1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bidang teknologi dan informasi yang sangat berkembang
dengan pesat, mendorong segala kegiatan di dalam perpustakaan menjadi sistem
yang digital. Perpustakaan sebagai penyedia informasi berupaya menerapkan
teknologi informasi dalam hal penelolaan sumber daya informasi. Salah satu
kegiatan yang dihasilkan adalah dalam hal penyediaan koleksi perpustakaan
dalam bentuk elektronik. Mudahnya akses ke internet saat ini, mendorong
perpustakaan untuk menyediakan berbagai sumber informasi dalam bentuk
elektronik yang dapat diakses melalui internet. Repository adalah kumpulan file
elektronik yang terdiri dari berbagai karangan ilmiah. Dalam penyusunan atau
perancangan sistem Repository pustakawan menggunakan suatu metadata.
Perkembangan metadata diharapkan dapat menangani ledakan informasi
dalam jaringan internet dan intranet. Pendit berpendapat bahwa skema metadata
merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk membangun sebuah metadata,
kemudian disepakati secara bersama dan kemudian dijadikan standar atau patokan
(Pendit, 2008). Semua skema itu digunakan untuk akses bibliografi dan kontrol di
perpustakaan, pusat dokumentasi, pusat analisis informasi dan lain-lainnya yang
kesemuanya itu merupakan badan informasi (Sulistyo-Basuki, 2000).Penggunaan
metadata tersebut diharapkan dapat meningkatkan efesiensi dalam hal ketepatan
menemukan informasi. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Mika (2001)
menyebutkan bahwa dengan memasukkan suatu metadata tertentu ke dalam suatu
halaman situs, maka akan mempermudah situs tersebut ditemukan oleh suatu
mesin pencari dengan pendekatan metadata tersebut. Melalui sebuah metadata,
sebuah karya dapat dideskripsikan dengan memberikan nama pengarang atau
penanggung jawab dari sebuah sumber atau karya tertentu. Metadata telah banyak
digunakan di berbagai situs-situs internet maupun intranet yang memliki koleksi
2
dalam bentuk digital. Selain memberikan kenyamanan dan ketepatan penemuan
informasi, metadata juga dapat memberikan hak cipta pada suatu sumber.
Metadata yang telah banyak digunakan terutama dalam aplikasi
perpustakaan digital adalah DC (dublin core). Telah banyak pengembang situs
menggunakan Dublin Core sebagai metadata bagi situs mereka dan membantu
temu kembali informasi. Dublin Core memusatkan pada deskripsi sumber daya
digital dan berbasis Web serta informasi deskriptif mengenai setiap jenis sumber
daya dengan tidak memandang format maupun medianya.
Contohnya yaitu untuk Repository UNIMED telah menggunakan Dublin
Core. Jumlah koleksi digital yang terdapat di Repository sampai saat ini yaitu
34.169 dokumen, termasuk didalamnya adalah Undergraduate Theses (28.391),
Master Theses (2537), Scientific Articles (1149), Course Material (18), Distance
Learning (16), Journal (85), Multimedia (9), Student Paper and Presentation (2),
PSKGJ (1533), Non Degree (23), PhD Theses (5), Clipping (8), Books (25),
Images (2), Proceeding (95), Research Report (243), Brochure and Document (2),
Seminar (23) dan Biography (3). Sedangkan jumlah anggota aktif perpustakaan
yaitu 82.806 orang (terdaftar di perpustakaan UNIMED bulan Maret 2015).
