• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Kurikulum Saraswati (SIKUSA) di SMK Saraswati Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Kurikulum Saraswati (SIKUSA) di SMK Saraswati Salatiga T1 Full text"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI KURIKULUM SARASWATI (SIKUSA)

DI SMK SARASWATI SALATIGA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh: Dwi Rafiana Sari

702014601

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1. PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas dengan mengacu pada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang salah satunya pada standar sarana dan prasarana, sekolah dituntut menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Menurut Kadir, sistem informasi merupakan salah satu bentuk TIK yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dalam proses pendidikan yang mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan [1]. Dapat dikatakan, sebuah sistem informasi dibutuhkan untuk mengelola keberagaman data agar dapat disajikan menjadi sebuah informasi yang bermanfaat dengan kemasan yang menarik untuk menjalankan aktivitas kerjanya sehingga dihasilkan informasi yang akurat.

Sistem Informasi memiliki beberapa manfaat dalam bidang pendidikan. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat dari penggunaan sistem informasi. Sistem informasi membantu kerja para guru dan wali kelas dan dapat mempermudah pengguna untuk melakukan proses pengolahan nilai secara efektif dan efisien, sehingga bisa langsung di akses dengan baik serta keamanan data lebih terjamin [2]. Selain itu, dengan sistem informasi, penyimpanan data yang dilakukan secara komputerisasi dapat diproses dengan cepat serta dalam pencariannya tidak membutuhkan waktu yang lama, serta dokumen dapat disimpan secara digital [3]. Dengan kata lain, sistem informasi dapat digunakan untuk mencapai proses danpelayanan pendidikan yang berkualitas. Penelitian diatas menunjukkan manfaat dari penggunaan sistem informasi. Akan tetapi, supaya sistem informasi tersebut dapat memberikan manfaat secara maksimal perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja sistem tersebut [4].

(7)

pengembangan atau perbaikan sistem berkaitan dengan penggunaan SIKUSA berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non-fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna [5]. Sistem informasi telah menjadi kebutuhan untuk menunjang proses pendidikan. Pemanfaatan sistem informasi selain untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi, berguna untuk meningkatkan produktivitas bagi manajemen pendidikan di sekolah. Selain itu sistem informasi menyediakan informasi bagi para pengguna dalam rangka pengambilan keputusan [6]. Menurut Amirudin dalam Setiyawan mengatakan sistem informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk mendapatkan, menyusun, memproses, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas [7]. Dalam penelitiannya tersebut sistem informasi bermanfaat untuk menunjang kinerja pendidikan. Salah satunya adalah untuk membantu pendataan hasil belajar siswa. Sistem informasi bermanfaat bagi sekolah untuk menunjang kecepatan dan ketepatan dalam penyajian informasi tentang perkembangan dan pengolahan data-data akademik pendidikan siswa dengan baik dan benar serta informatif. Sistem Informasi dalam dunia pendidikan memiliki peran penting sebagai penunjang pendidikan dan memperluas komunikasi dan informasi. Diperlukan sebuah evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan sistem atau kinerja sebuah sistem, mengetahui kendala dan hambatan yang ditemui dalam proses sistem informasi serta kelemahan dan kelebihan dari sistem yang dijalankan sehingga sistem informasi dapat digunakan dan diterapkan serta bermanfaat untuk pengguna [4]. “SIKUSA” merupakan salah satu contoh dari sistem informasi akademik yang membantu guru dalam menyelesaikan administrasi disekolah. Dengan adanya SIKUSA tugas guru yang berkaitan dengan administrasi penilaian dapat efektif dan efisien. Dengan melihat manfaat adanya sistem informasi ini perlukan beberapa faktor yang menunjang keberhasilan sebuah sistem. Menurut teori Lasar dalam Indrayani, mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah sistem informasi yaitu keterlibatan pengguna dan kemampuan teknik pengguna dalam pengunaan sistem informasi [8]. Dapat dikatakan keberhasilan sebuah sistem tidak hanya pada sistem itu dapat digunakan dengan baik, akan tetapi faktor manusia memiliki peran penting didalam keberhasilan sebuah sistem.

