Oleh :
Yunita Rizkiasih
0813010139/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan
salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran, Pelaporan dan
Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT.
Samsung Elektronik Indonesia.”
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung baik dalam bentuk dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah
diberikan. Secara khusus peneliti dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi, selaku Wakil Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
dalam mengerjakan skripsi
6. Bapak Drs. EC Muslimin, Msi selaku Dosen Wali Peneliti
7. Kedua orangtua peneliti, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa
dan dukungannya kepada peneliti, serta keluarga besar
8. Seluruh teman –teman yang turut memberikan motivasi kepada
peneliti
9. Serta pihak –pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat peneliti harapkan guna
meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Peneliti juga berharap, skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Maret 2012
DAFTAR ISI………...ii
DAFTAR TABEL………vii
DAFTAR GAMBAR………ix
DAFTAR LAMPIRAN……….x
ABSTRAKSI……….xi
BAB I PENDAHULUAN……….1
1.1. Latar Belakang………...1
1.2. Perumusan Masalah………..5
1.3. Tujuan Penelitian ………...5
1.4. Manfaat Penelitian………..…..5
BAB 2 TELAAH PUSTAKA………7
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………...….7
2.2. Landasan Teori………....14
2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen……….14
ii
2.2.2. Pengertian Dan Tinjauan Sistem Informasi………...17
2.2.2.1. Karakteristik Sistem Infomasi………...18
2.2.2.2. Penggolongan Informasi………...19
2.2.3. Pengertian Penganggaran ……….21
2.2.3.1. Karakteristik Anggaran………21
2.2.3.2. Kegunaan Pokok Anggaran……….22
2.2.3.3. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi……….23
2.2.3.4. Tahap Implementasi Anggaran………...25
2.2.4. Pengertian Pelaporan………25
2.2.4.1. Manfaat Pelaporan……….27
2.2.4.2. Laporan Yang Efektif………27
2.2.4.3. Pengertian Analisis………28
2.2.5. Tinjauan Teori X Dan Y……….30
2.2.5.1. Tinjauan Teori Dua Faktor………33
2.3. Kerangka Pikir………...34
iii
3.1.2. Pengukuran Variabel………..40
3.2. Teknik Penentuan Sampel……….………41
3.2.1. Populasi Dan Sampel………..………41
3.3. Jenis Data………...42
3.3.1. Sumber Data………42
3.3.3. Teknik Pengumpulan Data………..42
3.4. Uji Validitas, Uji Reabilitas, Dan Uji Normalitas……….43
3.4.1. Uji Validitas………43
3.4.2. Uji Reabilitas………...44
3.4.3. Uji Normalitas……….44
3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis………45
3.5.1. Uji Asumsi Klasik………...45
3.5.2. Teknik Analisis………...46
3.5.3. Uji Hipotesis………...47
BAB 4 HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN……….49
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………...49
4.1.1. Sejarah Perusahaan……….49
4.1.2. Struktur Organisasi……….50
iv
4.2.2. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel
Penganggaran (X2)………56
4.2.3. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Pelaporan dan Analisis (X3)………...57
4.2.3. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)…………..58
4.3. Pengujian Kualitas Data………...59
4.3.1. Uji Validitas………59
4.3.1.1. Uji Validitas Pada Variabel Sistem Informasi (X1) ………...59
4.3.1.2. Uji Validitas Pada Variabel Penganggaran (X2)...60
4.3.1.3. Uji Validitas Pada Variabel Pelaporan dan Analisis (X3)………61
4.3.1.4. Uji Validitas Pada Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y) ………...62
4.3.2. Uji Reliabilitas………63
4.3.3. Uji Normalitas………64
v
4.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………68
4.5.1. Uji Hipotesis………...69
4.5.1.1. Uji F………...69
4.5.1.2. Uji T………...70
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian………72
4.6.1. Perbedaan Peneliti Sekarang dan Peneliti Terdahulu……….75
4.6.2. Keterbatasan Penelitian………..77
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN……….78
5.1. Kesimpulan………...78
5.2. Saran……….78
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia……….3
Tabel 3.1. Ketentuan Uji Durbin Watson………47
Tabel 4.1 Tabulasi hasil jawaban responden variabel sistem informasi (X1)55
Tabel 4.2. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel
Penganggaran (X2)………56
Tabel 4.3 Tabulasi hasil jawaban responden pelaporan dan analisis (X3)....57
Tabel 4.4 Tabulasi hasil jawaban responden variabel efektivitas sistem
pengendalian manajemen (Y)………58
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Putaran Pertama Instrumen Variabel Sistem
Informasi (X1)………....59
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Putaran Kedua Instrumen Variabel Sistem
Informasi (X1)………60
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Putaran Pertama Instrumen Variabel
Penganggaran (X2)………60
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Putaran Kedua Instrumen Variabel
Pengendalian Manajemen
vii
(Y)………..62
Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen………63
Tabel 4.12. Normalitas Data……….64
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Multikolonieritas……….66
Tabel 4.14 Hasil Uji Hetreoskedastisitas……….67
Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Simultan………70
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R²)………70
Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Parsial………71
Gambar 4.1. Struktur Organisasi………53
Yunita Rizkiasih
ABSTRAKSI SKRIPSI
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem informasi, penganggaran, peleporan dan analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Sedangkan penulisan skripsi selama tujuh bulan.
Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dikarenakan dengan analisis regresi linier berganda dapat di adakan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada. Pembahasan yang sedang di teliti dari fenomena yang ada yaitu laba bersih belum cukup menunjukan suatu pengaruh sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia. Sehingga diperlukan suatu analisis untuk menunjukkan suatu pengaruh dari sistem informasi, penganggaran, dan pelaporan dana analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia.
Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi,penganggaran, dan pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen dan sistem informasi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Hambatan yang terjadi pada PT. Samsung Elektronik Indonesia adalah obyek penelitian ini hanya PT. Samsung Elektronik Indonesia di Surabaya dengan jumlah responden 30, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi PT. Samsung Elektronik Indonesia di Surabaya saja, pada penelitian ini menggunakan kuisioner sehingga apabila terdapat kesalahan menjawab dari responden mempunyai pengaruh terhadap data yang diperoleh, serta kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat,peran
sistem pengendalian manajemen (management control sistem) yang oleh
Anthony (1998:6) dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer
organisasi mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk
mengimplementasikan strategi organisasi yang telah di tentukan ini
menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi.
Peranan pengendalian manajemen pada suatu perusahaan
bermanfaat bagi pengendalian tugas untuk memastikan kerja yang efektif
dan efisien. Efektifitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, efisien menggambarkan
beberapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit
keluaran tertentu (Dodyk Ardyansah Rachman,2003).
Menurut Anthony , dkk. (1997 : 11) pengendalian manajemen
terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat
orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan
organisasinya. Ini juga digunakan sebagai proses untuk mendeteksi dan
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan
yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Dalam penerapan sistem pengendalian manajemen menurut
Supriyono, (2000 : 36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok
struktur dan proses. Yang termasuk dalam kelompok struktur adalah
struktur organisasi, aliran informasi, dan pendelegasian wewenang.
Adapun yang termasuk dalam kelompok proses adalah penyusunan
anggaran, dan pelaporan dan analisis.
Dalam melaksanakan operasionalnya suatu perusahaan tentu tidak
terlepas dari pengaruh struktur dan proses dari penerapan sistem
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen (spm)
merupakan satu displin ilmu akuntansi manajemen yang berusaha untuk
mengatur dan mempengaruhi perilaku orang-orang di dalam organisasi
agar bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak manajemen
untuk mencapai tujuan organisasinya. Jika dicermati sistem pengendalian
mungkin merupakan satu-satunya disiplin ilmu akuntansi yang cukup luas
dan sulit untuk dipelajari mengingat bahwa objek dari sistem pengendalian
manajemen adalah manusia yang bersifat unik satu sama lain dan memilki
motivasi dan keinginan pribadi yang berbeda pula (Bonnie, 2004).
Menurut Dodyk (2003) bahwa struktur organisasi,sistem informasi
,pusat pertanggung jawaban dan pendelegasian wewenang penganggaran ,
serta pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh secara simultan dan
parsial terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen. Menurut Ni
Made (2001 : 62) bahwa faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat
pertanggung jawaban dan pelimpahan wewenang , tolok ukur prestasi dan
motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan anggaran,
secara simultan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
Menurut Bonnie (2004 : 132) bahwa motivasi merupakan komponen dasar
yang membawa dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha
maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak
terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.
PT. Samsung Elektronik Indonesia merupakan perusahaan manufaktur
yang memproduksi berbagai macam alat elektronik. PT. Samsung
Elektronik Indonesia tentunya tidak terlepas dari kondisi persaingan yang
semakin tajam sehingga harus segera diarahkan untuk dapat menjadi
perusahaan yang mampu bersaing.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT.
