LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
RUKO 2 LANTAI BAPAK RANDY PADANG – SUMATERA BARAT
TAHUN 2023
RESUME
Berdasarkan analisa struktur bangunan yang dilakukan dengan program bantu ETABS 18 didapatkan hasil dimensi dan penulangan pada masing-masing elemen struktur sebagai berikut:
Tabel 1.1 Rekapitulasi Pelat Lantai
Tipe Pelat
Tebal Pelat (mm)
Tulangan Arah X
Tulangan Arah Y
A 120 P10-200 P10-200
Tabel 1.2 Rekapitulasi Balok
Kode Dimensi Keterangan Tulangan Selimut (mm)
B1A 200/450
Tump. Atas 4D13+4D13
25 Tump. Bawah 4D13
Lap. Atas 4D13
Lap. Bawah 4D13+4D13
Tengah -
Sengkang Tump P10-200 Sengkang Lap P10-200
B1 200/450
Tump. Atas 3D13+3D13
30 Tump. Bawah 3D13
Lap. Atas 3D13
Lap. Bawah 3D13+3D13
Tengah -
Sengkang Tump P10-150 Sengkang Lap P10-150
B2 200/400
Tump. Atas 3D13+3D13
30 Tump. Bawah 3D13
Lap. Atas 3D13
Lap. Bawah 3D13+3D13
Tengah -
Sengkang Tump P10-150 Sengkang Lap P10-200
B3 150/35
Tump. Atas 2D13
25 Tump. Bawah 2D13
Lap. Atas 2D13 Lap. Bawah 2D13
Tengah -
Sengkang Tump P8-200 Sengkang Lap P8-200
B4 150/300
Tump. Atas 2D13+2D13
25 Tump. Bawah 2D13
Lap. Atas 2D13
Lap. Bawah 2D13+2D13
Tengah -
Sengkang Tump P8-150 Sengkang Lap P8-150
B5 150/250
Tump. Atas 2D13
25 Tump. Bawah 2D13
Lap. Atas 2D13 Lap. Bawah 2D13
Tengah -
Sengkang Tump P8-200 Sengkang Lap P8-200
SL1 200/400
Tump. Atas 3D13
25 Tump. Bawah 3D13
Lap. Atas 3D13 Lap. Bawah 3D13
Tengah 2D13
Sengkang Tump P10-200 Sengkang Lap P10-200
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kolom
Kode Dimensi Keterangan Tulangan Selimut (mm) K1 300/300
Tulangan Utama 12D13 Sengkang Tump P10-200 40 Sengkang Lap P10-200
K1A 300/300
Tulangan Utama 8D13 Sengkang Tump P10-200 40 Sengkang Lap P10-200
KP 130/130
Tulangan Utama 4P10 Sengkang Tump P6-200 15 Sengkang Lap P6-200
Tabel 1.4 Rekapitulasi Pilecap Tipe
Pilecap
Dimensi (mm)
Tebal (mm)
Tulangan Arah X
Tulangan Arah Y
Selimut Beton
(mm) PC1 1200/800 300 D13-150 D13-150 40 PC2 800/800 300 D13-150 D13-150 40
Tabel 1.6 Rekapitulasi Strauss Pada
Pilecap
Isi Pile
Diameter (mm)
Tulangan Utama
Tulangan Geser
Kedalaman dari +0,00 (m)
PC1 3 300 6D13 Ø8-200 -7,00
PC2 1 300 6D13 Ø8-200 -7,00
DAFTAR ISI
RESUME
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN
BAB III PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR BAB IV PERENCANAAN PELAT BETON BERTULANG BAB V PERENCANAAN TANGGA BETON BERTULANG BAB VI PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG BAB VII PERENCANAAN KOLOM BETON BERTULANG BAB VIII PERENCANAAN BALOK SLOOF
BAB IX PERENCANAAN PONDASI TELAPAK BAB X PERENCANAAN PONDASI STRAUSS LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Acuan Perencanaan
Pembebanan yang dipakai dalam perencanaan struktur adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 (PPIUG 1983)
b. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727:2020)
c. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan (SNI 2847:2019)
d. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung (SNI 1726:2019)
e. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729:2020)
1.2 Jenis Pembebanan
1. Beban Mati Struktur (Dead Load)
Beban ini terdiri dari berat sendiri suatu struktur bangunan 2. Beban Mati Elemen Tambahan (Super Dead Load)
Beban ini terdiri dari beban dinding, keramik, plesteran, plumbing, ME (Mechanical Electrical, dll)
3. Beban Hidup (Live Load)
Beban yang bekerja pada plat lantai bangunan 4. Beban Hujan (Rain Load)
Beban yang bekerja pada struktur atap bangunan akibat hujan 5. Beban Angin (Wind Load)
Beban yang bekerja pada plat lantai bangunan 6. Beban Gempa (Earthquake Load)
Untuk menismulasikan arah pengaruh gempa rencana yang sembarang terhadap struktur Gedung, maka arah utama beban gempa harus dianggap efektif 100% dan harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa arah tegak lurus pada arah utama pembebanan tapi dengan efektifitas hanya 30%. Pembebanan gempa dilakukan dengan metode analisis Dinamik Response Spektrum yang disajikan dalam bentuk grafik/plot antara periode getar struktur T, versus respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu. Ilustrasi metode respons spektrum ditunjukkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut.
