• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR CALCULATION pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR CALCULATION pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR (CALCULATION REPORT)

Nama Proyek : Pekerjaan Perbaikan Jembatan dan Obstacle di Sicanang

Lokasi Jembatan PLTU Sicanang

Lokasi : Sicanang, Belawan

Pemilik Proyek : PT. Perusahaan Gas Negara (PGN)

1.Kronologi Perubahan Sistem Struktur

Setelah melakukan pengamatan ulang terhadap struktur Jembatan yang berlokasi di

Jembatan PLTU Sicanang, disimpulkan bahwa terjadi momen kritis di salah satu

bentang. Oleh karena itu disrankan untuk memindahkan salah satu

penyokong/perkuatan struktur ke posisi tersebut, karena dianggap lebih efisien.

Untuk kelengkapan data dalam pengajuan perubahan tersebut, berikut diuraikan

kondisi dan perilaku sistem struktur apabila dilakukan perubahan.

2. Metodologi Perhitungan

Analisis struktur dilakukan secara 3 dimensi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Pertama-tama dilakukan analisis eigenvalue untuk menentukan mode dan perioda getaran yang dominan. Data periode getar dari analisis ini digunakan untuk

menentukan gaya gempa static berdasarkan respon spektra yang sesuai.

Analisis struktur 3 dimensi dengan memperhatikan efek torsi kemudian dilakukan untuk mendapatkan gaya-gaya dalam. Analisis dilakukan baik secara static maupun dinamik. Analisis struktur dilakukan dengan bantuan program SAP 2000.

3. Spesifikasi Bahan dan Penampang

Sesuai dengan data design awal tahun 1990, bahan yang digunakan adalah:

a. Beton untuk poer dan balok pengikat : K-175

(2)

c. Baja tulangan : U32

d. Rangka Baja : U32

Modulus Elastisitas Beton

Ec = 4700 x √ ʹ Pasal 10.5.1 SNI-03-2847-2002

Modulus Elastisitas Baja

Es = 200,000 MPa Pasal 10.5.2 SNI-03-2847-2002

Modulus Geser (G)

Nisbah Poisson

= 80,000 MPa

= 0.2 MPa

4. Spesifikasi Pembebanan

Beban Mati

Framework memberikan partisipasi massa berupa beban mati dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1. Perhitungan Beban Mati

(3)

Beban Lateral akibat Aliran Air

Tiang jembatan mengalami gaya lateral yang cukup besar akibat aliran sungai. Berikut perhitungan gaya lateral yang terjadi.

Tabel 2. Perhitungan Beban Lateral Akibat Aliran Air

Beban Angin

Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan jembatan akibat angin yang meniup pipa diatas jembatan dihitung dengan rumus:

(4)

Ab = 30%*1/2(a+b)*h

Dimana, Koefisien seret (Cw) = 1.5

Kecepatan angin (Vw) = 16.67 m/s

Dari perhitungan diperoleh nilai beban angin sebesar 98.59 kg pada setiap

tiang pancang.

Beban Gempa

Wilayah gempa : wilayah 4 (Medan) – tanah lunak

Analisa : Respon Spectra

Koefisien Gempa Dasar © : C = 0.34 untuk T = 0 detik

C = 0.85 untuk T = 0.2 – 1.0 detik

(5)

Gambar 3. Respons Spektrum Gempa Wilayah Gempa 4

Kategori Gedung

Faktor Keutamaan

I1 I2 I3

Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan,

dan perkantoran 1.0 1.0 1.0

Monument dan bangunan monumental 1.0 1.6 1.6

Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio

dan televisi 1.4 1.0 1.4

Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas,

produk minyak bumi, asam, dan bahan beracun 1.6 1.0 1.6

Cerobong, tangki di atas menara 1.5 1.0 1.5

Catatan :

Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan sebelum berlakunya standar ini, maka factor keamanan, I dapat dikalikan 80 %

(6)

2 , hal 2

5

x W t x

11448 4.

x

Berdasarkan SNI 03-1726-200 1 :

.

