• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keberadaan Bandara Silangit (Studi Etnografi Mengenai Respon Masyarakat Desa Pariksabungan Kabupaten Tapanuli Utara)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Desa Parik Sabungan

2.1.1. Asal-usul Desa Pariksabungan

Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan

Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Desa

Pariksabungan telah berhenti sejak tahun 1947 yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh

masyarakat dari tiga Dusun yaitu:

Dusun I : Pariksabungan

Dusun II : Sipintupintu

Dusun III : Pintu Bosi

Asal nama Pariksabungan timbul atas prakarsa Sisingamangaraja XII yang

berawal dari pembuatan tembok tanah memanjang untuk tempat berlindung

melawan penjajah pada saat itu. Maka para tokoh masyarakat mengartikan tembok

tersebut dengan sebutan Pariksabungan yang berarti tembok besar dan memanjang

atau disebut tembok inti.

Sebelum terbentuk Desa Pariksabungan, wilayah ini dipimpin oleh Raja

Ihutan Simanjuntak yang berasal dari Dusun III Pintubosi dan digantikan oleh

Raja Ihutan Simanjuntak dari Sihatandohan. Dan setelah itu disebut dengan nama

Kepala Nagari Pohan Julu yang dipimpin oleh Israel Simanjuntak dan dibantu

oleh satu orang Dewan Tampubolon dari Sipintupintu. Dan setelah kepala Nagari

(2)

dibentuklah Huta atau kampung yang dipimpin oleh Kampung Bilhem

Tampubolon. Maka pada tahun 1947 dibentuklah sistem pemerintahan yang

mempunyai SK (Surat Keputusan) jabatan yaitu Desa Pariksabungan.

Berikut ini adalah nama-nama Kepala Desa hasil pemilihan:

1. Kepala Kampung, Salmen Simanjuntak (1947-1961)

2. Kepala Kampung, Mentar PanjaitanPongat Simanjuntak (1991-2007)

3. Kepala Desa, Sondang Tampubolon (1961-1984)

4. Kepala Desa, Pongat Saimanjuntak (1991-2007)

5. Kepala Desa, Mangatur Tampubolon (2007- sampai sekarang)

Setelah terpilih kembali Kepala Desa yang baru pada tahun 2015 yaitu

Mangatur Tampubolon terbentuklah Dusun yang baru disepakati melalui

musyawarah pada tanggal 02 Februari 2016 yang diberi nama Dusun Sipintupintu

II.

2.1.2. Sejarah Pemerintahan Desa Pariksabungan

Pemerintahan di Desa Pariksabungan memiliki legenda yang bersejarah.

berawal dari pembuatan asal nama Pariksabungan dan pemimpin yang berperiode

yang berbeda-beda selama masanya. Pemerintahan masa itu dipimpin oleh Raja

Ihutan Simanjuntak yang berasal dari Dusun III Pintubosi.

Adapun nama-nama Kepala Desa dan struktur pemerintahan sebelum dan sesudah

berdirinya Desa Parik Sabungan sebagai berikut:

1. Salem Simanjuntak, sebagai Kepala Kampung yang berperiode selama 5

(3)

2. Mentar Panjaitan, sebagai Kepala Kampung yang berperiode selama 20 tahun.

Mulai dari tahun 1961-1984.

3. Sondang Tampubolon, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 6 tahun.

Mulai dari tahun 1984-1991.

4. Pongat Simanjuntak, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 12 tahun.

Mulai dari tahun 1991-2007.

5. Mangatur Tampubolon, sebagai Kepala Desa yang berperiode selama 6 tahun.

Mulai dari tahun 2007-2013.

6. Marojahan Hutasoit, sebagai pejabat yang berperiode selama 1 tahun. Mulai

dari tahun 2013-2014.

7. Agustina Simanjuntak, sebagai pejabat yang beriode selama 1 tahun. Mulai

dari tahun 2014-2015.

8. Mangutur Tampubolon, Hasil pemilihan 2015 menjabat sebagai Kepala desa

sampai sekarang.

