• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Pemunungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tata Cara Pemunungutan Pajak Pertambahan Nilai Impor Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Dengan adanya perkembangan dalam masyarakat, sifat upeti (pemberian)

yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut. Kemudian

dibuat suatu aturan-aturan yang lebih baik agar sifatnya yang memaksa tetap ada,

namun unsur keadilan lebih diperhatikan. Guna memenuhi unsur keadilan inilah

maka rakyat diikutsertakan dalam membuat aturan-aturan dalam pemungutan pajak,

yang nantinya akan dikembalikan juga hasil untuk kepentingan rakyat itu sendiri.

Adanya perkembangan masyarakat yang akhirnya membentuk suatu negara dan

dengan dilandasi unsur keadilan dalam pemungutan pajak, maka dibuatlah suatu

ketentuan berupa undang-undang yang mengatur mengenai bagaimana tata cara

pemungutan pajak, jenis-jenis pajak apa saja yang dapat dipungut, siapa saja yang

harus membayar serta berapa besarnya pajak yang harus dibayar.

Adapun perkembangan ekonomi dan masyarakat yang terus meningkat dan dalam

rangka memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak,

pada tahun 2008 pemerintah kembali melakukan perubahan terhadap undang-undang

perpajakan yang dibuat pada tahun 1983 yaitu Undang- undang Nomor 7 Tahun 1983

diubah dengan Undang- undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Seiring dengan perkembangan perkembangan perekonomian Indonesia meliputi pula

(2)

yang berkembang di masyarakat. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas

inilah cepat atau lambat tidak dapat ditolak dan harus menerima keberadaan

globalisasi ekonomi serta yang paling penting yaitu mengambil kesempatan yang

dapat timbul akibatnya adanya perubahan ekonomi internasional. Sebagai salah satu

perangkat pendukung yang menunjang agar tercapai keberhasilan ekonomi. Pajak

merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama. Pada krisis ekonomi yang

menimpa bangsa Indonesia pada tahun 1998 telah menghancurkan sektor ekonomi

dan meruntuhkan sendi-sendi penerimaan negara yang paling penting. Sejak saat itu

pemerintah memprioritaskan pajak sebagai penerimaan utama bagi APBN.

Pada tahun 1983 pemerintah melakukan reformasi pajak dengan telah

mengeluarkan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1991 dan

Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1994 peraturan perpajakan yang baru dengan

penambahan beberapa kali perubahan sampai yang terakhir dengan Undang-Undang

Pajak tahun 2008 yaitu Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Berbagai jenis dan sektor pajak yang dikelola pemerintah pusat semakin

memberikan sumbangan yang signifikan bagi pendapatan negara. Dalam kehidupan

perekonomian Indonesia pajak memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Fungsi Budgeter

Yakni pajak sebagai sumber dan bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya dan untuk mengisi kas Negara dalam rangka

(3)

2. Fungsi Reguleren

Yakni pajak sebagai alat untuk mengatur dan mempengaruhi kebijaksanaan

pemerintahan dibidang ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik. Penerimaan

pajak merupakan dana yang paling potensial bagi negara karena besarnya

seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian dan stabilitas politik.

Salah satu sektor pajak yang menjadi aset utama penerimaan negara adalah

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah. Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

serta Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak Penjualan

Atas Barang Mewah.

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah atau disingkat PPN dan PPnBM merupakan pajak yang dikenakan atas

barang maupun jasa. Pajak Pertambahan Nilai hanya dikenakan dan dipungut

beberapa kali pada berbagai mata rantai jalur perusahaan. Pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai dilaksanakan berdasarkan sistem faktur, sehingga atas penyerahan

barang atau jasa wajib dibuat Faktur Pajak sebagai bukti transaksi penyerahan barang

dan jasa yang terutang pajak.

Dalam memenuhi kewajiban pajak, khususnya PPN dan PPnBM pemerintah

memberikan beberapa fasilitas agar kewajiban pajak yang dikenakan tidak

(4)

meningkatkan ekspor guna mempercepat tumbuhnya perekonomian Indonesia.

Dengan diadakan PKLM dilatih secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan

dan mengembangkan ketrampilan etika pekerjaan, sikap, tugas, dan tanggung jawab

serta kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan.

Dari permasalahan tersebut ini penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana

sebenarnya kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemungutan

PPN Dengan judul : “Tata cara pemungutan pajak pertambahan nilai impor

pada kantor pelayanan pajak pratama medan timur”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam PKLM ini adalah :

1.1. Untuk mengetahui tata cara pemungutan dan prosedur pembayaran PPN

yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak yang terdaftar pada KPP

Pratama Medan Timur.

