• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunitas Saksi Yehuwa: Studi Etnografi Mengenai Keberadaan Salah Satu Aliran Kristen Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komunitas Saksi Yehuwa: Studi Etnografi Mengenai Keberadaan Salah Satu Aliran Kristen Di Kota Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Masalah dan Latar Belakang

Keragaman masyarakat dan budaya manusia seharusnya mengarahkan

setiap orang mengakui keberadaan orang lain dan saling mengetahui secara baik

satu sama lain dalam rangka saling berhubungan dan bekerja sama untuk

kemanfaatan yang timbal balik dan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam hal

ini, keragaman memperkaya pengalaman dan perkembangan manusia dan menjadi

pertanda akan ciptaan Tuhan yang sangat indah, bukan sebagai pembawa

pertentangan. Manusia dapat terus mendiskusikan perbedaan-perbedaan mereka

dengan cara yang masuk akal, sementara tetap menyadari kemajemukan mereka.

Salah satu elemen penting dalam kenyataan hidup masyarakat Indonesia

adalah agama. Dalam masyarakat terdapat berbagai macam kegiatan dan

kepentingan bersama yang dapat semakin erat dan padu karena pengaruh agama.

Agama atau yang disebut sebagai sistem religi merupakan salah satu unsur

kebudayaan yang universal1

Agama berperan menuntun kehidupan manusia di alam profane

. Dengan kata lain, agama terdapat dalam semua

masyarakat. Agama bagi kehidupan manusia berfungsi sebagai wadah untuk

mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

2

dan

trasedental3

1

Koenjaraningrat,”Pengantar Antropologi”.(Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1990). Hal 203.

2

Profane :pengalaman individual yang dianggap lebih rendah dari pengalaman sakral

3

Trasedental: menonjolkan hal-hal yang bersifat kerohanian

. Agama merupakan sebuah perekat sosial yang membentuk kelompok

(2)

yang hampir seusia dengan peradaban manusia itu sendiri, meskipun dengan

tingkat perkembangan yang berbeda. Pada tahap awal timbul dalam bentuk

kepercayaan animisme dan dinamisme. Seringkali agama diungkapkan melalui

simbol-simbol kepercayaan, sekaligus melakukan pemujaan terhadap benda-benda

sacral yang terdapat di sekitarnya. Pada tahap akhir manusia memandang agama

dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya sekedar hubungan dengan kekuatan

sakral-natural tetapi juga mengatur hubungan antar manusia.

Setelah merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah menganut

Pancasila sebagai dasar Negara. Dengan demikian Pancasila sudah menjadi

sumber tata tertib negara sehingga negara disebut sebagai Negara Pancasila.

Dipoyudo (1984:35) secara singkat melukiskan Negara Pancasila adalah suatu

negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk

melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warganya

(kemanusiaan yang adil dan beradab) dan memajukan kesejahteraan umum, yaitu

kesejahteraan lahir dan batin seluruh rakyat, serta mencerdaskan kehidupan

bangsa (keadilan sosial), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia

dan mewujudkan kesejahteraan lahir batinnya sebaik mungkin. Di dalam UUD

1945 Pasal 29 ayat 2 dikatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaan itu. Indonesia merupakan negara beragama yang

mengakui adanya enam agama yang disahkan oleh pemerintah secara resmi yaitu:

Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. Keenam

(3)

pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, dan juga UUD 1945 Pada pasal 29 ayat

1 yang bunyinya bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hubungan antar beragama di Indonesia pada umumnya tidak selamanya

kondusif dan stabil kadang terjadi pasang surut karena berbagai faktor. Tapi

secara keseluruhan bila dibandingkan dengan negara lain toleransi beragamanya

jauh lebih baik meskipun ada sebagian orang belum bisa menerimanya. Ini

terbukti baru-baru ini pemerintah kita menerima penghargaan dari luar atau

sebuah organisasi asing dalam bidang penilaian tentang toleransi antar umat

beragama.

Sebagai salah satu agama yang diakui di Indonesia, Agama Kristen juga

mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan peradaban manusia.

Dalam beberapa liiteratur menyebutkan bahwa agama Kristen lahir di Indonesia

melalui kedatangan pedagang Kristen Nestorian dari Timur Tengah sekitar abad

ke-7 di pantai barat Sumatera Utara atau Kota Barus sekarang4. Di samping itu,

kedatangan Belanda berperan besar dalam perkembangan Kristen di Indonesia,

khususnya memprotestankan penganut agama Katholik yang dibawa pedagang

Portugis di Flores dan Timor Timur (sebelum memerdekakan diri menjadi Timor

Leste)5. Sama halnya dengan Islam, kelompok kepercayaan yang dikategorikan

sebagai sekte anti Kristen juga mengalami perkembangan dengan munculnya

gerakan-gerakan Kekristenan (sekte) yang menuai pro - kontra. Diantaranya

adalah seperti6

4

Pdt. Dr. Jan S. Aritonang,”Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja”. (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia, 2005). Hal 11.

5

Ibid.

6

ucanews.com/.../waspadalah-inilah-sekte-anti- Kristen menggunakan nama ‘Gereja’. (Akses 25 Juli 2013).

(4)

1. Landover Baptist Church (Gereja Baptis Landover), sebuah gereja parodi dari

kaum atheis dan agnostik di Amerika Serikat yang bertujuan untuk

menyinggung umat Kristen Fundamental (Gereja Baptis dan Gereja Injili)

yang mereka anggap tertutup dengan dunia luar. Gereja fiksi yang memiliki

situs resmi ini, dijadikan sarana mengejek dan menjatuhkan nilai-nilai

Kekristenan oleh kaum anti-Kristen. Mayoritas ejekan mereka tidak memiliki

dasar yang kuat.

