• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

N/A
N/A
Agus Firhan Ali

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

RUKO 2 LANTAI BAPAK RANDY PADANG – SUMATERA BARAT

TAHUN 2023

(2)

RESUME

Berdasarkan analisa struktur bangunan yang dilakukan dengan program bantu ETABS 18 didapatkan hasil dimensi dan penulangan pada masing-masing elemen struktur sebagai berikut:

Tabel 1.1 Rekapitulasi Pelat Lantai

Tipe Pelat

Tebal Pelat (mm)

Tulangan Arah X

Tulangan Arah Y

A 120 P10-200 P10-200

Tabel 1.2 Rekapitulasi Balok

Kode Dimensi Keterangan Tulangan Selimut (mm)

B1A 200/450

Tump. Atas 4D13+4D13

25 Tump. Bawah 4D13

Lap. Atas 4D13

Lap. Bawah 4D13+4D13

Tengah -

Sengkang Tump P10-200 Sengkang Lap P10-200

B1 200/450

Tump. Atas 3D13+3D13

30 Tump. Bawah 3D13

Lap. Atas 3D13

Lap. Bawah 3D13+3D13

Tengah -

Sengkang Tump P10-150 Sengkang Lap P10-150

B2 200/400

Tump. Atas 3D13+3D13

30 Tump. Bawah 3D13

Lap. Atas 3D13

Lap. Bawah 3D13+3D13

Tengah -

Sengkang Tump P10-150 Sengkang Lap P10-200

B3 150/35

Tump. Atas 2D13

25 Tump. Bawah 2D13

Lap. Atas 2D13 Lap. Bawah 2D13

Tengah -

Sengkang Tump P8-200 Sengkang Lap P8-200

(3)

B4 150/300

Tump. Atas 2D13+2D13

25 Tump. Bawah 2D13

Lap. Atas 2D13

Lap. Bawah 2D13+2D13

Tengah -

Sengkang Tump P8-150 Sengkang Lap P8-150

B5 150/250

Tump. Atas 2D13

25 Tump. Bawah 2D13

Lap. Atas 2D13 Lap. Bawah 2D13

Tengah -

Sengkang Tump P8-200 Sengkang Lap P8-200

SL1 200/400

Tump. Atas 3D13

25 Tump. Bawah 3D13

Lap. Atas 3D13 Lap. Bawah 3D13

Tengah 2D13

Sengkang Tump P10-200 Sengkang Lap P10-200

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kolom

Kode Dimensi Keterangan Tulangan Selimut (mm) K1 300/300

Tulangan Utama 12D13 Sengkang Tump P10-200 40 Sengkang Lap P10-200

K1A 300/300

Tulangan Utama 8D13 Sengkang Tump P10-200 40 Sengkang Lap P10-200

KP 130/130

Tulangan Utama 4P10 Sengkang Tump P6-200 15 Sengkang Lap P6-200

(4)

Tabel 1.4 Rekapitulasi Pilecap Tipe

Pilecap

Dimensi (mm)

Tebal (mm)

Tulangan Arah X

Tulangan Arah Y

Selimut Beton

(mm) PC1 1200/800 300 D13-150 D13-150 40 PC2 800/800 300 D13-150 D13-150 40

Tabel 1.6 Rekapitulasi Strauss Pada

Pilecap

Isi Pile

Diameter (mm)

Tulangan Utama

Tulangan Geser

Kedalaman dari +0,00 (m)

PC1 3 300 6D13 Ø8-200 -7,00

PC2 1 300 6D13 Ø8-200 -7,00

(5)

DAFTAR ISI

RESUME

BAB I PENDAHULUAN

BAB II ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN

BAB III PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR BAB IV PERENCANAAN PELAT BETON BERTULANG BAB V PERENCANAAN TANGGA BETON BERTULANG BAB VI PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG BAB VII PERENCANAAN KOLOM BETON BERTULANG BAB VIII PERENCANAAN BALOK SLOOF

BAB IX PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BAB X PERENCANAAN PONDASI STRAUSS LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Acuan Perencanaan

Pembebanan yang dipakai dalam perencanaan struktur adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 (PPIUG 1983)

b. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727:2020)

c. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan (SNI 2847:2019)

d. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung (SNI 1726:2019)

e. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729:2020)

1.2 Jenis Pembebanan

1. Beban Mati Struktur (Dead Load)

Beban ini terdiri dari berat sendiri suatu struktur bangunan 2. Beban Mati Elemen Tambahan (Super Dead Load)

Beban ini terdiri dari beban dinding, keramik, plesteran, plumbing, ME (Mechanical Electrical, dll)

3. Beban Hidup (Live Load)

Beban yang bekerja pada plat lantai bangunan 4. Beban Hujan (Rain Load)

Beban yang bekerja pada struktur atap bangunan akibat hujan 5. Beban Angin (Wind Load)

Beban yang bekerja pada plat lantai bangunan 6. Beban Gempa (Earthquake Load)

Untuk menismulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur Gedung, maka arah utama beban gempa harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tapi dengan efektifitas hanya 30%. Pembebanan gempa dilakukan dengan metode analisis Dinamik Response Spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot antara periode getar struktur T, versus respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu. Ilustrasi metode respons spektrum ditunjukkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut.

