• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terjemah Tafsir Al Munir Wahbah Zuhaili

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Terjemah Tafsir Al Munir Wahbah Zuhaili"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

A. Surah Al-Baqarah ayat 213:











































































 











 







 





















































 







































“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”

1. Qira’at

(2)

2. I’rab





 



 dinasabkan diatas hal. 3. Balaghah



 











padanya ijazu bilhazfi, artinya ada ia di atas agama yang satu, dan dia nya itu adalah iman, dan berpegang pada kebenaran, dengan bahwa iman itu setengah, dan kekufuran itu setengah.

4. Mufradat Lughah

Dalam Alquran, lafazh ummah terdiri dari beberapa makna

Al-Jama’ah : Yang dihimpun dalam himpunan yang satu, seperti firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 181 dan surat Ali Imran ayat 110 :





































Al-Millah : artinya Aqidah, dan asal-asal penetapan hukum,

seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya’ ayat 92, dan surat Al-mu’minun ayat 52:























Az-Zamanu : seperti firman Allah dalam surat Hud ayat 8,

dan surat Yusuf ayat 45 :



















(3)

Al-Imam : seperti firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 120









Artinya lelaki yang selalu menghimpun bagi kebaikan

Maksud dari padanya disini pada banyak pendapat para mufassir : al-millah : artinya bahwa seluruh Nabi dan Rasul di atas agama yang satu, dan pendapat yang lain menyebutkan, bahwa makna ummah pada ayat ini adalah

jama’ah.

(

نيرششبم

)

orang-orang mu’min yang di surga. ((

نيرذنم

orang-orang kafir yang di neraka. (

بىتكلا

) artinya kitab-kitab. (

تتنىيشبلا

) alasan yang jelas atas ketauhidan. (

دعن نم

) yang berhubungan dangan perbedaan, bermula dianya itu dan apa-apa yang ada sesudahnya itu terdahulu di atas pengecualian pada makna. (

اييغن

) pebuatan keji. (

قشحلا نم

) dari penjelasan.

(

هنذإب

)

dengan izinNya.

5. Asbabun Nuzul

Asbabun Nuzul ayat ini tidak ada dalam kitab al-Munir. 6. Munasabah

Dalam ayat ini Allah memerintahkan kaum mu’min untuk masuk islam secara sempurna, dan menjadikan islam sebagai pedomannya, tanpa mencampur adukkan antara islam dengan yang lainnya, dan mejadikan kedua ayat ini kebutuhan kepada Rasul, dan bahwa sesungguhnya menunjuk dengan petunjuk mereka itu membawa kemudaratan bagi alam. Dan barang siapa yang percaya (beriman) dengan petunjuk para Nabi sungguh telah dijauhkan dari siksaan yang pedih, dan bala, maka diatasnya dengan bersabar sehingga Allah mengizinkan dengan kelapangan dan pertolongan, desakan mereka atas kekafiran mereka adalah sebab mereka cinta dunia.

7. Tafsir dan Bayan

(4)

mengutus Rasul kepada orang-orang mu’min dan orang-orang kafir yang mengeluarkan mereka dari kegelapan ke terang-benderang. Dan diturunkan pada sebagian Rasul itu kitab yang membawa mereka kepada kebenaran.

Apa ketetapan yang ada sebelum Nabi dan Rasul diutus?

Pebdapat para jumhur ulama : adalah ummat itu diatas petunjuk agama yang satu, dan agama yang bersatu, aqidah yang satu, dan hukum yang satu, dan dianya adalah agama islam, maka berselahan atau berselisih di antara mereka, maka Allah mengutus para Nabi kepada orang-orang mu’min dan orang-orang kafir. Dan Abu Daud meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas, berkata ia : ((adalah di antara Nabi Nuh dan Nabi Adam itu jaraknya 10 abad, kesemua mereka itu diatas syari’ah yang benar, maka mereka berselisih paham, kemudian Allah mengutus para Nabi untuk mereka))

berkata ia : dan yang demikian itu pada bacaan Abdullah Ibnu Mas’ud :

(( adalah manusia itu umat yang satu, kemudian mereka berselisih paham/berpecah belah)). Dan memberi dalil juga atas membenarkan pendapat mereka : bahwa sesungguhnya Adam’Alaihi Salam adalah seorang Nabi, dan adapun anak-anaknya itu atas agama yang menunjuki orang-orang yang diberi petunjuk, sehingga timbul rasa iri dan dengki di antara anak-anaknya, dan saling membunuh satu sama lain.

