• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Linear Satu Variabel Siswa SMP T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Skim Linear Satu Variabel Siswa SMP T1 Full text"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SKIM PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA SMP

JURNAL

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Widya Ayu Pangestika 202013041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACARA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

SKIM PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL SISWA SMP

Widya Ayu Pangestika1

Sutriyono2

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Jawa Tengah 50711

1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : 202013041@student.uksw.edu

2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : Sutriyono@staff.uksw.edu

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk mengetahui skim pertidaksamaan linear satu variabelsiswa SMP. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP yang terdiri dari 3 siswa laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 5 skim pertidaksamaan linear satu variabel yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel, yaitu skim pindah ruas menjadi penjumlahan dan/atau pengurangan, skim membagi konstanta dengan koefisien, skim membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama, skim mengubah simbol pertidaksamaan jika dibagi atau dikali dengan bilangan negatif, dan skim perkalian silang.

Kata Kunci : skim, pertidaksamaan linear satu variabel

PENDAHULUAN

Pengetahuan terbentuk dalam proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema

pengetahuan siswa. Pikiran siswa

mempunyai struktur yang disebutkan skema atau skemata (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Piaget (Mulyoto,

2010) menyatakan bahwa asimilasi

merupakan proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan informasi pengalaman baru ke dalam struktur kognitif (skemata) yang sudah dimilikinya. Proses asimiliasi ini berjalan terus sehingga setiap orang selalu mengembangkan proses ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Baharuddin (2008) bahwa

asimilasi terjadi secara terus-menerus dalam perkembangan intelektual anak. Proses

asimilasi terjadi dimana anak

menggabungkan informasi baru yang

diperoleh dari pengalaman belajarnya ke dalam pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada (Suparno,2012).

(7)

menghasilkan terbentuknya skema baru dan berubahnya skema lama.

Proses asimilasi dan akomodasi antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tentu berbeda sesuai tingkat kognitif yang dimiliki siswa, sehingga proses berpikir tiap siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri juga berbeda (Santrock, 2010). Teori

adaptasi dan proses pembentukan

pengetahuan tersebut dinamakan teori

konstruktivisme (Suparno, 2012).

Konstruktivisme beranggapan bahwa

pengetahuan adalah hasil konstruksi

manusia. Manusia mengkonstruksikan

pengetahuan mereka melalui interaksi

mereka dengan objek, fenomena

pengalaman, dan lingkungan mereka. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang sehingga

setiap orang harus mengkonstruksi

pengetahuan sendiri (Suparno, 2012).

Pembentukan pengetahuan dari masing-masing siswa inilah yang disebut skim. Faham konstruktivisme memberi tumpuan

kepada skim yang dibangun atau

dikonstruksikan oleh siswa berdasarkan pengalaman siswa tersebut (Sutriyono, 2012).

Piaget menyatakan bahwa dalam membangun skim terdapat tiga bagian yaitu pencetus, tindakan dan operasi, serta hasil yang diharapkan (Glaserfeld, 1996). Suatu rangsangan hanya dianggap sebagai pencetus suatu skim apabila rangsangan tersebut diasimilasikan kedalam struktur kognitif yang dipunyai oleh seorang individu dan struktur itulah yang mencetus tindakan dan operasi. Tindakan merupakan aktivitas yang melibatkan aktivitas fisik, sedangkan operasi

merupakan aktivitas yang melibatkan

aktivitas mental. Sutriyono (2012)

menyatakan bahwa skim matematika yang dipunyai oleh siswa bukan merupakan sesuatu yang dapat diperhatikan secara langsung. Skim tersebut hanya terwujud dalam pikiran siswa. Pola tindakan dan operasi yang berlaku secara berulang kali dan

konsisten dalam setiap situasi yang

diperhatikan menjadi dasar untuk

(8)

Skim setiap siswa berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutriyono (2012), hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa siswa pada peringkat kognitif yang

sama tidak selalu mempunyai skim

pengurangan bilangan bulat yang sama pula. Kondisi tersebut menunjukan bahwa tidak selalu pengajaran yang diberikan oleh guru dipahami secara sama pula oleh semua siswa. Oleh karena itu guru harus memberikan

berbagai pendekatan dalam mengajar

pengurangan bilangan bulat yang berpadukan kepada mutu skim pengurangan bilangan bulat yang dipunyai siswa guna membantu siswa mengkonstruksi skim pengurangan bilangan bulat yang telah diperoleh.

