• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pantai Bali Lestari dalam Peningkatan Kunjungan Wisata di Kabupaten Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Pantai Bali Lestari dalam Peningkatan Kunjungan Wisata di Kabupaten Serdang Bedagai"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Pengertianpariwisata yang menitikberatkan pada kegiatan berwisata yang bertujuan untuk bersenang-senang dan mendapatkan service selama dalam perjalanan. Tetapi,konsep dalam ilmu pariwisata yang seharusnya didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan perjalanan ke suatu negara atau wilayah. Pernyataan ini didukung oleh pengertian pariwisata sebagai berikut, (Kencana, 2009:15) menyatakan :

“Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu kata “pari” yang berarti halus, maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi, pariwisata itu berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertata krama dan berbudi”

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah :“berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah”.

(2)

1. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain 2. Perjalanan tersebut dilakukan untuk sementara. 3. Perjalanan tersebut berkaitan dengan rekreasi.

4. Orang-orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi hanya sebagai konsumen.

Dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang dari suatu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan maksud atau tujuan tidak untuk berusaha atau mencari pekerjaan di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan bertamasya, untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2.2 Pengertian Wisatawan

Berbicara mengenai pariwisata tentu tidak terlepas dari pembicaraan masalah wisatawan.Dan salah satu yang harus kita ketahui adalah siapa yang disebut dengan wisatawan.Banyak orang yang mendefenisikan wisatawan itu secara sederhana yaitu wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.Tetapi pemahaman tersebut tergolong sempit atau biasa.

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa, wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

(3)

The Committee of Statistical Experts of the League of Nation pada tahun 1937menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara dimana dia bisa tinggal, dan dengan periode setidaknya 24 jam. Kemudian menyebutkan yang dapat dianggap sebagai wisatawan adalah :

1 Orang-orang yang berpergian untuk tujuan bersenang-senang, alasan keluarga, untuk tujuan kesehatan dan lain sebagainya.

2 Orang-orang yang berpergian untuk mengadakan pertemuan atau mewakili kedudukan sebagai diplomat.

3 Orang-orang yang singgah dalam pelayaran lautnya, sekalipun bila mereka tinggal kurang dari 24 jam. (Nyoman, 1994:25)

Berdasarkan konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai perjalanan internasional dan pariwisata di Roma tahun 1963 menyatakan bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara tempat tinggalnya yang biasa, untuk berbagai tujuan selain mencari dan melakukan suatu pekerjaan yang menguntungkan di negara yang dikunjugi. Dari defenisi tersebut telah mencakup wisatawan (tourist) yaitu pengunjung yang datang paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi. Dan pelancong (excursionist) yaitu seorang pengunjung yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi..

(4)

1. Perjalanan yang dilakukan lebih kurang 24 jam. 2. Perjalanan yang dilakukan hanya untuk sementara.

3. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat tujuannya. (Nyoman, 1994:2

2.3 Motivasi Perjalanan Wisata

Dari defenisi wisatawan yang diuraikan diatas, kita dapat menelusuri apa yangmenjadi maksud seseorang melakukan perjalanan wisata. Pada hakikatnya mobilitas manusia merupakan salah satu kehidupan manusia yang tidak bisa puas atau terpaku pada suatu tempat dalam memenuhi kebutuhan atau tuntunan kelangsungan hidupnya.Mobilitas manusia timbul dari berbagai dorongan kebutuhan atau kepentingan.

Motivasi atau tujuan perjalanan dari para wisatawan pada dasarnya dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu : pesiar (leiser), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan, olahraga dan lain sebagainya. Kemudian business

untuk keperluan konferensi, lokakarya, simposium dan misi tertentu. (Nyoman, 1994:28)

2.4 Pengertian Industri Pariwisata

(5)

menghasilkanproduk dalam bentuk barang.Namun industri pariwisata jauh berbeda dengan yang kita lihat biasanya.

Para ahli umumnya memberi batasan pengertian kata “industri” sebagai berikut

1. Industri adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.

2. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau serupa.

3. Industri adalah kumpulan dari bermacam-macam perusahaan yang menggunakan bahan mentah yang sama. (Yoeti, 1983:138)

Dari pengertian-pengertian kata “industri” yang telah diuraikan diatas, maka kita cenderung untuk memberikan batasan tentang industri pariwisata yaitu : “industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya” (Yoeti, 1983:140).

(6)

Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969 pada tanggal 6 Agustus, dimana dalam Bab II pasal 3 (Yoeti, 1983:138) disebutkan :

“Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan

industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan

pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara”.

Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut (Yoeti, 1983:138) dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :

1. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya.

2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

3. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.

Dengan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa usaha-usaha yang berhubungan dengan kepariwisataan merupakan usaha yang bersifat “commercial”. Hal tersebut dapat dilihat dari betapa banyaknya jasa yang diperlukan oleh wisatawan jika melakukan perjalanan wisata semenjak ia berangkat dari rumahnya hingga kembali ke rumahnya tersebut. Jasa yang diperoleh tidak hanya oleh satu perusahaan yang berbeda fungsi dalam proses pemberian pelayanannya.