Dan pendapat yang lain ( Ibnu Abbas, ‘Atha’, Hasan Basri) : bahwa sesungguhnya ummat ini adalah ummat yang sesat yang tidak diberi petunjuk dengan kebenaran, mereka tidak berhenti pada perbuatan sesatnya pada batasan syari’ah, dan dalil mereka : apa apa yang ditetapkan pada mengutus rasul, untuk menampakan kepentingan mereka yang masuk akal, dan untuk menghukum perselisihanyang muncul di antara mereka pada rusaknya aqidah, dan mengikuti keinginan berbuar sesat, kecuali belum ada keperluan akan rasul.

(5)

kepaadanya aqal pada ‘itiqad dan perbuatan, akan tetapi manusia membenarkan aqal nya dengan tanpa petunjuk Tuhan, dari pada barang yang tidak menimbulkan perselisiha, maka banyak dari mereka pusing dengan apa yang mereka pikirkan karena tidak adanya asal dengan apa yang mereka maksud dari pada aqidah-aqidah, dan hukum-hukum.

Pengarang tafsir al-Manar memilih makna yang lain yaitu : sesungguhnya manusia bermasyarakat dengan akhlak, artinya Allah menciptakan manusia sebagai ummat yang satu, artinya dalam satu ikatan antara satu dan lainnya dalam kehidupan, tidak mudah bagi seseorang untuk hidup di dunia ini dengan qadar yang sudah ditetapkan oleh Allah, saling tolong menolong, dan tidak mungkin bahwa ia memperkaya sebagiannya kepada sebagian yang lain. Maka tidak boleh tidak dari pada mengikuti kuat yang lain kepada kuat nya, dan ini seperti apa yang di’ibaratkan dari padanya dengan perkataan mereka “ orang-orang kota itu dengan salib”. Dan adalah makna bahwa manusia itu diciptakan dan mereka mempunyai sifat berkumpul dan mngumpulkan, dan yang emikian itu menunjuki kepada perseingan, perselisihan, dan perbedaan, maka adalah mengutus seorang rasul itu untuk mencegah perselisihan di antara manusia, dan menunjuki kepada kebenaran dan kebaikan, dan mejelaskan kesesatan dan keburukan.

Jumlah Nabi pada keseluruhan adalah 124.000, dan Rasul 313, dan yang disebutkan di dalam Alquran dengan nama itu 18, Rasul yang pertama itu Adam, menurut pendapat pada hadits dari Abi Dzar, dan pendapat yang lain dikatakan : Nuh, pada perkataan perantaraan yang dikatakan baginya manusia padanya : kamu Rasul yang pertama, dan pendapat yang lain mengatakan Idris.

(6)

Dan pentingnya kata kitab dalam bentuk masdar untuk syariat, hukum, dan pemisah di antara manusia dalam perbedaan, dan menunjuki manusia kepada yang sebenar-benar aqidah, berbudi pekerti luhur, dan beramal shalih. Dan menghindari mereka dari pada perbuatan buruk, dan merusak. Dan menjauhkan mereka dari keinginan berbuat kebathilan, maka bermula dianya itu yang berpakaian kebenaran selamanya. Dan ini sejalan dengan apa yang dibaratkan pada ayat yang lainnya yang membicarakan tentang kebenaran dalam surat Al-Hatsiyah ayat 29



























dan yang menjelaskan di dalam

Alquran pada surat Al-Isra’ ayat 9 :





















 









 

maka adalah kitab-kitab samawi itu benar, dan hukum yang mimisahkan antara urusan dunia dan urusan agama. Dan mengi’tibarkan dengan kitab-kitab dari pada kitab-kitab para Nabi-Nabi, dan bahwa banyaknya bilangan bagi isyarat bahwa sesungguhnya zatnya kitab itu satu, dan mengandung atas syari’at yang satu pada ushul (asal).

(7)

ketua-ketua mereka di atas diri mereka sendiri dan manusia tidak memfitnah pada petunjuk kitab yang benar, maka bukan aib padanya, dan sesungguhnya yang berdiri di atas mereka.

8. Fiqih Kehidupan atau Hukum-Hukum

Kebutuhan akan Nabi dan Rasul dan kitab-kitab samawi akan tetap ada dan kuat pada setiap zaman dan tempat, karena mereka menunjuki kepada agama yang benar, i’tiqad yang benar, dan menjelaskan kepada manusia jalan kehidupan yang benar, dan cara yang mulia di dunia dan akhirat, dan meletakkan batasan yang jelas antara yang haq dan bathil, dan memisahkan dengan adil pada pertikaian manusia.