(8)

mengevaluasi produk dengan mengujinya langsung pada pengguna, untuk menilai seberapa mudah interface digunakan [9]. Menurut Redish dalam Wulandari. Usability digunakan untuk mengukur tingkat pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan produk sistem [10]. Secara umum, Usability mengacu kepada bagaimana pengguna bisa mempelajari dan menggunakan produk untuk memperoleh tujuaannya dan seberapa puas mereka terhadap penggunaannya. Menurut Nielsen dalam Anisya, terdapat aspek dalam metode usability testing yang dapat dilihat pada gambar satu berikut ini [11].

Gambar 1. Aspek Usability (Sumber : Anisya, 2014)

Aspek yang pertama adalah mudah dipelajari (Learnability) merupakan kualitas sistem yang mudah untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan “tugas”. Kemudahan tersebut diukur dari pemakaian fungsi-sungsi dan fitur yang tersedia, sehingga guru tidak merasa kesulitan dalam penyelesaian tugasnya. Kedua adalah efisiensi (Eficiency), yang menjelaskan tingkat ketepatan dalam hal waktu pengguna, dalam pengerjaan “tugas”. Hal ini menunjukkan upaya pengoperasian sistem yang memiliki langkah-langkah yang sederhana untuk mendapatkan hasil yang sama sehingga informasi hasil belajar siswa dapat tersampaikan sesuai target. Ketiga adalah mudah diingat (Memorabiliy), yang berkaitan dengan kemampuan pengguna mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kemampuan tersebut diarahkan pada tata letak desain interface yang relatif tetap, tata letak menu-menu yang ada memudahkan guru untuk menemukan dan mengingat.

(9)

mengidentifikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai. Kepuasan pelanggan dapat diukur dari bagaimana perasaan pengguna ketika menggunakan produk, tanggapan terhadap desain produk secara keseluruhan saat dioperasikan, manfaat yang dirasakan dari sistem tersebut, dan sejauh mana harapan dari pengguna terpenuhi oleh pemanfaatan sistem informasi tersebut.

Lima komponen diatas merupakan syarat yang harus dipenuhi sebuah sistem informasi untuk mencapai usability (ketergunaan) yang ideal. Rubin and Chisnell dalam Handiwijoyo, menjelaskan bahwa suatu produk dapat dikatakan usable apabila dalam menggunakannya tidak ditemukan kesulitan, keraguan dan pertanyaan serta pekerjaan dikerjakan sesuai dengan harapan [9]. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi ini diharapkan pelaksanaan tugas guru yang berkaitan dengan penginputan nilai siswa, pencetakan absensi guru dan murid, pencarian informasi hasil belajar, pencetakan hasil belajar dapat dilaksanakan atau dikerjakan secara lebih efisien dan efektif.

3. METODE PENELITIAN

(10)

Sebelum kuesioner dibagikan pernyataan diuji dengan menggunakan Uji validitas Product Moment Pearson Correlation. Berdasarkan hasil output perhitungan uji validitas dan reliabilitas, dapat diambil kesimpulan dengan perbandingan nilai rhitung dan rtabel. Nilai rtabel didapatkan dari total responden yaitu N=35 pada signifikansi 5% yaitu 0,334. Dengan kata lain, hasil pernyataan dinyatakan valid dan pernyataan bisa digunakan karena nilai rhitung lebih besar dari 0,334. Dan berdasarkan pengujian reliabilitas diketahui angka cronbach alpha adalah sebesar 0,752. Jadi angket tersebut lebih besar dari nilai minimum cronbach alpha 0,4. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel dapat dikatakan reliable atau handal. Yang keempat adalah wawancara yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada 5 (lima) guru sebagai pengguna SIKUSA, terutama untuk memperkuat pernyataan dari aspek satisfaction sehingga memperoleh gambaran secara umum sejauh mana penggunaan SIKUSA, apakah sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan pelayanan dalam bidang akademik. Berikut merupakan tabel indikator evaluasi, sumber data dan instrumen yang digunakan untuk mengukur penggunaan SIKUSA di SMK Saraswati Salatiga.

Tabel 1. Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Aspek Indikator Sumber

Data Instrumen

Learnability Kemudahan penggunaan SIKUSA : 1. Kemudah dipelajari dan

dioperasikan.

4. Kemudahan tulisan atau bentuk huruf untuk dimengerti.

5. Penggunakan bahasa yang tidak ambigu.

Guru Angket dan observasi

Efficiency Ketepatan waktu SIKUSA:

(11)

Aspek Indikator Sumber

Data Instrumen

Memorabiliy SIKUSA mudah diingat :

1. Kemudahan penggunaan

2. Respon sistem terhadap kesalahan.

3. Petunjuk perbaikan kesalahan. 4. Penggunaan browser tertentu. 5. Penggunaan sistem operasi

tertentu.