2. The Church of the Flying Spaghetti Monster (Gereja Pastafarian), sebuah

agama parodi dari kelompok atheis tentang gereja yang melawan adanya teori

penciptaan dari Alkitab, dimaksudkan untuk menyinggung gereja yang teguh

membela asal mula dunia yang diawali dengan Penciptaan oleh Allah, yang

bagi kelompok pastafarian, telah melawan ke’atheis’an mereka. Agama

parodi ini telah diakui sebagai agama resmi di beberapa negara di Eropa

seperti di Swedia, Jerman dan Swiss.

3. Missionary Church of Kopimism (Gereja Kopimisme), adalah kepercayaan

bahwa meng’copy’ dan ‘paste’kan sebuah infomasi adalah hal yang suci.

Kepercayaan ini diakui oleh pemerintah Swedia pada 5 Januari 2012.

4. The Church of SubGenius (Gereja SubGenius), adalah agama parodi yang

telah diikuti ratusan ribu orang. Agama parodi ini digambarkan sebagai

sebuah gereja sangat terbuka dengan nilai-nilai sekuler, budaya pop,

agama-agama zaman-baru, teori-teori konspirasi, trend psikologi masa kini serta

teknik-teknik motivasi dan trik-trik dalam bisnis penjualan. Agama parodi ini

(5)

Serikat dan telah menjadi inspirasi bagi beberapa penulis buku, pelukis dan

penyanyi rock dan pop terkenal.

5. The First Church of the Last Laught (Gereja Pertama dari Tawa Akhir),

adalah gereja jadi-jadian yang dibuat untuk menertawakan Kekristenan

selama perayaan Festival Parade Saint Stupid di San Fransisco, AS.

6. The Church of Aphrodite (Gereja Aprodite), adalah agama paganisme yang

memuliakan cinta di atas segalanya. Agama yang terinspirasi dari sejarah

Yunani kuno yang bercampur dengan ritual Druid, Mesir kuno, kepercayaan

Roma, Santeria, Vodoo, agama pribumi Indian, Hinduisme dan Budhaisme

ini memiliki ritual hidup bebas dengan motto ‘Cinta yang Bebas’.

7. The Church of Scientology (Gereja Scientology), adalah kepercayaan

terhadap pengajaran seorang makhluk luar angkasa bernama Xenu, yang

memperkenalkan dirinya sebaga penguasa luar angkasa yang merupakan

bagian dari ‘Konfederasi Galaktik’. Kepercayaan ini menjadi populer setelah

beberapa bintang film terkenal dan penyanyi terkenal menjadi anggota dari

kepercayaan ini. Salah satunya adalah Tom Cruise.

8. Church of All Worlds (Gereja Seluruh Dunia), adalah kepercayaan

pantheisme akan tuhan yang berasal dari bumi, kepercayaan ini bertujuan

untuk menghormati ayah dan ibu pertiwi (Gaia) yang dihancurkan oleh

manusia. Mereka juga menyembah dewa-dewi dari kepercayaan Yunani

kuno. Salah satu pengaruh mereka dapat terlihat dari Sekolah Penyihir Grey

yang menjadi inspirasi dari Sekolah Penyihir Hogwarts-nya seri Harry Potter.

9. Moorish Orhodox Church (Gereja Orthodox Moorish), sebuah kepercayaan

(6)

menggabungkan ritual ibadah mereka dari Budha, Hindu, Freemason,

Gnostik, Islam, Kristen dan Taoisme. Sedang institut penelitian Islam Kristen

mereka disebut Moorish Science Institute.

10.First Arachnid Church (Gereja Arachnid), adalah kepercayaan sekelompok

orang di Amerika terhadap laba-laba. Mereka menganggap laba-laba

memiliki kekuatan yang sama seperti Tuhan, salah satu bentuk kepercayaan

mereka yang diekspos media adalah Spiderman.

11.Iglesia Maradoniana (Gereja Maradona), adalah sebuah perkumpulan

penggemar dari pemain bola kaki terkenal asal Argentina, Diego Armando

Maradona. Mereka mengadakan ritual yang menyembah Maradona dengan

menggunakan ‘Salam Maradona’ serta mengikuti 10 Perintah Utama

Maradonian.

12.The Church of Oprahnism (Gereja Oprah), adalah kepercayaan bagi

orang-orang yang mengikuti keyakinan baru Oprah Winfrey, seorang-orang pembawa

acara terkenal yang memasukkan nilai-nilai pemikiran dari Zaman Baru dan

memperkenalkan dirinya sebagai orang yang mempunyai kendali yang bebas

terhadap dunia, terlepas dari Tuhan.

13.Church of Satan (Gereja Setan), adalah kepercayaan dan pemujaan terhadap

setan yang dinilai harus dipuji melebihi Tuhan. Kepercayaan yang lahir dari

Amerika Serikat ini menjadi dalang dari ribuan kasus pembunuhan brutal

bayi-bayi dan orang-orang yang menjadi korban ritual berdarah mereka.

14.The Church of Euthanasia (Gereja Euthanasia), adalah sebuah organisasi

politik yang mengaku ingin memulihkan kondisi dunia dengan

(7)

satunya dengan mengajak orang lain agar membunuh siapa saja yang

dianggap tidak berguna, termasuk mendukung tindakan aborsi, hukuman

mati, bunuh diri, kanibalisme dan sodomi.

