BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal memiliki 2 juta nefron yang dalam kondisi normal bekerja untuk menyaring, menyerap dan mengeluarkan berbagai zat terlarut dan air. Ginjal adalah regulator utama keseimbangan natrium dan air, dan juga homeostasis asam-basa. Ginjal juga memproduksi hormon yang diperlukan untuk sintesis sel darah merah dan homeostasis kalsium (Derebail, et al., 2011).
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). CKD ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat atau tingkatan yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Smeltzer, 2002).
Kejadian CKD di Indonesia cukup tinggi. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Litbangkes, sekitar 0,2% penduduk Indonesia menderita CKD, dimana 0,2% dari jumlah tersebut berada di Sumatera Utara (Riskesdas, 2013).
World Health Organization (WHO) juga menyebutkan bahwa sekitar 2,6% kematian yang ada di Indonesia disebabkan oleh CKD (WHO, 2016).
Menurut National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2014, diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyebab utama dari CKD. Pada tahun 2011, diabetes atau hipertensi merupakan penyakit yang didatakan sebagai 7 dari 10 penyebab baru dari kasus penyakit CKD. Faktanya, penderita CKD memiliki risiko kematian 16 sampai 40 kali sebelum mencapai ESRD (End Stage Renal Disease) (CDC.gov, 2016).
Dikarenakan perubahan fisiologis yang terjadi pada ginjal, banyak panduan yang menyarankan agar dilaksanakan pemantauan terapi obat pada pasien CKD, khususnya pada pasien yang memiliki komplikasi diabetes melitus dan hipertensi. Untuk itu, pengobatan yang disarankan untuk mengatasi komplikasi yang terjadi juga berbeda, sehingga memungkinkan untuk terjadinya masalah terapi obat pada pasien CKD.
Tingkat kejadian penyakit CKD sangat sering terjadi sehingga menempatkan CKD sebagai satu dari sepuluh penyakit besar di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pada tahun 2015, tercatat ada sekitar 413 kasus pasien yang menderita CKD (RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, 2016). Oleh karena berbagai alasan yang telah dikemukakan, maka peneliti merasa perlu dilaksanakan identifikasi masalah terapi obat pada pasien penderita CKD di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang identifikasi masalah terapi obat yang terjadi pada pasien penderita Chronic Kidney Disease (CKD) di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang terjadi pada periode Januari 2015 – Desember 2015.
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal yang telah dikemukakan, maka penulis dapat merumuskan masalah yang terjadi. Perumusan masalah tersebut adalah
a. apakah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita CKD di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015? b. seberapa besar tingkat kejadian masalah terapi obat pada pasien penderita CKD
di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015?
Identifikasi Masalah Terapi Obat Karakteristik pasien:
1. Umur
2. Jenis Kelamin 3. Diagnosa
Parameter : 1. Pemilihan obat yang
kurang tepat
2. Kontraindikasi pemakaian obat
3. Indikasi tidak terobati 4. Masalah dosis
5. Obat dengan mekanisme kerja mirip
6. Potensial interaksi obat Penggunaan obat
1.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dinyatakan, maka penulis dapat membuat hipotesis yakni:
a. telah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita CKD di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015. b. terdapat sejumlah masalah terapi obat pada pasien penderita CKD di ruang
rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015.
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yakni:
a. untuk mengetahui apakah terjadi masalah terapi obat pada pasien penderita CKD di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015.
b. untuk mengetahui seberapa besar masalah terapi obat yang terjadi pada pasien penderita CKD di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan periode Januari 2015 – Desember 2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a. untuk peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis terkait tentang penyakit dan terapi yang digunakan.