(7)

Gambar 1.1 Spektrum Respon Desain Sumber : SNI 1726:2019

1.3 Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan SNI 1727:2020, kombinasi pembebanan terfaktor yaitu sebagai berikut:

1. Beban Gravitasi a. 1,4D

b. 1,2D + 1,6L + 0,5R c. 1,2D + 1,6R + 0,5L 2. Beban Gempa

a. 1.2D + L + Ex + 0.3Ey b. 1.2D + L + 0.3Ex + Ey c. 0.9D + Ex + 0.3Ey d. 0.9D + 0.3Ex + Ey

Berdasarkan SNI 1726:2019, kombinasi pembebanan dasar untuk perencanaan pondasi adalah sebagai berikut:

a. D + L b. D + R

c. D + 0,75L + 0,75R

d. D + 0,75L + 0,525Ex + 0,3(0,525Ey) e. D + 0,75L + 0,525Ey + 0,3(0,525Ex)

(8)

BAB II

ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN

2.1 Data Perencanaan

1. Fungsi bangunan : Rumah Toko

2. Lokasi bangunan : Padang, Sumatera Barat 2.2 Spesifikasi Material dan Bahan

a. Mutu beton, f’c : 20.75 MPa (K250) b. Mutu tulangan polos, BJTD : fy = 390 MPa c. Mutu tulangan polos, BJTP : fy = 240 MPa

2.3 Metode Analisis Pembebanan

Metode perhitungan yang digunakan adalah metode kekuatan batas (ultimate strength design) dengan tingkat daktalitas penuh (SNI 1726:2019)

2.4 Analisis Pembebanan

1. Beban Mati (Dead Load/Beban Gravitasi) a. Beban Sendiri Struktur Bangunan

Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m³

Berat jenis baja = 7850 kg/m³

b. Beban Super Dead Load pada Pelat Lantai

Berat finishing setebal 2 cm, berat jenis 21 kg/m² = 42 kg/m² Berat keramik setebal 1 cm, berat jenis 24 kg/m² = 24 kg/m² Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m² Berat sanitasi, plumbing, dan ME = 40 kg/m² +

TOTAL = 124 kg/m²

= 1,24 kN/m²

c. Beban Super Dead Load pasangan Bata Merah

Beban pasangan bata merah sebesar 2,5 kN/m2 dikalikan dengan ketinggian tiap lantai.

2. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup yang bekerja pada struktur bangunan sebagai berikut:

a. Pada pelat ruko = 4,79 kN/m² (Tabel 4.3-1, SNI 1727:2020)

3. Beban Hujan (Rain Load)

Beban air hujan direncanakan berdasarkan pada SNI 1727:2020 pasal 8.3 sesuai dengan persamaan berikut:

𝑅 = 0,0098 × (𝑑𝑠 + 𝑑)

𝑑𝑠 = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase sekunder apabila sistem drainase primer tertutup (tinggi statis), dalam in. (mm)

(9)

𝑑 = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem drainase sekunder pada aliran air rencana (tinggi hidrolik), dalam in. (mm).

Direncanakan:

a. tinggi statis (ds) = 10 mm b. tinggi hidrolis (dh) = 10 mm

Sehingga,

R = 0,0098 (ds+dh) = 0,196 kN/m2

(10)

4. Beban Gempa (Earthquake Load)

Peraturan pembebanan gempa Indonesia mengacu pada SNI 1726:2019.

Parameter-parameter yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Mengklasifikasi kategori risiko bangunan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Nongedung untuk Beban Gempa

Sumber: SNI 1726:2019 Tabel 3

(11)

2. Menentukan faktor keutamaan gempa berdasarkan kategori risiko bangunan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa Sumber: SNI 1726:2019 Tabel 4

Analisis beban gempa dilakukan dengan metode dinamik respons spektrum.

Dalam mendefisinikan beban gempa dapat mengacu pada SNI 1726:2019

a. Kategori Resiko : IV (Tabel 3, SNI 1726:2019)

b. Faktor Keutamaan Gedung, I : 1 (Tabel 4, SNI 1726:2019) c. Faktor Reduksi Gempa, R : 3 (Tabel 12, SNI 1726:2019) d. Pada ETABS v18 pembebanan dilakukan dengan memasukkan grafik

response spektrum (SRSS) sebagai berikut : I x g / R, dengan g : 9,81 m/s

U1 : 1.0 × 9,81/3 = 3,27

e. Output Data Dari Puskim (Respons Spektrum Indonesia)

Beban gempa yang digunakan mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019. Parameter yang digunakan diambil dari Desain Spektra Indonesia

Kelas Situs : Tanah Keras (SBC)

Kategori Desain Seismik : D (Tabel 8-9 SNI 1726-2019) SDS = 1.1245> 0,5

SD1 = 0.5737> 0,2

(12)

Gambar 2.1 Peta Zonasi Gempa (PGA, 𝐌𝐂𝐞𝐆)

Gambar 2.2 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝐬)

Gambar 2.3 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝟏)

(13)

Gambar 2.4 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝟏)

Gambar 2.5 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝐒)

(14)

Parameter Ss ( percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respon spectral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gempa dengan kemungkinan 1% terlampaui dalam 50 tahun dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi

Gambar 2.6 Grafik Respons Spektrum Padang Sumber: rsa.ciptakarya.pu.go.id

(15)

BAB III

PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR

3.1 Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur dan input pembebanan rencana menggunakan program ETABS v18 yang dapat dilihat pada Lampiran.