Selain aliran yang dianggap anti kesesatan di atas, terdapat juga beberapa

aliran yang dianggap masih berada dalam koridor kekristenan yang sebenarnya,

seperti:

1. Lutheran

Lutheran merupakan aliran yang hadir sebagai kritikan kepemimpinan paus

pada agama katolik. Adapun inti dari ajaran Lutheran ini adalah keinginan

untuk menikmati suasana persekutuan dan persaudaraan yang hangat, dan

ingin menikmati pengalaman rohani berhubungan langsung dengan Allah.

Aliran ini diperkenalkan oleh Marthin Luther pada tanggal 31 oktober 1517

dan menjadi tanggal yang diperingai oleh gereja-gereja protestan sebagai hari

reformasi. Di indonesia sendiri gereja yang menganut paham Lutheran ini

ialah HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, dan GKPM7

2. Calvinis

.

Ajaran calvinis yang diperkenalkan oleh Johannes Calvin dan tidak jauh beda

dengan ajaran Lutheran. Namun beberapa perbedaan membuat ajaran ini

tidak sama persis dengan ajaran Lutheran. Beberapa perbedaan tersebut ialah

ajaran Calvins yang disebut teori institutio menekankan pengudusan

dibandingkan teori luther yang dikenal dengan 95 dalil yang menekankan

pembenaran atas kemuliaan Allah. Beberapa gereja penganut calvinis di

indonesia ialah GPM, GMIM, GMIT, GBKP, GKI, GKP, GKJ, GKJW,

7

(8)

GKPB,GKS, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GKSS, GEPSULTRA, GMIH

GKI IRJA8

3. Anglican (Episcopal) .

Aliran ini adalah aliran yang tidak banyak hadir di Indonesia. Persekutuan

ataupun aliran Anglican ini berada untuk memproklamasikan Injil yang kekal

dengan cara mengatasi perpecahan daam tubuh gereja akibat penafisran yang

berbeda. Di indonesia, aliran ini umumnya hanya bagi imigran asal Inggris

dan hanya terdapat di Surabaya dan di Jakarta9

4. Mennoit

.

Aliran ini diperkenalkan oleh Menno Somins seorang tokoh Anabaptis di

Belanda. Dalam aliran ini, kepercayaan gereja Mennoit terikat secara mutlak

dengan Kitab Suci bukan pada rumusan manusiawi manapun. Di Indonesia,

aliran ini terdapat di Pati dengan gereja GITJ dan PGKMI di Semarang.

5. Metodis

Di Indonesia, aliran methodis dianut di gereja-gereja metodi seperti GMI.

Kehadiran metodis di indonesia sempat mengalami pro-kontra seperti di

daerah tapanuli yang pada awalnya sudah menganut ajaran protestan yang

dibawa RMG dari jerman menolak kehadiran metodis. Namun pada

perkembangan selannjutnya sebagian orang Toba juga bersedia menjadi

warga metodis yang disebut Gereja Methodist Indonesia. Selain itu ada juga

gereja Methodist merdeka Indonesia dan gereja Methodist Wesley10

(9)

Selain beberapa aliran di atas, masih banyak lagi aliran-aliran dalam gereja

seperti aliran Baptis, Pentakosta, Karismatik, Injili, Bala Keselamatan, Adventis,

Mormon, Christian Sciences dan Gerakan Zaman Baru11

. Selain beberapa

gerakan Kekristenan yang diwujudkan dalam bentuk gereja tersebut, sebuah

gerakan yang menyatakan berasal dari ratusan etnik dan bahasa, tetapi

dipersatukan karena tujuan yang sama, menghormati

Alkitab dan Pencipta segala sesuatu dan berusaha sebisa-bisanya untuk

mengikut

orang-orang untuk belajar Alkitab da

berbicara, mengenai Allah Yehuwa d

sebagai

masyarakat Kristen12

Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa setelah kematian rasul yang

terakhir, Gereja perlahan-lahan menyimpang, dalam suatu Kemurtadan Besar (2

Tesalonika 2:6-12) dari ajaran-ajaran asli Yesus dalam beberapa pokok yang

penting. Jadi kebanyakan doktrin dari Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dari

Kekristenan dan dianggap sebagai .

Dengan perbedaan-perbedaan doktriner yang paling kontroversial berkaitan

dengan hakikat Allah dan Yesus ini, khususnya penolakan terhada

yang dianggap berlawanan dengan doktrin Tritunggal. Mereka percaya bahwa

Yesus bukanlah Allah yang mengenakan tubuh manusia, melainkan ia diciptakan

11

Ibid hal 125-426.

12

(10)

oleh Allah. Keyakinan-keyakinan para Saksi Yehuwa tentan

jiwa, kehadiran Yesus kembali ke bumi, dan keselamatan juga kontroversial13

Penulis tertarik ingin melihat aliran atau gerakan keagamaan Saksi

Yehuwa dalam agama Kristen. Saksi Yehuwa ini juga menghadapi prokontra atas

kehadirannya di tengah-tengah masyarakat Kristen. Di Indonesia sendiri, secara

resmi pengajaran Saksi-Saksi Yehuwa di Indonesia dilarang melalui Surat

Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976, lewat SK itu, Jaksa Agung telah

melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah

Indonesia. Sebab, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan dengan

ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak salut bendera dan menolak ikut .

