BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi ini diseluruh belahan dunia baik di Negara maju maupun di Negara yang sedang berkembang aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai oleh pengusaha untuk membiayai investasinya. Dengan adanya aktivitas menabung maka penabung akan mendapatkan bunga atas tabungannya sedangkan pengusaha juga akan bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan diperoleh dari investasi lebih besar dari yang dibayarkannya. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi misalnya apabila tabungan meningkat maka pengeluaran investasi juga meningkat adalah sebagai akibat bekerja mekanisme bunga
sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara professional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank, karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja perbankan yang tinggi pula.
.
Akibat menabung memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi setiap orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni; dapat mengakomodasi uangnya selanjutnya uang tersebut dapat digunakan untuk investasi. Dengan menabung setiap orang dapat merasakan keamanan uangnya terjamin dan tidak perlu takut kehilangan uangnya karena uang tersebut berada didalam suatu lembaga yang resmi, dengan menabung dapat melatih seseorang untuk hidup hemat. Dengan menabung dapat meringankan beban seseorang dimasa depan atau pada saat tertentu apabila si penabung mengalami kesulitan, maka setiap saat dia dapat mengambil uang sesuai dengan jenis tabungan mana yang telah dipilih oleh si penabung. Manfaat tabungan bukan hanya penting bagi si penabung tetapi juga bermanfaat bagi Negara dan lembaga perbankan karena melalui lembaga perbankan uang tersebut akan terakomodasi sebagai modal yang kemudian dapat digunakan sebagai penawaran kredit kepada pihak investor untuk dapat mengekspansi usahanya. Dari manfaat tabungan diatas orang dengan sendirinya sadar dan mau menyimpang uang di bank.
semakin besar pula tingkat tabungan yang diciptakan masyarakat. Hal ini berarti ada pengaruh positif antara pendapatan dan jumlah tabungan. J.M. Keynes (2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang penting bagi tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada penawaran dan permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta investasi. J.M. Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk menabung. Pendapatan tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan yang disimpan masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin besar pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika pendapatan meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
Tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga bersama-sama sangat mempengaruhi masyarakat untuk dapat meningkatkan tabungan. Hal ini dapat kita mati pada kehidupan sehari-hari masyarakat yang selalu mencari informasi mengenai tingkat bunga yang tercipta didalam pasar uang, apabila mereka mengetahui bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi maka masyarakat akan lebih mengurangi pengeluarannya untuk mengkonsumsi guna menambah tabungan mereka karena masyarakat mempunyai harapan bahwa uang mereka akan bertambah pada bulan atau tahun berikutnya daripada mereka harus menyimpang uang dirumah. Dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan menurun maka masyarakat akan mengurangi tabungan. Hal ini serupa dengan tingkat suku bunga, apabila tingkat suku bunga meningkat maka masyarakat akan menambah tabunganya. Apabila kedua faktor tersebut diatas sama-sama terjadi yaitu tingkat pendapatan meningkat dan Tingkat suku bunga meningkat maka akan menyebabkan daya tabung masyarakat semakin meningkat.
Masyarakat Timor Leste kebanyakan cenderung menabung uangnya di lembaga keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste karena mereka memperoleh keuntungan lewat bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabah-nasabah yang menabung uangnya di lembaga keuangan tersebut.
Banco Nasional Comersio Timor-Leste (BNCTL) menawarkan bunga sebesar 0.5% pertahun kepada nasabah yang melakukan tabungan biasa, sedangkan nasabah yang melakukan tabungan berjangka atau deposito umumnya lembaga keuangan Bank Nasional Komersio Timor-Leste memberikan tingkat suku Bunga 0.7% pertahun. Bunga seperti tersebut diatas baik bunga tabungan biasa maupun bunga tabungan berjangka atau deposito diberikan untuk meransang para nasabah untuk melakukan tabungan di lembaga keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis cenderung mengambil judul Skripsi “Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Tingkat Suku Bunga terhadap Minat Menabung Masyarakat di Bank BNCTL(Banco Nasional Comesial Timor-Leste)”.