2.2. Kondisi Letak dan Geografis Desa

Desa Pariksabungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

Siborongborong Tapanuli Utara. Desa Pariksabungan memiliki luas wilayah 1.125

Ha atau 5,2 km2.. Desa Pariksabungan berada pada pegunungan dengan memiliki

topografi berbukit-bukit dengan kemiringan rata-rata 30 º dan berada pada

ketinggian rata-rata 2500 dpl dengan jenis tanah yang pada dasarnya adalah

tandus atau kering. Adapun iklim di Desa Parik Sabungan ini dingin dengan

kelembaban rata-rata 20 serta curah hujan cukup tinggi mencapai 3000-3500

(4)

Desa Pariksabungan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatas dengan Desa Tangga Batu Kecamatan Tampahan.

2. Sebelah Selatan berbats dengan Desa Pohan Tonga/Lobu Siregar Kecamatan

Siborongborong.

3. Sebelah Timue berbatas dengan Desa Pohan Julu Kecamatan Siborongborong.

4. Sebelah Barat berbatas dengan Desa Silando Kecamatan Siborongborong.

Jarak ± 7 km dari kecamatan ke Desa Pariksabungan. Jika Menggunakan

angkot dari Medan ke Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong dapat

ditempuh 238 km selama 7 jam. Namun jika ditempuh dengan pesawat dari

Kualanamu ke siborongborong dapat ditempuh ½ jam ke Bandara Silangit. Dari

Bandara ke Desa Parik Sabungan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat

selama 5 menit.

Adapun dusun yang menjadi bagian administrasi Desa Pariksabungan ini

antara lain adalah Dusun I, Dusun II, Dusun III, dan Dusun IV. Keempat Dusun

ini memiliki luas masing-masing. Adapun perincian luas wilayah sebagai berikut:

1. Dusun I : 370. Ha

2. Dusun II : 200. Ha

3. Dusun III : 200. Ha

4. Dusun IV : 240. Ha

2.3. Kependudukan

Penduduk merupakan setiap orang yang mendiami suatu wilayah tertentu

pada waktu tertentu, terlepas dari warga negara dan bukan warga negara.

(5)

penduduk. Dua hal inilah yang mempengaruhi perkembangan jumlah penduduk

di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong Penduduk Desa

Pariksabungan tediri dari beraneka ragam Agama dan Suku.

Desa Pariksabungan yang memiliki 4 Dusun, terdiri dari 3 Agama yang

dianut dan terdiri dari beberapa Suku. Adapun Agama yang di anut penduduk

diantaranya Agama Islam, Agama Katolik, dan Agama Protestan. Sedangkan

Suku yang berada di Desa Pariksabungan diantaranya Batak Toba, Nias, Jawa,

Karo dan Batak simalungun.

Penduduk Desa Pariksabungan berasal dari berbagai daerah yang

berbeda-beda. Dimana mayoritas penduduk yang paling dominan berasal dari Suku Batak

sehingga tradisi-tradisi musyawarah untuk mufakat, gotong-royong dan kearifan

lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Parik

Sabungan dan hal tersebut secara efektif dapat menghindari adanya

benturan-benturam amtar kelompok masyarakat.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Kelamin No Nama Dusun Jumlah (Jiwa) Total

LK PR

1 Dusun I 247 263 510

2 Dusun II 339 351 690

3 Dusun III 110 119 229

4 Dusun IV 200 215 415

Jumlah 896 948 1.844

(6)

Berdasarkan jumlah penduduk, Desa Pariksabungan mempunyai jumlah

penduduk 1.844 Jiwa, yang terdiri dari laki-laki 987 Jiwa, Perempuan 1.095 Jiwa

dan 418 KK (Kepala Keluarga) yang terdiri dalam 4 Dusun

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Bersadarkan Agama N

o

Nama Dusun Agama

Islam Protestan Katolik Hindu Budha

1 Dusun I 11 489 10 0 0

2 Dusun II 4 674 12 0 0

3 Dusun III 0 129 0 0 0

4 Dusun IV 0 533 0 0 0

Jumlah 15 1.807 22 0 0

Sumber: Data RPJM Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong 2016

Berdasarkan jumlah penduduk yang beragama protestan terdiri dari 1.807

jiwa, katolik 22 Jiwa. islam 15 Jiwa, budha 0 jiwa dan Hindu 0 jiwa.