Pandangan para saksi yehuwa terhadap kepercayaan yang dimilikinya

menganggap bahwa ajarannya yang benar dari kristen lainnya dan berdasarkan

asli dari alkitab. Mereka menganggap bahwa kepercayaannya tidak

membeda-bedakan antara jemaat dengan pendeta bahkan jemaat sendiri dapat menjadi

penatua. Saksi yehuwa juga mengaku sebagai pelajar alkitab yang sangat aktif

dalam menanggapi ayat-ayat yang alkitabiah. Saksi yehuwa juga menanggapi hal

trinititas yang salah dalam konsep kekristenan dan menganggap kesalahan dan

tidak berdasarkan alkitab melainkan hasil pemikiran dari para pemimpin gereja

terdahulu. Para saksi yehuwa memandang ajaran kristen sudah melenceng dari

alkitab dan mengganggap bahwa kebanyakan pemimpin agama tidak meluruskan

ajaran yang benar. Tanggapan tersebut berdasarkan hasil pengamatan dari pihak

saksi yehuwa yang sering melakukan pengabaran injil ke rumah-rumah yang

kebanyakan orang kristen tidak mengenal dan mengamalkan ajarannya.

13

(11)

berpolitik. Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK ini dengan

berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM,

dan Instruksi Presiden No. 26 Tahun 1998. Pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian

dicabut. Walaupun begitu, sebenarnya sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi

Yehuwa telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang

dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan14

Keberadaan aliran ini menjadi hal yang menarik bagi penulis karena pro -

kontra atas kehadiran aliran ini tidak membuat aliran ini musnah atau hilang dari

Negara Indonesia. Adapun masyarakat yang pro/mendukung terhadap ajaran saksi

yehuwa ini kebanyakan menganggap lebih kepada hak asasi manusianya dimana

mereka berhak untuk beribadah menurut kepercayaan mereka. Bagi orang-orang

yang pro/mendukung terhadap keberadaan saksi yehuwa ini lebih menganggap

bahwa beribadah dengan paham yang berbeda sudah banyak terjadi di seluruh

agama tetapi tidak boleh melakukan kekerasan dalam menghadapinya. Sedangkan

masyarakat yang kontra akan keberadaan saksi yehuwa ini mengatakan bahwa

ajarannya sudah melenceng dari ajaran kristen sesungguhnya dan tidak bisa

dikatakan sebagai kristen sejati. Di kalangan Gereja-gereja sendiri ada anggapan

bahwa ada kelompok tertentu di negeri ini, walaupun mengaku sebagai bagian . Konsekuensinya

terhadap pencabutan SK ini merupakan babak baru bagi Saksi Yehuwa untuk

memulai ibadah dan pengakuan dari masyarakat serta menyebarkan ajarannya

dengan leluasa tanpa harus ditakuti oleh pemikiran-pemikiran negatif. Hasil dari

penelusuran peneliti bahwa SK baru yang ditetapkan oleh pemerintah tidak ada

hanya SK yang lama masih bergulir sampai sekarang.

14

(12)

dari umat Kristen, patut dilarang kehadirannya, sebab beberapa dari kelompok

tersebut memiliki pengajaran yang tidak sesuai dengan Kekristenan. Salah satu

kelompok tersebut yang kini menjadi perhatian adalah Saksi-Saksi Yehova (SSY).

Menanggapi hal itu, pada Kamis (05/01) di Ruang Sidang Persekutuan

Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Salemba 10, Jakarta 10, diadakan Diskusi Awal Tahun

2012. Seperti dirilis pada situs resmi PGI, Acara Diskusi Awal Tahun 2012 ini

dihadiri oleh kalangan akademik dan teolog, ANBTI dan Sinode GKI. Diskusi ini

membahas perkembangan situasi bangsa Indonesia yang menyangkut kebebasan

beribadah, kasus kekerasan yang semakin marak dan mengenai Saksi-Saksi

Yehuwa (SSY) yang bernama resmi Saksi-saksi Yehuwa di Indonesia (SSYI).

Pdt. Prof. Dr. Jan S. Aritonang melalui makalahnya yang berjudul ‘Gereja dan

Kebebasan Beragama di Indonesia’ menuangkan beberapa poin penting terkait

SSY yang disampaikannya kepada forum. Ia mengatakan walaupun konstitusi

negara menjamin hak dan kebebasan setiap orang atau tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan

kepercayaannya serta dalam menjalankan hak dan kebebasannya, warga negara

tersebut wajib tunduk pada pembatasan-pembatasan yang telah ditetapkan

undang-undang termasuk juga SSY.15

Di Medan, Saksi Yewuha ini juga terdapat di daerah Medan Tuntungan,

tepatnya di Jalan Letjen Jamin Ginting Gang Palas No 2, dan akan menjadi lokasi

penelitian penulis. Dalam kajian mengenai eksistensi Saksi Yehuwa ini, salah satu

acuan yang akan digunakan penulis adalah konsep Koentjaranigrat bahwa dalam

15

(13)

mengkaji sistem religi suatu masyarakat ada dua hal yang menjadi perhatian besar

yaitu16

a. Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku bangsa biasanya

merupakan unsur kebudayaan yang tampak paling lahir. :

b. Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan untuk menyusun

teori-teori tentang asal muasa religi.

Mengacu pada konsep tersebut, penulis akan mengkaji bentuk upacara

(kebaktian) yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa. Di samping itu, penulis juga akan

mengkaji asal muasal serta perkembangan atau sejarah Saksi Yehuwa lebih khusu

di Indonesia. Mengingat masalah penelitian ini adalah mengenai masalah

eksistensi, penulis juga akan mengacu pada konsep interaksi sosial oleh Soerjono

Soekanto. Konsep terseb menjelaskan bagaimana suatu kelompok masyarakat

melakukan interaksi dan integrasi dalam lingkungan masyarakat luas seperti

melalui17

a) Proses asosiatif yang di dalamnya teradapat proses akomodasi, asimilasi dan

akulturasi. :

b) Proses disosiatif yang mencakup persaingan dan atau pertentangan.

