51 BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil penelitian ini memperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,551 (p>0,05) yang
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara feminin dengan perilaku asertif mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana. Selain itu hasil penelitian ini juga memperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,05 (p>0,05)
yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara maskulin dengan perilaku asertif mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana.
Feminine dan maskulin tidak berhubungan dengan tinggi atau rendahnya perilaku asertif seseorang. Artinya tinggi dan rendahnya skor feminine dan maskulin tidak diikuti
tinggi atau rendahnya skor perilaku asertif. Keputusan untuk memiliki perilaku asertif lebih tergantung pada keadaan situasional bukan berdasarkan orientasi gender seseorang. Jika individu ingin memiliki perilaku asertif dapat melatihnya sendiri dengan latihan
asertif maupun memperluas hubungan interpersonal dengan orang banyak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan peneliti yaitu :
1. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Campbell, Olson dan Kleim (1990), hasil penelitian Lohr, Nix, and Stauffer (1980), dan hasil penelitian Tolor, Kelly
52 peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian dengan variable yang berbeda dan sample yang lebih besar.
2. Berdasarkan hasil penelitian, Mahasiswa feminine dan maskulin disarankan untuk meningkatkan perilaku asertif dengan latihan asertif maupun memperluas hubungan