Samsung elektronik Indonesia dalam lima tahun adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 : Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia
Tahun Rencana Realisasi Selisih
2007 7.826.000.000 9.601.000.000 1.775.000.000
2008 9.686.000.000 12.210.000.000 2.524.000.000
2009 11.062.000.000 14.388.000.000 3.326.000.000
2010 10.711.000.000 14.344.000.000 3.633.000.000
Jun-2011 5.710.000.000 7.606.000.000 1.896.000.000
Sumber : PT. Samsung Elektronik Indonesia
Dari data yang diperoleh mulai tahun 2007 hingga tahun 2011
dapat dilihat selisih antara realisasi dan rencana laba bersih tahun 2007
adanya pertimbangan mengenai kenaikan laba secara bertahap terhadap
kefektifitasan sistem pengendalian manajemen pada PT. Samsung
Elektronik Indonesia. Selain data laba bersih diatas, adapun fakta
keberhasilan dari PT. Samsung Elektronik Indonesia selama lima tahun
adalah sebagai berikut:
1. 2006 : Meluncurkan “ Stealth Vacuum “ penyedot debu dengan
suara terendah di dunia, dan meluncurkan Blu Ray Disk
Player pertama di dunia.
2. 2007 : Meraih posisi No 1 untuk pangsa pasar LCD dunia selama
enam tahun berturut-turut, dan menduduki posisi pasar No
1 untuk pangsa pasar TV dunia selama tujuh kali
berturut-turut.
3. 2008 : Samsung merebut posisi pertama di pasar telepon genggam
Amerika, dan posisi pangsa pasar No 1 di seluruh dunia
untuk TV yang dicapai pada kuartal ke 9 secara
berturut-turut.
4. 2009 : Mencapai penghargaan yang paling berharga di IDEA
2009, menjadi yang pertama dalam industri untuk menjual
lebih dari 10 juta TV LCD pada semester pertama,
Samsung menerima “Best Product” di 4G awards, dan
Samsung melewati 4 trilliun keuntungan penjualan
5. 2010 : Samsung Elektronik memenangkan lima penghargaan
dalam 2010 IDEA Awards, dan Samsung Elektronik
menempati peringkat nomor 1 di pangsa pasar untuk
lemari es tipe freench door di AS.
Keberhasilan suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari peranan
sistem pengendalan manajemen yang merupakan kunci utama dalam
manajer yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan
hidup suatu perusahaan, manajer merupakan pencetus tujuan,
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan
seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen adalah
sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para
anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan
organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi (Supriyono,2000:4-5). Oleh sebab itu manajer suatu organisasi
perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang
mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh
karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia
bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Sejalan dengan itu
diharapkan seorang manajer mampu memotivasi dan menciptakan kondisi
sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan
kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja
Hal ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis tentang
bagaimana fenomena turunannya produksi industri elektronik di Indonesia
yang mengalami penurunan sebesar 25% pada tahun ini, berbanding
terbalik dengan data kenaikan laba bersih perusahaan dalam periode lima
tahun terakhir PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan apakah hal ini
dipengaruhi oleh keefektivitasan sistem pengendalian manajemen di
perusahaan tersebut serta sejauh mana peran seorang pemimpin terhadap
keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam upaya mencapai
tujuannya untuk memenangkan pasar global.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan dari
keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia maka hal tersebut
menarik peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Sistem
Informasi, Penganggaran, Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektifitas
Sistem Pengendalian Manajemen Pada Keberhasilan PT. Samsung
Elektronik Indonesia“
a. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
“ Apakah sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis
berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada
b. Tujuan Penelitian
“Untuk membuktikan secara empiris sistem informasi,
penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektifitas
sistem pengendalian manajemen.”
c. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
perusahaan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen.
b. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai
tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk
pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan
penelitian di masa mendatang.
c. Bagi peneliti
Merupakan aplikasi teori yang selama ini didapat diperkuliahan, serta
diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan mungkin
dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi
rekan-rekan yang mungkin mengadakan penelitian dalam bidang yang
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENERAPAN MODEL
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah
dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta
bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Dodyk Ardyansah Rachman (2003)
Dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti Selera Di
Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran
serta pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian
manajemen.
b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran,
serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap efektifitas sistem
pengendalian manajemen.
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian tersebut adalah
hipotesis yang pertama menyatakan bahwa diduga struktur organisasi,
sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang
pengaruh yang nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen
telah teruji kebenarannya. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban,
pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis
pengaruh secara nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian
manajemen. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor
yang paling dominan antara struktur organisasi, sistem informasi,
pendelegasian wewenang, pusat pertanggungjawaban, penganggaran serta
pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian
manajemen, dimana stuktur organisasi mempunyai faktor paling dominan.
Jadi dengan ketiga hipotesis yang ada menyatakan bahwa dengan dengan
pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban
dan pendelegasian wewenang, penganggaran serta pelaporan dan analisis
telah teruji dan terbukti nyata maka sistem pengendalian manajemen yang
diterapkan dapat berjalan efektif.
Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran yang dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. PT. Sentraboga Inti Selera dituntut untuk lebih memahami perilaku
dan keinginan dan karyawannya agar dapat menumbuhkan dan
meningkatkan minat, motivasi, kegairahan dan pemahaman kerja
mereka daripada sebelumnya.
b. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menghindari
diharapkan pihak PT. Sentraboga Inti Selera Pasuruan hendaknya
melibatkan semua bagian yang terkait (manajemen bawah sapai
manajemen atas).
c. Dalam masalah pengendalian manajemen maka perusahaan
hendaknya melakukan pembagian secara tegas dan tanggungjawab
yang jelas diantara para personil serta menyusun standar atau tolak
ukur tertentu yang harus dicapai sesuai dengan struktur organisasi
yang ada untuk mencapai dasar pedoman kerja yang disusun
nantinya.
d. Jika terjadi penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja,
perusahaan hendaknya mampu menganalisis penyebabnya dan
menentukan kebijaksanaan lebih lanjut terhadap penyimpangan
tersebut. Jika merupakan penyimpangan yang tidak sengaja maka
dicarikan pemecahannya, agar tidak terulang diwaktu mendatang
dan jika penyimpangan itu kesengajaan maka perusahaan harus
menindak dengan tegas personil yang melakukan penyimpangan
tersebut sesuai dengan peraturan yang ada, tanpa ada pengecualian.
2. Ni Made Ida Pratiwi (2001)
Dengan judul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Sistem Pengandalian Manajemen Pada Bank Umum
Nasional Di Surabaya”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Sejauhmana faktor struktur organisasi,aliran informasi, pusat
prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategik,
penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan
pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap
keberhasilan pengendalian manajemen pada Bank Umum Di
Surabaya?
b. Kesepuluh faktor tersebut, faktor manakah yang paling dominan
mempengaruhi keberhasilan sistem pengendalian manajemen pada
Bank Umum Di Surabaya?
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut
adalah hipotesis yang pertama menyatakan bahwa secara serentak
(simultan) faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, tolok ukur prestasi
dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan
anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan sistem
pengendalian manajemen sekitar 88%.
Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa secara partial telah
diketahui bahwa diantara kesepuluh faktor-faktor yang dianalisis
ternyata penyusunan program mempunyai pengaruh yang paling
dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen,
dengan kontribusi yang diberikan sebesar 54,27%.
Kelemahan penelitian ini adalah adanya perbedaan yaitu mengenai
pengendalian manajemen pada Bank Umum Di Surabaya. Hal ini
terjadi karena penelitian ini mengambil objek(jenis perusahaan) yang
berbeda, dengan demikian maka lingkungan yang mempengaruhi juga
berbeda, disamping itu kondisi perekonomian saat ini mendorong
industri perbankan untuk bersikap hati-hati dan peka terhadap
perubahan lingkungan,baik lingkungan internal maupun lingkungan
eksternal. Dengan demikian maka seringkali kebijakan dan strategi
yang ditetapkan berubah dan memerlukan tindakan yang serba cepat
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut. Namun
demikian,faktor-faktor pengendalian manajemen tetap menjadi
perhatian mereka karena bagaimanapun juga faktor-faktor tersebut
mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut :
a. Setelah mengetahui bahwa faktor struktur organisasi, aliran
informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang,
tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan
strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan
dan pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap
keberhasilan sistem pengendalian manajemen maka Bank Umum
yang ada Di Surabaya diharapkan memberikan perhatian terhadap
merupakan suatu sistem dari sistem pengendalian maajemen
sehingga berkaitan dan tidak dapat diabaikan satu sama lainnya.
b. Karena penyusunan program mempunyai pengaruh yang sangat
dominan, maka diharapkan bank-bank umum yang ada Di
Surabaya lebih meningkatkan kualitas penyusunan programnya
sehingga lebih memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan.
c. Penyusunan program dan penyusunan anggaran dalam perbankan
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis perusahaan
yang lain, dan ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk
penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian
lebih lanjut, untuk meneliti faktor penyusunan program dan
anggaran khusus untuk perbankan.
3. Bonnie Soeherman (2004)
Dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas dan
Efisisensi Perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam
Pencapaian Strategi Badan Usaha”. Perumusan masalah yang dibahas
adalah :
a. Apakah motivasi merupakan fator pengaruh utama di dalam
mendesign sistem pengendalian manajemen?
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi
merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik didalam
eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai
badan usaha.
Kelemahan dari penelitian ini adalah di dalam penerapannya,
sebagai konsekuensi dari ketaatan dan ketidaktaatan karyawan
terhadap sistem pengendalian manajemen, sering kali pihak
manajemen menawarkan bentuk kompensasi baik yang bersifat positif
maupun negatif (punishment) dengan berbagai variasi. Namun tidak
jarang bahwa hal ini tidak dapat berjalan efektif seperti yang
diharapkan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak tawaran sistem
kompensasi yang diterapkan oleh pihak manajemen mampu
memberikan dampak yang bersifat positif atau justru sebaliknya.