Selain itu terdapat pula penelitian yang dilakukan Novita Sari (2013) yang berjudul Skim Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar. Hasil penelitian menunjukan terdapat lima skim penjumlahan bilangan bulat yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan bulat, yaitu skim bertambah besar, skim pembawa keluar, skim

melibatkan garis bilangan, skim

pengelompokan bilangan, dan skim

penambhan bersusun yang melibatkan tanda negatif. Adapun penelitian yang lain oleh Fidiasari (2012) yang berjudul Skim

Perkalian Bilangan Asli. Hasil penelitian menujukan ada tiga skim perkalian bilangan asli, yaitu skim menjumlah secara berulang, skim mengurangi secara berulang, dan skim

membilang satu-satu. Penelitian juga

dilakukan oleh Fitriasani (2016) yang berjudul Skim Persamaan Linear Satu Variabel Kelas VII SMP Negeri 2 Salatiga. Hasil penelitian menunjukan ada tujuh skim persamaan linear satu variabel yang dimiliki

oleh siswa dalam mengerjakan soal

persamaan linear satu variabel, yaitu skim pindah ruas menjadi penjumlahan dan pengurangan, skim membagi konstanta dengan koefisien, skim membagi konstanta dengan lawan koefisien, skim membagi atau mengalikan kedua ruas dengan bilangan yang sama, skim mengubah persamaan yang melibatkan operasi pembagian menjadi perkalian, skim perkalian silang, dan skim penjabaran sifat distributif pembagian terhadap penjumlahan atau pengurangan. Skim siswa yang berbeda-beda, membuat pentingnya guru mengetahui corak berpikir siswa. Mengetahui skim siswa dapat

bertujuan untuk membantu guru

mengajarkan materi sesuai dengan skim yang dipunyai siswa. Maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Skim

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Siswa

(9)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling yakni suatu pengambilan sampel sebagai sumber data dengan berdasarkan pada tujuan dan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda dan dengan berbagai kriteria. Kriteria tersebut adalah (1) subjek bersedia terlibat secara aktif dalam penelitian; (2) subjek bersedia untuk diwawancara dan meluangkan waktu; (3) memperoleh ijin dari orang tua subjek; (4) kepercayaan orang tua subjek bahwa subjek akan melibatkan diri secara aktif dan mampu berkomunikasi dengan baik dalam kegiatan wawancara. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2017.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes,

wawancara klinis, dan dokumentasi.

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, tetapi dalam penelitian ini terdapat instrumen pendukung yaitu berupa soal uraian. Validitas dan reliabilitas data dirasa perlu digunakan, validasi sebagai pengembangan dan pengevaluasian suatu tes, mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu konstruk pertayaan dalam

mendefinisikan suatu variabel, sedangkan reliabilitas digunakan sebagai indikator dalam mencapai nilai suatu tes karena memiliki konsistensi (Jacobs, 1991).

Analisis data yang digunakan adalah analisis data model Miles dan Huberman yang mencangkup 3 aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2013). Data reduction adalah data yang diperoleh dari lapangan dicatat secara teliti dan rinci kemudian data sebut dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan penting

kemudian dicari tema dan polanya

(Sugiyono, 2013). Pereduksian pada

penelitian ini adalah menentukan pola-pola perilaku yang ditunjukan siswa pada saat mengerjakan soal pertidaksamaan linear satu variabel. Adapun data display adalah penyajian data yang dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya

(Sugiyono, 2013). Penyajian data dalam penelitian ini adalah mengelompokkan pola-pola perilaku yang ditunjukan siswa pada saat mengerjakan soal pertidaksamaan linear satu variabel kedalam pola yang sejenis

untuk mempermudah mengelompokkan

(10)

adalah data penarikan kesimpulan dan verifikasi yang merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2013). Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini

adalah mengelompokkan jenis skim

berdasarkan pola-pola perilaku siswa.