Gambar 1.1 Spektrum Respon Desain Sumber : SNI 1726:2019
1.3 Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan SNI 1727:2020, kombinasi pembebanan terfaktor yaitu sebagai berikut:
1. Beban Gravitasi a. 1,4D
b. 1,2D + 1,6L + 0,5R c. 1,2D + 1,6R + 0,5L 2. Beban Gempa
a. 1.2D + L + Ex + 0.3Ey b. 1.2D + L + 0.3Ex + Ey c. 0.9D + Ex + 0.3Ey d. 0.9D + 0.3Ex + Ey
Berdasarkan SNI 1726:2019, kombinasi pembebanan dasar untuk perencanaan pondasi adalah sebagai berikut:
a. D + L b. D + R
c. D + 0,75L + 0,75R
d. D + 0,75L + 0,525Ex + 0,3(0,525Ey) e. D + 0,75L + 0,525Ey + 0,3(0,525Ex)
BAB II
ANALISIS RENCANA PEMBEBANAN
2.1 Data Perencanaan
1. Fungsi bangunan : Rumah Toko
2. Lokasi bangunan : Padang, Sumatera Barat 2.2 Spesifikasi Material dan Bahan
a. Mutu beton, f’c : 20.75 MPa (K250) b. Mutu tulangan polos, BJTD : fy = 390 MPa c. Mutu tulangan polos, BJTP : fy = 240 MPa
2.3 Metode Analisis Pembebanan
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode kekuatan batas (ultimate strength design) dengan tingkat daktalitas penuh (SNI 1726:2019)
2.4 Analisis Pembebanan
1. Beban Mati (Dead Load/Beban Gravitasi) a. Beban Sendiri Struktur Bangunan
Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m³
Berat jenis baja = 7850 kg/m³
b. Beban Super Dead Load pada Pelat Lantai
Berat finishing setebal 2 cm, berat jenis 21 kg/m² = 42 kg/m² Berat keramik setebal 1 cm, berat jenis 24 kg/m² = 24 kg/m² Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m² Berat sanitasi, plumbing, dan ME = 40 kg/m² +
TOTAL = 124 kg/m²
= 1,24 kN/m²
c. Beban Super Dead Load pasangan Bata Merah
Beban pasangan bata merah sebesar 2,5 kN/m2 dikalikan dengan ketinggian tiap lantai.
2. Beban Hidup (Live Load)
Beban hidup yang bekerja pada struktur bangunan sebagai berikut:
a. Pada pelat ruko = 4,79 kN/m² (Tabel 4.3-1, SNI 1727:2020)
3. Beban Hujan (Rain Load)
Beban air hujan direncanakan berdasarkan pada SNI 1727:2020 pasal 8.3 sesuai dengan persamaan berikut:
𝑅 = 0,0098 × (𝑑𝑠 + 𝑑ℎ)
𝑑𝑠 = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke lubang masuk sistem drainase sekunder apabila sistem drainase primer tertutup (tinggi statis), dalam in. (mm)
𝑑ℎ = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di atas lubang masuk sistem drainase sekunder pada aliran air rencana (tinggi hidrolik), dalam in. (mm).
Direncanakan:
a. tinggi statis (ds) = 10 mm b. tinggi hidrolis (dh) = 10 mm
Sehingga,
R = 0,0098 (ds+dh) = 0,196 kN/m2
4. Beban Gempa (Earthquake Load)
Peraturan pembebanan gempa Indonesia mengacu pada SNI 1726:2019.
Parameter-parameter yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Mengklasifikasi kategori risiko bangunan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Nongedung untuk Beban Gempa
Sumber: SNI 1726:2019 Tabel 3
2. Menentukan faktor keutamaan gempa berdasarkan kategori risiko bangunan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Faktor Keutamaan Gempa Sumber: SNI 1726:2019 Tabel 4
Analisis beban gempa dilakukan dengan metode dinamik respons spektrum.