Melalui konsep interaksi sosial tersebut, maka penulis akan menjelaskan

bagaimana Saksi Yehuwa dalam melakukan interaksi dengan lingkungan

masyarakat di mana komunitas ini berada. Di samping itu, penulis juga akan

mengkaji bagaimana strategi Saksi Yehuwa dalam mempertahankan eksistensinya

di tengah prokontra kehadiran mereka di lingkungan masyarakat Kristen. Dengan

16

Koentjaraningrat,” Pengantar Antropologi”. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990). Hal. 375.

17

(14)

kedua konsep tersebut, maka penulis berharap dapat menjawab permasalahan

pokok dalam penelitian ini yaitu eksistensi komunitas Saksi Yehuwa di Kota

Medan.

1.2 Tinjauan Pustaka.

Agama – agama besar dunia tidak luput dari perbedaan pendapat yang

menimbulkan perbedaan aliran, mazhab dan sekte. Aliran disebabkan oleh

perbedaan pendapat yang agak pokok dan prinsipil antara penganut agama yang

bersangkutan. Sekte merupakan perpecahan dalam agama Kristen yang

memisahkan diri dari gereja. Biasanya sekte merupakan protes terhadap orientasi

keduniaan gereja asalnya. Karena itu sekte ingin mengembalikan kesakralan dan

peran Tuhan dalam kharismatik beragama. Sekte baru ini pun memilih pemimpin

yang kharismatik dan menghidupkan upacara – upacara ritual yang terabaikan

oleh gerejanya.

Gejala ini berbeda dengan teori Durkheim tentang agama yang

mengatakan bahwa agama berperan untuk mewujudkan dan meningkatkan

solidaritas sosial. Agama rupanya juga melahirkan perpecahan dalam bentuk

aliran, mazhab dan sekte. Perbedaan ini tampaknya karena Durkheim

mendasarkan pendapatnya pada agama – agama masyarakat primitif yang bersifat

tertutup dan dalam lingkup kecil. Sedangkan agama – agama besar dunia punya

sejarah yang panjang, umat yang tersebar luas di berbagai penjuru dunia, dan

pemuka agama yang punya latar belakang pendidikan sejarah, pemikiran dan

sosial yang berbeda.18

18

(15)

Sebagai agama besar dan punya sejarah panjang, sebenarnya kesempatan

untuk berbeda pendapat ini diperlukan karena tidak mungkin semua suku bangsa

dari berbagai tempat dan waktu akan diatur dengan aturan yang sama sampai

kepada masalah yang sekecil – kecilnya. Kesamaan hanya diperlukan dalam hal –

hal yang pokok dan prinsip dalam ajaran agama. Sedangkan masalah teknis dan

detail patut berbeda antara satu daerah dan masyarakat dengan yang lain. Kalau

tidak ada peluang yang menjadikan ajaran suatu agama fleksibel, dapat berubah

dengan perubahan sosial budaya dalam hal rincian masalah, atau hal – hal yang

sekunder dan teknis, agama itu tidak akan dapat bertahan lama.

Kalau perbedaan pendapat tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan,

yang harus dijaga adalah toleransi dalam perbedaan pendapat dan tetap

meningkatkan persaudaraan supaya ajaran agama untuk menanamkan persatuan

dan persaudaraan antar umat penganut satu agama dan bahkan dengan umat

penganut agama lain dapat terwujud. Perbedaan pendapat dan mazhab tidak boleh

dijadikan konflik, dipahami secara emosional dan fanatik. Namun, ajaran ideal ini

sering tidak terealisasir karena penganut mazhab, aliran dan sekte biasa pula

mengklaim bahwa ajaran aliran, mazhab dan sektenyalah satu – satu yang benar

karena sifat fanatik ini memang melekat pada kehidupan beragama. Keyakinan

ini, bagaimanapun harus dibarengi dengan toleransi terhadap penganut lairan dan

mazhab lain.

Sekte adalah gerakan ideologi yang mempunyai sasaran yang eksplisit dan

diikrarkan, mempertahankan dan bahkan menyebarkan ideologi tersebut. Oleh

karena itu, dapat dicatat bahwa orang – orang yang kepentingannya terletak di atas

(16)

pembenaran kelakuan atas namanya) mempunyai kepentingan yang absah atas

namanya. Tetapi perbedaan sosiologis tidak semata – mata didasarkan pada

perbedaan keyakinan dan praktek teologi, dan tentu saja bukan odium theologicum

yang mencoba memberi ciri kepada sekte sebagai ekstremis.

Menurut (Koenjaraningrat 1986:248) migrasi menyebabkan paham-paham

kelompok manusia dan kebudayaan yang berbeda-beda, akibatnya individu dalam

kelompok dihubungkan dengan unsur kebudayaan lain.

Komunitas adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu

wilayah yang nyata dan berinteraksi secara kontinu sesuai dengan suatu sistem

adat istiadat dan terikat oleh suatu rasa identitas. Berdasarkan yang tertulis di

Wikipedia, komunitas adalah: ”sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme

yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah

kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang

berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti

"sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Sedangkan Kelompok adalah

merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam

aktivitas kelompok. Demikianlah pula kelompok adalah merupakan bagian dari

kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai

kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu

organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari

(17)

tugas pekerjaan yang dilakukan,kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan

barang kali adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu

sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi tertentu. Adapun

bentuk-bentuk kelompok yaitu:

-Kelompok Primer (Primary Group)

Orang yang pertama kali meumuskan dan menganalisis suatu kelompak primer

ini adalah Charles H. Cooley, Didalam bukunya Organisasi-Organisasi sosial

(Social Ordirizerganizations), yang diterbitkan untuk pertama kalinya tahun 1909,

