M O D U L E L E K T R O N I K A D A N M E K A T R O N I K A
D I O D A
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
MODUL DIODA SEMIKONDUKTOR
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Edisi Tahun 2017
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
MODUL DIODA SEMIKONDUKTOR
Copyright © 2017, Direktorat Pembinaan SMK
All rights Reserved
Pengarah
Drs. H. Mustaghirin Amin, M.BA
Direktur Pembinaan SMK
Penanggung Jawab
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak
Kasubdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK
Ketua Tim
Arfah Laidiah Razik, S.H., M.A.
Kasi Evaluasi, Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK
Penyusun
Vika Sari, S.Pd, M.Kom
(SMKN 1 Padang)
Desain dan Tata Letak
Rayi Citha Dwisendy, S.Ds
ISBN
Penerbit
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
KATA PENGANTAR KASUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera,
Melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dunia pendidikan
khususnya SMK sangat terbantu karena akan terciptanya sinergi antar
instansi dan lembaga terkait sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing dalam usaha mengangkat kualitas SMK. Kehadiran Buku
Serial Revitalisasi SMK ini diharapkan dapat memudahkan penyebaran
informasi bagaimana tentang Revitalisasi SMK yang baik dan benar
kepada seluruh stakeholder sehingga bisa menghasilkan lulusan yang
terampil, kreatif, inovatif, tangguh, dan sigap menghadapi tuntutan dunia
global yang semakin pesat.
Buku Serial Revitalisasi SMK ini juga diharapkan dapat memberikan
pelajaran yang berharga bagi para penyelenggara pendidikan Kejuruan,
khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan untuk mengembangkan
pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan kebutuhan
masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang sesuai tuntuan
dunia usaha dan industri.
Tidak dapat dipungkuri bahwa pendidikan kejuruan memiliki peran
strategis dalam menghasilkan manusia Indonesia yang terampil dan
berkeahlian dalam bidang-bidang yang sesuai dengan kebutuhan.
Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak
yang terus memberikan kontribusi dan dedikasinya untuk meningkatkan
kualitas Sekolah Menengah Kejuruan. Buku ini diharapkan dapat
menjadi media informasi terkait upaya peningkatan kualitas lulusan dan
mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di SMK yang harus dilakukan secara
sistematis dan terukur.
Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta,
2017
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
/%8%4)2+%28%6
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan tersusunnya modul Komponen
Semikonduktor Elektronika ini semoga dapat menambah khasanah referensi khususnya di
bidang tekologi industri yang akhir-akhir berkembang begitu pesatnya di Indonesia.
Isi modul ini sengaja disajikan secara praktis dan lengkap sehingga dapat membantu
para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), guru serta para praktisi industri. Penekanan
dan cakupan bidang yang dibahas dalam modul ini sangat membantu dan berperan sebagai
sumbangsih pemikiran dalam mendukung pemecahan permasalahan yang selalu muncul
didalam mempelajari dasar-dasar komponen aktif elektronika.
Oleh karena itu, modul ini disusun secara integratif antar disiplin ilmu elektronika yang
mendukung sehingga skill yang diperlukan terkait satu dengan lainnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
materi naskah serta dorongan semangat dalam penyelesaian modul ini. Penulis berharap dan
terbuka untuk masukan serta kritik konstruktif dari para pembaca sehingga dimasa datang
modul ini lebih sempurna dan implementatif.
4IRYPMW
/%8%4)2+%28%6M
(%*8%6-7-MMM
(%*8%6+%1&%6MZZ
4)8%/314)8)27-Z
+0377%6=ZM
&%&-4)2(%,909%2
&%&--4)1&)0%.%6%2
/%8%4)2+%28%6M
(%*8%6-7-MMM
(%*8%6+%1&%6MZZ
4)8%/314)8)27-Z
+0377%6=ZM
&%&-4)2(%,909%2
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
/%8%4)2+%28%6M
(%*8%6-7-MMM
(%*8%6+%1&%6MZZ
4)8%/314)8)27-Z
+0377%6=ZM
&%&-4)2(%,909%2
A.
Standar Kompetensi ... 1
B.
Deskripsi ... 23
C.
Waktu ... 23
D.
Prasyarat ... 23
E.
Petunjuk Penggunaan Modul ... 23
F.
Tujuan Akhir ... 24
G.
Cek Penguasaan Standar Kompetisi ... 24
&%&--4)1&)0%.%6%2
A. Rencana Belajar Peserta Diklat ... 25
B. Kegiatan belajar ... 25
Kegiatan Belajar 1 ... 25
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 25
b.
Uraian Materi ... 25
c.
Rangkuman ... 36
d.
Tugas ... 37
e.
Tes Formatif ... 37
f.
Kunci jawaban ... 37
g.
Lembar Kerja ... 38
Kegiatan Belajar 2 ... 53
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 53
b.
Uraian Teori ... 53
c.
Rangkuman ... 56
d.
Tugas ... 56
e.
Test Formatif ... 57
/%8%4)2+%28%6M
(%*8%6-7-MMM
(%*8%6+%1&%6MZZ
4)8%/314)8)27-Z
+0377%6=ZM
&%&-4)2(%,909%2
&%&--4)1&)0%.%6%2
DAFTAR ISI
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
f.
Kunci Jawaban ... 57
g.
Lembar Kerja ... 57
Kegiatan Belajar 3 ... 61
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 61
b.
Uraian materi ... 61
c.
Rangkuman ... 68
d.
Tugas ... 68
e.
Test Formatif ... 68
f.
Kunci Jawaban ... 68
g.
Lembar Kerja ... 69
Kegiatan Belajar 4 ... 72
a.
Tujuan Kegiatan Pembelajaran ... 72
b.
Uraian materi ... 72
c.
Rangkuman ... 74
d. Tugas ... 75
e.
Test Formatif ... 75
f.
Kunci Jawaban ... 75
g.