(7)

1. Biro Perjalanan (Travel Agent)

2. Perusahaan Angkutan (Transportasi) 3. Akomodasi perhotelan

4. Bar dan Restoran 5. Souvenir dan Handicraft

6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti :

money changer, bank, tempat menjual dan mencetak film, camera,kantor pos dan lain-lain (Yoeti, 1983:147)

2.5 Pengertian Wisata

Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour yang secara etimologi berasal dari kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus (bahasa latin) yang berarti alat untuk membuat lingkaran dan dalam bahasa Perancis kuno disebut tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang memberi padanan kata wisata dengan rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata (Suyitno,2001).

Menurut Fandeli (2001),wisata adalah perjalanan atau sebagai dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisata memiliki karakteristik -karakteristik antara lain :

(8)

2.

Melibatkan komponen-komponen wisata, misalnya sarana transportasi,

akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.

3.

Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi wisata

4.

Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan

5.

Tidak untuk mencari nafkah ditempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat

memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi (Suyitno, 2001).

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993).

(9)

setempat sehinga bias menjadi Desa wisata, agar desa tersebut memiliki potensi wisata yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti alat transportasi atau penginapan (anonimous).

2.6 Daya Tarik Wisata

Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan.

Daya tarik yang tidak atau belum dikembangankan merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.

Daya Tarik Wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009 kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan suatu daerah tujuan wisatawan maka digunakanlah kata “ Daya Tarik Wisata” maka untuk mengetahui apa arti dan makna dari daya tarik wisata di bawah ini adalah beberapa definisi/pengertian mengenai Daya Tarik Wisata menurut beberapa ahli :

(10)

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

2. A. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu.

3. Nyoman S. Pendit dalam bukunya “ Ilmu Pariwisata” tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu.

Dalam UU No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah sesuatu yang menjadi sasaran wisatawan yang terdiri dari :

a. Daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

b. Daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, taman rekreasi dan komplek hiburan.

(11)

Daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam, yaitu :

a) Daya Tarik Wisata Alam

Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 2 kawasan yaitu :

1. Flora fauna

2. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakauGejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danauBudidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

b) Daya Tarik Wisata Sosial Budaya.

Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

c) Daya Tarik Wisata Minat Khusus.

(12)

Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun objek wisata minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana pengembangan daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan area yang bersangkutan.

Suatu Daya Tarik Wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya, menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah :

a) What to see.

Di tempat tersebut harus ada objek dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan “entertainment” bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan, kesenian dan atraksi wisata.

b) What to do.

Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama ditempat itu.

c) What to buy.

(13)

d) What to arrived.

Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana kita mengunungi daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut.

e) What to stay.

Bagaimana wisatawan akan tingggal untuk sementara selama dia berlibut. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

Selain itu pada umunya daya tarik wisata suatu objek wisata berdasarkan atas :

1. Adanya sunber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka .

4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.

5. Punya daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Suatu daerah dikatakan memiliki daya tarik wisata bila memiliki sifat :

(14)

2. Keaslian alam dan adat yang dilakukan sehari-hari, dimana wisatawan dapat melihat kebiasaan dan pakaian adat yaang berbeda dengan yang biasa mereka lakukan.

3. Kelangkaan, sulit ditemui di daerah/negara lain.

4. Menumbuhkan semangat dan memberikan nilai bagi wisatawan.

Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata, maka objek wisata tersebut pasti tidak akan berkembang. Karena dengan adanya daya tarik yang melekat pada suatu objek wisata itulah yang menumbuhkan motivasi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu objek wisata. Daya tarik wisata yang belum dikembangkan semata-mata merupakan sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut daya tarik wisata.

2.7 Pantai

(15)

Definisi lain menyebutkan pantai adalah suatu daerah dimana kondisi fisik dan biologi daerah tersebut masih dipengaruhi oleh laut dan sekitarnya. Definisi ini sangat umum, dan dalam prakteknya cukup sulit dalam mengimplementasikannya. Lebih jauh lagi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti sosial-ekonomi, daerah pantai di indonesia memiliki pengertian yang berbeda-beda untuk tiap daerah. Akhirnya banyak bermunculan istilah 'kota pantai' , padahal belum tentu seluruh kota tersebut berada di daerah 'pantai'.(Sugono et al (2008): 'Kamus Bahasa Indonesia', Pusat bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta).

2.8 Kunjungan Wisata

Berbicara mengenai kunjungan wisata tentu erat hubungannya dengan kuantitas pengunjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata lain dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang ke suatu objek wisata.

Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. (Gamal, 2002:24)

2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata

(16)

Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan

optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang (Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006)

2.10 Wisata Bahari

Menurut beberapa individu yang telah meneliti tentang kepariwisataan, mereka memiliki pendapat berbeda namun hampir serupa dalam menilai Pariwisata Bahari.Perbedaan tersebut bisa dimaklumi karena tiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dan mereka menilai sesuatu juga dari hasil pengamatan yang tentunya memiliki perbedaan pula.