Atas dasa latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang terserap oleh bank BNCTL?
2. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang terserap oleh bank BNCTL?
3. Apakah suku bunga dan pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana yang terserap oleh bank BNCTL?
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah kota Dili saja, dan kurun waktu yang
dipilih adalah tahun 2010 sampai tahun 2015.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan agar dapat dijasikan sebagai acuan sehingga arah penelitian tersebut tidak menimpang dari pada ketentuan yang ditetapkan.
Atas dasar tujuan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
2. Mengetahui besarnya pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah dana deposito pada bank BNCTL di kota Dili.
3. Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga dan pendapatan terhadap jumlah dana deposito pada bank BNCTK di kota Dili.
b. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa berikutnya sekaligus menjadi bahan komparasi untuk penelitian sejenis;
2. Bagi pihak manajer perusahaan; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pihak perusahaan atau sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak terkait pada perusahaan;
3. Bagi penulis; melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan atau menambah pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai masalah yang diteliti.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang berfokus pada pengaruh pendapatan perkapita dan tingkat suku bunga terhadap minat menabung nasaba di Bank BNCTL
Sistematika penulisan merupakan rangkaian penulisan penelitian dari Bab 1 hingga Bab terakhir yang dapat memudahkan pembaca dalam membaca isinya yaitu sebagai berikut:
1. BAB I Pendahuluan mencakup uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, Hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
2. BAB II menyangkut tinjauan pustaka yang berlandaskan pada berbagai pengertian dari ketiga variable serta pada teori-teori yang masih memiliki hubungan sesuai dengan judul penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
Dalam pembahasan ini penulis mengemukakan teori-teori tentang pendapatan, tingkat suku bunga, minat menabung dan pengertian perbankan. 2.1.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu yang umum digunakan biasanya dalam satu bualan. Tingkat pendapatan ini digunakan dengan suatu standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan . pendapatan masyarakat sering digolongkan kedalam beberapa golongan yaitu: masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat berpendapatan menengah dan masyarakat berpendapatan tinggi.
Pendapatan masyarakat ini secara langsung berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, pendidikan, kehidupan moral dan rasa harga diri atau status sosoal seseorang dibandingkan orang lain yang mempunyai golongan pendapatan berbeda.
subyektif, artinya setiap orang mempunyai pandagan, tujuan dan cara hidup yang berbeda. Dengan demikian memberikan nilai-nilai yang berbeda pula terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
Menurut Muana (2001:15) menyatakan bahwa pendapatan perorangan (personal income) merupakan pendapatan agregat yang berasal dari berbagai sumber yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga.
Nopirin (2002:314) menyatakan bahwa pendapatan (income) dari masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada sector produksi dan sector yang berlaku dipasar.
Pendapatan perkapita merupakan personal income dimana pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis non perusahaan. Nilainya diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. (Mankiw, 2003:10).
pendapatannya atau dengan kata lain kemampuan masyarakat untuk menabung mengalami peningkatan.
J.M. Keynes (2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang penting bagi tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada penawaran dan permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta investasi. J.M. Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk menabung. Pendapatan tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan yang disimpan masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin besar pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika pendapatan meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
2.1.2 Tingkat Suku Bunga
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Kasmir, Agustus 2002. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/9906/1/09E01642.pdf
Pengertian tingkat bunga berdasarkat teori Keynes (Teori Liquidity Preference) Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang, menurut teori ini keinginan untuk memegang uang ada tiga motif (transaksi, berjaga-jaga dan berspekulasi) atau liquidity preference. Teori ini merupakan turunan dari teori permintaan Akan uang dari Keynes sendiri. Permintaan uang menurut Keynes berdaarkan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi tiga motif tersebut, preference atau keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang bersedia membayar dengan harga atau tingkat bunga tertentu untuk penggunaan uang. Kaum Keynesian lebih menekan sifat uang sebagai satu aktiva yang liquid yang bisa digunakan untuk mengatakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari surat berharga.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) Suku bunga adalah Pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima setiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu.
yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya.