Perangkat lunak yang digunakan dalam Repository UNIMED disebut “Digital Repository” yang dibeli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Pada tahun 2012 perpustakaan UNIMED menyediakan layanan Digital
Repository yang dapat diakses oleh pengguna dimana saja asalkan terdapat
internet. Sebelumnya perpustakaan UNIMED mencoba membangun pusat konten
lokal (local content) dalam bentuk digitilisasi. Sedangkan untuk penerapan Dublin
Core sudah dilakukan sejak dibuatnya Repository tersebut. Metadata Dublin Core
diterapkan dalam hal penyusunan atau pengolahan koleksi digital yang tujuannya
adalah untuk temu kembali informasi. Sebelumnya sudah dikembangkan suatu
metadata oleh pustakawan UNIMED itu sendiri, namun dengan seiring
perkembangan metadata saat ini, menuntut pustakawan untuk menerapkan
metadata Dublin Core. Penerapan metadata tersebut tentunya telah memunculkan
3
berbagai masalah, selain membutuhkan pemahaman tentang metadata Dublin
Core itu sendiri, prosesnya juga memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
Proses penerapan metadata Dublin Core ini terdiri dari mengumpulkan berbagai
sumber informasi terlebih dahulu seperti Skripsi, Tesis, Artikel, Jurnal dan lain
sebagainya dan setelah itu setiap sumber informasi dianalisis atau dideskripsikan
masing-masing yang kemudian diletakkan ke dalam setiap elemen Dublin Core.
Pustakawan UNIMED menggunakan ke 15 elemen Dublin Core dan
menambahkan beberapa elemen lainnya agar informasi yang dihasilkan lebih
lengkap. Namun, dalam proses penerapan metadata Dublin Core tersebut
ditemukannya masalah yaitu penentuan subjek yang tidak tepat dan proses
pendeskripsian bibliografis yang dianggap sulit oleh pustakawan. Pustakawan
sering mengalami kesalahan pengisian isi unsur metadata Dublin Core yang
dikarenakan kurang mengerti dan sulit memahami karena ada beberapa
pustakawan yang tidak berpendidikan ilmu perpustakaan.
Repository membantu perpustakaan untuk mengembangkan koleksinya
dalam bentuk elektronik agar dapat ditemukan oleh pengguna dengan mudah.
Namun, banyaknya informasi yang melimpah kadang menyulitkan pengguna
dalam menentukan informasi apa yang cocok dan sesuai kebutuhan. Masalah lain
yang muncul didapat dari pengguna dalam hal penemuan informasi atau koleksi
elektronik yang sesuai dengan apa yang dicari. Ini berakibat ke sistem temu balik
informasi yang tidak terwujud karena proses pengolahan informasi dalam
database Repository yang tidak tepat. Informasi kadang disajikan tidak tepat
karena kesalahan pengolahan sumber informasi oleh pustakawan, penentuan
subjek yang tidak tepat, kurang spesifik dan menggunakan istilah yang kurang
dipahami oleh pengguna. Keterangan yang tertulis dalam metadata Dublin Core
adalah bagian-bagian yang nantinya akan ditemukan menggunakan mesin pencari.
Sehingga pengguna yang akan mencari koleksi digital yang mengunakan kata
kunci yang tidak tersedia dalam elemen metadata, maka dokumen atau koleksi
digital yang dimaksud tidak akan ditemukan padahal koleksi tersedia.
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik ingin menganalisis bagaimana
penerapan Dublin Core pada Repository UNIMED. Oleh karena itu, penulis menetapkan judul penelitian ini adalah “Analisis Penerapan Metadata Dublin Core dalam DatabaseRepositoryUniversitas Negeri Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metadata Dublin Core dalam databaseRepositoryUNIMED?”
1.1Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metadata Dublin Core dalam databaseRepository UNIMED.
1.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi perpustakaan UNIMED, sebagai bahan masukan dalam
pengembangan perpustakaan khususnya dalam kebijakan penerapan
metadata Dublin Core dalam databaseRepository UNIMED.
2. Bagi peneliti lanjutan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang berhubungan.
3. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan di bidang ilmu
perpustakaan dan informasi, serta pemahaman tentang penerapan metadata
Dublin Core dalam databaseRepository UNIMED.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis memberi batasan ruang lingkup penelitian ini terfokus pada
Penerapan Metadata Dublin Core dalam Database Repository UNIMED meliputi
proses penerapan metadata Dublin Core, sistem temu balik informasi oleh
pengguna, dan penyebab kesulitan penerapan metadata Dublin Core.