Dan tidak cocok fitrah atau tabi’at dengan baru saja untuk hidayah dan petunjuk, karna bahwa sungguhnya ia yang jahil, dan tidak tahu, dan tiada teratur, sebagaimana barang yang tidak membenarkan akal manusia untuk mejalani kehidupan, maka bermula dianya itu derajat atau kedudukan, kadang-kadang sulit, lemah, dan susah dari pada menerima kebenaran, dan apabila akal mampu menerima sebagian hukum jalan kebenaran dan membicarakan hikmah, maka yang demikian itu terbatas pada katagori yang sedikit dari pada manusia, dan titap tetap pendirian pada perkataan atau menampakkan kebenaran yang terlihat diakui alam kecuali setelah berlalulah pengalaman yang panjang, dan pembahasan yang panjang, pelajaran, renungan, dan pemikiran, maka mendatangkan mudharat bagi manusia yang menuggu hasil kebenaran perkataan atau hikmah hingga waktu yang lama atau yang pendek, dan manakala manusia terpengaruh dengan keinginan dan

syahwat atau dengan manfaat dan kemaslahatan yang khusus, maka dia tidak menulis bagi pendapat yang diterima, lagi di yang lulus.

(8)

teori, dan mendukung yang benar dan yang adil, tanpa terpengaruh kepedulian yang khusus.

Sungguh Allah telah membenarkan kesalahpahaman dan menjelaskan atau menerangkan pendapat yang salah pada pemikirang yang tepat, dari pada ilmu yang diberikan kepada mereka dan bisa menjelaskan (dalil-dalil di atas kesucian kitab-kitab dari pada adanya perselisihan) dan dianya apa-apa yang telah diterangkan dalam ayat

( 











)

dan mengingkari perbuatan sendiri : bahwasanya naluri manusia sendirinya, bukan mengarahkan cara perbuatan mereka hingga apa-apa yang dapat menyelamatkan mereka, maka harus bagi mereka bersepakat mempelajari petunjuk yang lain beserta k ekuatan yang unggul bagi umpama mereka, dianya itu kekuatan berpikir dan mencari, demikian petunjuk yang dipelajari itu petunjuk rasul dari pada mereka, dan kitab yang diturunkan Allah di atas mereka, beserta dalil yang kuat di atas ketiadaan Rasul dari pada berbohong, dan kitab dari pada kesalahan, maka di atas manusia bahwa menggunakan akal mereka pada memahami dalil-dalil atas kerasulan dan kebersihan dahulu, dan apabila pemahamannya dipersiapkan semata-mata untuk membenarkan dakwah Rasul. Dan apabila beriman dengan dakwah tersebut, dan mengakalkan apa-apa yang didatangkan dengannya rasul, wajib atas mereka bahwa mengikutinya, dan tidak menyesuaikan dari padanya.

B. Surah Al-Ikhlash

 





 







 

 



  

 





 

 







(9)

1. Qira’at



Hafs membaca dengan waw sedangkan para imam yang lain membaca dengan hamzah

اؤفك

.

2. I’rab

(  



 

) (

)

adalah

dhamir sya’n dan hadits yang berkedudukan sebagai mubdata’, (



) : mubtada’ kedua, (



) khabar bagi mubtada’ yang kedua, dan kalimat dari pada keduanya itu khabar mubtada’ yang pertama, dan tidak membuthkan tempat kembali yang kembali atas mubtada’ yang pertama, karna bahwa sungguhnya dhamir sya’n apabila menjadi mubtada’

niscaya tidak kembali dari pada jumlah yang menjadi khabar dari pada nya

dhamir, karena bahwa sungguhnya jumlah setelahnya itu menjadi penjelas baginya dhamir.

(









) bentuk mubtada’ dan

khabar.

(

















 

(10)

kalimatnya seperti : (

هل ايوفك دحأ نكي ملو

) artinya yang setara dengannya, maka dianya pada makna maf’ul itu yang bersangkutan dengan (



) dan diakhirkan kata (



) untuk menjaga keselarasan akhir kalimat.

3. Balaghah

(

 

) penyebutan nama Allah dengan dhamir sya’n untuk mengagungkan dan memuliakan.

(







) keduanya bentuk ma’rifah bagi faedah untuk mengkhususkan.

(

 

 



 

 

) jinas naqish, karena adanya perubahan bentuk dan sebagian huruf.

(





 

) menetapkan penafian sekutu dan anak, dan firman Allah (















) pengkhususan setelah yang umum, melebihkan pada penegasan dan penjelasan, terhadap apa yang dinamakan tajrid atau tafrid.

(



), (





), (

 

 



), (



) adalah sajak murashsha’.

