Hudak & Gallo, 1999). Darah mengalir dari tubuh melalui akses arterial menuju ke dialiser sehingga terjadi pertukaran darah dan sisa zat. Darah harus dapat keluar masuk tubuh klien dengan kecepatan 200-400 ml/menit (Price & Wilson, 2005).

(5)

Proses selanjutnya darah akan meninggalkan dialiser. Darah meninggalkan dialiser akan melewati detector udara. Darah yang sudah disaring kemudian dialirkan kembali kedalam tubuh melalui akses venosa (Hudak & Gallo, 1999). Dialysis diakhiri dengan menghentikan darah dari klien, membuka selang normal salin dan membilas selang untuk mengembalikan darah pasien. Pada akhir dialysis, sisa akhir metabolism dikeluarkan, keseimbangan elektrolit tercapai dan buffer system telah diperbaharui (Brunner & Suddart, 2010).

2.1.5. Komplikasi Hemodialisa

(6)

disequillibrium syndrom. Bila tidak disertai gambaran klinik lainnya harus dicurigai penyakit hepar atau gastrointestinal. 4) Sakit kepala; Penyebab tidak jelas, tapi bisa berhubungan dengan dialisat acetat dan disequillibrium syok syndrome (DDS). 5) Emboli udara; Emboli udara dalam proses hemodialisis adalah masuknya udara kedalam pembuluh darah selama prose hemodialisis. 6) Hipertensi Keadaan hipertensi selama proses hemodialisis bisa diakibatkan karena kelebihan cairan, aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron, kelebihan natrium dan kalsium, karena erythropoietin stimulating agents dan pengurangan obat anti hipertensi.

2.2 Konsep Tidur

2.2.1. Pengertian Tidur

Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan (McCance & Huether, 2006), mencapai kualitas tidur yang baik penting untuk kesehatan, sama hal nya sembuh dari penyakit (Potter & Perry, 2010)

(7)

2.2.2. Fisiologi Tidur

Tidur adalah proses fisiologis yang berputar dan bergantian, dengan periode jaga yang lebih lama. Siklus tidur bangun memengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respon prilaku (Potter & Perry, 2010). Pengaturan tidur dan terbangun diatur oleh batang otak (Reticular Activating System dan Bulbar Synchronizing Region), thalamus dan berbagai hormone yang diproduksi oleh hypothalamus. Beberapa neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur dan terbangun. Produksi yang dihasilkan oleh dua mekanisme serebral dalam batang otak ini menghasilkan serotonin. Serotonin merupakan neurotransmitter yang bertanggung jawab terhadap transfer impuls-implus syaraf ke otak. Serotonin berperan sangat spesifik dalam menginduksi rasa kantuk, juga sebagai modulator kapasitas kerja otak.

(8)

Ada dua teori pada tingkatan tidur dimana gelombang otak yang berbeda-beda, otot dan aktivitas mata diasosiasikan dengan berbagai tahap tidur (Izac, 2006). Tidur normal melibatkan dua tahap, yaitu : Tidur Non Repid Eye Movement (NREM) dan Repid Eye Movement (REM). Selama tidur NREMseseorang yang sedang tidur akan maju melalui empat tahap selama 90 menit siklus tidur yang khas. Kualitas tidur mulai dari stadium 1 hingga stadium 4 akan menjadi semakin mendalam. Tidur yang lebih ringan adalah karakteristik tahap 1 dan 2 dimana seseorang lebih mudah terjaga. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang lebih dalam, disebut tidur gelombang lambat. REM adalah fase pada akhir setiap siklus tidur (Potter & Perry, 2010).