Dalam mendefisinikan beban gempa dapat mengacu pada SNI 1726:2019
a. Kategori Resiko : IV (Tabel 3, SNI 1726:2019)
b. Faktor Keutamaan Gedung, I : 1 (Tabel 4, SNI 1726:2019) c. Faktor Reduksi Gempa, R : 3 (Tabel 12, SNI 1726:2019) d. Pada ETABS v18 pembebanan dilakukan dengan memasukkan grafik
response spektrum (SRSS) sebagai berikut : I x g / R, dengan g : 9,81 m/s
U1 : 1.0 × 9,81/3 = 3,27
e. Output Data Dari Puskim (Respons Spektrum Indonesia)
Beban gempa yang digunakan mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019. Parameter yang digunakan diambil dari Desain Spektra Indonesia
Kelas Situs : Tanah Keras (SBC)
Kategori Desain Seismik : D (Tabel 8-9 SNI 1726-2019) SDS = 1.1245> 0,5
SD1 = 0.5737> 0,2
Gambar 2.1 Peta Zonasi Gempa (PGA, 𝐌𝐂𝐞𝐆)
Gambar 2.2 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝐬)
Gambar 2.3 Peta Zonasi Gempa (𝐂𝐑𝟏)
Gambar 2.4 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝟏)
Gambar 2.5 Peta Zonasi Gempa (𝐌𝐂𝐄𝐑, 𝐒𝐒)
Parameter Ss ( percepatan batuan dasar pada periode pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar periode 1 detik) harus ditetapkan masing-masing dari respon spectral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gempa dengan kemungkinan 1% terlampaui dalam 50 tahun dan dinyatakan dalam bilangan desimal terhadap percepatan gravitasi
Gambar 2.6 Grafik Respons Spektrum Padang Sumber: rsa.ciptakarya.pu.go.id
BAB III
PEMODELAN DAN PEMBEBANAN STRUKTUR
3.1 Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur dan input pembebanan rencana menggunakan program ETABS v18 yang dapat dilihat pada Lampiran.
3.2 Pembebanan Struktur a. Beban Gravitasi
Input beban-beban gravitasi meliputi beban mati tambahan, beban hidup, dan beban hujan dapat dilihat pada BAB Lampiran
b. Beban Gempa
- Input grafik respon spektrum pada ETABS18
Gambar 3.1 Input Respon Spektrum pada ETABS18
- Input scale factor percepatan respon spektrum pada ETABS18
Gambar 3.2 Input Scale Factor Gempa Arah X pada ETABS18
- Input scale factor percepatan respon spektrum pada ETABS18
Gambar 3.3 Input Scale Factor Gempa Arah Y pada ETABS18
BAB IV
PERENCANAAN PELAT BETON BERTULANG 4.1. Perencanaan Pelat Lantai
A. Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: f 240 MPa
y
Selimut beton: C 25 mm
c
Tebal pelat: h 120 mm
Diameter tulangan utama D 10mm Diameter tulangan susut Ds 10 mm Panjang sisi terpendek: lx 3.5 m Panjang sisi terpanjang: l 3.8 m
y
1.0857 lx
ly
< 2.0 (Pelat Dua Arah)
B. Perhitungan Pembebanan m3 24 kN Berat jenis beton: γ
a. Beban Mati
m2 293.6783 kgf h
γ qD
- Beban sendiri b. Beban Super Dead
m2 18 kgf qSDL1
- Beban plafon + penggantung:
m2 40 kgf qSDL2
- Beban plumbing,sanitasi, ME:
m2 42 kgf qSDL3
- Beban spesi 2 cm:
m2 24 kgf qSDL4
- Beban keramik 1 cm:
m2 124 kgf qSDL4
qSDL3
qSDL2
qSDL1
qSDL
c. Beban Hidup
m2 195.7855 kgf m2
1.92 kN qL
- Beban hidup hunian:
Beban Berfaktor:
m2 584.7496 kgf qSDL
qD qu1 1.4
m2 814.4707 kgf qL
qSDL 1.6 qD qu2 1.2
m2 814.4707 kgf max q
u2
qu1
qu
-
-
1.0857 lx
ly
Koefisien Momen:
X 52
tx
Xlx 21 Xty 52 Xly 21
Perhitungan Momen:
m kN 5.0879 m
lx 2 qu Xtx 0.001 Mutx
m kN 2.0547 m
lx 2 qu Xlx 0.001 Mulx
m kN 5.0879 m
lx 2 qu Xty 0.001 Muty
m kN 2.0547 2 m
lx
qu
Xly
0.001 Muly
-
-
D. Perencanaan Penulangan a. Tulangan Arah x
Spasi tulangan maksimum:
mm h 240
s 2
max1
mm s 450
max2
Spasi tulangan pakai: s 200 mm
m kN 5.0879 max Mulx
Mutx Mu
m kN 5.6532 0.9
Mu Mn
mm D 90
C 0.5 h c
d
13.6074 0.85 f'c
fy
m
MPa 0.6979 d2
m 1
Mn Rn
β 0.85
0.003 fy
m Rn