4. Mufradat Lughah

(11)

sejenis denganNya. (

 

 



) dan tidak diperanakkan, karna Dia Maha Terdahulu, bukan sesuatu yang baru. Segala sifat baru tidak ada padaNya. Dan disifati dengan qidam dan awwaliyah. (



) sekutu atau serupa. Maksudnya adalah tiada seorang pun yang menyerupaiNya.

5. Asbabun Nuzul

Ahmad, Tarmidzi, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ubay bin ka’ab bahwasanya kaum musyrikin berkata kepada Nabi saw. “wahai Muhammad, sifati Tuhanmu kepada kami!” lantas Allah SWT menurunkan surah al-ikhlash”.

Ibnu Jarir dan Tarmidzi berkata (





) zat tempat bergantung yang tidak beranank dan tipula diperanakkan. Tidak ada sesuatu yang dilahirkan melainkan dia akan mati dan tidak ada seusatu yang mati melainkan diwarisi. Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mati dan tidak akan diwarisi. Tiada sekutu baginya.

Qatadah, Dhahhak, dan Muqatil berkata “ada sekelompok orang yahudi datang kepada rasul dan berkata, sifati Tuhanmu kepada kami. Sesungguhnya Allah menurunkan sifatNya dalam Taurat. Dia memberitahu kami dari mana Dia berasal dan dari apa Dia dibuat? Apakan dari emas timah, atau perak? Apakah Dia makan dan minum? Dari siapa Dia mewarisi dunia dan siapa yang mewariskannya?” lantas Allah SWT menurunkan surah ini. Surah ini adalah sifat khusus bagi Allah SWT.

6. Munasabah

(12)

yang memiliki sifat-sifat sempurna dan senantiasa menjadi tujuan serta tidak mempunyai sekutu dan tandingan. Oleh karena itu, kedua surah ni sering dibaca bersamaan ketika shalat, seperti dua rakaat shalat Fajar dan Thawaf, Dhuha, sunnah Maghrib, dan shalat Musafir.

7. Tafsir dan Bayan

(





 

) artinya katakanlah wahai Rasul bagi siapa yang menanyakan kamu tentang sifat Tuhanmu dan sensbahNya : Dialah Allah yang Maha Esa, artinya Esa pada sifat dan zatNya, tiada sekutu bagiNya. Dan ini disifatkan dengan ketauhidan dan kenafian sekutu. Maknanya adalah Dialah Allah yang kalian ketahui dan yakini bahwa Dia adalah pencipta langit, bumi, dan menciptakan kamu. Dia Maha Esa dengan sifat ketuhananNya dan tiada sekutu bagiNya dalam ketuhanan. Ini menafikan berbilang zat.

(







) zat yang dibuat bergantung dalam segala kebuthan karna Dialah yang mampu untuk mewujudkannya. Makanya Allah adalah zat tempat bergantung seluruh makhluk, tiada seorang pun yang tidak membutuhkanNya, sedangkan Dia tidak membutuhkan mereka. Ini merupakan bantahan atas keyakinan kaum musyrikin Arab dan orang-orang semisal mereka akan adanya perantara dan zat selain Allah yang memberikan pertolongan.
(13)

dalam segala kemuliaan dan kekuasaanNya, Dialah Allah SWT. Maha Suci Allah yang Maha Esa dan Maha Menaklukkan.

(

 

 







) tidak ada anak yang lahir dariNya dan Dia tidak lahir dari apa pun. Dia tidak sejenis dengan apa pun. Dia Maha Terdahulu tidak sesuatu yang baru. Tidak ada permulaan bagiNya dan Dia bukan merupakan jisim. Ini merupakan penafian terhadap sekutu dan jenis, serta penyifatan qadim dan awaliyah serta menafikan huduts. Dalam kalimat pertama merupaka penafian adanya anak bagi Allah SWT dan bantahankepada kaum musyrikin yang menyangka bahwa para malaikat adalah putra-putri Allah. Bantahan juga terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair adalah putra Allah dan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa al-Masih adalah putra Allah. Sementara itu, pada kalimat kedua terdapat penafian adanya orang tua bagi Allah dan penafian bahwa Allah SWT bermula dari ketiadaan.

(















) tiada seorangpun yang menyamaiNya, dan tiada seorangpun yang semisalNya. Ini merupakan penafian terhadap adanya istri bagi Allah SWT dan bantahan terhadap kaum musyrikin Arab yang meyakini bahwa Allah SWT mempunyai tandingan dalam perbuatan-perbuatanNya, di mana mereka (kaum musyrikin) menjadikan para malaikat sebagai sekut-sekutu Allah, dan berhala-berhala serta patung-patung sebagai tandingan bagi Allah SWT. Surah ini mempunyai kesamaan di dalam ayat-ayat yang lain, seperti firman Allah SWT dalam surah al-An’am ayat 101, Maryam 92-95, dan surah al-Anbiya’ 26-27.























