• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Orientasi Gender dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Orientasi Gender dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana T1 BAB III"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang menggunakan metode pertautan atau berusaha menghubung-hubungkan antara satu unsur atau elemen dengan satu unsur atau elemen lain untuk menciptakan bentuk dan wujud baru yang berbeda dengan sebelumnya (Sugiyono, 2014). Penelitian korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gender dengan perilaku asertif mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Identifikasi variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas (variabel independen) diartikan sebagai variabel yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel terikat (variabel dependen) diartikan sebagai variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas (Y) : Perilaku Asertif

(2)

perasaan, dan pikiran-pikiran apa adanya, mempertahankan hak-hak pribadi, serta menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal dari figure otoritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok.

b. Variabel Bebas (X) : Orientasi Gender

Menurut Bem (1975) Orientasi Gender adalah yang mengelompokan individu kedalam kategori feminin (X1) dan maskulin (X2).

3.3 Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana (BK UKSW) yang sedang mempersiapkan diri menjadi konselor. Jumlah populasi mahasiswa aktif program studi BK UKSW sebanyak 285 Orang.

Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Alasan peneliti menggunakan simple random sampling yaitu : 1) memberikan kesempatan yang sama bagi setiap mahasiswa dalam populasi untuk dipilih menjadi anggota sample, 2) jumlah mahasiswa dalam setiap angkatan tidak sama, dan 3) menghemat tenaga, waktu dan biaya.

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang mewakili populasi.

Sample yang diambil berdasarkan taraf kesalahan 5% sehingga sa mple memiliki

(3)

Makin besar jumlah sample mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil. Jumlah sample yang digunakan sesuai tabel penentuan jumlah sample dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5% yaitu sebanyak 160 orang.

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan, penelitian ini hanya melibatkan mahasiswa feminin dan maskulin sedangkan mahasiswa androgin dan undifferentited tidak dilibatkan. Oleh sebab itu peneliti mengambil Sample total dari

jumlah populasi yaitu sebanyak 80 orang mahasiswa maskulin dan 80 orang mahasiswa feminin agar populasi dapat terwakili dan meminimalisir kesalahan dalam melakukan generalisasi.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu Inventori dan Skala. Inventory yang digunakan untuk mengetahui orientasi gender mahasiswa adalah Bem Sex Role Inventory yang disusun oleh Sandra L. Bem (1974). Sedangkan skala yang digunakan untuk mengukur perilaku asertif mahasiswa adalah The Rathus Assertiveness Schedule yang disusun oleh Rathus A. Spencer (1987).

3.5 Instrument Penelitian

a. The Rathus Assertiveness Schedule

Kisi-kisi The Rathus Assertiveness Schedule

VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR

FAVORABLE UNFAVORABLE

Perilaku

untuk melakukan

sesuatu, saya sulit menunjukkan barang

dagangannya yang tidak cocok dengan

(4)

n yang tidak layak.

dibutuhkan, saya

sulit mengatakan

"Tidak".

2. Saya menghindari

mengajukan

pertanyaan karena

takut terdengar

bodoh.

dan dihormati

membuat komentar

yang saya pikir tidak

benar, saya akan

meminta orang lain

mendengar sudut

pandang saya juga.

Saya menghindari

berdebat tentang harga dengan pegawai dan

Saya menikmati

memulai percakapan dengan kenalan baru dan orang asing.

1. Saya ragu-ragu

untuk membuat atau

menerima janji

karena "perasaan malu“.

panggilan telepon

ke perusahaan dan lembaga bisnis.

(5)

melamar pekerjaan

atau masuk ke

perguruan tinggi

dengan menulis

surat daripada

melalui wawancara pribadi.

jujur tentang

perasaan saya. 2. Saya cepat untuk

mengungkapkan pendapat.

3. Kebanyakan orang

lebih agresif dan tegas dari saya. 4. Jika saudara dekat

dan dihormati

mengganggu saya,

saya akan

menyembunyikan

perasaan saya

daripada

mengungkapkan kekesalan saya.

5. Dalam berargumen,

saya terkadang

merasa takut

menjadi sangat

sedih sehingga

semua menjadi

kacau.

6. Saya cenderung

memendam emosi

saya daripada

membuat keributan.

(6)

yang

bermanfaat, saya membiarkan

restoran tidak

memuaskan, saya mengeluh tentang hal itu kepada

buruk tentang

saya, saya

menemui dia

sesegera mungkin

dan “harus

bicara“ tentang hal itu.

3. Saya mengeluh

tentang layanan yang buruk di sebuah restoran dan tempat lain.

