• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan Bandara Silangit memiliki sejarah yang cukup panjang.

Sebelum Era tahun 1995. Bandara Silangit telah dibangun pada masa penjajahan

Jepang pada tahun 1943 dengan panjang landasan pacu 500 meter2. Pembangunan

kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas

pacu sepanjang 900 meter2 sehingga menjadi 1.400 meter2. Masyarakat yang

berada di sekitaran bandara silangit tepatnya di Desa Pariksabungan ini masih

belum mengalami perubahan. Masyarakat masih tetap bermata pencaharian

sebagai petani. Hal ini dikarenakan pembangunan bandara silangit belum

sepenuhnya sempurna.

Pada Maret 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan

langsung pengoperasian Bandara Silangit, sejak saat itu pembangunan Bandara

pun mulai kembali dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 2011, Bandara

Silangit akhirnya memiliki landas pacu sepanjang 2.250 meter2 dan direncanakan

pada tahun 2015 akan diperpanjang kembali menjadi 3.800 by 45 meter (12,467

× 148 ft), sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar.

Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini

Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki fasilitas dan

(2)

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan

operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT. Angkasa Pura II (Persero).

Dengan demikian, status bandara ini secara otomatis berubah dari bandara

UPT (Unit Pelaksana Teknis) menjadi bandara komersial1. Hingga pada Bulan

April 2016 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Bandara Silangit

Tapanuli Utara Sumatera Utara oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi. Pada Bulan Desember

2016 Presiden Jokowi ditemani Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan

Keamanan melakukan peresmian Bandara Silangit yang saat ini memiliki ukuran

landasan pacu 2400m x 30 m.

Pembangunan bandara ini dapat dikatakan sebagai pembangunan yang cukup besar di Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam hal ini pembangunan diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat di wilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Coralie Bryant dan Louise White (dalam Taliziduhu Ndrana, 1982:14) pembangunan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan manusia untuk mempengaruhi masa depannya.

Adanya pembangunan Bandara Silangit juga nantinya akan dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Pembangunan tersebut juga nantinya akan merubah keadaan daerah yang tadinya hanya

1

(3)

merupakan suatu pedesaan kemudian akan berubah menjadi sebuah perkotaan yang cukup ramai.

Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini, masyarakat akan mengalami perubahan dalam segi transportasi, perubahan sosial dan ekonomi. Adanya Bandara Silangit ini dapat mempermudah masyarakat pergi keluar kota atau ke negara lainnya. Terutama bagi Orang Batak yang merantau2 akan lebih mempermudah perjalanan mencapai tujuan tanpa harus melalui Bandara Kuala Namu3.

Perubahan dari segi mata pencaharian atau perekonomian masyarakat juga akan berubah. Pada umumnya masyarakat yang berada di Desa Pariksabungan merupakan masyarakat agraris4. Dulunya masyarakat Desa Pariksabungan bermata pencaharian sebagai petani kini sudah ada dari sebagian masyarakat yang bekerja di bandara. Dengan adanya pembangunan Bandara Silangit ini juga akan membuka peluang kerja kepada masyarakat di Desa Pariksabungan dan membuka peluang bisnis untuk membuka usaha di sekitar Bandara Silangit yang dapat memberikan nilai ekonomi tinggi terhadap masyarakat.

2

Merantau merupakan perginya seseorang dari tepat asal dimana ia tumbuh besar ke wilayah lain untuk menjalani kehidupan atau mencari pengalaman.

3

Bandara Kuala Namu merupakan bandar udara internasional yang melayani kota Medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno- Hatta. Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara.

4

(4)

Perubahan dari struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun mengikat kontrak kerja pada Bandara Silangit tersebut (Amri Marzali, 2012:149).

Dalam setiap pembangunan tentu saja diharapkan dapat berdampak positif bagi masyarakat, namum tidak dapat dipungkiri dari adanya pembangunan tersebut juga mungkin akan menimbulkan dampak negatif bagi beberapa pihak tertentu. Oleh karena itu suatu pembangunan tersebut harus direncanakan dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, dan dapat meminimalisir dampak negatif yang mungkin saja akan menimbulkan dampak negatif bagi beberapa pihak tertentu.