3.2 Pembebanan Struktur a. Beban Gravitasi

Input beban-beban gravitasi meliputi beban mati tambahan, beban hidup, dan beban hujan dapat dilihat pada BAB Lampiran

b. Beban Gempa

- Input grafik respon spektrum pada ETABS18

Gambar 3.1 Input Respon Spektrum pada ETABS18

(16)

- Input scale factor percepatan respon spektrum pada ETABS18

Gambar 3.2 Input Scale Factor Gempa Arah X pada ETABS18

- Input scale factor percepatan respon spektrum pada ETABS18

Gambar 3.3 Input Scale Factor Gempa Arah Y pada ETABS18

(17)

BAB IV

PERENCANAAN PELAT BETON BERTULANG 4.1. Perencanaan Pelat Lantai

A. Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: f 240 MPa

y

Selimut beton: C 25 mm

c

Tebal pelat: h 120 mm

Diameter tulangan utama D 10mm Diameter tulangan susut Ds 10 mm Panjang sisi terpendek: lx 3.5 m Panjang sisi terpanjang: l 3.8 m

y

1.0857 lx

ly

< 2.0 (Pelat Dua Arah)

B. Perhitungan Pembebanan m3 24 kN Berat jenis beton: γ

a. Beban Mati

m2 293.6783 kgf h

γ qD

- Beban sendiri b. Beban Super Dead

m2 18 kgf qSDL1

- Beban plafon + penggantung:

m2 40 kgf qSDL2

- Beban plumbing,sanitasi, ME:

m2 42 kgf qSDL3

- Beban spesi 2 cm:

m2 24 kgf qSDL4

- Beban keramik 1 cm:

m2 124 kgf qSDL4

qSDL3

qSDL2

qSDL1

qSDL

c. Beban Hidup

m2 195.7855 kgf m2

1.92 kN qL

- Beban hidup hunian:

Beban Berfaktor:

m2 584.7496 kgf qSDL

qD qu1 1.4

m2 814.4707 kgf qL

qSDL 1.6 qD qu2 1.2

m2 814.4707 kgf max q

u2

qu1

qu

-

-

(18)

1.0857 lx

ly

Koefisien Momen:

X 52

tx

Xlx 21 Xty 52 Xly 21

Perhitungan Momen:

m kN 5.0879 m

lx 2 qu Xtx 0.001 Mutx

m kN 2.0547 m

lx 2 qu Xlx 0.001 Mulx

m kN 5.0879 m

lx 2 qu Xty 0.001 Muty

m kN 2.0547 2 m

lx

qu

Xly

0.001 Muly

-

-

(19)

D. Perencanaan Penulangan a. Tulangan Arah x

Spasi tulangan maksimum:

mm h 240

s 2

max1

mm s 450

max2

Spasi tulangan pakai: s 200 mm

m kN 5.0879 max Mulx

Mutx Mu

m kN 5.6532 0.9

Mu Mn

mm D 90

C 0.5 h c

d

13.6074 0.85 f'c

fy

m

MPa 0.6979 d2

m 1

Mn Rn

β 0.85

0.003 fy

m Rn

2 1 m 1

ρ 1

perlu

0.0025 ρmin

0.0446 MPa

fy

600 600 fy

f'c 0.85 β

ρbal

0.0335 ρbal

ρmax 0.75

Sehingga, ρ ρmin 0.0025 mm2 d 225

m ρ 1 Asbutuh

mm2 392.6991 D2

4 π 1 s

m A 1

s

Cek terhadap momen:

mm 5.3436 m

f'c 1 0.85

fy

As

a

m kN 7.4074 2

d a fy

As

ϕM 0.9

n > M 5.0879 kNm

u

0.6869 ϕMn

Mu

OK

Sehingga, untuk tulangan utama pelat arah x digunakan P10-200

-

-

(20)

b. Tulangan Arah y

Spasi tulangan maksimum:

mm h 240

s 2

max1

mm s 450

max2

Spasi tulangan pakai: s 200 mm

m kN 5.0879 max Muly

Muty Mu

m kN 5.6532 0.9

Mu Mn

mm D 90

C 0.5 h c

d

13.6074 0.85 f'c

fy

m

MPa 0.6281 d2

m 1

Mu Rn

β 0.85

0.0027 fy

m Rn

2 1 m 1

ρ 1

perlu

0.0025 ρmin

0.0446 MPa

fy

600 600 fy

f'c 0.85 β

ρbal

0.0335 ρbal

ρmax 0.75

Sehingga, ρ ρperlu 0.0027 mm2 239.9 m d

ρ 1 Asbutuh

2 mm 392.6991 D2

4 π 1 s

m As 1

Cek terhadap momen:

mm 5.3436 m

f'c 1 0.85

fy As a

m kN 7.4074 2

d a fy As

ϕMn 0.9 > Mu 5.0879 kNm

0.6869 ϕMn

Mu

OK

Sehingga, untuk tulangan utama pelat arah y digunakan P10-200

-

-

(21)

