• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012 2013 | Widyaningrum | KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN 2492 5681 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012 2013 | Widyaningrum | KALAM CENDEKIA PGSD KEBUMEN 2492 5681 1 PB"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS

BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh:

Ika Widyaningrum 1, Wahyudi 2, Muh. Chamdani 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

1 Mahasiswa S1 PGSD FKIP UNS 2, 3 Dosen S1 PGSD FKIP UNS

e-mail: ikawied@yahoo.co.id

Abstract: The using of Make a Match Model with Card Letter Media in Improving Vocabulary in the English Language for Fifth Grade Student SDN 2 Klirong. This study aims to: improve learning English vocabulary in V gade by using a Make a Match. The experiment was conducted in three cycles. The subjects were all students of V grade SD Negeri 2 Klirong totaling 18 students. Source data comes from the students, teachers and peers. Data collection techniques using observation, testing and documentation. The validity of the source data using triangulation techniques. Data analysis with qualitative and quantitative analysis. The results showed that the use of Make a Match, can enhance learning English vocabulary for fifth grade students of SD Negeri 2 Klirong.

Keywords: Make a Match, word cards, English.

Abstrak: Penggunaan Make a Macth Dengan Media Kartu Kata Dalam Peningkatan Kosakata Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas V SDN 2 Klirong. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan penguasaan kosakata bahasa inggris siswa kelas V SDN 2 Klirong. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus. Subyek penelitian kelas V SD dengan jumlah 18 siswa. Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru dan teman sejawat. Teknik pengambilan data secara observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data dengan triangulasi. Data dianalisis secara kualitatif dan kunatitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Make a Match dapat meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa kelas V SDN 2 Klirong.

Kata kunci, make a match, kartu kata, bahasa inggris

PENDAHULUAN

Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan karena menggunakan bahasa tersebut merupakan suatu keharusan pada era globalisasi dewasa ini. Departemen Pendidikan Nasional menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh para siswa Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris.

Menyadari pentingnya bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar, diharapkan dengan menguasai bahasa

(2)

siswa merupakan gambaran intelegensia atau tingkat pendidikannya.

Siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong sebagian besar berusia antara 10-11 tahun. Pada tahap ini anak berada pada fase konkret operasional dimana anak telah memiliki kemampuan berpikir yang bermanfaat untuk dirinya sendiri. Pada tahap konkret operasional anak-anak dapat berpikir logis tentang suatu hal, tetapi kadar dan cara anak untuk berpikir logis terhadap sesuatu mengalami perbedaan.

Dengan meluasnya hubungan sosial anak-anak, ia menemukan bahwa bicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat secara sosial tidak diterima. Hal ini menambah dorongan anak untuk memperbaiki kemampuan berbicaranya.

Model Make a Match (mencari pasangan) merupakan salah satu jenis model dalam pembelajaran kooperatif. Model Make a Match dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Menurut Rusman (2012), penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/ soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin hlm. 223).

Langkah pembelajaran model Make a Match yang dikemukakan oleh Rusman (2012) adalah sebagai berikut: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/ topic yang cocok untuk mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/ kartu jawaban), (4) siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin, (5) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari

sebelumnya, demikian seterusnya, (6) kesimpulan (hlm. 223).

Pembelajaran kooperatif Make a Match memberikan manfaat/ kelebihan bagi siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Santoso (2011) diantaranya sebagai berikut: (1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, (2) materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, (3) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50% , (4) suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move), (5) kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis, (6) munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Disamping manfaat yang dirasakan oleh siswa, Santoso (2011) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif metode Make a Match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan, yaitu: (1) diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan, (2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran, (3) guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai, (4) pada kelas yang gemuk (<30 siswa /kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali.

(3)

Negeri 2 Klirong Tahun Ajaran 2012/2013?

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan langkah penggunaan Model Make a Match dengan media kartu kata dalam meningkatkan pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong Tahun Ajaran 2012/2013, (2) Meningkatkan pembelajaran kosakata Bahasa Inggris melalui penggunaan Model Make a Match dengan media kartu kata pada siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong Tahun Ajaran 2012/2013, (3) Mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata dalam meningkatkan pembelajaran kosakata Bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong Tahun Ajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar pada semester II tahun ajaran 2012/2013, yakni bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Mei 2013. Subjek dalam penelitian ini yaitu: siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong yang berjumlah 18 siswa.

Sumber data dari penelitian ini adalah siswa, guru, dan teman sejawat. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan dokumen. Sedangkan alat pengumpulan data menggunakan lembar tes, lembar observasi, dan foto maupun video.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber meliputi siswa, peneliti, dan observer. Triangulasi sumber dilakukan dengan pengecekan kembali data yang telah diperoleh melalui ketiga sumber tersebut untuk menarik suatu kesimpulan tentang hasil tindakan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah analisis interaksi untuk menganalisis data hasil penelitiannya. Data yang diperoleh dari lapangan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang bisa dianalisis secara diskriptif. Data

ini dapat diperoleh dengan melihat hasil evaluasi siswa. Sedangkan data kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang keaktifan siswa terhadap proses pembelajaran. Data tersebut diolah dengan model interaksi dengan langkah-langkahnya yaitu: reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verifikasi.