Data yang diperoleh oleh peneliti divalidasi lagi dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Hal ini dilakukan dengan

membandingkan suatu informasi yang

diperoleh melalui sumber yang berbeda, misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara; membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penyelesaian dan wawancara subjek terdapat lima skim yang digunakan subjek ketika menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel dengan empat tipe soal. Keempat tipe soal tersebut adalah tipe 1 dengan bentuk soal � + < , tipe 2 dengan bentuk soal � + , tipe 3 dengan bentuk soal � + > , dan tipe 4

dengan bentuk soal � + .

Berdasarkan hasil pengerjaan dan wawancara subjek dalam menyelesaikan 4 tipe soal pertidaksamaan linear satu variabel diperoleh lima skim, kelima skim tersebut yaitu: 1) skim pindah ruas menjadi pengurangan dan/atau pengurangan; 2) skim membagi konstanta dengan dengan koefisien; 3) skim membagi kedua rusa dengan bilangan yang

sama; 4) skim mengubah simbol

pertidaksamaan jika dibagi atau dikali dengan bilangan negatif; 5) skim perkalian silang. Berikut ini adalah jenis-jenis skim pertidaksamaan linear satu variabel dengan tiga komponen yaitu pencetus, tindakan, dan operasi serta hasil yang diharapkan.

1. Skim Pindah Ruas Menjadi

Penjumlahan dan/atau Pengurangan

Skim pindah ruas menjadi

penjumlahan dan/atau pengurangan

digunakan semua subjek pada keempat soal

pertidaksamaan linear satu variabel

berbentuk � + < , � + , � +

> , dan � + . Pencetus untuk skim pindah ruas menjadi penjumlahan dan pengurangan ini adalah adanya anggapan bahwa konstanta dan variabel tidak dapat

dioperasikan (dijumlahkan atau

dikurangkan). Tindakan operasi pada skim

ini adalah melibatkan aktivitas

mengelompokan konstanta dengan konstanta

(11)

memisahkan keduanya dalam ruas yang berbeda. Dalam tindakan ini, jika konstanta atau variabel bernilai positif maka ketika dipindah ruas yang berbeda akan menjadi operasi pengurangan terhadap konstanta atau variabel yang ada pada ruas yang dituju. Sebaliknya, jika konstanta atau variabel bernilai negatif maka akan menjadi operasi

penjumlahan terhadap konstanta atau

variabel yang sudah ada pada ruas yang

dituju. Setelah dikelompokan langkah

selanjutnya menjumlahkan dan/atau

mengurangkan konstanta dengan konstanta dan variabel dengan variabel. Hasil yang diharapkan dari skim ini adalah memperoleh variabel � dengan koefisien bernilai 1. Contoh pengerjaan dan petikan wawancara subjek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skim Pindah Ruas Menjadi Penjumlahan dan/atau Pengurangan

P : “Cara yang kamu gunain buat

nyelesaiin soal no 1 apa aja?“

KS : “Pembagian, perkalian, penjumlahan, pengurangan, dan pindah ruas.”

P : “-7p + 8 < 3p – 22, kok bias jadi -7p – 3p < -8 -22? “

KS : “Cara pindah ruas.“

P : “Kenapakok di pindah ruas?”

KS : “Kalo nggak di pindah ruas nggak bisa dihitung.“

P : “Terus -10p < -30 kok bisa jadi p <

?”

KS : “Soalnya dari perkalian di pindah ruas jadi pembagian”

P : “Jadi hasil akhirnya p < -3 ya?

KS : “Iya.”

2. Skim Membagi Konstanta dengan

Koefisien

Skim membagi konstanta dengan koefisien ini digunakan kedua subjek yaitu AE dan KS dalam menyelesaikan soal berbentuk � +

< , � + , � + , dan skim

membagi konstanta dengan koefisien

digunakan subjek KS dalam menyelesaikan soal berbentuk � + > . Pencetus untuk skim membagi konstanta dengan koefisien adalah adanya anggapan bahwa perkalian jika dipindah ruas akan menjadi pembagian. Tindakan operasi untuk skim ini adalah membagi kontanta dengan pada suatu ruas dengan koefisien yang berada pada ruas lain. Hasil yang diharapkan untuk skim ini adalah

memperoleh variabel � dengan nilai

(12)

Gambar 2. Skim Membagi Konstanta dengan

Koefisien

P : “Cara yang kamu gunain buat nyelesaiin soal no 3 apa aja?“

KS : “Pembagian, perkalian, penjumlahan,

pengurangan, dan pindah ruas.” P : “Kenapa kamu pilih caraitu?”