Tabel 2. 3

Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa)

Sumber: Data RPJM Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong 2016

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk menurut jenis pekerjaannya

sebagai berikut: petani 713 orang, pedagang 90 orang, PNS 21 orang, Buruh 50

(7)

2.4. Potensi-Potensi Desa Parik Sabungan

Mengingat masyarakat Desa Pariksabungan yang pada dasarnya dominan

berprofesi sebagai petani maka hal ini penting untuk mengetahui luas penggunaan

lahan di Desa Pariksabungan dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian

besar penduduk di Desa Pariksabungan.

Secara rinci penggunaan lahan di Desa Pariksabungan terdiri dari

persawahan 55 Ha. pemukiman 300 Ha, perkebunan atau perladangan 194 Ha,

perikanan 1 Ha, hutan milik negara 126 Ha, pendidikan 5,5 Ha, pemakaman 1,5

Ha, tempat beribadatan 2 Ha, hutan rimba 10 Ha.

Berdasarkan luas lahan sarana sosialnya beragam seperti puskesmas 0,02

ha, 8 unit gereja 3 ha, 2 unit Sd Negeri 0,5 ha, 1 unit kampus 15 ha, jalan umum

atau jalan cdusun 10.000 m, salurah irigasi pembuangan 500 ha, bandara 8- ha,

Hotel atau losmen 3 ha, SPBU 0,5 ha.

Dengan keadaan topografi yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan

dengan kemiringan rata-rata 30º dan iklim dingin menjadi salah satu faktor

penentu mayoritas pekerjaan masyarakat sebagai petani. Untuk jenis tanaman non

padi (palawija) adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah. Untuk

tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel,

Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan

Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem

(8)

Selain jenis tanaman ada juga untuk peternakan, pada umumnya

masyarakat mengusahakan ternak babi, kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak

unggas ayam dan itik dimana kotoran yang dihasilkan oleh ternak ini

dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk lahan pertanian mereka.

2.5. Sarana dan Prasarana Desa 2.5.1. Sarana Kesehatan

Salah satu kebijakan pemerintah di bidang kesehatan adalah dengan

menyediakan berbagai infrastruktur dan pengadaan tenaga-tenaga kesehatan

dalam usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan umum. Hal ini merupakan

prioritas setiap orang untuk mewujudkan desa yang sehat.

Desa Pariksabungan memiliki 1 unit puskesmas, Polindes sebanyak 1

unit, MCK 1 unit dan Air Bersih 5 unit. Sarana tersebut selalu di manfaatkan

masyarakat setempat untuk mengobati segala macam penyakit seperti demam,

batuk, dan penyakit gejala ringan lainnya. Jika sarana tersebut tidak dapat atau

tidak mampu menangani penyakit yang tergolong cukup parah misalnya kanker,

demam berdarah atau penyakit lainnya maka akan disarankan untuk di bawa

kerumah sakit umum yang berada di Balige agar mendapatkan perawatan yang

(9)

Foto 2.4

Polindes Desa Pariksabungan

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2.5.2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di Desa Pariksabungan terdiri dari bangunan sekolah

dasar (SD Negeri) dengan jumlah 2 gedung, TK/PAUD dengan jumlah 2 gedung,

dan Universitas (swasta) dengan jumlah satu gedung.

Foto 2.5

SD Negeri 177047 Desa Pariksabungan

(10)

2.5.3. Sarana Ibadah

Pada umumnya jumlah sarana ibadah yang terdapat di Desa Pariksabungan

adalah 8 (unit) bangunan gereja dan tidak mempunyai masjid ataupun mushola.

Ketertidaksediaan bangunan masjid ini dikarenakan minimnya warga yang

beragama muslim, maka warga yang beragama muslim biasanya melakukan shalat

di masjid yang letaknya di Desa Pohan Tonga siborongborong. Sekitar 7 menit

dari Desa Pariksabungan dengan menggunakan sepeda motor. Walaupun

demikian masyarakat di Desa Pariksabungan tetap menjalankan ibadanya

masing-masing.

2.5.4. Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Pariksabungan

berupa warung, kedai atau toko kelontong dengan bentuknya yang sederhana,

pasar desa, cafe dan tempat pelelangan ikan. Semua sarana perdagangan ini milik

pribadi dan ada yang menyewa. Warung, kedai atau toko menjual makanan,

minuman, rokok, kerupuk dan obat-obatan. Hal ini dilakukan masyarakat demi

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Terutama pedagang yang terletak dekat

dengan lokasi Bandara Silangit.