6. Batas jumlah kesalahan sistem yang dilakukan 1. Tanggapan terhadap desain

produk.

2. Perasaan ketika menggunakan sistem informasi

3. Kesesuaian dengan harapan. 4. Manfaat menggunakan sistem

infomasi

Guru Angket dan wawancara

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan data disajikan dalam bentuk tabulasi. Penentuan skala pengukuran variabel dalam penelitian ini mengacu pada Skala Likert. Variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian diberi skor penilaian 5, 4, 3, 2, 1 pada setiap pertanyaan. Penilaian diuraikan dengan nilai 5 untuk sangat setuju (SS), 4 untuk setuju (S), 3 untuk netral (N), 2 untuk tidak setuju (TS), 1 untuk sangat tidak setuju (STS). Penghitungan hasil analisis data menggunakan SPSS [13]. Dilakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap data dengan menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase, dengan menggunakan formula Berikut ini.

(12)

Keterangan : P = Persentase

TS = Total skor yang didapat

Y = Nilai tertinggi x jumlah responden

Hasil dari proses olah data diatas didapatkan data berupa persentase masing-masing dari tiap variabel jawaban. Untuk memperoleh gambaran atau keterangan dari hasil persentase maka pengelompokan hasil persentase dilakukan untuk penilaian terhadap sistem dengan penentuan kelas interval yang disertai dengan nilai kategori yang sesuai dengan rumus interval sebagai berikut.

Gambar 3. Rumus interval pembobotan

Adapun kategori bobot penilaian sistem disajikan pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Parameter Bobot Penilaian Sistem

(Aspek learnability, aspek efficiency, aspek memorability, aspek errors)

Skor Kategori

0% - 20% Sangat tidak baik

21% - 40% Tidak baik

41% - 60% Cukup

61% - 80% Baik

81% - 100% Sangat Baik

Sedangkan untuk pengukuran kepuasan pelanggan dalam menggunakan sistem, penafsiran angka presentasi yang didapat dari nilai interval disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Parameter Bobot Kepuasan Penggunaan Sistem (Aspek satisfaction)

Skor Kategori

0% - 20% Sangat tidak puas

21% - 40% Tidak puas

41% - 60% Cukup puas

61% - 80% Puas

81% - 100% Sangat puas

(13)

ini, pengujian keabsahan data atau validitas menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi. Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian untuk memeriksa dan menetapkan validitas data dengan menganalisa dari berbagai perspektif. Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah menguji redibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara dengan hasil kuesioner. 4. HASIL PENELITIAN

Berikut ini adalah hasil penelitian dan pembahasan mengenai evaluasi sistem informasi “SIKUSA” dengan menggunakan alat evaluasi usability testing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas sistem dilihat dari lima aspek evaluasi yaitu kemudahan untuk digunakan dan dipelajari (learnability), ketepatan waktu (efficiency), kemudahan untuk diingat (memorability), antisipasi kesalahan sistem (errors), dan kepuasan pelanggan (satisfaction). Adapun hasil penelitian dari tiap aspek adalah sebagai berikut.

Aspek Learnability menjelaskan bahwa kualitas sistem yang mudah untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan “tugas”. Aspek learnability terdiri dari enam butir pernyataan. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi aspek learnability berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 4. Penilaian guru terhadap kemudahan penggunaan “SIKUSA” (learnability).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Mudah untuk mengoperasikan

“SIKUSA”. 6 21 6 1 1 35 77,1 Baik

2 Mudah untuk mempelajari

“SIKUSA”. 7 21 5 1 1 35 78,3 Baik

3 Dengan “SIKUSA”, mudah

untukmendapatkan informasi. 3 19 9 4 0 35 72,0 Baik 4. Simbol-simbol icon menu

pada “SIKUSA” tepat sehingga mudah dikenali.