Jadi, tingkat suku bunga merupakan persentase dari modal yang dipinjam dari pihak luar atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank atau tingkat biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya pada saham.
Menurut teori klasik, bunga adalah bagian dari penggunaan Dana yang tersedia untuk dipinjamkan (Loanable Fund). Harga ini terjadi di pasar Dana investasi, ini terjadi dimana pada periode waktu tertentu anggota masyarakat memilki kelebihan dari pendapatan kemudian menabung kelebihan pendapatannya. Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga dipengaruhi oleh permintaan atas tabungan oleh para investor dan penawaran tabungan oleh rumah tangga.
liquiditas adalah permintaan terhadap uang seluruh masyarakat dalam perekonomian.
Sukirno (2000:385) Dalam hubungannya dengan permintaan uang, tingkat bunga bisa dibedakan menjadi dua yaitu tingkat bunga dalam negeri dan tingkat bunga luar negeri. Perbedaaan tingkat bunga diantaranya disebabkan beberapa faktor yaitu : Perbedaan resiko, pinjaman pemerintah membayar tingkat bunga yang lebih rendah dari pada tingkat bunga pinjaman swasta karena resikonya lebih kecil.
capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan mendorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
Suku bunga adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban bagi (debitor) yang diterima atau dibayarkan oleh kreidtor atau debitor (Madura, 2003). Menurut Kamus lengkap ekonomi (2000,693), suku bunga (interest rate) adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada kepada yang meminjam. Bagi peminjam, suku bunga merupakan biaya pinjaman atau harga yang dibayar atas uang yang dipinjamkan, yang merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya diekspresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan. Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah: jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101).
dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).
Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 (dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Menurut Dendawijaya Lukman (2001:105) dalam industry perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponen-komponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya.
2.1.3 Minat Menabung
Pengertian tabungan menurut Undang-undang perbankan no 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tujuan menabung di bank adalah:
Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan;
Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis.
Sarana penarikan tabungan:
Buku tabungan;
Slip penarikan;
ATM (anjungan tunai mandiri);
Sarana lainnya (Formulir transfer, Internet banking, Mobile banking, dll). http://id.wikipedia.org/wiki/tabungan
Menurut Lukman Dendawijaya (2003; 58) pengertian tabungan yaitu:Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2.1.4 Jenis-Jenis Tabungan
penabung. Dengan demikian penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis yang dimaksud adalah:
a. Tabungan Pembangunan Nasional
Yaitu bentuk tabungan yang tidak terkait oleh jangka waktu dengan syrat penyorotan dan pengambilan yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun 1971. Tabanas terdiri dari:
b. Tabanas Umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh pihak penabung bersangkutan.
c. Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tapelpram), yaitu tabungan khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka.
d. Tabanas Pegawai, yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan secara kolektif.
e. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska), yaitu bentuk tabungan dengan asuransi jiwa.
f. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama calon Jemaah haji untuk setiap musim haji.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:83) Tabungan lainnya adalah semua tabungan pihak ketiga kepada bank yang administrasi pembukuannya dilakukan dalam buku tabungan, menabung dan penarikan tabungan dilakukan dengan slip tabungan dan slip penarikan yang telah disediakan oleh bank.
Menurut Nopirin (2000:156), berpendapat bahwa tabungan akan naik apabila pendapatan (Disposible income) naik, kenaikan ini dapat dicapai penurunan pajak penghasilan. Dengan demikian penurunan pajak penghasilan dapat meningkatkan tabungan. Berdasarkan pada yang deikemukkan oelh Nopirin diatas mak dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi perubahan dalam pendapatan akan mengakibatkan tabungan menjadi meningkat. Akan tetapi sebaliknya, apabila pendapatan mengalami penurunan maka akan menyebabkan turunnya tabungan.