2.2.3. Fungsi Tidur

(9)

Huether, 2006; Potter & Perry, 2010). Buysse (2005) Didalam Potter dan Perry (2010) menjelaskan tidur REM diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya menjadi penting bagi pemulihan kognitif. Tidur REM berhubungan dengan perubahan aliran darah otak, peningkatan aktivitas korteks, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin

2.2.4. Kualitas Tidur

(10)

manusia. 6) Daytime Dysfunction atau adanya gangguan pada kegiatan sehari-hari diakibatkan oleh perasaan ngantuk. 7) Durasi tidur : dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun, waktu tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

2.2.5 Kualitas tidur pada pasien yang menjalankan hemodialisa

Kualitas tidur pada pasien uremik memiliki konsekuensi gangguan lebih besar dibandingkan pada populasi umum. Walaupun gangguan kualitas tidur nya terjadi pada malam ahri, namun dapat mempengaruhi fungsi individu selama 24 jam. Gangguan kualitas tidur yang terjadi dalam jangka waktu panjang bahkan bisa mempengaruhi gaya hidup dan emosi individu secara keseluruhan. Selain itu juga mempengaruhi status kesehatan, hubungan interpersonal, merasa tidak kompeten akibat merasa putus asa ketika bangun sendirian di malam hari dan merasa bahwa kualitas tidur yang baik tidak pernah tercapai.

(11)

2.3 Massage

2.3.1. Pengertian Back Massage

Terapi Pijat (massage) merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif, dan tanpa efek samping, serta bisa dilakukan sendiri maupun dengan bantuan yang sudah ahli (Firdaus, 2011). Pijat adalah manipulasi terhadap jaringan lunak, umumnya dengan menggunakan tangan, untuk menstimulasi dan merelaksasi serta mengurangi stress dan kecemasan (Craven & Hirnle, 2002). Massage merupakan penanganan perawatan dari bagian luar tubuh yang dilakukan dengan perantara tangan. Bagian tubuh yang dilakukan massage adalah otot. Massage membutuhkan sentuhan yang pasti dan kuat. Massage tidak dilakukan jika keluhan nyeri berasal dari tulang dan sendi (Perry & Potter, 2010). Massage tidak dilakukan pada kondisi jantung yang tidak baik, tekanan darah tinggi, sendi, dan peningkatan tekanan pembuluh kapiler.

2.3.2. Metode Terapi Back Massage

(12)

tangan dan kaki dimulai dari ujung kaki dan tangan dengan arah menuju jantung (Perry & Potter, 2005)

2.3.3 Prosedur Terapi Back Massage

Massage yang diberikan dilakukan dengan gerakan-gerakan pokok. Menurut Perry dan Potter (2005), Prosedur terapi back massage yaitu eflaurege, petrisage, friction, tapotemen, dan fibrasi (Sinclair, 2006).

Eflaurage adalah gerakan mengusap yang dilakukan secara bersamaan dan berturut-turut kearah atas. Eflaurage sering digunakan untuk wajah, leher, kulit kepala, punggung, dada, lengan dan kaki. Eflaurage memiliki efek sedatif sehingga selalu diberikan pada awal dan akhir terapi massage (Perry & Potter, 2005). Manfaat Eflaurage adalah menghilangkan secara mekanis sel-sel epitel yang mati, mempercepat pengangkutan zat-zat sisa dan darah yang mengandung karbondioksida, memperlancar aliran limfe baru dan darah yang mengandung nutrisi dan oksigen, sebagai sarana untuk pertukaran zat metabolism di semua jaringan menjadi meningkat, dan sebagai upaya untuk meningkatan pemberian nutrisi pada lapisan kulit (Sinclair, 2006).

(13)

Lakukan pijatan melingkar ringan dengan kedua ujung jari yang ditekan secara tegak lurus pada bagian-bagian yang dipijat. Adapun manfaat gerakan ini adalah peningkatan penyembuhan jaringan-jaringan yang mengalami kerusakan, memproduksi kelenjar-kelenjar lemak oleh tekanan dan pelepasan dengan gerakan menepuk. Hal ini dapat bermanfaat untuk memberikan kelembaban pada kulit (Perry & Potter, 2006). Selanjutnya adalah gerakan petrisage. Gerakan ini menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan yang dilakukan secara ringan dan berirama. Adapun manfaat dari gerakan Petrisage adalah memperlancar penyaluran zat-zat dalam jaringan ke dalam pembuluh-pembuluh darah dan getah bening (Sinclair, 2006).

