• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Tentang Anemia Dan Prestasi Belajar Antara Anak SD Anemia Dan Non Anemia Di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Tentang Anemia Dan Prestasi Belajar Antara Anak SD Anemia Dan Non Anemia Di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

belum pernah tuntas ditanggulangi di dunia. Masalah gizi pada anak usia

sekolah yang utama hingga saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP),

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan

Anemia Defisiensi Besi (Depkes,2008). Salah satu masalah gizi yang masih

dihadapi Indonesia yaitu anemia.

Anemia merupakan keadaan gangguan gizi yang masih menjadi masalah

kesehatan paling umum di dunia. Anemia gizi besi merupakan salah satu

masalah gizi utama di Indonesia yang cukup menonjol pada anak-anak

sekolah. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin kurang

dari normal. Ini disebabkan masukan (intake) makanan yang tidak memenuhi

kebutuhan, sehingga menyebabkan kurangnya cadangan zat gizi besi dalam

tubuh dan mempunyai risiko kemampuan belajar anak sekolah rendah

(Sinaga, 2005).

Penurunan konsentrasi belajar disebabkan karena penderita anemia

biasanya mengalami lemah, letih, lesu, lelah dan cepat lupa, sehingga pada

akhirnya tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran dan pada akhirnya

prestasi belajar berkurang (Masrizal, 2007). Menurut (Sartono dalam

Setiyobroto, 2007) akibat yang ditimbulkan anemia pada anak sekolah

(2)

2 secara logika dan analog, menurunnya konsentrasi dalam menyelesaikan

tugas.

Pengetahuan gizi sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam

memilih makanan, khususnya dalam memilih makanan yang tepat, bergizi

seimbang dan memberikan dasar bagi perilaku gizi yang baik dan benar, yang

menyangkut kebutuhan makan seseorang. Pengetahuan yang kurang

menyebabkan bahan makanan bergizi yang tersedia tidak dikonsumsi secara

optimal. Kesalahan pemilihan bahan makanan dan pola makan yang salah,

cukup berperan dalam terjadinya anemia (Damayanti, 2007).

Penderita anemia diperkirakan hampir 30 persen dari populasi dunia.

Prevalensi anemia untuk anak balita sekitar 43 persen, anak usia sekolah 37

persen, lelaki dewasa hanya 18 persen, dan wanita tidak hamil 35 persen

(Arisman, 2004). Hasil Riskesdas (2007) menyebutkan sekitar 40 persen

anak Indonesia usia 1-14 tahun menderita anemia (Depkes, 2008). Data dari

WHO dari tahun 1993 hingga 2005 menunjukkan kira-kira 24,8 persen atau

1,62 milyar dari populasi dunia menderita anemia dan 25,4 persen darinya

merupakan anak usia sekolah. Di Asia Tenggara terdapat 13,6 persen anak

usia sekolah menderita anemia (WHO,2008).

Penelitian yang membahas kaitan antara kadar haemoglobin terhadap

prestasi belajar di Lobutua Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir oleh Sinaga

(2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kadar hemoglobin

dengan prestasi belajar anak sekolah dasar. Sebagian besar kadar

hemoglobin responden dalam kategori rendah sebanyak 70 persen dan

sebagian besar indeks prestasi responden dalam kategori cukup sebanyak 54

(3)

3 Hasil penelitian Hidayati dkk (2010) yang membahas anemia dan prestasi

belajar anak sekolah dasar menunjukkan bahwa rata-rata nilai mata pelajaran

IPA subjek yang anemia secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan

subjek yang tidak anemia. Terdapat perbedaan nilai sebesar 3,145 point

diantara kedua kelompok tersebut. Demikian pula dengan nilai mata pelajaran

Matematika dan Bahasa Indonesia. Subjek yang anemia memiliki nilai

Matematika 3,315 point dan nilai Bahasa Indonesia 3,357 point lebih rendah

dibandingkan dengan subjek yang tidak anemia.

Data hasil pemeriksaan kadar haemoglobin yang dilakukan di SD Negeri

Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta tahun 2012

menunjukkan bahwa prevalensi anemia siswa yang memiliki kadar

haemoglobin < 12 g/dl yaitu sebanyak 17,16 persen.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka rumusan

masalah adalah sebagai berikut : “Apakah ada perbedaan pengetahuan

tentang anemia dan prestasi belajar antara anak SD anemia dan non anemia

di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan pengetahuan tentang anemia dan prestasi

belajar antara anak SD anemia dan non anemia di SD Negeri Banyuanyar

(4)

4 2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang anemia anak SD yang anemia

dan non anemia di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari

Kota Surakarta.

b. Mendeskripsikan prestasi belajar anak SD yang anemia dan non

anemia di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta.

c. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang anemia antara anak SD

anemia dan non anemia di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan

Banjarsari Kota Surakarta.

d. Menganalisis perbedaan prestasi belajar antara anak SD anemia dan

non anemia di SD Negeri Banyuanyar III Kecamatan Banjarsari Kota

Surakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah

Bagi sekolah diharapkan penelitian ini sebagai bahan informasi dalam

rangka usaha kesehatan sekolah untuk merumuskan kebijakan dalam

upaya meningkatkan kadar hemoglobin anak sekolah.

2. Bagi Dinas Kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan peneitian ini dapat digunakan sebagai

bahan masukan bagi perumus kebijakan khususnya dalam upaya

(5)

5 3. Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman dan menambah pengetahuan tentang

perbedaan prestasi belajar dan pengetahuan tentang anemia antara anak

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan kejadian kecemasan pada pasien stroke iskemik lesi hemisfer kanan dan kiri di RSUD Dr3. Metode: Penelitian ini

Susilaningsih, Tracer Study Terhadap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Yang Diselenggarakan Oleh Pusat Pengembangan Kewirausahaan LPPM Universitas Sebelas MAret Tahun

Pemberian pakan berbasis jerami padi yang diperbaiki melalui suplementasi ini belum memberikan respon yang positif pada performa pertambahan bobot badan harian (PBBH), panjang

Deasy Kusumastuti (2005), dengan judul skripsi &#34;Nilai-nilai Akhlak yang Terkandung dalam Surat Al-Ahqaaf Ayat 15-18&#34; , menyimpulkan bahwa dalam ayat-ayat tersebut

PENERAPAN SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA GRATIFIKASI DENGAN TERDAKWA DRS MUSYAFAK ROUF (Studi Kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 1013/

Results of a BSS test showed that CGA-supplemented cement had a higher BSS value than that with no CGA supplementation (blank) indicating that CGA- supplemented

Simpulan : Tidak terdapat hubungan faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu, pekerjaan orang tua dan pendapatan keluarga) dengan kejadian pneumonia pada anak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) budaya sekolah, (2) mendeskripsikan rancangan pembelajaran pendidik dalam menanamkan nilai-nilai karakter, (3)