1.2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan cara penyelesaian yang

ditempuh oleh fiskus maupun pengusaha kena pajak dengan mengikuti

peraturan yang berlaku.

2. Manfaat PKLM ini adalah :

Untuk Mahasiswa

a. Penulis dapat memberikan sumbangan berupa hasil pemikiran dan

(5)

b. Memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada penulis tentang

pelaksanaan kewajiban pajak di Indonesia.

Untuk Universitas

a. Menjalin kerjasama antara instansi dengan universitas

b. Mencari aplikasi yang nyata untuk perbaikan kurikulum

c. Meningkatkan dukungan masa depan dari alumni

Untuk KPP Pratama Medan Timur

a. Meningkatkan pelayanan jangka pendek dan jangka panjang

b. Menimbulkan pikiran baru untuk perubahan kearah yang lebih baik

c. Mempromosikan image instansi di mata masyarakat tentang kinerja

yang dilakukan oleh instansi.

C. Uraian Teoritis

1. Defenisi Pajak

Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang “pajak” yang

dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah :

1.1 Menurut P.J.A Andriani

Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan)

dan terutang oleh wajib pajak, membayarnya menurut peraturan -

peraturan umum (undang - undang) dengan tidak mendapatkan prestasi

kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya untuk

(6)

tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.

1.2 Menurut Rochmat Soemitro

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

1.3 Menurut Soeparman Soemahamidjaja

Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh

penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Dari defenisi pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat

pada pengertian pajak adalah:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

4. Pajak diperuntukkan baik pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus dipergunakan untuk membiayai

publik invesment.

(7)

2. Fungsi Pajak

2.1 Fungsi Budgeter

Pajak sebagai alat untuk memasukkan uang ke dalam kas negara untuk digunakan

sebagai dana pembiayaan pengeluaran negara.

2.2 Fungsi Regulerend

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaaan Pemerintah

dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Teori Pemungutan Pajak, Resmi (2008, hal:32)

3.1Teori Bakti

Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk memungut

pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan dalam hal

penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara.

3.2Teori Daya Pikul

Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari

warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing masyarakat

dan bukan besar kecilnya kepentingan.

3.3Teori Daya Beli

Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggaraan berbagai

kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara.

Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam

(8)

3.4Teori Asuransi

Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari

segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta

bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya dalam

perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi. Pembayaran pajak ini

dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori ini banyak ditentang

karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi.

3.5Teori Kepentingan

Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari

masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam perlindungan jiwa dan harta.

Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula

pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak ditentang, karena pada

kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi

daripada orang kaya. Ada perlindungan jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain.

Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak.

4. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka

pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:

4.1 Pemungutan pajak harus adil

4.2 Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang.

(9)

4.4 Pemungutan pajak harus efisien.

4.5 Sifat pemungutan pajak harus sederhana.

5. Pengelompokan Pajak

5.1 Menurut golongannya

a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan

tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

5.2 Menurut sifatnya

a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

5.3 Menurut lembaga pemungutannya

a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga negara.

b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

(10)

6. Cara pemungutan pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu:

6.1 Stelsel. nyata (riel stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata), sehingga

pemungutannya bare dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah

penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

6.2 Stelsel anggapan (fictieve stelsel)

Penggenaan pajak yang didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang.

6.3 Stelsel campuran (mix stelsel)

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.yang

dimana pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan,

kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang

sebenarnya.

7. Asas Pemungutan Pajak

7.1 Asas Domisili (Asas tempat tinggal)

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang

bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam

maupun dari luar negeri.

7.2 Asas Sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di

(11)

7.3 Asas Kebangsaan

Penggenaan pajak yang dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.

8. Sistem Pemungutan Pajak

8.1 Official Assessment System

Suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah

(fiskus) untuk menetukan besarnya, pajak yang terutang oleh wajib pajak.

Sejak berlakunya. UU Perpajakan yang berupa UU No. 6 Tahun 1983

tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan dan UU No. 7 Tahun 1983

tentang pajak penghasilan sistem Official Assessment tidak digunakan lagi.

8.2 Self Assessment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib

pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

8.3 With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi. wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk

menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

9. Pengertian PPN Impor

Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

sebagaimana telah beberapa diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42

Tahun 2009 ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor

(12)

Pabean. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang dikenai PPN. Namun dalam

rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha Indonesia dan meningkatkan daya

saing kita, maka pemerintahan menetapkan jenis-jenis Barang Kena Pajak Tertentu

yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai,

yang bertujuan untuk menjamin tersedianya barang-barang yang bersifat strategi.

