• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seksualitas Remaja di Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Seksualitas Remaja di Kota Sibolga"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

NEGERI BERBILANG KAUM

Terkenal sebagai daerah pesisir yang memiliki banyak pantai dan beberapa pulau yang sering dijadikan sebagai destinasi wisata, salah satu wilayah pesisir yang berada di teluk Tapian Nauli yakni kota Sibolga, kota ini biasa disebut Negeri Berbilang Kaum karena penduduk nya terdiri dari berbagai suku dan agama. Sibolga merupakan salah satu daerah penghubung sebelum menyebrang ke pulau lain seperti pulau Nias,

sehingga kota Sibolga dapat dijadikan sebagai tempat persinggahan.

2.1. Pariwisata

Sibolga merupakan wilayah pesisir yang menyajikan keindahan alam terutama laut dan

pantai. Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir.

Meliputi bagian daratan baik kering maupun terendam air yang masih di pengaruhi oleh sifat-sifat

laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan kerah laut wilayah

pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi didarat

seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di

darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Salah satu cara yang paling mutakhir untuk mensejahterakan masyarakat pesisir yakni

melalui industri pariwisata. Menurut Kodyat (dalam Wardiyanto, 2010) Pariwisata didefinisikan

(2)

maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dengan lingkungan

hidup untuk mencapai kebahagiaan dalam dimensi sosial,budaya,alam dan ilmu.

Pariwisata sebagai Agent of Development adalah pariwisata merupakan suatu industri yang diharapkan sebagai sumber perolehan devisa negara, dapat meningkatkan kesempatan

berusaha, kesempatan kerja,mempercepat proses pemerataan pendapatan (re-distribution of income), meningkatkan pendapatan nasional (national income), dan memperkuat posisi neraca pembayaran (net balance of payment) (Yoeti ,2002). Untuk itu banyak kegiatan-kegiatan dan

kebijakan yang dibuat oleh Dinas Pariwisata kota Sibolga guna meningkatkan daya tarik wisata

dan potensi wisata di kota Sibolga.

Film Mursala belum lama ini ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia, syuting

film ini diadakan di Sibolga dan sekitarnya. Selain itu beberapa acara stasiun TV telah

mengadakan syuting untuk acara-acara yang menampilkan keindahan alam, seperti acara My Trip

My Adventure yang mengadakan syuting di pulau Mursala dan pulau Putri, walapun kedua pulau

tersebut tidak berada di wilayah teritorial Sibolga namun daerah ini selalu kecipratansebagai

tempat destinasi wisata yang wajib dikunjung karena dikenal sebagai tempat yang memiliki

makanan khas yang sangat cocok bagi wisatawan yang ingin berwisata kuliner. Makanan khas

Sibolga seperti ikan panggang paccak, kue nasi lamak, kue talam, ikan panggang geleng, mie

tek-tek, kue kocci, katupet bare (beras), dll.

Sibolga menyediakan sarana dan prasana yang mendukung untuk dijadikan seabagai

destinasi wisata, Sibolga memiliki hotel yang berada di bibir pantai yakni hotel WI (Wisata

Indah), Sibolga Square sebagai tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk

(3)

seperti tanggo saratus yang diklaim Dinas Pariwisata Sibolga sebagai icon pariwisata kota Sibolga, gunung Tor Simarbarimbing sebagai tempat untuk melihat keindahan kota Sibolga lewat

puncak gunung, pantai Ujung Siboga untuk bersantai dan menikmati sunset, dan banyak pantai yang dapat dijadikan sebagai tempat bersantai.

Sebelumnya sudah ada beberapa cafe dikota sibolga namun sejak tahun 2015 kemarin

hingga sekarang semakin banyak dibuka cafe yang hanya sekedar dijadikan tempat nongkrong

dan menikmati makanan ringan. Beberapa cafe tersebut adalah d‟best cafe, cafe Medan, cafe Awak, Mie Pedas Miring, Frozen cafe, dan belum lama ini Black and White cafe menyedikan

hiburan untuk anak muda dengan mengundang DJ ( disk Jokie) dan biasanya anak muda Sibolga

ini dugem/joget di malam minggu ataupun bila ada event tertentu. Selain tempat nongkrong, yang tak kalah ramai pengunjung terutama remaja yakni MB atau yang sering disebut anggar, tempat ini berada di atas laut di pinggir pantai, biasa nya dijadikan tempat nongkrong hingga larut

malam. Tempat ini ramai pengunjung karena agak tertutup, jalan masuk melalui akses gang kecil

sempit dan melewati rumah warga. Dari informasi yang di dapat oleh peneliti ketika melakukan

penelitian bahwa „anggar‟sering dijadikan sebagai tempat remaja untuk berpacaran bahkan melakukan ciuman dan melakukan hubungan seks oral karena didukung oleh suasana malam

yang gelap.

2.2. Transportasi

Belum lama ini tahun 2013 telah dibangun dan diresmikan bandara didaerah Pinangsori

yang disebut sebagai bandara Ferdinand Lumbantobing, bandara ini menjadi salah satu pilihan

(4)

ke bandara Pinang Sori sekitar 40 km, pesawat yang disediakan yakni Garuda Indonesia, Wings

air, Hercules dan pesawat kecil lainnya untuk keberangkatan menuju Gunung Sitoli. Penerbangan

ke Jakarta disediakan oleh Garuda dan wingsair melalui transit dikota Medan, kisaran biaya

penerbangan dengan pesawat wings air Sibolga-Medan sekitar Rp.Rp.300.000 biasanya Garuda

miliki harga yang berbeda dengan wings air. Perkembangan masa ini yang semakin heboh

dengan keindahan alam terutama yang sangat di gemari kaum anakmuda yakni explore wisata alam. Sibolga mulai di lirik oleh wisatawan luar daerah. Selain transportasi udara, para

pengunjung juga dapat melalui jalur darat dengan menggunakan mobil ataupun sepedamotor,

biasanya melalui kota Medan sepanjang Jalan.S.M.Raja banyak transportasi seperti bus atau pun

mobil travel dengan trayek Medan-Sibolga, biasanya dengan mobil travel biaya nya sekitar

Rp.140.000.

