P
ERANCANGAN ALAT BANTU JALAN (KRUK)
DENGAN PENDEKATAN SECARA ERGONOMIS
DI RUMAH SAKIT X DI SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
LATIF SOBIRIN
NPM. 0732015018
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menuntaskan pendidikan sebagai Sarjana
Teknik Industri di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
PembangunanNasional
Semoga Tugas Akhir ini mampu memberikan sedikit sumbangsih.
Memang Tugas Akhir ini masih kurang sempurna dan masih membutuhkan
banyak perbaikan, penulis memohon adanya saran dan kritik untuk
membenahinya. Apabila ada pihak-pihak yang berminat mengembangkan,
memperbaiki, dan menyempurnakannya, penulis akan dengan senang hati
membantu
Selama penyusunan tugas akhir ini, banyak sekali bimbingan dan bantuan
yang telah diterima oleh penulis. Untuk itu Penulis ingin menyampaikan terima
kasihnya kepada:
1. Semua Dosen yang telah mengajarkan semua ilmunya selama kuliah di
Teknik Industri UPN “veteran” Jawa Timur.
2. Ibu Enny Ariyani ST, MT, selaku dosen pembimbing I. Terima kasih
telah membimbing dan banyak membantu dalam pembuatan tugas akhir
ini.
3. Bapak Suseno Budi P. ST,MT. selaku dosen pembimbing II. Terima
kasih atas bimbinganya dan masukan yang diberikan.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto,MP selaku Rektor UPN “veteran”
5. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Falkutas Teknologi Industri.
6. Bapak Ir. Minto Waluyo, MMT selaku Kajur Teknik Industri.
7. Ibu Endang P.W, MMT., Bapak Ir.Hari Purwadi, .MM. dan Bapak
Ir.Joumil Aidil SZS,MT selaku Dosen Penguji Seminar.
8. Ibu Ir.Yustina Ngatilah MT dan Bapak Ir.Tri Susilo, MM selaku Dosen
penguji Ujian Lisan.
9. Seluruh keluarga. Ayah, Ibu, Kakak dan adikku yang selalu memberikan
dukungan hingga selesainya kuliah.
10.Seluruh teman-teman Teknik Industri Angkatan 2007 (Sore) yang selalu
saling memberi semangat dan dukungan informasi yang selalu
ter-update di grup jejaring sosial facebook (TI Nol Tu7uh Mumet Skripsi).
11.Dan seluruh teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu serta
semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas
akhir ini.
Surabaya, Desember 2011
ABSTRAKSI
Kekurangan yang banyak dialami suatu produk adalah kurang fleksibelnya
suatu alat atau produk terhadap ukuran tubuh pengguna. Di dunia kesehatan kita telah
mendengar alat bantu jalan (kruk) yaitu suatu alat bantu jalan yang berupa tongkat
dengan pegangan ditengah supaya dapat digunakan sebagai pegangan. Pemakaiannya
dengan cara dijepit diketiak, alat ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang baru saja
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya sakit (patah) atau mereka yang
mengalami cacat sehingga sulit dalam berjalan atau dalam kata lain kruk adalah alat
penopang kaki pemakainya.
Dari survei awal yang telah dilakukan pada pengguna kruk, mereka
mengeluhkan sakit setelah menggunakan kruk, ketiaknya merasa sakit dikarenakan
penopang yang keras dan ukuran jangkauan tangan pada saat digunakan, serta
kesulitan pada saat akan membawa karena alat yang panjang atau dengan ukuran
yangbesar ataupun saat akan menyimpan kruk di mobil dikarenakan ukuran alat yang
masih panjang pada saat pengguna akan bepergian.
Maka dengan adanya masalah tersebut muncullah ide untuk merancang ulang
alat bantu jalan (kruk) yang ergonomis, sehingga memberikan kenyamanan serta
praktis dalam penyimpanan dari alat bantu jalan (kruk) yang sebelumnya.
Berdasarkan analisa data perancangan kruk usulan adalah sebagai berikut:
Untuk merancang kruk usulan adalah:
dengan tinggi kruk 125 cm – 135 cm,
jangkauan tangan kruk 46 cm – 54 cm, tebal penopang kruk 14 cm, dengan berlapis
busa, diameter genggaman 4 cm, sehingga memberikan kenyamanan terhadap
pengguna kruk dan memenuhi unsur ergonomis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kekurangan yang banyak dialami suatu produk adalah kurang fleksibelnya
suatu alat atau produk terhadap ukuran tubuh pengguna, serta banyak produk yang
tidak memiliki nilai tambah dari produk tersebut. Di dunia kesehatan kita telah
mendengar alat bantu jalan (kruk) yaitu berupa tongkat yang dilengkapi penopang
ketiak dan genggaman tangan , Pemakaiannya dengan cara dijepit diketiak, alat
ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang baru saja kecelakaan yang mengakibatkan
kakinya sakit (patah) atau mereka yang cacat sehingga sulit dalam berjalan atau
dalam kata lain kruk adalah alat penopang kaki pemakainya.
Dari survei awal yang telah dilakukan pada pengguna kruk yang sudah ada
mengeluhkan setelah menggunakan kruk, ketiaknya merasa sakit dikarenakan
penopan ketiak yang keras dan ukuran jangkauan tangan pada saat digunakan ,
serta meraka kesulitan pada saat akan membawaa karena ukuran alat yang
panjang atau dengan ukuran yang besar ataupun saat akan menyimpan kruk di
mobil dikarenakan ukurannya yang masih panjang pada saat pengguna akan
bepergian.
Dalam menggunakan suatu produk kita akan selalu mencari yang lebih
praktis baik dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan, karena hal tadi akan
sangat meringankan beban kita dalam menggunakannya. Seiring dengan
persaingan ditentukan oleh keberhasilan dalam merancang dan mengembangkan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan kecepatan industri tersebut
dalam merespon perubahan keinginan konsumennya.
Maka dengan adanya masalah tersebut muncullah ide untuk merancang
ulang alat bantu jalan (kruk) yang ergonomis, sehingga memberikan kenyamanan
serta praktis dalam penyimpanan dari alat bantu jalan (kruk) yang sebelumnya.
1.2. Per umusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : “ Bagaimana merancang ulang alat bantu jalan (kruk) yang
ergonomis ?
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luasnya permasalahan maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Produk yang dirancang ulang adalah alat bantu jalan (kruk)
2. Persentil yang digunakan 5% , 50% , dan 95%
3. Penambahan fungsi pada alat bantu jalan (kruk) sesuai dengan yang
diinginkan oleh pengguna sesuai dengan permasalahan yang ada.
4. Tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian 5%
5. Produk (kruk) yang dapat digunakan oleh remaja dan dewasa Indonesia
1.4. Asumsi-asumsi
Asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Jawaban dari tiap kuisioner sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Data–data yang diperoleh dapat dipercaya
3. Semua responden dalam menjawab kuesioner dapat menjawab dengan baik.
4. Desain alat bantu kruk disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta
kebutuhan pengguna alat bantu (kruk)
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memeiliki tujuan sebagai berikut :
Merancang ulang alat bantu jalan (kruk) yang dapat digunakan oleh remaja
dan dewasa Indonesia yang ergonomis serta praktis dalam penyiampanan sesuai
dengan permasalahan yang ada.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini :
Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Memudahkan pemakai dalam penggunaan alat bantu jalan (kruk).
2. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam inovasi produk yang telah ada.
3. Memperoleh kemudahan perhitungan melalui komputasi pada analisa simulasi
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang
diberikan pada satiap bab yang berurutan untuk memudahkan pembahasannya.
Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti
dijelaskan dibawah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,pembahasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori-teori yang akan digunakan sebagai
landasan dalam penyelesaian masalah terkait langsung dengan
metode penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan
masalah. Pencarian sumber informasi tersebut dapat buku,jurnal
penelitian,sumber literature lain, dan studi terhadap penelitian
terdahulu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang uraian langka-langka penelitian yang
dilakukan,selain juga merupakan gambaran kerangka berfikir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengidentifikasi seluruh data yang dikumpulkan dalam penelitian
serta pengolahan data yang berhubungan dengan perbaikan sistem
kerja tersebut untuk mendapatkan standart operasi yang lebih baik.
Menganalisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan
sebelumnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian, yakni pengolahan data
dan analisis permasalahan maka dapat disimpulkan suatu usulan
perbaikan ukuran & bentuk desain sebuah alat bantu jalan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Pr oduk
Produk adalah keluaran yang diperoleh dari sebuah proses produksi dan
merupakan pertambahan nilai dari bahan baku dan merupakan komoditi yang
dijual perusahaan kepada konsumen. Produk adalah suatu barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Unsur yang
terpenting dalam produk adalah mutu/kualitas. Kualitas Produk seharusnya tidak
hanya dilihat dari sisi pandang si produsen, tetapi yang lebih penting adalah dari
segi pandangan si pemakai atau konsumen tersebut. Dalam hal ini kualitas produk
harus dapat mencerminkan tingkat kemampuan produk untuk memberikan
kemanfaatan yang diharapkan oleh si pemakai atau konsumen tersebut.
Harapan tersebut didasarkan pada janji yang diperoleh si konsumen bagi
kepuasan fungsional, pengalaman dan simbol yang tercipta melalui objek fisik
produk tersebut. Dengan terdapatnya kepuasan dari suatu produk oleh konsumen,
maka semakin baik posisi produk itu dalam persaingan, karena semakin banyak
dicari dan diminta produk tersebut oleh konsumen.
Keberhasilan suatu perusahaan dalam persaingan untuk memasarkan
produknya, secara simultan merupakan suatu fungsi dari dan sekaligus pembatas
oleh kemampuan untuk membuat dan melakukan (Assauri,2008) :
2.1.1 Per a n Research & Development Dalam Peningka tan Kualitas Pr oduk
Yang dimaksud dengan Research & Development (R&D) menurut
negara-negara maju (OECD) adalah pekerjaan yang kreatif yang silakukan atas dasar
yang sistematik, untuk meningkatkan persediaan-persediaan ilmiah dan teknik
serta menggunakan persediaan pengetahuan tersebut untuk mendukung aplikasi
baru. Pengembangan produk sebagai hasil dari kegiatan Research & Development
terlihat dari mutu atau kualitas produk yang lebih baik, atau manfaat produk
menjadi lebih luas, ataupun desain dan penampilan yang lebih menarik.
Sedangkan Pengembangan Teknologi sebagai hasil dari kegiatan Research &
Development terlihat dari pengembangan bahan baku yang dapat digunakan lebih
hemat dengan mutu yang lebih baik, pengembangan proses yang lebih efektif dan
efisien serta pengembangan peralatan produksi yang lebih canggih. Salah satu
yang terpenting dari kegiatan Research & Development adalah peningkatan
kualitas produk melalui pengembangan ilmu dan teknologi.
Setiap perusahaan dalam meningkatkan posisi produknya dalam persaingan,
harus dapat memanfaatkan peluang yang terdapat dalam keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif yang diperoleh tercermin dalam kemampuan kualitas
produk yang dihasilkan dan tingkat biaya yang relatif rendah, serta memenuhi
waktu delivery yang dijanjikan. (Assauri, 2008).
2.1.2 Pr oduk alat bantu jalan (kr uk )
Di dunia kesehatan kita telah mendengar alat bantu jalan (kruk) yaitu
berupa tongkat yang dilengkapi penopang ketiak dan genggaman tangan,
mereka yang baru saja kecelakaan yang mengakibatkan kakinya sakit (patah) atau
mereka yang cacat sehingga sulit dalam berjalan atau dalam kata lain kruk adalah
alat penopang kaki pemakainya, biasanya digunakan secara ber-pasangan yang
diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan.
Ada beberapa macam kruk misalnya kruk dengan satu tongkat namun
memiliki empat kaki penyangga, digunakan untuk pengguna terapi stroke yang
dalam tahap penyembuhan syaraf–syaraf motoriknya atau dengan kata lain untuk
merangsang syaraf-syaraf pengguna. Kemudian kruk dengan penyangga depan
dan samping yang melingkar pada depan dan samping pengguna yang menyerupai
rangka lemari, yang berfungsi sebagai pegangan pengguna untuk terapi para
pengguna yang mengalami sakit post stroke (pasien dengan kelemahan kaki)
digunakan oleh pengguna yang mengalami penyakit post stroke (pasien dengan
kelemahan kaki) yang mengakibatkan matinya syaraf–syaraf otot, sehingga
kesulitan untuk berjalan. Kemudian kruk dengan penyangga tangan tempat
menaruh tangan atau menopang tangan, digunakan pada pengguna yang
mengalami patah tangan dan dilakukan perawatan gipp atau diplester (
penyambungan tulang yang retak atau patah ) yang berfungsi agar tidak rusak
sruktur penyambungnya dan tulangnya cepat tersambung kembali .
Seiring perkembangan jaman, model dan macam alat bantu jalan (kruk)
sangat berfariatif, namun fungsi dari alat bantu jalan sendiri bisa dikatakan sama,
yaitu untuk membantu penggunanya untuk berjalan (memudahkan para
2.2 Ergonomi
2.2.1 Konsep Dasar Ergonomi
Untuk mempermudah pemahaman terhadap ergonomi, kita dapat
menggunakan konsep umum dari cara berpikir rasional yang biasa kita gunakan.
Mengadopsi istilah (5W + 1H) dapat mempermudah kita berpikir secara
sistematis didalam memahami dan menerapkan ergonomi 5W dan 1H tersebut
adalah : (Tarwaka; 2004)
1. What is ergonomics ? Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu “ ergon “ berarti kerja dan “ nomos “ berarti aturan atau
hukum. Jadi secara ringkas ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam
system kerja. Di Indonesia memakai istilah ergonomi tetapi di beberapa
Negara seperti skandinavia menggunakan istilah “ Bioteknologi “ sedangkan
di Negara Amerika menggunakan istilah “ Human Engineering “. Namun
demikian, semuanya membahas hal yang sama yaitu tentang optimalisasi
fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan.
2. Why is ergonomic ? Dari pengalaman menunjukkan bahwa setiap aktivitas
atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan
mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja meningkat, performansi menurun yang berakibat pada penurunan
efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian, penerapan ergonomic disegala
bidang adalah suatu keharusan.
3. Where is ergonomic applied ? Secara umum penerapan ergonomi dapat
dilakukan dimana saja, baik dilingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan
4. When is ergonomic applied ? Ergonomi dapat diterapkan kapan saja dalam
putaran 24 jam sehari semalam, sehingga baik pada saat bekerja, istirahat,
maupun dalam berinteraksi sosial kita dapat melakukan dengan sehat, aman
dan nyaman.
5. Who must apply ergonomics ? Setiap komponen masyarakat baik masyarakat
pekerja maupun masyarakat sosial harus menerapkan ergonomi dalam upaya
menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja
yang setinggi – tingginya.
6. How is ergonomic applied ? Untuk dapat menerapkan ergonomi secara benar
dan tepat, maka kita harus mempelajari dan memahami ergonomi secara detail.
Dalam penerapan ergonomi diperlukan suatu seni agar apa yang akan
diterapkan dapat diterima oleh pemakainya dan memberikan manfaat yang
besar kepadanya.
Dengan demikian ergonomic dapat didefinisikan sebagai berikut : (Tarwaka;
2004) “ Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik
fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih
baik “. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat
rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu
Ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan yaitu :
1. Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud tentang display disini adalah bagian dari lingkungan yang
berkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya, kalau kita ingin
mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan maka
dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan
dalam hal ini kecepatan motor.
2. Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas–aktifitas manusia ketika bekerja
dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut.
3. Penyelidikan mengenai tempat kerja
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti sesuai dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia, Hal–hal yang bersangkutan dengan
tubuh manusia ini dipelajari dalam Antrophometri.
4. Penyelidikan mengenai lingkungan fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan
fasilitas–fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia serta kondisi lingkungan
kerja yang kedua–duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.
2.2.2 Tujuan Er gonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah : (Tarwaka, 2004)
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan kerja fisik dan mental,
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan
jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.3 Sistem Ker angka dan Otot Manusia
Dalam rangka memenuhi tujuan desain atau perancangan produk baru
pekerjaan serta peralatan yang sesuai dengan kebutuhan manusia, maka
diperlukan beberapa pengetahuan dasar tentang karakteristik otot dan kerangka
manusia terutama dimensi dan kapasitasnya. Anatomi faal manusia merupakan
ilmu dasar yang mempelajari karakteristik otot dan sistem kerangka manusia. Hal
ini perlu kita uraikan sebelumnya untuk menjadi landasan bagi penerapan
ergonomi lebih lanjut: (Nurmianto; 2008)
1. Kerangka dan Sambungan Kerangka
a) Kerangka
Kerangka berfungsi untuk menggambarkan dasar bentuk tubuh,
penentuan tinggi seseorang, perlindungan organ tubuh yang lunak (otak,
jantung, hati) sebagai tempt untuk melekatnya otot–otot, mengganti sel–sel
yang telah rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak pengendali
berfungsi sebagai alat untuk meredam dan mendistribusi gaya atau
tegangan yang ada padanya.
b) Sambungan Cartilagenous
Sambungan Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi untuk
pergerakan yang relatif kecil, seperti misalnya : sambungan antara tulang
iga dan pangkal tulang iga
c) Sambungan Synovial
Sambungan Synovial adalah sambungan yang terdapat paling
banyak pada tangan dan kaki, dan berfungsi untuk pergerakan atau
perputaran bebas, walaupun tangan dan kaki tersebut amat terbatas
pergerakannya, misalnya arah dan rentang gerakannya.
d) Ligamen
Ligamen adalah berfungsi untuk membentuk bagian sambungan
dan menempel pada tulang, Ligament juga berfungsi untuk membatasi
rentang gerakan.
2. Sistem Sambungan Kerangka
Panjang tulang untuk menentukan tinggi badan seseorang, sedangkan
batas jangkuan dapat menentukan ruang gerak atau aktivitas yang
digambarkan oleh system sambungan tulang. Selain dari itu dimensi ruang
yang terbentuk tersebut amat penting untuk penempatan pengendali dan
desain stasiun kerja. Sifat masing–masing sambungan tulang pada pergerakan
adalah sangat kompleks. Contoh sambungan tulang yang sederhana ada pada
3. Otot
Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaks, selain itu otot
juga sebagai penggerak utama bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot
yang lain yang dikenal sebagai gerakan antagonis yang berfungsi untuk
mngendalikan dan mengembalikan posisi tangan dan kaki pada tempat asalnya.
4. Jaringan Penghubung
Jaringan–jaringan penghubung yang terpenting pada sistem kerangka otot
adalah ligamen dan tendon. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot
dan tulang sedangkan Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang
dengan tulang.
2.4 Anthr opometr i
Istilah Anthropometri berasal dari kata “ anthro” yang berarti manusia dan
“metri“ yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan
sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain–lain yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Anthropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan–pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan
produk tersebut. Dalam kaitan ini maka perancang produk harus mampu
mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan
Manusia pada umumnya akan berbeda–beda dalam hal bentuk dan dimensi
ukuran tubuhnya. Disini akan ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
ukuran tubuh manusia, sehingga sudah semestinya seorang perancang produk
harus memperhatikan faktor–faktor tersebut yang antara lain adalah :
1. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahunan. Selanjutnya tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan
ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
2. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki–laki umumnya akan lebih besar dibandingkan
dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu sperti pinggul
dan sebagainya.
3. Suku / Bangsa
Setiap suku, bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik
fisik yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Usia
Pada umumnya bertambahnya umur manusia akan menyebabkan semakin
berkembangnya ukuran tubuh. Ukuran tubuh berkembang dari saat lahir
sampai umur ± 20 tahun untuk pria dan ± 17 tahun untuk wanita. Dimensi tubuh manusia akan berkurang setelah umur 60 tahun. Setelah mengijak usia
disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang dan gerakan tangan
dan kaki.
5. Pakaian
Karena terjadinya perbedaan iklim/musim menyebabkan manusia
memakai pakaian tertentu sehingga merubah dimensi tubuh, misalnya pada
waktu musim dingin menyebabkan orang memakai pakaian tebal dan ukuran
relatif besar.
6. Faktor Kehamilan pada Wanita
Faktor ini sudah jelas mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti bila
dibandingkan dengan antara wanita yang hamil dengan wanita yang tidak
hamil.
7. Cacat Tubuh secara Fisik
Berikut ini beberapa penjelasan dan gambar pengukuran dimensi struktur
tubuh dan dimensi fungsional tubuh, sebagai berikut :
1. Pengukuran dimensi struktur tubuh (struktural body dimensions). - Tubuh diukur dalam posisi tidak bergerak (static anthropometri).
- Meliputi : berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, panjang lengan, dsb.
- Percentile : 5-th dan 95-th percentile.
2. Pengukuran dimensi fungsional tubuh (functional body dimensions).
- Tubuh diukur dalam posisi melakukan gerakan kerja atau posisi dinamis (dynamic anthropometri).
- Banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas/ ruang kerja.
Gambar 2.2. Pengukur an Dimensi Fungsional Tubuh dalam Berbagai Posisi Ger akan Ker ja
2.5 Aplikasi Distr ibusi Nor mal Dalam Penetapan Data Anthr opometr i
Untuk penetapan data antropometri, diterapkan pemakaian distribusi
normal. Distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean,
X) dan standar deviasi (SD, σx). Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan
atau lebih rendah dari 95 persentil; 5% dari populasi berada sama dengan atau
lebih rendah dari 5 persentil.
Rumus umum persentil adalah sebagai berikut:
Px = data ke
100 ) 1 (n+ x
PX = Persentil ke x yang akan dihitung
Dalam pokok bahasan antropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh
berukuran besar, sedangkan 5 persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika
persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Seperti tampak pada diagram
berikut ini : (Nurmianto; 2008)
Gambar 2.3 Distr ibusi Nor mal Dengan Data Anthr opometr i 95-th per sentil
Besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi
normal dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Per hitungan Per sentil Per sentil Ka lkulasi
1st x - 2.325σx
2.5 th x - 1.96σx
5 th x - 1.645σx
10 th x - 1.280σx
50 th x
90 th x + 1.280σx
95 th x + 1.645σx
97.5 th x - 1.96σx
99 th x - 2.325σx
Adapun pendekatan data untuk antropometri adalah sebagai berikut:
a) Pilihlah standart deviasi yang sesuai untuk perancangan yang dimaksud.
b) Carilah data pada rata-rata dan distribusi dari dimensi yang dimaksud untuk
populasi yang sesuai.
c) Pilihlah nilai persentil yang sesuai sebagai dasar perancangan.
Pengukuran bentuk tubuh bertujuan untuk mengetahui bentuk tubuh
manusia sehingga peralatan yang dirancang lebih sesuai dengan bentuk tubuh
manusia agar lebih nyaman dan menyenangkan.
2.5.1 Aplikasi Data Anthr opometr i dalam Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas
Ker ja
Data–data dari hasil pengukuran atau dapat juga disebut sebagai data
anthropometri, digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses
perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasi secara luas,
antara lain :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dan lain–lain)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, perkakas dan sebagainya.
3. Perancangan produk–produk konsumtif seperti pakaian, meja, kursi dan lain–
lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia yang akan mengoperasikan dan menggunakan
produk tersebut. Dalam hal ini maka perancang harus mampu mengakomodasikan
dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil
rancangan itu. Secara umum sekurang–kurangnya 90% - 95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai suatu produk harus dapat
Mengingat bahwa keadaan dan cirri fisik dipengaruhi oleh banyak faktor
sehingga berbeda satu sama lainnya, maka terdapat tiga prinsip dalam pemakaian
data–data tersebut yaitu :
a. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim
Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang akan
dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagaian
besar orang–orang yang akan memakainya. (biasanya minimal oleh 95%
pemakai)
b. Perancangan fasilitas yang dapat digunakan
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas
tersebut bisa menampung atau dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh
semua orang yang memerlukannya. Misalnya kursi pengemudi yang bisa
diatur maju mundur dan kemiringan sandarannya.
c. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata–rata pemakai
Prinsip ini digunakan apabila perancangan berdasarkan harga ekstrim tidak
mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika tidak menggunakan prinsip
perancangan fasilitas yang bias disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim
tidak mungkin dilakukan apabila lebih banyak rugi daripada untungnya,
artinya hanya sebagaian kecil dari orang–orang yang merasa enak dan nyaman
ketika menggunakan fasilitas tersebut. Sedangkan fasilitas tersebut dirancang
berdasarkan fasilitas yang bisa disesuaikan tidak layak karena mahal biayanya.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk atau fasilitas kerja, maka ada beberapa langkah
1. Pertama kali harus ditetapkan anggota tubuh yang nantinya akan difungsikan
dalam mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut
(fungsional atau struktural).
3. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasi dan menjadi
target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti, apakah untuk ukuran individual
yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel atau ukuran rata-rata.
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Seorang desainer seharusnya mengetahui aspek dimensi tubuh dari
populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangan tersebut. Dalam hal
ini, harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90% sampai 95% dari populasi
yang harus dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam
proses perancangan produk, rekomendasi yang bisa diberikan :
1. Tetapkan anggota tubuh yang mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting ((struktural body dimensions atau
functional body dimensions).
3. Tentukan populasi terbesar yang menjadi target utama.
4. Tetapkan prinsip ukuran (ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran
5. Pilih nilai percentile yang dikehendaki (90-th, 95-th, 99-th atau yang lain).
6. Tetapkan nilai ukuran dari tabel data anthropometri yang sesuai, aplikasikan
data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran.
Gambar 2.4, data anthropometri yang diaplikasikan dalam perancangan dan
pengukuran kerja.
Gambar 2.4. Data Anthr opometr i Untuk Per ancangan Pr oduk/ Fasilitas Ker ja
Keterangan :
1 = dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala). 2 = tinggi mata dalam posisi berdiri tegak.
3 = tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak.
5 = tinggi kepalan tangan yang berjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan).
6 = tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/ pantat sampai dengan kepala).
7 = tinggi mata dalam posisi duduk. 8 = tinggi bahu dalam posisi duduk.
9 = tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus). 10 = tebal atau lebar paha.
11 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d ujung lutut.
12 = panjang paha yang diukur dari pantat s/d bagian belakang dari lutut/betis. 13 = tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk. 14 = tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai dengan
paha.
15 = lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk). 16 = lebar pinggul/ pantat.
17 = lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar).
18 = lebar perut.
19 = panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus.
20 = lebar kepala.
21 = panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22 = lebar telapak tangan.
23 = lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar).
24 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertikal). 25 = tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya
no. 24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditunjukkan dalam gambar). 26 = jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai
Tabel 2.2.
Per kir aan Anthr opometr i Untuk Masyar akat Hongkong, Dewasa, dapat Diekivalensikan Sementar a Untuk Masyar akat Indonesia (Kesamaan Etnis
Asia) (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri
tegak 1.585 1.680 1.775 58 1.455 1.555 1.655 60
2. Tinggi Mata 1.470 1.555 1.640 52 1.330 1.425 1.520 57
3. Tinggi Bahu 1.300 1.380 1.460 50 1.180 1.265 1.350 51
4. Tinggi Siku 950 1.015 1.080 39 870 935 1.000 41
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
685 750 815 40 650 715 780 41
6. Tinggi Badan pada Posisi
Duduk 845 900 955 34 780 840 900 37
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 720 780 840 35 660 720 780 35
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 555 605 655 31 165 230 295 38
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 190 240 290 31 165 230 295 38
10. Tebal Paha 110 135 100 14 105 130 155 14
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 505 550 595 26 470 520 570 30
12. Jarak dari Lipat Lutut
(popliteal) ke Pantat 405 450 495 26 385 435 485 29
13. Tinggi Lutut 450 495 540 26 410 455 500 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 365 405 445 25 325 375 425 29
15. Lebar Bahu (bideltoid) 380 425 470 26 335 385 435 29
16. Lebar Panggul 300 335 370 22 295 330 365 21
17. Tebal Dada 155 195 235 25 160 215 270 34
18. Tebal Perut (abdominal) 150 210 270 36 150 215 280 39
19. Jarak dari siku ke ujung jari 410 445 480 22 360 400 400 24
20. Lebar Kepala 150 160 170 7 135 150 165 8
21. Panjang Tangan 165 190 195 9 150 165 180 9
22. Lebar Tangan 70 80 90 5 60 70 80 5
23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.480 1.635 1.790 95 1.350 1.480 1.610 80
24. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & berdiri tegak
1.835 1.970 2.105 83 1.685 1.825 1.965 86
25. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.110 1.205 1.3 58 855 940 1.025 51
26. Jarak genggaman tangan (grip) ke punggung pada posisi tangan
Tabel 2.3.
Anthr opometr i Masyar akat Indonesia Yang Didiapat Dar i Inter polasi Masyar akat Br itish dan Hongkong (Phesant, 1286) Ter hadap Masyar akat
Indonesia (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5% X 95% S.D 5% X 95% S.D
1. Tinggi Tubuh Posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60
2. Tinggi Mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58
3. Tinggi Bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54
4. Tinggi Siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43
5. Tinggi Genggaman Tangan
(knuckle) pada posisi relaks kebawah
655 718 782 39 646 708 771 38
6. Tinggi Badan pada Posisi Duduk 809 864 919 33 775 834 893 36
7. Tinggi Mata pada Posisi Duduk 694 749 804 33 666 721 776 33
8. Tinggi Bahu pada Posisi Duduk 523 572 621 330 501 550 599 30
9. Tinggi Siku pada Posisi Duduk 181 231 282 31 175 229 283 33
10. Tebal Paha 117 140 163 14 115 140 165 15
11. Jarak dari Pantat ke Lutut 500 545 590 272 488 527 586 30
12. Jarak dari Lipat Lutut (popliteal)
ke Pantat 405 450 495 27 488 537 586 30
13. Tinggi Lutut 448 496 544 29 428 472 516 27
14. Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28
15. Lebar Bahu (bideltoid) 382 424 466 26 342 385 428 26
16. Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29
17. Tebal Dada 174 212 250 23 178 228 278 30
18. Tebal Perut (abdominal) 174 228 282 33 175 231 287 34
19. Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34
20. Lebar Kepala 140 450 160 6 135 146 157 7
21. Panjang Tangan 161 176 190 9 153 168 183 9
22. Lebar Tangan 71 79 87 5 64 71 78 4
23. Jarak Bentang dari ujung jari
tangan kanan ke kiri 1.52 1.663 1.806 87 1.4 1.523 1.646 75
24. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas
& berdiri tegak 1.795 1.923 2.051 78 1.713 1.841 1.969 79
25. Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas & duduk
1.065 1.169 1.273 63 945 1.03 1.115 52
26. Jarak genggaman tangan (grip) ke punggung pada posisi tangan ke depan (horisontal)
Tabel 2.4.
Anthr opometr i Telapak Tangan Or ang Indonesia (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D
1. Panjang tangan 163 176 189 8 155 168 181 8
2. Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4
3. Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2
4. Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3
5. Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3
6. Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3
7. Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2
8. Lebar ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 16 18 20 1
9. Tebal ibu jari (IPJ) 19 21 23 1 15 17 19 1
10. Lebar Jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1
11. Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1
12. Lebar telapak tangan
(Metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3
13. Lebar telapak tangan (sampai
ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4
14. Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3
15. Tebal telapak tangan
(Metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1
16. Tebal telapak tangan (sampai ibu
jari 41 48 47 2 41 44 47 2
17. Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 1
18. Lebar maksimum (ibu jari ke jari
kelingking) 177 192 206 9 169 184 199 9
19. Lebar fungsional maksimum
(ibu jari ke jari lain) 122 132 142 6 113 123 134 6
20. Segiempat minimum yang dapat
dilewati telapak tangan 57 62 67 3 51 56 61 3
(Nurmianto; 2008)
Tabel 2.5.
Anthr opometr i Kepala Or ang Indonesia
Dimana : Lebar Kepala = 9,2% Tinggi Badan Pr ia dan 9,3% Tinggi Badan Wanita (mm)
Dimensi Tubuh Pr ia Wanita
5th 50th 95th S.D 5th 50th 95th S.D
1. Panjang kepala 166 176 186 6 158 168 178 6
2. Lebar kepala 132 140 148 5 121 129 137 5
3. Diameter maksimum dari dagu 217 230 243 8 198 209 221 7
4. Dagu ke puncak kepala 192 203 215 7 185 196 208 7
5. Telinga ke puncak kepala 70 77 84 4 69 74 79 3
6. Telinga ke belakang kepala 62 67 72 3 59 64 69 3
7. Antara dua telinga 48 51 54 2 45 48 51 2
8. Mata ke puncak kepala 19 21 23 1 16 18 2 1
9. Mata ke belakang kepala 19 21 23 1 15 17 19 1
10. Antara dua pupil mata 18 20 22 1 15 17 19 1
11. Hidung ke puncak kepala 16 18 20 1 13 15 17 1
12. Hidung ke belakang kepala 74 81 88 4 68 73 78 3
13. Mulut ke puncak kepala 88 98 108 6 82 89 96 4
14. Lebar mulut 68 75 82 4 64 59 74 3
2.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik menghitung
maupun mengukur, kualitatif maupun kuantitatif, daripada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas. Sampel adalah sebagian
data yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara–cara tertentu
Untuk keperluan perhitungan data dalam penelitian ini digunakan
beberapa rumus tertentu. Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi
adalah pengguna meja dan kursi khususnya orang dewasa.
2.7 Pengujian Kecukupan Data
Perhitungan kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah
sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selanjutnya.
sudah cukup atau belum. Bila data yang didapat sudah cukup, maka perhitungan
penelitian dapat dilanjutkan tetapi jika data yang didapat tidak atau belum cukup,
maka proses pengambilan dan pengumpulan data harus dilakukan lagi.
Uji kecukupan data dilakukan pada data external. Uji kecukupan data ini
dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel data yang dikumpulkan sudah
cukup atau belum.
Rumus pengujian kecukupan data, adalah sebagai berikut :
2 2 2
' 40. .( ( ) ( ) )
− =
∑
∑
∑
i i i x x x n N( 1) ) ( )
( 2 2
− Σ − =
∑
N N X X N xσ atau
1 ) ( 2 − − =
∑
N X X xσ
2.8 Pengujian Keser agaman Data
Pengujian keseragaman data ini perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum
kita melakukan pengolahan data lebih lanjut, untuk memastikan data yang kita
pakai seragam. Pengujian ini bias dilakukan dengan menggunakan peta kontrol,
dimana rumus yang kita pakai untuk menentukan Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB) adalah sebagai berikut :
BKA= x + 3σx BKB = x - 3
x
σ
Dimana :
x = nilai rata - rata
2.9 Penelitian Pendahulu
Hasil – hasil penelitian sebelumnya tentang ergonomis adalah :
1. Atim puji lesmono, (Puji , 2007) Perancangan ulang kursi restoran siap saji
sebagai upaya untuk memperoleh rancangan alternatif yang lebih
ergonomis, UPN ”Veteran” Jatim, 2007. Penelitian tersebut dilakukan
bertujuan untuk memperoleh desain kursi restoran siap saji sebagai salah
satu desain alternatif dalam upaya mengembangkan desain yang telah ada.
Pengambilan data dimensi tubuh manusia diambil dari Mahasiswa UPN
“Veteran” Jatim. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian
dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, setelah data cukup
menentukan persentil, kemudian dilakukan perancangan kursi, pembuatan
kursi, membandingkan kursi lama dengan kursi hasil rancangan, apakah
kursi hasil rancangan sudah lebih mempunyai nilai-nilai ergonomi yang
tinggi dibandingkan dengan kursi sebelumnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data 30 sampel dimensi tubuh manusia (anthropometri) pada
remaja dan orang dewasa yang digunakan sebagai dasar analisa perancangan
ulang alat bantu jalan (kruk), pada bulan desember 2011, yang dilakukan di rumah
sakit x di Sidoarjo.
3.2 Identifikasi Var iabel
Variabel dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang mempunyai besaran
variasi nilai. Jadi identifikasi variabel dapat diartikan sebagai faktor–faktor yang
terlibat dalam penelitian ini, dimana terbagi menjadi dua variabel adalah :
1. Var iabel Ter ikat adalah : variabel yang di pengaruhi variabel bebas, dalam
hal ini adalah : alat bantu jalan (kruk) yang ergonomis.
2. Var iabel Bebas adalah : variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dimana
variabel bebas ini terdiri dari :
a. Tinggi ketiak dengan posisi berdiri (TKB) : tinggi ketiak berdiri di
ukur dalam posisi , yang di ukur dari telapak kaki sampai ketiak
b. Jangkauan Tangan (JT) : di ukur dari Jangkauan diukur dalam posisi
berdiri mengepal sampai ketiak.
c. Tebal Dada (TD), Yaitu besarnya Lebar lengan pemakai.
d. Diameter Genggaman (DG) adalah besarnya genggaman tangan
Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
a. Untuk suatu dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu produk
umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 90, 95 atau 99.
b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai
percentile yang paling rendah yaitu 1, 5 atau 10 dari distribusi data anthropometri.
Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun
fasilitas kerja akan menetapkan nilai percentile 5 untuk dimensi maksimum dan
percentile 95 untuk dimensi minimum. Diameter Genggaman (DG).
3.3 Langka h-Langkah Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan suatu masalah dalam penelitian, maka perlu adanya
langkah-langkah penelitian sebagai pegangan dalam menyelesaikan masalah yang
ada tersebut mulai dari awal hingga akhir penyelesaiannya.
Langkah-langkah pemecahan masalah ini berguna untuk mempermudah
bagi peneliti untuk menyelesaikan masalah yang ada, karena sudah adanya alur
yang jelas mengenai bagaimana dan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum mengerjakan tahapan penelitian yang lain. Secara sistematis
Studi lapangan Studi Pustaka Perumusan
Masalah
Tujuan Penelitian
Identifikasi Variabel
Desain kruk awal
Pengumpulan data
- Tinggi Ketiak Berdiri - Tebal Dada
- Jangkauan Tangan - Diameter Genggaman
Uji keseragaman data
Buang Data ekstrim
Uji kecukupan data
Menentukan persentil 5% dan 95% Gambar
kruk awal
Data seragam
? ?****
Data cukup ?
A
B
Sisa data ekstrim
Y
Y T
T Desain kruk
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
A B
Perancangan desain kruk usulan
Membandingkan desain kruk yang telah ada dengan desain kruk usulan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
selesai
Gambar kruk usulan
Desain Ergonomis ?
?
Y T
Pembuatan kruk usulan
Simulasi/ uji coba pemakaian kruk
Penjelasan tentang langkah – langkah identifikasi masalah :
1. Mulai
2. Studi lapangan
Penelitian dilakukan langsung dari lokasi penelitian yaitu rumah sakit x di
daerah Sidoarjo
3. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk menambah bobot dan menunjang hasil
penelitian
4. Perumusan masalah
Perumusan masalah didapatkan setelah studi lapangan dan studi literature
5. Penetapan tujuan
Selanjutnya dilakukan penetapan tujuan dari tugas akhir
6. Identifikasi variabel
Selanjutnya menentukan identifikasi variabel dari tugas akhir
7. Pengumpulan data Anthropometri
Melakukan pengumpulan terhadap obyek ( manusia ) untuk mendapatkan
ukuran dari dimensi tubuh yang diperlukan untuk desain ulang dari alat
bantu jalan (kruk). Disini tubuh manusia diukur dalam keadaan diam atau
statis (static anthropometri).
8. Desain alat bantu jalan (kruk) awal
Mengamati desain dari alat bantu jalan (kruk) beserta dengan pengukuran
9. Gambar desain alat bantu jalan (kruk) yang telah ada
Dari ukuran yang diperoleh desain alat bantu jalan (kruk) digambar beserta
ukurannya dilihat dari beberapa sudut yang telah ada.
10.Uji Keseragaman data
Uji keseragaman data dilakukan untuk menetapkan data yang seragam.
Untuk mengaplikasikannya dapat digunakan peta kontrol, melalui peta
kontrol dapat terlihat apakah data seragam atau tidak, ada atau tidak data
ekstrim. Data ekstrim adalah data yang menyimpang atau melebihi dari
batas control yang selanjutnya data itu harus dibuang.
11.Uji kecukupan data
Uji kecukupan data dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah data yang
diambil telah mencukupi untuk kemudian data tersebut dapat dilanjutkan
pengolahannya. Apabila data tidak mencukupi (N > N’) maka harus
dilakukan pendataan (pengukuran) ulang sampai data mencukupi
12.Menentukan persentil
Dari data yang ada selanjutnya dihitung nilai persentilnya yang meliputi
P5, P50 dan P95, dari nilai persentil ini nantinya akan digunakan untuk
menentukan dimensi desain alat bantu jalan (kruk) yang baru
13.Perancangan desain alat bantu jalan (kruk) yang baru
Merancang desain alat bantu jalan (kruk) dengan memperhatikan hasil
perhitungan persentil dan data – data lain yang ada.
14.Gambar desain alat bantu jalan (kruk) yang baru
Dari perancangan desain alat bantu jalan (kruk) yang baru dapat digambar
15.Membandingkan desain alat bantu jalan (kruk) yang telah ada dengan
desain baru alat bantu jalan (kruk).
Desain lama beserta ukurannya dengan desain baru beserta ukurannya
dibandingkan agar dapat diketahui perbedaan dan perubahan yang terjadi.
Pengaturan alat bantu jalan (kruk) yang lama dibandingkan dengan
pengaturan alat bantu jalan (kruk) yang baru.
16.Ergonomis
Apakah alat bantu jalan (kruk) yang baru sudah berada dalam pendekatan
secara ergonomis.
17.Pembahasan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Antr opometr i Pengguna
Ukuran untuk perancangan Kruk yang baru ini diambil dari data
antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang dewasa Indonesia
sebanyak 30 orang. Dalam pengukuran kruk ini juga memperhatikan aspek-aspek
ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai dengan alat kerja yang akan di rancang.
Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Tinggi ketiak dengan posisi berdiri (TKB) : tinggi ketiak berdiri di ukur dalam
posisi, yang di ukur dari telapak kaki sampai ketiak.
2. Jangkauan Tangan (JT) yaitu dari Jangkauan diukur dalam posisi berdiri
mengepal sampai ketiak.
3. Tebal Dada (TD), Yaitu besarnya Lebar lengan pemakai.
Tabel 4.1. Pengumpulan Data Antr opometr i Pengguna Pr oduk
NO Data yang diukur dalam (cm)
TKB JT TD DG
1 135 53 10 4
2 131 50 9 10
3 133 53 10.5 9
4 136 54 12 9.5
5 135 49 13 10
6 136 52 9 12
7 134 48 12.5 11
8 128 48 9 9
9 131.5 50 13 9
10 130 47 12.5 11
11 134 49 9 10
12 129 54 12 8
13 131 51 13 11
14 133 54 11.5 9.5
15 135 50 13 8.5
16 128 47 13 9.5
17 128 47 11.5 10.5
18 134,5 50 13.5 9
19 132 52.5 9 10
20 130 52 11 9
21 132 48 9.5 12
22 129 54 12 9
23 136 53 10 8
24 134 46 9 8.5
25 132 48 11.5 11
26 129 49 10 9
27 132 47 11 8
28 134 48 11.5 12
29 130,5 47 14 8.5
30 129 50 9 10
3696.5 1500.5 334.5 110,5
Keterangan :
TKB : Tinggi Ketiak Berdiri JT : Jangkauan Tangan
TD : Tebal Dada DG : Diameter Genggam.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Antr opometr i Pengguna
Ukuran untuk perancangan (kruk) yang baru ini diambil dari data
antropometri pengguna tersebut yaitu dimensi tubuh orang dewasa Indonesia
sebanyak 30 orang. Ukuran dari pengguna karena alat ini nantinya tidak hanya
digunakan oleh ukuran tubuh tertentu saja, melainkan dapat juga digunakan
oleh siapa saja kecuali anak-anak. Dalam pengukuran (kruk) juga memperhatikan
aspek-aspek ergonomis dan dimensi tubuh yang sesuai dengan alat kerja yang
akan dirancang. Dalam pembuatan rancangan alat bantu jalan (kruk) perlu
diperhatikan.
Adapun dimensi tubuh besesuaian yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Tinggi ketiak dengan posisi berdiri (TKB) adalah tinggi ketiak berdiri
diukur dalam posisi, yang diukur dari telapak kaki sampai ketiak.
2. Jangkauan tangan (JT) adalah diukur dari Jangkauan diukur dalam posisi
berdiri mengepal sampai ketiak.
3. Tebal dada (TD) adalah Lebar dari dada dalam keadaan membusung.
4. Diameter genggaman tangan (DG) adalah diukur dari besarnya genggaman
4.2.2 Analisis perhitungan presentil dan penentuan dimensi perancangan
Untuk persentil yang digunakan dalam pembuatan produk adalah sebagai berikut :
NO Deskripsi data P5 P10 P50 P90 P95 P99
1 Tinggi ketiak berdiri 1 122.2 124.38 132.02 139.66 141.84 145.9
2 Tinggi ketiak berdiri 2 95.68 98.78 109.65 120.52 123.62 129.39
3 Jangkauan tangan 1 40.66 42.74 50.02 57.3 59.38 63.25
4 Jangkauan tangan 2 34.82 36.19 40.99 45.79 47.16 49.71
5 Tebal dada 3.52 5.19 11.01 16.83 18.49 21.59
6 Lebar genggaman tangan 4.4 5.57 9.65 13.73 14.9 17.07
Untuk pengelompokan keinginan dan kebutuhan pemakai adalah sebagai berikut :
1. Desain yang praktis digunakan dan dibawa
2. Desain yang praktis dan alat yang dapat di stel
4. Harga yang murah
5. Kenyamanan dalam penggunaan (alat yang ergonomis dan alas tidak licin )
6. Bahan penyusun yang berkualitas dan kuat
4.3 Pengembangan dan Pemilihan Konsep
4.3.1. Desain konsep
Konsep produk merupakan gambaran secara ringkas bagaimana produk yang
dibuat dapat memuaskan akan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan.
Sehingga konsep produk dapat diartikan sebagai perkiraan prinsip kerja dan
bentuk produk. Dalam suatu konsep biasanya ditampilkan dalam bentuk template
1. Konsep awal
Dalam konsep awal ini ditawarkan produk kruk seperti yang ada di pasaran.
Dalam pemakaian alat kruk tersebut terdapat keluhan-keluhan dari para pelanggan
setelah pemakaian diantaranya ketiak terasa sakit, produk yang kurang praktis
dalam penyimpanan, tidak dapat distel panjang pendeknya ukuran kruk dan desain
kurang menarik.
2. Konsep Perbaikan
Berdasarkan analisis konsep yang ada, kemudian dipilih satu konsep yang dapat
dianggap mewakili criteria produk yang terbaik dari pembangkitan konsep yang
telah dilakukan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui dominasi yang sesuai
dengan kebutuhan konsumen .
Dari analisis kebutuhan pelanggan dapat disimpulkan kriteria produk yang
diinginkan konsumen. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
a. Alat yang dapat distel.
b. Alat yang ringan .
c. Mudah dalam penyimpanan.
d. Penopang ketiak yang empuk
4.3.2 Bahan penyusun alat kruk
1. Alat yang dapat distel
Alternatif alat yang dapat distel disini dimaksudkan dapat diatur sesuai dengan
ukuran pemakai. Untuk itu dari tiap part batang harus ada pengencang untuk
pengaturan panjang pendeknya batang tersebut. Untuk pengencang disini
menggunakan alternatif jenis klem dan baut.
2. Alat yang ringan
Alternatif bahan yang digunakan terbuat dari almunium. Dari bahan tersebut
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pemakaiannya. Untuk
kekurangan dan kelebihan dari bahan tersebut dapat dilihat dibawah ini:
Kelebihan dari bahan alumunium :
1. Kuat
2. Ringan
3. Tidak berkarat
Kekurangan dari bahan alumunium :
1. Harga relatif mahal
2. Ukuran yang sudah ditentukan dipasaran
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Desain ( k r uk ) Awal
4.2.1.1 Gambar Desain ( kr uk ) Awal
Gambar ( kruk ) awal bisa di lihat pada gambar 4.1 di bawah ini :
Di pasaran telah dikembangkan berbagai macam kruk mulai yang terbuat
dari alumunium dan ada juga yang terbuat dari besi, sehingga dapat memudahkan
konsumen untuk memilih diantara model kruk yang ada. Produk tersebut
biasanya sudah disediakan oleh dinas rumah sakit terkait tempat pemakai
dirawat. Beberapa rumah sakit sudah ada yang membuat kruk sendiri tetapi,
kebanyakan masih dikerjakan oleh pengrajin. Dari beberapa model yang tersedia
mempunyai bentuk yang hampir sama .
4.2.2 Desain ( k r uk ) usulan
4.2.2.1Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi ketiak berdiri (TKB) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari Xdan xσ adalah sebagai berikut:
Untuk perhitungan (Tkb ): 130 30 129 ... 133 131 135 = + + + + = X 1 30 ) 132.01 133 ( ... ) 132.01 131 ( ) 132.01 135
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 3,25Uji keseragaman data tinggi ketiak berdiri (TKB) dengan tingkat kepercayaan
yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA= + .σ
BKA = 130 + 2 (3,25) = 136,5
x k X BKB= − .σ
BKB = 130 - 2 (3,25) = 123,5
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tinggi ketiak berdiri (TKB) dari tabel 4.1
diperoleh data untuk mencari X dan xσ adalah sebagai berikut:
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman tinggi ketiak berdiri (TKB)
sebagai berikut :
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Tt Dewas a Tt B K A B K B
Dari grafik atas dan batas control bawah berarti bahwa pengukuran untuk
dimensi (TKB) dari ke-30 sampel tersebut telah seragam.
• Uji keseragaman data jangkauan tangan (JT) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
50 30 50 ... 53 50 53 = + + + + = X 1 30 ) 50 53 ( ... ) 50 50 ( ) 50 53
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 2,56• Uji keseragaman data jangkauan tangan (JT) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA= + .σ
BKA = 50 + 2 (2,56) = 55,12
x k X BKB= − .σ
BKB = 50 - 2 (0,86) = 44,88
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman jangkauan tangan (JT)
pada halaman berikut :
35 36 37 38 39 40 41
1 3 5 7 9 11 13 15 71 19 21 23 25 27 29
jt
Dewasa
L b
Dari tabel 4.1 diperoleh nilai pada halaman berikut :
• dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan xσ adalah sebagai berikut:
15 , 11 30 9 ... 5 , 10 9 10 = + + + + = X 1 30 ) 1 , 34 9 ( ... ) 1 , 34 5 , 11 ( ) 1 , 34 10
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 1,70• Uji keseragaman data Lebar pinggul (Lp) d pada halaman berikut dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X
BKA= + .σ
BKA = 11,15+ 2 (1,70) = 14,04
x k X BKB= − .σ
BKB = 11,15- 2 (1,70) = 8,26
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman tebal dada (Td) sebagai
berikut : 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 TD Dewasa L p B K A
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tebal dada (Td) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan σx adalah sebagai berikut:
57 , 48 30 48 ... 50 47 47 = + + + + = X 1 30 ) 57 , 48 48 ( ... ) 57 , 48 47 ( ) 57 , 48 47
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 1,14• Uji keseragaman data tebal dada (Td) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA= + .σ
BKA = 48,57 + 2 (1,14) = 50,85
x k X BKB= − .σ
BKB = 48,57 - 2 (1,14) = 46,29
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman tebal dada (Td) sebagai
berikut :
• Dari tabel 4.1 diperoleh nilai tebal dada (Td) dari tabel 4.1 diperoleh data untuk mencari X dan σx adalah sebagai berikut:
65 , 73 30 5 , 72 ... 75 72 72 = + + + + = X 1 30 ) 65 , 73 5 , 72 ( ... ) 65 , 73 72 ( ) 65 , 73 72
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 1,16• Uji keseragaman data tebal dada (Td) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA= + .σ
BKA = 73,65 + 2 (1,16) = 75,97
x k X
BKB= − .σ
BKB = 73,65 - 2 (1,16) = 71,33
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji tebal dada (Td) sebagai berikut :
Gambar 4.7 Uji Keser agaman Dimensi Td
28 , 66 30 65 ... 68 64 64 = + + + + = X 1 30 ) 28 , 66 65 ( ... ) 28 , 66 64 ( ) 28 , 66 64
( 2 2 2
− − + + − + − = x
σ
= 1,66• Uji keseragaman data diameter genggaman (Dg) dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95%, maka k = 2, yaitu:
x k X BKA= + .σ
BKA = 66,28 + 2 (1,66) = 69,6
x k X
BKB= − .σ
BKB = 66,28 - 2 (1,66) = 62,96
Dari data diatas dapat dibuat tabel uji keseragaman diameter genggaman (Dg)
sebagai berikut :
Gambar 4.8 Uji Keser agaman Dimensi Dg
Berdasarkan grafik uji keseragaman data untuk seluruh dimensi tubuh
Tabel 4.2 Hasil Uji Keser agaman Data
Dimensi
Tubuh BKA BKB
(cm) Simp. Baku Data min. Data
max. Keter angan
Tkb 136,5 123,5 132 1,03 128 136 Data seragam Jt 55,12 44,88 50 2,56 46 54 Data seragam Td 14,04 8,26 38,7 1,70 9 14 Data seragam Dg 4,55 2,98 3,77 0,39 3 4 Data seragam
4.2.2.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran
apakah sudah representative, dimana tujuannnya membuktikan bahwa data
sampel yang diambil sudah dapat mewakili populasi.
Untuk uji kecukupan data digunakan tinkat ketelitian sebesar 5 % dan
tingkat keyakinan 95 % maka persamaan uji kecukupan data adalah:
( )
22 2 / ' − =
∑
∑
∑
X X X N s k NNilai k = 2 & nilai s = 0,05
Jika, N`
≤
N maka data sudah cukup untuk melakukan perancanganN` > N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan. • Data Tinggi ketiak berdiri (Tkb) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:
∑ X =3960,5
N’ = 1,87 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk
melakukan perancangan produk.
• Data Jangkauan tangan (Jt) dari tabel 4.1 diperoleh nilai:: ∑ X = 1500,5
∑ X2 = 2251500 Maka : 59 , 2 5 , 1500 (1500,5) ) 2251500 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 2,59 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk
melakukan perancangan produk.
• Data Tebal dada (Td) dari tabel 4.1 diperoleh nilai: ∑ X = 349
∑ X2 = 121801 Maka : 52 , 7 349 (349) ) 121801 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk
melakukan perancangan produk.
• Data Diameter genggam (Dg) dari tabel 4.1 diperoleh nilai: ∑ X = 110,5
∑ X2 = 12210,25 Maka : 52 , 7 5 , 110 (110,5) ) 25 , 12210 ( 30 40 ' 2 2 = − = N Kesimpulan:
N’ = 7,52 < N data = 30
Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk
melakukan perancangan produk.
Berdasarkan hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing
elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Uji Kecukupan Data
No. Ukur an N N` Keter angan 1. Tinggi ketiak berdiri (Tkb) 30 1,87 Data Cukup 2. Jangakauan tangan (Jt) 30 2,59 Data Cukup 3. Tebal dada (Td) 30 8,43 Data Cukup 4. Dimeter genggam (Dg) 30 7,52 Data Cuku