4. Jika sepasang

orang berada di dekat saya saat di

teater atau di

1. Saya berhati-hati

untuk menghindari menyakiti perasaan orang lain, bahkan ketika saya merasa bahwa saya telah terluka.

2. Sejujurnya, orang

sering mengambil

keuntungan dari

saya.

3. Saya merasa malu

untuk

(7)

kuliah yang

berbicara agak

keras, saya akan meminta mereka untuk tenang atau melakukan

percakapan mereka di tempat lain.

5. Siapapun

berusaha untuk

mendahului saya

dalam sebuah

barisan dalam

pertempuran yang baik.

Jumlah item 13 17

b. Bem Sex Role Inventory

Kisi-kisi Bem Sex Role Inventory

VARIABLE SUB VARIABLE INDIKATOR

Orientasi Gender

Feminin Cepat Mengalah

Periang

Mudah menghayati perasaan orang lain Peka terhadap kebutuhan orang lain Penuh pengertian

Mudah merasa kasihan Suka menghibur

Lembut dalam berbicara Hangat

Mudah tertipu

Tidak kasar dalam berkata-kata Kekanak-kanakan

(8)

Lemah lembut

Percaya pada diri sendiri

Maskulin Berani mempertahankan pendapat Tidak tergantung pada orang lain Menyukai olahraga

Tegas

Tidak tergantung pada orang lain Memiliki kepribadian yang kuat Suka memaksakan kehendak Analitis

Mampu memimpin Berani mengambil resiko Mudah mengambil keputusan Mampu mencukupi diri Dominan

Bersifat kelaki-lakian

Teguh memgang suatu sikap Agresif

Suka bertindak sebagai pemimpin Suka bersaing

Ambisius Suka menolong

Androgin Pemurung

Peka terhadap hati nurani Suka berpura-pura Bahagia

Tidak dapat diduga Dapat diandalkan

Mudah menyesuaikan diri Individualistis

(9)

3.6 Uji Validitas Indeks Instrument

Validitas indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dengan tepat (Sugiyono, 2008). Uji validitas setiap item dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total item (Azwar, 2005). Interkorelasi yang sangat tinggi antara skor tiap item dengan skor totalnya dapat dianggap sebagai bukti bahwa tes secara keseluruhan mengatur satu sifat atau satu variabel yang sama. Untuk menyeleksi item yang valid dan menghilangkan item yang tidak valid dilihat dari korelasi item total (Corrected Item-Total Corelation). Item dianggap valid jika nilai r ≥ 0,3.

a. Uji validitas The Rathus Assertiveness Schedule

The Rathus Assertiveness Schedule merupakan instrumen yang dibuat oleh

Rathus A. Spencer. Instrumen ini menggunakan bahasa inggris yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu perlu diadakan uji coba untuk mengukur validitas instrumen dengan bantuan SPSS Version 21.0 for windows. Berdasarkan hasil uji validitas, instrumen ini memiliki nilai Corrected Item-Total Corelation antara 0,303-0,499. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap item memiliki nilai r ≥ 0,3 yang menunjukkan bahwa instumen valid (terlampir).

b. Uji Validitas Bem Sex Role Inventory

Bem Sex Role Inventory merupakan instrumen yang dibuat oleh Sandra L. Bem.

(10)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap item memiliki nilai r ≥ 0,3 yang

menunjukkan bahwa instumen valid(terlampir). 3.7 Uji Reliabilitas Instrument

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2000). Uji reliabilitas mengikuti standar (Azwar, 2000), dikatakan reliabel apabila Alpha Cronbach >0,7. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya. Sedangkan, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti reliabilitas semakin rendah.

Reliabilitas merupakan tingkat kenyataan suatu instrumen dimana yang memiliki tingkat reliabilitas yang baik tidak akan bersifat tendensius yang mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan SPSS Version 21.0 for Windows. Berikut ini merupakan klasifikasi tingkat reliabilitas menurut Guilford :

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

α < 0,7 Tidak Reliabel

0,7 ≤ α < 0,8 Cukup

0,8 ≤ α < 0,9 Baik

0,9 ≤ α < 1,0 Sangat Baik

(11)

a. Uji Reliabilitas The Rathus Assertiveness Schedule

Tabel 3.7.a.1 Uji Reliabilitas RAS

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 30

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS Version 21.0 for Windows. The Rathus Assertiveness Schedule memiliki nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,864 yang artinya reliabilitas instrument ini termasuk dalam kategori baik. b. Uji Reliabilitas Bem Sex Role Inventory

Tabel 3.7.a.1 Uji Reliabilitas BSRI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,977 60

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha Bem Sex Role Inventory sebesar α 0, 977 sehingga dapat dikatakan bahwa Bem Sex

Role Inventory memiliki reliabilitas yang sangat baik.