Selain transportasi yang dapat digunakan menuju ke kota Sibolga, di Sibolga sendiri

terdapat transportasi darat yang dapat digunakan pengunjung seperti Angkutan Kota (angkot),

beccak masin atau becak bermotor, dan masih ada beberapa becak yang tidak menggunakan

mesin atau becak dayung. Terminal Sibolga juga memiliki banyak loket angkutan darat seperti bus yakni Bintang Utara, Makmur, Idola trayek ke Pekanbaru, Jambi, Padang, dan

lainnya.Beberapa nelayan di kota Sibolga menyediakan jasa kapal untuk menyebrang ke pulau-

pulau yang sering sebagai destinasi wisata, seperti kapal kutuk-kutukyang membanrol harga ± Rp.1.000.000 untuk biaya pulang-pergi trayek Pulau Putri Sibolga.

(5)

Kota Sibolga dahulunya adalah Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di Poncan

Ketek. Pulau kecil ini letak nya tak jauh dari kota Sibolga yang sekarang ini. Diperkirakan

Bandar tersebut berdiri sejak abad depan belas dan sebagai pengusaha adalah “Datuk Bandar”.

Kemudian pada zaman kolonial Belanda, pada abad Sembilan belas didirikan Bandar

Baru yaitu kota Sibolga yang sekarang, karena Bandar dari pulau Poncan ketek dianggapnya

tidak akan dapat berkembang, disamping pulaunya terlalu kecil juga tidak memungkinkan

menjadi Kota Pelabuhan yang fungsinya bukan saja sebagai tempat bongkar muat barang tetapi

juga akan berkembang sebagai kota Perdagangan. Akhirnya Bandar pulau Poncan Ketek mati

bahkan bekas-bekasnyapun tidak terlihat lagi saat ini. Sebaliknya Bandar baru yaitu kota Sibolga

yang sekarang berkembang pesat menjadi kota Pelabuhan dan Perdagangan.

Pada zaman awal kemerdekaan Republik Indonesia kota Sibolga menjadi ibukota

Keresidenan Tapanuli dibawah kepemimpinan seorang Residen dan membawahi beberapa luka

atau Bupati. Pada zaman Revolusi fisik, Sibolga juga menjadi tempat kedudukan gubernur

Militer Wilayah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian Selatan, kemudian dengan dikeluarkannya

Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 102 tanggal 17 Mei 1946, Sibolga menjadi

Daerah Otonom tingkat “D” yang luas wilayahnya ditetapkan dengan Surat Keputusan Residen

Tapanuli Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946 yaitu Daerah Kota Sibolga yang sekarang.

Desa-desa sekitarnya yang sebelumnya masuk wilayah Sibolga On Omme Landen menjadi atau

masuk Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah.

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956, Sibolga ditetapkan

(6)

seorang Walikota dan daerah Wilayahnya sama dengan Surat Keputusan Residen Tapanuli

Nomor : 999 tanggal 19 Nopember 1946.

Selanjutnya dengan Undang-Undang nomor 18 Tahun 1965, Daerah Swatantra Tingkat II

Kotapraja Sibolga diganti sebutanya menjadi Daerah Tingkat II kota Sibolga yang pengaturan

selanjutnya ditentukan oleh Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok

pemerintahan daerah yang di pimpin oleh Walikota Kepala Daerah. Kemudian, hingga sekarang

Sibolga merupakan Daerah Otonom Tingkat II kota yang dipimpin oleh Walikota Kepala Daerah.

2.4. Letak Geografis dan Iklim

Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Jaraknya lebih kurang 344 km dari kota

Medan ibukota provinsi Sumatera Utara. Bentuk kota memanjang dari Utara ke Selatan

mengikuti garis pantai. Sebelah timur terdiri dari gunung dan sebelah Barat adalah Lautan. Lebar

kota yaitu jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat sempit hanya leih kurang 500 meter

sedangkan panjangnya adalah 8.520 km. Karena sempitnya daratan yang tidak sebanding dengan

jumlah penduduk, akhirnya banyak tepian pantai yang ditimbun menjadi daratan untuk dijadikan

lahan pemukiman dan tempat lainnya.

Wilayah pemerintahan kota Sibolga seluas 1077,00 km2 yang terdiri dari 8,89 km2(82,56

%) daratan Sumatera, 188 km2 ( 17,44%) daratan kepulauan. Darat kepulauan termasuk dalam

kawasan Sibolga yaitu Pulau Panjang, Pulau Sarudil, Pulau Poncan Gadang ( Besar), dan Pulau

Poncan Ketek (Kecil).

Batas-batas wilayah kota Sibolga :

(7)

- Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah

- Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

- Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli

Gambar 1. Peta Kota Sibolga

Wilayah administrasi kota Sibolga terdiri dari 4 (empat) Kecamatan dan 16 (enambelas)

Kelurahan. Keempat kecamatan itu adalah Kecamatan Sibolga Utara dengan empat kelurahan

luas area 3,333 Km2, Kecamatan Sibolga Kota dengan empat kelurahan luas area 2,7732 Km2,

Kecamatan Sibolga Selatan dengan empat kelurahan luas area 3,138 Km2, dan Kecamatan

Sibolga Sambas dengan empat kelurahan luas area 1,566 Km2. Semua kecamatan di kota Sibolga

memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan pantai, dan 6 kelurahan tidak berada di

wilayah pantai.

16 kelurahan dalam wilayah kecamatan Kota Sibolga, yakni :

(8)

- Kelurahan Sibolga Ilir

- Kelurahan Angin Nauli

- Kelurahan Hutabarangan

- Kelurahan Hutatonga-tonga

- Kelurahan Simare-mare

2. Kecamatan Sibolga Kota, meliputi :

- Kelurahan Pasar Baru

- Kelurahan Pasar Balakkang

- Kelurahan Pancuran Gerobak

- Kelurahan Kota Baringin

3. Kecamatan Sibolga Sambas, meliputi :

- Kelurahan Pancuran Karambi

- Kelurahan Pancuran Pinang

- Kelurahan Pancuran Bambu

- Kelurahan Pancuran Dewa

4. Kecamatan Sibolga Selatan, meliputi :

- Kelurahan Muara Pinang

- Kelurahan Aek Habil

- Kelurahan Aek Parombunan

Pada tahun 2015 suhu udara maksimum kota Sibolga mencapai 32,2oC dan suhu

(9)

jumlah hari hujan mencapai 247 hari dengan rata-rata kecepatan angin mencapai 6,36 knot.