BAB V

PERENCANAAN TANGGA BETON BERTULANG A. Data Perencanaan

Tinggi tangga: h 200 cm

Antrede: b 30 cm

Lebar anak tangga: l 100 cm

Optrede: t 25 cm

Kemiringan tangga: α 30 deg

cm 7.5 sin α

2 t b Tebal pelat rata-rata anak tangga: r

Tebal pelat tangga: tp 13cm

Tebal pelat tangga rata-rata: tt tp tr 20.5cm

B. Perhitungan Pembebanan m3 2400 kgf Berat jenis beton: γ

Beban Mati:

m 5.5713 kN cos α l

tt γ

qD

- Berat sendiri:

Beban Super Dead:

m 0.4119 kN 2 l

m 42 kgf q1

- Berat spesi 2 cm:

m 0.2354 kN 2 l

m 24 kgf q2

- Berat keramik 1 cm:

m 0.0981 kN 2 l

m 10 kgf q3

- Berat railing:

m 0.7453 kN q3

q2 q1 qSDL

Beban Hidup:

m 3 kN 2 l

m 3 kN qL

m 12.3799 kN qL

qSDL 1.6 qD

qut 1.2 Beban berfaktor:

-

-

(22)

C. Analisa ETABS 18

a. Input Beban Berfaktor pada ETABS 18:

b. Hasil Analisa ETABS 18:

Besar momen berfaktor: M 21.5 kN m

u

D. Perencanaan Penulangan Tangga Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75MPa K250

Mutu tulangan: f 420 MPa

y

Selimut beton: C 30 mm

c

Penulangan Pelat Tangga a. Tulangan Utama

Diameter tulangan: D 13 mm Spasi tulangan maksimum:

mm tp 260

smax1 2

mm smax2 450

Spasi tulangan pakai: s 150 mm

-

-

(23)

m kN 23.8889 0.9

Mu Mn

mm D 93.5

C 0.5 t c

d p

23.8129 f'c

0.85 fy

m

MPa 2.7326 d2

l Mn Rn

β 0.85

0.0071 fy

m Rn 2 1 m 1

ρperlu 1

0.0033 fy

MPa ρ 1.4

min

0.021 MPa

fy

600 600 fy

f'c 0.85 β

ρbal

0.0157 ρbal

ρmax 0.75

Sehingga, ρ ρmin 0.0033 mm2 311.6667 d

l ρ Asbutuh

2 mm 884.8819 D2

4 π 1 s As l

Cek terhadap momen:

mm 21.0716 m

f'c 1 0.85

fy As a

m kN 27.7503 2

d a fy As

ϕMn 0.9 > Mu 21.5 kNm

0.7748 ϕMn

Mu

OK

Sehingga, untuk tulangan utama pelat tangga digunakan P13-150

-

-

(24)

b. Tulangan Susut

Diameter tulangan: D 10 mm Spasi tulangan maksimum:

mm t 260

2 p

smax1

mm s 450

max2

Spasi tulangan pakai: s 150 mm 2 mm tp 325

m 1 0.0025 Asbutuh

mm2 523.5988 D2

4 π 1 s

m A 1

s

Sehingga, untuk tulangan susut pelat tangga digunakan P10-150

-

-

(25)

BAB VI

PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG 6.1 Perencanaan Balok B2

A. Data Perencanaan

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa Mutu tulangan torsi: fyt 240 MPa

Selimut beton: Cc 25 mm

Lebar balok: b 200 mm 0.2 m

Tinggi balok: h 400 mm

D tul lentur atas: Dtop 13mm D tul lentur bawah: Dbot 13mm

D tul sengkang: Ds 10 mm

D tul torsi: Dt 13 mm

Analisa ETABS 18:

Momen tumpuan - : Mut1 84.6 kNm Momen tumpuan +: Mut2 0 kNm Momen lapangan: Mul 83.4kN m Gaya Geser Tumpuan Vu 95.9 kN Gaya Geser Lapangan: Vu2 87.3kN Gaya Torsi : Tu 10.7 kN m

B. Rasio Tulangan Longitudinal a. Rasio minimum tulangan lentur:

0.0029 fy

f'c MPa ρmin1 0.25

0.0036 fy

MPa ρmin2 1.4

0.0036 max ρmin2

ρmin1 ρmin

b. Rasio maksimum tulangan lentur:

β1 0.85

0.025 ρmax

-

-

(26)

C. Perhitungan Tulangan Lentur

Tinggi Efektif: d h Cc Ds 0.5 Dbot 358.5mm Perhitungan batas tulangan:

mm2 257.3846 d

b ρmin Asmin

mm2 1792.5 d

b ρmax Asmax

a. Tulangan Tumpuan Negatif

Gaya momen ultimate: Mu Mut1 84.6kNm

mm2 747.0189 d

fy 0.9 0.9

Mu Astbutuh

Luas tulangan perlu:

Direncanakan diameter D Dtop 13mm dengan jumlah nt_top 6

mm2 796.3937 D2

π nt_top 0.25

Ast

Luas tulangan pakai:

mm 88.0492 b

f'c 0.85

fy Ast a

m kN 87.9066 2

d a fy Ast

ϕMnt 0.9 > Mu 84.6 kNm OK

Cek ketentuan under-reinforced:

0.2456 d

a < 0.375 β1 0.3188 OK

Sehingga, digunakan 6D13 b. Tulangan Tumpuan Positif

m kN Mut2 0

Mu1

m kN 43.9533 ϕMnt

Mu2 0.5

m kN 43.9533 max Mu2

Mu1 Mu

Gaya momen ultimate:

mm2 388.1082 d

fy 0.9 0.9

Mu Asbbutuh

Luas tulangan perlu:

Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nt_bot 3

mm2 398.1969 D2

π n 0.25

t_bot

Asb

Luas tulangan pakai:

mm 44.0246 b

f'c 0.85

fy Asb a

m kN 47.0299 2

d a fy Asb

ϕMnb 0.9 > Mu 43.9533 kNm OK

Cek ketentuan under-reinforced:

0.1228 d

a < 0.375 β1 0.3188 OK

Sehingga, digunakan 3D13

-

-

(27)

c. Tulangan Lapangan Negatif

mm2 257.3846 d

b ρmin Asmin

Luas tulangan perlu:

Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nl_top 3

mm2 398.2 D2

4 nl_top π

As 2

mm 257.4 Asmin

Luas tulangan pakai: > OK

Sehingga, digunakan 3D13 d. Tulangan Lapangan Positif

m kN Mul 83.4

Mu1

m kN 21.9767 ϕMnt

Mu2 0.25

m kN 83.4 max Mu2

Mu1 Mu

Gaya momen ultimate:

mm2 736.4229 0.9 d

fy

0.9 Mu

Aslbutuh

Luas tulangan perlu:

Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nl_bot 6

mm2 796.3937 D2

π n 0.25

l_bot

Asl

Luas tulangan pakai:

mm 88.0492 b

f'c 0.85

fy Asl a

m kN 87.9066 2

d a fy Asl

ϕMn 0.9 > Mu 83.4 kNm OK

Cek ketentuan under-reinforced:

0.2456 d

a < 0.375 β1 0.3188 OK

Sehingga, digunakan 6D13

-

-

(28)

D. Perhitungan Tulangan Geser a. Pada daerah tumpuan

kN Vu 95.9

kN 55.5235 d

b f'c MPa

Vc 0.17

kN 72.3431 Vc

0.75 Vu Vs

mm mm2 0.8408 d

fyv Vs Avs

mm 2 0.8408 mm Avs

Avt_perlu

Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 Jarak antar sengkang rencana: st 150 mm

mm2 157.0796 Ds2

π n 0.25

Avt

mm 2 1.0472 mm st

Avt

mm 2 0.84 mm

Avt_perlu OK

>

Sehingga, digunakan tulangan geser P10-150 b. Pada daerah lapangan

kN Vu2 87.3

kN 55.5235 d

b f'c MPa

Vc 0.17

kN 60.8765 Vc

0.75 Vu2 Vs

mm mm2 0.7075 d

fyv Vs Avs

mm mm2 0.7075 Avs

Avl_perlu

Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 Jarak antar sengkang rencana: sl 200 mm

mm2 157.0796 Ds2

0.25 π n

Avl

mm mm2 0.7854 sl

Avl

mm mm2

Avl_perlu 0.71 OK

>

Sehingga, digunakan tulangan geser P10-200

-

-

(29)

E. Perhitungan Tulangan Torsi

a. Cek apakah perlu perhitungan torsi 2

mm 80000 h

b Acp

mm h 1200

b Pcp 2

2 mm 47600 Ds

Cc h 2

Ds Cc b 2

Aoh

mm Ds 960

Cc h 2

Ds Cc b 2

Ph 2

m kN 8.0172 Pcp

Acp2 f'c MPa

Tcr 0.33

m kN 6.0129 Tcr

ϕTcr 0.75

4 ϕTcr

Pengaruh torsi boleh diabaikan bila Tu< : m kN 1.5032 4

ϕTcr m

kN Tu 10.7 >

Sehingga, ada pengaruh torsi

b. Cek kecukupan dimensi penampang

Tu diambil minimum untuk torsi kompatibilitas (Statis Tak Tentu):

m kN 6.0129 min ϕTcr

Tu Tu

Dimensi penampang harus memenuhi A ≤ B:

MPa 2.0087 2

Aoh2 1.7

Ph 2 Tu

d b

Vu A

MPa 3.7808 f'c MPa

d 0.66 b

Vc B

MPa

A 2.01 < B 3.78 MPa OK c. Cek Penulangan Lentur Torsi

m kN 8.0172 0.75

Tn Tu

mm mm2 0.4128 cot 45deg

fyv Aoh 0.85

2

Tn Atperlu

mm mm2 0.0897 fy

b MPa 0.175 Atmin1

mm mm2 0.00755 Atmin2

mm mm2 0.0897 max Atmin2

Atmin1 Atmin

-

-

(30)

mm mm2 0.4128 cot 45deg

fyv Aoh 0.85

2

Tn Atperlu

mm 2 0.4128 mm max Atperlu

Atmin At

mm2 243.8779 2

cot 45deg fy

fyv Ph At Al

mm2 148.5715 fy

fyt Ph At fy

Acp f'c MPa

0.42 Almin

mm2 243.8779 max Almin

Al Al

Direncanakan tambahan tulangan tengah sebagai berikut:

mm Dt 13

ntengah 2

mm2 265.4646 Dt2

π ntengah 0.25

Atengah

Cek desain lentur pada:

Tumpuan:

2 mm 990.8968 Astbutuh

Al At_perlu

2 mm 1460.0552 Asb

Ast Atengah

At_pakai

mm2 1460.06

At_pakai 2

mm 990.9

At_perlu OK

>

Lapangan:

mm2 980.3008 Aslbutuh

Al At_perlu

mm2 1460.0552 Asl

As Atengah At_pakai

2 mm 1460.06

At_pakai 2

mm 980.3

At_perlu OK

>

Sehingga, desain lentur memenuhi syarat terhadap torsi

Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan balok beton bertulang pada BAB Resume

-

-

(31)

BAB VII

PERENCANAAN KOLOM BETON BERTULANG 7.1 Perencanaan Kolom K1

A. Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa

Selimut beton: Cc 30 mm

Lebar kolom: b 300 mm

Tinggi kolom h 300 mm

Diameter tulangan utama D 13mm Diameter tulangan geser Ds 10 mm

Panjang bersih kolom ln 3.5 m 0.3 m 3.2 m B. Perencanaan Tulangan Lentur

Perencanaan tulangan lentur kolom menggunakan program bantu SPColumn dengan menginput semua output gaya-gaya kolom K0 dari ETABS 18

Berdasarkan analisa SPColumn, penampang kolom K1 mampu memikul beban kombinasi aksial dan lentur

-

-

(32)

C. Perencanaan Tulangan Geser

Gaya geser ultimate: Vu 48.5 kN

Tinggi efektif: d b Cc Ds 0.5 D 253.5mm Kuat geser beton: Vc 0.17 f'c MPa h d 58.8921kN Cek syarat apakah diperlukan tulangan geser:

kN 64.6667 0.75

Vu

Vs < 0.5 Vc 29.4461kN

Sehingga, sengkang hanya sebagai confinement

Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 2

mm 157.0796 2

Ds π n 0.25

Av

kN 5.7745 Vc

0.75 Vu Vs_perlu

kN 25.35 MPa

3 d Vs_min h

kN 25.35 max

Vs_min Vs_perlu Vs

mm 376.9911 Vs

d fyv Av Jarak antar sengkang perlu: s

Sehingga, digunakan sengkang tumpuan P10-200 sengkang lapangan P10-200

Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan kolom pada BAB Resume.

Hasil analisa kuat aksial-lentur (PM-Ratio) kolom pada ETABS dapat dilihat pada LAMPIRAN

-

-

(33)

BAB VIII

PERENCANAAN BALOK SLOOF 8.1. Perencanaan Balok Sloof SL1

A. Data Perencanaan

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa Selimut beton: Cc 25mm

Lebar balok: b 200 mm

Tinggi balok: h 400 mm

D tul lentur atas: Dtop 13 mm D tul lentur bawah: Dbot 13 mm D tul sengkang: Ds 10mm Panjang bersih: ln 6 m

Tinggi dinding l 3.5 m 0.3 m 3.2 m Analisa Pembebanan:

Gaya aksial kolom: Pukolom 553.7kN

Beban 10% kolom: Pu 10% Pukolom 55.37kN

m 1.92 kN m3

24 kN h b qD1

Berat sendiri sloof:

m 320 kgf 2 l

m 100 kgf qD2

Berat dinding:

m 5.0581 kN qD2

qD1 qD

Beban Total:

m 7.0814 kN qD

q 1.4

Beban Kombinasi: u

m kN 21.2441 l 2

q n

12 u

M 1

Momen Berfaktor: u

-

-

(34)

Berdasarkan analisa SPColumn, penampang sloof mampu memikul beban kombinasi aksial dan lentur

D. Perhitungan Tulangan Geser

Gaya geser ultimate: Vu 0.5 qu ln 21.2441 kN mm2

80000 h

b Ag

mm 358.5 Ds

2 Dbot Cc

h d

kN 58.2685 d

MPa b f'c Ag

14 Pu MPa

1 Vc 0.17

kN 43.7014 Vc

ϕVc 0.75

Cek apakah diperlukan tulangan geser:

kN 21.8507 ϕVc

0.5 < Vu 21.2441kN (Perlu tulangan geser) Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2

kN 29.943 Vc

0.75 Vu Vs_perlu

kN 23.9 3 MPa

d Vs_min b

kN 23.9 max Vs_min

Vs_perlu Vs

2 mm 157.0796 Ds2

π n 0.25

Av

mm 565.4867 Vs

d fyv Av Jarak sengkang perlu: s

Sehingga, digunakan sengkang tumpuan P10-200 sengkang lapanganP10-200

Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan sloof pada BAB Resume.