1. Pajak masukan (PM) dan Pajak keluaran (PK)

Sebagai Masukan merupakan pajak yang dikreditkan melalui Faktur Pajak

sebagai bukti pungutan pajak, yang berdasarkan Pasal 1 angka 24 dan Pasal 1 angka

25 Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009.

Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah

dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau

perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud

dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah

pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.

Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutama yang wajib dipungut

oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak,

penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak berwujud, ekspor Barang

Kena Pajak tidak berwujud dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak.

D. Ruang lingkup praktek kerja lapangan mandiri

Adapun ruang lingkup PKLM adalah Tentang Cara Pemungutan Pajak

Pertambahan Nilai Impor yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pada Kantor

(13)

yang dihadapi oleh fiskus dan Pengusaha Kena Pajak dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Dalam PKL Mandiri ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari

peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal,

berkonsultasi dengan pihak Program Studi D-III Administrasi Perpajakan.

2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku yang

berkaitan dengan judul PKL Mandiri yang dilakukan baik itu, UU Pajak,

Peraturan Pemerintahan, Keputusan Menteri Keuangan, artikel Ilmiah serta

sumber-sumber lain mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang keadaan dan kondisi

kerja seksi PPN dan PTLL di KPP Pratama Medan Timur.

4. Pengumpulan Data

Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan antara

lain :

- Prosedur yang digunakan pengusaha kena pajak dalam memenuhi

(14)

- Hak dan Kewajiban dari Wajib Pajak dan Fiskus dalam melaksanakan

Undang-Undang maupun Peraturan-Peraturan.

5. Analisis Dan Evaluasi Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis akan menganalisa yang

berbentuk analisa kualitatif dan mengevaluasi data secara objektif, jelas dan

sistematis.

F. Metode Pengumpulan Data Praktek Kerja Lapangan Mandiri

a. Wawancara

Dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau wawancara dengan

petugas yang mengetahui dan memahami permasalahan yang dihadapi serta

diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan.

b. Observasi

Dilakukan dengan cara mengamati, mendengar dan meneliti dengan benar

cara pengusaha kena pajak melakukan memungut pajak dalam memenuhi

kewajiban.

c. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan dan mengkaji dokumen-dokumen yang berupa UU

No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM serta sumber-sumber lain yang

berhubungan dengan judul yang diambil oleh penulis.

(15)

G. Sistematika Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan akhir ini adalah

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas dan menguraikan hal-hal yang menjadi Latar

Belakang PKLM, Tujuan dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup

PKLM, Metode PKLM, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika.

BAB II GAMBARAN UMUM DAN OBJEK LOKASI PKLM

Dalam Bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan

Pajak Medan Timur, Tugas Pokok, Gambaran Struktur mengenai

wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Timur.

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTEK

Bab ini berisikan tentang ketentuan perpajakan dalam peraturan

perundang-undangan, objek, subjek dan cara pemungutan PPN yang

dilakukan oleh wajib pajak.

BAB IV ANALISI DAN EVALUASI DATA

Dalam penulisan ini akan menganalisa data yang diperoleh kemudian

mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab

(16)

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini akan disimpulkan beberapa pertanyaan mengenai

hal-hal yang telah dikemukakan dan saran-saran yang mungkin dapat

Referensi

Dokumen terkait

• The objectives in the design of data storage organization are (continued):.. • The information retrieval

 Dengan bekerja sama bersama kelompoknya dan menggunakan informasi dari bacaan, siswa mampu membuat artikel sederhana mengenai manusia Indonesia dan aktivitasnya yang terkait dengan

• A menu interface, that provides the user with an onscreen list of available selections.. • A nested menu is a menu that can be reached through

Berikut ini diberikan pengertian dari suatu modul. Bagaima- napun hal ini, karena F [x] bukan suatu lapangan dua perkalian yang diberikan tidak bisa mengubah V sebagai suatu

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode Crashing pada proyek dengan mengunakan bantuan Primavera 6.0 untuk menentukan durasi optimum yang didapat dengan

Dilakukan pengujian terhadap sistem remote control sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sistem remote control tersebut dapat berfungsi pada tiga versi Android berbeda,

Kemukakan kemampuan awal peserta didik yang dapat digali dan potensi yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan konsep tersebut.. Kemukakan kesulitan yang kemungkinan

[r]