Lembar Kerja ... 77
&%&---):%09%7-A. Tes Tertulis ... 79
B. Tes Praktik ... 79
KUNCI JAWABAN ... 80
A. Tes Tertulis ... 80
Lembar Penilaian Tes Praktik ... 82
&%&-:4)29894
(%*8%64978%/%
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
&%&---):%09%7-&%&-:4)29894
(%*8%64978%/%
(%*8%6+%1&%6
Gambar 1. Simbol Dioda ... 26
Gambar 2. Dioda diberi reverse bias ... 26
Gambar 3. Dioda diberi forward bias... 27
Gambar 4. (a). LED, (b). Dioda photo, (c). Dioda Varactor ... 28
Gambar 5. Dida dibias reverse ... 29
Gambar 6. Kurva Dioda Zener ... 31
Gambar 7. Posisi prob pengukuran dioda ... 32
Gambar 8. Posisi prob pengukuran dioda ... 33
Gambar 9. Posisi Prob pengukuran Dioda ... 34
Gambar 10. (a) Rangkaian dioda; (b) karakteristik dioda ... 34
Gambar 11. Menentukan resistansi statik pada titik operasi ... 35
Gambar 12. Definisi resistansi dinamik ... 36
Gambar 13. Menentukan resistansi dinamik pada titik Q ... 36
Gambar 14. Pemasangan Komponen Dioda ... 38
Gambar 15. Pengukuran karakteristik ... 40
Gambar 16. Rangkaian penyearah ½ gelombang ... 53
Gambar 17. Rangkaian penyearah gelombang Penuh ... 54
Gambar 18. Rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan... 55
Gambar 19. Penyearah Setengah Gelombang ... 58
Gambar 20. Penyearah Gelombang Penuh ... 59
Gambar 21. Penyearah Dengan Jembatan ... 60
Gambar 22. Clipper positip ... 61
Gambar 23. Clipper dibias positip ... 62
Gambar 24. Rangkaian seri Clipper negatif ... 63
Gambar 25. Rangkaian seri Clipper positif ... 63
Gambar 26. Rangkaian Clipper Paralel Positip ... 64
Gambar 27 Rangkaian Clipper Paralel Negatip ... 64
Gambar 28. Rangkaian Clamper Sederhana ... 65
Gambar 29. Rangkaian Clamper Negatip dan Positip ... 66
Gambar 30. Doubler setengah gelombang ... 66
Gambar 31 Prinsip Kerja Doubler setengah gelombang ... 67
Gambar 32. Skema rangkaian clipper ... 68
Gambar 33.Bentuk gelombang output ... 68
Gambar 34. Rangakain Clipper ... 69
Gambar 35.Rangkaian Clipper Negatif ... 70
Gambar 36. Skema blok pencatu daya yang dilengkapi stabilisator tegangan ... 73
Gambar 37. Simbol dioda zener ... 73
Gambar 38. Stabilisasi dengan dioda zener ... 74
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
+0377%6=
-78-0%,
/)8)6%2+%2
AC ( Alternating Current)
Arus bolak-balik
Anoda
Kutup positip dioda
Bias
Memberikan tegangan panjar
Breakdown voltage
Tegangan tembus
Caracteristic dioda
Sifat dari dioda
cathode
Kutup negative dioda
Clipper
Memangkas atau membuang atau meeotong
Detector
Pemisah
Dioda
Dua elektoda
DC (Direc Current)
Arus searah
Forward bias
Tegangan panjar maju
Junction
Pertemuan
Reverse bias
Tegangan panjar mundur
Voltage reference
Panutan tegangan
Voltage regulation
Pemantapan tegangan
4)2(%,909%2
% 7XERHEV/SQTIXIRWM
Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran
: TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR
Kelas
: X
Kompetensi Inti*
:
KI 1:
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2:
Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3:
Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
KI 4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
3.1.Memahami
model
3.1.1.
Memahami model atom
semikonduktor
• Model atom
semikonduktor
Inkuiri
dengan
A.
Aspek
penilaian siswa
.4
Electronic
devices :
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
atom
bahan
semikond
uktor.
3.1.2.
Mendeskripsikan model
atom semikonduktor.
3.1.3.
Mengkatagorikan
macam-macam bahan
semikonduktor
berdasarkan data tabel
periodik material.
3.1.4.
Mengklasifikasikan
bahan pengotor (doped)
semikonduktor
berdasarkan data tabel
periodik material
3.1.5.
Membedakan
semikonduktor Tipe-P
dan Tipe-N.
3.1.6.
Memahami proses
pembentukan
semikonduktor Tipe-PN.
3.1.7.
Memahami arah arus
elektron dan arah arus
lubang.
• Deskripsi model
atom
semikonduktor.
• Macam-macam
bahan
semikonduktor
berdasarkan data
tabel periodik
material.
• Klasifikasi bahan
pengotor (doped)
semikonduktor
berdasarkan data
tabel periodik
material
• Perbedaan
semikonduktor
Tipe-P dan Tipe-N.
• Proses
pembentukan
semikonduktor
Tipe-PN.
• Arah arus elektron
dan arah arus
lubang.
pendekatan
siklus belajar
5E
Model
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
(Project
Based
Learning-PjBL)
Model
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
(Problem
Based
Learning-PrBL)
Model
Pembelajaran
Berbasis
Tugas (Task
Based
Learning-TBL)
Model
Pembelajaran
Berbasis
Computer
(Computer
meliputi:
Kognitif
(pengetahuan)
Psikomorik
(keterampilan)
Afektif (Sikap)
B.
Jenis Penilaian
Tulis
Lisan
(Wawancara)
Praktek
conventiona
l current
version,
Thomas L.
Floyd, 2012
Introduction
to
Electronics,
Fifth Edition
Earl D.
Gates,2007
Electronic
Circuits
Fundamenta
ls and
Applications
, Third
Edition,
Mike Tooley,
2006
Electronics
Circuits and
Systems,
Owen
Bishop,
Fourth
Edition,
2011
Planning
and
InstallingPh
4.1.Menginter-prestasikan
model atom
bahan
semi-konduktor.
4.1.1.
Menerapkan model atom
pada macam-macam
material semikonduktor.
4.1.2.
Menerapkan
macam-macam bahan
semikonduktor sebagai
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
bahan dasar komponen
elektronik.
4.1.3.
Menggambarkan model
atom Bohr bahan
semikonduktor menurut
data tabel periodik
material.
4.1.4.
Membuat ilustrasi model
atom Bohr untuk
menjelaskan prinsip
pengotoran
semikonduktor menurut
data tabel periodik
material.
4.1.5.
Memodelkan arah arus
elektron dan arah arus
lubang (hole)
semikonduktor tipe P
dan N.
4.1.6.
Memodelkan proses
pembentukan
semikonduktor Tipe-PN.
4.1.7.
Mendemontrasikaan
arah arus elektron dan
arah arus lubang
semikonduktor
persambungan PN
Based
Learning
(CBL)
otovoltaic
SystemsA
guide for
installers,
architects
and
engineersse
cond
edition,
Second
Edition,
Zrinski, 2008
3.2.Menerapka
n dioda
semikond
uktor
3.2.1.
Memahami susunan
fisis dan 3iode33iode
penyearah.
3.2.2.
Memahami prinsip kerja
• Susunan fisis dan
3iode33iode
penyearah.
• Prinsip kerja 3iode
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
sebagai
penyearah
4iode penyearah.
3.2.3.
Menginterprestasikan
kurva arus-tegangan
4iode penyearah.
3.2.4.
Mendefinisikan
parameter 4iode
penyearah.
3.2.5.
Memodelkan komponen
4iode penyearah
3.2.6.
Menginterprestasikan
lembar data (
datasheet
)
4iode penyearah.