2 1 m 1
ρ 1
perlu
0.0025 ρmin
0.0446 MPa
fy
600 600 fy
f'c 0.85 β
ρbal
0.0335 ρbal
ρmax 0.75
Sehingga, ρ ρmin 0.0025 mm2 d 225
m ρ 1 Asbutuh
mm2 392.6991 D2
4 π 1 s
m A 1
s
Cek terhadap momen:
mm 5.3436 m
f'c 1 0.85
fy
As
a
m kN 7.4074 2
d a fy
As
ϕM 0.9
n > M 5.0879 kNm
u
0.6869 ϕMn
Mu
OK
Sehingga, untuk tulangan utama pelat arah x digunakan P10-200
-
-
b. Tulangan Arah y
Spasi tulangan maksimum:
mm h 240
s 2
max1
mm s 450
max2
Spasi tulangan pakai: s 200 mm
m kN 5.0879 max Muly
Muty Mu
m kN 5.6532 0.9
Mu Mn
mm D 90
C 0.5 h c
d
13.6074 0.85 f'c
fy
m
MPa 0.6281 d2
m 1
Mu Rn
β 0.85
0.0027 fy
m Rn
2 1 m 1
ρ 1
perlu
0.0025 ρmin
0.0446 MPa
fy
600 600 fy
f'c 0.85 β
ρbal
0.0335 ρbal
ρmax 0.75
Sehingga, ρ ρperlu 0.0027 mm2 239.9 m d
ρ 1 Asbutuh
2 mm 392.6991 D2
4 π 1 s
m As 1
Cek terhadap momen:
mm 5.3436 m
f'c 1 0.85
fy As a
m kN 7.4074 2
d a fy As
ϕMn 0.9 > Mu 5.0879 kNm
0.6869 ϕMn
Mu
OK
Sehingga, untuk tulangan utama pelat arah y digunakan P10-200
-
-
BAB V
PERENCANAAN TANGGA BETON BERTULANG A. Data Perencanaan
Tinggi tangga: h 200 cm
Antrede: b 30 cm
Lebar anak tangga: l 100 cm
Optrede: t 25 cm
Kemiringan tangga: α 30 deg
cm 7.5 sin α
2 t b Tebal pelat rata-rata anak tangga: r
Tebal pelat tangga: tp 13cm
Tebal pelat tangga rata-rata: tt tp tr 20.5cm
B. Perhitungan Pembebanan m3 2400 kgf Berat jenis beton: γ
Beban Mati:
m 5.5713 kN cos α l
tt γ
qD
- Berat sendiri:
Beban Super Dead:
m 0.4119 kN 2 l
m 42 kgf q1
- Berat spesi 2 cm:
m 0.2354 kN 2 l
m 24 kgf q2
- Berat keramik 1 cm:
m 0.0981 kN 2 l
m 10 kgf q3
- Berat railing:
m 0.7453 kN q3
q2 q1 qSDL
Beban Hidup:
m 3 kN 2 l
m 3 kN qL
m 12.3799 kN qL
qSDL 1.6 qD
qut 1.2 Beban berfaktor:
-
-
C. Analisa ETABS 18
a. Input Beban Berfaktor pada ETABS 18:
b. Hasil Analisa ETABS 18:
Besar momen berfaktor: M 21.5 kN m
u
D. Perencanaan Penulangan Tangga Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75MPa K250
Mutu tulangan: f 420 MPa
y
Selimut beton: C 30 mm
c
Penulangan Pelat Tangga a. Tulangan Utama
Diameter tulangan: D 13 mm Spasi tulangan maksimum:
mm tp 260
smax1 2
mm smax2 450
Spasi tulangan pakai: s 150 mm
-
-
m kN 23.8889 0.9
Mu Mn
mm D 93.5
C 0.5 t c
d p
23.8129 f'c
0.85 fy
m
MPa 2.7326 d2
l Mn Rn
β 0.85
0.0071 fy
m Rn 2 1 m 1
ρperlu 1
0.0033 fy
MPa ρ 1.4
min
0.021 MPa
fy
600 600 fy
f'c 0.85 β
ρbal
0.0157 ρbal
ρmax 0.75
Sehingga, ρ ρmin 0.0033 mm2 311.6667 d
l ρ Asbutuh
2 mm 884.8819 D2
4 π 1 s As l
Cek terhadap momen:
mm 21.0716 m
f'c 1 0.85
fy As a
m kN 27.7503 2
d a fy As
ϕMn 0.9 > Mu 21.5 kNm
0.7748 ϕMn
Mu
OK
Sehingga, untuk tulangan utama pelat tangga digunakan P13-150
-
-
b. Tulangan Susut
Diameter tulangan: D 10 mm Spasi tulangan maksimum:
mm t 260
2 p
smax1
mm s 450
max2
Spasi tulangan pakai: s 150 mm 2 mm tp 325
m 1 0.0025 Asbutuh
mm2 523.5988 D2
4 π 1 s
m A 1
s
Sehingga, untuk tulangan susut pelat tangga digunakan P10-150
-
-
BAB VI
PERENCANAAN BALOK BETON BERTULANG 6.1 Perencanaan Balok B2
A. Data Perencanaan
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa Mutu tulangan torsi: fyt 240 MPa
Selimut beton: Cc 25 mm
Lebar balok: b 200 mm 0.2 m
Tinggi balok: h 400 mm
D tul lentur atas: Dtop 13mm D tul lentur bawah: Dbot 13mm
D tul sengkang: Ds 10 mm
D tul torsi: Dt 13 mm
Analisa ETABS 18:
Momen tumpuan - : Mut1 84.6 kNm Momen tumpuan +: Mut2 0 kNm Momen lapangan: Mul 83.4kN m Gaya Geser Tumpuan Vu 95.9 kN Gaya Geser Lapangan: Vu2 87.3kN Gaya Torsi : Tu 10.7 kN m
B. Rasio Tulangan Longitudinal a. Rasio minimum tulangan lentur:
0.0029 fy
f'c MPa ρmin1 0.25