Prosedur penelitian tindakan kelas berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus dua pertemuan. Pada siklus pertama materi yang dipelajari adalah jenis-jenis Professions. Pada siklus kedua materi yang dipelajari adalah menyusun kalimat tentang Professions. Sedangkan pada siklus ketiga materi yang dipelajari adalah tentang jenis-jenis Shape dan menyusun kata tentang Shape.

Indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini meliputi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model Make a Match dengan media kartu kata sebesar 85%. Peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata mencapai indikator ketuntasan sebesar 85%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata dalam peningkatan pembelajaran kosakata Bahasa Inggris bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong dilaksanakan dengan tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan dengan empat langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran serta hasil belajar siswa.

(4)

Pembelajaran Make a Match, (5) membahas hasil kesimpulan, (6) penarikan kesimpulan.

Hasil observasi guru pada penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata dapat dilihat pada tebel berikut.

Tabel 1. Hasil Observasi Guru antar Siklus No Siklus Nilai Keterangan

1 Siklus 1 2,66 Cukup baik 2 Siklus II 3,37 Baik 3 Siklus III 3,67 Sangat baik

Berdasarkan data tersebut diatas, maka hasil observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I dengan nilai yang cukup baik yaitu 2,66. Pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai yang baik yaitu 3,37. Hal ni menunjukkan bahwa pembelajaran sudah leih baik dari pembelajaran sebelumnya. Dan pada siklus III terdapat peningkatan yang sangat baik yaitu 3,67.

Hasil observasi siswa pada penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Observasi Siswa antar Siklus No Siklus Nilai Keterangan

1 Siklus 1 2,51 Cukup baik 2 Siklus II 3,39 Baik 3 Siklus III 3,66 Sangat baik

Hasil belajar siswa dalam penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata mengalami peningkatan dari setiap siklus yang telah dilaksanakan. Tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat pada setiap siklus yang akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa antar Siklus

N diketahui bahwa persentase ketuntasan belajar siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase ketuntasan siswa hanya mencapai 83%. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 89%. Pada siklus III persentase mencapai 94%.

Dalam pelaksanaan pembelajaran Make a Match, kendala yang sering muncul adalah (a) keaktifan siswa belum maksimal, (b) pembentukan kelompok belum teratur sehingga masih banyak siswa yang berebut kartu kata, (c) pembahasan hasil permainan masih ada siswa yang belum mendapat pasangan kartu, dan (d) pembahasan dan pengambilan kesimpulan belum menyeluruh.

Berdasarkan kendala-kendala tersebut, maka solusi yang tepat untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai berikut: (a) memotivasi siswa agar lebih aktif, (b) lebih menguasai kelas agar siswa dapat terkendali, (c) lebih teliti dalam membagi kartu kata, dan (d) tidak terlalu lama dalam membentuk kelompok sehingga dapat membahas hasil permainan secara menyeluruh.

SIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata pada pembelajaran bahasa Inggris siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong tahun ajaran 2012/2013 dilaksanakan dengan langkah-langkah: (a) pemberian materi pelajaran, (b) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, (c) pembagian kartu kata, (d) pembelajaran Make a Match, (e) membahas hasil permainan, dan (f) penarikan kesimpulan.

Penggunaan model Make a Match dengan media kartu kata dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas V SD Negeri 2 Klirong tahun ajaran

(5)

keaktifan siswa belum maksimal, (b) pembentukan kelompok belum teratur sehingga masih banyak siswa yang berebut kartu kata, (c) pembahasan hasil permainan masih ada siswa yang belum mendapat pasangan kartu, dan (d) pembahasan dan pengambilan kesimpulan belum menyeluruh.

Adapun solusi dari kendala-kendala tersebut adalah: (a) memotivasi siswa agar lebih aktif, (b) lebih menguasai kelas agar siswa dapat terkendali, (c) lebih teliti dalam membagi kartu kata, dan (d) tidak terlalu lama dalam membentuk kelompok sehingga dapat membahas hasil permainan secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning. Yogyakarta: Grasindo.

Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Santoso. (2011). Metode Make a Match. Diperoleh tanggal 30 November 2012 dari http://ras- eko.blogspot.com/2011/05/metode-make-match.html

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Akibat stress juga memicu produksi hormon tertentu, yang bisa meningkatkan resiko darah tinggi.Kurang istirahat akibat sulit tidur, merokok lebih banyak, makan

Sesuai dengan prediksi teori sistem terbuka, responsifitas perusahaan terhadap pesaing dan pelanggan akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja pemasaran dan

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga peng- guna produk makanan kemasan di wilayah perkotaan dan perdesaan;

ٞيموكحلا ٞيلاعلا ٞسٽدماب پشاعلا لصفلا ټيمات ېأٽ تت دناب لا ۏف ٞيپصبلا ٞكپحلا ۀع ٰنۇ

Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis SMA Contextual Teaching And Learning (CTL) Pada Materi Suhu, Kalor Dan Perpindahan Kalor Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga Alhamdulillah makalah dengan tema, Pendalaman

Analysis of data in the Unified Database for Social Protection Programs according to the sex of the head of the household and where possible, other members of

Professionalism in carrying out the task, the teacher shall: (1) learning plan, implement quality learning process, as well as assessing and evaluating learning