3.2.7.
Merencana rangkaian
penyearah setengah
gelombang satu fasa.
3.2.8.
Merencana rangkaian
penyearah gelombang
penuh satu fasa.
3.2.9.
Merencana catu daya
sederhana satu fasa
(
unregulated power
supply
).
3.2.10.
Merencana
macam-macam rangkaian
limiter
dan
clamper
.
3.2.11.
Merencana
macam-macam rangkaian
pelipat tegangan
penyearah.
• Interprestasi kurva
arus-tegangan
4iode penyearah.
• Definisi parameter
4iode penyearah.
• Memodelkan
komponen 4iode
penyearah
• Interprestasi
lembar data
(
datasheet
) 4iode
penyearah.
• Merencana
rangkaian
penyearah
setengah
gelombang satu
fasa.
• Perencanaan
rangkaian
penyearah
gelombang penuh
satu fasa.
• Perencanaan catu
daya sederhana
satu fasa
(
unregulated power
supply
).
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
rangkaian
limiter
dan
clamper
.
• Perencanaan
macam-macam
rangkaian pelipat
tegangan
4.2. Menguji
dioda
semikond
uktor
sebagai
penyearah
4.2.1. Menggambarkansusunan
fisis dan simbol dioda
penyearah menurut
standar DIN dan ANSI.
4.2.2.
Membuat model dioda
untuk menjelaskan
prinsip kerja dioda
penyearah.
4.2.3.
Melakukan pengukuran
kurva arus tegangan
dioda penyearah.
4.2.4.
Membuat sebuah grafik
untuk menampilkan
hubungan arus tegangan
dan
menginterprestasikan
parameter dioda
penyearah
4.2.5.
Menggunakan
datasheet
untuk memodelkan
dioda sebagai piranti
non ideal.
4.2.6.
Menggunakan datasheet
dioda sebagai dasar
perencanaan rangkaian
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
4.2.7.
Melakukan eksperimen
rangkaian penyearah
setengah gelombang
dan gelombang penuh.
4.2.8.
Melakukan eksperimen
rangkaian penyearah
gelombang penuh satu
fasa
4.2.9.
Membuat projek catu
daya sederhana satu
fasa, kemudian
menerapkan pengujian
dan pencarian kesalahan
(
unregulated power
supply
) menggunakan
perangkat lunak.
4.2.10.
Melakukan eksperimen
dioda sebagai rangkaian
limiter
dan
clamper
.
4.2.11.
Melakukan ekperimen
dioda sebagai rangkaian
pelipat tegangan.
3.3.Merencana
kan dioda
zener
sebagai
rangkaian
penstabil
tegangan
3.3.1.
Memahami susunan
fisis, simbol,
karakteristik dan prinsip
kerja zener dioda.
3.3.2.
Mendeskripsikan kurva
arus-tegangan zener
dioda.
3.3.3.
Memahami pentingnya
tahanan dalam dinamis
• Susunan fisis,
simbol,
karakteristik dan
prinsip kerja zener
dioda.
• Deskripsi kurva
arus-tegangan
zener dioda.
• Pentingnya
zener dioda untuk
berbagai macam arus
zener.
3.3.4.
Memahami hubungan
tahanan dalam dioda
zener dengan tegangan
keluaran beban.
3.3.5.
Mendesain rangkaian
penstabil tegangan
paralel menggunakan
dioda zener.
3.3.6.
Merencanakan dioda
zener untuk keperluan
tegangan referensi.
tahanan dalam
dinamis zener
dioda untuk
berbagai macam
arus zener.
• Hubungan tahanan
dalam dioda zener
dengan tegangan
keluaran beban.
• Desain rangkaian
penstabil tegangan
paralel
menggunakan
dioda zener.
• Perencanaan dioda
zener untuk
keperluan
tegangan referensi.
4.3. Menguji
dioda
zener
sebagai
rangkaian
penstabil
tegangan
4.3.1.
Menggambarkan
susunan fisis dan
memodelkan dioda
zener
4.3.2.
Menggambarkan sebuah
grafik untuk
menampilkan hubungan
arus tegangan dan
menginterprestasikan
parameter dioda zener
untuk kebutuhan arus,
tegangan dan daya
berbeda.
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
4.3.3.
Menerapkan datasheet
dioda zener untuk
menentukan tahanan
dalam dan dimensi
tingkat kestabilan
rangkaian.
4.3.4.
Menggunakan
datasheet
dioda zener untuk
keperluan eksperimen.
4.3.5.
Melakukan eksperimen
rangkaian penstabil
tegangan menggunakan
dioda zener dan
menginterprestasikan
data hasil pengukuran.
4.3.6.
Memilih dioda zener
untuk keperluan
rangkaian tegangan
referensi.
3.4.Menerapkan
dioda
khusus
seperti dioda
LED,
varaktor,
Schottky,
PIN, dan
tunnel pada
rangkaian
elektronika
3.4.1.
Memahami susunan
fisis, simbol,
karakteristik dan prinsip
kerja dioda khusus
seperti dioda LED,
varaktor, Schottky, PIN,
dan tunnel.
3.4.2.
Menganalisis hasil
eksperimen berdasarkan
data dari hasil
pengukuran
• Susunan fisis,
simbol,
karakteristik dan
prinsip kerja dioda
khusus seperti
dioda LED,
varaktor, Schottky,
PIN, dan tunnel.
• Analisis hasil
eksperimen
berdasarkan data
dari hasil
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
pengukuran
4.4. Menguji
dioda
khusus
seperti
dioda LED,
varaktor,
Schottky,
PIN, dan
dioda
tunnel pada
rangkaian
elektronika
4.4.1.
Menerapkan dioda
khusus (LED, varaktor,
Schottky, PIN, dan
tunnel) pada rangkaian
elektronika.
4.4.2.
Melakukan eksperimen
dioda khusus seperti
dioda LED, varaktor,
Schottky, PIN, dan
tunnel interprestasi data
hasil pengukuran.
.4
3.5.Memahami
konsep
dasar
Bipolar
Junction
Transistor
(BJT)
sebagai
penguat
dan pirnati
saklar
3.5.1.
Memahami susunan
fisis, simbol dan prinsip
kerja transistor
3.5.2.
Menginterprestasikan
karakteristik dan
parameter transistor.
3.5.3.
Mengkatagorikan bipolar
transistor sebagai
penguat tunggal satu
tingkat sinyal kecil.
3.5.4.
Mengkatagorikan bipolar
transistor sebagai
piranti saklar.
3.5.5.
Memahami susunan
fisis, simbol dan prinsip
kerja phototransistor
3.5.6.
Menginterprestasikan
katagori
• Susunan fisis,
simbol dan prinsip
kerja transistor
• Interprestasi
karakteristik dan
parameter
transistor.