Suatu pembangunan tersebut harus direncanakan dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang maksimal, dan dapat meminimalisir dampak negatif yang mungkin akan ditimbulkan dari pembangunan tersebut serta bagaimana caranya agar pembangunan ini dapat sukses dan bermanfaat, tertutama bagi masyarakat setempat dan bukan malah merugikan mereka.

Maka dengan melihat gambaran umum yang telah dipaparkan, maka penulis merasa tertarik untuk menganalisis lebih jauh tentang bagaimana respon masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang terkena dampak langsung atau yang tergusur terhadap pembangunan Bandara Silangit.

(5)

tersebut, maka diperlukan adanya penelitian berkaitan dengan pandangan atau respon masyarakat tentang pembangunan Bandara Silangit.

Pandangan masyarakat diwujudkan dalam bentuk respon dari masyarakat berkaitan dengan pembangunan Bandara Silangit serta kecenderungan rencana yang akan dilakukan pasca bandara terbangun. Respon yang dimaksud dari penulis adalah respon mengenai pembangunan Bandara Silangit. Misalnya dari satu pihak menerima adanya Bandara Silangit, di pihak lain ada yang menolak pembangunan Bandara Silangit. Maka penelitian ini melihat dan menjabarkan bagaimana masyarakat merespon atau memberi tanggapan mengenai pembangunan Bandara Silangit.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, telah dijelaskan bahwa dengan adanya pembangunan Bandara Silangit bukan hanya membawa perubahan fisik melainkan membawa perubahan dari segi transportasi, dan perubahan sosial ekonomi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat di wilayah sekitarnya, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka permasalahan dirumuskan untuk meneliti respon masyarakat Desa Pariksabungan akan keberadaan pembangunan Bandara Silangit penulis menyimpulkan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana respon masyarakat Desa Pariksabungan mengenai keberadaan Bandara Silangit?

(6)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai pembangunan Bandara Silangit sehingga nantinya terlihat bagaimana respon masyarakat di Desa Pariksabungan, baik respon itu positif maupun respon negatif terkait adanya pembangunan bandara silangit tersebut. Maka adanya pembangunan Bandara Silangit ini akan berdampak pada kehidupan kehidupan sosial-ekonomi dan dampak dari keberadaan Bandara Silangit Di Desa Pariksabungan

yang nantinya dapat diketahui masyarakat yang menerima keberadaan

pembangunan Bandara Silangit ataupun masyarakat yang tidak menerima keberadaan pembangunan Bandara Silangit akibat dari pembangunan bandara silangit.

1.4. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Antropologi di dalam memahami respon masyarakat mengenai pembangunan bandara silangit dan juga memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan pembangunan yang bisa membentuk berbagai aspek kehidupan warga masyarakat setempat.

(7)

kemampuan peneliti dalam beradaptasi terhadap kehidupan masyarakat guna mendapatkan data dan keterangan lebih lanjut terkait dengan judul penelitian.

1.5. Tinjauan Pustaka

1.5.1. Pembangunan

Semua pembangunan tidak terlepas dari masyarakat dan sebagai individu penting dalam sebuah pembangunan. Mayor polak mengatakan bahwa masyarakat adalah wadah segenap hubungan sosial yang terdiri dari banyak sekali kolektifitas serta kelompok, dan tiap-tiap kelompok terdiri lagi atas kelompok-kelompok yang lebih kecil (sub kelompok). Menurut Koenjaraningrat (1997) masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Pembangunan dapat didefenisikan sebagai serangkaian upaya yang direncanakan, diupayakan dan lilaksanakan oleh pemerintah, badan- badan lembaga internasional, nasioanal, dan lokal. Terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana merubah cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau hidup sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut (Parsudi Suparlan, 1997:61).

(8)

Pembangunan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi saja tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan. Pembangunan merupakan suatu usaha responsif manusia terhadap lingkungannya. Apakah itu lingkungan sosial, ekonomi, ataupun lingkungan alamnya. Pembangunan itu berarti juga sebagai usaha yang dilakukan secara sadar dan mendasar untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Esensi dari pembangunan itu adalah menciptakan (sesuatu yang berguna) yang belum ada menjadi ada meningkatkan yang telah ada. Dan tujuan akhir dari pembangunan itu adalah bagi manusia karena manusia ialah subjek dan objek pembangunan tersebut (Astrid, 1984).