KS : “Karena lebih mudah dipahami dan si sekolah

diajarinnya gitu.”

P : “Uraiin ya penyelesaimu sama langkah-langkahnya.” KS : “Soal 12 - 2�>� - 3 terus 12 aku pindah ruas kekanan,

jadi 2�>� - 3 – 12. Terus, -2� - �> -3 – 12, � nya pindah ruas dari yang kanan hasilnya -3�> -15. Terus, nyari � nya jadi � >−

− , terus hasilnya �> 5.

P : “Kenapa � harus dipindah ruas ke kiri? Sama -3nya jadi pembagian?”

KS : “Ya biar bisa dihitung. Kan mencari �.”

3. Skim Membagi Kedua Ruas dengan

Bilangan yang Sama

Skim membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama digunakan kedua subjek AE dan ZT dalam menyelesaikan soal berbentuk � + < , � + > , � +

dan skim membagi kedua ruas dengan bilangan digunakan ketiga subjek dalam

menyelesaikan soal berbentuk � + .

Pencetus untuk skim membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama adalah adanya

anggapan bahwa jika untuk membuat koefisien� bernilai 1 dilakukan dengan cara membagi variable tersebut dengan bilangan yang sama dengan koefisien, maka ruas lainnya juga dibagi dengan bilangan tersebut. Tindakan operasi untuk skim ini adalah membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama. Hasil yang diharapkanuntuk skim ini adalah membuat koefisien � bernilai satu

pada setiap masing-masing tipesoal

pertidaksamaan linear satuvariabel. Contoh hasil pengerjaan dan petikan wawancara subjek dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Skim Membagi Kedua Ruas

dengan Bilangan yang Sama

P : “ Dari soal itu, cara apa aja yang kamu gunain buat cari penyelesaian?”

ZT : “Pindah ruas.”

P : “ Kenapa kamu pilih cara itu? Ada cara lain nggak?”

P : “ Dari soal itu, cara aa saja yang kamu gunain buat cari penyelesaian?

ZT : “ Pengurangan, penjumlahan, pembagian, pindah ruas? “

P : “ Kenapa kamu pilih cara itu? Ada cara lain nggak? “

ZT : “ Karena lebih mudah, aku nggak tau. “

P : “ coba uraikan pekerjaanmu. “

ZT : “− � + , − � − aku pindah ruas. Terus semua tak bagi 3 jadinya − � ≥ − biar

(13)

4. Skim Mengubah Simbol

Pertidaksamaan Jika Dibagi atau

Dikali dengan Bilangan Negatif

Skim mengubah simbol

pertidaksamaan jika dibagi atau dikali dengan bilangan negatif digunakan salah satu subjek yaitu AE untuk menyelesaikan soal

pertidaksamaan linear satu veriabel

berbentuk � + < , � + , � +

> , dan � + . Pencetus skim ini adalah jika variabel atau konstanta dibagi atau dikali dengan bilangan negatif maka simbol pertidaksamaan berubah. Tindakan operasi untuk skim ini adalah mengubah koefisien negatif menjadi koefisien positif dengan membagi atau mengalikan dengan bilangan negatif. Hasil yang diharapkan untuk skim ini adalah membuat koefisien � bernilai positif pada setiap masing-masing soal pertidaksamaan linear satu variabel. Contoh hasil pengerjaan dan petikan wawancara subjek dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Skim Mengubah Simbol

Pertidaksamaan Jika Dibagi atau Dikali dengan

Bilangan Negatif

P : “ Dari soal itu, cara apa aja yang kamu gunain buat cari penyelesaian?”

AE : “Pindah ruas.”

P : “ Kenapa kamu pilih cara itu? Ada cara lain nggak?”