• Mengkatagorikan
bipolar transistor
sebagai penguat
tunggal satu
tingkat sinyal kecil.
• Mengkatagorikan
bipolar transistor
sebagai piranti
saklar.
• Susunan fisis,
simbol dan prinsip
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
(pengelompokan)
transistor berdasarkan
kemasan
3.5.7.
Memahami prinsip dasar
metode pencarian
kesalahan transistor
sebagai penguat dan
piranti saklar
kerja
phototransistor
• Interprestasi
katagori
(pengelompokan)
transistor
berdasarkan
kemasan
• Prinsip dasar
metode pencarian
kesalahan
transistor sebagai
penguat dan piranti
saklar
4.5. Menguji
Bipolar
Junction
Transistor
(BJT)
sebagai
penguat
dan pirnati
saklar
4.5.1.
Menggambarkan
susunan fisis, simbol
dan prinsip kerja
berdasarkan arah arus
transistor
4.5.2.
Melakukan eksperimen
dan interprestasi data
pengukuran untuk
mendimensikan
parameter transistor.
4.5.3.
Melakukan eksperimen
bipolar transistor
sebagai penguat tunggal
satu tingkat sinyal kecil
menggunakan perangkat
lunak.
4.5.4.
Melakukan ekperimen
bipolar transistor
sebagai piranti saklar
menggunakan perangkat
lunak.
4.5.5.
Menggambarkan
susunan fisis, simbol
untuk menjelaskan
prinsip kerja
phototransistor
berdasarkan arah arus.
4.5.6.
Membuat daftar katagori
(pengelompokan)
transistor berdasarkan
kemasan atau tipe
transistor
4.5.7.
Mencobadan
menerapkan metode
pencarian kesalahan
pada rangkaian
transistor sebagai
penguat dan piranti
saklar
3.6.Menentuka
n titik
kerja
(bias) DC
transistor
3.6.1.
Memahami penempatan
titik kerja (
bias
) DC
transistor
3.6.2.
Menerapkan teknik bias
tegangan tetap (
fix
biased
) rangkaian
transistor
3.6.3.
Menerapkan teknik bias
pembagi tegangan
• Penempatan titik
kerja (
bias
) DC
transistor
• Penerapan teknik
bias tegangan
tetap (
fix biased
)
rangkaian
transistor
• Menerapkan teknik
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
rangkaian transistor
3.6.4.
Menerapkan teknik bias
umpan balik arus dan
tegangan rangkaian
transistor
3.6.5.
Memahami prinsip dasar
metode pencarian
kesalahan akibat
pergeseran titik kerja DC
transistor.
bias pembagi
tegangan
rangkaian
transistor
• Menerapkan teknik
bias umpan balik
arus dan tegangan
rangkaian
transistor
• Prinsip dasar
metode pencarian
kesalahan akibat
pergeseran titik
kerja DC transistor.
4.6. Menguji
kestabilan
titik kerja
(bias) DC
transistor
4.6.1.
Mendimensikan titik
kerja (
bias
) DC transistor
dan interprestasi data
hasil eksperimen
menggunakan perangkat
lunak
4.6.2.
Melakukan ekspemen
bias tegangan tetap (
fix
biased
) rangkaian
transistor dan
interprestasi data hasil
pengukuran
4.6.3.
Melakukan eksperimen
bias pembagi tegangan
rangkaian transistor dan
interprestasi data hasil
pengukuran
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
4.6.4.
Melakukan eksperimen
bias umpan balik arus
dan tegangan rangkaian
transistor dan
interprestasi data hasil
pengukuran
4.6.5.
Mencoba dan
menerapkan metode
pencarian kesalahan
akibat pergeseran titik
kerja DC transistor.
3.7.Menerapka
n
transistor
sebagai
penguat
sinyal
kecil
3.7.1.
Memahami konsep
dasar transistor sebagai
penguat komponen
sinyal AC
3.7.2.
Menginterprestasikan
model rangkaian
pengganti transistor
sebagai penguat
komponen sinyal AC
3.7.3.
Menerapkan rangkaian
penguat transistor
emitor bersama
(
common-emitter
transistor
)
3.7.4.
Menerapkan rangkaian
penguat transistor
kolektor bersama
(
common-collector
transistor
)
3.7.5.
Menerapkan rangkaian
• Konsep dasar
transistor sebagai
penguat komponen
sinyal AC
• Interprestasi model
rangkaian
pengganti
transistor sebagai
penguat komponen
sinyal AC
• Menerapkan
rangkaian penguat
transistor emitor
bersama (
common-emitter transisto
r)
• Menerapkan
rangkaian penguat
transistor kolektor
bersama (
common-collector transistor
)
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
penguat transistor basis
bersama (
common-base
transistor
)
3.7.6.
Menerapkan penguat
bertingkat transistor
sinyal kecil
3.7.7.
Menerapkan penguat
diferensial transistor
sinyal kecil
3.7.8.
Menerapkan metode
pencarian kesalahan
transistor sebagai
penguat akibat
pergeseran titik kerja DC
transistor.
• Menerapkan
rangkaian penguat
transistor basis
bersama (
common-base transistor
)
• Menerapkan
penguat bertingkat
transistor sinyal
kecil
• Menerapkan
penguat diferensial
transistor sinyal
kecil
• Menerapkan
metode pencarian
kesalahan
transistor sebagai
penguat akibat
pergeseran titik
kerja DC transistor.
4.7. Menguji
transistor
sebagai
penguat
sinyal
kecil
4.7.1.
Membuat model
transistor sebagai
penguat komponen
sinyal AC untuk operasi
frekuensi rendah
4.7.2.
Mendimensikan
parameter penguat
menggunakan model
rangkaian pengganti
transistor sebagai
penguat komponen
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
sinyal AC
4.7.3.
Melakukan eksperimen
rangkaian penguat
transistor emitor
bersama (
common-emitter
transistor
)menggunakan
perangkat lunak dan
pengujian perangkat
keras serta interprestasi
data hasil pengukuran
4.7.4.
Melakukan eksperimen
rangkaian penguat
transistor kolektor
bersama (
common-collector transistor
)
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.5.
Melakukan eksperimen
rangkaian penguat
transistor basis bersama
(
common-base
transistor
) menggunakan
perangkat lunak dan
pengujian perangkat
keras serta interprestasi
data hasil pengukuran
4.7.6.
Melakukan eksperimen
penguat bertingkat
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
transistor sinyal kecil
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.7.
Melakukan eksperimen
penguat diferensial
transistor sinyal kecil
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.7.8.
Mencoba dan
menerapkan metode
pencarian kesalahan
transistor sebagai
penguat akibat
pergeseran titik kerja DC
transistor.
3.8.Mendimensi
kan
tanggapan
frekuensi
dan
frekuensi
batas
penguat
transistor
3.8.1.