2.5.5. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh penduduk

setempat adalah kendaraan angkutan umum. Hal ini disebabkan oleh karena

situasi jalan yang sudah membaik dan didukung dengan keadaan ekonomi

(11)

untuk bekerja lebih giat dan efektif guna meningkatkan produktifitasnya. Untuk

menjangkau pusat kota tidak sulit untuk mencari angkutan umum.

Selain itu sarana transportasi penerbangan juga terdapat di Desa

Pariksabungan yaitu Bandara Silangit. Bandara ini sudah ada sejak tahun 1943

namun belum dapat di operasikan. Seiring dengan berjalannya waktu, Bandara

Silangit terus melakukan perubahan dengan menambah landasan pacu dan

menambah fasilitas yang ada di Bandara Silangit. Hingga pada tahun 2016

Bandara Silangit sudah mulai berkembang, diresmikan dan dapat dioperasikan.

Perjalanan menuju Desa Pariksabungan lebih kurang 7 km dari ibu kota

Kecamatan. Namun jika menggunakan pesawat dari Medan (Bandara Kuala

Namu) ke Desa Pariksabungan dapat ditempuh hanya ½ jam.

2.6. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat 2.6.1. Kehidupan Sosial

Manusia merupakan sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dengan

makhluk lainnya dan hidup bermasyarakat sehingga dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, manusia harus hidup saling tolong menolong sesama manusia dalam

masyarakat. Seperti di Desa Pariksabungan masih memegang teguh sistem

gotong-royong dalam kehidupan sehari-harinya misalnya dalam memperbaiki

jalan atau parit aliran air dan melakukan musyawarah bersama

Dari keragaman etnis masyarakat Desa Pariksabungan tercermin etnis

budaya adat yang beragam sesuai dengan adat istiadat dan kebiasaan dilingkungan

masyarakat Desa. Dari berbagai etnis, adat dan kebiasaan di lingkungan terdapat

(12)

diantaranya, satu Budaya partamiangan9 Bona Taon10 yang dilakukan oleh

sekelompok orang, kedua Arisan marga11 yang dilakukan oleh sekelompok orang

memiliki marga yang sama. Misalnya Arisan marga Simanullang, arisan marga

sinaga dll, ketiga marbinda12 yang dilakukan dalam 2 kali dalam setahun, keempat

tor-tor13 yang dilakukan oleh beberapa orang, kelima kegiatan lembaga adat

Dalihan Natolu14.

2.6.2. Kehidupan Ekonomi

Pada umumnya masyarakat di Desa Pariksabungan bertumpu pada bidang

pertanian. Kehidupan ekonomi terutama tergantung pada usaha pengelolaan tanah

untuk keperluan pertanian, peternakan termasuk juga perikanan darat. Kondisi

ekonomi masyarakat di Desa Pariksabungan dapat dilihat dari tata guna tanah atau

penggunaan tanah oleh petani.

Penggunaan tanah oleh petani tidak hanya terbatas pada satu macam tanah

saja apabila dilihat dari letak tanahnya. Pada umumnya Desa Parik Sabungan

memiliki potensi di bidang pertanian. Areal tanah yang cukup luas untuk

dikembangkan sehingga tidak menutup kemungkinan sebagian besar

penduduknya bermata pencaharian petani.

Usaha pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Pariksabungan,

antara lain padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, cabe, tomat,

terong, bawang, daun sop, bawang pre, jipang, sayur kol, kopi, pepaya, jambu biji,

9

Partamiangan bagi orang Batak Toba merupakan suatu kegiatan ibadah.

10

Bona taon adalah awal tahun.

11

Marga adalah identitas yang dimiiki etnik Toba.

12

Marbinda adalah menyembelih seekor hewan untuk dibagi bersama. 13

Tort-tor adalah tarian yang gerakannya seirama dengan iringan musik. 14

(13)

pisang dan lainnya. Semua ini di taman oleh masyawarakat di depan rumah,

belakang rumah dan di ladang masing-masing.