Ci = (wilayah gempa 4/ tanah lunak)

Ci =

Vi = g x Keq

Vi = 91 kg

Fi = V Ʃ

(7)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2222

Beban akibat tumbukan kapal

Beban akibat tumbukan kapal yang menambat atau benda hanyutan sungai Beban yang terjadi pada kolom jembatan akibat tumbukan dari kapal yang menambat atau benda hanyutan yang ada di sungai

dihitung dengan rumus: Tef = M.Va2.d

Dimana: M = Massa benda hanyutan, misalkan 2 Ton

Va2 = Kecepatan aliran sungai (1.3 m/s)

D = Faktor jenis tiang jembatan

Tabel 4. Nilai pengaruh jenis tiang

Maka diperoleh gaya lateral yang terjadi pada pile akibat tumbukan kapal yang menambat sebesar 253.50 kg.

Rekapitulasi pembebanan yang terjadi pada jembatan adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rekapitulasi pembebanan

6. Analisis Struktur

6.1. Metode Analisis

(8)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2323

Analisis komponen struktur harus mengikuti ketentuan berikut: semua komponen struktur rangka atau struktur menerus direncanakan terhadap pengaruh maksimum dari beban factor yang dihitung sesuai dengan metode

elastic, atau mengikuti peraturan khusus.

6.2. Model Struktur

Model analisis struktur dapat dilihat pada gambar 4 dimana analisis dilakukan dalam skala tiga dimensi. Kerangka struktur terdiri dari kolom, balok (poer), dan rangka baja (truss).

Gambar 4. Pemodelan Struktur pada SAP 2000

6.3. Analisis Vibrasi Bebas

(9)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2424

Pembatasan waktu getar

alami

Menurut Peraturan Gempa (2002) waktu getar alami struktur dibatasi agar tidak terlalu fleksibel sehingga keamanan struktur terjamin. Khususnya untuk struktur ini, diharapkan untuk stabil, agar tidak mengganggu pipa distribusi gas diatasnya Pembatasan yang dilakukan yakni:

T < ξ x n

Wilayah gempa ξ

1 0.20 2 0.19 3 0.18 4 0.17 5 0.16 6 0.15

Tabel 6. SNI 03-1726-2002

T < ξ x n = 0.17 x n (untuk wilayah gempa IV)

Dimana n adalah jumlah lapis dari struktur bangunan yang ada, sedangkan T

adalah waktu getar struktur mode pertama (T-1) yang dominan.

Pola Ragam Gerak

(ref: SNI 03-1726-2002 pasal 7.1.1)

Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya respons struktur jembatan terhadap pembebanan gempa yang dominan dalam rotasi, hasil analisis menunjukkan tiga moda pertama, dimana moda pertama (fundamental) berupa translasi dan dua moda berikut merupakan kombinasi translasi dan torsi.

(10)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2525

(ref: SNI 03-1726-2002 pasal 7.2.1)

Jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam penjumlahan respons ragam menurut metode ini harus sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respons total harus mencapai sekurang-kurangnya 90%.

Faktor Reduksi Kekuatan

Factor reduksi kekuatan φ yang digunakan pada perencanaan

struktur ini adalah:

1. Lentur tanpa beban aksial 0.80

2. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0.80

3. Komponenstruktur dengan tulangan spiral 0.70

4. Komponen struktur lainnya 0.65

5. Geser dan Torsi 0.75

Analisis mekanika teknik untuk menentukan gaya dalam dilakukan dengan kombinasi beban sebagai berikut:

1. 1.4 DL

2. 1.2 DL + 1.6 LL + 0.8 WL

3. 1.2 DL + 1.6 RL + 0.8 WL

4. 1.2 DL + 0.5 LL

5. 1.2 DL + 0.5 RL

6. 1.2 DL + 1.3 WL + 0.5 LL

7. 1.2 DL + 1.3 WL + 0.5 RL

8. 1.2 DL + 1 QL

9. 0.9 DL + 1.3 WL

10. 0.9 DL + 1 QL

Analisis mekanika teknik untuk menentukan gaya pada pondasi dilakukan dengan kombinasi beban sebagai berikut:

(11)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2626

2. 1.2 DL + 1.6 LL + 0.8 WL

3. 1.2 DL + 1.6 RL + 0.8 WL

4. 1.2 DL + 0.5 LL

5. 1.2 DL + 0.5 RL

6. 1.2 DL + 1.3 WL + 0.5 LL

7. 1.2 DL + 1.3 WL + 0.5 RL

8. 1.2 DL + 1 QL

9. 0.9 DL + 1.3 WL

10. 0.9 DL + 1 QL

7. Hasil Pemeriksaan

Dari Hasil Output Program SAP 2000 berupa nilai gaya-gaya dalam yang terjadi pada

Elemen Struktur, diperoleh data berikut:

2.1. Perhitungan Dimensi Boredpile dan Penulangan

Perhitungan dimensi Boredpile disesuaikan dengan tegangan izin dari mutu beton rencana. Struktur ini direncanakan menggunakan mutu beton K300. Maka perencanaan dimensinya adalah sebagai berikut:

(12)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2727

Tabel 8. Perhitungan Penulangan Boredpile

Dari perhitungan diperoleh konfigurasi penulangan boredpile sebagai berikut:

 8D16 untuk tulangan Longitudinal

 Φ8-150 untuk tulangan geser (menggunakan tulangan spiral)

2.2. Perhitungan kedalaman pondasi terhadap Gaya Lateral dan Vertikal Perhitungan kedalaman pondasi yang dibutuhkan dapat dihitung dengan membandingkan gaya dalam yang terjadi dengan tegangan izin tanah (data sondir dan boring) yang tersedia. Perhitungan kedalaman boredpile yang dibutuhkan sesuai gaya lateral dan vertical yang terjadi adalah sebagai berikut

(13)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2828

Tabel 10. Perhitungan kedalaman pondasi sesuai gaya vertikal yang terjadi

2.3. Perhitungan Dimensi Balok Poer dan Penulangan

Perhitungan dimensi Boredpile disesuaikan dengan tegangan izin dari mutu beton rencana. Struktur ini direncanakan menggunakan mutu beton K300. Maka perencanaan dimensinya adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Perhitungan dimensi Balok Poer

Perhitungan penulangan balok poer menggunakan data luas irisan melintang hasil keluaran program SAP 2000.

(14)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR 2929

Dari perhitungan tersebut diperoleh konfigurasi penulangan adalah sebagai berikut:

 Pada balok pengikat boredpile  6D16 di bagian atas  6D16 di bagian bawah

 Φ10-150 untuk tulangan geser

 Pada pelat kopel sebagai berikut:  6D12 di bagian atas  6D12 di bagian bawah

 Φ10-150 untuk tulangan geser

Gambar 10. Desain penulangan boredpile dan balok poer

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Beban Mati
Tabel 2. Perhitungan Beban Lateral Akibat Aliran Air
Gambar 2. Peta Wilayah Gempa Indonesia
Gambar 3. Respons Spektrum Gempa Wilayah Gempa 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bangunan Ruko 3 Lantai beton bertulang ini dimodelkan sebagai struktur Open Frame (Struktur Rangka Pemikul Momen). Dimana struktur terdiri atas rangka yang tersusun atas balok dan

SRPM adalah suatu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap , sistem rangka ruang dimana komponen-komponen

Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor

Untuk memperoleh daktilitas yang tinggi pada struktur gedung tinggi yang direncanakan, harus diupayakan agar sendi-sendi plastis yang terbentuk akibat beban gempa maksimum

Persyaratan dan metode untuk menentukan f ya dijabarkan sebagai berikut: a Untuk komponen struktur tekan yang menerima beban aksial dan komponen struktur lentur dengan nilai 

Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua peraturan dan Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal

Dalam SNI Beton, satu sistem struktur dasar penahan beban lateral adalah Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM), yaitu sistem rangka ruang ruang dimana komponen-komponen struktur

Sedangkan pusat rotasi lantai tingkat suatu struktur adalah suatu titik pada lantai tingkat itu yang bila suatu beban horisontal bekarja padanya, lantai tingkat