• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN

KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA

NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

TUAH MANURUNG

NIM. 081188130127

PROGRAM PASCASARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Tuah Manurung, NIM : 0811881301--, Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja, 2) Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja, 3) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, 4) Motivasi Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, 5) Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru. Subjek penelitian adalah Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai, dengan jumlah sampel sebanyak 155 responden.

Hasil uji coba instrumen penelitian angket Tingkat Kompetensi Profesional Guru diperoleh harga rhitung antara 0,277 s/d 0,684 dan harga rtabel diperoleh 0.361 Maka dari 28 butir angket yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 10. Motivasi Kerja Guru diperoleh harga rhitung antara 0,151 s/d 0,714 dari 31 butir angket yang diuji cobakan terdapat 2 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 8 dan 17, Kepuasan Kerja Guru diperoleh harga rhitung antara 0,043 s/d 0,668 dari 21 butir angket yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 11 dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh harga rhitung antara 0.020 s/d 0.763 dari 29 butir angket yang diuji cobakan terdapat 2 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 4 dan 22.

Reliabilitas angket Tingkat Kompetensi Profesional Guru sebesar 0,871, Motivasi Kerja Guru sebesar 0,907, Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,852 dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh koefisiennya sebesar 0,888. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.

Hasil uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi dan koefesien jalur. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara : (1) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru, besar koefisien jalur

ρ

31

=

0,326, dan besar

thitung> ttabel (5,788>1,96), (2) Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru besar koefisien jalur

ρ

32

=

0,483, dan besar thitung> ttabel (8,576>1,96), (3) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, besar koefisien jalur

ρ

41

=

0,273, dan besar thitung> ttabel (4,403> 1,96), (4) Motivasi Kerja Guru terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru besar koefisien jalur

ρ

42

=

0,283, dan

besar thitung> ttabel (4,564 > 1,96), (5) Kepuasan Kerja Guru terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru besar koefisien jalur

ρ

43

=

0,183, dan besar thitung> ttabel (2,952> 1,96).

(5)

ii

ABSTRACT

Tuah Manurung, NIM: 0811881301, Influence Perception of Principal Leadership Style, Work Motivation and Job Satisfaction of the Teacher Professional Competency Levels SMA as the city Tanjungbalai.

Thesis, Graduate Program, State University of Medan.

This study aimed to determine the effect of: 1) Perception of Principal Leadership Style on Job Satisfaction, 2) Work Motivation on Job Satisfaction, 3) Perceptions of Principal Leadership Style on Teacher Professional Competency Levels, 4) Work Motivation for Teacher Professional Competency Levels, 5 ) Job Satisfaction on Teachers' Professional Competence Level. Subjects were se-Senior High School Teacher Tanjungbalai City, with a total sample of 155 respondents.

The trial results Work Teacher Professional Competency Level rcount price obtained between 0,277 s/d 0,684 of the 28 items tested questionnaire contained 1 grains questionnaire invalid item number is 10. Motivation rcount price obtained between 0,151 s/d 0,714of the 31 items tested questionnaire contained 2 invalid item questionnaire that item numbers 8 and 17, Teacher Job Satisfaction rcount price obtained between 0,043 s/d 0,668 of 21 items tested questionnaire contained 1 invalid item questionnaire that item number 11 and Perceptions questionnaire research instruments Principal Leadership Styles obtained rcount prices between 0.020 s/d 0.763 and obtained 0.361 rtabel price. Then a questionnaire of 29 items tested contained 2 invalid item questionnaire that item number 4 and 22.

Teacher Professional Competency Levels at 0,871, 0,907 Master's Work Motivation, Job Satisfaction and Teacher of 0.852, Perception questionnaires reliability Principal Leadership Styles coefficients obtained by 0.888. Thus the questionnaire instrument included in the questionnaire very high category.

Test results hypothesis proposed in this study, the technique used and the correlation coefficient of the path. Based on the hypothesis testing can be concluded that there is a direct and significant influence between: (1) Perception of Principal Leadership Style on Teacher Job Satisfaction, large ρ31 path coefficient = 0.326, and t count > t table (5.788 > 1.96), (2) Motivation Work on Job Satisfaction Professor path coefficient ρ32 = 0.483, and t count > t table (8.576 > 1.96), (3) Perceptions of Principal Leadership Style on Teacher Professional Competency Levels, large ρ41 path coefficient = 0.273, t count > t table (4.403 > 1.96), (4) Work Motivation Teacher to Teacher Professional Competency Level of the path coefficients ρ42 = 0.283, and t count > t table (4.564 > 1.96), (5) the level of Teacher Job Satisfaction of Professional Competence professor of path coefficients ρ43 = 0.183, and t count > t table (2,952 > 1,96).

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kepada penulis. Serta shalawat dan salam atas

junjungan Rasulullah SAW yang kehadirannya menjadi tauladan bagi manusia

untuk selalu belajar dan menuntut ilmu.