 



 









 





 







 

(14)

Yakni Dialah yang memiliki dan menciptakan sesuatu. Lantas bagaimana mungkin ada makhluk yang menandingiNya? Dan firmanNya,



 



 













  



 















 











 







 





  



 

 







 

Dan firmanNya







































 













 





 

Dalam Shaih Bukhari disebutkan “tidak ada yang paling sabar atas ucapan yang menyakitkan yang melebihi kesabaran Allah. Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak, tetapi Allah tetap memberikan rizki dan memaafkan mereka. Dan Bukhari merwayatkan pula dan Abdul Razak dari Abu Hurairah Nabi saw bersabda : “Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Anak Adam mendustakanKu dan seharusnya tidak demikian. Dia juga mencelaKu, dan seharusnya tidak demikian. Adapun pendustaannya kepadaKu adalah perkataannya bahwa Aku tidak akan mampu mengembalikan (makhluk) seperti sedia kala. Dan menciptakan tidak lebih mudah dari pada mengembalikan. Adapun celaannya kepadaKu adalah pernyataannya bahwa Allah menjadikan seorang anak, padahal Aku adalah Maha Esa dan tempat bergantung, tidak beranak, dan tidak diperanakkan. Dan tiada seorangpun menjadi sekutu bagiKu.

(15)

Surah pendek ini mengandung penetapan dan penafian sekaligus. Surah ini telah mejelaskan bahwa Allah Esa dalam zay dan hakikatNya, terbebas dari segala bentauk takrib. Surah ini menafikan segala bentuk keterbilangan dari zat Allah SWT dengan firmanNya (





).

Surah ini menjelaskan bahwa Allah SWT Maha Kaya dengan zatNya lagi mulia dan penyayang. Seluruh makhluk membutuhkanNya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Dia memiliki seluruh sifat kemuliaan dan kesempurnaan. Dia tidak membutuhkan apa pun kepada yang lain dengan firmanNya (







)

Surah ini juga menetapkan bahwa Allah adlah Maha Esa, tidak ada sesuatu apa pun yang sejenis denganNya, tidak melahirkan seorangpun dan tidak ada sekutu bagiNya. Surah ini juga menafikan dari Allah akan adanya jenis dan sekutu, denga firmanNya (

 

).

Demikian pula Dia adalah zat yang Maha Terdahulu, paling awal di zaman

azali tidak didahului dengan ketiadaan, tiada yang melahirkan dan mendahuluiNya. Surah ini juga menafikan sifat huduts dari Allah SWT denga firmanNya (

 

 



).

Allah SWT tidak mempunyai tandingan dalam wujudNya, tidak ada sekutu dan istri, dengan firmanNya (















).
(16)

anak Allah dan kaum Musyrikin yang mengatakan bahwa para malaikat adalah putra-putri Allah, semua dibantah oleh surah ini.

Firman Allah (



) merupakan bantahan terhadap kaum pagan, firmanNya (







) membantah keyakinan orang yang menetapkan pencipta selain Allah. Jika ada pencipta selain Allah, pastilah ia berhak untuk jadi tempat bergantung untuk memenuhi segala kebutuhan. firmanNya (

 

 







) bantahan terhadap kaum Yahudi atas keyakinan mereka terhadap Uzair dan kaum Nasrani atas keyakina mereka terhadap al-Masih, serta kaum musyrikan atas keyakinan mereka bahwa malaikat adalah putra-putri Allah.

FirmanNya (















) merupakan bantahan terhadap kaum Musyrikin yang menjadikan berhala-berhala sebagai tandingan dan sekutu bagi Allah.

Para ulama berkata, “surah ini dalam hak Allah SWT seperti surah al-Kautsar dalam hak Rasulullah saw.. Akan tetapi celaan dalam hak Rasulullah saw. disebabkan mereka berkata bahwa beliau terputus tidak punya anak. Dalam surah ini, celaan mereka disebabkan mereka menetapkan anak bagi Allah. Tidak mempunyai anak dalam konteks manusia merupakan aib dan adanya anak dalam konteks Allah SWT merupakan aib juga. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman dalam surah ini (

) untuk membela hak Allah, sedangkan di surah al-Kautsar, Allah tidak berfirman (

), tetapi Allah berfirman secara langsung Allah membela Rasulullah saw.

C. Surah Al-Maidah ayat 44-45 :

(17)

































































  



















































 





















 





 

































































   







“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.

(18)

perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim”.