AE : “ Karena lebih mudah dipahami.”

P : “ Coba uraikan pekerjaanmu, langkah-langkahnya. ”

AE : “ − � + sama dengan � � + + caranya pindah ruas menjadi � � + . � -nya dipindah ruas jadi � − � .”

P : “ Kenapa kok �-nya dipindah ruas?”

AE : “ Kan biar bisa dihitung � harus sama �”

P : “ Ok. Lanjutkan lagi. “

AE : “ Terus − � biar jadi �, -4 dipindah jadi pembagian. �

− .”

P : “ Kok tandanya berubah?”

AE : “ Kan dibagi negatif. Otomatis tanda berubah”

P : Ok. Makasih ya.

5. Skim Perkalian Silang

Skim perkalian silang digunakan satu subjek yaitu AE untuk menyelesaikan soal

pertidaksamaan linear satu variabel

(14)

yang berbeda. Hasil yang diharapkan untuk skim ini adalah membuat pertidaksamaan linear satu variabel berbentuk pecahan menjadi bukan bentuk pecahan. Contoh hasil pengerjaan dan petikan wawancara subjek dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Skim Perkalian Silang

P : “Dari soal itu, cara apa aja yang kamu gunain buat cari penyelesaian?”

AE : “Pindah ruas, kali silang”

P : “ Kenapa kamu pilih cara itu? Ada cara lain nggak?”

AE : “ Karena simpel mudah dipahami.”

P : “ Coba uraikan pekerjaanmu, langkah

-langkahnya. ”

AE : (membacakan soal dan penyelesaian) sebelum melakukan pindah ruas dikali masuk dulu

� + > � + hasilnya �+ > �+

karena ada dua variabel yang sama saya jadikan satu jadinya �− �> − karena disitu penyebutnya belum sama maka saya samakan penyebutnya jadi 10. Hasilnya �− �>

lalu hasilnya �>− untuk mencari

� saya kali silang hasilnya � > − ,

�>− ”

Skim pertidaksamaan linear satu variabel yang dimiliki siswa yang satu dengan yang

lainnya berbeda. Penggunaan skim dalam berbagai bentuk soal yang dilakukan oleh tiap subjek dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Skim yang Digunakan Subjek Sesuai Bentuk Soal

Tip

e Bentuk Soal

Subjek Menggunakan Skim Nomor Skim Setiap Bentuk Soal AE KS ZT

1

� + <

1,2,3,4 1,2 1,3 1,2,3,4

2

� +

1,2,3,4 1,2,

3 1,3 1,2,3,4

3

� + >

1,3,4,5 1,2 1,3

1,2,3,4, 5 4 � + 1,2,3,4 1,2 1,3 1,2,3,4

Skim Setiap Subjek 1,2,3,4, 5 1,2, 3 1,3 Keterangan :

1. Skim Pindah Ruas menjadi Penjumlahan dan/atau Pengurangan

2. Skim Membagi Konstanta dengan Koefisien

3. Skim Membagi Kedua Ruas dengan Bilangan yang Sama

4. Skim Mengubah Simbol Pertidaksamaan jika Dibagi atau Dikali dengan Bilangan Negatif

5. Skim Perkalian Silang

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa skim pertidaksamaan linear satu variabel yang dimiliki setiap subjek yang satu dengan yang lainnya berbeda. Subjek AE pada

bentuk soal � + < , � + ,dan

� + selalu menggunakan skimnomor 1 sampai 4 sedangkan pada bentuk soal � +

> subjek menggunakan skim nomor 1, 3, 4, dan 5. Subjek KS pada bentuk soal � +

(15)

sedangkan pada bentuk soal � +

subjek menggunakan skim nomor 1 sampai 3 lain halnya dengan subjek terakhir yaitu subjek ZT pada keempat tipe soal ia memiliki dan menggunakan skim yang selalu yaitu skim nomor 1 dan 3. Hal ini dapat dilihat bahwa skim setiap subjek tidak selalu sama dalam menyelesaikan tipe dan bentuk soal yang sama.