0.0036 fy
MPa ρmin2 1.4
0.0036 max ρmin2
ρmin1 ρmin
b. Rasio maksimum tulangan lentur:
β1 0.85
0.025 ρmax
-
-
C. Perhitungan Tulangan Lentur
Tinggi Efektif: d h Cc Ds 0.5 Dbot 358.5mm Perhitungan batas tulangan:
mm2 257.3846 d
b ρmin Asmin
mm2 1792.5 d
b ρmax Asmax
a. Tulangan Tumpuan Negatif
Gaya momen ultimate: Mu Mut1 84.6kNm
mm2 747.0189 d
fy 0.9 0.9
Mu Astbutuh
Luas tulangan perlu:
Direncanakan diameter D Dtop 13mm dengan jumlah nt_top 6
mm2 796.3937 D2
π nt_top 0.25
Ast
Luas tulangan pakai:
mm 88.0492 b
f'c 0.85
fy Ast a
m kN 87.9066 2
d a fy Ast
ϕMnt 0.9 > Mu 84.6 kNm OK
Cek ketentuan under-reinforced:
0.2456 d
a < 0.375 β1 0.3188 OK
Sehingga, digunakan 6D13 b. Tulangan Tumpuan Positif
m kN Mut2 0
Mu1
m kN 43.9533 ϕMnt
Mu2 0.5
m kN 43.9533 max Mu2
Mu1 Mu
Gaya momen ultimate:
mm2 388.1082 d
fy 0.9 0.9
Mu Asbbutuh
Luas tulangan perlu:
Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nt_bot 3
mm2 398.1969 D2
π n 0.25
t_bot
Asb
Luas tulangan pakai:
mm 44.0246 b
f'c 0.85
fy Asb a
m kN 47.0299 2
d a fy Asb
ϕMnb 0.9 > Mu 43.9533 kNm OK
Cek ketentuan under-reinforced:
0.1228 d
a < 0.375 β1 0.3188 OK
Sehingga, digunakan 3D13
-
-
c. Tulangan Lapangan Negatif
mm2 257.3846 d
b ρmin Asmin
Luas tulangan perlu:
Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nl_top 3
mm2 398.2 D2
4 nl_top π
As 2
mm 257.4 Asmin
Luas tulangan pakai: > OK
Sehingga, digunakan 3D13 d. Tulangan Lapangan Positif
m kN Mul 83.4
Mu1
m kN 21.9767 ϕMnt
Mu2 0.25
m kN 83.4 max Mu2
Mu1 Mu
Gaya momen ultimate:
mm2 736.4229 0.9 d
fy
0.9 Mu
Aslbutuh
Luas tulangan perlu:
Direncanakan diameter D Dbot 13mm dengan jumlah nl_bot 6
mm2 796.3937 D2
π n 0.25
l_bot
Asl
Luas tulangan pakai:
mm 88.0492 b
f'c 0.85
fy Asl a
m kN 87.9066 2
d a fy Asl
ϕMn 0.9 > Mu 83.4 kNm OK
Cek ketentuan under-reinforced:
0.2456 d
a < 0.375 β1 0.3188 OK
Sehingga, digunakan 6D13
-
-
D. Perhitungan Tulangan Geser a. Pada daerah tumpuan
kN Vu 95.9
kN 55.5235 d
b f'c MPa
Vc 0.17
kN 72.3431 Vc
0.75 Vu Vs
mm mm2 0.8408 d
fyv Vs Avs
mm 2 0.8408 mm Avs
Avt_perlu
Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 Jarak antar sengkang rencana: st 150 mm
mm2 157.0796 Ds2
π n 0.25
Avt
mm 2 1.0472 mm st
Avt
mm 2 0.84 mm
Avt_perlu OK
>
Sehingga, digunakan tulangan geser P10-150 b. Pada daerah lapangan
kN Vu2 87.3
kN 55.5235 d
b f'c MPa
Vc 0.17
kN 60.8765 Vc
0.75 Vu2 Vs
mm mm2 0.7075 d
fyv Vs Avs
mm mm2 0.7075 Avs
Avl_perlu
Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 Jarak antar sengkang rencana: sl 200 mm
mm2 157.0796 Ds2
0.25 π n
Avl
mm mm2 0.7854 sl
Avl
mm mm2
Avl_perlu 0.71 OK
>
Sehingga, digunakan tulangan geser P10-200
-
-
E. Perhitungan Tulangan Torsi
a. Cek apakah perlu perhitungan torsi 2
mm 80000 h
b Acp
mm h 1200
b Pcp 2
2 mm 47600 Ds
Cc h 2
Ds Cc b 2
Aoh
mm Ds 960
Cc h 2
Ds Cc b 2
Ph 2
m kN 8.0172 Pcp
Acp2 f'c MPa
Tcr 0.33
m kN 6.0129 Tcr
ϕTcr 0.75
4 ϕTcr
Pengaruh torsi boleh diabaikan bila Tu< : m kN 1.5032 4
ϕTcr m
kN Tu 10.7 >
Sehingga, ada pengaruh torsi
b. Cek kecukupan dimensi penampang
Tu diambil minimum untuk torsi kompatibilitas (Statis Tak Tentu):
m kN 6.0129 min ϕTcr
Tu Tu
Dimensi penampang harus memenuhi A ≤ B:
MPa 2.0087 2
Aoh2 1.7
Ph 2 Tu
d b
Vu A
MPa 3.7808 f'c MPa
d 0.66 b
Vc B
MPa
A 2.01 < B 3.78 MPa OK c. Cek Penulangan Lentur Torsi
m kN 8.0172 0.75
Tn Tu
mm mm2 0.4128 cot 45deg
fyv Aoh 0.85
2
Tn Atperlu
mm mm2 0.0897 fy
b MPa 0.175 Atmin1
mm mm2 0.00755 Atmin2
mm mm2 0.0897 max Atmin2
Atmin1 Atmin
-
-
mm mm2 0.4128 cot 45deg
fyv Aoh 0.85
2
Tn Atperlu