Manfaat petrisage adalah sebagai peningkatan hantaran nutrisi keseluruh tubuh dengan memperlancar aliran darah dan kelenjar getah bening. Jika aliran darah dan getah bening tidak lancar, maka terjadilah pembendungan yang dapat dihindarkan secara positif melalui pengurutan meremas (Sinclair, 2006).

(14)

kulit secara berturut-turut dan berganti-ganti untuk pengurutan punggung, bahu dan lengan. Khasiat gerakan Tapotemen yaitu menyegarkan otot-otot, melancarkan peredaran darah dan getah bening pada tempat yang diurut (Perry & Potter, 2005).

Gerakan yang terakhir adalah gerakan vibration. Vibration adalah gerakan menggetar untuk merangsang atau menenangkan urat syaraf dan menghilangkan kerut pada wajah. Pada pijatan ini gunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menggetarkan kulit secara bergantian. Khasiat gerakan vibrasi adalah untuk melemaskan jaringan-jaringan dan menghilangkan ketegangan (Bain, 2006).

2.4 Akupresur

2.4.1 Pengertian

(15)

jantung, paru-paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pangkreas, sinus dan otak (Fengge, 2012)

2.4.2. Teknik memijat pada terapi akupresur

(16)

merah, berlebihan/hiper dapat dilakukan dengan minimal 50 kali tekanan dan cara pemijatannya berlawanan jarum jam.

Essanovia (2014) menjelaskan beberapa teknik totok saraf (akupresur) pada tubuh jika dilakukan dengan tangan.diantaranya :

2.4.2.1. Teknik mencubit

Totok dilakukan dengan memberikan tekanan dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan pada titik saraf organ yang dijadikan target totok. Teknik ini hanya dapat dilakukan pada jari-jari tangan, kaki dan pada kuku yang merupakan lokasi dimana meridian-meridian utama itu berada.

2.4.2.2. Teknik menepuk

Teknik ini dilakukan dengan menepuk permukaan tubuh tertentu dengan telapak tangan. Fungsinya ialah untuk mendorong energi dan darah untuk mengalir. Tekniknya ialah dengan merapatkan kelima jari dan menepuknya pada target totok yang merupakan titik meridian tertentu sesuai dengan tujuan terapi. Teknik ini dilakukan sebanyak 5-10 kali pada setiap meridiannya.

2.4.2.3. Teknik mengetuk

(17)

2.4.2.4. Teknik menekan

Teknik ini dilakukan dengan menekan titik-titik yang menjadi target totok saraf dengan menggunakan ibu jari. Bisa dengan ibu jari kanan atau kedua ibu jari sekaligus. Jika menggunakan ibu jari tangan kanan, lakukan dengan sedikit menekuk ruas ujung nya pada titik saraf organ yang ditotok. Jika dilakukan dengan kedua ibu jari maka lakukan penekanan tersebut secara bersamaan pada titik saraf organ yang dijadikan target totok.

2.4.3 Waktu yang dibutuhkan untuk akupresur

Alviani (2015) menerangkan bahwasanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pijat refleksi tidaklah sama masing-masing orang. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh tiap orang berbeda sehingga kemampuan untuk menahan rasa sakit pun berbeda pula. Jika daya tahan tubuhnya tidak kuat maka proses pemijatanpun akan memakan waktu lama. Sebaliknya jika daya tahan tubuhnya kuat, waktu yang dibutukan dalam proses pemijatan hanya sebentar.