Jumlah hari hujan ini mempengaruhi kegiatan para nelayan yang pergi melaut pada malam hari

karna hujan sering disertai dengan badai dan membuat nelayan enggan melaut untuk mencari

ikan. Dari hasil observasi peneliti apabila terjadi badai dan hujan deras harga jual ikan laut di

pasar akan meningkat. Selain saat hujan deras atau badai yang membuat meningkatnya harga jual

ikan, saat “terang bulan” juga harga ikan meningkat.

2.5. Jumlah Penduduk

Pada tahun 2015 jumlah penduduk kota Sibolga mencapai 86.519 orang. Penduduk paling

banyak terdapat di Kecamatan Sibolga Selatan (35,18 persen) dan paling sedikit di Kecamatan

Sibolga Kota (16,27 persen). Kota Sibolga memiliki 18,566 rumah tangga dengan rata-rata

anggota rumah tangga sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap rumah tangga

memiliki sekitar 5 orang anggota rumah tangga.

Penduduk kota Sibolga tahun 2015 tergolong berstruktur usia muda, dimana jumlah

penduduk yang berusia dibawah 15 tahun ada sebanyak 27.956 orang (32,31 persen), sedangkan

penduduk berusia 65 tahun keatas ada sebanyak 2.597 orang (3 persen).

2.6. Pemerintahan

Anggota DPRD kota SIbolga pada tahun 2015 ada sebanyak 20 orang. Keanggotaan

terbesar dari partai Demokrat yang berjumlah 4 orang, partai Golkar berjumlah 3 orang, dan

PBB, Nasdem, PKPI, dan PDIP berjumlai 2 orang, kemudian PKB, PKS, PAN, Hanura dan

(10)

Penduduk kota Sibolga memilih kepala daerah pada saat Pemilu yakni Walikota dan

Wakil Walikota. Tak jarang pemilihan umum kepala daerah menyimpan berbagai isu politik yang

sedikit membuat konflik ringan antara masyarakat. Seperti Pemilu terakhir yang

diadakansebelumnya dalam pemilihan kepala daerah yang memiliki 2 pasang calon walikota dan

wakil walikota yakni, dari hasil observasi peneliti terjadi beberapa penolakan terhadap sikap

pendeta Siahaan yang sebagai pendeta di Gereja HKBP Sibolga julu. “Sibolga Julu‟ adalah

sebutan untuk kecamatan Sibolga Utara yang memiliki 4 (empat) kelurahan. Mayoritas penduduk

Sibolga Julu beragama Kristen merupakan jemaat gereja HKBP Sibolga Julu. Pendeta Siahaan

mendukung pasangan calon Syarfi Hutauruk, namun tak menjadi rahasia umum bahwa telah

terjadi pro dan kontra di masyarakat yang notabene adalah umat kristiani yang mendukung

pasangan calon Panggabean yang beragama Kristen protestan dan orang tua nya merupakan

penduduk asli Sibolga Julu ini juga dan sebelumnya pernah menjadi Walikota Sibolga. Pak

Siahaan sebagai pendeta membagikan Alkitab dan membubuhkan nama pasangan calon Syarfi

Hutauruk didalam nya (lembar setelah sampul). Saat malam natal tahun 2015 kemarin saat

pendeta Siahaan berkhotbah, beberapa jemaat keluar dari gereja.

TNI-Polri juga memiliki peranan penting dalam pemerintahan kota Sibolga. Saat

kegiatan-kegiatan upacara, peringatan dan perayaan di kota Sibolga, para petinggi TNI Polri ini

turut hadir. Di kota Sibolga terdapat lengkap 3 TNI yakni TNI Angkatan Laut (AL), TNI

Angkatan Darat (AD), dan TNI Angkatan Udara (AU). Namun kantor, rumah dinas dan radar

tidak berada di daerah teritorial Sibolga, namun TNI AU selalu di undang dalam acara

pemerintahan dan kegiatan rutin di kota Sibolga. Polri (Polisi Republik Indonesia), beberapa

(11)

Selain PNS, TNI-Polri merupakan profesi farovit juga di kota Sibolga. Organisasi ibu-ibu atau

istri TNI-Polri (IKKT-AU, Jalasenastri-AL, Persit-AD) juga aktif melaksanakan kegiatan rutin di

kota Sibolga seperti arisan, dan kegiatan penyuluhan ke masyarakat seperti penyuluhan

kesehatan.

2.7. Bahasa

Terdapat 7 (tujuh) unsur yang membentuk suatu kebudayaan dalam masyarakat. Penulis

mengutip apa yang di tuliskan oleh bapak Antropologi Koentjaraningrat (pengantar ilmu

antropologi 1979-333), 7 (tujuh) unsur yang membentuk suatu kebudayaan yaitu: Bahasa,

Teknologi, Mata Pencaharian (Ekonomi), Organisasi Sosial, Sistem Pengetahuan, Kesenian, dan

Sistem Religi.

Bahasa adalah salah satu unsur membentuk suatu kebudayaan, secara umum hampir

seluruh masyarakat Sibolga dapat menggunakan bahasa Indonesia. Namun Sibolga adalah Negeri

Berbilang Kaum yang memiliki masyarakat dari latarbelakang budaya yang berbeda (suku).

Dilihat dari sejarah singkatnya, kota Sibolga tak lepas dari latar belakang sebagai “etnik pesisir”. Setiap anggota kelompok etnik tertentu yang melakukan migrasi ke Sibolga, sering terjadi keadaaan dimana mereka tercerabut dari akar budaya etniknya karena mengadopsi

nilai-nilai baru. Akan tetapi mereka tetap menganggap diri sebagai anggota etnik yang sama dengan

(12)

Etnik Pesisir memiliki kemiripan bahasa yang digunakan etnik Minang, dan Batak, seperti

dalam hal untuk menyatakan suatu bentuk dalam Bahasa Pesisir Sibolga menggunakan kata-kata

berikut ini seperti Kepeng untuk menyatakan Uang, kata ini memiliki persamaan dengan kata Hepeq/Hepeng di dalam Bahasa Batak. Contoh kata lainnya yang sering digunakan beberapa

informan dalam penelitian ini :

Tabel 1. Contoh Bahasa Pesisir

No Kata Arti (dalam BI) Contoh kalimat menggunakan

(13)

baikko ado razia ini, nanti ada razia

6 Sajo Saja baikko sajo nyo hidup ambo

indak ado perubahan

Gini saja hidup ku, gak

ada perubahan

7 Pai Pergi nandak pai ambo ka rumah

lakik ambo tu

Pengen pergi aku

kerumah suami (pacar)

ku itu

Koenjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi menjelaskan bahwa kesadaran

dan identitas dalam “kesatuan budaya” seringkali (tetapi tidak selalu) dikaitkan oleh kesatuan

atau kemiripan bahasa. Beberapa model dan cara yang digunakan untuk mengelompokkan

perilaku dan budaya tertentu kemudian diasosiasikan dengan etnik tertentu sudah tidak dapat lagi

dipergunakan sekarang ini, dimana dalam kenyataan setiap etnik adalah sangat berbeda datu

dengan lainnya.

