• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan concrete patch repair material dengan bahan polymer cement based matrix yang tahan retak dan delaminasi akibat restrained shrinkage.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan concrete patch repair material dengan bahan polymer cement based matrix yang tahan retak dan delaminasi akibat restrained shrinkage."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PENELITIAN HIBAH BERSAING TAHUN 2010

Judul Penelitian : Pengembangan concrete patch repair material dengan bahan polymer cement based matrix yang tahan retak dan

delaminasi akibat restrained shrinkage

Ketua : S A Kristiawan, ST, MSc (Eng), PhD Anggota : Ir. Sunarmasto, MT

_____________________________________________________________________ Dibiayai Oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Sesuai Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat

DIPA Universitas Sebelas Maret No. 2881/H27/KU/2010, tanggal 14 April 2010. _____________________________________________________________________

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

(2)

Struktur beton bertulang sering mengalami kerusakan yang disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti bencana gempa, beban yang berlebihan serta faktor lingkungan yang mengakibatkan terjadinya korosi pada tulangan. Jenis kerusakan yang nampak dapat berupa retak, pengelupasan selimut beton bahkan sampai pada kondisi patahnya elemen struktur. Kerusakan dalam bentuk pengelupasan dapat direhabilitasi dengan cara penambalan (patch repair) yang mana perbaikan dengan cara ini dimaksudkan untuk mengembalikan bentuk dan ukuran penampang, melindungi tulangan dari bahaya korosi berlanjut serta secara parsial dapat mengembalikan kekuatan penampang. Material yang dipakai sebagai patch repair harus memiliki kompatibilitas dengan material beton induk yang akan diperbaiki. Kompabilitas yang dimaksud dapat ditinjau dari sifat mekanik, deformasi dan durabilitas. Ditinjau dari karakteristik mekanik, repair material harus memiliki kekuatan yang setara dengan beton induk agar distribusi tegangan dan regangan yang terjadi pada penampang dapat seimbang. Sedangkan salah satu isu kompatibilitas deformasi dapat dilihat dari perbedaan besaran shrinkage. Perbedaan shrinkage antara beton induk dengan repair material

merupakan isu dimensional incompatibility yang mengakibatkan retak dan delaminasi pada repair material. Persoalan retak dan delaminasi akibat dimensional

incompatibility ini dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain besaran

shrinkage, creep, modulus elastisitas, kuat tarik, kuat lekat serta derajat pengekangan.

Pengembangan repair material yang diharapkan dapat mengeliminasi retak dan delaminasi akibat differential shrinkage (restrained shrinkage) harus mengkuantifikasi faktor-faktor tersebut.

(3)

Penentuan komposisi campuran didasarkan pada evaluasi sifat workability dan kuat tekan. Melalui serangkain uji pendahuluan maka diperoleh komposisi sebagai berikut: proporsi semen:pasir sebesar 1:2.5 dengan faktor air semen 0.5 dan berbahan tambah superplasticizer dan accelerator masing-masing sebesar 2% dan 0.4% dari berat semen yang digunakan. Sedangkan kandungan polymer yang ditambahkan bervariasi yaitu sebesar 2%, 4% dan 6% dari berat semen. Selanjutnya dari berbagai komposisi repair material ini ditambah dengan repair material produksi pabrik sebagai pembanding, dilakukan pengujian kompatibilitas modulus elastisitas, kompatibilitas susut dan rangkak, kecenderungan retak akibat susut terkekang serta kecenderungan delaminasi.

Hasil penelitian pada tahun kedua ini dapat disimpulkan sebagai berikut: ditinjau dari kompatibilitas modulus elastisitas, maka apabila antara repair material dengan beton induk memiliki perbedaan regangan tertentu pada beban yang sama, maka ketika keduanya dipadukan akan memiliki perbedaan regangan 20% lebih kecil dari nilai semula. Ditinjau dari kompatibilitas susut, maka nilai penyimpangan susut antara repair material dan beton induk setara dengan 20% dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kompatibel tidaknya repair material dengan beton induk. Ditinjau dari kompatibilitas rangkak, maka nilai selisih rangkak dan rasio rangkak dapat menjadi bahan evaluasi. Rasio rangkak dapat ditentukan sebesar 1,2 sebagai batasan penerimaan kompatibilitas. Polymer menyebabkan repair material menjadi fleksibel sehingga mampu menurunkan resiko retak dan delaminasi akibat susut terkekang.