Disamping hal itu, bahwa tiap individu memilki dorongan motivasi
dari dalam dirinya atau secara intrinsik. Hal inilah yang cukup sulit
diprediksi dan dikendalikan dan membutuhkan perhatian khusus dari
manajemen.
Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut :
a. Pengetahuan mengenai teori motivasi harus ditindaklanjuti dengan
pemahaman lebih lanjut mengenai ,motivasi pada area kerja badan
usaha. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsik yang positiv bagi
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen
2.2.1.1.Pengertian Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengendalian
Manajemen
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat
variabel (misalnya mesin-mesin,manusia,equipment) menuju arah atau
mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses
mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis
agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Pengendalian manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan
cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para
anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan
oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar
melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri
atas struktur dan proses (Supriyono,2000:4-5).
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut
(Anthony,dkk, 1993:13-14) :
1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada
program-program dan pusat pertanggungjawaban.
2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian
program,anggaran dasar dan standar; (b) data aktual, yaitu yang
benar-benar terjadi baik didalam maupun dilingkungan organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem
organisasi total yang merangkum semua aspek dalam operasi
organisasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya
berhubungan erat dengan struktur keuangan (financial structure),
dimana kegiatan-kegiatan dan sumber daya organisasi dinyatakan
dalam satuan uang (misalnya : rupiah,dolar)
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian
manajemen cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem
yang terkoordinasi dan terpadu, dimana data yang terkumpul
digabungkan untuk saling dibandingkan setiap saat pada setiap unit
organisasi.
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
a. Struktur Pengendalian Manajemen
Dalam struktur pengendalian manajemen terdapat struktur
organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan
pendelegasian wewenang (Anthony, dkk, 1993 : 11).
b. Proses Pengendalian Manajemen
Banyak dari proses penegendalian manajemen melibatkan
Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan,
bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat
penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak terima sebagai
deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal.
Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal
meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis (Anthony, dkk,
1993 : 27).
2.2.1.3. Efektifitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Anthony dkk (1993 : 12) pengendalian manajemen
menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas
yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu
unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi
menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit keluaran (output). Unit organisasi yang paling
efisien adalah unit angdapat memproduksi sejumlah keluaran dan
penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran
terbanyak dari masukan yang tersedia.
Para manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen
untuk mendeteksi situasi-situasi yang tak terkendali dan untuk
meyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi
dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para
manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer,mereka
bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain, dan bila mereka dapat
mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan
kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa
pekerjaan tersebut memang sedang dilaksanakan. (Anthony, dkk, 1993 :
13).
2.2.2. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi
Teori yang diungkapkan oleh Jerry FitzGerald, Andra F.
FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., (1981), mengungkapkan bahwa suatu
sistem informasi adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem
Informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang
berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan
informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam
organisasi (Husein, 1993 : 8). Menurut Supriyono (2000 : 273) didalam
sistem pengendalian manajemen mempunyai dua aspek informasi yaitu :
1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang
penting manfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian
manajemen.
2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem
informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting.
Sistem pengendalian manajemen dapat diidentifikasikan sebagai
memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para
manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan
bagian-bagian organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Supriyono (2000 : 317), sistem informasi menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem
informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap transaksi, informasi
formal lainnya, observasi informal, peristiwa-peristiwa eksternal yang
relevan untuk diolah menjadi informasi.
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan
pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk
melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas
digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan
prosedur-prosedur yang mengarahkan pengendalian tugas.
2.2.2.1.Karakteristik Sistem Informasi
Karakteristik sistem informasi meliputi (Wilkinson, 1993: 4-5) :
1. Jaringan informasi
Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara
intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang
telah jauh lebih banyak.
2. Tahapan dan fungsi konversi data
Sstem informasi (mengkonversikan) masukan-masukan menjadi
transformasi ini: tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan,
dan tahap keluaran.
3. Masukan data dan keluaran informasi
Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan,
sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran.
4. Penggunaan informasi
Pengguna-pengguna informasi meliputi: pengguna intern terdiri dari
para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti
kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan
pemerintah dan serikat pekerja.
2.2.2.2. Penggolongan Informasi
Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki
sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan
dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan
penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu
manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima
golongan, (Swastha, 1997:162-163) yaitu :
1. Informasi internal dan eksternal
Penggolongan informasi kedalam : informasi internal (informasi yang
berasal dari dalam) dan eksternal (informasi yang berasal dari luar) ini
didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang
upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas
dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan
harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan
perpajakan dan sebagainya.
