• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Kedai Kopi di Kota Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam

perekonomian Indonesia. Komoditas ini diperkirakan menjadi sumber pendapatan

utama tidak kurang dari 1,84 juta keluarga yang sebagian besar mendiami

kawasan pedesaan di wilayah-wilayah terpencil. Selain itu, komoditas ini juga

berperan penting dalam penyediaan lapangan kerja di sektor industri hilir dan

perdagangan. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang

mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Pada tahun 2010 luas areal kebun

kopi mencapai 1.162.810 ha dengan produksi 686,92 ton dan volume ekspor

433.595 ton atau setara dengan US$ 814.311.000 (Deptan, 2011).

Dengan melihat prospek dari segi agribisnis kopi di Indonesia hal ini memberikan

sebuah peluang usaha bagi setiap produsen. Peluang usaha ini bukan hanya di

sektor hulu namun juga di sektor hilir dari usahatani kopi. Demi mengikuti

keinginan konsumen, produsen kopi juga terus berinovasi dan memberikan

banyak pilihan kepada konsumen terhadap produk akhir kopi.

Pada saat ini konsumen kopi menganggap kopi bukan sekedar minuman

pelengkap namun dianggap sebagai minuman pokok bagi konsumen yang

kecanduan terhadap minuman ini. Beberapa penikmat kopi juga menganggap kopi

(2)

hari saja namun di setiap waktu. Tren ini bukan hanya ada dikalangan konsumen

dewasa namun juga dikalangan remaja.

Tabel 1. Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2010-2016 No. Tahun Jumlah Penduduk

(jiwa)

Tingkat konsumsi kopi di Indonesia yang terus meningkat membuat seluruh sub

sektor agribisnis terus berusaha untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen

tersebut terhadap kopi. Terutama di sektor hulu perkembangan luas lahan

meningkat setiap tahunnya. Peningkatan luas lahan ini juga diikuti Provinsi

Sumatera Utara sebagai salah satu produsen kopi di Indonesia. Perkembangan luas

areal ini selaras dengan peningkatan produksi kopi dari Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi di Sumatera Utara 2007-2011.

Tahun Arabika Robusta

2007 53.869,36 42.222,57 25.110,74 8.592,92

2008 56.390,81 45.351,99 23.993,36 8.573,32

2009 57.141,89 45.482,81 22.403,10 8.238,61

2010 57.721,06 42.755,11 20.988,50 7.844,94

2011 59.144,67 48.354,26 20.976,39 8.393,18

(3)

Dengan meningkatnya industri di sektor hulu harus diimbangi dengan

perkembangan sektor hilir komoditi kopi. Peningkatan sektor hilir ini

bermunculan untuk mengakomodir seluruh produksi kopi yang terus meningkat

setiap tahunnya agar ada tempat untuk mengelolah kopi jadi produk akhir. Sektor

hilir dari komoditi kopi ini bisa berupa industri kopi kemasan dan industri kedai

kopi.

Menurut AEKI (2013), industri kedai kopi menengah merupakan industri kopi

yang tergolong pada industri pengolahan kopi yang menghasilkan kopi bubuk atau

produk kopi olahan lainnya seperti minuman kopi yang produknya dipasarkan di

wilayah kecamatan atau kabupaten tempat produk tersebut dihasilkan.

Kemunculan berbagai kedai kopi yang ada membuat konsumen memiliki pilihan

yang banyak terhadap kedai kopi yang ada. Sehingga akan ada sebuah

ketertarikan konsumen untuk memilih (preferensi) terhadap sebuah kedai kopi.

Dalam menganalisis preferensi konsumen, perlu diperhatikan determinan yang

menjadi dasar perilaku konsumen itu sendiri. Determinan ini dikelompokan

menjadi tiga bagian yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu serta proses

psikologis konsumen (Kotler, 1997).

Kota Medan sebagai salah satu kota metropolitan dengan jumlah penduduk yang

terus meningkat, Kota Medan menjadi tempat yang sangat potensial untuk

(4)

peningkatan jumlah kedai yang memasarkan produk akhir kopi tumbuh secara

pesat untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Kota Medan.

Pertumbuhan penduduk Kota Medan yang begitu pesat dan meningkatnya jumlah

penikmat kopi di Kota Medan membuat sebuah peluang bisnis yang sangat baik

untuk membuka kedai-kedai kopi. Sehingga di Medan sangat mudah didapat

kedai-kedai kopi yang menyediakan berbagai hal jenis olahan kopi seperti Kopi

Tubruk, Cappucino, Latte, Espresso, kopi luwak dan Breve. Kelima produk ini

merupakan produk olahan akhir dari kopi yang cukup diminati konsumen yang

dijual secara kemasan maupun melalui kedai-kedai kopi yang ada di Medan.

Kondisi ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam memilih kedai

kopi.

Namun pada dasarnya tidak semua kedai kopi yang ada di Kota Medan dapat

keuntungan yang besar. Ada beberapa kedai kopi yang ada di Kota Medan tutup

karena kalah bersaing dengan kedai kopi yang menawarkan fasilitas lebih

dibandingkan dengan kedai kopi tersebut. Hal ini dikarenakan produsen kedai

kopi tersebut tidak mengetahui bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih

kedai kopi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam

memilih kedai kopi, apa saja yang menjadi kriteria yang ideal untuk membuka

kedai kopi yang disukai oleh konsumen dan apa motivasi konsumen untuk datang

(5)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini

akan diteliti lebih lanjut hal-hal yang berkaitan dengan :

1. Bagaimana karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi di Kota Medan?

2. Apa yang menjadi motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi di Kota

Medan ?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai kopi

di Kota Medan?

4. Bagaimana kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen di Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mengkaji karakteristik konsumen dalam memilih kedai kopi.

2. Mengkaji motivasi konsumen untuk datang ke kedai kopi

3. Menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap kedai

kopi di Kota Medan.

4. Mengkaji kriteria kedai kopi yang ideal menurut konsumen.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi bagi :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik kedai untuk mengetahui preferensi

konsumen terhadap kedai kopi dan kriteria kedai kopi yang ideal.

(6)

3. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti dan dapat menambah

Gambar

Tabel 1. Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2010-2016

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kepada ayat ini, bangkai, darah, daging babi dan semua binatang yang halal dimakan tetapi mati tanpa melalui kaedah sembelihan yang diharuskan oleh Islam seperti

Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi

Kesimpulan yang dapat diambil adalah ternyata setiap media massa memiliki perbedaan dalam menyikapi untuk kemudian menulis sebuah peristiwa menjadi sebuah berita.Khususnya

Model atau metode pembelajaran yang dapat meningkatkan peserta didik lebih aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, aktif menggali informasi materi, dan lebih aktif

Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu, dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai

Mean change from baseline on the anxiety subscale of the Hamilton Depression Rating Scale in depressed patients treated with sertraline, citalopram, or a placebo.. Error bars

[r]

Allowing for some nonlinearity of dose versus serum concentration, due to saturability of metabolizing enzymes (Gunasekara et al 1998; Kaye et al 1989), even at the highest