Damaged on reinforced concrete strucures can be due to a variety causes including

earthquake, excessive loading or corrosion of reinforcement. The appearences of the

damaged may be in the form of cracking, spalling or delamination of concrete cover

or particular element of concrete structure is broken. In the case of spalled or

delaminated concrete cover, patch repair may be applied to recover size and

appearence, to protect reinforcement from further corrosion, and partially to regain

its strength capacity. Material used for patching application should have

compatibilities with the existing concrete. These include compatible in mechanical,

dimensional dan durability characteristics. In term of mechanical compatibility,

repair material should have comparable in strength to the existing concrete. This will

(4)

dimensional compatibility, repair maerial could be subjected to tensile stress induced

by differential shrinkage between repair material dan existing concrete. This

dimensional incompatibility can lead to cracking and delamination. Whether

particular repair material will crack/delaminate or not depends on a variety factors:

shrinkage, creep, elastic modulus, tensile strength, bond strength and degree of

restraint. Any effort to develop repair material should consider all these paremeter in

order to have repair material that will resist againts cracking and delamination due

to restrained shrinkage.

The aim of this research is to obtain repair mortar containing polymer for application

in patch repair system. The use of polymer is intended to modify mortar so it will

become flexible. The flexibility property is important to reduce tensile stress induced

by restrained shrinkage as with this property repair material tends to deform more

under restrained shrinkage stress. This deformation results in releasing tensile stress

developed in repair material which, in turn, reduces the possibility of cracking and

delamination. The goal of this research can be achieved into two stages. The first

stage, which is carried out in the first year of the research, focus on obtaining

proportion of repair material and quantifying mechanical dan deformability

characteristics: compressive strength, tensile strength, bond strength by mean of slant

shear, shrinkage and creep. These parameters are then will be used to formulate

prediction model to estimate tensile stress developed in repair material. The

formulation of prediction model will be carried out in the second year together with

validation of the model from the observation of restrained shrinkage cracking and

delamination tendency. The model proposed will be usefull for examining cracking

and delamination tendency of particular repair material.

Proportions of repair material were determined from the workability and strength

properties. After several preliminary investigation, the proportions were found to be

as follows: cement: sand rasio equals to 1:2.5, with water/cement rasio 0.5, and

superlasticizer and accelerator respectively 2% and 0.4% by weight of cement.

Meanwhile, the amount of polymer added to the mixes were 2%, 4% and 6% by

weight of cement. In addition to that mixes composition, commercial repair mortar

produced by manufacture was used for comparison purpose. All these composition

were subjected to testing to determine shrinkage, creep, compressive strength, tensile

(5)

The results of this resarch during the first year can be summarised as follows: Based

on measurement of 28-day compressive strength, tensile strength and slant shear it is

justified to use low proportion (2-4%) of polymer to modify mortar suitable for patch

repairing concrete with strength of about 20-30 MPa. However, further effort is

needed to improve the strength development of this material so it could gain high

strength at early age. On the basis of flexibility property, the inclusion of polymer

seems to produce repair material that will potentially reduce the risk of cracking due

to dimensional issues. The reduction in flexibility of repair material containing

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ethics Resource Center (2003), menyatakan bahwa sebanyak 44% karyawan non – manajemen tidak melaporkan pelanggaran yang

Limnologi adalah ilmu tentang ekosistem perairan darat. Kajian dalam mata kuliah ini adalah mengungkap struktur dan fungsi hubungan antara organisme perairan darat kaitannya

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan- perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Merumuskan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan pengembangan bahan pustaka dan deposit daerah, layanan perpustakaan dan teknologi informasi, pembinaan sumber daya

2) Sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Pasal 18 dan 58) dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2634/SJ tanggal 27 Mei 2013, maka

Penetapan Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dalam rangka Siaga Darurat Penanganan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan

Hasil pengujian aktivitas antioksidan dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah terong lalap ungu memiliki aktivitas antioksidan

Berdasarkan hasil klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra satelit Landsat 5 TM tahun 1995 didapat luas tutupan lahan terbesar adalah hutan lahan kering primer yaitu sebesar