Menurut John Hicks, yang dikutip oleh Nopirin menyatakan bahwa tabungan tidak hanya ditentukan oleh tingkat bunga, tetapi juga tingkat pendapatan. Tabungan adalah bagian dari pendapatan komsumsi yang tidak dibelanjakan atau digunakan untuk komsumsi.
Menurut kosim (2000:75) menyatakan bahwa tingkat tabungan masyarakat dapat ikut aktif untuk dapat memanfaatkan produk perbankan yang beerupa tabungan. Tabungan adalah menyimpang uang di bank kapan saja dan berapa saja pengambilanpun bisa kapan saja apabila dibutuhkan. Tabungan untuk mendidik masyarakat untuk hidup hemat, dan tabungan juga dapat membantu program pemerintah untuk ikut dalam proses pembangunan.
Tabungan ialah kelebihan pendapatan terhadap
pengeluaran untuk konsumsi (Keynes, dalam Nopirin 1996:56).
Prema-Chandra Athukorola dan Kunal Sen (2003) dalam
tulisan yang berjudul “ The Determinants of private Saving in
India” mengatakan bahwa untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat (private saving)
dalam proses pembangunan ekonomi dengan menggunakan
data dari india. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa tingkat
tabungan meningkat seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan dari pendapatan yang dibelanjakan (disposible
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian, data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Dimana, data kuantitatif tersebut berbentuk angka-angka yang dapat dihitung, dengan menghitung seluruh nasabah yang melakukan tabungan di lembaga keuangan Bank Nasional Komersial Timor-Leste (BNCTL) dan suku bunga yang ditawarkan kepada para nasabah. Sedangkan data kualitatif adalah mencari tahu minat menabung dari para nasabah. Sehingga penulis mengdentifikasikan tiga (3) Variabel yaitu:
Y (variabel terikat ) = minat menabung X1 (variabel bebas ) = pendapatan nasabah X2 (variabel bebas) = tingkat suku bunga 3.2 Definisi Operasional
Jadi, definisi dari ketiga (3) variabel tersebut adalah sebagai berikut: a. Pendapatan adalah jumlah nilai berupa uang atau barang yang diterima atau
dimiliki oleh masyarakat dalam periode tertentu;
b. Tingkat suku bunga adalah persentase dari modal yang dipinjam dari pihak luar atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank atau tingkat biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya pada saham; c. Minat menabung adalah keinginan masyarakat untuk menyisikan pendapatan
yang tidak habis dikomsumsi. 3.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Mohammad Teguh jenis dan sumber data dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data statistik yang berbentuk angka-angka. Data ini terpisah secara langsung dari hasil penelitian dilapangan melalui kuesioner yang dibagikan kepada anggota atau nasaba di Bank Nasional Komersial Timor-Leste.
2.1.4 Jenis Data
b. Data Sekunder adalah data yang sudah tersedia di bank BNCTL yaitu jumlah orang yang melakukan tabungan dan suku bunga yang disediakan oleh lembaga keuangan BNCTL.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data meliputi:
3.4.1 Observasi
Adalah suatu metode operasional untuk mengumpulkan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap onyek yang diamati secara langsung. Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah metode observasi tampa partisipasi, yaitu pengamatan yang perlu dilakukan peneliti sebagai dasar pengumpulan data lebih lanjut.
3.4.2 Wawancara
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara bertanya lansung kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel. Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara berstruktur yaitu peneliti sebelum melakukan wawancara terleibih dahulu menyiapkan kuesioner untuk dibacakan pada saat melakukan wawancara dengan responden.
3.4.3 Penyebarab kuesioner
Kemudian peneliti menunggu kembali kusioner yang telah disebarluaskan, dengan demikian proses pengumpulan data selesai.
3.5 Teknik Penentuan Sampel