mm 2 0.4128 mm max Atperlu
Atmin At
mm2 243.8779 2
cot 45deg fy
fyv Ph At Al
mm2 148.5715 fy
fyt Ph At fy
Acp f'c MPa
0.42 Almin
mm2 243.8779 max Almin
Al Al
Direncanakan tambahan tulangan tengah sebagai berikut:
mm Dt 13
ntengah 2
mm2 265.4646 Dt2
π ntengah 0.25
Atengah
Cek desain lentur pada:
Tumpuan:
2 mm 990.8968 Astbutuh
Al At_perlu
2 mm 1460.0552 Asb
Ast Atengah
At_pakai
mm2 1460.06
At_pakai 2
mm 990.9
At_perlu OK
>
Lapangan:
mm2 980.3008 Aslbutuh
Al At_perlu
mm2 1460.0552 Asl
As Atengah At_pakai
2 mm 1460.06
At_pakai 2
mm 980.3
At_perlu OK
>
Sehingga, desain lentur memenuhi syarat terhadap torsi
Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan balok beton bertulang pada BAB Resume
-
-
BAB VII
PERENCANAAN KOLOM BETON BERTULANG 7.1 Perencanaan Kolom K1
A. Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa
Selimut beton: Cc 30 mm
Lebar kolom: b 300 mm
Tinggi kolom h 300 mm
Diameter tulangan utama D 13mm Diameter tulangan geser Ds 10 mm
Panjang bersih kolom ln 3.5 m 0.3 m 3.2 m B. Perencanaan Tulangan Lentur
Perencanaan tulangan lentur kolom menggunakan program bantu SPColumn dengan menginput semua output gaya-gaya kolom K0 dari ETABS 18
Berdasarkan analisa SPColumn, penampang kolom K1 mampu memikul beban kombinasi aksial dan lentur
-
-
C. Perencanaan Tulangan Geser
Gaya geser ultimate: Vu 48.5 kN
Tinggi efektif: d b Cc Ds 0.5 D 253.5mm Kuat geser beton: Vc 0.17 f'c MPa h d 58.8921kN Cek syarat apakah diperlukan tulangan geser:
kN 64.6667 0.75
Vu
Vs < 0.5 Vc 29.4461kN
Sehingga, sengkang hanya sebagai confinement
Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2 2
mm 157.0796 2
Ds π n 0.25
Av
kN 5.7745 Vc
0.75 Vu Vs_perlu
kN 25.35 MPa
3 d Vs_min h
kN 25.35 max
Vs_min Vs_perlu Vs
mm 376.9911 Vs
d fyv Av Jarak antar sengkang perlu: s
Sehingga, digunakan sengkang tumpuan P10-200 sengkang lapangan P10-200
Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan kolom pada BAB Resume.
Hasil analisa kuat aksial-lentur (PM-Ratio) kolom pada ETABS dapat dilihat pada LAMPIRAN
-
-
BAB VIII
PERENCANAAN BALOK SLOOF 8.1. Perencanaan Balok Sloof SL1
A. Data Perencanaan
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: fy 390 MPa Mutu tulangan geser: fyv 240 MPa Selimut beton: Cc 25mm
Lebar balok: b 200 mm
Tinggi balok: h 400 mm
D tul lentur atas: Dtop 13 mm D tul lentur bawah: Dbot 13 mm D tul sengkang: Ds 10mm Panjang bersih: ln 6 m
Tinggi dinding l 3.5 m 0.3 m 3.2 m Analisa Pembebanan:
Gaya aksial kolom: Pukolom 553.7kN
Beban 10% kolom: Pu 10% Pukolom 55.37kN
m 1.92 kN m3
24 kN h b qD1
Berat sendiri sloof:
m 320 kgf 2 l
m 100 kgf qD2
Berat dinding:
m 5.0581 kN qD2
qD1 qD
Beban Total:
m 7.0814 kN qD
q 1.4
Beban Kombinasi: u
m kN 21.2441 l 2
q n
12 u
M 1
Momen Berfaktor: u
-
-
Berdasarkan analisa SPColumn, penampang sloof mampu memikul beban kombinasi aksial dan lentur
D. Perhitungan Tulangan Geser
Gaya geser ultimate: Vu 0.5 qu ln 21.2441 kN mm2
80000 h
b Ag
mm 358.5 Ds
2 Dbot Cc
h d
kN 58.2685 d
MPa b f'c Ag
14 Pu MPa
1 Vc 0.17
kN 43.7014 Vc
ϕVc 0.75
Cek apakah diperlukan tulangan geser:
kN 21.8507 ϕVc
0.5 < Vu 21.2441kN (Perlu tulangan geser) Direncanakan diameter sengkang Ds 10mm dengan jumlah kaki n 2
kN 29.943 Vc
0.75 Vu Vs_perlu
kN 23.9 3 MPa
d Vs_min b
kN 23.9 max Vs_min
Vs_perlu Vs
2 mm 157.0796 Ds2
π n 0.25
Av
mm 565.4867 Vs
d fyv Av Jarak sengkang perlu: s
Sehingga, digunakan sengkang tumpuan P10-200 sengkang lapanganP10-200
Dengan cara yang sama, didapatkan rekap hasil perhitungan sloof pada BAB Resume.