1. Qiraat

Nafi’ membaca







dengan hamzah

نوئيبنلا





















   





 









ada beberapa bacaan :

Dengan nasab, atas sepakat pada kerja huruf

(

نإ

)

adalah bacaan Nafi’, Hamzah, dan ‘Ashim.

Dengan rafa’, dari pada seperti meng’athaf jumlah di atas jumlah

adalah bacaan Kisa’iy.

Dengan menasabkan

(

), (





),

(



), (



),

dan merafa’kan (





), adalah bacaan Imam yang lain.









Nafi’ membaca dengan mensukunkan kedua huruf

ذ

2. I’rab

(



















)

:

(



)

sifat bagi kata Nabiyyuna atas jalan pujian, bukan dengan makna yang masuk untuk membedakan di antara yang disifatkan dan selainnya, karena sesungguhnya tidak mengihtimalkan bahwa adalah (







) selain muslimin.

(









) dinasabkan dengan ‘athaf
(19)

adalah dianya mubtada’ dan khabarnya (





) atau ma’thuf

atas dhamir marfu’ pada kata

(

سلفونشيلالب

)

artinya kata nafs maqtulah dengan

nafs.

( 







 )

yang dinasabkan secara ‘athaf

atas manshub dengan

(

نشيأي

)

seperti bahwa sungguhnya berkata :

حورجلا نشأ و

صصاصق

,

qari yang membaca dengan rafa’ bahwa adalah ianya itu sebagai

mubtada’ dan khabarnya (





). (





 ) dhamir yang kembali kepada kata qishash (



) artinya mempercayai.

3. Balaghah

(











) perkataan bagi ulama yang menunjuki dengan jalan memperhatikan dari pada yang gaib : (





) kepada perkataan.

4. Mufradat Lughah

(20)

yang mendidik menusia dengan ilmu. (





) ahli fiqih yang bertaqwa lagi yang shalih, kata (





) jamak dari pada kata

(

ربح

)

: dianya itu yang mengetahui gaya bahasa yang bagus (













) dengan apa yang diperintahkan kepada mereka untuk menjaganya dari kitab Allah dari orang-orang yang merubahnya (







) yang mengawal, menjaga, dan menyaksikan bahwa sungguhnya kitab Allah itu benar.

(













) wahai orang-orang yahudi pada menampakkan apa-apa yang di sisi kamu dari pada sifat Nabi Muhammad SAW dan melaknat dan selain keduanya (





) pada menyembunyikan rahasianya (











) mengganti (

 







) dari pada dunia yang mengambilnya di atas merahasiakannya (







) kami wajibkan (











) pada Taurat dianya qishash dan ini hukum jika diwajibkan di atas mereka dianya itu ditetapkan pada syari’at kami (







) artinya qishash, dengan bahwa ketetapan dari darinya (



























 





) dengannya, dianya itu qishash dan selainnya (

 





) yang menyampaikan kepada yang dhalim dan yang mendekatkan kepada perselisihan dalam syariat Allah (







) yang keluar dari pada keimanan, dan ta’at kepada Allah, dan melanggar hukum-hukum agama.
(21)

Diturunkan ayat (















) pada kaum Yahudi yang mengganti hukum taurat pada rajam, maka mereka menjadikan tempatnya sebagaimana yang terdahulu cambuk dan taskhim.

Meriwayatkan Muslin dari Bara’ bin ‘Azib dari Nabi saw bahwa sungguh dia megrajam orang Yahudi yang laki-laki dan perempuan, kemudian beliau besabda (Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir) (Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim) (Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik) ia berkata : diturunkan semua nya kepada orang-orang kafir.

6. Munasabah

Setelah bahwa Allah ta’ala menhukum orang Yahudi yang berpaling dari hukum Taurat dengan rajam, dan meminta diringankan dan dimudahkan hukum kepda Nabi saw, disebutkan apa-apa isi Taurat dari pada petunjuk kepad Bani Israil dan pejelasan hukum-hukum agama. Maka pada ayat ini Allah memperingatkan oran Yahudi yang inkar dari isi kitab-kitab mereka dari pada mengrajam penzina dan qishash dari pada membunuh, dan mereka menyetujui di atas perselisihan ahli fiqih yang terdahulu dan para Nabi yang diutus kepada memreka.

(22)

Sesungguhnya kami turunkan taurat kepada musa itu lengkap, yang menunjuki kepada pertunjuk : penjelas hukum-hukum dan taklif , dan cahaya : asal-asal ‘itiqad dari pada ketauhidan kepada Allah dan urusan kenabian dan akhirat, kami menurunkannya secara syari’ah dan hukum yang mneghukum dengan para Nabi yang telah berserah diri kepada Allah orang-orang yang ikhlas padanya agama, yang Allah mengutus mereka setelah Musa kepada Bani Israil sampai Isa a.s.

Berkata Ibnu al-Anbari : kata (













) : itu sifat bagi para Nabi yang bermakna pujian, bukan pada makna sifat yang tamyiz maushuf dari pada selainnya. Karena bahwa sungguhnya tidak mengihtimalkan bahwa adalah (







) itu selain orang muslim. Dan ini memalingkan kaum Yahudi dan Nasrani dan menetapkan bahwa sesungguhnya para Nabi itu adalah apa yang disifatkannya dengan kaum Yahudi dan bukan dengan kaum Nasrani sebagaimana mereka berdalih, tetapi adalah orang Muslim itu yang mengikuti hukum-hukum Allah.

Kata (





 

) : artinya para Nabi menghukum dangan dengan kitab Taurat yang diturunkan kepada Yahudi dan pada barang yang di antara mereka, dianya itu syariat yang khusus kepada mereka bukan umum, dan adalah Nabi Daud, Sulaiman, dan Musa menghukumkan dengannya.
(23)

atas ulama yang memjaga kitabNya pada dua pendapat : bahwa menjaganya pada hatinya dan mengajarkannya, dan tidak bahwa memreka menaruh hukum-hukumNya dan tidak membawa syari’at-syari’atNya.

Thabari berpendapat kata : (







) : bentuk jamak dari kata

(

ينابشر

)

dan mereka itu ulama’, hukama’, dan bashra’ dengan hukum manusia dan menjaga urusan mereka, dan menegakkan dengan kemaslahatan mereka. Dan kata (





) mereka itu ulama, jamak dari kata

(

ربح

)

: dianya itu orang-orang yang mengetahui yang dihukumkan bagi segala sesuatu.

(





 













) artinya dan adalah ulama yang shalih yang menyaksikan di atas kitab Allah dan pengawal yang mengawal dari pada merubah dan menambahkan huruf, dan orang-orang yang bersaksi bahwasanya kitab itu benar dari Allah, seumpama Abdullah bin Salam yang bersaksi dengan hukum rajam pada Taurat dan menyembunyikan rahasia dari sifat Nabi saw. dan isyarat dengannya.

Kemudian Allah berbucara dengan pemuka Yahudi yang semasa pada zaman pemwahyuan Alquran yang diubah dan diganti, sesudah bahwa ditegakkan di atas mereka syuhada dari pada salah satu mereka, maka Allah berfirman (















(24)

Kemudia menyebutkan urusan tamak dan keinginan pada kepentingan, maka Allah berfirman (

 

















) artinya jangan kamu mengubah ayatKu dan hukum-hukumKu untuk mendesak kepentingan yang kamu ambil dari manusia dari pada menyuap dan tamak pada harta atau kehormatan atau peminpin yang bohong atau kepuasan yang lain, ketahuilah bahwa kehidupa dunia itu hanya sesaat, dan penyuapan yang kamu ambil keharaman yang tetap baginya, maka janganlah kamu letakkan dengannya agama dan perhargaan yang permanen, jadi bagaimanakah kamu mengambil sedikit kehilangan dengan banyak permanen?

Semua yang tidak menghkum dengan apa-apa yang diturunkan Allah, seumpama menjadikan hukum jilid dan tayamum sabgai ganti hukum rajam, dan merahasiakan sifat Nabi saw. dan mentakwilkannya di atas selainnya, dan menetapkan pada sebagian hukum membunuh dengan diyat yang sempurna dan pada sebagian mereka dengan setengah diyat, dan meninggalkan bagi mereka itu hukum qishash, maka mereka itu orang-orang kafir yang menyembunyikan kebenaran, orang-orang dhalim yang berlaku tidak adil, dan orang-orang fasiq yang keluar dari ketetapan Allah, yang demikian itulah gambaran mereka, digambarkan mereka-mereka itu pada kekufurannya ketika mendhalimi ayat Allah dengan penghinaan, dan memaksa bahwa menghukum dengan selainnya hukum Allah, hadits dari Ibnu Abbas radhiyaaalhu ‘anhuma sesungguhnya orang kafir, orang dhalim dan orang-orang fasiq itu adalah ahli kitab. Dan ini adalah peringatan yang keras maksud dari padanya itu ancaman kepada kaum Yahudi yang merubah hukum taurat pada perzinaan dan qishash pad pembunuhan, maka jadilah mereka itu orang kafir selain mukmin tidak dengan Nabi Musa dan Taurat dan tidak pula dengan Nabi Muhammad dan Alquran.

(25)











 





)

خلإ

adalah bukan dari pada golongan orang islam, dianya itu adalah orang kafir. Ar-Razi berkata : ini adalah dha’if. Karena mengi’tibarkan dengan keumuman lafazh bukan dengan khusus sebab. Kemudian dinukilkan dari ‘Akramah : firman Allah (











 





) manakala ia sedang mengingkari dengan hatinya dan benci dengan perkataannya, adapun orang yang mengetahui dengan hatinya tanda hukum Allah dan mengakui dengan perkataannya tanda hukum Allah, kecuali bahwa sungguh ia datang dengan apa yang bertentangan dengannya, maka bermula dianya itu orang yang menghukum dengan apa-apa yang diturunkan oleh Allah Ta’ala, akan tetapi ia meninggalkan baginya, maka ia tidak termasuk pada ayat yang dimaksud. Ar-Razi berkata : dan bermula ini adalah jawaban yang benar, dan Allah yang lebih mengetahui ( waAllahu a’alam ).

Ringksan : bahwa sesungguhnya orang kafir itu adalah orang yang memperbolehkan hukum selain apa-apa yang diturunkan oleh Allah, dan mengingkari denga hati, membenci dengan perkataan, maka ini dia kafir. Dan ada pun orang yang tidak menghukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah, dia adalah orang yang bersalah dan berdosa, maka dia adalah orang

fasiq, yang diambil atas kepuasannya menghukum denga selain apa yang Allah turunkan.

Manakala orang Yahudi menjadikan hukum diyat orang Nasrani kebanyakan diyat peminjaman, dan dilarang membunuh dengannya yaitu mengkishash dari padanya, orang-orang yang bertentangan dengan hukum Taurat dan hukum Rasulullah saw. tatkala ia bertanya kepadanya, diturunkannya ayat ini untuk menjelaskan hukum qishash (





(26)

Maksudnya kami wajibkan pada Taurat itu kesamaan dan persamaan pada hukum qishash, maka menbunuh jiwa dibalas dengan jiwa, menyolok mata dibalas dengan mata, memotong hidung dibalas dengan hidung, memotong telinga dibalas dengan telinga, mencabut gigi dibalas dengan gigi, dan menjalankan hukum qishash pada luka, artinya mengibaratkan kesamaan pada kadar kesanggupan.

Maka ayat yang menunjuki pada pelaksanaan hukum qishash pada tiap-tiap yang disebutkan, sungguh telah berpendapat Abu Hanifah : sesungguhnya orang muslim itu membunuh dengan dzimiy. Dan berpendapat jumhur : tidak membunuh orang muslim itu dengan dzimiy, karean bahwa sungguhnya ayat itu disyariatkan dari pada sebelum kita, dan dianya bukan syariat bagi kita pada pendapat syafi’iyah. Dan pada sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Ahmad, Tarmidzi, dan Ibnu Majah dari Abdullah bin Umar (tidak membunuh orang muslim denga kafir). Dan maksud dari pada firman Allah (









) penambahan apa-apa yang dimisalkan perbuatan pidana padanya, tanpa kesengajaan padanya, maka mengambil mata sebelah kanan dibalas dengan mata sebelah kanan jikalau ada, dan tidak mata sebelah kiri dibalas dengan mata sebelah kanan dan jika meridhai si muqtash dari padanya. Dan yang demikian itu perbuatan yang disengaja, adapun pada perbuatan kesalahan (tidak disengaja) pada satu mata maka hukumnya setengah diyat, dan pada kedua belah mata itu hukumnya diyat yang sempurna.

Apabila meledak menatap mata kanan, maka di atasnya itu berlaku hukum

(27)

Referensi

Dokumen terkait

berdasarkan Formulir ini (" REKENING "), termasuk tapi tidak terbatas untuk mendebet, memindahbukukan dana dari REKENING, meminta data, mutasi, dan keterangan lainnya

Store Atmosphere merupakan penciptaan suasana toko melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang nyaman

Namun fungsi pemberian sertifikat tersebut masih bisa dilaksanakan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, dan selanjutnya akan dilimpahkan

Dalam ayat ini Allah menerangkan salah satu sifat dari orang mukmin yang beruntung, ialah suka memelihara amanah-amanah yang dipikulnya, baik dari Allah ataupun dari

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui gambaran kapasitas soft skill mahasiswa, dosen dan pegawai administrasi serta perbedaan kapasitas soft skill

• Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Ichwan [3] adalah mengestimasi posisi kapal selam dengan mengimplementasikan metode Extended Kalman Filter (EKF) pada persamaan sistem

Penelitian mengenai pelabelan total sisi ajaib dan pelabelan super sisi ajaib telah banyak dilakukan pada beberapa jenis graf seperti graf sikel, graf lintasan, adalah