Memahami prinsip dasar
tanggapan frekuensi dan
frekuensi batas penguat
transistor.
3.8.2.
Mengkonversi satuan
faktor penguatan (arus,
tegangan, daya)
kedalam satuan desibel.
3.8.3.
Mendimensikan
tanggapan frekuensi
• Prinsip dasar
tanggapan
frekuensi dan
frekuensi batas
penguat transistor.
• Konversi satuan
faktor penguatan
(arus, tegangan,
daya) kedalam
satuan desibel.
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
penguat daerah
frekuensi rendah.
3.8.4.
Mendimensikan
tanggapan frekuensi
penguat daerah
frekuensi tinggi.
3.8.5.
Mendimensikan
tanggapan frekuensi
penguat daerah
frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi (total).
• Mendimensikan
tanggapan
frekuensi penguat
daerah frekuensi
rendah.
• Mendimensikan
tanggapan
frekuensi penguat
daerah frekuensi
tinggi.
• Mendimensikan
tanggapan
frekuensi penguat
daerah frekuensi
rendah dan
frekuensi tinggi
(total).
4.8. Mengukur
tanggapan
frekuensi
dan
frekuensi
batas
penguat
transistor
4.8.1.
Menggambarkan
tanggapan frekuensi dan
frekuensi batas penguat
transistor menggunakan
kertas semilog
4.8.2.
Mencontohkan satuan
faktor penguatan (arus,
tegangan, daya) dalam
satuan desibel
4.8.3.
Melakukan eksperimen
tanggapan frekuensi
penguat daerah
frekuensi rendah
menggunakan perangkat
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.8.4.
Melakukan eksperimen
tanggapan frekuensi
penguat daerah
frekuensi tinggi
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.8.5.
Melakukan eksperimen
tanggapan frekuensi
penguat daerah
frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi (total)
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
3.9.Menerapka
n bi-polar
transistor
sebagai
penguat
daya.
3.9.1.
Memahami konsep
dasar dan klasifikasi
penguat daya transistor
3.9.2.
Menerapkan rangkaian
penguat daya transistor
kelas A
3.9.3.
Menerapkan rangkaian
penguat daya
push-pull
transistor kelas B dan
kelas AB
3.9.4.
Menerapkan rangkaian
penguat daya transistor
kelas C
3.9.5.
Menerapkan metode
pencarian kesalahan
transistor sebagai
penguat daya akibat
pergeseran titik kerja DC
transistor.
• Konsep dasar dan
klasifikasi penguat
daya transistor
• Menerapkan
rangkaian penguat
daya transistor
kelas A
• Menerapkan
rangkaian penguat
daya
push-pull
transistor kelas B
dan kelas AB
• Menerapkan
rangkaian penguat
daya transistor
kelas C
• Menerapkan
metode pencarian
kesalahan
transistor sebagai
penguat daya
akibat pergeseran
titik kerja DC
transistor.
.4
4.9. Menguji
penguat
daya
transistor.
4.9.1.
Memilih dan
mengklasifikasikantrans
istor untuk keperluan
penguat daya transistor
4.9.2.
Membangun dan
melakukan eksperimen
rangkaian penguat daya
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
.4
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
transistor kelas A
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.9.3.
Membangun dan
melakukan eksperimen
rangkaian penguat daya
push-pull
transistor kelas
B dan kelas AB
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
4.9.4.
Membangun dan
melakukan eksperimen
rangkaian penguat daya
transistor kelas C
menggunakan perangkat
lunak dan pengujian
perangkat keras serta
interprestasi data hasil
pengukuran
/SQTIXIRWM
(EWEV
-RHMOEXSV
1EXIVM4SOSO
4IQFIPENEVER
4IRMPEMER
%PSOEWM
;EOXY
7YQFIV&IPENEV
transistor.
3.10.Menerapk
an sistem
konversi
bilangan
pada
rangkaian
logika
3.10.1.
Memahami sistem
bilangan desimal, biner,
oktal, dan heksadesimal.
3.10.2.
Memahami konversi
sistem bilangan desimal
ke sistem bilangan biner.
3.10.3.
Memahami konversi
sistem bilangan desimal
ke sistem bilangan oktal.
3.10.4.
Memahami konversi
sistem bilangan desimal
ke sistem bilangan
heksadesimal.
3.10.5.
Memahami konversi
sistem bilangan biner ke
sistem bilangan desimal.
3.10.6.
Memahami konversi
sistem bilangan oktal ke
sistem bilangan desimal.
3.10.7.
Memahami konversi
sistem bilangan
heksadesimal ke sistem
bilangan desimal.
3.10.8.
Memahami sistem
bilangan pengkode biner
(
binary encoding
)
• Sistem bilangan
desimal, biner,
oktal, dan
heksadesimal.
• Konversi sistem
bilangan desimal
ke sistem bilangan
biner.
• Konversi sistem
bilangan desimal
ke sistem bilangan
oktal.
• Konversi sistem
bilangan desimal
ke sistem bilangan
heksadesimal.
• Konversi sistem
bilangan biner ke
sistem bilangan
desimal.
• Konversi sistem
bilangan oktal ke
sistem bilangan
desimal.
• Konversi sistem
bilangan
heksadesimal ke
sistem bilangan
desimal.
• Sistem bilangan
M OD U L D IOD A S E M IK ON D U K T OR & (IWOVMTWM
Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang komponen dioda, rangkaian klipper,
dioda detektor, rangkaian penyearah, rangkaian pengubah tegangan menjadi kapasitansi dan
rangkaian regulator sederhana. Maka diharapkan peserta dapat membuat dan menyusun
beberapa komponen yang dirangkai dengan menggunakan breadboard menjadi satu kesatuan
dalam sebuah rangkaian dan juga dapat mengukur bentuk gelombang dan besaran listriknya
dengan menggunakan alat ukur Multi meter dan Osiloskop dengan benar.
' ;EOXY
Durasi waktu yang dibutuhkan untuk kompetensi ini adalah 40 jam pembelajaran
( 4VEW]EVEX
Dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda telah mempelajari bahan-bahan
setengah pengantar (semikonduktor), jenis-jenis bahan semikonduktor. Disamping itu pula anda
juga harus mengetahui apa pengertian junction dioda (Dioda pertemuan), arus pada dioda dan
juga karakteristik dioda. Selain dari yang tersebut diatas diharapkan anda menguasai fungsi dan
kegunaan dari alat-alat ukur seperti oscilloscope dan alat ukur multimeter. Karena dalam
menyelesaikan modul ini penggunaan alat multi meter dan oscilloscope sangat menentukan
keberhasilan anada dalam menyelesaiakan modul ini, maka fungsi masing-masing dari alat ukur
tersebut juga harus dipahami dengan benar, khususnya fungsi tombol-tombol yang ada
oscilloscope dalam melakukan praktek.