Skim pertidaksamaan linear satu variabel yang telah ditemukan pada tabel di

atas bukan merupakan seluruh skim

pertidaksamaan linear satu variabel yang dimiliki oleh siswa. Hal ini karena proses pasti skim-skim tersebut bergantung pada masalah yang dikemukakan siswa dalam

wawancara. Ada kemungkinan bahwa

penggunaan masalah yang lain

memungkinkan pengkaji mengenal skim

pertidaksamaan linear satu variabel

(Sutriyono, 2012). PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai skim pertidaksamaan linear satu variabel ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam model dan proses berpikir siswa yang digunakan dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel. Siswa yang satu dengan yang lainnya memiliki skim yang berbeda dalam menyelesaikan soal pertidaksamaan linear

satu variabel. Terdapat lima skim yang dimiliki oleh siswa dalam mengerjakan soal pertidaksamaan linear satu variabel. Skim tersebut adalah skim pindah ruas menjadi penjumlahan dan/atau pengurangan, skim membagi konstanta dengan koefisien, skim membagi kedua ruas dengan bilangan yang

sama, skim mengubah simbol

pertidaksamaan jika dibagi atau dikali dengan bilangan negatif, dan skim perkalian silang.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

refleksi guru, bahwa siswa pada tingkat kognitif yang sama tidak selalu mempunyain skim yang sama dalam menyelesaikan permasalahan yang sama. Guru diharapkan mengetahui skim yang dimiliki siswa

sehingga guru dapat merancang

pembelajaran bukan hanya dengan

menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal dan penyelesaiannya tetapi guru diharapkan dapat melakukan tanya jawab kepada siswa saat menyelesaikan contoh soal seperti guru menanyakan tujuan langkah-langkah penyelesaian, menanyakan langkah-langkah apa saja yang diambil, dan menanyakan

apakah ada alternatif lain dalam

(16)

berkembang. Sedangkan, bagi siswa diharapkan agar mengembangkan skim yang telah dimiliki menjadi skim yang beragam dengan bimbingan guru, dan menyelesaikan soal pertidaksamaan linear satu variabel dalam berbagai bentuk serta menggunakan cara yang bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin. 2008. Teori Belajar dan

Pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzz media.

Fidiasari. 2012. Skim Perkalian Bilangan Asli. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Fitriasani. 2016. Skim Persamaan Linear Satu Variabel Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Salatiga. Jurnal. Salatiga:

Program Studi Pendidikan

Matematika UKSW.

Glaserfeld, Ernest Von. 1996. Aspects of Radical Constructivis. Spain: Gedisa Editorial.

Mulyoto. 2010. Perolehan dan Penerapan Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Inkoma Volume 21 Nomor 2, 81-95

Sari, Novita. 2013. Skim Penjumlahan Bilangan Bulat Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar.Jurnal. Salatiga:

Program Studi Pendidikan

Matematika UKSW..

Santrock, J. W. 2010. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuanlitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suparno, Paul. 2012. Filsafat

Konstruktivisme dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Kanisius.

Sutriyono. 2012. Skim pengurangan

Gambar

Gambar 1. Skim Pindah Ruas Menjadi Penjumlahan dan/atau Pengurangan
Gambar 2. Skim Membagi Konstanta dengan
Gambar 4. Skim Mengubah Simbol
Tabel 1 Skim yang Digunakan Subjek

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Harahap (2002 : 53) jenis rasio keuangan yang sering sekali digunakan adalah: rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban

Ekonomi membahas individu dan masyarakat dalam membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang , dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan

Secara umum hasil penelitian ini memberikan sumbangan pada pembelajaran matematika utamanya untuk mengetahui proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal

Segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Karakteristik Berpikir Kreatif

8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah berjalan sesuai dengan

Pemalsuan file dapat dengan mudah dilakukan dengan mengubah indikator yang menunjukkan jenis file dari sebuah file, seperti ekstensi file dan magic bytes ,

Based on the adaptation model of resilience disaster-prone cities that have been built, that can be taken a function to form a concept of disaster-resistant city. Functions that

Jadi hemofilia adalah penyakit koagulasi darah yang bersifat herediter diturunkan oleh gen resesif X-Linked dari pihak ibu, biasanya hanya terdapat pada