2.8. Adat Perkawinan dan Kematian

Sibolga Negeri Berbilang Kaum, menurut sejarahnya kota Sibolga memiliki latarbelakang

sebagai Etnik Pesisir. Etnik Pesisir dikenal memiliki adat sumando. Istilah Sumando berasal dari

kat suman dalam bahasa Batak berarti serupa, atau terjemahan bebasnya dipasuman-suman. Selanjutnya, kata suman berubah menjadi sumando artinya hampir serupa tetapi tidak sama

dengan adat yang ada pada Suku Minangkabau di Sumatera Barat. Pada mulanya, adat yang

(14)

lapisan, yaitu fakir miskin (dada), orang miskin (lamukku), orang kaya (ata), dan keturunan raja (bare). Adat sumandoadalah “campuran” dari hukum Islam, adat Minangkabau, dan adat Batak. Ini berarti bahwa semua hal-hal yang baik diterima dan yang tidak baik sesuai dengan tata karma

dan sikap hidupan sehari-hari masyarakat Suku Pesisir diabaikan. Hal tersebut sesuai dengan

konsep sumando yakni adat bersandi sarak.

Tidak seluruhnya masyarakat kota Sibolga dapat dikatakan sebagai masyarakat pesisir.

Terdapat beberapa etnik yang berbeda-beda di kota Sibolga, tempat tinggal (lingkungan)

beberapa etnik ini juga berpengaruh terhadap perbedaan bahasa dan adat. Misalnya, tidak akan

ditemukan orang pesisir (sebagai sebutan untuk individu berEtnik Pesisir di kota Sibolga) tinggal

di wilayah kelurahan Hutabarangan yang mayoritas ber agama Kristen. Namun, akan banyak

ditemukan masyarakat pesisir di daerah kelurahan Aek Habil yang dalam rutinitas keseharian

mereka menggunakan Bahasa Pesisir. Selebihnya masyarakat pesisir tersebar di semua kelurahan

di kota Sibolga kecuali di kelurahan Hutabarangan. Namun yang dikenal (data dari Informan

non-pesisir) sebagai daerah mayoritas masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal di

kelurahan Sibolga Sambas dan Sibolga Selatan.

Masyarakat Pesisir umatmuslim masih menggunakan beberapa adat pesisir, terutama didalam adat pernikahan seperti malam inai bacilok yang dilakukan di malam hari sebelum hari

pernikahan. Acara pernikahan diadakan di depan rumah dengan menggunakan taratak atau tenda,

tenda didirikan di jalan lintas kendaraan dan acara pernikahan dilaksanakan di hari minggu.

Namun, untuk mereka yang memiliki dana lebih banyak masyarakat pesisir juga dapat membuat

acara pernikahan di Gedung Nasional hal ini juga terjadi pada Etnik lain. Pada acara kematian,

(15)

2.9. Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam

menunjang perbaikan kualitas hidup individu masyarakat. Jumlah rumah sakit umum yang ada di

Sibolga terdiri dari 3 rumah sakit umum dan 2 diantara nya melayani pasian BPJS..

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Sibolga, sebagian besar penyakit yang di derita

pasien rawat jalan di RSU.F.L.Tobing adalah Diabetes Melitus,TBC, dan hipertensi. Sementara

itu, sebagian besar pasien yang dirawat inap menderita penyakit Typhus Abdominalis, kemudian

DHF, dan Gastro Enteritis.

Dari hasil observasi peneliti, ada juga beberapa pilihan pengobatan atau sarana kesehatan

di kota Sibolga selain Rumah Sakit dan Puskesmas. Seperti misalnya: di lingkungan kelurahan

Hutabarangan ada seorang kakek berumur 92 tahun melayani pengobatan untuk pasien anak-anak

yang sakit seperti demam, kakek tersebut melakukan pengobatan dengan cara „kusuk‟. Tak

sedikit anak-anak dari kelurahan lain juga membawa anaknya untuk berkusuk ke Oppung

Hutabarat ini. Selain iti ada pula sarana lain seperti „orang pintar/datu/dukun‟ yang dipercaya dapat memberi pengobatan, mengusir setan/roh jahat, dan memberi treatment lain guna mencapai tujuan pasien. Dari observasi peneliti tempat-tempat yang memiliki tempat pengobatan „orang

pintar‟ ini adalah keluruhan Aek Habil dan Hutabarangan, selebih nya berada di wilayah geografis Tapteng, namun beberapa individu masyarakat masih meyakini pengobatan

menggunakan jasa „orang pintar‟ atau „datu‟.

(16)

Tempat karokean menjadi salah satu tempat favorit yang sedang happening di kota Sibolga. Sering terdengar “mo koro-koro mo” artinya “ayok karokean yok”. Hampir setiap malam minggu ketiga tempat karokean yakni Aira, Aira2,dan holyland dipenuhi pengunjung

bahkan ibu-ibu juga sangat senang balagu di tempat karokean ini, padahal harga termasuk mahal

untuk ukuran ruangan yang kecil dan fasilitas yang tidak memadai seperti di Aira harga kamar

VIP Rp.95.000/jam dan standar Rp.75.000/jam. Masyarakat Sibolga seakan mempersiapkan diri

untuk tampil dipesta. Biasanya umat muslim mengadakan resepsi pernikahan dijalan raya dengan

taratak (tenda) beserta keyboard dan lagu yang sering terdengar adalah lagu dangdut, sedangkan bagi nasrani mengadakan pesta pernikahan di gedung dengan mengadakan resepsi pernikahan

beserta tradisi mangulosi bagi suku batak toba, beberapa pesta nasrani yang rata-rata suku batak Toba ini juga menyediakan tempat dan makanan khusus bagi tamu umat muslim. Perubahan gaya

dan selera sangat cepat di kota Sibolga melalui acara TV dan media sosial yang sering digunakan

masyarakat seperti Facebook dan Instagram, anak-anak remaja sudah mulai mengadakan acara

ulang tahun ditempat-tempat karaoke lengkap dengan balon-balon dan kue ulang tahun yang

kekinian, dan dari informasi yang peneliti dapatkan bahwabeberapa remaja juga menyewa satu ruangan karoke untuk bacinto (pacaran).

Urang Sibolga ini suka bakuliling (berkeliling) dengan menggunakan sepeda motor untuk

sekedar jalan-jalan (konvoi) sore bersama keluarga maupun teman, tak heran di sore hari

terutama Jumat-Minggu masyarakat Sibolga terlihat memenuhi jalanan dan konvoi menuju

daerah Tapteng untuk bersantai di Pantai Bosur dan sekedar nongkrong di sekitaran daerah Rindu

(17)

Pajak (pasar tradisional) dipenuhi oleh penjual pakaian dan toko yang berada di wilayah

Sibolga juga banyak yang menjual pakaian terutama pakaian untuk wanita, terlihat minat

masyarakat Sibolga sangat tinggi untuk membeli pakaian baru. Hampir disetiap bulan muda terlihat toko pakaian ini dipenuhi ibu-ibu dan anak gadis yang ingin membeli baju baru. Hari

sabtu (malam minggu) dan di hari minggu banyak masyarakat yang keluar rumah untuk

bakuliling dengan keluarga atau teman, semua menunjukkan gaya masing-masing. Namun untuk ibu-ibu jarang menggunakan sepatu melainkan sendal. Hal ini berbeda dengan beberapa kaum

remaja di Sibolga menggunakan sepatu apabila keluar bersama teman dan pacar walaupun

sekedar jalan kaki tidak menggunakan sepeda motor.

PNS (Pegawai Negeri Sipil) merupakan salah satu pekerjaan yang paling favorit di kota

ini, bahkan jadi honor dan THL (Tenaga Harian Lepas) dengan gaji yang sangat rendah menjadi

pekerjaan yang tak asing. Menurut data Statistik tahun 2015 jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

di lingkingan pemerintah kota Sibolga ada sebanyak 3.216 orang. Dilihat dari golongannya, PNS

Pemko Sibolga di dominasi oleh golongan III sebanyak 1.881 orang, sementara itu golongan I

hanya berjumlah 26 orang. Selain PNS ada juga Honorer dan THL di kantor kedinasan tersebut

memiliki sepeda motor atau yang biasa disebut kreta atau Honda, “walaupun ya bisa nya cuma

kredit” ungkap salah seorang informan. Banyak penduduk yang memiliki sepeda motor bahkan

ada 2 atau 3 kendaraan sepeda motor di rumah nya masing-masing. Anak sekolah juga sudah

mengendarai sepeda motor kesekolah bahkan siswa yang duduk dibangku SMP. Sehingga

bakuliling dengan sepeda motor ini salah satu kebiasaan urang Siboga.

Masyarakat sangat antusias terhadap berbagai acara hiburan, terutama hiburan rakyat, tak

(18)

memperingati hari jadi kota Sibolga tepat diadakan di Lapangan Simare-mare dengan

mengundang penyanyi Judika Sihotang, acara ini padat penonton.

2.11. Malam Kamis& Malam Minggu (Satnite)

Hari Senin hingga Minggu, biasanya hari libur nasional di Indonesia yakni di hari Minggu

namun beberapa daerah seperti kota-kota besar sudah mulai membuat peraturan wajib libur di

hari Sabtu. Sibolga yang merupakan daerah pesisir yang memiliki banyak penduduk, memiliki

keunikan tertentu yakni salah satu kebiasaan menganggap bahwa Rabu malam atau malam Kamis

adalah salah satu malam spesial di kota Sibolga. Hari rabu malam yang biasa disebut „malam

kamis‟ ini adalah malam yang dikenal sebagai malam untuk berjumpa pasangan atau teman

seperti layaknya „malam minggu‟ untuk kebanyakan orang secara umum. Namun, malam kamis biasanya lebih spesial daripada malam minggu, malam kamis lebih diutamakan untuk berjumpa

dengan pacar. Dan tak lagi asing malam kamis ini sudah dikenal sebagai jadwal malam untuk

„basasak‟ dengan pacar yakni melakukan „hubungan seks‟ bersama pasangan. Hubungan seks ini

bukan berarti harus berhubungan kelamin, namun bercumbu dan melakukan berbagai cara untuk

memuaskan diri sendiri dan bahkan pasangan. Tidak hanya di

sibolga, hampir seluruh remaja, anak muda dan bahkan dewasa menganggap malam minggu

adalah malam yang spesial karena tak hanya malam menjelang hari minggu dan hari minggu

adalah libur nasional, namun juga kebanyakan pekerja dan karyawan yang bekerja hari

senin-jumat, di hari Sabtu juga libur kerja. Hari sabtu dan Minggu yakni weekend memiliki power tersendiri bagi banyak orang. Ada yang menikmati bersama dengan keluarga, bersama teman dan

(19)

tempat hiburan dan restaurant terjadi kepadatan pengunjung, baik restaurant untuk keluarga, cafe

untuk tempat nongkrong remaja dan anak muda, tempat karaokean juga pasti nya diburu

pengunjung, dan bahkan tempat hiburan malam sangat ramai pengunjung terutama di kota-besar.

Padahal di hari weekend biasanya restaurant, cafe, bar dan lainnya menambah tarif lebih mahal di

hari itu. Berbagai event-event menarik juga diadakan di malam minggu. Bahkan hal sederhana

seperti untuk merayakan ulangtahun kita tak jarang memilih untuk mengadakan acara nya di

malam minggu. Jalan raya, tempat makan, tempat nongkrong dan tempat hiburan ramai

pengunjung, tak heran kalau sampai tengah malam hingga subuh masih banyak orang yang

berkeliaran di luar ruangan.

Pada malam kamis dan malam minggu menjadi pertanyaan menarik dimana para remaja

berpacaran dan atau berhubungan dengan pasangannya. Berbeda daerah tentu berbeda pula „

spot-spot‟ seksualnya.

Sibolga merupakan daerah pesisir dengan padat penduduk yang membuat pemukiman

masyarakat tak hanya berada di dataran tinggi namun banyak masyarakat yang menimbun laut

untuk dijadikan rumah, tempat makan dan tempat nongkrong. Namun yang menarik, beberapa

warga tidak menimbun pinggir laut/ pantai namun mendirikan pondok kecil seperti kamar-kamar

kecil dari kayu dan di beri tirai dari spanduk-spanduk bekas dibuat menjadi seperti gorden

penutup kamar kecil. Disibolga tempat ini di kenal dengan PG „Pondok goyang‟. Memang tidak

hanya di PG para remaja berhubungan seks namun masih ada pilihan lain seperti hotel, rumah

(20)

2.12. Spot-Spot Seksual

Negeri berbilang kaum, lagi-lagi aku ucapkan nama kampung halaman ku ini.

Sibolga elok rupa pamandangannya, langit hijo biru bawarno, di waktu sanjo langit merah babungo, disitu la ambo di pagadang bundo.

Selain itu, masih banyak lagi lagu-lagu dengan lirik yang menyatakan keindahan kota

kelahiran ku ini. Salah satu kota terkecil di Indonesia, tapi kecil-kecil cabe rawit. Kalau kamu

datang ke kota ku, kamu pasti tau betapa indahnya negeri berbilang kaum ini, karena keindahan

alam nya seakan sebagai mutiara yang tersembunyi. Kalau tidak di explore mungkin akan terlihat biasa saja, tapi kalau kamu tau betapa negeri ku menyimpan keindahan alam yang tak kalah

dengan kota-kota wisata. Mimpi ku mewujudkan negeriku dikenal oleh semua orang karena

keindahan nya, mimpi kita mimpi ku teman-teman ku dan saudara sekampung sehalaman ku akan

sukses dalam berbagai bidang positif di negeri ini.

Jumlah penduduk nya sekitar 86.519 orang. Teman sebaya ku, adik-adik ku dan kakak ku

sebanyak 27.956 penduduk berusia dibawah 15 tahun yakni 32,31% dari jumlah penduduk

Sibolga. Bagaimana cara nya agar generasi muda dapat berkarya untuk negeri ini, untuk kota

kecil ini apabila kebanyakan dari mereka sebagai pecandu narkoba, apabila mereka bagian dari

premanisme sebagai orang yang membantu peningkatan kasus kriminalitas yang semakin

meningkat. Aku ingin kota ku bangkit, dibangkitkan oleh semangat generasi muda berkarya

untuk memajukan kota kecil ini. Tak kalah pentingnya masa depan generasi muda, bagaimana

generasi muda dapat memiliki masa depan yang baik dan terhindar dari berbagai masalah sosial

terutama akibat perilaku remaja itu sendiri. Namun, apapun itu aku sendiri bangga menjadi

(21)

berubah seiring waktu karna aku yakin bukan peran satu dua orang tapi diperlukan peran semua

pihak yang dapat mendukung kemajuan negeri ini. Beberapa hal menarik dapat dianggap sebagai

sesuatu yang buruk untuk kebanyakan orang. Remaja dan seks adalah dua hal yang saling

beriringan, saling mempengaruhi dan saling menarik untuk diungkapkan eksistensi nya. Aku

bermaksud untuk menuliskan bukan untuk menghasut pihak apa pun, namun aku berusaha

memaparkan apa yang aku lihat di lingkungan ku.

Kembali ke topik pembahasan skripsi ini mengenai perilaku seksual, saya, aku, peneliti

tertarik dan merasa perlu harus memaparkan mengenai tempat-tempat tertentu yang menjadi

spot-spot terjadi nya perilaku seksual, terjadi nya transaksi seksual, namun tidak peneliti sebut sebagai

tempat prostitusi dan hanya sekilas dijelaskan. Yang pertama adalah pondok goyang.

Beberapa anggota masyarakat kota Sibolga menyebutnya Pondok Selingkuh (Ponsel). PG

dapat ditempuh dengan perjalanan darat menggunakan kendaraan atau tidak. Saat melakukan

observasi, peneliti menggunakan sepeda motor, didepan kedai itu diparkirkan sepeda motor. Dari

beberapa kali pengamatan peneliti ke sekitar PG jarang sekali ada yang memparkirkan mobil di

depan kedai itu. Pengunjung mengambil minuman dingin dari dalam kulkas seperti Pulpy

Orange, Fanta, Sprite, Kopiko, Pocari sweat, Aqua, namun tidak ada minuman beralkohol dan

minuman yang disediakan berbentuk kemasan (botol) yang ditaruh di dalam kulkas kecil khusus

untuk minuman dingin itu (kulkas seperti berlogo Tehbotol Sosro). Warung juga menyediakan

makanan ringan seperti kacang-kacangan Garuda, Chitato, dan apabila ingin memesan mie instan

warung juga menyediakan indomie kuah. Tak lupa kedai ini menjual tissue kecil dan rokok.

Sepanjang pinggiran pantai Kutai ini ada beberapa tempat persinggahan seperti PG ini, peneliti

(22)

makanan, tissue ataupun rokok pengunjung langsung turun ke bawah melalui tangga yang

berbahan semen (beton). Di tempat ini terdapat ± 15 PG. Semua pondok dinding dan lantai nya

berbahan kayu, pondok masih berdiri diatas tanah yang kokoh, selebihnya dengan menggunakan

tangga kayu yang agak goyang-goyang itu, pondok yang lainnya didirikan di atas laut yang air

nya tidak terlihat jernih, air laut terlihat gelap dan biasanya itu memperlihatkan kedalaman laut.

beberapa pondok diatas laut ini didirikan dengan menggunakan kayu yang ditancapkan ke dasar

laut dan dijadikan sebagai pondasi bagi pondok yang berukuran kecil ini. Pondok dilengkapi

dengan tirai penutup atau gorden kecil seperti menutup jendela berbahan spanduk bekas yang

dipakai kembali namun tak semua pondok memiliki penutup jendela yang sangat tertutup kecuali

pondok milik kedai diseberang pondok ini juga ada beberapa pondok yang sangat tertutup hampir

mirip seperti kamar berukuran kecil. Saat masuk ke pondok ketika melakukan observasi saya

harus menundukkan kepala karna ukuran pintu yang kurang mencukupi untuk ukuran orang

dewasa, kira-kira untuk ukuran tubuh 175 cm harus menundukkan kepala saat masuk.