2. Informasi yang diulang dan yang tidak diulang
Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak interval
waktunya. Informasi yang mempnyai interval waktu kurang dari satu
tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan
lainnya dikategorikan sebagai informasi yang tidak diulang.
3. Informasi keharusan dan operasional
Informasi keharusan merupakan informasi yang diminta sebagai
prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar
perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi
tersebut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen
untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih
banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka
memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta
operasi perusahaan.
4. Informasi aktif dan pasif
Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada
seseorang bahwa ia (si penerima) harus melakukan sesuatu. Sedangkan
informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak
5. Informasi yang sudah terjadi dan yang akan terjadi
Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang
penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi
yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan
untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting
penggunaannya dalam menyusun suatu perencanaan.
2.2.3.Pengertian Penganggaran
Teori yang dikemukakan oleh Argyris (1952) dalam Bachtiar dan
Susislowat (1998:29) yang menyebutkan bahwa proses penganggaran
akan dapat menghindari sikap perlawanan kepada atasan dan menghindari
rasa tertekan dari manajer.
Menurut Mulyadi (2001: 488), konsep anggaran dapat dipahami
dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi
anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka
waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek
yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang
ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa
didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun
sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan kearah
Menurut Munandar(2001: 1), budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputu seluruh kegiatan
perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
2.2.3.1.Karakteristik Anggaran
Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut(Mulyadi,
2001: 490) :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti
bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencpai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi
tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Penganggaran (penyusunan anggaran) adalah proses penentuan
peran manajer pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau
bagian program (Supriyono, 2000: 5).
Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu (Munandar, 2001: 10) :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar
semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran
yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan
membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan
apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah
perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari
perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan
antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana
2.2.3.3.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Menurut Munandar (2001: 14-15) secara sederhana, akuntansi
diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan,
melakukan penggolongan-penggolongan, melakukan peringkasan,
melakukan penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap
peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan.
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan
data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi
dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran
menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan
datang.
Bilamana dihubungkan maka antara anggaran dengan akuntansi
mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu :
1. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan
dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja
diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat
bermanfaat didalam penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja)
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan
secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang
nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran
anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penelitian (evaluasi) kerja
perusahaan.
2.2.3.4.Tahap Implementasi Anggaran
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan
penting (Mulyadi, 2001: 509) yaitu :
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para
manajer jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil,
memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam
keterampilan dan bakat.
2.2.4.Pengertian Pelaporan
Pelaporan adalah proses untuk menyusun dan menyajikan laporan
pada pihak-pihak yang berkepentingan (Supriyono, 2000: 14). Sistem
akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi
biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya dalam
hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas
terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban guna pengendalian biaya (Mulyadi 2001: 201).
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dikelompokkan
1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (focus : biaya).
Sistem ini memilki empat karakteristik :
a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
b. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang
bertanggungjawab tertentu.
c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran.
d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman
berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga
kelompok sesuai dengan jenjang organisasi (Mulyadi, 2001: 195),
yaitu :
1. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer bagian. Laporan ini
disajikan untuk para manajer bagian.
2. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer departemen. Laporan
ini disajikan untuk para manajer departemen.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya redaksi. Laporan ini disajikan
kepada direktur utama,direktur produksi,dan direktur pemasaran.
2. Activity based responsibility accounting system (focus : pengendalian
terhadap aktivitas).
Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas,
sistem ini harus memisahkan biaya penambah dan biaya pengurang.
a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan
akhirnya penghilangan biaya bukan penambahan nilai.
b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi.
c. Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas dengan
menyajikan biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam
bentuk perbandingan antar periode.
2.2.4.1.Manfaat Pelaporan
Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo (1997, 328), laporan
keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu
pihak intern dan ekstern.
Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja
yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan
dapat dicapai dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan pihak
ekstern, misalnya pemerintah berkepentingan untuk menentukan besarnya
pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin melihat
perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang yang
diberikan.
2.2.4.2.Laporan Yang Efektif
Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Wilkinson, 1993: 416) :
1. Relevansi.Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam
pengarahan,perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan
sumber daya yang berkaitan dengan hal itu.
2. Kepadatan. Laporan harus menghilangkan semua rincian yang tidak
perlu dan tidak relevan.
3. Diskriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus ada, dia tidak
boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan.
4. Lingkup yang tepat. Laporan harus mencakp lingkup yang berkaitan
dengan tanggung jawab yang akan menerima laporan itu para manajer
dengan bidang tanggung jawab yang lebih luas membutuhkan laporan
dari lingkup yang lebih luas ketimbang para manajer dengan bidang
tanggung jawab yang lebih sempit.