(18)

2.4.4 Manfaat Pijat Refleksi

(19)

minggu dengan memanjakan diri. Salah satu caranya adalah dengan melakukan perawatan lengkap relaksasi dengan pijat refleksi tubuh. Minimal, lakukanlah pijat refleksi untuk kaki saja. Bagian kaki saja bila dipijat dengan benar akan mampu membuat suasana hati menjadi lebih damai dan tenang. Apalagi jika pemijatan dilakukan oleh orang lain. Kita cukup duduk bersandar sambil memeluk bantal. Ditambah dengan suasana yang aman dan nyaman, membantu memperbaiki mood kita. 5) Meredakan sakit kepala, pijat refleksi banyak digunakan sebagai metode untuk menghilangkan sakit kepala. Ketegangan otot merupakan salah satu penyebab sakit dan pijat refleksi dapat mengurangi tingkat rasa sakit pada kepala dengan menghilangkan ketegangan pada otot. Selain itu, sakit kepala yang disebabkan oleh stress juga dapat dihilangkan. Stress dan factor psikologis lainnya seringkali menimbulkan gejala sakit kepala misalnya migran. 6) Stimulan sistem saraf, jalur saraf yang terbuka akan bermanfaat bagi sistem saraf pusat

2.4.5 Hal yang dilarang saat melakukan pijat refleksi

(20)

melakukan pijat refleksi satu jam sesudah makan. Ini bertujuan agar makanan yang masuk kedalam tubuh bisa dicerna secara maksimal. 3) Jangan memaksa untuk memijat jika kondisi tubuh sedang tidak sehatatau lemah karena seseorang yang akan dipijat memerlukan energy yang cukup. Bila sengaja dipaksakan, maka tubuh akan gampang sakit. 4) Jangan memijat terlalu keras dan lama untuk penderita penyakit jantung, diabetes, kanker dan lever. Cukup lakukan pemijatan tidak lebih dari dua menit saja. 5) Jika anda ingin mulai melakukan pengobatan dengan metoda pijat refleksi, penggunaan berbagai jenis obat kimia sebaiknya dihentikan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan. Akan tetapi jika anda kebetulan penderita sakit jantung atau diabetes, hal tersebut tidak perlu dilakukan. Alasannya penderita penyakit jantung dan diabetes masih memerlukan obat-obat untuk proses penyembuhan secara medis. 6) Khusus untuk penderita sakit ginjal akut, sebaiknya jangan mengkonsumsi air putih lebih dr 150 cc

2.4.6 Posisi Tubuh Ketika Memijat

(21)

posisi pemijat sama tinggi dengan tempat tidur pasien. Posisi yang harus diperhatikan dalam melakukan pemijatan adalah posisi tangan pemijat. Berikut beberapa posisi pijat yang bisa digunakan oleh terapi:

2.4.6.1 Bagian telapak kaki

Ketika memijattelapak kaki kita menggunakan telapak ibu jari dan ujung jari. Tehnik yang digunakan adalah mengurut. Bagaimana posisi tubuh pemijat? Lebih baik pemijat berada diujung kaki pasien atau berada disamping sebelah bawah tubuh paien. Untuk posisi tangan, gunakan kedua tangan (untuk posisi menggenggam) memegang telapak kaki. Ibu jari tangan kanan berada ditelapak kaki(bagian atas), sedangkan jari lain berada dipunggung kaki (bawah). Tangan kiri bisa untuk menopang kaki depan (dibawah jari-jari kaki).

2.4.6.2 Kaki bagian dalam

Posisikan tangan menggenggam kaki pasien bagian luar. Tempatkan jari-jari tangan dibalik telapak kaki, kecuali ibu jari-jari. Kemudian letakkan ibu jari-jari pada kaki sebelah dalam atau diatas titik refleksi. Kedua ibu jari ini nanti akan digunakan untuk mengurut titik refleksi. Sedangkan jari-jari lain digunakan untuk menopang kaki pasien.

2.4.6.3 Kaki bagian atas dan dalam

(22)

2.4.6.4 Bagian telapak tangan,

Cara memijat dibagian telapak kaki. Posisi jari-jari tangan yang memijat berada dipunggung tangan pasien (dibawah titik refleksi), kecuali ibu jari yang berada ditelapak tangan.