Lantai kayu itu terlihat basah dan diberi alas seperti tikar berbahan plastik, namun tidak

semua pondok memiliki alas seperti tikar ini, beberapa pengunjung harus mengambil tikar di

kamar lain bila memerlukannya. Saat dilakukan observasi di malam hari tepatnya malam minggu,

mala itu ramai pengunjung, lebih dari 10 sepeda motor sedang parkir di sangsi kan bakal tidak

ada lagi pondok yang kosong. Suasana malam yang gelap gulita, tidak ada lampu didalam

pondok, lampu hanya dipasang didekat tangga kayu goyang-goyang itu. Untuk melihat bahwa

ada orang atau tidak didalam pondok biasanya pengunjung meletakkan sandal atau sepatu

(23)

ombak mengurangi kesunyian pondok itu. Tidak ada terdengar suara pengunjung dari dalam

pondok kecuali ada pengunjung yang baru datang.

Gambar. 2. Deretan Pondok Goyang

PG ini bukanlah tempat yang baru dibuka, beberapa tahun terakhir ini sebelum peneliti

melakukan penelitian pondok ini telah ada. Namun memang, jumlah pondok semakin bertambah

dari tahun ke tahun. Mengutip dari metrosiantar.com mengenai pondok ini bahwa keberadaan

pondok ini ternyata tidak illegal, setiap pengusaha diterapkan untuk menaati aturan yang berlaku.

Diantaranya, pondok harus terbuka yang mana pengunjung didalam pondok harus terlihat dari

luar, titak tertutup. Kemudian, dilarang menjual minuman keras. Pemilik pondok juga

menegaskan bahwa diri nya memiliki kewajiban membayar setoran ke Dinas Pariwisata Tapteng

sebesar 60 ribu rupiah untuk setiap bulannya. Namun demikian, memang sering ada razia yang

(24)

sedang tidak ada pengunjung. Pemilik kedai (wanita) ini juga pernah ribut di kantor polisi karena

pengunjungnya di bawa paksa dari pondok.

Namun lebih lanjut ketika di tanyai kepada kadis Pariwisata dan Budaya tapteng, Sapwan

Pohan mengungkapkan usaha cafe yang membuka „pondok goyang‟ di Desa Mela II dan Desa

Tapian Nauli II kecamatan Tapian Nauli tidak masuk dalam daftar Tanpa Daftar Usaha

Pariwisata (TDUP). Diakuinya bahwa dalam mengeluarkan TDUP selalu terlebih dahulu

melakukan peninjauan. Kalau tenyata melanggar TDUP pelaku usaha akan di tindak. Selanjutnya

kepala Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan Masyarakat dan Politik (kaban kesbanglinmaspol)

Jontriman Sitinjak melalui kabid Satpol PP Tasrif Tarihoran mengungkapkan akan melakukan

pembongkaran apabila pondok itu telah di salahgunakan menjadi tempat maksiat.

Saat melakukan penelitian, peneliti juga mendatangi kantor satpol pp untuk mencari

informasi mengenai PG. Satpol pp mengadakan program rutin yakni razia rutin tahunan dan razia

rutin bulanan. Apabila ada yang terjaring razia di tempat-tempat pacaran (termasuk PG) akan di

bawa ke kantor satpol pp dan dipanggil orang tua atau keluarga untuk menjemput. Yang terjaring

razia dibuatkan surat untuk membuat perjanjian bahwa tidak akan melakukan hal yang sama,

kemudian dijemput oleh keluarga masing-masing. Biasa nya satpol pp melakukan razia pada

tengah lama dan tempat-tempat sepi yang biasanya dijadikan individu atau pasangan individu

masyarakat untuk „berpacaran‟.

Tahun 2015 kemarin, salah satu pondok di sebelah pondok milik pak Andi yakni pondok

yang lebih terlihat tertutup daripada pondok milik pak Andi, hampir menyerupai kamar

(25)

nya pondok tersebut di ambil oleh pihak tertentu dan di sebarkan ke media sosial dan surat kabar

(koran)

Gambar 3. Pondok Goyang Ambruk

Dari informasi yang didapat oleh peneliti, beberapa ada remaja dan anak muda yang

mulai enggan „berpacaran‟ ke PG karena takut terjadi kejadian seperti ambruk nya pondok

tersebut, karena dianggap sebagai sesuatu yang membawa citra buruk (rasa malu).

Selanjutnya apabila saya berjalan dari rumah yang terletak di Jalan.D.I.Panjaitan no.152

Sibolga yakni kecamatan Sibolga Utara, kelurahan Hutabarangan, entah menggunakan kendaraan

apapun, atau pun berjalan kaki. Dari hasil observasi saya dan berbagai fenomena baru yang saya

ketahui mengenai perkembangan di kota Sibolga. Apabila kita keluar di malam hari, melewati

simpang penjara yang ada lampu merah itu, belok kiri hingga melewati salah satu objek wisata di kota Sibolga yakni tanggo saratus, setelahnya ada sekolah TK Maria Mutiara, selurusan jalan itu,

setelah TK ada asrama untuk siswa SMA Katolik, selanjutnya ada tempat makan yang

(26)

hingga sore, setelah tempat makan itu ada sebuah warung di belakang rumah tua berwarna biru

itu, dari depan sini terlihat ada menu yang dipampangkan disitu seperti mie goreng, ifu mie, dan

makanan lainnya, warung itu buka dimalam hari, namun rumah tua berwarna biru itu tak kunjung

buka seperti tidak ada penghuni. Disebrang rumah tua itu ada sekolah SD Katolik. Beberapa kali

saya lewat dari jalan ini, jalan kadang macet ketika pulang sekolah disiang hari. Namun ketika

malam hari jalanan ini sepi, didepan rumah tua itu beberapa laki-laki duduk di trotoar sambil

merokok, laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan juga ada, dengan rambut panjang dan

pakaian terbuka. Dari informasi yang peneliti dapat, tempat itu merupakan tempat para

“homoseksual” menunggu pelanggan, salah satu homo disitu adalah temannya teman saya dulu, Yunus pernah menjadi MC pada acara ulang tahun saya dulu, saya lihat dia disitu sudah

berpakaian layaknya perempuan, rambutnya panjang, dia memiliki tattoo di bagian dada nya. Dia

memakai bulu mata palsu ketika saya ketemu di warung depan rumahsakit Metta Medika tak jauh

dari jalan tempat dia mangkal. Hampir setiap malam saya lewat, selalu ada waria dengan beberapa laki-laki terlihat masih muda. Mereka mengobrol sambil merokok di jalan itu, hanya

ketika hujan saja jalan itu terlihat kosong, dari hasil wawancara peneliti dengan informan urang siboga: “Cuma tameng nya itu warung nya put, tempat jualan bencong nya di situ” (Lyria,21 tahun).