-

-

(35)

BAB IX

PERENCANAAN PONDASI PILECAP 9.1 Perencanaan Pondasi Poer PC1

A. Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: f 390 MPa

y

Selimut beton: C 40 mm

c

Tebal pondasi: D 300 mm

Lebar pondasi: B 800 mm

Panjang pondasi: L 1200 mm

Sisi panjang kolom: b 300 mm

Sisi pendek kolom: h 300 mm 0.3 m Diameter tulangan utama D 13 mm

l

kN 6.912 L

B 3 D m

kN Pu1 24

Berat sendiri pondasi:

Hasil analisa ETABS 18:

kN 558.8 Pu2

m kN 23.22 Mu

kN 24.57 Vu

Gaya aksial total: Pu Pu1 Pu2 565.712 kN

B. Perhitungan Kontrol Geser Pons Beban aksial: P 558.8kN

u2 (Kombinasi DFBK)

Tebal pondasi: t D 300 mm

mm 253.5 Dl

Cc 0.5 D

d

mm 553.5 h

d bo

mm 553.5 b

d do

Keliling kritis: d 2214mm

b o

2 o

U

2 mm 664200 t

U Luas kritis: A

-

-

(36)

Kuat geser pons:

1 h β b

c

mm D 247

C l

t c

d αs 20

kN 1270.4389 d

U f'c MPa

βc 1 2 V 0.17

c1

kN 2258.8326 d

U f'c MPa

2 bo

d αs

0.083 Vc2

kN 822.0487 d

U f'c MPa

V 0.33

c3

kN 822.0487 min

Vc3

Vc2 Vc1 Vc

kN 616.5365 Vc

ϕV 0.75

c > P 565.712 kN

u OK

C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer

m kN 79.1997 m

10 Pu

1.4 Mu

m kN 98.9996 0.8

Mu Mn

22.112 f'c

0.85 fy

m

0.85 fy

f'c ρb 0.85

mm 253.5 Dl

C 0.5 D c

d

22.112 f'c

0.85 fy m

MPa 1.2838 2

d L

Mn Rn

β 0.85

0.0034 fy

m Rn

2 1 1 m ρ 1

perlu

0.0025 ρmin

0.0233

MPa fy

600 600 fy

f'c β ρbal 0.85

-

-

(37)

0.0175 ρbal

ρmax 0.75

Sehingga, ρ 0.0034

perlu

ρ

Direncanakan tulangan diameter D 13mm

l dengan jarak s 150 mm

2 mm 1040.7266 d

L ρ Asbutuh

2 mm 1061.8583 2

Dl

4 π 1 s A L

s

2 mm 1040.7266

Asbutuh OK

>

Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150

-

-

(38)

9.2 Perencanaan Pondasi Poer PC2 A. Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: f 390 MPa

y

Selimut beton: C 40 mm

c

Tebal pondasi: D 300 mm

Lebar pondasi: B 800 mm

Panjang pondasi: L 800 mm

Sisi panjang kolom: b 300 mm

Sisi pendek kolom: h 300 mm 0.3 m Diameter tulangan utama D 13 mm

l

kN 4.608 L

B 3 D m

kN P 24

Berat sendiri pondasi: u1

Hasil analisa ETABS 18:

kN P 337

u2

m kN 23.22 Mu

kN 24.57 Vu

Gaya aksial total: Pu Pu1 Pu2 341.608 kN

B. Perhitungan Kontrol Geser Pons

Beban aksial: Pu2 337kN (Kombinasi DFBK) Tebal pondasi: t D 300 mm

mm 253.5 Dl

C 0.5 D c

d

mm 553.5 h

d bo

mm 553.5 b

d do

Keliling kritis: d 2214mm

b o

2 o

U

2 mm 664200 t

U Luas kritis: A

-

-

(39)

Kuat geser pons:

1 h β b

c

mm D 247

C l

t c

d αs 20

kN 1270.4389 d

U f'c MPa

βc 1 2 V 0.17

c1

kN 2258.8326 d

U f'c MPa

2 bo

d αs

0.083 Vc2

kN 822.0487 d

U f'c MPa

V 0.33

c3

kN 822.0487 min

Vc3

Vc2 Vc1 Vc

kN 616.5365 Vc

ϕV 0.75

c > P 341.608 kN

u OK

C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer

m kN 47.8251 m

10 Pu

1.4 Mu

m kN 59.7814 0.8

Mu Mn

22.112 f'c

0.85 fy

m

0.85 fy

f'c ρb 0.85

mm 253.5 Dl

C 0.5 D c

d

22.112 f'c

0.85 fy m

MPa 1.1628 2

d L

Mn Rn

β 0.85

0.0031 fy

m Rn

2 1 1 m ρ 1

perlu

0.0025 ρmin

0.0233

MPa fy

600 600 fy

f'c β ρbal 0.85

-

-

(40)

0.0175 ρbal

ρmax 0.75

Sehingga, ρ 0.0031

perlu

ρ

Direncanakan tulangan diameter D 13mm

l dengan jarak s 150 mm

2 mm 626.0439 d

L ρ Asbutuh

2 mm 707.9055 2

Dl

4 π 1 s A L

s

2 mm 626.0439

Asbutuh OK

>

Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150

-

-

(41)