5. Dapat dipahami. Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam
format yang jelas dan siap dipakai.
6. Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu,
untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang efektif.
7. Keterandalan. Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan
(ketepatan) yang tinggi.
8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu laporan ingin
dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus konsisten
dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan yang berkaitan
dengannya.
Menurut joe (2000: 44), analisis adalah mengevaluasi kondisi
akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak
sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu (Swastha, 1997:
328-330) :
1. Metode vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan pada
suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan rasio
atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca dan
laporan laba rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam
perbandingan antara pos-pos di neraca adalah :
a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu :
1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya setiap saat ditagih.
Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut likuiditas
badan usaha dengan membandingkan aktiva lancar, Current
rationya sebagai berikut :
Current ratio Aktiva lancar Utang lancar
2. Acid test ratio (quick ratio) adalah suatu ratio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancarnya
dalam jangka pendek. Ratio ini tidak memasukkan persediaan
maupun persekot, tetap hanya aktiva likuid. Rumus acid test
ratio :
Acid test ratio = Aktiva cepat Utang lancar
Current Ratio =
Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan presentase.
Analisis presentase pada laporan rugi-laba dapat dibuat dengan
menghitung ratio dari semua pos terhadap penjualan (dalam
persen). Analisis tersebut digunakan sebab dapat secara tepat
menunjukkan bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan.
b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi
semua kewajiban pada saat dibubarkan. Solvabilitas diukur dengan
membandingkan total aktiva dengan total utang (utang jangka
pendek dan utang jangka panjang).
Total Aktiva Total utang
2. Metode Horizontal
Analisis ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan
kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Analisis
ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari dua periode
atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba dua periode atau
lebih atau membandingkan neraca dari dua periode yang berbeda yang
dikombinasikan dengan data dari laporan laba rugi.
2.2.5.Tinjauan Teori X dan Y
Menurut supriyono (2000: 2: 241) teori X dan Y pertama kali
dikemukakan oleh Gregor (1960 dan 1967). Gregor mengemukakan
bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi
motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula
karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X
dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filsofi
manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat
dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan
harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara
mengedintifikasi lebih dahulu apakah karyawannya cenderung memenuhi
kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam teori
tersebut.
Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang
diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima
tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi
karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau
upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut
hukuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan
tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya
mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawasan terhadap karyawan
dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan
berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja,
manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri adalah
penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia
mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk
ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan dan aktualisasi
diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapan bahwa
karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelolan
perusahaan dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya
staf, berinisiatif dan berkembang.
Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata
menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk
menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan
menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaan
atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu
memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin.
Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan
(antagonis), sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang
terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya
berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan
pertanggungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya
dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung jawab timbal balik serta
saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan
kebutuhan-kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan perusahaan atau
dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan.
2.2.5.1.Tinjauan Teori Dua Faktor
Menurut Supriyono (2000: 2: 247) teori dua faktor dikemukakan oleh
yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada manajemen.
Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat
yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu: (1) faktor
kepuasan, dan (2) faktor ketidakpuasan.
Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh karena
karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi
yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan atau
terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor
motivasi. Faktor ketidakpuasan juga disebut faktor lingkungan atau
faktor higiene.
Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya
mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu
pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh
yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer
memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi,
tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota,
karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan.
Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan
dari mengeliminasi ketidakpuasan.
Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem
a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan
Teknik-teknik yang digunakan SPM harus memusatkan pada
pengukuran dan pelaporan yang baik tentang kinerja, pengakuan,
kerja, pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan.
b. SPM harus memperkaya tugas
Agar dapat memotivasi karyawan, maka teknik-teknik SPM harus
memusatkan pada usaha memperkaya tugas (job enrichment).
Memperkaya tugas adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh para
manajer untuk merancang tugas sedemikian rupa sehingga
mempengaruhi secara positif terhadap perasaan para karyawan
terhadap tugasnya dan membentuk kesempatan untuk peningkatan
prestasi, pengakuan, tantangan, dan pengembangan personal.
2.3. Kerangka Pikir
2.3.1.Sistem Informasi Terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian
Manajemen
Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 241), sikap
manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para
karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas
karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat
digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X
berangapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada
diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka
adalah penting didalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan,
manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan
untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Sistem informasi
merupakan alat pengendalian untuk menunjang efektifitas sistem
pengendalian manajemen.
Menurut Supriyono (2000: 7) perancang sistem harus mempelajari dan
mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh
organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi
yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi
mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi
dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal. Sistem Informasi
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas
sistem pengendaian manajemen (Dodyk : 2003).