Dia menulis sebagai berikut: By Primari Group I mean those characterized by

intimate, face to face association and cooperation. They are primary in several

senses, but chiefly in that they are fundamental in forming the social nature and

ideals of the individual. Yang artinya dengan kelompak-kelompok primer itu

adalah kelompok yang disifati dengan adanya keakraban, kerjasama dan

hubungan tatap muka. Mereka utama dalam beberapa pengertian, tetapi pada

pokoknya, mereka merupakan dasar dalam pembentukan sifat sosial dan cita-cita

individu. Suatu kelompok primer haruslah mempunyai suatu perasaan keakraban,

kebersamaan, loyalitas, dan memmpunyai tanggapan yang sama atas nilai-nilai

dari para anggotanya. Dengan demikian, semua kelompok primer adalah

kelompok yang kecil ukurannya, tetapi tidak semua kelompok kecil adalah

primer. Contah kelompok primer adalah keluarga, dan kelompok kolega (peer

group).

-Kelompok Formal dan Informal

Kelompok formal adalah suatu kelompok yang sengaja dibentuk untuk

(18)

organisasi, tetapi tidak harus sedemikian pada setiap kasus. Sejumlah orang yang

ditetapkan untuk melaksnakan suatu tugas tertentu merupakan bentuk kelompok

formal ini. Dan contoh kelompok formal ini diantaranya komite atau panitia,

unit-unit kerja tertentu seperti bagian laboratorium riset dan pengembangan, tim

manajer, kelompok tukang pembersih dan lain sebagainya. Adapun kelompok

informal adalah suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik,

dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Anggota kelompok tidak diatur dan

diangkat, keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan

kelompok. Kelompok informal sering timbul berkembang dalam kelompok

formal, karena adanya beberapa anggota yang secara tertentu mempunyai

nilai-nilai yang sama yang perlu ditularkan (shared) sesama anggota lainnya.

-Kelompok Terbuka dan Tertutup

Cara lain untuk menggolongkan kelompok ialah dengan membedakannya antara

kelompok tertutup dan terbuka. Kelompok terbuka adalah suatu kelompok yang

secara ajek mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan.

Sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahan

dan pembaharuan, atau mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan.

Sekelompok manasusia termasuk yang tergabung dalam suatu komunitas,

yang melakukan suatu kegiatan secara bersama dapat diartikan sebagai suatu

bentuk kolektivisme (kebersamaan). Perilaku sekelompok manusia yang

dilakukan secara bersama ini pula dapat diistilahkan sebagai perilaku kolekti. Neil

Smelser dalam Suryanto (2008:2) mengidentifikasi beberapa kondisi yang

(19)

Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa

Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah

berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Artinya dengan keluar dari dirinya sendiri,

manusia sadar tentang dirinya sendiri; ia berdiri sebagai aku atau pribadi. Pikiran

semacam ini dalam bahasa Jerman disebut dasein (da artinya di sana, sein artinya

berada).19

Masalah eksistensi komunitas sekte20

Masalah Ahmadiyah misalnya, Penerbitan SKB Ahmadiyah ternyata

belum dirasa cukup untuk mempertegas keberadaan Ahmadiyah di Indonesia.

Ahmadiyyah adalah sebuah gerakan keagamaan Islam yang didirikan ole

agama di Indonesia bukan lah hal

yang baru kita dengar. Masalah ini juga pernah terjadi dalam beberapa gerakan

atau sekte agama selain sekte dalam agama Kristen. Misalnya adalah masalah

munculnya Gerakan Muhammadiyah dan Ahmadiyah dalam agama Islam. Selain

itu masalah eksistensi komunitas ini juga pernah terjadi dalam munculnya agama

Konghucu.

. Menurut sudut pandang umum umat

ajaran Ahmadiyah (Qadian) dianggap melenceng karena mengakui Mirza Ghulam

Ahmad sebagai nabi (Isa al Masih dan Imam Mahdi). Hal ini bertentangan dengan

pandangan umum Islam yang mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai nabi

19

20

Dalasekte umumnya adalah sebuah kelompo

memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya karena pertikaian tentang

masalah-masalah

21

(20)

terakhir, walaupun juga mempercayai kedatangan Isa al Masih dan Imam Mahdi

setelah masa Beliau (Isa al Masih dan Imam Mahdi akan menjadi umat Nabi

Muhammad SAW)22. Dengan demikian disebutkan pula bahwa Ahmadiah dan

Islam tidak ada hubungan apapun. Bahkan Ahmadiah disebut hanya menipu

manusia dan bersembunyi di balik nama Islam demi suatu kepentingan semata23

Perbedaan tersebut membuat gerakan ini dianggap sebagai gerakan sesat

oleh MUI. semenjak tah

.

sesatnya Jema’at Ahmadiyah Qadiyah

yang berada di luar Islam", lalu ditegaskan kembali pada fatwa MUI yang

dikeluarkan taAliran Ahmadiyah, baik Qodiyani ataupun

Lahore, sebagai keluar dari Islam, sesat dan menyesatkan"24. Di samping itu,

ketidaktegasan pemerintah dituding sebagai pemicu terjadinya tindak kekerasan

pada pengikut Ahmadiyah yang terjadi di beberapa daerah Indonesia, dan insiden

Monas beberapa tahun lalu merupakan puncak klimaksnya. Ketika pembelaan

terhadap Ahmadiyah menggunakan tameng hak azasi manusia (HAM) yang

konvenannya telah dirativikasi Indonesia, pihak kontra Ahmadiyah membantah

kasus ini sebagai kasus yang tidak ada hubungannya dengan HAM, melainkan

masalah penodaan agama25

Masalah eksistensi komunitas ini juga pernah dialami oleh Gerakan

Muhammadiyah. Gerakan Muhammadiah yang lahir dengan penafsiran yang

berbeda dengan Islam yang kita kenal dalam menghadapi awal dan akhir

Ramadan. Kehadiraan Gerakan Muhammadiyah ini juga dihadapkan pada .

