PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi biokomposit berkembang pesat seiring dengan menurunnya
jumlah produksi kayu sementara kebutuhan manusia terus meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012) produksi kayu bulat oleh
perusahaan hak pengusahaan hutan mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga
tahun 2011, yaitu dari 8.514.228 m3 menjadi 6.373.409 m3 pada tahun 2011.
Kondisi ini meningkatkan kebutuhan akan produk-produk substitusi kayu solid
meningkat. Fiber Plastic Composite (FPC) merupakan salah satu produk
biokomposit yang sedang banyak dikembangkan saat ini, baik dalam hal
pembuatan, variasi bahan baku, hingga pengujian kualitasnya, begitu pula dengan
pengujian ketahanannya untuk penggunaan indoor dan outdoor. FPC terbuat dari
serat tumbuhan yang berlignoselulosa atau bahkan bisa juga dibuat dari limbah
yang berlignoselulosa seperti kertas, koran, kardus yang dicampur dengan plastik
daur ulang (recycle) yang belum dimanfaatkan secara optimal selama ini. Dari
segi ketahanan, perlu diteliti penggunaan FPC untuk outdoor (ultraviolet expose),
ketahanan terhadap rayap maupun penggerek laut (marine borer).
Penggunaan FPC untuk indoor pada umumnya tidak banyak mengalami
permasalahan, karena pengaruh faktor perusak sangat kecil, bahkan dapat
diabaikan. Namun untuk penggunaan outdoor pengaruh faktor alam sangat besar,
terutama pada daerah tropis yang mendapat paparan sinar ultraviolet dari sinar
matahari kurang lebih selama 12 jam per hari serta curah hujan yang tinggi.
Pergantian musim yang ekstrim di daerah tropis juga akan mempengaruhi kualitas
FPC pada penggunaan outdoor.
Perubahan secara fisik (warna), fisis (kerapatan, kadar air, daya serap air,
dan pengembangan tebal), mekanis (MOE, MOR, kuat pengang sekrup dan
internal bond), maupun morfologis akan terjadi pada FPC yang digunakan di luar
ruangan akibat pengaruh cuaca secara langsung. Perubahan sifat-sifat ini tentu
akan mempengaruhi kekuatan FPC. Namun tidak menutup kemungkinan juga
perubahan sifat-sifat tersebut masih dalam batas toleransi, dan FPC cocok
digunakan untuk outdoor.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Tampubolon
(2012) yang telah membuat dan menguji sifat fisis dan mekanis FPC dari serat
kardus dengan maleat anhidrida dan benzoil peroksida, dengan variasi
perbandingan plastik dan serat kardus, serta perbandingan maleat anhidrid.
Menurut hasil penelitian Tampubolon (2012), FPC memiliki sifat fisis (kerapatan
dan daya serap air) yang memenuhi standar JIS A 5905-2003 hardboard S20 dan
JIS A 5908-2003 particleboards type 13 (pengembangan tebal). Sifat mekanis
MOR memenuhi standar JIS A 5905-2003 hardboard S20. Sedangkan
berdasarkan standar JIS A 5908-2003 type 13 sifat mekanis yang memenuhi
standar adalah MOR, internal bond, dan kuat pegang sekrup.
Berdasarkan sifat fisis mekanis dari penelitian Tampubolon (2012) diduga
FPC tersebut memiliki potensi untuk penggunaan indoor maupun outdoor.
Sehingga untuk mengetahui ketahanannya pada penggunaan outdoor dilakukan
pengujian terhadap pemaparan cuaca (6 bulan).
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi ketahanan sifat fisis dan sifat
mekanis FPC setelah pemaparan cuaca (weathering exposed) selama 6 bulan.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan solusi untuk alternatif
penggunaan kayu solid dengan FPC komposisi terbaik yang tahan untuk
penggunaan outdoor.
Hipotesis Penelitian
Perbedaan perbandingan polipropilena dengan serat kardus, persentasi zat
aditif Maleat Anhidrida (MAH) dan interaksi dari keduanya akan mempengaruhi
sifat fisis dan sifat mekanis FPC setelah pemaparan cuaca selama 6 bulan.