Berikut ini adalah pengertian

1. Wisata Bahari diartikan sebagai sebuah wisata dimana tempat wisata tersebut didominasi perairan dan kelautan. Pendapat ini cukup sederhana dan cukup mudah dipahami.

menurut Mutaqqin, Hadi. 2013:

2. Wisata Bahari juga berarti sebuah kegiatan untuk menikmati keindahan dan keunikan pesisir pantai dan juga lautan.

(17)

4. Definisi lainnya menyatakan bahwa Wisata Bahari merupakan kegiatan untuk menghabiskan waktu di pantai dan lautan.

5. Yang terakhir, Wisata Bahari adalah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem alam khususnya pantai dan lautan.

2.10.1 Kegiatan Wisata Bahari

Jika anda ingin tahu apa saja kegiatan dalam wisata bahari

1. Menjelajahi dan menikmati keindahan alam bawah laut yang sangat menakjubkan. Terdapat banyak sekali biota laut dan juga batu karang yang sangat indah di dasar lautan. Dengan menjelajahi dasar lautan, kita bisa menikmati keindahan tersebut sekaligus mempelajari banyak hal baru. Kegiatan menjelajahi alam bawah laut sering disebut dengan

, maka jawabannya akan sangat panjang. Terdapat banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pantai maupun lautan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di laut dan pantai:

Sea Walker yang berarti menjelajahi lautan

2. Diving dan juga Snorkeling. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan menyelam. Tujuan kegiatan ini selain untuk rekreasi juga sebagai sarana untuk mempelajari keragaman kehidupan yang ada di lautan.

. Kegiatan menjelajahi ini biasanya sering dilakukan disekitar pantai atau perairan dangkal.

(18)

4. Menikmati hasil laut. Bagi yang gemar menikmati ikan, jenis kegiatan ini pasti tak akan pernah terlewatkan. Menikmati hasil laut yang didapat secara langsung dari lautan tentu memiliki cita rasa yang berbeda.

5. Eko Wisata Bahari atau yang lebih dikenal dengan kegiatan konservasi bertujuan memberikan pengetahuan pada wisatawan untuk menjaga ekosistem pantai dan laut dari kerusakan.

2.10.2 Potensi Wisata Bahari

Wisata Bahari memiliki banyak sekali potensi. Berikut ini adalah beberapa potensi tersebut:

1. Meningkatkan Ekonomi.Jenis wisata kelautan akan memiliki dampak secara langsung pada warga masyarakat di sekitar pantai dan lautan. Warga sekitar bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari menawarkan jasa maupun produk kepada wisatawan.Adapun sektor ekonomi juga akan bergerak ke arah positif seiring dengan semakin cepatnya perputaran uang dan jasa di suatu wilayah.

2. Meningkatkan pendapatan daerah.Pendapatan daerah dari sektor wisata akan naik secara signifikan.

(19)

4. Sarana Pendidikan.Tiada hal yang lebih baik dari belajar secara langsung dengan melihat dan mengetahui objek yang sedang dipelajari. Dengan melakukan kegiatan rekreasi bahari setiap wisatawan akan mendapatkan pengetahuan mengenai banyak hal yang berkaitan dengan kelautan.

2.10.3 Keunikan Wisata Bahari

Berikut ini adalah keunikan jenis wisata ini yang membedakannya dengan

1. Terdapat banyak hal baru yang bisa dipelajari. Saat kita berjalan di sekitar pantai, kita akan menjumpai banyak hal baru yang bahkan mungkin tidak pernah kita jumpai sebelumnya. Begitu juga saat kita menjelajahi lautan. Akan terdapat begitu banyak hal yang bisa diketahui dari kegiatan tersebut.

yang lain:

2. Lokasi cukup sejuk dan lapang. Jenis Pariwisata Kelautan pada umumnya memiliki lokasi yang sangat luas serta terdapat hembusan angin yang cukup sejuk untuk dirasakan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu berupa bahan ajar berorientasi model STAD untuk capaian pembelajaran ranah pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP Negeri

Ketebalan serabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar. (exocarpium) dan lapisan

Ponamon, Irene Fransisca, 2014, ” Pengaruh Pengawasan Internal, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan, Dan Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi

Perlakuan penambahan sabut kelapa menghasilkan tinggi tanaman (cm) terbesar pada S2 (Top soil : 2/10 sabut kelapa), jumlah daun (helai) dan diameter batang (mm) pada S1 (Top soil

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

tumbuh terhadap antera cabai rawit ( C. frutescens ) menyebabkan perbedaan persentase jumlah antera yang membesar. Hal

Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pengaruh konservatisme akuntansi , ukuran perusahaan , pengungkapan corporate social

o Mampu menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan capaian pembelajaran dari sub pokok atau materi bahasan yang ditugaskan; o masing-masing anggota kelompok memiliki peran