22

Ihsan Ilahi Dzahir,”Ahmadiah Qodianiyah sebuah kajian analitis”. (Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2008). Hal xii.

23

Ibid hal 25.

24

Ibid opcit.

25

(21)

prokontra di kalangan muslim. MUI memang telah melakukan upaya ke arah

penyatuan melalui berbagai fatwa. Namun hal itu dianggap belum menjembatani

kesenjangan antara pengguna teori wujud al-hilal mutlak di satu sisi dan pengguna

teori ru'yah mutlak di sisi lain yang senantiasa menuntut istikmal manakala hilal

tidak bisa dilihat meskipun sebenarnya sudah sangat tinggi26. Namun seiring

dengan perkembangan Muhammadiyah, di Indonesia gerakan ini justru bisa

diterima oleh masyarakat Muslim. Hal ini terbukti dari telah adanya pemahaman

yangsama oleh Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) bahwa Islam tidak

dimonopoli oleh kelompok manapun. Setiap orang berhak menafsirkannya selama

didasari semangat untuk mencari kebenaran27

Pada dasarnya, Saksi Yehuwa adalah orang – orang biasa. Mereka tak

luput dari masalah ekonomi, kesehatan, sosial dan masalah kehidupan lainnya.

Merekapun tak luput dari kesalahan karena mereka bukanlah manusia sempurna,

bukan pula manusia terilham. Tetapi, mereka berupaya menarik pelajaran dari .

Saksi Yehuwa (Jehovah Witnesses) adalah aliran agama yang sering

secara terbuka mengaku sebagai “Siswa – Siswa Alkitab” namun juga sering

mengaku sebagai Kristen (namun ajarannya bersifat antitesa terhadap

kekristenan). Saksi Yehuwa cenderung berpraktek melalui kunjungan dari rumah

ke rumah, dan sekalipun Saksi Yehuwa menyiarkan keyakinan mereka juga pada

penganut agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen

yang sudah bergereja.

26

muhammadiyahku.blogspot.com/.../kontroversi-hisab-rukyiah. (Akses 27 juli 2013)

27

(22)

pengalaman dan mempelajari Alkitab dengan rajin agar dapat memperbaiki diri.

Mereka membaktikan diri kepada Allah untuk melakukan kehendak-Nya dan

mereka mengerahkan diri untuk menunaikan pembaktian itu. Ciri khas utama dari

Saksi Yehuwa adalah mereka memiliki gedung sebagai tempat perhimpunan

mereka yang diberi nama Balai Kerajaan dan mereka juga tidak suka akan

organisasi yang rumit, kemudian bahan bacaan mereka Sedarlah dan Menara

Pengawal serta buku – buku terbitan Watch Tower. Saksi Yehuwa sangat

menekankan semangat mencari orang. Saksi Yehuwa tidak memiliki pendeta,

karena semua orang sama, maka setiap orang wajib menyebarluaskan ajaran ini.

Dalam segala kegiatan, mereka mencari bimbingan Firman Allah dan Roh

Kudus-Nya.

Ditempat yang baru suku bangsa pendatang di dalam proses adaptasi akan

sampai kepada tiga pilihan: pertama adalah, apakah pola-pola sosial budaya yang

diwariskan oleh nenek moyangnya akan dipertahankan, dan yang kedua adalah

apakah pendatang baru itu akan mengadaptasikan dirinya dengan pola-pola sosial

budaya setempat dan ke tiga apakah pendatang akan merubah pola-pola sosial

budaya yang dibawanya di daerah tujuan migrasi. Strategi adaptasi adalah rencana

yang dilakukan dan diterapkan oleh kaum pendatang untuk dapat memecahkan

masalah-masalah yang mereka hadapi dan untuk memperoleh keseimbangan yang

positif dengan kondisi pemikiran yang baru (Pelly 1983:107) Hal strategi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha-usaha dari manusia yang sudah

direncanakanya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di

lingkungan agar mereka tetap bisa mempertahankan agamanya, dalam hal ini

(23)

1.3 Rumusan Masalah

Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah

“Bagaimana Eksistensi saksi Yehuwa di Kota Medan”. Pokok permasalahan

tersebut saya rumuskan dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah kedatangan Saksi Yehuwa di Kota Medan?

2. Bagaimana kehidupan sosial budaya para pengikut Saksi Yehuwa di Kota

Medan?

3. Bagaimana Strategi adaptasi Saksi Yehuwa di Kota Medan?

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan

Tuntungan, dimana peneliti mampu menemui informan baik itu informan kunci

maupun informan biasa untuk mendapatkan data yang diinginkan. Lokasi itu juga

merupakan tempat dimana informan melakukan aktifitas mereka sehari-hari.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang akan saya lakukan ini adalah:

1. Untuk mengambarkan Sejarah kedatangan Saksi Yehuwa di Kota Medan.

2. Untuk menjelaskan kehidupan sosial budaya para pengikut Saksi Yehuwa di

Kota Medan.