2.4.6.5 Bagian punggung tangan,

Posisi tangan pemijat berada diposisi sebaliknya ketika sedang memijat telapak tangan. Kali ini jari-jari tangan pemijat berada ditelapak tangan pasien, kecuali ibu jari, ini karena ibu jari digunaakan untuk melakukan pengurutan pada punggung tangan. Usahakan jari-jari lainnya berada tepat dibawah titik refleksi. Ini supaya jari-jari pemijat bisa menopang tangan pasien.

2.4.7. Reaksi tubuh terhadap akupresure

(23)

menandakan bahwa system peredaran darah dibagian tersebut tidak normal kembali. 4) Untuk penderita penyakit ginjal, biasanya akan mengeluarkan urine berwarna agak keruh yaitu kecoklatan atau kemerah-merahan. Ini merupakan tanda yang bagus karena semua racun dan kotoran berhasil dikeluarkan. 5) Jika setelah pemijatan urat darah berubah menonjol, itu berarti sirkulasi darah justru semakin lancar. Namun jika bagian tumit membengkakitu menandakan bagian kelenjar masih tersumbat sehingga dibutuhkan pemijatan secara terus menerus.

2.5. Landasan teori.

(24)

Teori self-care Dorothea E. Orem memandang pasien sebagai individu yang memiliki potensi untuk merawat dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan (Tomey & Alligood, 2006). Upaya mandiri yang dilakukan oleh penderita yang menjalankan Hemodialisa disebut juga dengan self-care dialysis yang merupakan integrasi dari pendekatan teori self-care Orem yaitu self care agency (Raziyeh, Simin, & Abdolail, 2013)

Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk melakukan perawatan diri. Upaya peningkatan self care agency pada panderita Therapy Hemodilisa dapat dilakukan dengan sistem suportif dan edukatif yaitu memberikan bantuan berupa pemberian informasi dan dukungan pendidikan dengan harapan penderita dapat melakukan perawatan secara mandiri. Perawat bekerjasama dengan Pasien Hemodialisa untuk menetapkan tujuan manajemen diri (self care) dan mendukung perilaku manajemen diri yang positif di bidang aktivitas fisik, peningkatan kualitas tidur dan memperbaiki kualitas hidup (Hunt, 2013)

(25)

.

Dikutip dari: Tomey & Alligood (2006), Smeltzer & Bare (2010), IRR PERNEFRI (2015)

Self Care

agency

Self Care deficit

Nursing agency Self

Care

Therapeuti k Self Care demand

Theory of Nursing System

Supportive/ Educative System

Melakukan therapy

back massage dan

akupresur

Peningkatan Kualitas

Tidur pada pasien

yang menjalankan

(26)

2.7. Kerangka Konsep

(27)

Gambar

Gambar 2.1 proses hemodialisa

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk agresivitas selain perilaku yang terjadi pada konseli lainnya adalah perilaku agresif dalam bentuk verbal yaitu berkta kotor. Sering kali saat konseli

processing of household waste which is right and good and therefore you also need to apply this to make your wastes more useful and have value. a) Processing

Analisis Proximity : merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer, dalam hal ini menggunakan proses buffering (membangun lapisan.. pendukung disekitar

Japan was industrialized countries having a culture is very fast in many ways .This usually measured by work of one of his people that can cut through a market in every country in

Kalibrasi dilakukan untuk memperoleh nilai return flow pada Model Tangki yang mendekati kondisi di lapangan dengan membandingkan nilai return flow simulasi dengan nilai

PENGARUH ATRAKSI WISATA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN KE DAYA TARIK WISATAWADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian yang dilakukan menurut Warnida (2011) serta Ria (2010), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan

Kisi-kisi instrumen variabel motivasi kerja yang disajikan pada bagian ini adalah kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur variabel motivasi kerja