Berkat taufik dan hidayah-Nya lah penulis mampu menyelesaikan

penulisan tesis yang berjudul “ Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Kompetensi

Profesional Guru Di SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai ”. Penulisan tesis ini

bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan

(M.Pd), pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Prodi

Administrasi Pendidikan.

Dalam penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari

berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya

kepada :

1. Kepada Ayahanda Alm. Abdul Rahman Manurung dan Ibunda Almh.Safinah

Sitorus, atas jasa dan perjuangan mereka penulis mampu menggapai cita-cita,

dan seluruh keluarga besar abang, kakak dan adik yang ada di Kota

Tanjungbalai.

2. Istri Tercinta Fitri Diana Batubara, S.Pd. dalam suka dan duka selalu

(7)

vi

penulis Aulia Husna Manurung dan Hijratul Husna Manurung sebagai obat

kegelisahan ketika hati risau.

3. Bapak Direktur Program Pasca Sarjana Unimed, Bapak Prof.Dr.Abdul Muin

Sibuea. Segenap dosen, staf administrasi beserta seluruh civitas akademika,

berkat bantuan partisipasinya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.

4. Bapak Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Unimed, Bapak

Prof. Dr.H. Syaiful Sagala dan seluruh staff.

5. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Prof. Dr.

Sukirno, M.Pd, sebagai pembimbing II penulis, yang senantiasa dengan

setulus hati memberikan perhatian, dorongan dan bimbingan ilmiyah

ditengah-tengah kesibukan beliau yang sangat padat.

6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, yang telah memberikan

izin penelitian kepada penulis, juga kepada guru-guru SMA Negeri se- Kota

Tanjungbalai yang memberikan informasi dan waktu bagi penulis melakukan

penelitian ini .

7. Rekan-rekan guru di SMP Negeri 9 Kota Tanjungbalai, SMA Negeri 7 Kota

Tanjungbalai, Keluarga Besar PGRI Kota Tanjungbalai, Ketua LPM Kota

Tanjungbalai, Ketua FPK Kota Tanjungbalai dan KNPI Kota Tanjungbalai

8. Semua rekan-rekan mahasiswa khususnya Program Studi Administrasi

Pendidikan Angkatan XV khususnya Rury Syahputra dan Mansyur Hidayat

(8)

vii

Tentunya dalam penulisan tesis ini terdapat kesalahan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik, saran, petunjuk dan koreksi, untuk menyempurnakan tulisan

ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis, maupun pembaca yang terhormat.

Medan, 18 Juni 2013

Penulis

(9)

v

1.2.Identifikasi Masalah ... 10

1.3.Pembatasan Masalah ... 10

1.4.Rumusan Masalah ... 11

1.5.Tujuan Penelitian ... 12

1.6.Manfaat Penelitian ... 12

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 14

2.1.1. Kompetensi Profesioanal Guru ... 14

2.1.2. Motivasi Kerja ... 22

2.1.3. Kepuasan Kerja... 32

2.1.4.Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38

2.2. Penelitian yang Relevan ... 52

2.3. Kerangka Berpikir ... 54

2.3.1. Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berpengaruh Secara Langsung Terhadap Kepuasan Kerja (X3). ... 54

(10)

vi

2.3.3.Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berpengaruh Secara Langsung Terhadap

Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4). ... 57

2.3.4.Motivasi Kerja (X2) Berpengaruh Langsung Terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4) …... 59

2.3.5.Kepuasan Kerja (X3) Berpengaruh Langsung Terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4) …... 60

2.4. Pengajuan Hipotesis ... 63

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 64

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penyuplikan ... 64

3.3. Desain Penelitian ... 69

3.4. Defenisi Operasional ... 71

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 74

3.6. Teknik Analisis Data Penelitian ... 81

BAB IV. HASIL PENELETIAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 89

4.2 Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 95

4.2. Uji Persyaratan Analisis ... 98

4.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 108

4.5. Temuan Penelitian ……… ... 113

4.6. Pembahasan Penelitian ... 116

4.7. Keterbatasan Penelitian ... 123

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan ... 125

5.2. Implikasi ... 127

5.3. Rekomendasi ... 131

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 64

Tabel 3.2. Penyebaran Populasi berdasarkan Strata ... 66

Tabel 3.3. Proporsi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68

Tabel 3.4. Penyebaran Sampel Berdasarkan Golongan ... 68

Tabel 3.5. Penyebaran Sampel Berdasarkan Masa Kerja ... 68

Tabel 3.6. Penyebaran Sampel Populasi pada Tiap Sekolah ... 69

Tabel 3.7. Kisi - Kisi Instrumen ... 75

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Kompetensi Profesional Guru ... 89

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 91

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ... 92

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 94

Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Tingkat Kompetensi Profesional Guru ... 95

Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 96

Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Motivasi Kerja ... 97

Tabel 4.8. Tingkat Kecendrungan Variabel Kepuasan Kerja ... 97

Tabel 4.9. Persamaan Regresi X3 atas X1 ... 98

Tabel 4.10. Persamaan Regresi X4 atas X1 ... 100

Tabel 4.11. Persamaan Regresi X3 atas X2 ... 101

Tabel 4.12. Persamaan Regresi X4 atas X2 ... 102

Tabel 4.13. Persamaan Regresi X4 atas X3 ... 103

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Teori The “g-factor” ... 15

Gambar 2.2. Skema Pembentukan Karyawan (Employeer) ... 17

Gambar 2.3. Teori Harapan (expectancy theory) ... 24

Gambar 2.4. Persepsi Nilai Teori Kepuasan Kerja ... 34

Gambar 2.5. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire ... 41

Gambar 2.6. Terjadinya Persepsi ... 47

Gambar 2.7. Paradigma Penelitian ... 62

Gambar 3.1. Diagram Jalur ... 71

Gambar 4.1. Histogram Skor X4 ... 90

Gambar 4.2. Histogram Skor X1 ... 92

Gambar 4.3. Histogram Skor X2 ... 93

Gambar 4.4. Histogram Skor X3 ... 94

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 139

Lampiran 2. Perhitungan Validitas Variabel X1 ... 141

Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 144

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Variabel X1 ... 145

Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 149

Lampiran 6. Perhitungan Validitas Variabel X2 ... 151

Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 154

Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Variabel X2 ... 156

Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X3 ... 160

Lampiran 10. Perhitungan Validitas Variabel X3 ... 161

Lampiran 11. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X3 ... 163

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Variabel X3 ... 164

Lampiran 13. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X4 ... 168

Lampiran 14. Perhitungan Validitas Variabel X4 ... 170

Lampiran 15. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X4 ... 174

Lampiran 16. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X4 ... 176

Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 180

Lampiran 18. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 182

Lampiran 19. Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap Variabel Penelitian ... 193

Lampiran 20. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 197

Lampiran 21. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 232

Lampiran 22. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 239

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Esensi pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi multi

krisis yang jamak ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Keterbatasan

kompetensi individu sebagai sumber daya manusia dalam mengatasi berbagai

krisis tersebut dapat memberikan efek negatif dalam masyarakat untuk

berkembang. Kompetensi setiap individu dalam menangani setiap permasalahan

yang ditemui, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan bidang pendidikan dalam

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Permasalahan yang menjadi diskusi publik dan tidak pernah selesai serta

terjawab pada saat ini adalah “ bagaimana menciptakan sumber daya manusia

yang berkualitas melalui pendidikan”. Segala macam upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan telah dilakukan, baik perbaikan sarana dan prasarana,

kurikulum, maupun tingkat kualitas tenaga kependidikan. Untuk meningkatkan

kualitas pendidikan salah satu unsur penting yang paling menentukan adalah

tenaga pendidik, menjadikan tenaga pendidik yang yang memiliki tingkat

kompetensi profesional yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Bustami (2009) di Kabupaten Aceh Timur menyimpulkan bahwa

kompetensi profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan (32 %) terhadap

mutu pendidikan, sedangkan faktor lain sebanyak 68% mempengaruhi mutu

(15)

2

Tanggung jawab guru yang besar ini perlu mendapat perhatian oleh

lembaga pendidikan dalam peningkatan kompetensi profesional guru. Tinggi atau

rendahnya tingkat kompetensi profesional guru akan membawa pengaruh terhadap

prestasi anak didiknya.

Proses menuju tingkat kompetensi profesional adalah proses evolusi yang

menggunakan pendekatan organisasi dan sistemastis untuk mengembangkan

profesi ke arah status professionalisme (peningkatan status). Secara teoritis

menurut Gilley dan Eggland (1989) dalam Karsidi (2005: 8) pengertian

professional dapat didekati dengan empat prespektif pendekatan yaitu orientasi

filosofis, perkembangan bertahap, orientasi karakteristik, dan orientasi

non-tradisonal.

Peningkatan kompetensi profesional yang tinggi bagi guru bukanlah hal

yang mudah, hal ini dapat dilihat dari beberapa teori, defenisi tentang ciri-ciri,

serta indikator yang harus dicapai oleh tenaga pendidik dalam peningkatan

kompetensi profesional guru tersebut.

Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut

yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam

kelembagaan merupakan bentuk kepuasan kerja guru. Apabila kepuasan kerja

(16)

3

Tentunya untuk menghadirkan kepuasan kerja pada diri seorang guru

banyak faktor yang harus diperhatikan, hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dahlan (2006) di SMA Negeri se- Kabupaten Buleleng Provinsi

Bali yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dianggap penting dalam

menimbulkan kepuasan kerja adalah gaji (84%), rasa aman untuk menghadapi

masa depan (63%) dan pekerjaan yang menarik (60%). Sedangkan Silaen (2011)

dalam penelitiannya menyimpulkan terdapat pengaruh langsung dan berarti antara

perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru pada Sub

Rayon SMA Negeri 1 di Kota Medan. Artinya semakin baik perilaku

kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga kepuasan kerja guru Sub

Rayon SMA Negeri 1 di Kota Medan.

Tanjung (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan motivasi

kerja dan kompetensi manajemen kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru”,

hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan

motivasi kerja dan kompetensi manajemen kepala sekolah dengan kepuasan kerja

guru.

Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas guru dan sekolah belum siap

mengembangkan silabus dan penilaian secara mandiri, sesuai dengan tuntutan

Kurikulum, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) menyiapkan

sejumlah pedoman dengan tujuan memberi arah secara teknis bagi guru dan

sekolah dalam mengembangkan silabus dan penilaian. Pedoman dimaksud terdiri

(17)

4

Penilaian, serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian untuk

setiap mata pelajaran (Depdiknas, 2004).

Mulyasa (2005 : 97 ) menyatakan pada dasarnya pemberdayaan guru

melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan.

Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat

melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh

seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Melalui upaya tersebut,

pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan

ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Akhirnva, ketiga,

seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan keper:ayaan diri, para guru bekerja

sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih

sumber-sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan.

Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri se-

Kota Tanjungbalai maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya

seperti tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja. Tingkat

pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh

seseorang, maka akan ada kecenderungan pada meningkatnya berbagai

kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti.

Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada

setiap tingkat pendidikan formal merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan

(18)

5

guru, diharapkan semakin meningkatkan kompetensi profesional dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Guru memiliki tugas dan

tanggung jawab moral yang besar terhadap keberhasilan siswa, selain itu guru

dituntut untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada

stakeholders sekolah, seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu faktor

yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan kerja.

Dimana jika guru puas terhadap perlakuan organisasi (sekolah) maka mereka akan

bekerja penuh semangat dan bertanggung jawab.

Perlakuan organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang ada pada

lembaga pendidikan tersebut. Interaksi yang baik antara guru, kepala sekolah, tata

usaha dan siswa menjadi pendorong (movere) bagi guru untuk melaksanakan

tugas-tugas Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) dengan baik, hal ini

merupakan motivasi kerja yang berasal dari dalam organisasi sekolah kepada diri

seorang guru untuk menjalankan tugas-tugasnya secara professional.

Mulyasa (2004: 25) menyatakan keberhasilan pendidikan di sekolah sangat

ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga

kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu

komponen pendidikan yang berpengaruh dalam tingkat kompetensi profesional

guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan

pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.

Menurut Syah (2000:230) “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan,

(19)

6

Kompetensi guru adalah kompetensi seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi

profesional guru dapat diartikan sebagai kompetensi dan kewenangan guru dalam

menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompenten dan profesional adalah

guru piawai dalam melaksanakan profesinya.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat

(10) disebutkan, ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimilki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan”. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai

kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas

dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.

Syaiful Sagala (2009: 23-24) mengemukakan bahwa rumusan kompetensi

profesional yang tercantum dalam undang-undang diatas mengandung tiga aspek.

Aspek tersebut antara lain adalah:

1. Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat pemahaman, apresiasi dan

harapan yang menjadi karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas.

Aspek ini menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran substansi/materi

ideal yang seharunya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai guru dalam

menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian seseorang dapat dipersiapkan

atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu sebagai bekal ia bekerja

secara profesional;

2. Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu

(20)

7

Aspek ini merujuk pada kompetensi sebagai gambaran unjuk kerja nyata yang

tampak dalam pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan

pekerjaannya secara piawai. Seseorang bisa saja menguasai secara teoritik

seluruh aspek material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan.

Namun begitu jika dalam praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan

tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan standar kualitas yang

dipersyaratkannya maka ia tidak dapat dikatakan sebaai seorang yang

berkompeten atau tidak piawai; dan

3. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu.

Aspek ini menunjuk pada kompetensi sebagai hasil (output dan atau outcome)

dari unjuk kerja. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan/perilaku serta

mahir dalam menjalankan tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang

efektif dan efisien. Hasilnya merupakan produk dari kompetensi seseorang

dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Sehingga pihak lain dapat

menilai seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya

berkompeten dan profesional atau tidak.

Sejalan dengan pendapat di atas faktor yang mempengaruhi kompetensi

profesional guru, Menurut Sejathi (2011) dibedakan menjadi dua yaitu ;

1) Faktor Internal. diantaranya; menyangkut latar belakang pendidikan guru,

pengalaman mengajar guru, keadaan kesehatan guru, dan keadaan

kesejahteraan ekonomi guru.

2) Faktor Eksternal. diantaranya; sarana pendidikan, disiplin kerja, dan

(21)

8

Selain itu tingkat kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh

pengetahuan dan pemahaman guru. Menurut Sahertian (1994), guru yang tingkat

pengembangan kognitifnya tinggi akan berpikir lebih abstrak, imajinatif, kreatif,

dan demokratis. Guru-guru yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

tinggi akan lebih fleksibel dalam menjalankan tugasnya sehingga mereka mampu

mengatasi masalah yang mereka hadapi, sehingga diperkirakan akan lebih

berprestasi dibanding dengan guru yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman

yang rendah.

Kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh motivasi kerja, yaitu

suasana organisasi yang baik dan memiliki kerjasama yang baik akan

menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru sesama guru, guru

dengan kepala sekolah, guru dengan karyawan, guru dengan siswa, guru dengan

orang tua siswa, dan guru dengan masyarakat sehingga akan mudah tercapainya

tujuan yang diharapkan. Apabila iklim organisasi yang dirasakan guru baik dan

kondusif diperkirakan ikut mempengaruhi prestasi kerja guru sehingga prestasi

kerja guru pun akan lebih baik.

Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kompetensi profesional guru

adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah. Gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang efektif akan membuat guru mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk

merasa terlibat aktif dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan

tugasnya. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah dituntut memiliki sikap

keteladanan, mampu menumbuhkan kreatifitas, mampu memberikan moti-vasi

(22)

9

berkaitan erat dengan tingkat kompetensi profesional guru. Apabila

kepemimpinan kepala sekolahnya baik maka prestasi kerja guru akan lebih

meningkat.

Kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh pemberian insentif.

Gaji merupakan hal yang sangat esensial dalam melaksanakan suatu pekerjaaan.

Gaji yang diterima guru apabila dirasa telah mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya maka mereka akan meningkatkan kinerja mereka. Dengan

kata lain, tinggi – rendahnya gaji akan membawa pengaruh terhadap tingkat

kompetensi profesional guru dan kepuasan kerja.

Dari berbagai teori dan defenisi yang yang disajikan diatas, peneliti

menyimpulkan beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi tingkat

kompetensi profesional guru antara lain motivasi kerja, kepemimpinan,

pengetahuan dan pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen pada tugas,

kepuasan kerja, insentif, kepemimpinan dan lingkungan kerja.

Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat para

ahli ditemukan bahwa secara empiris terdapat beberapa variabel yang

mempengaruhi tingkat kompetensi profesional guru. Sehingga dalam melakukan

penelitian ini peneliti mendapatkan peluang yang besar untuk menentukan

variabel-variabel lain yang akan diuji, terutama dalam menjelaskan, memprediksi

dan menemukan alternatif terhadap tingkat kompetensi profesional guru.

Dijelaskan pada bagian sebelumnya, diduga ketiga variabel yaitu gaya

kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh

(23)

10

tentang hubungan keempat variabel ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan

menemukan alternatif terhadap fenomena masalah kompetensi profesional guru.

Beranjak dari pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul ;

Pengaruh Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi

Kerja, Kepuasan Kerja, Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru di

SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai.

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam

bagian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi sebagai masalah yang

berhubungan dengan tingkat kompetensi profesional guru. Hal ini mengundang

sejumlah pertanyaan tentang ditemukannya kesenjangan pada tingkat kompetensi

profesional guru tersebut. Diantaranya adalah apakah variabel-variabel sebagai

berikut: tingkat pendidikan, supervisi akademik, fasilitas kerja, motivasi kerja,

kepemimpinan, pengetahuan dan pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen

pada tugas, kepuasan kerja, insentif, kepemimpinan dan lingkungan kerja

berpengaruh terhadap tingkat kompetensi profesional guru?

1.3 Pembatasan Masalah

Identifikasi di atas memperlihatkan banyaknya faktor yang diduga

mempengaruhi tingkat kompetensi profesional guru, antara lain: motivasi kerja,

kepemimpinan, pengetahuan, pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen

pada tugas, kepuasan kerja, insentif dan lingkungan kerja. Penulis membatasi

(24)

11

terhadap tingkat kompetensi professional guru , yaitu variabel persepsi gaya

kepemimpinan kepala sekolah, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan

kerja. Pembatasan ini bukan berarti mengabaikan pengaruh faktor lain,

pertimbangan bahwa telah dilakukan penelitian terhadap variabel tertentu,

pertimbangan waktu yang terbatas Di samping itu juga karena faktor kompetensi

dan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian terhadap variabel yang telah

dikemukakan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung

dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota

Tanjungbalai ?

2. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap

kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai ?

3. Apakah persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan signifikan

berpengaruh langsung terhadap tingkat kompetensi profesional guru di SMA

negeri se-kota Tanjungbalai ?

4. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat

kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai ?

5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat

(25)

12

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.

2. Motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan kerja

guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.

3. Persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung dan

signifikan terhadap tingkat kompetensi profesional guru di SMA negeri

se-kota Tanjungbalai.

4. Motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat

kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.

5. Kepuasan kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat

kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6 1. Manfaat Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik untuk

memberi informasi, pemahaman, dan memprediksi model pengelolaan Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan sederajat khususnya perilaku organisasi yang tepat

(26)

13

1.6 2. Manfaat Praktis

Temuan penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada berbagai pihak,

antara lain kepada:

1. Guru dalam meningkatkan kompetensi profesional kerjanya sehingga tercapai

tujuan pembelajarn dengan baik yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2. Kepala sekolah sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan

perhatiannya terhadap gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan fasilitas

pendukung bagi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai dalam upaya meningkatkan kompetensi

profesional guru agar dapat menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang

berkualitas.

4. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk

(27)

125

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

1. Tingkat kecenderungan variabel Tingkat Kompetensi Profesional Guru

SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai termasuk dalam kategori kurang,

Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk dalam kategori

tinggi, Motivasi Kerjatemasuk dalam kategori tinggi dan Kepuasan Kerja

temasuk dalam kategori tinggi.

2. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Persepsi Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja guru pada

SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai

pengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja guru. Artinya semakin baik

Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga

Kepuasan Kerja guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

3. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Motivasi Kerja

terhadap Kepuasan Kerja guru pada SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru

(28)

126

semakin baik Motivasi Kerja Guru maka semakin baik juga Kepuasan

Kerja guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

4. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Persepsi Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi

Profesional Guru pada SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat

Kompetensi Profesional Guru. Artinya semakin baik Persepsi Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga Tingkat

Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.

5. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Motivasi Kerja

terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru guru pada SMA Negeri

se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

Motivasi Kerja Guru mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat

Kompetensi Profesional Guru artinya semakin baik Motivasi Kerja Guru

maka semakin baik juga Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA

Negeri se-Kota Tanjungbalai.

6. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Kepuasan Kerja guru

terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru pada SMA Negeri

se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

Kepuasan Kerja Guru mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat

(29)

127

maka semakin baik juga Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA

Negeri se-Kota Tanjungbalai.

5.2. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan

simpulan penelitian, di antaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah dengan meningkatkan Persepsi

Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi yang baik dari guru

adalah dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan guru.

Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang memihak kepada

seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu akan membawa

kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan berpengaruh buruk

terhadap Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Dengan baiknya

kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan memberikan persepsi

yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan baiknya Persepsi Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah akan dapat memberikan Kepuasan

tersendiri bagi guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

sehari-hari di sekolah.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan

persepsi yang baik dari guru, di antaranya: menjalin komunikasi yang baik

(30)

128

meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum

membuat keputusan, dan sebagainya.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah dengan meningkatkan Motivasi

Kerja guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

Motivasi Kerja adalah membuat harapan (expectancy) pada diri seseorang

yang akan memiliki implikasi terhadap tingkat kesungguhan yang tinggi

dalam menjalankan pekerjaannya, tentunya dengan kesungguhan yang

tinggi tersebut akan menghasilkan kinerja (performance) yang tinggi.

Dengan baiknya motivasi kerja guru akan memberikan kepuasan tersendiri

bagi guru dan tentunya dapat meningkatkan Tingkat Kompetensi

Profesional Guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan

motivasi kerja guru, di antaranya: Self-Eficacy yaitu suatu keadaan dimana

seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari

usaha yang telah dilakukan., mendorong atau merangsang diri untuk

melakukan suatu kegiatan, sehingga dengan adanya dorongan itu dia akan

berusaha semaksimal mungkin. Dorongan ini akan menjadi perangsang

sehingga akan menjadi prilaku dalam hidupnya.

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan menciptakan Persepsi Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah yang baik, ini akan dapat membangkitkan Tingkat

(31)

129

panutan. Ia menunjukkan keteguhan dan ketetapan hati dalam mencapai

tujuan, mengambil tanggung jawab sepenuhnya untuk tindakannya dan

menunjukkan percaya diri tinggi terhadap visinya.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Persepsi Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik di antaranya: pemimpin

mengembangkan orang dengan menciptakan lingkungan yang pendukung,

pemimpin menstimulasi orang agar kreatif dan inovatif, pemimpin

mendorong para bawahannya untuk memakai imajinasi mereka dan untuk

menantang cara melakukan sesuatu yang diterima oleh sistem sosial,

pemimpin menciptakan gambar jelas mengenai keadaan masa yang akan

datang secara optimis dan dapat dicapai dan mendorong bawahan untuk

meningkatkan harapan dan mengikatkan diri kepada visi.

4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru adalah dengan

meningkatkan Motivasi Kerja. Tingkat Kompetensi Profesional Guru sudah

tentu dipengaruhi oleh Motivasi Kerja guru di sekolah. Semakin tinggi

Motivasi Kerja guru akan sangat mendukung Tingkat Kompetensi

Profesional Guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,

Tingkat Kompetensi Profesional Guru akan dapat ditingkatkan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Motivasi Kerja

yang baik di antaranya Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

dengan menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain di

(32)

130

membuat program-program kerja bersama yang memberikan keuntungan

kepada semua guru. Perlu juga dijalin komunikasi yang baik pada seluruh

guru, agar tidak ada rasa curiga antara satu guru dengan guru lainnya, yang

nantinya akan membawa kepada ketidakharmonisan di dalam bekerja.

Dengan adanya upaya ini akan menciptakan Motivasi Kerja bagi semua

guru, dan nantinya akan meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional

Guru.

5. Dengan diterimanya hipotesis kelima yang diajukan, maka upaya

meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru adalah dengan

meningkatkan Kepuasan Kerja. Tingkat Kompetensi Profesional Guru

sudah tentu dipengaruhi oleh Kepuasan Kerja guru di sekolah. Semakin

tinggi Kepuasan Kerja guru akan sangat mendukung Tingkat Kompetensi

Profesional Guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,

Tingkat Kompetensi Profesional Guru akan dapat ditingkatkan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Kepuasan

Kerja yang baik di antaranya menciptakan lingkungan kerja yang baik yang

menyebabkan seseorang berkata bahwa saya puas dengan pekerjaan saya

dan kondisi itu menyebabkan seseorang merasa puas dengan pekerjaannya

yang tergantung pada beberapa hal antara lain pendidikan, pengalaman

kerja, dan kebijakan organisasi terutama berkenaan dengan kenaikan

pangkat dan pendapatan/insentif. Dengan adanya upaya ini akan

menciptakan Kepuasan Kerja bagi semua guru, dan nantinya akan

(33)

131

5.3. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala

Sekolah,disarankan kepada guru untuk melihat dengan lebih bijak setiap

keputusan yang diputuskan kepala sekolah. Guru diharapkan untuk tidak

selalu memberikan respon negatif terhadap setiap keputusan kepala sekolah,

sepanjang keputusan itu dilakukan dengan dasar yang benar dan untuk

kemajuan institusi. Selain itu setiap gurudiharapkan dapat mengikuti aturan

yang telah ditetapkan kepala sekolah, agar tidak merasa dikorbankan oleh

kebijakan kepala sekolah.

2. Untuk menigkatkan Motivasi Kerja guru disarankan kepada guru, serta yang

terlibat di dalamnya untuk upaya pimpinan menumbuhkan semangat secara

langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam diri

guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan

sekolah.

3. Untuk menigkatkan Kepuasan Kerja guru disarankan kepada guru, serta

yang terlibat di dalamnya untuk memberikan rasa solidaritas antar guru yang

tinggi, memberikan kesejahteraan sesuai dengan ketetapan yang berlaku,

penghargaan bagi guru yang berprestasi, dan saling percaya dengan rekan

sekerja untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang kondusif.

4. Untuk dapat meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru

(34)

132

terus menerus. Selain itu dianjurkan kepada guru untuk terus meningkatkan

kemampuannya dalam mengajar. Hal yang harus dilakukan guru di

antaranya, mengikuti pelatihan dan mencari informasi yang sejalan dengan

bidang keahliannya.

5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh langsung

antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan

Kepuasan Kerja dengan Tingkat Kompetensi Profesional Guru guna

(35)

133

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara.

Asmani, Ma’mur, Jamal. 2009. Manejemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional . Jogyakarta: Diva Press

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Jogyakarta: Pustaka Pelajar

Bandura, A. 1997. Self-efficacy : The exercise of control. New York : W.H. Freeman.

Bafadal, Bafadal. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Bustami, 2009. Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap

Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Aceh Timur, Tesis : Medan,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.

Colquitt, A. Jason, Lepine, A. Jeffery dan Wesson, J. Michael. 2010.

Organizational Behavior Improving Performance And Commitment In The Workplace. Boston : Mc Graw Hill

Dahlan, Dadang, 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru (Study Deskriftif Analitif Pada SMA Negeri se-Kabupeten

Buleleng , Penelitian : Bandung, Program Study Pendidikan Ekonomi dan

Koperasi FPPIS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Daley, Dennis M. 2002. Strategic Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall.

Dharma, Agus. 1984. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Para Manejer. Bandung: Sinar Baru

Dharma, Surya. 2009. Manejemen Kinerja Falsafah, Teori Dan Penerapannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar

English, W, Fenwick. 2006. Encyclopedia of Educational Leadership and

Administration. The University of North Carolina at Chapel Hill : Sage

Publications, Inc.

(36)

134

Gibson, Ivanhevich, Donnelly. 1996. Organisasi, (Edisi Kedelapan) Jakarta: Bina Aksara

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasbullah 2010. Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan

Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Hasibuan, SP Malayu. 2007. Manejemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE

Herbert. G. Hicks dan G. Ray Gullet. 1995. Organisasi Teori dan Tingkah Laku

Alih Bahasa oleh G. Kartasaputra. 2005. Jakarta: Bumi Aksara

Ihalauw,J.O.I, Jhon. 2008. Kontruksi Teori Komponen dan Proses. Jakarta: Grasindo

Indrawijaya, Adam. 1989. Prilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press

Punggul, Isman. 2011. Ciri-ciri Profesional Keguruan. Isman Punggul (online) (

http://ismanpunggul.blogspot.com/2011/08/ciri-ciri-profesional-keguruan.html diakses pada 18 Februari 2012)

Karsidi, Ravik. 2005. Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan

Di Era Otonomi Daerah. “ Makalah disajikan dalam Seminar Nasional

Pendidikan, Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 23 Juli.

Lumban Gaol, Masdiana, 2010. Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stress Terhadap Komitmen Guru (Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan), Tesis : Medan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan

Martoyo, Susilo. 1987. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan. Yogyakarta: BPE

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(37)

135

Muslim, Banun, Sri. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta

Mintorogo, Antonius. 1996. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: STIA-LAN

Nawawi, Hadari. 2000. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Ndraha, Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori Pengembangan Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama

Nitisemito, A. Dale. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Palan, R., 2008, Competency Manajemen : Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing

Organisasi, Seri Manajemen Sumber daya Manusia No.13. Jakarta. PPM

Rahmat, Abdul. 2010. Kearifan Cinta Sang Guru Oase Pemikiran Cinta Untuk Para Praktisi Pendidikan. Bandung, MQS Publishing.

Rahmat, Jalaludin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan. 2010. Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2009. Islamic Human Capital Dari Teori ke Praktik Manejemen Sumber Daya Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa

Riduwan, dan Sunarto 2009. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Restuningdiah, Nurika. 2009. Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik Melalui Komitmen Organisasional. Jurnal Ekonomi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Tahun 14 Nomor 3 Nopember 2009

Robbins, P, Stephen, dan Coulter, Mary. 2007. Manejemen ( Alih Bahasa : Harry Slamet). Jakarta: PT. Indeks

(38)

136

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. 2006. Manejemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu . Jakarta: Nimas Multima

Sagala, Syaiful. 2007. Desain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press

Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS.

Yogyakarta, CV. Andi Offset,

Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis. Jakara, Elex Media Komputindo.

Subandriyo, Andi. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi, dan Tingkat Penghasilan Guru Terhadap Kepuasan Kerja

Guru Di SD Segugus Majapahit Kecamatan Kartasura, Tesis, Surakarta,

Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sunarno, Agus. (2005). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru (Suatu Studi Berdasarkan

Persepsi Guru SMK Negeri Kota Tegal), Tesis, Surakarta, Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.

Bandung: Tarsito

Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfa Beta

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutarto. 1991. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University, Press

Sirozi, Muhammad. 2007. Politik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Situmorang, Helmi, Syafrizal. 2010. Analisis Data untuk Riset Manejemen dan Bisnis. Medan: USU Press

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

(39)

137

Negeri 1 Medan) , Tesis : Medan, Program Studi Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Sejathi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru. (online) ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108564-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-upaya/. Diakses Pada Tanggal 2 Februari 2011 )

Slocum,W.Jhon dan Hellriegel, Don. 2009. Principles of Organizational Behavior

(Twelfth Edition) South-Western: Cengage Learning

Steers, Richard, M. Porter, L.W, 1980. Motivation and Work Behaviour. New York: McGraw-Hill Book Co

Tanjung, 2007. Hubungan Motivasi Kerja dan Kemampuan Manajemen Kepala

Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru, Tesis : Medan, Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aflikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Terry, George, R. 1986. Asas-Asas Manajemen (Penerjemah: Winardi). Bandung:Alumni

Timpe, A. Dale (Ed.). 1987. Seri Manejemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai ( Motivation of Personnel). Alih Bahasa oleh Susanto Budidarmo. 2002. Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama

Tim Fokus Media. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: PT. Fokus Media

Tilaar. H. A.R.. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Tohiran, Awan, 2009. Hubungan Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran di SMPN

Kabupaten Langkat, Tesis : Medan, Program Pascasarjana, Universitas

Negeri Medan.

Usman. Uzer. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Virgana. 2009. Sinopsis Desertasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. (online).

(40)

138

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press.

Wirawan. Selasa, 08 Juli 2008 Teori Kepemimpinan Transaksional.(Online). (

http://doktorwirawan.blogspot.com/2008/07/teori-kepemimpinan-transaksional.html. diakses 24 Oktober 2011)

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yuniarsih, Tjutju, dan Suwatno. 2008. Manejemen Sumber Daya Manusia Teori , Aplikasi, dan Isu Penelitian. Bandung: UPI dan Alfabeta

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

4.2 Perubahan Sikap Warga Belajar Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan Tata Rias Pengantin Sunda Putri di LPK Tisaga Caterias ...154.. Surat Keputusan Direktur Program

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui media pembelajaran IPS yang digunakan di SMP Negeri Ambulu sebelum menggunakan media foto, (2) mengembangkan media

Skenario fungsi melihat detail permainan yang disarankan bertujuan agar pengguna dapat memainkan permainan yang sesuai dengan usia anak dan perkembangan anak

The purposes of this research are (1) to find out the techniques applied by the translator to translate cultural terms found in the book entitled Batik Pengaruh Zaman dan

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

Secondly is modeling of the text (MOT) where the teacher gives example of text to be discussed, the next stage is joint construction of the text (JCOT)

Perilaku untuk conceptual skills ini memungkinkan pemimpin yang melayani untuk berpikir lebih dalam mengenai sebuah masalah yang dihadapi oleh organisasi atau