H1 : Sistem informasi berpengaruh terhadap efektifitas sistem
pengendalian manajemen
2.3.2.Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (200: 2: 47),
kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang
harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi,
ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan
pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik
yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada
umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari
tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting dalam mencapai tujuan
individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan
imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan.
Menurut Supriyono (200: 2: 40) penganggaran adalah proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian
program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat
pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui
penganggaran.
Penganggaran mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen (Dodyk : 2003).
H2 :Penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian
manajemen
2.3.3.Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian
Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),
kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi,
dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal
ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan
pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik
yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada
umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari
tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan
individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan
imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan.
Menurut Supriyono (2000: 2: 140) Laporan pengendalian
menyajikan perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan kinerja yang
diharapkan, laporan ini dapat digunakan untuk memotivasi manajer tersebut
agar melakukan tindakan koreksi atas kinerjanya dimasa yang akan datang.
Menurut Anthony, dkk, (1993: 29) Pelaporan juga digunakan sebagai alat
pengendalian. Beberapa diturunkan dari analisis yang mengembangkan
rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan,
dengan penjelasan mengenai penyimpangan yang ada, manajer memutuskan
apa yang harus dilakukan.
Pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen (Dodyk : 2003).
H3 : Pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem
Berdasarkan pada kerangka pikir yang ada, dapat disusun suatu diagram
pikir yang digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 2.1. : Diagram Pikir
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Sistem Informasi (X1)
Penganggaran (X2)
Pelaporan dan Analisis (X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pertanyaan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep
penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara
dan satuan pengukuran variabelnya (Anonim, 2003: IV-10).
3.1.1. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian diatas, variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu 3 variabel bebas dan 1
variabel terikat. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah
Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y), sedangkan
variabel-variabel bebasnya meliputi Sistem Informasi (X1), Penganggaran
(X2), Pelaporan dan Analisis (X3).
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)
Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan suatu
sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan
strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
2. Sistem Informasi (X1)
Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang paling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi.
3. Penganggaran (X2)
Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian program.
4. Pelaporan dan Analisis (X3)
Pelaporan dan analisis adalah proses untuk menyusun dan menyajikan
pada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi
akuntuansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak
sesuai.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Berdasarkan pengukuran variable yang dilakukan oleh Dodyk (2003)
dengan menggunakan skala Semantic Differensial. Skala ini tersusun
dalam tujuh point dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah
kiri atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah skala interval.
Skala menggunakan nilai lima point (Sugiyono: 2008:12). Jawaban
dengan nilai satu berarti sangat tidak mampu dan nilai lima berarti sangat
Skala Pengukuran Interval
Sangat tidak sangat
Mampu mampu
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Obyek
Obyek yang digunakan dalam bab ini adalah PT.Samsung
Elektronik Indonesia.
3.2.1.Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri
atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek/obyek yang lain, dalam kelompok tersebut akan dikenai
generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004.244). Populasi yang
digunakan dalam penelitian adalah manajer perusahaan yang berjumlah 30
orang.
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,
2004.44-45). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik penelitian sampel metode sensus, yaitu penentuan sampel
yang mengambil semua populasi sebagai sampel karena jumlahnya relatif
kecil. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah manajer yang berjumlah
30 orang.
3.3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh langsung melalui survey, wawancara langsung, dan
menyebar kuisioner.
3.3.1. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari PT.Samsung Elektronik Indonesia
adalah hanya para manajer tingkat middle dan low manajer.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada
pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya
terutama yang berhubungan dengan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan
dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis, kepada
responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan
Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai dengan batas waktu yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
d. Observasi
Merupakan paket yang tercakup dalam proses wawancara dan
pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.
3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas
3.4.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2006: 49), validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengumgkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total,
biasanya digunakan batasan rix (hitung) >0,36 (r tabel). Semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,36 daya pembedanya dianggap
memuaskan (Ghozali , 2006: 40).
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006: 41) reliabilitas adalah sebenarnya untuk
mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Croncbach Alpha. Dan
kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai alpha >0,60 berarti pernyataan reliabel
3.4.3. Uji Normalitas
Menurut Sumarsono (2004: 40) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat
dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov.
Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah:
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka
distribusi adalah tidak normal
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka
distribusi adalah normal
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
mutikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006: 9) uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor
multikolonearitas adalah sama dengan nilai VIF>10. Setiap peneliti
harus menentukan kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali,
2006: 93).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105).
Menurut Santoso (2001: 208), untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas adalah:
Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas
Nilai probabilitas < 0,05 berati terkena dari heteroskedastisitas
3. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006: 95) uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka
Tabel 3.1. : Ketentuan Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif
dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif
4 – dl &