4 20 9 2 0 35 74,9 Baik

5. Tulisan atau bentuk huruf pada “SIKUSA” mudah dibaca.

9 21 5 0 0 35 82,3 Sangat

Baik

6. Bahasa yang ada pada

“SIKUSA”mudah dimengerti. 6 25 4 0 0 35 81,1 Sangat Baik

TOTAL 77,6 Baik

(14)

learnability, persentase yang didapat sebesar 77,6%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aspek learnability pada kategori “baik”, dengan perincian sebagai berikut (1) Mudah mengoperasikan “SIKUSA” dengan persentase sebesar 77,1% dikategorikan “baik”, dapat diartikan bahwa menu yang ada di “SIKUSA” mudah di pelajari dan dimengerti akan tetapi masih ada satu guru yang beranggapan bahwa “SIKUSA” masih sulit dioperasikan karena terkendala dalam pengoperasian komputer. (2) Mudah mempelajari “SIKUSA” dengan persentase sebesar 78,3% dikategorikan “baik”. Dari hasil observasi, ditemukan juga bahwa menu pada “SIKUSA” mudah untuk dipelajari karena terlihat jelas dari tampilan informasi yang disampaikan bisa dipahami dengan mudah. Akan tetapi, masih terdapat dua guru yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju karena jarang memanfaatkan “SIKUSA” untuk kebutuhan adminitrasi sekolah. (3) Pada pernyataan mudah mendapatkan informasi melalui “SIKUSA” mendapatkan persentase terendah yaitu sebesar 72,0% dikategorikan “baik” karena terdapat empat guru menyatakan tidak setuju. Dari hasil observasi, didapatkan pernyataan guru tentang informasi mengenai nilai tidak up to date dan penyebabnya adalah guru tidak menginput nilai tepat waktu. Penyebab yang kedua adalah koneksi jaringan internet yang tidak stabil sehingga terkendala dalam proses “SIKUSA”. (4) Pernyataan penempatan simbol-simbol icon menu pada “SIKUSA” tepat sehingga mudah dicari mendapatkan persentase sebesar 74,9% dan dikategorikan “baik”. Guru berpendapat bahwa letak menu dan icon pada “SIKUSA” mudah dilihat dan simbol-simbol dibuat seragam sehingga dapat dimengerti oleh guru. Terdapat dua guru yang menyatakan tidak setuju dikarenakan faktor ketidaktanggapan terhadap teknologi. (5) Tulisan atau bentuk huruf pada “SIKUSA” mudah dibaca mendapatkan persentase tertinggi sebesar 82,3% dikategorikan “sangat baik” karena tulisan atau bentuk huruf pada “SIKUSA” menggunakan jenis tulisan standart yaitu dengan jenis tulisan “Arial” dalam arti tidak banyak tulisan kreasi dalam tulisan pada jenis ini sehingga mudah untuk dibaca. (6) Bahasa yang ada pada “SIKUSA”pun mudah dimengerti dengan persentase sebesar 81,1% dan dikategorikan “sangat baik”. Duapuluh lima guru berpendapat “setuju” dalam penggunaan bahasa “SIKUSA karena bahasanya tidak ambigu atau memunculkan makna ganda sehingga jelas dalam memaknai setiap perintah dalam “SIKUSA”.

Selanjutnya adalah Aspek Efficiency yang menjelaskan tingkat ketepatan dalam hal waktu pengguna, dalam pengerjaan “tugas”. Aspek Efficiency terdiri dari empat butir pernyataan, dan berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek Efficiency berdasarkan hasil kuisioner yang sudah diolah.

Tabel 5. Penilaian guru terhadap ketepatan waktu “SIKUSA” (Efficiency).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

(15)

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

Berdasarkan tabel lima, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap tingkat ketepatan dalam hal waktu pengguna dalam pengerjaan “tugas”, mendapatkan persentase sebesar 69,7% sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek Efficiency masuk pada kategori “baik”. Dapat dilihat dari persentase tertinggi dari aspek efficiency adalah pada pernyataan nomor dua bahwa pencarian data di “SIKUSA” dapat dilakukan dengan cepat dengan persentase tertinggi sebesar 73,1% dikategorikan “baik”. Informasi yang berkaitan dengan nilai siswa memang dapat dengan mudah dicari. Akan tetapi, masih terdapat tiga guru yang menjawab tidak setuju dikarenakan pada saat proses pencarian data kadang kurang teliti dalam memasukkan setiap kategori pencarian. Selanjutnya persentase terendah ada pada jawaban pernyataan nomor empat mengenai proses editing data di “SIKUSA” dilakukan dengan cepat dengan persentase terendah

sebesar 66,7 % dikategorikan “baik”. Sembilan guru menjawab tidak setuju dari hasil observasi didapatkan keterangan bahwa proses editing terlalu lama karena harus merubah data satu persatu sehingga memakan waktu yang lama. Selain itu juga dalam form ekstrakulikuler guru harus menuliskan satu persatu dalam lembar print out siswa karena kegiatan ekstra tidak masuk kedalam “SIKUSA”. Disisi lain, dalam hasil belajar siswa, kegiatan ekstra siswa tetap harus dituliskan.