3. Untuk menggambarkan Strategi adaptasi Saksi Yehuwa di Kota Medan.

Sedangkan manfaat penelitian ini ialah:

1. Sebagai bahan referensi bagi masyarakat terlebih masyarakat Kristen dalam

(24)

2. Sebagai bahan referensi bagi kalangan akademisi, mahasiswa aktivis dan lain

sebagainya, khususnya mereka yang berlatar belakang disiplin Ilmu

Antropologi yang ingin mengkaji lebih dalam tentang Saksi Yehuwa.

3. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan menjadi sebuah sarana

pengembangan diri untuk lebih paham akan ruang lingkup Kajian

Antropologi.

1.6 Metode Penelitian

Mengingat masalah penelitian ialah mengenai eksistensi Saksi Yehuwa,

maka penelitian ini akan dilakukan dengan metode metode penelitian kualitatif

yang bersifat etnografi, yaitu data akan menjelaskan atau menggambarkan makna

serta proses-proses suatu fenomena atau gejala sosial suatu masyarakat yang

diteliti (Koentjaraningrat, 1981:30). Dengan demikian, data yang diperoleh dar

lapangan akan saya anlisis berdasarkan analisis etnografi untuk mencoba

menggali dan menemukan seta memahami bagaimana eksistensi Saksi Yehuwa.

Untuk mendeskripsikan secara rinci mengenai eksistensi Saksi Yehuwa di

Kota Medan ini, maka peneliti akan melakukan penelitian lapangan (Field

Research) sebagai cara untuk memperoleh data-data primer. Di samping itu, data

sekunder juga dibutuhkan guna melengkapi data dari lapangan yang akan

diperoleh melalui buku-buku, artikel-artikel ataupun tulisan-tulisan lain yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan saya lakukan dalam penelitian ini

(25)

1. Observasi

Observasi atau pengamatan akan dilakukan dengan mengamati

aktivitas-aktivitas, gejala-gejala masyarakat di lokasi penelitian. Metode observasi atau

pengamatan ini akan dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas

Saksi Yehuwa yang dapat diamati dan dapat membantu peneliti dalam mencari

jawaban atas rumusan masalah penelitian (Suparlan, 1986 :6). Dalam metode

observasi atau pengamatan ini, peneliti akan berada di tengah-tengah warga Saksi

Yehuwa untuk melihat kebaktian atau upacara keagamaannya atau mengamati

kegiatan sosial jemaat serta menuliskan hasil pengamatan yang saya peroleh dari

lapangan dalam sebuah catatan lapangan (fieldnote). Dalam hal ini observasi

yang dilakukan adalah mengamati langsung kegiatan kerohanian dan upaya

perekrutan langsung anggota baru.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data yang tersirat dalam aktivitas-aktivitas masyarakat

yang tak Nampak oleh peneliti dengan cara observasi, maka peneliti juga akan

menggunakan teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan cara Tanya

jawab secara langsung (tatap muka) dengan informan yang mampu memberikan

penjelasan tentang pertanyaan masalah penelitian (Burhan Bungin, 2008 : 7).

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai pendirian-pendirian

masyarakat yang diteliti tentang rumusan masalah yang dikaji oleh peneliti

(Singarimbun dan Effendi, 1984 : 145). Dalam hal ini, peneliti akan

menggunakan wawancara mendalam (depth interview) dan dengan menggunakan

pedoman wawancara (instrument wawancara) untuk merekam dan mencatat hasil

(26)

Teknik wawancara ini akan saya lakukan kepada masyarakat Kota Medan yang

menganut aliran Saksi Yehuwa dan fokus kepada pengurus balai kerajaan,

jemaat, warga sekitar balai kerajaan dan masyarakat yang baru direkrut.

3. Penentuan Informan

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kota

Medan yang merupakan penganut saksi yehuwa dan masyarakat yang mampu

memberikan informasi terkait masalah yang diketahui. Dengan begitu peneliti

membagi jenis informan ini kedalam dua bagian yaitu antara lain sebagai berikut:

a.Informan Kunci

Orang yang merupakan penganut saksi yehuwa yang diharapkan mampu

memberikan informasi sedetail mungkin.

b.Informan Biasa

Masyarakat biasa (non-Saksi Yehuwa) yang dimintai keterangan atau tanggapan

informasi mengenai yang diteliti tersebut.

4. Analisis Data

Analisis Data merupakan suatu proses pengaturan data yang

diorganisasikan dalam suatu bentuk atau kategori (Moleong, 2000). Data yang

diperoleh dari lapangan akan dianalisis secara kualitatif. Dalam hal ini peneliti

akan melakukan pengelompokan data ke dalam kategori-kategori tertentu dan

mencari hubungan-hubungan data tersebut. Proses analisis data ini akan diawali

dengan cara mengumpulkan data-data dari lapangan baik berupa hasil observasi

maupun wawancara serta data-data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang

(27)

data tersebut akan didasarkan dikategorikan berdasarkan kategori-kategori yang

terkandung dalam data tersebut. Kemudian hasil analisis tersebut akan

Referensi

Dokumen terkait

Realisasi program CSR Bank BJB melalui pemberian mesin olah sampah tahun 2013 di Kelurahan Babakan Sari membuat masyarakat merasa terbantu, memberikan rasa senang, membuat masyarakat

[r]

Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai.. Variabel Moderating (Studi pada

Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik?. “Jangan takut Pak, aku

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Berdasarkan persoalan-persoalan berikut, hipotesis awal kajian telah dibuat iaitu: Pemahaman masyarakat Islam terhadap hukum jual beli barang perhiasan daripada emas secara

Responden ibu hamil yang mempunyai perilaku diet yang negatif dalam pencegahan hiperemesis gravidarum penyebab utamanya ibu hamil mempunyai perilaku diet yang

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan