• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM INFORMASI, PENGANGGARAN, PELAPORAN DAN ANALISIS TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGANDALIAN MANAJEMEN PADA KEBERHASILAN PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SISTEM INFORMASI, PENGANGGARAN, PELAPORAN DAN ANALISIS TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGANDALIAN MANAJEMEN PADA KEBERHASILAN PT. SAMSUNG ELEKTRONIK INDONESIA."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Yunita Rizkiasih

0813010139/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

hidayah- Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan

salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur dengan judul “Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran, Pelaporan dan

Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT.

Samsung Elektronik Indonesia.”

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak – pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung baik dalam bentuk dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah

diberikan. Secara khusus peneliti dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi, selaku Wakil Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

(3)

dalam mengerjakan skripsi

6. Bapak Drs. EC Muslimin, Msi selaku Dosen Wali Peneliti

7. Kedua orangtua peneliti, Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa

dan dukungannya kepada peneliti, serta keluarga besar

8. Seluruh teman –teman yang turut memberikan motivasi kepada

peneliti

9. Serta pihak –pihak yang telah membantu yang tidak dapat peneliti

sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna.

Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat peneliti harapkan guna

meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Peneliti juga berharap, skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Maret 2012

(4)

DAFTAR ISI………...ii

DAFTAR TABEL………vii

DAFTAR GAMBAR………ix

DAFTAR LAMPIRAN……….x

ABSTRAKSI……….xi

BAB I PENDAHULUAN……….1

1.1. Latar Belakang………...1

1.2. Perumusan Masalah………..5

1.3. Tujuan Penelitian ………...5

1.4. Manfaat Penelitian………..…..5

BAB 2 TELAAH PUSTAKA………7

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu………...….7

2.2. Landasan Teori………....14

2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen……….14

(5)

ii

2.2.2. Pengertian Dan Tinjauan Sistem Informasi………...17

2.2.2.1. Karakteristik Sistem Infomasi………...18

2.2.2.2. Penggolongan Informasi………...19

2.2.3. Pengertian Penganggaran ……….21

2.2.3.1. Karakteristik Anggaran………21

2.2.3.2. Kegunaan Pokok Anggaran……….22

2.2.3.3. Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi……….23

2.2.3.4. Tahap Implementasi Anggaran………...25

2.2.4. Pengertian Pelaporan………25

2.2.4.1. Manfaat Pelaporan……….27

2.2.4.2. Laporan Yang Efektif………27

2.2.4.3. Pengertian Analisis………28

2.2.5. Tinjauan Teori X Dan Y……….30

2.2.5.1. Tinjauan Teori Dua Faktor………33

2.3. Kerangka Pikir………...34

(6)

iii

3.1.2. Pengukuran Variabel………..40

3.2. Teknik Penentuan Sampel……….………41

3.2.1. Populasi Dan Sampel………..………41

3.3. Jenis Data………...42

3.3.1. Sumber Data………42

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data………..42

3.4. Uji Validitas, Uji Reabilitas, Dan Uji Normalitas……….43

3.4.1. Uji Validitas………43

3.4.2. Uji Reabilitas………...44

3.4.3. Uji Normalitas……….44

3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis………45

3.5.1. Uji Asumsi Klasik………...45

3.5.2. Teknik Analisis………...46

3.5.3. Uji Hipotesis………...47

BAB 4 HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN……….49

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………...49

4.1.1. Sejarah Perusahaan……….49

4.1.2. Struktur Organisasi……….50

(7)

iv

4.2.2. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel

Penganggaran (X2)………56

4.2.3. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Pelaporan dan Analisis (X3)………...57

4.2.3. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)…………..58

4.3. Pengujian Kualitas Data………...59

4.3.1. Uji Validitas………59

4.3.1.1. Uji Validitas Pada Variabel Sistem Informasi (X1) ………...59

4.3.1.2. Uji Validitas Pada Variabel Penganggaran (X2)...60

4.3.1.3. Uji Validitas Pada Variabel Pelaporan dan Analisis (X3)………61

4.3.1.4. Uji Validitas Pada Variabel Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y) ………...62

4.3.2. Uji Reliabilitas………63

4.3.3. Uji Normalitas………64

(8)

v

4.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………68

4.5.1. Uji Hipotesis………...69

4.5.1.1. Uji F………...69

4.5.1.2. Uji T………...70

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian………72

4.6.1. Perbedaan Peneliti Sekarang dan Peneliti Terdahulu……….75

4.6.2. Keterbatasan Penelitian………..77

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN……….78

5.1. Kesimpulan………...78

5.2. Saran……….78

DAFTAR PUSTAKA

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia……….3

Tabel 3.1. Ketentuan Uji Durbin Watson………47

Tabel 4.1 Tabulasi hasil jawaban responden variabel sistem informasi (X1)55

Tabel 4.2. Tabulasi Hasil Jawaban Responden Mengenai Variabel

Penganggaran (X2)………56

Tabel 4.3 Tabulasi hasil jawaban responden pelaporan dan analisis (X3)....57

Tabel 4.4 Tabulasi hasil jawaban responden variabel efektivitas sistem

pengendalian manajemen (Y)………58

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Putaran Pertama Instrumen Variabel Sistem

Informasi (X1)………....59

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Putaran Kedua Instrumen Variabel Sistem

Informasi (X1)………60

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Putaran Pertama Instrumen Variabel

Penganggaran (X2)………60

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Putaran Kedua Instrumen Variabel

(10)

Pengendalian Manajemen

vii

(Y)………..62

Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen………63

Tabel 4.12. Normalitas Data……….64

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Multikolonieritas……….66

Tabel 4.14 Hasil Uji Hetreoskedastisitas……….67

Tabel 4.15 Hasil Analisis Regresi Simultan………70

Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R²)………70

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Parsial………71

(11)

Gambar 4.1. Struktur Organisasi………53

(12)

Yunita Rizkiasih

ABSTRAKSI SKRIPSI

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sistem informasi, penganggaran, peleporan dan analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Sedangkan penulisan skripsi selama tujuh bulan.

Analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linier berganda dikarenakan dengan analisis regresi linier berganda dapat di adakan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada. Pembahasan yang sedang di teliti dari fenomena yang ada yaitu laba bersih belum cukup menunjukan suatu pengaruh sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia. Sehingga diperlukan suatu analisis untuk menunjukkan suatu pengaruh dari sistem informasi, penganggaran, dan pelaporan dana analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia.

Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi,penganggaran, dan pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen dan sistem informasi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Hambatan yang terjadi pada PT. Samsung Elektronik Indonesia adalah obyek penelitian ini hanya PT. Samsung Elektronik Indonesia di Surabaya dengan jumlah responden 30, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku bagi PT. Samsung Elektronik Indonesia di Surabaya saja, pada penelitian ini menggunakan kuisioner sehingga apabila terdapat kesalahan menjawab dari responden mempunyai pengaruh terhadap data yang diperoleh, serta kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat,peran

sistem pengendalian manajemen (management control sistem) yang oleh

Anthony (1998:6) dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer

organisasi mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk

mengimplementasikan strategi organisasi yang telah di tentukan ini

menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan organisasi.

Peranan pengendalian manajemen pada suatu perusahaan

bermanfaat bagi pengendalian tugas untuk memastikan kerja yang efektif

dan efisien. Efektifitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, efisien menggambarkan

beberapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit

keluaran tertentu (Dodyk Ardyansah Rachman,2003).

Menurut Anthony , dkk. (1997 : 11) pengendalian manajemen

terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat

orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan

organisasinya. Ini juga digunakan sebagai proses untuk mendeteksi dan

mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan

yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.

Dalam penerapan sistem pengendalian manajemen menurut

Supriyono, (2000 : 36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok

(14)

struktur dan proses. Yang termasuk dalam kelompok struktur adalah

struktur organisasi, aliran informasi, dan pendelegasian wewenang.

Adapun yang termasuk dalam kelompok proses adalah penyusunan

anggaran, dan pelaporan dan analisis.

Dalam melaksanakan operasionalnya suatu perusahaan tentu tidak

terlepas dari pengaruh struktur dan proses dari penerapan sistem

pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen (spm)

merupakan satu displin ilmu akuntansi manajemen yang berusaha untuk

mengatur dan mempengaruhi perilaku orang-orang di dalam organisasi

agar bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak manajemen

untuk mencapai tujuan organisasinya. Jika dicermati sistem pengendalian

mungkin merupakan satu-satunya disiplin ilmu akuntansi yang cukup luas

dan sulit untuk dipelajari mengingat bahwa objek dari sistem pengendalian

manajemen adalah manusia yang bersifat unik satu sama lain dan memilki

motivasi dan keinginan pribadi yang berbeda pula (Bonnie, 2004).

Menurut Dodyk (2003) bahwa struktur organisasi,sistem informasi

,pusat pertanggung jawaban dan pendelegasian wewenang penganggaran ,

serta pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh secara simultan dan

parsial terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen. Menurut Ni

Made (2001 : 62) bahwa faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat

pertanggung jawaban dan pelimpahan wewenang , tolok ukur prestasi dan

motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan anggaran,

(15)

secara simultan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen.

Menurut Bonnie (2004 : 132) bahwa motivasi merupakan komponen dasar

yang membawa dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha

maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak

terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.

PT. Samsung Elektronik Indonesia merupakan perusahaan manufaktur

yang memproduksi berbagai macam alat elektronik. PT. Samsung

Elektronik Indonesia tentunya tidak terlepas dari kondisi persaingan yang

semakin tajam sehingga harus segera diarahkan untuk dapat menjadi

perusahaan yang mampu bersaing.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT.

Samsung elektronik Indonesia dalam lima tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Laba Bersih PT. Samsung Elektronik Indonesia

Tahun Rencana Realisasi Selisih

2007 7.826.000.000 9.601.000.000 1.775.000.000

2008 9.686.000.000 12.210.000.000 2.524.000.000

2009 11.062.000.000 14.388.000.000 3.326.000.000

2010 10.711.000.000 14.344.000.000 3.633.000.000

Jun-2011 5.710.000.000 7.606.000.000 1.896.000.000

Sumber : PT. Samsung Elektronik Indonesia

Dari data yang diperoleh mulai tahun 2007 hingga tahun 2011

dapat dilihat selisih antara realisasi dan rencana laba bersih tahun 2007

(16)

adanya pertimbangan mengenai kenaikan laba secara bertahap terhadap

kefektifitasan sistem pengendalian manajemen pada PT. Samsung

Elektronik Indonesia. Selain data laba bersih diatas, adapun fakta

keberhasilan dari PT. Samsung Elektronik Indonesia selama lima tahun

adalah sebagai berikut:

1. 2006 : Meluncurkan “ Stealth Vacuum “ penyedot debu dengan

suara terendah di dunia, dan meluncurkan Blu Ray Disk

Player pertama di dunia.

2. 2007 : Meraih posisi No 1 untuk pangsa pasar LCD dunia selama

enam tahun berturut-turut, dan menduduki posisi pasar No

1 untuk pangsa pasar TV dunia selama tujuh kali

berturut-turut.

3. 2008 : Samsung merebut posisi pertama di pasar telepon genggam

Amerika, dan posisi pangsa pasar No 1 di seluruh dunia

untuk TV yang dicapai pada kuartal ke 9 secara

berturut-turut.

4. 2009 : Mencapai penghargaan yang paling berharga di IDEA

2009, menjadi yang pertama dalam industri untuk menjual

lebih dari 10 juta TV LCD pada semester pertama,

Samsung menerima “Best Product” di 4G awards, dan

Samsung melewati 4 trilliun keuntungan penjualan

(17)

5. 2010 : Samsung Elektronik memenangkan lima penghargaan

dalam 2010 IDEA Awards, dan Samsung Elektronik

menempati peringkat nomor 1 di pangsa pasar untuk

lemari es tipe freench door di AS.

Keberhasilan suatu organisasi tidak bisa dilepaskan dari peranan

sistem pengendalan manajemen yang merupakan kunci utama dalam

manajer yang memainkan peran penting dan strategis dalam kelangsungan

hidup suatu perusahaan, manajer merupakan pencetus tujuan,

merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan

seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat

tercapai secara efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen adalah

sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para

anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan

organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi (Supriyono,2000:4-5). Oleh sebab itu manajer suatu organisasi

perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan kondisi yang

mampu memuaskan karyawan dalam bekerja sehingga diperoleh

karyawan yang tidak hanya mampu bekerja akan tetapi juga bersedia

bekerja kearah pencapaian tujuan perusahaan. Sejalan dengan itu

diharapkan seorang manajer mampu memotivasi dan menciptakan kondisi

sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapai kepuasan

kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja

(18)

Hal ini menimbulkan keingintahuan bagi penulis tentang

bagaimana fenomena turunannya produksi industri elektronik di Indonesia

yang mengalami penurunan sebesar 25% pada tahun ini, berbanding

terbalik dengan data kenaikan laba bersih perusahaan dalam periode lima

tahun terakhir PT. Samsung Elektronik Indonesia, dan apakah hal ini

dipengaruhi oleh keefektivitasan sistem pengendalian manajemen di

perusahaan tersebut serta sejauh mana peran seorang pemimpin terhadap

keberhasilan suatu manajemen perusahaan dalam upaya mencapai

tujuannya untuk memenangkan pasar global.

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan dari

keberhasilan PT. Samsung Elektronik Indonesia maka hal tersebut

menarik peneliti untuk mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh Sistem

Informasi, Penganggaran, Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektifitas

Sistem Pengendalian Manajemen Pada Keberhasilan PT. Samsung

Elektronik Indonesia“

a. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :

“ Apakah sistem informasi, penganggaran, pelaporan dan analisis

berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen pada

(19)

b. Tujuan Penelitian

“Untuk membuktikan secara empiris sistem informasi,

penganggaran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektifitas

sistem pengendalian manajemen.”

c. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

perusahaan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen.

b. Bagi universitas

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai

tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk

pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan

penelitian di masa mendatang.

c. Bagi peneliti

Merupakan aplikasi teori yang selama ini didapat diperkuliahan, serta

diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan mungkin

dapat memberikan ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi

rekan-rekan yang mungkin mengadakan penelitian dalam bidang yang

(20)

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENERAPAN MODEL

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah

dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta

bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Dodyk Ardyansah Rachman (2003)

Dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti Selera Di

Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :

a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat

pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran

serta pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian

manajemen.

b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat

pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran,

serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang

mempunyai pengaruh paling dominan terhadap efektifitas sistem

pengendalian manajemen.

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian tersebut adalah

hipotesis yang pertama menyatakan bahwa diduga struktur organisasi,

sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang

(21)

pengaruh yang nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen

telah teruji kebenarannya. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa

struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban,

pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis

pengaruh secara nyata terhadap efektifitas sistem pengendalian

manajemen. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor

yang paling dominan antara struktur organisasi, sistem informasi,

pendelegasian wewenang, pusat pertanggungjawaban, penganggaran serta

pelaporan dan analisis terhadap efektifitas sistem pengendalian

manajemen, dimana stuktur organisasi mempunyai faktor paling dominan.

Jadi dengan ketiga hipotesis yang ada menyatakan bahwa dengan dengan

pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban

dan pendelegasian wewenang, penganggaran serta pelaporan dan analisis

telah teruji dan terbukti nyata maka sistem pengendalian manajemen yang

diterapkan dapat berjalan efektif.

Berdasarkan kesimpulan diatas adapun saran yang dapat dikemukakan

sebagai berikut:

a. PT. Sentraboga Inti Selera dituntut untuk lebih memahami perilaku

dan keinginan dan karyawannya agar dapat menumbuhkan dan

meningkatkan minat, motivasi, kegairahan dan pemahaman kerja

mereka daripada sebelumnya.

b. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menghindari

(22)

diharapkan pihak PT. Sentraboga Inti Selera Pasuruan hendaknya

melibatkan semua bagian yang terkait (manajemen bawah sapai

manajemen atas).

c. Dalam masalah pengendalian manajemen maka perusahaan

hendaknya melakukan pembagian secara tegas dan tanggungjawab

yang jelas diantara para personil serta menyusun standar atau tolak

ukur tertentu yang harus dicapai sesuai dengan struktur organisasi

yang ada untuk mencapai dasar pedoman kerja yang disusun

nantinya.

d. Jika terjadi penyimpangan baik sengaja maupun tidak sengaja,

perusahaan hendaknya mampu menganalisis penyebabnya dan

menentukan kebijaksanaan lebih lanjut terhadap penyimpangan

tersebut. Jika merupakan penyimpangan yang tidak sengaja maka

dicarikan pemecahannya, agar tidak terulang diwaktu mendatang

dan jika penyimpangan itu kesengajaan maka perusahaan harus

menindak dengan tegas personil yang melakukan penyimpangan

tersebut sesuai dengan peraturan yang ada, tanpa ada pengecualian.

2. Ni Made Ida Pratiwi (2001)

Dengan judul “ Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi

Keberhasilan Sistem Pengandalian Manajemen Pada Bank Umum

Nasional Di Surabaya”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :

a. Sejauhmana faktor struktur organisasi,aliran informasi, pusat

(23)

prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategik,

penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan

pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap

keberhasilan pengendalian manajemen pada Bank Umum Di

Surabaya?

b. Kesepuluh faktor tersebut, faktor manakah yang paling dominan

mempengaruhi keberhasilan sistem pengendalian manajemen pada

Bank Umum Di Surabaya?

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut

adalah hipotesis yang pertama menyatakan bahwa secara serentak

(simultan) faktor struktur organisasi, aliran informasi, pusat

pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, tolok ukur prestasi

dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan strategi, penyusunan

anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan sistem

pengendalian manajemen sekitar 88%.

Hipotesis yang kedua menyatakan bahwa secara partial telah

diketahui bahwa diantara kesepuluh faktor-faktor yang dianalisis

ternyata penyusunan program mempunyai pengaruh yang paling

dominan terhadap keberhasilan sistem pengendalian manajemen,

dengan kontribusi yang diberikan sebesar 54,27%.

Kelemahan penelitian ini adalah adanya perbedaan yaitu mengenai

(24)

pengendalian manajemen pada Bank Umum Di Surabaya. Hal ini

terjadi karena penelitian ini mengambil objek(jenis perusahaan) yang

berbeda, dengan demikian maka lingkungan yang mempengaruhi juga

berbeda, disamping itu kondisi perekonomian saat ini mendorong

industri perbankan untuk bersikap hati-hati dan peka terhadap

perubahan lingkungan,baik lingkungan internal maupun lingkungan

eksternal. Dengan demikian maka seringkali kebijakan dan strategi

yang ditetapkan berubah dan memerlukan tindakan yang serba cepat

dalam mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut. Namun

demikian,faktor-faktor pengendalian manajemen tetap menjadi

perhatian mereka karena bagaimanapun juga faktor-faktor tersebut

mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap keberhasilan

perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat

dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut :

a. Setelah mengetahui bahwa faktor struktur organisasi, aliran

informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang,

tolok ukur prestasi dan motivasi, analisis lingkungan, perencanaan

strategik, penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan

dan pengukuran, pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap

keberhasilan sistem pengendalian manajemen maka Bank Umum

yang ada Di Surabaya diharapkan memberikan perhatian terhadap

(25)

merupakan suatu sistem dari sistem pengendalian maajemen

sehingga berkaitan dan tidak dapat diabaikan satu sama lainnya.

b. Karena penyusunan program mempunyai pengaruh yang sangat

dominan, maka diharapkan bank-bank umum yang ada Di

Surabaya lebih meningkatkan kualitas penyusunan programnya

sehingga lebih memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan.

c. Penyusunan program dan penyusunan anggaran dalam perbankan

mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis perusahaan

yang lain, dan ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk

penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, disarankan untuk penelitian

lebih lanjut, untuk meneliti faktor penyusunan program dan

anggaran khusus untuk perbankan.

3. Bonnie Soeherman (2004)

Dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas dan

Efisisensi Perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam

Pencapaian Strategi Badan Usaha”. Perumusan masalah yang dibahas

adalah :

a. Apakah motivasi merupakan fator pengaruh utama di dalam

mendesign sistem pengendalian manajemen?

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi

merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik didalam

(26)

eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai

badan usaha.

Kelemahan dari penelitian ini adalah di dalam penerapannya,

sebagai konsekuensi dari ketaatan dan ketidaktaatan karyawan

terhadap sistem pengendalian manajemen, sering kali pihak

manajemen menawarkan bentuk kompensasi baik yang bersifat positif

maupun negatif (punishment) dengan berbagai variasi. Namun tidak

jarang bahwa hal ini tidak dapat berjalan efektif seperti yang

diharapkan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak tawaran sistem

kompensasi yang diterapkan oleh pihak manajemen mampu

memberikan dampak yang bersifat positif atau justru sebaliknya.

Disamping hal itu, bahwa tiap individu memilki dorongan motivasi

dari dalam dirinya atau secara intrinsik. Hal inilah yang cukup sulit

diprediksi dan dikendalikan dan membutuhkan perhatian khusus dari

manajemen.

Dari kesimpulan dan kelemahan penelitian ini, maka dapat

dikemukakan saran-saran penelitian, sebagai berikut :

a. Pengetahuan mengenai teori motivasi harus ditindaklanjuti dengan

pemahaman lebih lanjut mengenai ,motivasi pada area kerja badan

usaha. Untuk menumbuhkan motivasi intrinsik yang positiv bagi

(27)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen

2.2.1.1.Pengertian Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengendalian

Manajemen

Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat

variabel (misalnya mesin-mesin,manusia,equipment) menuju arah atau

mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses

mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis

agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.

Pengendalian manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan

cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para

anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif

dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan

oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar

melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri

atas struktur dan proses (Supriyono,2000:4-5).

Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut

(Anthony,dkk, 1993:13-14) :

1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada

program-program dan pusat pertanggungjawaban.

2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian

(28)

program,anggaran dasar dan standar; (b) data aktual, yaitu yang

benar-benar terjadi baik didalam maupun dilingkungan organisasi.

3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem

organisasi total yang merangkum semua aspek dalam operasi

organisasi.

4. Sistem pengendalian manajemen biasanya

berhubungan erat dengan struktur keuangan (financial structure),

dimana kegiatan-kegiatan dan sumber daya organisasi dinyatakan

dalam satuan uang (misalnya : rupiah,dolar)

5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian

manajemen cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.

6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem

yang terkoordinasi dan terpadu, dimana data yang terkumpul

digabungkan untuk saling dibandingkan setiap saat pada setiap unit

organisasi.

2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen

a. Struktur Pengendalian Manajemen

Dalam struktur pengendalian manajemen terdapat struktur

organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan

pendelegasian wewenang (Anthony, dkk, 1993 : 11).

b. Proses Pengendalian Manajemen

Banyak dari proses penegendalian manajemen melibatkan

(29)

Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan,

bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat

penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak terima sebagai

deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal.

Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal

meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis (Anthony, dkk,

1993 : 27).

2.2.1.3. Efektifitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen

Menurut Anthony dkk (1993 : 12) pengendalian manajemen

menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas

yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu

unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi

menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk

menghasilkan satu unit keluaran (output). Unit organisasi yang paling

efisien adalah unit angdapat memproduksi sejumlah keluaran dan

penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran

terbanyak dari masukan yang tersedia.

Para manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen

untuk mendeteksi situasi-situasi yang tak terkendali dan untuk

meyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi

dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para

manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer,mereka

(30)

bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain, dan bila mereka dapat

mengamati pekerjaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan

kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa

pekerjaan tersebut memang sedang dilaksanakan. (Anthony, dkk, 1993 :

13).

2.2.2. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi

Teori yang diungkapkan oleh Jerry FitzGerald, Andra F.

FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., (1981), mengungkapkan bahwa suatu

sistem informasi adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem

Informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang

berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan

informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam

organisasi (Husein, 1993 : 8). Menurut Supriyono (2000 : 273) didalam

sistem pengendalian manajemen mempunyai dua aspek informasi yaitu :

1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang

penting manfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian

manajemen.

2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem

informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting.

Sistem pengendalian manajemen dapat diidentifikasikan sebagai

(31)

memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para

manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan

bagian-bagian organisasi dalam mencapai tujuannya.

Menurut Supriyono (2000 : 317), sistem informasi menghasilkan

informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem

informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap transaksi, informasi

formal lainnya, observasi informal, peristiwa-peristiwa eksternal yang

relevan untuk diolah menjadi informasi.

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan

pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk

melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas

digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan

prosedur-prosedur yang mengarahkan pengendalian tugas.

2.2.2.1.Karakteristik Sistem Informasi

Karakteristik sistem informasi meliputi (Wilkinson, 1993: 4-5) :

1. Jaringan informasi

Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara

intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang

telah jauh lebih banyak.

2. Tahapan dan fungsi konversi data

Sstem informasi (mengkonversikan) masukan-masukan menjadi

(32)

transformasi ini: tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan,

dan tahap keluaran.

3. Masukan data dan keluaran informasi

Berbagai data dimasukkan untuk diproses selama tahap masukan,

sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran.

4. Penggunaan informasi

Pengguna-pengguna informasi meliputi: pengguna intern terdiri dari

para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti

kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan

pemerintah dan serikat pekerja.

2.2.2.2. Penggolongan Informasi

Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki

sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan

dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan

penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu

manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima

golongan, (Swastha, 1997:162-163) yaitu :

1. Informasi internal dan eksternal

Penggolongan informasi kedalam : informasi internal (informasi yang

berasal dari dalam) dan eksternal (informasi yang berasal dari luar) ini

didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang

upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas

(33)

dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan

harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan

perpajakan dan sebagainya.

2. Informasi yang diulang dan yang tidak diulang

Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak interval

waktunya. Informasi yang mempnyai interval waktu kurang dari satu

tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan

lainnya dikategorikan sebagai informasi yang tidak diulang.

3. Informasi keharusan dan operasional

Informasi keharusan merupakan informasi yang diminta sebagai

prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar

perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi

tersebut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen

untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.

Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih

banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka

memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta

operasi perusahaan.

4. Informasi aktif dan pasif

Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada

seseorang bahwa ia (si penerima) harus melakukan sesuatu. Sedangkan

informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak

(34)

5. Informasi yang sudah terjadi dan yang akan terjadi

Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang

penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi

yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan

untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting

penggunaannya dalam menyusun suatu perencanaan.

2.2.3.Pengertian Penganggaran

Teori yang dikemukakan oleh Argyris (1952) dalam Bachtiar dan

Susislowat (1998:29) yang menyebutkan bahwa proses penganggaran

akan dapat menghindari sikap perlawanan kepada atasan dan menghindari

rasa tertekan dari manajer.

Menurut Mulyadi (2001: 488), konsep anggaran dapat dipahami

dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi

anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana

kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan

moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka

waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek

yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang

ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa

didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun

sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan kearah

(35)

Menurut Munandar(2001: 1), budget (anggaran) ialah suatu

rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputu seluruh kegiatan

perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku

untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

2.2.3.1.Karakteristik Anggaran

Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut(Mulyadi,

2001: 490) :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain

keuangan.

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti

bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk

mencpai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang

lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi

tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Penganggaran (penyusunan anggaran) adalah proses penentuan

peran manajer pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau

bagian program (Supriyono, 2000: 5).

(36)

Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu (Munandar, 2001: 10) :

1. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta

sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh

kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar

semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling

menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran

yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya

perusahaan akan lebih terjamin.

3. Sebagai alat pengawasan kerja

Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding

untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan

membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan

apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah

perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja. Dari

perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan

antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui

kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki

perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan

pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana

(37)

2.2.3.3.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi

Menurut Munandar (2001: 14-15) secara sederhana, akuntansi

diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk melakukan pencatatan,

melakukan penggolongan-penggolongan, melakukan peringkasan,

melakukan penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap

peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan.

Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan

data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi

dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran

menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan

datang.

Bilamana dihubungkan maka antara anggaran dengan akuntansi

mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu :

1. Akuntansi menyajikan data historis yang sangat bermanfaat untuk

mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan

dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja

diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat

bermanfaat didalam penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja)

2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur

tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan

(38)

secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran inilah yang

nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran

anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penelitian (evaluasi) kerja

perusahaan.

2.2.3.4.Tahap Implementasi Anggaran

Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan

penting (Mulyadi, 2001: 509) yaitu :

1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab

untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para

manajer jenjang menengah dan bawah.

2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil,

memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam

keterampilan dan bakat.

2.2.4.Pengertian Pelaporan

Pelaporan adalah proses untuk menyusun dan menyajikan laporan

pada pihak-pihak yang berkepentingan (Supriyono, 2000: 14). Sistem

akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi

biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya dalam

hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas

terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi

pertanggungjawaban guna pengendalian biaya (Mulyadi 2001: 201).

Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dikelompokkan

(39)

1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional (focus : biaya).

Sistem ini memilki empat karakteristik :

a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban

b. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang

bertanggungjawab tertentu.

c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan

anggaran.

d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman

berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.

Jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga

kelompok sesuai dengan jenjang organisasi (Mulyadi, 2001: 195),

yaitu :

1. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer bagian. Laporan ini

disajikan untuk para manajer bagian.

2. Laporan pertanggungjawaban biaya manajer departemen. Laporan

ini disajikan untuk para manajer departemen.

3. Laporan pertanggungjawaban biaya redaksi. Laporan ini disajikan

kepada direktur utama,direktur produksi,dan direktur pemasaran.

2. Activity based responsibility accounting system (focus : pengendalian

terhadap aktivitas).

Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas,

sistem ini harus memisahkan biaya penambah dan biaya pengurang.

(40)

a. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan

akhirnya penghilangan biaya bukan penambahan nilai.

b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi.

c. Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas dengan

menyajikan biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam

bentuk perbandingan antar periode.

2.2.4.1.Manfaat Pelaporan

Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo (1997, 328), laporan

keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang

berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu

pihak intern dan ekstern.

Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja

yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan

dapat dicapai dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan pihak

ekstern, misalnya pemerintah berkepentingan untuk menentukan besarnya

pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin melihat

perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang yang

diberikan.

2.2.4.2.Laporan Yang Efektif

Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai

berikut (Wilkinson, 1993: 416) :

1. Relevansi.Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam

(41)

pengarahan,perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan

sumber daya yang berkaitan dengan hal itu.

2. Kepadatan. Laporan harus menghilangkan semua rincian yang tidak

perlu dan tidak relevan.

3. Diskriminasi yang memadai. Meskipun laporan harus ada, dia tidak

boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan.

4. Lingkup yang tepat. Laporan harus mencakp lingkup yang berkaitan

dengan tanggung jawab yang akan menerima laporan itu para manajer

dengan bidang tanggung jawab yang lebih luas membutuhkan laporan

dari lingkup yang lebih luas ketimbang para manajer dengan bidang

tanggung jawab yang lebih sempit.

5. Dapat dipahami. Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam

format yang jelas dan siap dipakai.

6. Ketepatan waktu. Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu,

untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang efektif.

7. Keterandalan. Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan

(ketepatan) yang tinggi.

8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain. Jika suatu laporan ingin

dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus konsisten

dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan yang berkaitan

dengannya.

(42)

Menurut joe (2000: 44), analisis adalah mengevaluasi kondisi

akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak

sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu (Swastha, 1997:

328-330) :

1. Metode vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan pada

suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan rasio

atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca dan

laporan laba rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam

perbandingan antara pos-pos di neraca adalah :

a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu :

1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya setiap saat ditagih.

Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut likuiditas

badan usaha dengan membandingkan aktiva lancar, Current

rationya sebagai berikut :

Current ratio Aktiva lancar Utang lancar

2. Acid test ratio (quick ratio) adalah suatu ratio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancarnya

dalam jangka pendek. Ratio ini tidak memasukkan persediaan

maupun persekot, tetap hanya aktiva likuid. Rumus acid test

ratio :

Acid test ratio = Aktiva cepat Utang lancar

Current Ratio = 

(43)

Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan presentase.

Analisis presentase pada laporan rugi-laba dapat dibuat dengan

menghitung ratio dari semua pos terhadap penjualan (dalam

persen). Analisis tersebut digunakan sebab dapat secara tepat

menunjukkan bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan.

b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan memenuhi

semua kewajiban pada saat dibubarkan. Solvabilitas diukur dengan

membandingkan total aktiva dengan total utang (utang jangka

pendek dan utang jangka panjang).

Total Aktiva Total utang

2. Metode Horizontal

Analisis ini bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan

kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Analisis

ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari dua periode

atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba dua periode atau

lebih atau membandingkan neraca dari dua periode yang berbeda yang

dikombinasikan dengan data dari laporan laba rugi.

2.2.5.Tinjauan Teori X dan Y

Menurut supriyono (2000: 2: 241) teori X dan Y pertama kali

dikemukakan oleh Gregor (1960 dan 1967). Gregor mengemukakan

bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi

motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula

(44)

karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X

dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filsofi

manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat

dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan

harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara

mengedintifikasi lebih dahulu apakah karyawannya cenderung memenuhi

kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam teori

tersebut.

Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang

diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima

tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi

karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau

upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut

hukuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan

tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya

mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawasan terhadap karyawan

dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan

berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah.

Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja,

manusia dapat belajar mencari tanggung jawab, pengendalian diri adalah

penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia

mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk

(45)

ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan dan aktualisasi

diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapan bahwa

karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelolan

perusahaan dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya

staf, berinisiatif dan berkembang.

Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata

menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk

menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan

menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaan

atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu

memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin.

Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan

(antagonis), sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang

terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya

berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan

pertanggungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya

dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung jawab timbal balik serta

saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan

kebutuhan-kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan perusahaan atau

dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan.

2.2.5.1.Tinjauan Teori Dua Faktor

Menurut Supriyono (2000: 2: 247) teori dua faktor dikemukakan oleh

(46)

yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat

yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu: (1) faktor

kepuasan, dan (2) faktor ketidakpuasan.

Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh karena

karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi

yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan atau

terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor

motivasi. Faktor ketidakpuasan juga disebut faktor lingkungan atau

faktor higiene.

Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya

mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu

pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh

yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer

memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi,

tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota,

karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan.

Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan

dari mengeliminasi ketidakpuasan.

Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem

(47)

a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan

Teknik-teknik yang digunakan SPM harus memusatkan pada

pengukuran dan pelaporan yang baik tentang kinerja, pengakuan,

kerja, pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan.

b. SPM harus memperkaya tugas

Agar dapat memotivasi karyawan, maka teknik-teknik SPM harus

memusatkan pada usaha memperkaya tugas (job enrichment).

Memperkaya tugas adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh para

manajer untuk merancang tugas sedemikian rupa sehingga

mempengaruhi secara positif terhadap perasaan para karyawan

terhadap tugasnya dan membentuk kesempatan untuk peningkatan

prestasi, pengakuan, tantangan, dan pengembangan personal.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1.Sistem Informasi Terhadap Efektifitas Sistem Pengendalian

Manajemen

Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 241), sikap

manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para

karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas

karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat

digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X

berangapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada

diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka

(48)

adalah penting didalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan,

manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan

untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Sistem informasi

merupakan alat pengendalian untuk menunjang efektifitas sistem

pengendalian manajemen.

Menurut Supriyono (2000: 7) perancang sistem harus mempelajari dan

mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh

organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi

yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi

mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi

dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi

digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal. Sistem Informasi

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas

sistem pengendaian manajemen (Dodyk : 2003).

H1 : Sistem informasi berpengaruh terhadap efektifitas sistem

pengendalian manajemen

2.3.2.Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen

Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (200: 2: 47),

kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan

tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang

harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi,

(49)

ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan

pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik

yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada

umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari

tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting dalam mencapai tujuan

individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan

imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah

perusahaan.

Menurut Supriyono (200: 2: 40) penganggaran adalah proses

penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian

program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat

pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat

pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui

penganggaran.

Penganggaran mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap

keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen (Dodyk : 2003).

H2 :Penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian

manajemen

2.3.3.Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian

Manajemen

Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),

kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan

(50)

harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi,

dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal

ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan

pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik

yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y beranggapan bahwa pada

umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari

tanggungjawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan

individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan

imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah

perusahaan.

Menurut Supriyono (2000: 2: 140) Laporan pengendalian

menyajikan perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan kinerja yang

diharapkan, laporan ini dapat digunakan untuk memotivasi manajer tersebut

agar melakukan tindakan koreksi atas kinerjanya dimasa yang akan datang.

Menurut Anthony, dkk, (1993: 29) Pelaporan juga digunakan sebagai alat

pengendalian. Beberapa diturunkan dari analisis yang mengembangkan

rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan,

dengan penjelasan mengenai penyimpangan yang ada, manajer memutuskan

apa yang harus dilakukan.

Pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap

keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen (Dodyk : 2003).

H3 : Pelaporan dan analisis berpengaruh terhadap efektivitas sistem

(51)

Berdasarkan pada kerangka pikir yang ada, dapat disusun suatu diagram

pikir yang digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Gambar 2.1. : Diagram Pikir

Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Sistem Informasi (X1) 

Penganggaran (X2) 

Pelaporan dan Analisis  (X3) 

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pertanyaan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep

penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara

dan satuan pengukuran variabelnya (Anonim, 2003: IV-10).

3.1.1. Definisi Operasional

Berdasarkan uraian diatas, variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 4 variabel, yaitu 3 variabel bebas dan 1

variabel terikat. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah

Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y), sedangkan

variabel-variabel bebasnya meliputi Sistem Informasi (X1), Penganggaran

(X2), Pelaporan dan Analisis (X3).

Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai berikut :

1. Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)

Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan suatu

sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan

strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan

(53)

2. Sistem Informasi (X1)

Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang paling

berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan

keputusan dan pengawasan dalam organisasi.

3. Penganggaran (X2)

Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam

melaksanakan program atau bagian program.

4. Pelaporan dan Analisis (X3)

Pelaporan dan analisis adalah proses untuk menyusun dan menyajikan

pada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi

akuntuansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak

sesuai.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Berdasarkan pengukuran variable yang dilakukan oleh Dodyk (2003)

dengan menggunakan skala Semantic Differensial. Skala ini tersusun

dalam tujuh point dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah

kiri atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah skala interval.

Skala menggunakan nilai lima point (Sugiyono: 2008:12). Jawaban

dengan nilai satu berarti sangat tidak mampu dan nilai lima berarti sangat

(54)

Skala Pengukuran Interval

Sangat tidak sangat

Mampu mampu

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Obyek

Obyek yang digunakan dalam bab ini adalah PT.Samsung

Elektronik Indonesia.

3.2.1.Populasi dan Sampel  

  Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri

atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok

subyek/obyek yang lain, dalam kelompok tersebut akan dikenai

generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004.244). Populasi yang

digunakan dalam penelitian adalah manajer perusahaan yang berjumlah 30

orang.  

  Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri

dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah

sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,

2004.44-45). Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik penelitian sampel metode sensus, yaitu penentuan sampel

yang mengambil semua populasi sebagai sampel karena jumlahnya relatif

kecil. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah manajer yang berjumlah

30 orang. 

(55)

3.3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diperoleh langsung melalui survey, wawancara langsung, dan

menyebar kuisioner.

3.3.1. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari PT.Samsung Elektronik Indonesia

adalah hanya para manajer tingkat middle dan low manajer.

3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada

pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya

terutama yang berhubungan dengan variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini.

b. Dokumentasi

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan

dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis, kepada

responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan

(56)

Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai dengan batas waktu yang

telah ditetapkan oleh peneliti.

d. Observasi

Merupakan paket yang tercakup dalam proses wawancara dan

pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas

3.4.1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2006: 49), validitas digunakan untuk mengukur

sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengumgkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total,

biasanya digunakan batasan rix (hitung) >0,36 (r tabel). Semua item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,36 daya pembedanya dianggap

memuaskan (Ghozali , 2006: 40).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2006: 41) reliabilitas adalah sebenarnya untuk

mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Croncbach Alpha. Dan

kriteria pengujian sebagai berikut:

 Jika nilai alpha >0,60 berarti pernyataan reliabel

(57)

3.4.3. Uji Normalitas

Menurut Sumarsono (2004: 40) uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk

mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat

dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah:

 Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka

distribusi adalah tidak normal

 Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka

distribusi adalah normal

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

mutikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006: 9) uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor

(58)

multikolonearitas adalah sama dengan nilai VIF>10. Setiap peneliti

harus menentukan kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali,

2006: 93).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105).

Menurut Santoso (2001: 208), untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas adalah:

 Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas

 Nilai probabilitas < 0,05 berati terkena dari heteroskedastisitas

3. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2006: 95) uji autokorelasi bertujuan menguji

apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka

(59)

Tabel 3.1. : Ketentuan Uji Durbin Watson

Nilai d Kesimpulan

0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif

dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif

4 – dl &

Gambar

Gambar 2.1. : Diagram Pikir
Tabel 4.1 : Tabulasi hasil jawaban responden variabel sistem informasi (X1). No Item Pernyataan Skor Total
Tabel 4.2. : Tabulasi Hasil Jawaban Responden Variabel Penganggaran (X2) Item Pernyataan Skor
Tabel 4.3 : Tabulasi hasil jawaban responden pelaporan dan analisis (X3). Item Pernyataan Skor Total
+6

Referensi

Dokumen terkait

Observasi sementara penulis, dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SDN-3 Telangkah terdapat problematika yang dihadapi oleh guru tersebut antara lain,

depan cita-cita di masa depan dalam belajar cita-cita di masa depan dalam belajar cita-cita di masa depan dalam belajar Motivasi belajar Adanya penghargaan

Semakin tinggi risiko keuangan maka perusahaan akan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk menghindari pelanggaran kontrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden mengenai variabel stres kerja, gaya kepemimpinan transformasional, dan kinerja karyawan, serta

Buku ini menggunakan sistem pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau mengajarkan pengetahuan,

→ Menjawab pertanyaan tentang materi struktur teks ungkapan memberi dan meminta informasi terkait tempat wisata dan bangunan bersejarah terkenal yang terdapat pada buku

Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang pantas untuk manusia yang

Penentuan posisi produk secara fisik dapat menjadi langkah penting dalam menjalankan analisis pemasaran strategis.Hal seperti ini terutama terjadi dengan banyaknya tawaran