Aspek yang ketiga adalah Aspek memorability yaitu kemampuan pengguna mempertahankan pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu. Dalam hal ini kemampuan tersebut diarahkan pada tata letak desain interface yang relatif tetap, tata letak menu-menu yang ada memudahkan guru untuk menemukan dan mengingat. Aspek memorability terdiri dari tiga butir pernyataan terkelompok. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek memorability berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

(16)

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori SS S N TS STS

1. Nama alamat “SIKUSA”

mudah diingat. 2 22 11 0 0 35 74,9 Baik

2. Halaman“SIKUSA” mudah

diingat. 4 20 7 4 0 35 73,7 Baik

3. Letak menu pada tampilan

“SIKUSA” mudah dilihat

dan diingat

3 23 4 5 0 35 73,7 Baik

TOTAL 74,1 Baik

Berdasarkan tabel enam, dapat dijelaskan bahwa penilaian guru terhadap kemudahan “SIKUSA” mendapatkan rata-rata skor sebesar 74,1% dan masuk pada kategori “baik”. Kemudahan nama alamat untuk diingat mendapatkan skor 74,9% dan masuk pada kategori “baik”. Dari hasil observasi, ditemukan bahwa hampir semua guru yang menggunakan “SIKUSA” mampu menghafal nama alamat untuk masuk ke halaman “SIKUSA” dengan mudah. Sedangkan untuk halaman “SIKUSA” mudah diingat dan letak menu pada tampilan “SIKUSA” mudah dilihat dan diingat memiliki hasil persentase yang sama sebesar 73,1% pada kategori “baik”. Terdapat sembilan guru yang berpendapat tidak setuju dalam pernyataan ini karena merasa letak halaman dan tampilan “SIKUSA tidak mudah untuk diingat. Akan tetapi, dari hasil observasi yang dilakukan, guru merasa sulit dalam mengingat halaman dan letak menu di “SIKUSA” dikarenakan terdapat banyak fungsi dalam setiap menu perintah pada “SIKUSA”.

Aspek keempat adalah aspek errors yaitu sistem sebaiknya mempunyai berbagai fasilitas pertolongan untuk pengguna dalam berbagai situasi untuk menghindarkan mereka dari kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Aspek errors terdiri dari enam butir pernyataan dan berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek errors berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 7. Penilaian guru terhadap antisipasi kesalahan “SIKUSA” (errors).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. Muncul pesan error pada

“SIKUSA” ketika

melalukan kesalahan.

7 18 8 2 0 35 77,1 Baik

2. Sistem memberikan langkah-langkah yang saya harus lakukan untuk mengatasi masalah.

(17)

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

(18)

sedangkan guru yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral beranggapan bahwa “selama ada akses jaringan internet maka “SIKUSA” dapat berjalan”.

Aspek terakhir adalah Aspek Satisfaction adalah tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem dan mengidentifikasikan bahwa sistem tersebut layak pakai. Aspek Satisfaction terdiri dari empat butir pernyataan dan berikut adalah tabel distribusi frekuensi Aspek Satisfaction berdasarkan hasil kuesioner yang sudah diolah.

Tabel 8. Kepuasan guru terhadap “SIKUSA” (satisfaction).

No Pernyataan Jawaban Total % Kategori

SS S N TS STS

1. “SIKUSA” memiliki

tampilan yang menarik. 0 22 9 4 0 35 70,3 Puas 2. Saya senang menggunakan

“SIKUSA”. 0 18 11 6 0 35 66,9 Puas

3. Penggunaan “SIKUSA”

sudah sesuai dengan harapan.