Selain bertani, beternak juga sebagai sumber mata pencaharian masyarakat

Desa Pariksabungan. Umumnya masyarakat beternak babi, kerbau dan unggas.

Semuanya ini dapat memberikan penghasilan tambahan sebagai usaha sampingan

mereka. Biasanya ternak ini dijual ke pasar-pasar terdekat ketika hari pekan tiba,

namun ada juga yang menjualnya kepada individu yang membutuhkan. Semuanya

ini dapat di jual ke pasar siborongborong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Di samping bertani, beternak, dan berdagang, masyarakat Desa

Pariksabungan i juga memiliki mata pencaharian lain seperti usaha jasa dan

menjadi pegawai di kantor-kantor baik milik swasta ataupun pemerintah. Usaha

jasa yang dilakukan adalah sebagai supir, kuli bangunan, tukang jahit, salon dan

sebagainya.

Selain itu tidak jarang masyarakat Pariksabungan memiliki pekerjaan lebih

dari satu, misalnya seorang yang bekerja sebagai pegawai di kantor juga bekerja

sebagai petani. Akan tetapi bagi mereka, hal ini merupakan pekerjaan sampingan

yang dikerjakan apabila ada waktu luang atau setelah pulang dari tempat bekerja.

Namun bagi mereka yang sudah menekuni pekerjaan bertani secara turun

temurun.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat Pariksabungan

memiliki mata pencaharian yang sangat beragam. Ekonomi Desa Pariksabungan

merupakan tiang utama di dalam membina atau membentuk masyarakat untuk

(14)

tanam tanaman keras (holtikultura). Dengan adanya kegiatan tersebut

mengakibatkan timbulnya perluasan areal pertanian yang juga turut terlibat dalam

perkembangan daerah.

2.7. Isu-isu Trategis Desa Pariksabungan

Sebagaimana tercantum pada pasal 78 UU desa Nomor 6 tahun 2014

disebutkan bahwa pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan

melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan

prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, pemanfaatan sumber daya

alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Adapun isu-isu strategis yang muncul di Desa Pariksabungan, antara lain:

1. Kemiskinan

kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang ada di Desa

Pariksabungan. Tingkat pendidikan yang sebagian besar msih rendah berdampak

pada keterbatasan penguasaan ketrampilan yang pada akhirnya berdampak pada

tingkat pendapatan. Berdasarkan data PPLS (Pendataan Program Perlindungan

Sosial) tahun 2016 Desa Pariksabungan masuk dalam kategori miskin sedang.

Keadaan yang dihadapi penduduk miskin yakni rendahnya akses terhadap

pendidikan, kesehatan, kesempatan bekerja, kesempatan berusaha, permodalan

usaha, pemenuhan akan rumah yang layak huni, kebutuhan air bersih serta

kelayakan kecukupan pangan. Ditinjau dari aspek ekonomi berbagai permasalahan

yang dihadapi pembangunan selama ini antara lain lemahnya kemampuan

(15)

2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masih Lemah

Kebutuhan akan papan dan pendidikan masih merupakan persoalan yang

ada di Desa Parik Sabungan. Masih banyaknya tempat tinggal yang belum

memenuhi standar kesehatan menjadi salah satu indikator bahwa pemenuhan

terhadap kebutuhan papan juga masih rendah. Pendidikan juga merupakan

persoalan yang ada di Desa Pariksabungan. Pendidikan memegang peranan yang

sangat penting di dalam pembentukan watak, pribadi dan mental serta kualitas

manusia di dalam menganalisa dan memberikan alternatif pemecahan masalah

serta mengapliksikannya dalam kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah pendidikan untuk semua dan

membangun manusia Indonesia seutuhnya. Meski sekarang ini masyarakat

terpenuhi tingkat pendidikan dasar 9 tahun dengan adanya program pemerintah

wajib belajar 9 tahun, akan tetapi tingkat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi masih kecil presentasenya yakni pada kisaran 5%.

Hal ini disebabkan selain karena tingkat pendapatan, pendidikan dan

pengetahuan yang masih rendah sehingga berdampak pada rendahnya kualitas

taraf hidup masyarakat di Desa Pariksabungan Kecamatan Siborongborong

Tapanuli Utara. Oleh karenya dibutuhkan alternatif dalam menjawab persoalan

tersebut. Dengan rendahnya pendapatan, pendidikan dan pengetahuan masyarakat

maka hasil dari pembangunan akan mengalami hambatan, karena akan berdampak

(16)

3. Prasarana Masih Kurang

Prasarana yang menunjang tingkat kesejahteraan pada masyarakatseperti

prasarana kesehatan, masih banyaknya jumlah rumah tidak layak huni, prasarana

sarana sumber daya air terkait dengan kondisi jaringan perpipaan yang belum

sepenuhnya dalam kondisi baik utnuk menunjang peningkatan produktivitas

pertanian, belum optimalnya kualitas kondisi jalan dan saranaprasarana kantor

desa, serta prasarana penunjang perekonomian masih kurang baik jumlah maupun

kualitasnya. Di samping itu juga masih terbatasnya kapasitas internet serta kondisi

infrastruktur jaringan yang belum merata diseluruh wilayah Desa Pariksabungan.

4. Masih Rendahnya Banyaknya Pengangguran di Desa Pariksabungan

Masalah kemiskinan yang ditandai oleh banyaknya pengangguran

merupakan hal yang menjadi perhatian. Masyarakat Desa Pariksabungan yang

sebagian besar adalh penduduk miskin dengan tingkat ekonomi yang rendah

disertai rendahnya tingkat pendidikan pda akhirnya mengakibatkan banyaknya

pengangguran.

Rendahnya tingkat pendidikan serta minimnya keterampilan yang dimiliki

masyarakat mengakibatkan pada banyaknya angka pengangguran di Desa

Pariksabungan. Bagi mereka yang belum bisa melanjutkan ke pendidikan tingkat

SMA dengan belum dimiliki keterampilan maupun keengganan untuk melakukan

pekerjaan di bidang pertanian maupun ladang atau perkebunan menambah jumlah

(17)

5. Masih Rendahnya Kesejahteraan

Relatif tingginya presentase kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat,

BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan jaminan kesehatan daerah pada

kisaran 20% dari jumlah penduduk, BLSM 25% dari jumlah kepala keluarga, serta

penerima bersa utnuk warga miskin 20% dari jumlah kepala keluarga serta masih

banyaknya rumah yang belum memenuhi standar kesehatan menjadi salah satu

indikator bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Pariksabungan.

6. Derajat Kesehatan yang Masih Rendah

Rendahnya derajat kesehatan masyarakat juga merupakan efek dari

rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, dimana biaya obat dan pelayanan

kesehatan semakin meningkat sementara kemampuan masyarakat merosot.

Peningkatan pelayanan dasar kesehatan melalui poliklinik kesehatan desa menjadi

tuntutan dalam upaya peningkatan derajat sehat masyarakat yang miskin. Di

samping itu pelayanan posyandu juga perlu ditingkatkan baik sarana, prasarana

pemberdayaan kader posyandu itu sendiri.

7. Kesetaraan Gender

Pemahaman orang tua bahwa pendidikan maupun pengetahuan yang masih

mengedepankan kaum laki-laki, pemahaman bahwa wanita harusnya

melaksanakan tugas-tugas rumah tangga, kenyataan bahwa pengambilan

keputusan dalam rumah tangga yang masih didominasi oleh laki-laki

(18)

8. Ketimpangan Pendapatan Antar Masyarakat

Sebagaimana desa-desa tepi hutan serta kondisi geografis Desa

Pariksabungan yang pada kenyataannya tingkat pendapatan warga menunjukkan

perbedaan diantara gerumbul yang ada, yang disebabkan antara lain faktor

pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang pada gilirannya berdampak pada

pendapatan dan kesejahteraan.

9. Kelemahan Kelembagaan Desa Pariksabungan

Kapasitas kelembagaan yang ada di desa merupakan salah satu faktor yang

penting peranannya dalam kemajuan sebuah desa. Kapasitas aparatur pemerintah

Desa Pariksabungan sebagian besar sudah mencukupi dalam hal penguasaan

teknologi, akan tetapi masih perlu terus ditingkatkan karena perangkat desa

merupakan bagian dari unsur pemerintahan desa yang bertugas melakukan

pelayanan administratif dan kemasyarakatan, sehingga diharapkan mampu

mengayomi dan melindungi masyarakat.