) 4IXYRNYO4IRKKYREER1SHYP
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti. Karena dalam
skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan
modul-modul yang lain.
2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai sejauh mana
pengetahuan yang telah Anda miliki.
3. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70 % terjawab dengan
benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut.
Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka Anda harus mengikuti
kegiatan pemelajaran dalam modul ini.
4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah
dalam memahami suatu proses pekerjaan.
5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan
dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan
sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini.
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
4)1&)0%.%6%2
%6IRGERE&IPENEV4IWIVXE(MOPEX
.IRMW
/IKMEXER 8ERKKEP ;EOXY 8IQTEX&IPENEV
%PEWER 4IVYFELER
8ERHE8ERKER +YVY
&/IKMEXERFIPENEV
/IKMEXER&IPENEV
E8YNYER/IKMEXER4IQFIPENEVER
F9VEMER1EXIVM
4IRKIVXMER(MSEHE
konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur.
8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan pada guru pada
saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi
modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.
* 8YNYER%OLMV
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat:
1. Memahami prinsip kerja Dioda
2. Menyebutkan jenis-jenis serta fungsi Dioda
3. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian penyearah
4. Merangkai rangkaian penyearah
5. Melakukan pengukuran pada rangkaian penyearah dengan menggunakan alat ukur multi
meter dan Osiloskop
6. Membuat rangkaian Regulator sederhana
+ 'IO4IRKYEWEER7XERHEV/SQTIXMWM
1. Tuliskan pengertian dari semikonduktor jenis P
2. Tuliskan pengertian dari semikonduktor jenis N
3. Jelaskan pengertian dari penyearah
4. Jelaskan pengertian dari penyearah setengah gelombang!
5. Jelaskan pengertian dari penyearah gelombang penuh
6. Tuliskan jenis-jenis dioada yang anda ketahui
7. Jelaskan pengertian dari dioda diberi forward bias dan reverse bias
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
&%&--4)1&)0%.%6%2
%6IRGERE&IPENEV4IWIVXE(MOPEX
.IRMW
/IKMEXER 8ERKKEP ;EOXY 8IQTEX&IPENEV
%PEWER 4IVYFELER
8ERHE8ERKER +YVY
&/IKMEXERFIPENEV
/IKMEXER&IPENEV
E8YNYER/IKMEXER4IQFIPENEVER
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, siswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan Pengertian dioda
2. Menjelaskan prinsip kerja dioda dan sifat-sifatnya
3. Menyebutkan jenis-jenis (type) dan fungsi dioda
4. Menampilkan karakteristik dioda secara langsung dengan mempergunakan osiloskop.
F9VEMER1EXIVM
4IRKIVXMER(MSEHE
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata dioda berasal dari
pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua) mempunyai dua buah elektroda
yaitu anoda dan katoda. Dioda termasuk kedalam ketegori komponen elektronika aktif. Dioda
terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan demikian dioda
sering disebut PN junction. Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan
maju, serta menghambat arus pada tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni
kaki anoda dan kaki katoda.
Dioda disempurnakan oleh William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan
istilah diode yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal
BAB II
PEMBELAJARAN
* 8YNYER%OLMV
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
&MEW1ENY*S[EVH&MEW
+EQFEV(MSHEHMFIVMJSV[EVHFMEW
7MJEX7MJEX(MSHE
tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh
FredericGutherie.
Adapun simbol dioda yaitu terdapat sebuah panah yang dilengkapi garis melintang di ujung
panah tersebut. Maksud dari panah disini adalah bahwa dia adalah pin/kaki positif (+)
sedangkan garis melintang diibaratkan pin/kaki Negatif (-). Berikut ini adalah simbolnya :
+EQFEV7MQFSP(MSHE
4VMRWMT/IVNE(MSHE
Dalam berbagai rangkaian elektronika komponen semikonduktor dioda sering kita jumpai jenis
dan type yang berbeda beda tergantung dari model dan tujuan penggunaan rangkaian tersebut
dibuat. Kata dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda. Anoda digunakan untuk polaritas
positif dan katoda untuk polaritas negatip. Didalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana
daerah semikonduktor type-p dan semi konduktor type-n bertemu.
&MEW1YRHYV6IZIVWI&MEW
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan
positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K
adalah negatip (VAK < 0). Gambar 2 menunjukkan dioda diberi bia mundur.
+EQFEV(MSHEHMFIVMVIZIVWIFMEW
Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe p diberi tegangan negatip, maka
hole-hole (pembawa mayoritas) akan tertarik ke kutup negatip baterai menjauhi persambungan.
Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang berupa bahan tipe n diberi tegangan positip,
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
persambungan. Sehingga daerah pengosongan semakin lebar, dan arus yang disebabkan oleh
pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir. Sedangkan pembawa minoritas yang berupa
elektron (pada bahan tipe p) dan hole (pada bahan tipe n) akan berkombinasi sehingga
mengalir arus jenuh mundur (reverse saturation current) atau Is. Arus ini dikatakan jenuh
karena dengan cepat mencapai harga maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan
baterai. Besarnya arus ini dipengaruhi oleh temperatur. Makin tinggi temperatur, makin besar
harga Is. Pada suhu ruang, besarnya Is ini dalam skala mikro-amper untuk dioda germanium,
dan dalam skala nano-amper untuk dioda silikon.
&MEW1ENY*S[EVH&MEW
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke
terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias). Dengan
demikian VA-K adalah positip atau VA-K > 0. Gambar 3 menunjukan dioda diberi bias maju.
Dengan pemberian polaritas tegangan seperti pada Gambar 2, yakni VA-K positip, maka
pembawa mayoritas dari bahan tipe p (hole) akan tertarik oleh kutup negatip baterai melewati
persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa mayoritas bahan tipe n).
Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutup positip baterai untuk melewati
persambungan. Oleh karena itu daerah pengosongan terlihat semakin menyempit pada saat
dioda diberi bias maju. Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan
mengalir, yaitu ID.
+EQFEV(MSHEHMFIVMJSV[EVHFMEW
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe p (elektron) dan dari bahan tipe n (hole) akan
berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah berlawanan. Namun karena Is jauh
lebih kecil dari pada ID, maka secara praktis besarnya arus yang mengalir pada dioda
ditentukan oleh ID.