(9)

Menurut (Todaro, 2005) tujuan dari pembangunan adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan.

2. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-nilaikultural dan kemanusiaan. 3. Perluasan rentang pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu dan bangsa

yakni membebaskan mereka dari ketergantungan.

Pembangunan masyarakat dapat dipandang dari sudut arti luas dan dapat pula dari sudut arti sempit (Thalizuhu, 1990:72). Dalam arti luas, pembangunan masyarakat berarti perubahan sosial berencana. Dalam arti ini sasaran pembangunan masyarakat adalah perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi, teknologi, bahkan politik dan sosial. Dalam arti sempit, pembangunan masyarakat berarti perubahan perubahan sosial berencana di lokasitas tertentu, seperti kampung, desa, kota kecil atau kota besar. Pembangunan masyarakat dalam arti sempit ini dikaitkan dengan berbagai proyek atau program yang langsung berhubungan dengan upaya pemenuhan kebutuhan dan pengurusan kepentingan lokalitas atau masyarakat setempat, dan sepanjang mampu dikelola oleh masyarakat itu sendiri.

(10)

bantuan pelayanan teknis yang bermaksud membnagkitkan prakarsa, tekad untuk menolong diri-sendiri dan kesediaan membantu orang lain, dari pemerintah.

Menurut Dunham (1990) bahwa pembangunan masyarakat sebagai usaha yang terorganisasikan untuk memperbaiki kondisi kehidupan komunitas, kemampuan integrasi dan kemampuan untuk berkembang secara mandiri.

Ada empat unsur dasar pembangunan masyarakat menurut Dunham (dalam Ndraha, 1990)

1. Program berencana

2. Pembangkitan tekad masyarakat untuk menolong diri sendiri dan tidak selalu bergantung pada pihak lain

3. Bantuan teknis (dari pihak lain) termasuk personil peralatan dan dana 4. Pemanduan berbagai keahlian untuk membantu masyarakat

Adapun dampak yang hadir dari pembangunan Bandara Silangit ini dari berbagai segi kehidupan masyarakat baik itu pada stuktur sosial dan ekonomi maupun lingkungannya. Struktur sosial juga akan mengalami perubahan karena masyarakat sekitar akan menjadi buruh, karyawan ataupun menikat kontrak kerja pada perusahaan (Amri Marzali, 2012:149). Dalam suatu dampak pasti akan ada suatu perubahan yang besar, dan untuk mempelajari perubahan dalam masyarakat perlu diketahui sebab-sebab terjadinya perubahan itu sendiri.

1.5.2. Respon

Respon merupakan bentuk kesiapan dalam menentukan sikap baik dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atau situasi5. Respon merupakan suatu

5

(11)

tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu (sobur, 2003). Menurut (anwar, 1998) respon seseorang dapat dilihat dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif. Apabila respon positif maka orang yang bersangkutan cenderung untuk menyukai atau mendekati objek sedangkan respon negatif cenderung untuk menjauhi objek tersebut.

Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok. Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut. Respons merupakan reaksi terhadap stimulus yang terbatas pada perhatian persepsi, pengetahuan, kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut6. Abidin (1997:51-57) memberikan pengertian respon adalah reaksi yang dilakukan seseorang terhadap rangsangan, atau perilaku yang dihadirkan rangsangan. Respon muncul pada diri manusia melalui suatu reaksi dengan urutan yaitu : sementara, ragu-ragu, dan hati-hati yang dikenal dengan trial responser, kemudian respon akan terpelihara jika organisme merasakan manfaat dari rangsangan yang datang.

Respon terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognisi (pengetahuan), komponen afeksi (sikap) dan komponen psikomotorik (tindakan). komponen kognisi mempermasalahkan bagaimana cara memperoleh pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, serta bagaimana dengan kesadaran itu seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Setiap perilaku manusia didahului oleh proses

6

(12)

kognisi yang memberi arah terhadap perilaku dan setiap lahiriahnya baik dirasakan maupun tidak dirasakan7.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku atau tindakann seseorang terhadap sesuatu. Mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku seseorang. Komponen Afeksi (sikap), komponen sikap cenderung untuk bertindak, beroperasi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan bersifat evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. komponen psikomotorik (tindakan), Jones dan Davis mendefinisikan bahwa tindakan adalah keseluruhan respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi.

Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok. Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut. Respons ada dua jenis yaitu respons aktif yang disertai oleh tindakan individu akibat adanya rangsangan, kedua adalah respons pasif yaitu rangsangan yang tidak disertai oleh tindakan. Respons adalah kepribadian seseorang yang diwujudkan

7

(13)

dalam perbuatan nyata, pendapat, pendirian, keyakinan dalam menghadapi rangsangan.

Menurut Mc Quail dalam Fitriyani (2011:36) bahwa tanggapan adalah suatu proses dimana individu berubah atau menolak perubahan sebagai tanggapan terhadap pesan yang dirancang unutk mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap dan partisipasi. Menurut Louis Thursone tanggapan merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka pada pemahaman yang mendetail terhadap ide-ide suatu hal yang khusus.

Tanggapan pada prosesnya di dahalui sikap seseorang karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku dalam menghadapi suatu masalah tertentu.melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana tanggapan mereka terhadap kondisi tertentu. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui, yaitu:

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Dalam hal ini respon yang dimaksud penulis untuk mengetahui respon masyarakat yang positif dan tanggapan yang negatif mengenai pembangunan Bandara Silangit, adapun indikatornya sebagai berikut:

(14)

Memberikan peluang kerja bagi bagi masyarakat seperti membuka kios, rumah makan di sekitar Bandara Silangit

Memberikan lapangan kerja yang baru untuk masyarakat

Memberikan nilai ganti rugi tanah yang terkena dampak pembangunan bandara (bagi yang sudah mendapatkan ganti rugi tanah)

2. Indikator Respon Negatif

Hilangnya lahan pertanian masyarakat akibat pembangunan Bandara Silangit

Pencemaran lingkungan seperti kebisingan

Tidak mendapatkan nilai ganti rugi tanah bagi tanah masyarakat yang terkena dampak pembangunan bandara

1.5.3. Perubahan Sosial dan Ekonomi

Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur atau tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir, sikap, tindakan ataupun kehidupan sosialnya.

Menurut (Soekanto, 1990) perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memperngaruhi sistem sosialnya. Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat lainnya.

(15)

perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. EmileDurkheim mengatakan bahwa perubahan sosial dapat terjadi sebagai hasil faktor-faktor ekologis dan demografis yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial merupakan suatu proses pergerseran tatanan masyarakat yang terjadi karena perubahan secara geografis, kebudayaan material, kependudukan, difusi dan penemuan-penemuan baru oleh masyarakat yang mana dapat mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik. Perubahan sosial bisa disebut sebagai suatu konsep yang serba menyeluruh yang didokuskan kepada perubahan fenomena sosial di berbagai kehidupan manusia dari tingkat individual hingga tinggkat dunia (Robert Lauer:1993)

(16)

Perubahan ekonomi, merupakan proses berubahnya sistem masyarakat yang meliputi perubahan kehidupan perekonomian masyarakattersebut. Hal tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan penghasilan, bahkan sampai peningkatan taraf kehidupan yang lebih baik lagi (jayadinata dan pramandika, 2006). Pembangunan ekonomi akan terhambat kecuali jika mau mempelajari sikap bekerjasama, mengkehendaki kemajuan, menghargai pekerjaan, dansebagainya. Bahkan perubahan menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pemeliharaan kesehatan sekalipun, mungkin menghadapi rintangan karena sikap tradisional.

Perlu dibangunnya perekonomian yang baik bukanlah sekedar suatu pemihakan kepada rakyat tetapi juga merupakan strategi pembangunan yang tepat. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, membuka lapangan kerja bagi rakyat dan menumbuhkan nilai tambah ekonomi pada sektor ekonomi yang digeluti oleh rakyat tersebut ( mengutip Johara T. Jayadinata dan Pramandika, 2006 : 16 ).

Masyarakat Desa disuatu daerah hidup dalam ekonomi subsistem, yaitu sistem ekonomi dimana komunitas memenuhi kebutuhannya berdasarkan produksi dan jasa yang mereka kembangkan dan hasilkan sendiri yang umumnya berasal dari tani-mina : sawah, perkebunan, ladang, hutan, sungai, danau, tambak dan laut ( Mengutip Hanif Nurcholis, 2011 : 11 ).