0 11 15 9 0 35 61,1 Puas

4. Saya mendapatkan manfaat

dari penggunaan

“SIKUSA” 5 17 11 2 0 35 74,3 Puas

TOTAL 68,1 Puas

Berdasarkan tabel delapan, total skor rata-rata kepuasan guru terhadap “SIKUSA” berada pada persentase 68,1% dikategorikan“puas”. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa “SIKUSA” memiliki tampilan yang menarik sehingga guru merasa senang dalam menggunakan “SIKUSA”. Persentase

(19)

penanganan terhadap kesalahan itu diperbaiki karena guru harus melihat dari daftar nilai manual. Selain itu, setiap informasi yang diberitahukan untuk mengup date data tidak diinformasikan kepada guru secara serempak jadi hanya guru yang memiliki inisiatif saja yang mau mengup date data. Sedangkan didalam sistem itu sendiri tidak dapat menyampaiakan informasi mengenai kekurangan dalam penginputan hasil belajar siswa.

5. DISKUSI

Kegiatan evaluasi pada suatu sistem perlu dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan sebuah sistem, guna mengetahui kendala dan hambatan yang ditemui dalam proses sistem informasi, serta kelemahan dan kelebihan dari sistem yang dijalankan sehingga sistem informasi dapat digunakan dan diterapkan serta bermanfaat untuk pengguna. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari sebuah sistem dengan menggunakan alat evaluasi usability testing. Menurut Nielsen dalam Anisya, terdapat lima aspek untuk melihat ketergunaan dari sebuah sistem [11]. Dapat dilihat dari hasil aspek yang pertama yaitu aspek learnability berada dalam kategori baik, dijelaskan bahwa kualitas sistem mudah untuk dipelajari dan digunakan dalam menyelesaikan “tugas”. Kemudahan tersebut diukur dari pemakaian fungsi-sungsi dan fitur yang tersedia, sehingga guru tidak merasa kesulitan dalam penyelesaian tugasnya. Walaupun masuk dalam kategori baik namun ada beberapa catatan yaitu koneksi jaringan internet sebagai pendukungnya terkadang masih mengalami kendala, dan guru jarang memanfaatkan “SIKUSA” sebagai fasilitas administrasi sekolah. Dapat dikatakan bahwa faktor human error dan kelemahan sistem menjadi penyebab salah satu kekurangan sistem tersebut.

(20)

errors berada dalam kategori baik. Sistem mempunyai berbagai fasilitas pertolongan untuk pengguna dalam berbagai situasi untuk menghindarkan mereka dari kesalahan yang tidak disengaja dilakukan. Dapat dikatakan sistem dapat mengantisipasi dan mengatasi kesalahan yang dilakukan pengguna sehingga mudah bagi pengguna untuk mengantisipasi dan mengatasi kesalahan tersebut jika melakukannya. Kesalahan dari sistem dapat teratasi dengan mudah melalui informasi yang ada dalam sistem “SIKUSA”. Walaupun masuk dalam kategori baik yang menjadi catatan adalah sistem memberikan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah belum sepenuhnya dimengerti oleh beberapa guru, serta belum dilakukan percobaan terhadap sistem dengan sistem operasi dan browser yang berbeda, dan ini menjadi salah satu kelemahan dari sistem.

Aspek yang kelima aspek satisfaction dikategorikan “puas” menunjuk pada tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem, bahwa sistem tersebut layak pakai dan efektif. Kepuasan pelanggan dapat diukur dari perasaan pengguna ketika menggunakan produk, tanggapan terhadap desain produk secara keseluruhan saat dioperasikan, manfaat yang dirasakan dari sistem, dan harapan dari pengguna terpenuhi oleh pemanfaatan sistem informasi tersebut. Walaupun masuk dalam kategori baik yang menjadi catatan adalah sebuah sistem dapat sesuai dengan manfaat dan harapan apabila sistem dapat mengcover semua aktivitas yang berkaitan dengan administrasi sekolah dengan mudah dan pengguna dapat merasakan kepuasan dari penggunaan sistem. Walaupun “SIKUSA” dikatakan sudah efektif namun masih terdapat kendala dalam pemanfaatan sistem, kendala ini bukan hanya berasal dari sistem tetapi berasal dari human error atau lebih ke pengguna. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Lasar dalam Indrayani, bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah sistem informasi yaitu keterlibatan pengguna dan kemampuan teknik pengguna dalam pengunaan sistem informasi. Sistem tidak akan dapat berjalan tanpa adanya user sebagai pendukung dalam penggunaannya [8]. Dapat dikatakan sebuah sistem dikatakan efektif dilihat dari aspek learnability, aspek Efficiency, aspek memorability, aspek errors dan aspek satisfaction. Untuk itu perlu dipertimbangkan terkait dengan tampilan sistem (interface), keterlibatan pengguna dalam penggunaan sistem, dan kepuasan pelanggan dalam penggunan sistem..

6. KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

berkaitan dengan sistem yang dijadikan saran bagi sekolah sebagai pengguna sistem. Pertama, karena ditemukan beberapa kelemahan sistem, maka pihak sekolah terutama pengelola sistem seharusnya melakukan perbaikan “SIKUSA”. Kedua, berkaitan dengan faktor manusia, maka perlu dilakukan pelatihan sistem secara berkala kepada guru dalam pengunaan dan pengoperasian sistem. Ketiga, disediakan operator khusus apabila ada guru yang kesulitan dalam pengoperasian “SIKUSA”. Keempat, menambah fasilitas pendukung seperti perangkat komputer dan jaringan yang memadai untuk kelancaran dalam mengakses sistem.

7. DAFTAR PUSTAKA

[1] Kadir, Abdul., 2003., Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

[2] Wardani, Kusuma Susy., 2013., “Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Berbasis Web Pada Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Pacitan”, Indonesian Jurnal on Networking and Security (IJNS), 2(2), hal. 30-37.

[3] Puspitawati, Lilis & Anggadini Dewi Sri., 2011., Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

[4] Arikunto, Suharsimi., 2009., Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

[5] Susanto, Azhar., 2004., Sistem Informasi Manajemen konsep dan Pengembangannya. Bandung: Lingga Jaya.

[6] Fachri, 2015., “Evaluasi Usability Fitur Nilai pada Aplikasi Sistem Informasi Akademik Igracias Telkom University dengan Hak Akses Mahasiswa Berbasis Web Desktop dengan Pendekatan Model Webuse. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University”. Diakses dari file:///F:/JURNAL/reverensi/15.04.1299_jurnal_eproc.pdf tanggal 20 Mei 2017.

[7] Setiyawan, Andri., 2013., Pembuatan Sistem Informasi Akademik Berbasis WEB pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngadirojo, Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS), Hal. 1-5.

[8] Indrayani, Etin., 2011., “PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK PERGURUAN TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)”, Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), Hal. 51-67.

(22)

[10] Aisyah, Sriwulandari., 2014., “Analisis dan Evaluasi pada Web HRMIS Telkom University menggunakan Usability Testing”, e-Proceeding of Engineering, 1(1), Hal. 537-542.

[11] Anisya, 2014., Interaksi Manusia dan Komputer : Jurusan Teknik Informatika Institusi Teknologi Padang hal: 6 Diakses dari :

https://id.scribd.com tanggal :1 juli 2017.

[12] Arikunto,S., 2010., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT. Rineika Cipta.

Gambar

Gambar 1. Aspek Usability
Tabel 1. Sumber Data dan Instrumen Penelitian
Gambar 2. Rumus menghitung persentase skor responde
Gambar 3. Rumus interval pembobotan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dilakukan karena pada Tugas Akhir ini membahas tentang permasalahan regulator, dimana bukaan throttle ICE terbuka penuh dianggap telah mencapai nilai masukan

1.Untuk mengetahui dan mengkajibentuk-bentuk partisipasi masyarakat, apakah.. asas teknik pembentukan Peraturan Daerah telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

ADE CHANDRA NPM.. Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen Organisasi dengan Locus of Control sebagai Variabel Moderasi.. pada Inspektorat

penggunaan bahasa untuk menyatakan pengaduan pada konteks budaya Indonesia. Dengan memahami langkah retorika serta fitur kebahasaan dalam

[r]

beberapa kali perubahan nama diantaranya pada tahun 1949, berubah nama menjadi Escomptobank NV.Kemudian pada tahun 1960, Escomptobank NV di nasionalisasikan oleh Pemerintah

informasi atau laporan yang diperlukan dalam rangka mencapai kinerja, I. Melaksanakan dan registrasi permohonan ATM dan pembukaan rekening untuk memastikan kelengkapan, keamanan

Pada penelitian ini, dibuat model pertumbuhan populasi Provinsi Maluku berdasarkan data jumlah penduduk Provinsi Maluku dari tahun 2010 hingga tahun 2015 dengan menggunakan