-
-
BAB IX
PERENCANAAN PONDASI PILECAP 9.1 Perencanaan Pondasi Poer PC1
A. Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: f 390 MPa
y
Selimut beton: C 40 mm
c
Tebal pondasi: D 300 mm
Lebar pondasi: B 800 mm
Panjang pondasi: L 1200 mm
Sisi panjang kolom: b 300 mm
Sisi pendek kolom: h 300 mm 0.3 m Diameter tulangan utama D 13 mm
l
kN 6.912 L
B 3 D m
kN Pu1 24
Berat sendiri pondasi:
Hasil analisa ETABS 18:
kN 558.8 Pu2
m kN 23.22 Mu
kN 24.57 Vu
Gaya aksial total: Pu Pu1 Pu2 565.712 kN
B. Perhitungan Kontrol Geser Pons Beban aksial: P 558.8kN
u2 (Kombinasi DFBK)
Tebal pondasi: t D 300 mm
mm 253.5 Dl
Cc 0.5 D
d
mm 553.5 h
d bo
mm 553.5 b
d do
Keliling kritis: d 2214mm
b o
2 o
U
2 mm 664200 t
U Luas kritis: A
-
-
Kuat geser pons:
1 h β b
c
mm D 247
C l
t c
d αs 20
kN 1270.4389 d
U f'c MPa
βc 1 2 V 0.17
c1
kN 2258.8326 d
U f'c MPa
2 bo
d αs
0.083 Vc2
kN 822.0487 d
U f'c MPa
V 0.33
c3
kN 822.0487 min
Vc3
Vc2 Vc1 Vc
kN 616.5365 Vc
ϕV 0.75
c > P 565.712 kN
u OK
C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer
m kN 79.1997 m
10 Pu
1.4 Mu
m kN 98.9996 0.8
Mu Mn
22.112 f'c
0.85 fy
m
0.85 fy
f'c ρb 0.85
mm 253.5 Dl
C 0.5 D c
d
22.112 f'c
0.85 fy m
MPa 1.2838 2
d L
Mn Rn
β 0.85
0.0034 fy
m Rn
2 1 1 m ρ 1
perlu
0.0025 ρmin
0.0233
MPa fy
600 600 fy
f'c β ρbal 0.85
-
-
0.0175 ρbal
ρmax 0.75
Sehingga, ρ 0.0034
perlu
ρ
Direncanakan tulangan diameter D 13mm
l dengan jarak s 150 mm
2 mm 1040.7266 d
L ρ Asbutuh
2 mm 1061.8583 2
Dl
4 π 1 s A L
s
2 mm 1040.7266
Asbutuh OK
>
Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150
-
-
9.2 Perencanaan Pondasi Poer PC2 A. Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: f 390 MPa
y
Selimut beton: C 40 mm
c
Tebal pondasi: D 300 mm
Lebar pondasi: B 800 mm
Panjang pondasi: L 800 mm
Sisi panjang kolom: b 300 mm
Sisi pendek kolom: h 300 mm 0.3 m Diameter tulangan utama D 13 mm
l
kN 4.608 L
B 3 D m
kN P 24
Berat sendiri pondasi: u1
Hasil analisa ETABS 18:
kN P 337
u2
m kN 23.22 Mu
kN 24.57 Vu
Gaya aksial total: Pu Pu1 Pu2 341.608 kN
B. Perhitungan Kontrol Geser Pons
Beban aksial: Pu2 337kN (Kombinasi DFBK) Tebal pondasi: t D 300 mm
mm 253.5 Dl
C 0.5 D c
d
mm 553.5 h
d bo
mm 553.5 b
d do
Keliling kritis: d 2214mm
b o
2 o
U
2 mm 664200 t
U Luas kritis: A
-
-
Kuat geser pons:
1 h β b
c
mm D 247
C l
t c
d αs 20
kN 1270.4389 d
U f'c MPa
βc 1 2 V 0.17
c1
kN 2258.8326 d
U f'c MPa
2 bo
d αs
0.083 Vc2
kN 822.0487 d
U f'c MPa
V 0.33
c3
kN 822.0487 min
Vc3
Vc2 Vc1 Vc
kN 616.5365 Vc
ϕV 0.75
c > P 341.608 kN
u OK
C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer
m kN 47.8251 m
10 Pu
1.4 Mu
m kN 59.7814 0.8