(17)

serta meningkatnya produktivitas dan pendapatan masyarakat didaerah tertentu ( Tri Haryanto, 2007 : 25 ). Perubahan ekonomi yang terjadi ditengah masyarakat dengan adanya Bandara Silangit yang berbatasan langsung dengan tempat tinggal mereka tentunya memberikan manfaat seperti perluasan kesempatan kerja sehingga bisa menopang ekonomi masyarakat.

1.5.4. Airport atau Bandara

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Menurut PT (persero) Angkasa Pura Bandar Udara adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 1996 tentang kebandarudaraan pasar 1 mengatakan bahwa bandara adalah lapangan terbang yang diperunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang atau bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan fasilitass keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Menurut Pasal 1 angka 33 UURI No. 1 Tahun 1999 tentang Penerbangan,

(18)

antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Definisi tersebut secara garis besar sebuah bandara memiliki fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu namun bandar udara-bandar udara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Bandar udara juga harus memiliki peran sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pembangunan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi sehingga memunculkan keselarasan pembangunan nasional dalam pembangunan suatu daerah yang menjadi lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan ekonomi.

Berdasarkan keputusan menteri perhubungan No. KM 44 Tahun 2002, bandara dapat dibedakan berdasarkan hirarki fungsional udara, penggunaan bandara, dan status bandara. Hirarki fungsional bandara yaitu dapat di generalisasikan menjadi fungsi bandara yang dibedakan dalam bentuk hirarki fungsional bandara yaitu:

1. Bandara pusat penyebaran, berfungsi untuk menyebarkan penumpang ke bandara yang lain di suatu tempat baik itu domestik maupun mancanegara. 2. Bandara bukan pusat penyebaran, yaitu berfungsi sebagai sarana untuk

(19)

Adapun fungsi bandara ini untuk masyarakat setempat menurut peraturan direktur jenderal perhubungan udara No. SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Bandar Udara yaitu:

1. Bandar udara yang merupakan simpul yang merupakan simpul dalam jaringan transportasi udara sesuai dengan hirarki fungsinya yaitu bandar udara pusat penyebaran.

2. Bandar udara sebagai pintu gerbang perekonomian Nasional dan Internasional. 3. Bandar udara sebagai tempat kegiatan alih moda transportasi.

Pemerintah dan masyarakat berharap Bandara Silangit yang berada di Desa Parik Sabungan memberikan dampak yang positif sehingga masyarakat dapat merasakan langsung pembangunan bandara tersebut yang nantinya dapat merubah kehidupan ekonomi masyarakat.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Lokasi Penelitian

(20)

Gambar 1.1

Peta lokasi Kabupaten Tapanuli Utara

Gambar 1.2 Peta lokasi Sumatera Utara

Jarak dari Bandara Kuala Namu – Bandara Silangit

(21)

menggunakan angkutan umum selama 7 jam. Jika dengan menggunakan pesawat dari Bandara Kuala Namu menuju Bandara Silangit dapat di tempuh selama ½ jam.

1.6.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Etnografi8. Dalam penelitiaan keberadaan bandara silangit di Desa Parik Sabungan Kabupaten Tapanuli Utara ini, saya menggunakan beberapa cara dalam mengsumpulkan data, antara lain:

Metode Observasi

Dengan metode ini saya akan melakukan kontak dan melakukan pengamatan langsung ke lapangan selama 30 hari. Dalam kesempatan ini penulis melakukan pengamatan terhadap masyarakat, seperti mengamati interaksi dan kegiatan masyarakat di sekitar bandara silangit dan kegiatan di perladangan masyarakat, yaitu untuk mengamati dan mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat mengenai pembangunan bandara silangit. Dalam metode ini peneliti juga akan mecatat hasil lapangan, merekam atau mengambil foto hal-hal penting yang berhubungan dengan judul penelitian.

Metode wawancara

Tujuan peneliti melakukan metode ini adalah untuk menggali informasi terkait judul penelitian. Dengan cara seperti ini maka peneliti akan meyimpulkan bagaimana respon masyarakat terhadap pembangunan Bandara Silangit. Dalam

8

Metode Etnografi merupakan suatu strategi pencapaian dalam mendeskripsikan tentang

(22)

hal ini penulis akan melalukan wawancara kepada pihak Kepala Bandara Silangit, Kepala Desa, dan Tokoh Adat sebagai informan kunci.