9.2 Perencanaan Pondasi Poer PC3 A. Data Perencanaan:

Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250

Mutu tulangan lentur: fy 420 MPa

Selimut beton: C 40mm

c

Tebal pondasi: D 400 mm

Lebar pondasi: B 800 mm

Panjang pondasi: L 800 mm

Sisi panjang kolom: b 400 mm

Sisi pendek kolom: h 400 mm 0.4 m Diameter tulangan utama Dl 13mm

kN 6.144 L

B 3 D m 24 kN Pu1 Berat sendiri pondasi:

Hasil analisa ETABS 18:

kN Pu2 327

m kN 23.22 Mu

kN 24.57 Vu

Gaya aksial total: P 333.144kN

P u2

P u1 u

B. Perhitungan Kontrol Geser Pons Beban aksial: P 327kN

u2 (Kombinasi DFBK)

Tebal pondasi: t D 400mm

mm 353.5 Dl

Cc 0.5 D

d

mm 753.5 h

d bo

mm 753.5 b

d do

Keliling kritis: U 2 bo do 3014mm 2 mm 1205600 t

U Luas kritis: A

Kuat geser pons:

-

-

(42)

1 h β b

c

mm D 347

C l

t c

d α 20

s

kN 2429.6961 d

U f'c MPa

βc 2 1 V 0.17

c1

kN 4432.8099 d

U f'c MPa

b 2

o

d αs

0.083 Vc2

kN 1572.1563 d

U f'c MPa

V 0.33

c3

kN 1572.1563 min

Vc3

Vc2 Vc1

Vc

kN 1179.1172 Vc

ϕV 0.75

c > P 333.144 kN

u OK

C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer

m kN 46.6402 m

10 Pu

1.4 Mu

m kN 58.3002 0.8

Mu Mn

23.8129 f'c

0.85 fy m

0.85 fy

f'c ρ 0.85

b

mm 353.5 Dl

C 0.5 D c

d

23.8129 f'c

0.85 fy

m

MPa 0.5832 2

d L

Mn Rn

β 0.85

0.0014 fy

m Rn

2 1 m 1

ρ 1

perlu

0.0025 ρmin

0.021

MPa fy 600

600 fy

f'c β ρ 0.85

bal

0.0157 ρbal

ρmax 0.75

-

-

(43)

Sehingga, ρ ρperlu 0.0014

Direncanakan tulangan diameter D 13mm

l dengan jarak s 150 mm

2 mm 399.389 d

L ρ Asbutuh

2 mm 707.9055 2

Dl

4 π 1 s A L

s

2 mm 399.389

Asbutuh OK

>

Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150

-

-

(44)

10.1 Perencanaan Pondasi a. Data Pondasi Strauss

Mutu beton K250 = 20.75 MPa

Dimensi Strauss, D1 = 30 cm

Luas Pondasi, Ap1 = 0.785 x D1² = 706.5 cm² Keliling Dasar Pondasi, Kp1 = 3.14 x D1 = 94.24778 cm Daya Dukung Ujung Tiang (Konus) =

Daya Dukung Friction (JHP) =

Daya Dukung Ijin, QL = Q1 + Q2

b. Data Tanah

Tekanan Konus Qc = 150 kg/cm²

JHP (Friction) JHP1 = 400 kg/cm

QL = Ap. Qc Kp. JHP

3 5

42864.8 A Denah Pondasi Pile Cap

a Denah Pondasi

BAB X

PERENCAAAN PONDASI

x = 42864.8 kg

DIASUMSIKAN kedalaman pondasi Strauss direncanakan mencapai kedalaman 7 m dengan data sondir asumsi sebagai berikut:

Q1 =

Q2 =

Gambar

Tabel 1.1 Rekapitulasi Pelat Lantai
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kolom
Tabel 1.4 Rekapitulasi Pilecap  Tipe
Gambar 1.1 Spektrum Respon Desain  Sumber : SNI 1726:2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis program ETABS untuk berbagai macam kombinasi pembebanan gempa dan gravitasi, didapatkan gaya dalam untuk masing-masing elemen struktur bangunan..

Didapatkan hasil perancangan struktur berupa dimensi dan penulangan pelat, tangga, balok, dan kolom. Kata kunci: Perancangan, pelat, tangga,

Analisis komponen struktur harus mengikuti ketentuan berikut: semua komponen struktur rangka atau struktur menerus direncanakan terhadap pengaruh maksimum dari beban factor

Analisis struktur dilakukan dengan pemodelan gedung 53 lan- tai dengan sistem penahan lateral yang terkomputerisasi secara tiga dimensi (3D) pada program ETABS sebagai alat bantu,

Analisis struktur dilakukan dengan pemodelan gedung 53 lan- tai dengan sistem penahan lateral yang terkomputerisasi secara tiga dimensi (3D) pada program ETABS sebagai alat bantu,

Perencanaan penulangan struktur Kolom dari hasil software ETABS lebih banyak di bandingkan dengan analisis perhitungan secara manual, dikarenakan Software ETABS lebih

Penulangan kolom pada proyek tidak dilakukan perlantai, dimensi dan penulangan kolom yang dipakai adalah dimensi kolom yang menerima beban terbesar pada

Perhitungan dan Perencanaan Struktur Kayu Perhitungan dan Perencanaan Struktur Kayu Merencanakan bangunan berbahan Kayu dengan data sebagai berikut : Merencanakan bangunan berbahan