3.8 Skoring dan kategorisasi Instrumen

a. Skoring The Rathus Assertiveness Schedule

Penelitian ini menggunakan The Rathus Assertiveness Schedule yang memiliki 30 item pernyataan tentang perilaku asertif. Adapun pola skoring untuk The Rathus Assertiveness Scadule adalah sebagai berikut :

(12)

tidak sesuai, (-1) cenderung tidak sesuai, (+1) cenderung sesuai, (+2) sesuai dan (+3) sangat sesuai dengan keadaan subyek. Semakin besar skor yang diperoleh individu maka semakin besar tingkat asertif individu dan sebaliknya semakin kecil skor yang diperoleh individu maka semakin kecil tingkat asertif individu tersebut.Setelah dilakukan skoring, selanjutnya jawaban dari responden akan diterjemahkan dalam suatu norma dalam bentuk percentile untuk dapat menentukan kategori perilaku asertifnya.

b. Skoring dan Kategorisasi Bem Sex Role Inventory

Penelitian ini menggunakan Bem Sex Role Inventory yang memiliki 60 item tentang karakteristik yang akan membantu dalam menggolongkannya dalam gender feminine, maskulin dan androgin. Setiap item tersedia alternatif jawaban berdasarkan skala 1 sampai 7. Untuk memudahkan dalam menentukan gender maka dilakukan skoring. Setelah diperoleh jumlah skor pada setiap individu maka ditentukan

karakteristik dominan pada setiap individu. 3.9 Uji Normalitas

a. Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Feminin

Tabel 3.9.a.1 Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Feminin

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BSRI RAS

N 80 80

Normal Parametersa,b

Mean 102,7625 38,1625 Std.

Deviation

13,19594 23,49276

(13)

Differences Positive ,135 ,148 Negative -,164 -,075

Kolmogorov-Smirnov Z 1,471 1,327

Asymp. Sig. (2-tailed) ,026 ,059

Berdasarkan tabel uji normalitas RAS dan BSRI pada mahasiswa feminin, diketahui nilai sig. (2-tailed) RAS sebesar 0,059 (>0,05) maka sebaran data dinyatakan berdistribusi normal dan nilai sig. (2-tailed) BSRI sebesar 0,026 (<0,05) maka sebaran data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Maskulin

Tabel 3.9.b.1 Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Maskulin

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

RAS BSRI

N 80 80

Normal Parametersa,b

Mean 48,86 105,70

Std. Deviation

24,033 9,730

Most Extreme Differences

Absolute ,109 ,071

Positive ,109 ,059

Negative -,087 -,071

Kolmogorov-Smirnov Z ,973 ,631

Asymp. Sig. (2-tailed) ,301 ,821

(14)

Berdasarkan tabel uji normalitas RAS dan BSRI pada data mahasiswa feminin dan maskulin dapat disimpulkan bahwa sebaran data RAS dan BSRI pada mahasiswa feminin tidak berdistribusi normal dan sebaran data RAS dan BSRI pada mahasiswa maskulin memiliki distribusi normal. Oleh sebab itu teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik.

3.10 Teknik Analisis Data

Gambar

Tabel 3.7.a.1 Uji Reliabilitas BSRI
Tabel 3.9.a.1 Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Feminin
Tabel 3.9.b.1 Uji Normalitas Data RAS dan BSRI Mahasiswa Maskulin

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan fisis adalah suatu pengetahuan yang menunjukkan karakteristik fisik (ukuran, bentuk, warna, tekstur dsb) dari suatu objek/benda dan interaksi maupun

Teorema Van Aubel dikotruksi dari segiempat sebarang kemudian pada setiap sisi segiempat sebarang dibangun persegi, titik-titik potong diagonal persegi yang berlawanan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan cara untuk menyelesaikan persoalan dalam sistem persamaan linear dua variabel dapat tersimpan lama dalam struktur kognitif

Angka rasio reproduksi dasar menunjukkan bahwa penyebaran penyakit dalam populasi dipengaruhi oleh rasio infeksi antara tanaman jeruk terinfeksi dan menularkan dengan Diaphorina

Setelah itu peneliti menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok dengan mengembangkan kreatifitas siswa melalui pengamatan terhadap

Dalam kaitannya dengan inovasi pendidikan, maka apa yang telah dilakukan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari pada masanya, dengan melakukan upaya-upaya yang dianggap..

penelitian menunjukkan bahwa perlakuan inokulan II: 2 Bakteri + 2 Khamir + pupuk anorganik 50% (P3), memberikan waktu berbunga paling cepat, yaitu 84,25 hari lebih cepat

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam1. telah mencapai kejayaannya