Selanjutnya menuju kelurahan Kota Baringin, dekat Grapari Telkomsel, ada salah satu

swalayan didepan tempat bongkar muat truk-truk besar pembawa barang. Swalayan itu bernama

Betamart. Namun tempat yang dimaksud terletak tepat di pinggir jalan lintas, disebelah tempat itu

ada sederat rumah seperti kontrakan bercat warna putih, setelah sederah rumah berwarna putih

itu, ada beberapa rumah dari kayu agak masuk kedalam seperti gang tapi dari depan sini sudah

(27)

mengenakan celana pendek sambil berjalan hendak keluar dari sana. Ketika malam hari, dari

depan sini terdengar suara musik dengan volume tinggi, terdengar lagu-lagu yang diputar adalah

lagu dangdut, beberapa kali peneliti lewat dari tempat itu, musik dipasang ketika malam hari

terutama di malam minggu. “kalo itu, tempat-tempat jualan perempuan put, dipake supir-supir

truk itu karna dekat tempat bongkar muat, tapi perempuan nya bukan orang sini” (Lyria,21

tahun).

Selanjutnya beberapa tempat yang biasa di pakai oleh orang-orang untuk “berpacaran” yakni sekitar kuburan di Ujung Siboga, tempat ini sebenarnya merupakan salah satu objek wisata. Namun, apabila malam hari tempat ini sepi dan gelap, memang ada lampu-lampu yang dibuat

untuk menerangi jalan menuju pantai Ujung Siboga ini tapi, hampir semua lampu itu rusak dan

tidak menyala lagi. Beberapa pasangan memparkirkan sepedamotor mereka didekat

tembok-tembok pembatas itu, mereka memparkirkan dengan rapi dan sejajar hingga ke ujung sana. Dari

berbagai informasi kabar nya, tempat pemakaman itu juga sering dijadikan tempat untuk

melakukan berbagai tahapan perilaku seksual. Pernah ditemukan mayat perempuan didekat

kuburan itu. Beberapa pakaian dalam juga terkadang tertinggal di sekitar kuburan.

Kabarnya beberapa hotel di kota Sibolga dan Tapteng juga menjadi salahsatu pilihan bagi

para pasangan seksual untuk melepaskan dorongan seksual ataupun mendapatkan uang. Seperti

hotel Dainang, hotel Marsada, Hotel Wisata Indah, dan hotel Bumi asih. Belum lama ini

ditemukan seorang PNS meninggal di salah satu kamar hotel Bumi Asih, bapak itu meninggal

(28)

Selanjutnya kita lihat ke sekitar lapangan Simare-mare, ketika pagi, siang ataupun malam

hari tak jarang remaja duduk-duduk disekitar lapangan ini, bukan didalam lapangan, tetapi diluar

lapangan yang berbentuk persegi panjang ini, setiap sisi nya digunakan oleh masyarakat untuk

berbagai hal seperti berolahraga berlari mengelilingi lapangan di sore hari, malam hari sebagai

tempat nongkrong anak muda kecuali sisi depan lapangan yang mengarah ke jalan raya.

Selebihnya satu sisi berada di depan Bank Indonesia (BI), selanjutnya didepan kantor walikota,

dan satu nya lagi didepan rumah orang cina. Didalam lapangan itu ada tribun yang biasa di

gunakan sebagai tempat duduk bagi para muspida yakni pejabat daerah ketika sedang ada upacara

atau kegiatan lainnya. Disebrang tibun ini ada tribun kecil juga dengan dinding dan lantai kayu

biasa sebagai tempat untuk kelompok paduan suara atau sebagai panggung untuk kegiatan acara

perlombaan. Apabila sedang tidak ada kegiatan resmi yang di adakan, gerbang lapangan di tutup,

tapi tekadang walaupun tidak ada kegiatan resmi gerbang terbuka, entah bagaimana pengaturan

nya.

Lanjut berjalan ke arah sekolah SMA Negeri 1 Sibolga, disamping sekolah itu ada sungai,

bila tak hujan volume air di sungai sangat sedikit seperti parit besar. Kalau berpatokan dengan

jalan.Dolok Martimbang, Jl.Dolok Martimbang sebelah kanan sungai sedangkan sebelah kirinya

itu SMAN 1. Di sebelah kanan sungai ada pohon-pohon kecil sebagai tempat berteduh dari terik

nya siang hari, dipinggir Jl.Dolok Martimbang ini tepat disebelah kanan sungai ditanami bunga

dan pohon-pohon rindang itu. Bila malam hari anak muda keluar dari bawah sungai itu dan

(29)

Gambar

Gambar 1. Peta Kota Sibolga
Tabel 1. Contoh Bahasa Pesisir
Gambar. 2. Deretan Pondok Goyang
Gambar 3. Pondok Goyang Ambruk

Referensi

Dokumen terkait

Wisata pantai merupakan bagian dari wisata pesisir yang memanfaatkan pantai sebagai objek wisata, meliputi : (a) perjalanan yang menggunakan moda angkutan laut /

Bali merupakan pulau yang sangat terkenal sebagai daerah wisata

Wisata pantai memang tidak salah, namun pulau yang akrab disebut sebagai pulau dewata ini masih memiliki banyak daya tarik yang layak untuk dimasukkan ke dalam daftar destinasi

Terdapat juga obyek-obyek wisata yang berada disekitar Pulau Nusakambangan tepatnya di kawasan Pantai Teluk Penyu,.Penunjang kegiatan wisata untuk menuju Pulau Nusakambangan

Konstruksi seksualitas remaja dalam kebijakan terkait yaitu Undang-Undang (UU) Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, meskipun tidak menyebutkan pencegahan terhadap seks

Pulau Bali selain terkenal dengan destinasi wisata yang mendunia, juga terkenal akan kehidupan masyarakatnya yang hidup guyub dan rukun, meskipun terdiri dari

Gugusan kepulauan dalam hal ini Pulau Batam dan gugusan pulau sekitarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk dijadikan kawasan destinasi wisata

Wisata pantai di Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai karakterisitik yang beragam, seperti di Pulau Temawan Kecil sebagai pantai yang berada di pulau kecil tentu Pulau Temawan Kecil