Mereka adalah orang yang dituakan, ditokohkan dan dipercaya oleh

masyarakat untuk mengelola kehidupan publik maupun privat warga desa. Akan

tetapi setelah mereka dilantik nelum pernah mendapatkan pelatihan sesuai tugas

pokok dan fungsinya sehingga pada prakteknya mereka mencari sendiri apa yang

harus dilakukan. Lembaga-lembaga yang ada di Desa Pariksabungan belum

berperan secara maksimal.

Pemahaman dan meningkatan kemampuan dalam mengelola lembaga

(19)

depannya peningkatan kapasitas kelembagaan yang ada di Desa Pariksabungan

menjadi salah satu fokus perhatian dari pemerintah Desa Pariksabungan.

10. Adanya Kerusakan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Air

Sumber daya alam sebagai bagian dari kehidupan harus ada

keseimbangan, khususnya masalah pertanian dan kesehatan. Mengingat Desa

Pariksabungan merupakan desa yang berpotensi sehingga masyarakat lebih

banyak berinteraksi dengan kegiatan pertanian baik penduduk yang dari luar desa

maupun masyarakat pendatang. Ketika potensi alam rusak maka akan berdampak

pada berkurangnya penghasilan masyarakat.

Persoalan masalah yang muncul tidak cepat teratasi juga muncul pada

kehidupan masyarakat Desa Pariksabungan karena makin terbatasnya lahan

sumber0sumber alam oleh karena itu pembenahan sumber daya air melalui upaya

penanaman atau penghijauan perlu dilestarikan serta pengelolaan hutan sebagai

salah satu penahan siklus peredaran air dimuka bumi ini. Karena apabila hutan

rusak maka berdampak pada sumber daya air. Karena itu segala kegiatan yang

terkait dengan upaya-upaya pelestarian tanaman perkebunan dan kehutanan

penting menjadi perhatian.

2.8. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Jumlah perangkat desa terdiri dari:

Kepala Desa : Mangatur Tampubolom

Sekretaris Desa : Agustina Simanjuntak

Kaur TT Usaha dan Umum : Surtan Sianturi

(20)

Kaur Perencanaan : Tongam Tampubolon

Jumlah badan perwakilan desa terdiri dari:

Ketua : Panusunan Simanjuntak

Wakil Ketua : Marihot Tampubolon

Sekretaris : Hotlin Siregar

Anggota : Abidan Simanjuntak

Anggota : Jonter Sianipar

Kepala Seksi terdiri dari:

Kepala Seksi Pemerintahan : Dormain R Silitonga

Kepala Seksi Kesejahteraan : Belprin Simanjuntak

Kepala Seksi Pelayanan : Jimmy Sianturi

Kepala Dusun terdiri dari:

Kepala Dusun I : Mangampu Panjaitan

Kepala Dusun II Nelson Simanjuntak

Kepala Dusun III : Sakkan Simanjuntak

Gambar

Tabel 2.1  Jumlah Penduduk Bersadarkan Jenis Kelamin
Tabel 2.2  Jumlah Penduduk Bersadarkan Agama

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan teknis komputer yang digunakan pada saat mengoperasikan SPAMKODOK (penyedia), sehingga proses tidak bekerja sebagaimana mestinya, antara lain gangguan

Derajat mengembang ( swelling power ) untuk Pati Sukun dan Pati Ikat Silang yang. memiliki derajat subtitusi paling tinggi dapat dilihat pada tabel

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penetapan Kelulusan

Sintesis Pati Asetat Melalui Proses Asetilasi Pati Buah Sukun (artocorpus Altilis) dengan Asetat Anhidrat Menggunakan Katalis Asam Sulfat.. Medan

Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Sabatier dan Mazmanian (dalam Djopari, 2010), bahwa “Pelaksanaan kebijakan adalah perilaku badan-badan administrasi (Bagian Protokol) yang

[r]

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Remaja Bermasalah dan Petugas Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria.. Provinsi Kalimantan

JUDUL : RANGAKIAAN HAKTEKNAS KE-21 DI SOLO DIPAMERKAN NYAMUK PEMANDUL DBD. MEDIA :