7MJEX7MJEX(MSHE
a. Dioda Silikon:
1.menghantar dengan tegangan maju kira-kira 0.6 Volt
2. perlawanan maju cukup kecil
3. perlawanan terbalik sangat tinggi, dapat mencapai beberapa Mega ohm
+EQFEV7MQFSP(MSHE
4VMRWMT/IVNE(MSHE
&MEW1YRHYV6IZIVWI&MEW
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
G (MSHE:EVEGXSV
+EQFEV(MHEHMFMEWVIZIVWI
H (MSHE7GLSXXO]
5. Tegangan terbalik maksimum yang dibolehkan cukup tinggi, dapat mencapai 1000 V
b. Dioda Germanium:
1. Menghantar dengan teganagnmaju kira-kira 0,2 Volt
2. Perlawanan maju agak besar
3. Perlawanan terbalik kurang tinggi ( kurang dari 1 M ohm)
4. Arus maju maksimum yang dibolehkan kurang besar
5. Tegangan terbalik masimum yang dibolehkan kurang tinggi
.IRMWNIRMW(MSHE
E (MSHE4IQERGEV'ELE]E0)(
Bila dioda dibias forward, electron pita konduksi melewati junction dan jatuh ke dalam hole.
Pada saat elektron-elektron jatuh dari pita konduksi ke pita valensi, mereka memancarkan
energi. Pada dioda Led energi dipancarkan sebagai cahaya, sedangkan pada dioda
penyearah energi ini keluar sebagai panas. Dengan menggunakan bahan dasar pembuatan
Led seperti gallium, arsen dan phosfor parik dapat membuat Led dengan memancarkan
cahaya warna merah, kuning, dan infra merah (tak kelihatan).
Led yang menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan,
mesin hitung, jam digital dan lain-lain. Sedangkan Led infra merah dapat digunakan dalam
sistim tanda bahaya pencuri dan lingkup lainnya yang membutuhkan cahaya tak kelihatan.
Keuntungan lampu Led dibandingkan lampu pijar adalah umurnya panjang, tegangannya
rendah dan saklar nyala matinya cepat. Gambar .4 dibawah ini menjukkan lambang atau
simbol dari macam dioda.
EFG
HIJ
+EQFEVE0)(F(MSHETLSXSG(MSHE:EVEGXSV H(MSHE7GLSXXO]I(MSHE7XITVIGSZIV]J(MSHE>IRIV
F (MSHE4LSXS
Energi thermal menghasilkan pembawa minoritas dalam dioda, makin tinggi suhu makin
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
minoritas. Dengan menggunakan jendela kecil untuk membuka junction agar terkena sinar,
pabrik dapat membuat dioda photo. Jika cahaya luar mengenai junction dioda photo yang
dibias reverse akan dihasilkan pasangan electron-hole dalam lapisan pengosongan. Makin
kuat cahaya makin banyak jumlah pembawa yang dihasilkan cahaya makin besar arus
reverse. Oleh sebab itu dioda photo merupakan detektor cahaya yang baik sekali. Gambar
1b menunjukkan lambang atau symbol dari dioda photo
G (MSHE:EVEGXSV
Seperti kebanyakan komponen dengan kawat penghubung, dioda mempunyai kapasitansi
bocor yang mempengaruhi kerja pada frekuensi tinggi, kapasitansi luar ini biasanya lebih
kecil dari 1 pF. Yang lebih penting dari kapasitansi luar ini adalah kapasitansi dalam
junction dioda. Kapasitansi dalam ini kita sebut juga kapasitansi peralihan CT. Kata
peralihan disini menyatakan peralihan dari bahan type-p ke typr-n. Kapasitansi peralihan
dikenal juga sebagai kapasitansi lapisan pengosongan , kapasitansi barier dan kapasitansi
junction. Apakah kapasitansi peralihan itu?. Perhatikan gambar 5 dibawah ini.
+EQFEV(MHEHMFMEWVIZIVWI
Lapisan pengosongan melebar hingga perbedaan potensial sama dengan tegangan riverse
yang diberikan.Makin besar tegangan riverse makin lebar lapisan pengosongan. Karena
lapisan pengosongan hamper tak ada pembawa muatan ia berlaku seperti isolator atau
dielektrik. Dengan demikian kita dapat membayangkan daerah p dan n dipisahkan oleh
lapisan pengosongan seperti kapasitor keeping sejajar dan kapasitor sejajar ini sama
dengan kapasitansi peralihan. Jika dinaikkan teganag riverse membuat lapisan
pengosongan menjadi lebar, sehingga seperti memisahkan keeping sejajar terpisah lebih
jauh. Dan sebagai akibatnya kapasitansi peralihan dari dioda berkurang bila tegangan
riverse bertambah. Dioda silicon yang memanfaatkan efek kapasitansi yang berubah-ubah
ini disebut varactor.
Dalam banyak aplikasi menggantikan kapasitor yang ditala secara mekanik, dengan
perkataan lain varaktor yang dipasang parallel dengan inductor merupakan rangkaian
tangki resonansi. Dengan mengubah-ubah tegangan riverse pada varactor kita dapat
mengubah frekuensi resonansi. Pengontrolan secara elektronik pada frekuensi resonansi
sangat bermanfaat dalam penalaan dari jauh.
H (MSHE7GLSXXO]
Dioda schottky menggunakan logam emas, perak atau platina pada salah satu sisi junction
dan silicon yang di dop (biasanya type-n) pada sisi yang alain. Dioda semacam ini adalah
lapisan pengosongan
p
n
C
.IRMWNIRMW(MSHE
E (MSHE4IQERGEV'ELE]E0)(
EFG
HIJ
+EQFEVE0)(F(MSHETLSXSG(MSHE:EVEGXSV H(MSHE7GLSXXO]I(MSHE7XITVIGSZIV]J(MSHE>IRIV
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
+EQFEV/YVZE(MSHE>IRIV
junction. Dan dioda Schottky ini tidak mempunyai lapisan pengosongan atau penyimpanan
muatan, sehingga mengakibatkan ia dapat di switch nyala dan mati lebih cepat dari pada
dioda bipolar. Sebagai hasilnya piranti ini dapat menyearahkan frekuensi diatas 300 Mhz
dan jauh diatas kemampuan dioda bipolar.
I (MSHE7XIT6IGSZIV]
Dengan mengurangi tingkat doping dekat junction pabrik dapat membuat dioda
step-recovery piranti yang memanfaatkan penyimpanan muatan. Selama konduksi forward dioda
berlaku seperti dioda biasa dan bila dibias riverse dioda ini konduksi sementara lapisan
pengosongan sedang diatur dan kemudian tiba-tiba saja arus riverse menjadi nol. Dalam
keadaan ini seolah-olah dioda tiba-tiba terbuka menjepret (snaps open) seperti saklar, dan
inilah sebabnya kenapa dioda step-recovery sering kali disebut dioda snap.
Dioda step-recovery digunakan dalam rangkaian pulsa dan digital untuk menghasilkan
pulsa yang sangat cepat.Snap-off yang tiba-tiba dapat menghasilkan pensaklaran on-off
kurang dari 1 ns. Dioda khusus ini juga digunakan dalam pengali frekuensi.