Penulis juga akan mewawancarai pengurus atau karyawan yang bertugas di Bandara Silangit sebagai informan pangkal dan juga akan mewawancarai kelompok petani sebagai informan biasa yang merupakan masyarakat sekitar dan memiliki lahan pertanian disekitar bandara silangit, serta beberapa masyarakat setempat yang ada di Desa Parik Sabungan. Hal ini demikian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data secara luas dan menyeluruh sesuai dengan kondisi saat ini.

Dokumen

Disamping melakukan pengamatan langsung, saya juga telah mengutip data yang bersifat tidak langsung, yaitu berupa dokumen-dokumen dari beberapa instansi terkait. Sebagian besar data penelitian ini saya kutip dari dokumen tahunan Desa Parik Sabungan yang diperoleh dari Kepala Desa dan dokumen dari Bandara Silangit mengenai sejarah pembangunan bandara silangit ataupun yang berkaitan dengan bandara.

1.7. Pengalaman Penelitian

(23)

Penelitian ini dilakukan di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Hal ini di dasari karena adanya pembangunan atau keberadaan Bandara Silangit yang selama ini diyakini bisa menyebabkan berbagai perubahan pada aspek kehidupan masyarakat Desa Pariksabungan.

Pada hari pertama (25 April 2017, pukul 07.30 WIB) peneliti mulai kelapangan. Hari pertama peneliti datang ke kantor PT.Angkasa Pura Bandara Silangit untuk menyampaikan surat izin penelitian Awalnya peneliti sangat ragu-ragu dan merasa kuatir apakah nantinya pihak Bandara sekitar memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Bandara tersebut.

Suasana dan keadaan kantor masih sangat sepi hal ini dikarenakan karyawan kantor belum berdatangan. Peneliti mulai merasa degdegkan saat ini menjumpai Bapak Hotasi sebagai kepala Bandara Silangit. Saat ingin menjumpai, sekretaris Bapak Hotasi menyampaikan bahwa peneliti tidak bisa dijumpai karena sibuk dan pada saat itu juga akan berangkat ke Jakarta. Peneliti mulai merasa sedih karena beliau tidak bisa diwawancarai. Tetapi tidak menjaga persoalan bagi sipeneliti karena sipeneli di izinkan untuk melakukan penelitian di Bandara Silangit.

(24)

peneliti merasa sangat senang dengan hal itu. Wawancara tersebut berlangsung selama hampir 2 jam.

Keesokan harinya pada tanggal 26 April 2017 si peneliti berniat ingin menjumpai Bapak M. Tampubolon sebagai Kepala Desa Pariksabungan. Pukul 09.00 wib si peneliti sudah ada di kantor Kepala Desa Pariksabungan. Ternyata tidak sesuai yang diharapkan oleh si peneliti. Kantor Kepala Desa saat itu sangatlah ramai dan ternyata dikantor Kepala Desa melakukan musyawarah bersama dengan masyarakat. Tentunya dengan keadaan ini peneliti tidak bisa melakukan wawancara.

Pada tangggal 27 April 2017 sekitarnya. Sebelum sampai di Desa Sopokomil peneliti berencana untuk melakukan pendekatan dengan Kepala Desa Sopokomil terlebih dahulu. Bahasa menjadi hal yang sulit peneliti lakukan pada saat melakukan pendekatan kepada masyarakat karena bahasa yang digunakan adalah bahsa Batak Toba. Walaupun demikian peneliti mencoba menggunakan bahasa Batak Toba bercampur dengan bahasa indonesia.

Peneliti merasa nyaman saat berbicara dengan Kepala Desa tersebut karena beliau sangat sopan ramah dan baik dan menerima peneliti sebagai tamu dengan senang. Hal inilah yang semakin membuka jalan untuk penelitii. Peneliti memberanikan diri memberitahu maksud dan tujuan peneliti yang sebenarnya. Dengan senang hati Bapak kepala desa memberikan izin untuk melakukan penelitian.

