PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK REMAJA 1. Pengertian Karakter
Karakter adalah sifat baik atau buruknya seseorang yang dapat dilihat oleh orang lain. Karakter adalah salah satu dari kepribadian. Menurut Gulo W. karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap. Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu. Untuk hidup dan bekerjasama, baik dlam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya. Karakter dapat diaggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasaekan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.
2. Pendidikan Karakter
Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya(remaja).(Winton, 2010). Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung pengembangan sosial,
pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai- nilai kinerja seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletan, dan ketabahan(fortitude), tanggung jawab,
menghargai diri sendiri, dan orang lain. Pendidikan karakter menurut Burke(2001) semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan menrupakan bagian yang
fundamental dari pendidikan yang baik.
Sementara itu sumber lain, Lickona(1991) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan
bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis. Secara sederhana Lickona(2004)
mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter para remaja.
Pendidikan karakter mempunyai kaitan dengan nilai-nilai adat istiadat yang ada, seperti:
Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten, antara apa yang dikatakan dan yang dilakukan, berani karena benar, dapat dipercaya dan tidak curang(no
cheating).
Cerdas, berpikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun, menjunjung kebenaran dan kebajikan, mencintai Tuhan dan lingkungan.
Sehat dan Bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisiplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup yang seimbang.
Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti menyakiti orang lain, mau mendengar orang lain, mau berbagi tidak merndahkan orang lain, tidak mengambil keuntungan dari orang lain, mampu bekerja sama, mau terlibat dalam kegiatan masyarakat, menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, cinta damai dalam menghadapi persoalan.
Kreatif, mampu menyelesaikan masah secar inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan cepat dan tepat, menampilkan sesuatu secara luar biasa(unik), memiliki ide baru, ingin terus berubah, dapat membaca situasi dan memanfaatkan peluang baru.
Gotong Royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama, tidak
memperhitungkan tenaga, untuk saling berbagi dengan sesama, mau mengembangkan potensi diri, untuk dipakia bersama(saling berbagi) agar mendapatkan hasil yang terbaik, dan tiak egoistis.
3. Bentuk Karakter (Kepribadian)
Ada berbagai macam bentuk kepribadian. Menurut Paul Gunadi(2005) pada umumnya terdapat 5 penggolongan kepribadian yang sering dikenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai berikut(tetapi kami hanya menulis 3 tipe):
a. Tipe Sanguin
Memiliki ciri-ciri antara lain: memiliki banyak kekuatan, bersemangat, mempunyai gairah hidup, dapat membuat lingkungannya gembira dan senang. Akan tetapi tipe inipun memiliki kelemahan yaitu cenderung impulsif, bertindak sesuai emosinya atau keinginannya. Orang bertipe ini sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya dan rangsangan dari luar dirinya, kurang bisa menguasai diri, cenderung mudah jatuh ke dalam percobaan karena godaan dari luar dapat dengan mudah memikatnya dan dia bisa masuk terperosok ke dalamnya.
b. Tipe Flegmatik
Memiliki ciri-ciri cenderung tenang, gejolak emosinya tidak tampak, misal dalam kondisi sedih atau senang sehingga turun naik emosinya tidak terlihat dengan jelas. Orang betip ini cenderung dapat menguasai dirinyadengan cukup baik dan lebih introspektif, memikirkan ke dalam dan mampu melihat, menatap, dan memikirkan masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. Mereka seorang pengamat yang kuat, penonton yang tajam dan pengkritik yang berbobot. Namun orang bertipe inipun memiliki kelemahan yaitu memiliki kecenderungan untuk tidak amau susah selalu ingin mudah. Orang bertipe seperti ini cenderung egois dan mereka kurang mau berkorban demi orang lain.
c. Tipe Asertif
adalah berjuang mempertahankan hak sendiri, tetapi tidak sampai mengabaikan hak orang lain; melibatkan perasaan mereka; mengekspresikan perasaan dan kepercayaan sendiri dengan cara trbuka, langsung, jujur dan tepat. Tipe asertif ini adlah tipe yang ideal maka tidak banyak ditemukan kelemahannya.
Daftar Pustaka
Samani, Prof.Dr. Muchlas dan Drs. Hariyanto, M.S.2012.Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Bandung:P.T Remaja Rosdakarya.