J (MSHE>IRIV
Dioda zener dibuat untuk bekerja pada daerah breakdown dan menghasilkan tegangan
breakdown kira-kira dari 2 samapai 200 Volt. Dengan memberikan tegangan riverse
melampaui tegangan breakdown zener, piranti berlaku seperti sumber tegangan konstan.
Jika tegangan yang diberikan mencapai nilai breakdown, pembawa minoritas lapisan
pengosongan dipercepat hingga mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk
mengeluarkan electron dari orbit luar. Efek zener berbeda-beda, bila dioda di-dop banyak
maka lapisan pengosongan amat sempit. sehingga medan listrik pada lapisan
pengosongan sangat kuat.
Pada gambar .6 menunjukkan kurva tegangan arus dioda zener. Pada dioda zener
breakdown mempunyai knee yang sangat tajam, diikuti dengan kenaikan arus yang hampir
vertikal. Perhatikan bahwa tegangan kira-kira konstan sama dengan Vz pada sebagian
besar daerah breakdown. Lembar data biasanya menentukan nilai VZ pada arus test IZT
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
+EQFEV/YVZE(MSHE>IRIV
Dissipasi daya dioda zener sama dengan perkalian tegangan dengan arusnya, yaitu:
PZ = VZ x IZ
Misalkan jika Vz=13.6 V dan Iz= 15mA, Hitunglah daya dissipanya.
Jawab: Pz = 13,6 x 0,015 = 0,204 W
Selama PZ kurang dari rating daya Pz maks dioda zener tidak akan rusak. Dioda zener yang
ada dipasaran mempunyai rating daya dari ¼ W sampai lebih dari 50 W. Lembar data kerap
kali menspesifikasikan arus maksimum dioda zener yang dapat ditangani tanpa melampaui
rating dayanya. Arus maksimum diberi tanda IZm. Hubungan antara Izm dan rating daya
adalah:
Penggunaan dioda Zener sangat luas, kedua setelah dioda penyearah. Dioda silikon ini
dioptimumkan bekerja pada daerah breakdown dan dioda zener adalah tulang punggung
regulator tegangan. Jika dioda zener bekerja dalam daerah breakdown, bertambahnya
tegangan sedikit akan menghasilkan pertambahan arus yang besar. Ini menandakan bahwa
dioda zener pempunyai inpedansi yang kecil. Inpedansi dapat dihitung dengan bantuan
rumus:
I
ZmaxPz
maxV
zI
ZTi
-Vz
IZM
V
=
Z
Z
V
i
I (MSHE7XIT6IGSZIV]
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
+EQFEV4SWMWMTVSFTIRKYOYVERHMSHE
'EVETIRKYOYVERHMSHE
Untuk mengetahui apakah sebah dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya,maka diperlukan pengukuran terhadap dioda tersebut dengan menggunakan
multimeter.
Cara mengukur dioda dengan multimeter analog:
1. Aturkan posisi saklar pada posisi OHM(x1k atau x100)
2. Hubungkan probe merah pada terminal katoda
3. Hubungkan probe hitam pada terminal anoda
4. Baca hasil pengukuran di display Multimeter
5. Jarum pada display multimeter harus bergerak kekanan
6. Balikan probe merah ke terminal anoda dan probe hitam pada terminal katoda
7. Baca hasil pengukuran di display multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak (jika jarum bergerak, maka dioda tersebut berkemungkinan
sudah rusak)
+EQFEV4SWMWMTVSFTIRKYOYVERHMSHE
Cara mengukur dioda dengan multimeter digital:
Pada umumnya multimeter digital menyediakan pengukuran untuk fungsi dioda. Jika tidak
ada, maka kita juga dapat mengukur dioda dengan fungsi ohm pada multimeter digital dengan
cara berikut:
1. Aturkan posisi sakalar pada posisi OHM
2. Hubungkan probe hitam pada terminal katoda
3. Hubungkan probe merah pada terminal anoda
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
5. Display harus menunjukkan nilai tertentu (misalnya 0.64Mohm)
6. Balikan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda
7. Baca hasil pengukuran di display multimeter
8. Nilai resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau open circuit (jika terdapat nilai
tertentu, maka dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak)
+EQFEV4SWMWMTVSFTIRKYOYVERHMSHE
Cara mengukur dioda dengan multimeter digital (menggunakan fungsi dioda):
1. Aturkan posisi saklar pada posisi dioda
2. Hubungkan probe hitam pada terminal katoda
3. Hubungkan probe merah pada terminal anoda
4. Baca hasil pengukuran di display multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikkan probe hitam ke terminal anoda dan probe merah ke katoda
7. Baca hasil pengukuran di display multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada display multimeter (jika terdapat nilai tertentu, maka
dioda tersebut kemungkinan sudah rusak)
'EVETIRKYOYVERHMSHE
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
('EXEY6IWMWXERWMWXEXMWHMSHE
+EQFEV1IRIRXYOERVIWMWXERWMWXEXMOTEHEXMXMOSTIVEWM
%'EXEY6IWMWXERWMHMREQMWHMSHE
+EQFEV4SWMWM4VSFTIRKYOYVER(MSHE
Catatan penting:
Hal yang perlu diperhatikan disini adalah cara mengukur dioda dengan menggunakan multimeter analaog dan digital adalah terbalik. Perhatikan posisi probe merah (+) dan Probe hitamnya(-)
/EVEOXIVMWXMOHMSHE
Kita dapat menyelidiki karakteristik statik dioda, dengan cara memasang dioda seri dengan
sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari
arus ID (arus yang melalui dioda) terhadap tegangan VD (beda tegangan antara titik a dan b)
(lihat gambar 10 (a )dan gambar 10 (b)
M
OD
U
L
D
IOD
A
S
E
M
IK
ON
D
U
K
T
OR
Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengubah VDD lalu mengukur tegangan dioda
(VD) dan arus yang melalui dioda (ID). Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan tegangan VD
akan berubah pula. Jika anoda berada pada tegangan lebih tinggi daripada katoda (VD positif)
dioda dikatakan mendapat bias forward atau bias maju. Bila VD negatip disebut bias reserve
atau bias mundur. Pada Gambar 10, VC disebut cut- in-voltage atau tegangan hidup, IS arus
saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila kita mempunyai karakteristik statik dioda
dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai
berikut. Dari Gambar 2.1.
VDD VD I.RL atau I
VD VDD
RL RL
('EXEY6IWMWXERWMWXEXMWHMSHE
Aplikasi tegangan dc pada rangkaian yang berisi dioda semikonduktor akan menghasilkan titik
operasi pada kurva karakteristik yang tidak akan berubah terhadap waktu atau disebut
resistansi statis. Resistansi statis dioda pada titik operasi dapat dicari dengan rumus sebagai
berikut :
RD VD ID