(25)

peneliti tetap harus memberanikan diri untuk melakukan wawacara. Saat wawancara berlangsung semua berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan. Keesokan harinya peneliti melakukan observasi dan wawancara di terminal Bandara Silangit. Selama 1 minggu peneliti melakukan observasi langsung, melihat kegiatan yang dilakukan dibandara serta mewawancarai karyawan ataupun penumpang bandara. Semua karyawan menerima kedatangan peneliti dan membantu peneliti melakukan penelitian di bandara tersebut. Pada saat itu peneliti menemui Bapak Robert karena sebelumnya saya disuruh sekretaris bandara untuk menemui beliau. Peneliti menjelaskan maksud kedatangannya, dengan senang hati Bapak robert berbaik hati mendampingi saya utuk melihat dan menjelaskan keadaan bandara.

Pengalaman selama penelitian sangat mengesankan, ada pengalaman duka dan sukanya. Hingga pada 28 April 2017 peneliti sangat merasa sedih ketika seorang informan menolak untuk diwawancarai. Saat itu tepat didepan bandara peneliti duduk dan disamping peneliti ada seorang ibu yang sedang duduk sambil memegang hp, kemudian peneliti mencoba memberanikan diri untuk menyampaikan maksud dan eneliti, tetapi semua tidak sesuai yang diharapakn, beliau langsung mengatakan kepada peneliti:

“saya tidak tahu itu, sudahlah orang lain wawancarai

jangan saya dan masih banyak orang disini untuk

diwawancarai”

(26)

bandara dan selanjutnya peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada masyarakat setempat.

Awalnya peneliti takut untuk melakukannya karena tidak pandai mengucapkan bahasa Batak Toba tetapi mengartikannya tahu. Pada tanggal 3 Mei mulai melakukan pendekatan kepada masyarakat. Saat itu peneliti pergi ke warung Ibu Hutagaol niat untuk melakukan wawancara, tetapi si peneliti melakukan pendekatan dengan membeli makanan dan minuman dari warung tersebut. Peneliti mulai melakukan wawancara, menjelaskan maksud dan tujuan saya, kemudian beliau dengan senang hati menerima peneliti. Peneliti memulai wawancara dengan beliau walaupun sedikit terganggu karena pembeli datang ke warung ibu tersebut. Ibu tersebut mulai mencerikan bagaimana iya memberikan respon terhadap kehadiran bandara. Wawancara ini berlangsung sekitar 2 jam.

Keesokan harinya peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat yang lainnya. Beruntungnya saya mendaptkan informan yang mengerti dengan bahasa Indonesi dan dengan ini tidak mempersulit saya untuk melakukan wawancara.

Pengalaman peneliti juga sangat berkesan ketika peneliti melakukan wawancara kepada tokoh adat di Desa Pariksabungan. Dimana pada saat itu sipeneliti yang tidak begitu lancar berbahasa batak toba dan informan peneliti tidak lencar berbahasa Indonesia sehingga membuat waktu wawancara peneliti sangat lama.

(27)

Gambar

Gambar 1.1 Peta lokasi Kabupaten Tapanuli Utara

Referensi

Dokumen terkait

Kepada pengelola bandara, hendaknya memberi peluang/memberi kemudahan bagi masyarakat untuk membuka dan mengelola usaha ekonomi di sekitar bandara, dan kepada para Peneliti atau

Hasil dari penelitian ini adalah strategi yang baik dalam pengembangan Bandara Silangit adalah strategi WO (Weakness Oportunity) yaitu dengan memaksimalkan atau memperbaiki

pembangunan bandara sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Desa Tonggurambang adanya pembangunan bandara surabaya 11 dapat meningkatan laju perekenomian

Setelah adanya BUMDes mulai ada perubahan, pengembangan BUMDes di pedesaan telah membuka peluang usaha bagi masyarakat, adapun dari beberapa masyarakat yang pendapatannya

Dampak positif yaitu membuka peluang bagi pelaku usaha untuk membuka usaha sekitar pembangunan jalan tol, sedangkan dampak negatifnya pembangunan jalan tol menyebabkan pendapatan

Sosial yang berkaitan dengan dampak suatu pembangunan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses perubahan masyarakat. pada dasarnya merupakan perubahan pola perilaku kehidupan dari

Pemanfaatan peluang usaha pasca pembangunan tersebar merata atau dalam artian bahwa kapasitas masyarakat pendatang desa Parik Sabungan dalam memanfaatkan peluang usaha