Mu Mn
22.112 f'c
0.85 fy
m
0.85 fy
f'c ρb 0.85
mm 253.5 Dl
C 0.5 D c
d
22.112 f'c
0.85 fy m
MPa 1.1628 2
d L
Mn Rn
β 0.85
0.0031 fy
m Rn
2 1 1 m ρ 1
perlu
0.0025 ρmin
0.0233
MPa fy
600 600 fy
f'c β ρbal 0.85
-
-
0.0175 ρbal
ρmax 0.75
Sehingga, ρ 0.0031
perlu
ρ
Direncanakan tulangan diameter D 13mm
l dengan jarak s 150 mm
2 mm 626.0439 d
L ρ Asbutuh
2 mm 707.9055 2
Dl
4 π 1 s A L
s
2 mm 626.0439
Asbutuh OK
>
Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150
-
-
9.2 Perencanaan Pondasi Poer PC3 A. Data Perencanaan:
Mutu beton: f'c 20.75 MPa K250
Mutu tulangan lentur: fy 420 MPa
Selimut beton: C 40mm
c
Tebal pondasi: D 400 mm
Lebar pondasi: B 800 mm
Panjang pondasi: L 800 mm
Sisi panjang kolom: b 400 mm
Sisi pendek kolom: h 400 mm 0.4 m Diameter tulangan utama Dl 13mm
kN 6.144 L
B 3 D m 24 kN Pu1 Berat sendiri pondasi:
Hasil analisa ETABS 18:
kN Pu2 327
m kN 23.22 Mu
kN 24.57 Vu
Gaya aksial total: P 333.144kN
P u2
P u1 u
B. Perhitungan Kontrol Geser Pons Beban aksial: P 327kN
u2 (Kombinasi DFBK)
Tebal pondasi: t D 400mm
mm 353.5 Dl
Cc 0.5 D
d
mm 753.5 h
d bo
mm 753.5 b
d do
Keliling kritis: U 2 bo do 3014mm 2 mm 1205600 t
U Luas kritis: A
Kuat geser pons:
-
-
1 h β b
c
mm D 347
C l
t c
d α 20
s
kN 2429.6961 d
U f'c MPa
βc 2 1 V 0.17
c1
kN 4432.8099 d
U f'c MPa
b 2
o
d αs
0.083 Vc2
kN 1572.1563 d
U f'c MPa
V 0.33
c3
kN 1572.1563 min
Vc3
Vc2 Vc1
Vc
kN 1179.1172 Vc
ϕV 0.75
c > P 333.144 kN
u OK
C. Perhitungan Penulangan Pondasi Poer
m kN 46.6402 m
10 Pu
1.4 Mu
m kN 58.3002 0.8
Mu Mn
23.8129 f'c
0.85 fy m
0.85 fy
f'c ρ 0.85
b
mm 353.5 Dl
C 0.5 D c
d
23.8129 f'c
0.85 fy
m
MPa 0.5832 2
d L
Mn Rn
β 0.85
0.0014 fy
m Rn
2 1 m 1
ρ 1
perlu
0.0025 ρmin
0.021
MPa fy 600
600 fy
f'c β ρ 0.85
bal
0.0157 ρbal
ρmax 0.75
-
-
Sehingga, ρ ρperlu 0.0014
Direncanakan tulangan diameter D 13mm
l dengan jarak s 150 mm
2 mm 399.389 d
L ρ Asbutuh
2 mm 707.9055 2
Dl
4 π 1 s A L
s
2 mm 399.389
Asbutuh OK
>
Sehingga, untuk tulangan pondasi pilecap digunakan D13-150
-
-
10.1 Perencanaan Pondasi a. Data Pondasi Strauss
Mutu beton K250 = 20.75 MPa
Dimensi Strauss, D1 = 30 cm
Luas Pondasi, Ap1 = 0.785 x D1² = 706.5 cm² Keliling Dasar Pondasi, Kp1 = 3.14 x D1 = 94.24778 cm Daya Dukung Ujung Tiang (Konus) =
Daya Dukung Friction (JHP) =
Daya Dukung Ijin, QL = Q1 + Q2
b. Data Tanah
Tekanan Konus Qc = 150 kg/cm²
JHP (Friction) JHP1 = 400 kg/cm
QL = Ap. Qc Kp. JHP
3 5
42864.8 A Denah Pondasi Pile Cap
a Denah Pondasi
BAB X
PERENCAAAN PONDASI
x = 42864.8 kg
DIASUMSIKAN kedalaman pondasi Strauss direncanakan mencapai kedalaman 7 m dengan data sondir asumsi sebagai berikut: