PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP TINGKAT
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA
NEGERI SE-KOTA TANJUNGBALAI
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
TUAH MANURUNG
NIM. 081188130127
PROGRAM PASCASARJANA
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Tuah Manurung, NIM : 0811881301--, Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.
Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja, 2) Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja, 3) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, 4) Motivasi Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, 5) Kepuasan Kerja terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru. Subjek penelitian adalah Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai, dengan jumlah sampel sebanyak 155 responden.
Hasil uji coba instrumen penelitian angket Tingkat Kompetensi Profesional Guru diperoleh harga rhitung antara 0,277 s/d 0,684 dan harga rtabel diperoleh 0.361 Maka dari 28 butir angket yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 10. Motivasi Kerja Guru diperoleh harga rhitung antara 0,151 s/d 0,714 dari 31 butir angket yang diuji cobakan terdapat 2 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 8 dan 17, Kepuasan Kerja Guru diperoleh harga rhitung antara 0,043 s/d 0,668 dari 21 butir angket yang diuji cobakan terdapat 1 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 11 dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh harga rhitung antara 0.020 s/d 0.763 dari 29 butir angket yang diuji cobakan terdapat 2 butir angket yang tidak valid yaitu butir nomor 4 dan 22.
Reliabilitas angket Tingkat Kompetensi Profesional Guru sebesar 0,871, Motivasi Kerja Guru sebesar 0,907, Kepuasan Kerja Guru sebesar 0,852 dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah diperoleh koefisiennya sebesar 0,888. Dengan demikian instrument angket tersebut termasuk dalam angket berkategori sangat tinggi.
Hasil uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan teknik korelasi dan koefesien jalur. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara : (1) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja Guru, besar koefisien jalur
ρ
31=
0,326, dan besarthitung> ttabel (5,788>1,96), (2) Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru besar koefisien jalur
ρ
32=
0,483, dan besar thitung> ttabel (8,576>1,96), (3) Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru, besar koefisien jalurρ
41=
0,273, dan besar thitung> ttabel (4,403> 1,96), (4) Motivasi Kerja Guru terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru besar koefisien jalurρ
42=
0,283, danbesar thitung> ttabel (4,564 > 1,96), (5) Kepuasan Kerja Guru terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru besar koefisien jalur
ρ
43=
0,183, dan besar thitung> ttabel (2,952> 1,96).ii
ABSTRACT
Tuah Manurung, NIM: 0811881301, Influence Perception of Principal Leadership Style, Work Motivation and Job Satisfaction of the Teacher Professional Competency Levels SMA as the city Tanjungbalai.
Thesis, Graduate Program, State University of Medan.
This study aimed to determine the effect of: 1) Perception of Principal Leadership Style on Job Satisfaction, 2) Work Motivation on Job Satisfaction, 3) Perceptions of Principal Leadership Style on Teacher Professional Competency Levels, 4) Work Motivation for Teacher Professional Competency Levels, 5 ) Job Satisfaction on Teachers' Professional Competence Level. Subjects were se-Senior High School Teacher Tanjungbalai City, with a total sample of 155 respondents.
The trial results Work Teacher Professional Competency Level rcount price obtained between 0,277 s/d 0,684 of the 28 items tested questionnaire contained 1 grains questionnaire invalid item number is 10. Motivation rcount price obtained between 0,151 s/d 0,714of the 31 items tested questionnaire contained 2 invalid item questionnaire that item numbers 8 and 17, Teacher Job Satisfaction rcount price obtained between 0,043 s/d 0,668 of 21 items tested questionnaire contained 1 invalid item questionnaire that item number 11 and Perceptions questionnaire research instruments Principal Leadership Styles obtained rcount prices between 0.020 s/d 0.763 and obtained 0.361 rtabel price. Then a questionnaire of 29 items tested contained 2 invalid item questionnaire that item number 4 and 22.
Teacher Professional Competency Levels at 0,871, 0,907 Master's Work Motivation, Job Satisfaction and Teacher of 0.852, Perception questionnaires reliability Principal Leadership Styles coefficients obtained by 0.888. Thus the questionnaire instrument included in the questionnaire very high category.
Test results hypothesis proposed in this study, the technique used and the correlation coefficient of the path. Based on the hypothesis testing can be concluded that there is a direct and significant influence between: (1) Perception of Principal Leadership Style on Teacher Job Satisfaction, large ρ31 path coefficient = 0.326, and t count > t table (5.788 > 1.96), (2) Motivation Work on Job Satisfaction Professor path coefficient ρ32 = 0.483, and t count > t table (8.576 > 1.96), (3) Perceptions of Principal Leadership Style on Teacher Professional Competency Levels, large ρ41 path coefficient = 0.273, t count > t table (4.403 > 1.96), (4) Work Motivation Teacher to Teacher Professional Competency Level of the path coefficients ρ42 = 0.283, and t count > t table (4.564 > 1.96), (5) the level of Teacher Job Satisfaction of Professional Competence professor of path coefficients ρ43 = 0.183, and t count > t table (2,952 > 1,96).
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kepada penulis. Serta shalawat dan salam atas
junjungan Rasulullah SAW yang kehadirannya menjadi tauladan bagi manusia
untuk selalu belajar dan menuntut ilmu.
Berkat taufik dan hidayah-Nya lah penulis mampu menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul “ Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tingkat Kompetensi
Profesional Guru Di SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai ”. Penulisan tesis ini
bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan
(M.Pd), pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Prodi
Administrasi Pendidikan.
Dalam penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada :
1. Kepada Ayahanda Alm. Abdul Rahman Manurung dan Ibunda Almh.Safinah
Sitorus, atas jasa dan perjuangan mereka penulis mampu menggapai cita-cita,
dan seluruh keluarga besar abang, kakak dan adik yang ada di Kota
Tanjungbalai.
2. Istri Tercinta Fitri Diana Batubara, S.Pd. dalam suka dan duka selalu
vi
penulis Aulia Husna Manurung dan Hijratul Husna Manurung sebagai obat
kegelisahan ketika hati risau.
3. Bapak Direktur Program Pasca Sarjana Unimed, Bapak Prof.Dr.Abdul Muin
Sibuea. Segenap dosen, staf administrasi beserta seluruh civitas akademika,
berkat bantuan partisipasinya sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Unimed, Bapak
Prof. Dr.H. Syaiful Sagala dan seluruh staff.
5. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai pembimbing I dan Bapak Prof. Dr.
Sukirno, M.Pd, sebagai pembimbing II penulis, yang senantiasa dengan
setulus hati memberikan perhatian, dorongan dan bimbingan ilmiyah
ditengah-tengah kesibukan beliau yang sangat padat.
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, yang telah memberikan
izin penelitian kepada penulis, juga kepada guru-guru SMA Negeri se- Kota
Tanjungbalai yang memberikan informasi dan waktu bagi penulis melakukan
penelitian ini .
7. Rekan-rekan guru di SMP Negeri 9 Kota Tanjungbalai, SMA Negeri 7 Kota
Tanjungbalai, Keluarga Besar PGRI Kota Tanjungbalai, Ketua LPM Kota
Tanjungbalai, Ketua FPK Kota Tanjungbalai dan KNPI Kota Tanjungbalai
8. Semua rekan-rekan mahasiswa khususnya Program Studi Administrasi
Pendidikan Angkatan XV khususnya Rury Syahputra dan Mansyur Hidayat
vii
Tentunya dalam penulisan tesis ini terdapat kesalahan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik, saran, petunjuk dan koreksi, untuk menyempurnakan tulisan
ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis, maupun pembaca yang terhormat.
Medan, 18 Juni 2013
Penulis
v
1.2.Identifikasi Masalah ... 10
1.3.Pembatasan Masalah ... 10
1.4.Rumusan Masalah ... 11
1.5.Tujuan Penelitian ... 12
1.6.Manfaat Penelitian ... 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis ... 14
2.1.1. Kompetensi Profesioanal Guru ... 14
2.1.2. Motivasi Kerja ... 22
2.1.3. Kepuasan Kerja... 32
2.1.4.Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 38
2.2. Penelitian yang Relevan ... 52
2.3. Kerangka Berpikir ... 54
2.3.1. Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berpengaruh Secara Langsung Terhadap Kepuasan Kerja (X3). ... 54
vi
2.3.3.Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Berpengaruh Secara Langsung Terhadap
Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4). ... 57
2.3.4.Motivasi Kerja (X2) Berpengaruh Langsung Terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4) …... 59
2.3.5.Kepuasan Kerja (X3) Berpengaruh Langsung Terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru (X4) …... 60
2.4. Pengajuan Hipotesis ... 63
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian ... 64
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penyuplikan ... 64
3.3. Desain Penelitian ... 69
3.4. Defenisi Operasional ... 71
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 74
3.6. Teknik Analisis Data Penelitian ... 81
BAB IV. HASIL PENELETIAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian ... 89
4.2 Identifikasi Tingkat Kecendrungan Variabel Penelitian ... 95
4.2. Uji Persyaratan Analisis ... 98
4.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 108
4.5. Temuan Penelitian ……… ... 113
4.6. Pembahasan Penelitian ... 116
4.7. Keterbatasan Penelitian ... 123
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan ... 125
5.2. Implikasi ... 127
5.3. Rekomendasi ... 131
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 64
Tabel 3.2. Penyebaran Populasi berdasarkan Strata ... 66
Tabel 3.3. Proporsi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 68
Tabel 3.4. Penyebaran Sampel Berdasarkan Golongan ... 68
Tabel 3.5. Penyebaran Sampel Berdasarkan Masa Kerja ... 68
Tabel 3.6. Penyebaran Sampel Populasi pada Tiap Sekolah ... 69
Tabel 3.7. Kisi - Kisi Instrumen ... 75
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Tingkat Kompetensi Profesional Guru ... 89
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 91
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja ... 92
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 94
Tabel 4.5. Tingkat Kecendrungan Variabel Tingkat Kompetensi Profesional Guru ... 95
Tabel 4.6. Tingkat Kecendrungan Variabel Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 96
Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan Variabel Motivasi Kerja ... 97
Tabel 4.8. Tingkat Kecendrungan Variabel Kepuasan Kerja ... 97
Tabel 4.9. Persamaan Regresi X3 atas X1 ... 98
Tabel 4.10. Persamaan Regresi X4 atas X1 ... 100
Tabel 4.11. Persamaan Regresi X3 atas X2 ... 101
Tabel 4.12. Persamaan Regresi X4 atas X2 ... 102
Tabel 4.13. Persamaan Regresi X4 atas X3 ... 103
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Teori The “g-factor” ... 15
Gambar 2.2. Skema Pembentukan Karyawan (Employeer) ... 17
Gambar 2.3. Teori Harapan (expectancy theory) ... 24
Gambar 2.4. Persepsi Nilai Teori Kepuasan Kerja ... 34
Gambar 2.5. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire ... 41
Gambar 2.6. Terjadinya Persepsi ... 47
Gambar 2.7. Paradigma Penelitian ... 62
Gambar 3.1. Diagram Jalur ... 71
Gambar 4.1. Histogram Skor X4 ... 90
Gambar 4.2. Histogram Skor X1 ... 92
Gambar 4.3. Histogram Skor X2 ... 93
Gambar 4.4. Histogram Skor X3 ... 94
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X1 ... 139
Lampiran 2. Perhitungan Validitas Variabel X1 ... 141
Lampiran 3. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X1 ... 144
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Variabel X1 ... 145
Lampiran 5. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X2 ... 149
Lampiran 6. Perhitungan Validitas Variabel X2 ... 151
Lampiran 7. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X2 ... 154
Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Variabel X2 ... 156
Lampiran 9. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X3 ... 160
Lampiran 10. Perhitungan Validitas Variabel X3 ... 161
Lampiran 11. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X3 ... 163
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Variabel X3 ... 164
Lampiran 13. Sebaran Data Uji Coba Validitas Variabel X4 ... 168
Lampiran 14. Perhitungan Validitas Variabel X4 ... 170
Lampiran 15. Sebaran Data Uji Coba Reliabilitas Variabel X4 ... 174
Lampiran 16. Perhitungan Manual Reliabilitas Variabel X4 ... 176
Lampiran 17. Data Hasil Penelitian ... 180
Lampiran 18. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 182
Lampiran 19. Identifikasi Tingkat kecendrungan Setiap Variabel Penelitian ... 193
Lampiran 20. Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 197
Lampiran 21. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 232
Lampiran 22. Perhitungan Korelasi Sederhana ... 239
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Esensi pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi multi
krisis yang jamak ditemui setiap individu dalam kehidupannya. Keterbatasan
kompetensi individu sebagai sumber daya manusia dalam mengatasi berbagai
krisis tersebut dapat memberikan efek negatif dalam masyarakat untuk
berkembang. Kompetensi setiap individu dalam menangani setiap permasalahan
yang ditemui, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan bidang pendidikan dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Permasalahan yang menjadi diskusi publik dan tidak pernah selesai serta
terjawab pada saat ini adalah “ bagaimana menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas melalui pendidikan”. Segala macam upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan telah dilakukan, baik perbaikan sarana dan prasarana,
kurikulum, maupun tingkat kualitas tenaga kependidikan. Untuk meningkatkan
kualitas pendidikan salah satu unsur penting yang paling menentukan adalah
tenaga pendidik, menjadikan tenaga pendidik yang yang memiliki tingkat
kompetensi profesional yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bustami (2009) di Kabupaten Aceh Timur menyimpulkan bahwa
kompetensi profesional guru memiliki pengaruh yang signifikan (32 %) terhadap
mutu pendidikan, sedangkan faktor lain sebanyak 68% mempengaruhi mutu
2
Tanggung jawab guru yang besar ini perlu mendapat perhatian oleh
lembaga pendidikan dalam peningkatan kompetensi profesional guru. Tinggi atau
rendahnya tingkat kompetensi profesional guru akan membawa pengaruh terhadap
prestasi anak didiknya.
Proses menuju tingkat kompetensi profesional adalah proses evolusi yang
menggunakan pendekatan organisasi dan sistemastis untuk mengembangkan
profesi ke arah status professionalisme (peningkatan status). Secara teoritis
menurut Gilley dan Eggland (1989) dalam Karsidi (2005: 8) pengertian
professional dapat didekati dengan empat prespektif pendekatan yaitu orientasi
filosofis, perkembangan bertahap, orientasi karakteristik, dan orientasi
non-tradisonal.
Peningkatan kompetensi profesional yang tinggi bagi guru bukanlah hal
yang mudah, hal ini dapat dilihat dari beberapa teori, defenisi tentang ciri-ciri,
serta indikator yang harus dicapai oleh tenaga pendidik dalam peningkatan
kompetensi profesional guru tersebut.
Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut
yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam
kelembagaan merupakan bentuk kepuasan kerja guru. Apabila kepuasan kerja
3
Tentunya untuk menghadirkan kepuasan kerja pada diri seorang guru
banyak faktor yang harus diperhatikan, hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dahlan (2006) di SMA Negeri se- Kabupaten Buleleng Provinsi
Bali yang menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dianggap penting dalam
menimbulkan kepuasan kerja adalah gaji (84%), rasa aman untuk menghadapi
masa depan (63%) dan pekerjaan yang menarik (60%). Sedangkan Silaen (2011)
dalam penelitiannya menyimpulkan terdapat pengaruh langsung dan berarti antara
perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru pada Sub
Rayon SMA Negeri 1 di Kota Medan. Artinya semakin baik perilaku
kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga kepuasan kerja guru Sub
Rayon SMA Negeri 1 di Kota Medan.
Tanjung (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan motivasi
kerja dan kompetensi manajemen kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru”,
hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan
motivasi kerja dan kompetensi manajemen kepala sekolah dengan kepuasan kerja
guru.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas guru dan sekolah belum siap
mengembangkan silabus dan penilaian secara mandiri, sesuai dengan tuntutan
Kurikulum, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (Dikmenum) menyiapkan
sejumlah pedoman dengan tujuan memberi arah secara teknis bagi guru dan
sekolah dalam mengembangkan silabus dan penilaian. Pedoman dimaksud terdiri
4
Penilaian, serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian untuk
setiap mata pelajaran (Depdiknas, 2004).
Mulyasa (2005 : 97 ) menyatakan pada dasarnya pemberdayaan guru
melalui standar kompetensi dan sertifikasi guru terjadi melalui beberapa tahapan.
Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah kesadaran awal bahwa mereka dapat
melakukan tindakan untuk meningkatkan kehidupannya dan memperoleh
seperangkat keterampilan agar mampu bekerja lebih baik. Melalui upaya tersebut,
pada tahap kedua, mereka akan mengalami pengurangan perasaan
ketidakmampuan dan mengalami peningkatan kepercayaan diri. Akhirnva, ketiga,
seiring dengan tumbuhnya keterampilan dan keper:ayaan diri, para guru bekerja
sama untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih
sumber-sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan.
Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di SMA Negeri se-
Kota Tanjungbalai maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya
seperti tingkat pendidikan, supervisi akademik dan fasilitas kerja. Tingkat
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang telah dilalui oleh
seseorang, maka akan ada kecenderungan pada meningkatnya berbagai
kemampuan sesuai dengan jenis pendidikan yang diikuti.
Persyaratan tentang pendidikan formal dan non formal bagi guru pada
setiap tingkat pendidikan formal merupakan tuntutan terhadap mutu pendidikan
5
guru, diharapkan semakin meningkatkan kompetensi profesional dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Guru memiliki tugas dan
tanggung jawab moral yang besar terhadap keberhasilan siswa, selain itu guru
dituntut untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
stakeholders sekolah, seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu faktor
yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan kerja.
Dimana jika guru puas terhadap perlakuan organisasi (sekolah) maka mereka akan
bekerja penuh semangat dan bertanggung jawab.
Perlakuan organisasi sekolah merupakan sebuah sistem yang ada pada
lembaga pendidikan tersebut. Interaksi yang baik antara guru, kepala sekolah, tata
usaha dan siswa menjadi pendorong (movere) bagi guru untuk melaksanakan
tugas-tugas Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) dengan baik, hal ini
merupakan motivasi kerja yang berasal dari dalam organisasi sekolah kepada diri
seorang guru untuk menjalankan tugas-tugasnya secara professional.
Mulyasa (2004: 25) menyatakan keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga
kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang berpengaruh dalam tingkat kompetensi profesional
guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Menurut Syah (2000:230) “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan,
6
Kompetensi guru adalah kompetensi seorang guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi
profesional guru dapat diartikan sebagai kompetensi dan kewenangan guru dalam
menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompenten dan profesional adalah
guru piawai dalam melaksanakan profesinya.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat
(10) disebutkan, ”Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang harus dimilki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan”. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas
dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Syaiful Sagala (2009: 23-24) mengemukakan bahwa rumusan kompetensi
profesional yang tercantum dalam undang-undang diatas mengandung tiga aspek.
Aspek tersebut antara lain adalah:
1. Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat pemahaman, apresiasi dan
harapan yang menjadi karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas.
Aspek ini menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran substansi/materi
ideal yang seharunya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai guru dalam
menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian seseorang dapat dipersiapkan
atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu sebagai bekal ia bekerja
secara profesional;
2. Ciri dan karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu
7
Aspek ini merujuk pada kompetensi sebagai gambaran unjuk kerja nyata yang
tampak dalam pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan
pekerjaannya secara piawai. Seseorang bisa saja menguasai secara teoritik
seluruh aspek material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan.
Namun begitu jika dalam praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan
tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan standar kualitas yang
dipersyaratkannya maka ia tidak dapat dikatakan sebaai seorang yang
berkompeten atau tidak piawai; dan
3. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu.
Aspek ini menunjuk pada kompetensi sebagai hasil (output dan atau outcome)
dari unjuk kerja. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan/perilaku serta
mahir dalam menjalankan tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang
efektif dan efisien. Hasilnya merupakan produk dari kompetensi seseorang
dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Sehingga pihak lain dapat
menilai seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya
berkompeten dan profesional atau tidak.
Sejalan dengan pendapat di atas faktor yang mempengaruhi kompetensi
profesional guru, Menurut Sejathi (2011) dibedakan menjadi dua yaitu ;
1) Faktor Internal. diantaranya; menyangkut latar belakang pendidikan guru,
pengalaman mengajar guru, keadaan kesehatan guru, dan keadaan
kesejahteraan ekonomi guru.
2) Faktor Eksternal. diantaranya; sarana pendidikan, disiplin kerja, dan
8
Selain itu tingkat kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pemahaman guru. Menurut Sahertian (1994), guru yang tingkat
pengembangan kognitifnya tinggi akan berpikir lebih abstrak, imajinatif, kreatif,
dan demokratis. Guru-guru yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
tinggi akan lebih fleksibel dalam menjalankan tugasnya sehingga mereka mampu
mengatasi masalah yang mereka hadapi, sehingga diperkirakan akan lebih
berprestasi dibanding dengan guru yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman
yang rendah.
Kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh motivasi kerja, yaitu
suasana organisasi yang baik dan memiliki kerjasama yang baik akan
menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru sesama guru, guru
dengan kepala sekolah, guru dengan karyawan, guru dengan siswa, guru dengan
orang tua siswa, dan guru dengan masyarakat sehingga akan mudah tercapainya
tujuan yang diharapkan. Apabila iklim organisasi yang dirasakan guru baik dan
kondusif diperkirakan ikut mempengaruhi prestasi kerja guru sehingga prestasi
kerja guru pun akan lebih baik.
Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi kompetensi profesional guru
adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah. Gaya kepemimpinan kepala sekolah
yang efektif akan membuat guru mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk
merasa terlibat aktif dan penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
tugasnya. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah dituntut memiliki sikap
keteladanan, mampu menumbuhkan kreatifitas, mampu memberikan moti-vasi
9
berkaitan erat dengan tingkat kompetensi profesional guru. Apabila
kepemimpinan kepala sekolahnya baik maka prestasi kerja guru akan lebih
meningkat.
Kompetensi profesional guru juga dipengaruhi oleh pemberian insentif.
Gaji merupakan hal yang sangat esensial dalam melaksanakan suatu pekerjaaan.
Gaji yang diterima guru apabila dirasa telah mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya maka mereka akan meningkatkan kinerja mereka. Dengan
kata lain, tinggi – rendahnya gaji akan membawa pengaruh terhadap tingkat
kompetensi profesional guru dan kepuasan kerja.
Dari berbagai teori dan defenisi yang yang disajikan diatas, peneliti
menyimpulkan beberapa faktor yang diduga dapat mempengaruhi tingkat
kompetensi profesional guru antara lain motivasi kerja, kepemimpinan,
pengetahuan dan pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen pada tugas,
kepuasan kerja, insentif, kepemimpinan dan lingkungan kerja.
Berdasarkan hasil analisis terhadap beberapa penelitian dan pendapat para
ahli ditemukan bahwa secara empiris terdapat beberapa variabel yang
mempengaruhi tingkat kompetensi profesional guru. Sehingga dalam melakukan
penelitian ini peneliti mendapatkan peluang yang besar untuk menentukan
variabel-variabel lain yang akan diuji, terutama dalam menjelaskan, memprediksi
dan menemukan alternatif terhadap tingkat kompetensi profesional guru.
Dijelaskan pada bagian sebelumnya, diduga ketiga variabel yaitu gaya
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh
10
tentang hubungan keempat variabel ini dapat digunakan untuk menjelaskan dan
menemukan alternatif terhadap fenomena masalah kompetensi profesional guru.
Beranjak dari pemikiran ini maka direncanakan suatu penelitian yang berjudul ;
Pengaruh Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja, Kepuasan Kerja, Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru di
SMA Negeri Se-Kota Tanjungbalai.
1.2 Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah dikemukakan dalam
bagian latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi sebagai masalah yang
berhubungan dengan tingkat kompetensi profesional guru. Hal ini mengundang
sejumlah pertanyaan tentang ditemukannya kesenjangan pada tingkat kompetensi
profesional guru tersebut. Diantaranya adalah apakah variabel-variabel sebagai
berikut: tingkat pendidikan, supervisi akademik, fasilitas kerja, motivasi kerja,
kepemimpinan, pengetahuan dan pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen
pada tugas, kepuasan kerja, insentif, kepemimpinan dan lingkungan kerja
berpengaruh terhadap tingkat kompetensi profesional guru?
1.3 Pembatasan Masalah
Identifikasi di atas memperlihatkan banyaknya faktor yang diduga
mempengaruhi tingkat kompetensi profesional guru, antara lain: motivasi kerja,
kepemimpinan, pengetahuan, pemahaman, sarana dan prasarana, komitmen
pada tugas, kepuasan kerja, insentif dan lingkungan kerja. Penulis membatasi
11
terhadap tingkat kompetensi professional guru , yaitu variabel persepsi gaya
kepemimpinan kepala sekolah, variabel motivasi kerja dan variabel kepuasan
kerja. Pembatasan ini bukan berarti mengabaikan pengaruh faktor lain,
pertimbangan bahwa telah dilakukan penelitian terhadap variabel tertentu,
pertimbangan waktu yang terbatas Di samping itu juga karena faktor kompetensi
dan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian terhadap variabel yang telah
dikemukakan.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung
dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota
Tanjungbalai ?
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap
kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai ?
3. Apakah persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan signifikan
berpengaruh langsung terhadap tingkat kompetensi profesional guru di SMA
negeri se-kota Tanjungbalai ?
4. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai ?
5. Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
12
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap kepuasan kerja guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.
2. Motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan kerja
guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.
3. Persepsi gaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap tingkat kompetensi profesional guru di SMA negeri
se-kota Tanjungbalai.
4. Motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.
5. Kepuasan kerja berpengaruh langsung dan signifikan terhadap tingkat
kompetensi profesional guru di SMA negeri se-kota Tanjungbalai.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6 1. Manfaat Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik untuk
memberi informasi, pemahaman, dan memprediksi model pengelolaan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan sederajat khususnya perilaku organisasi yang tepat
13
1.6 2. Manfaat Praktis
Temuan penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada berbagai pihak,
antara lain kepada:
1. Guru dalam meningkatkan kompetensi profesional kerjanya sehingga tercapai
tujuan pembelajarn dengan baik yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
2. Kepala sekolah sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan
perhatiannya terhadap gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan fasilitas
pendukung bagi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai dalam upaya meningkatkan kompetensi
profesional guru agar dapat menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang
berkualitas.
4. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
125
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat kecenderungan variabel Tingkat Kompetensi Profesional Guru
SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai termasuk dalam kategori kurang,
Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk dalam kategori
tinggi, Motivasi Kerjatemasuk dalam kategori tinggi dan Kepuasan Kerja
temasuk dalam kategori tinggi.
2. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Persepsi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja guru pada
SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai
pengaruh langsung terhadap Kepuasan Kerja guru. Artinya semakin baik
Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga
Kepuasan Kerja guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.
3. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Motivasi Kerja
terhadap Kepuasan Kerja guru pada SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Guru
126
semakin baik Motivasi Kerja Guru maka semakin baik juga Kepuasan
Kerja guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.
4. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Persepsi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Tingkat Kompetensi
Profesional Guru pada SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat
Kompetensi Profesional Guru. Artinya semakin baik Persepsi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah maka semakin baik juga Tingkat
Kompetensi Profesional Guru SMA Negeri se-Kota Tanjungbalai.
5. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Motivasi Kerja
terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru guru pada SMA Negeri
se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Motivasi Kerja Guru mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat
Kompetensi Profesional Guru artinya semakin baik Motivasi Kerja Guru
maka semakin baik juga Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA
Negeri se-Kota Tanjungbalai.
6. Terdapat pengaruh langsung dan signifikan antara Kepuasan Kerja guru
terhadap Tingkat Kompetensi Profesional Guru pada SMA Negeri
se-Kota Tanjungbalai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Kepuasan Kerja Guru mempunyai pengaruh langsung terhadap Tingkat
127
maka semakin baik juga Tingkat Kompetensi Profesional Guru SMA
Negeri se-Kota Tanjungbalai.
5.2. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
simpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah dengan meningkatkan Persepsi
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi yang baik dari guru
adalah dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan guru.
Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang memihak kepada
seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu akan membawa
kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan berpengaruh buruk
terhadap Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Dengan baiknya
kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan memberikan persepsi
yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan baiknya Persepsi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah akan dapat memberikan Kepuasan
tersendiri bagi guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sehari-hari di sekolah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
persepsi yang baik dari guru, di antaranya: menjalin komunikasi yang baik
128
meningkatan kesejahteraan guru, menggelar dialog dengan guru sebelum
membuat keputusan, dan sebagainya.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah dengan meningkatkan Motivasi
Kerja guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Motivasi Kerja adalah membuat harapan (expectancy) pada diri seseorang
yang akan memiliki implikasi terhadap tingkat kesungguhan yang tinggi
dalam menjalankan pekerjaannya, tentunya dengan kesungguhan yang
tinggi tersebut akan menghasilkan kinerja (performance) yang tinggi.
Dengan baiknya motivasi kerja guru akan memberikan kepuasan tersendiri
bagi guru dan tentunya dapat meningkatkan Tingkat Kompetensi
Profesional Guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan
motivasi kerja guru, di antaranya: Self-Eficacy yaitu suatu keadaan dimana
seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari
usaha yang telah dilakukan., mendorong atau merangsang diri untuk
melakukan suatu kegiatan, sehingga dengan adanya dorongan itu dia akan
berusaha semaksimal mungkin. Dorongan ini akan menjadi perangsang
sehingga akan menjadi prilaku dalam hidupnya.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan menciptakan Persepsi Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah yang baik, ini akan dapat membangkitkan Tingkat
129
panutan. Ia menunjukkan keteguhan dan ketetapan hati dalam mencapai
tujuan, mengambil tanggung jawab sepenuhnya untuk tindakannya dan
menunjukkan percaya diri tinggi terhadap visinya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan Persepsi Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik di antaranya: pemimpin
mengembangkan orang dengan menciptakan lingkungan yang pendukung,
pemimpin menstimulasi orang agar kreatif dan inovatif, pemimpin
mendorong para bawahannya untuk memakai imajinasi mereka dan untuk
menantang cara melakukan sesuatu yang diterima oleh sistem sosial,
pemimpin menciptakan gambar jelas mengenai keadaan masa yang akan
datang secara optimis dan dapat dicapai dan mendorong bawahan untuk
meningkatkan harapan dan mengikatkan diri kepada visi.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru adalah dengan
meningkatkan Motivasi Kerja. Tingkat Kompetensi Profesional Guru sudah
tentu dipengaruhi oleh Motivasi Kerja guru di sekolah. Semakin tinggi
Motivasi Kerja guru akan sangat mendukung Tingkat Kompetensi
Profesional Guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,
Tingkat Kompetensi Profesional Guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Motivasi Kerja
yang baik di antaranya Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain di
130
membuat program-program kerja bersama yang memberikan keuntungan
kepada semua guru. Perlu juga dijalin komunikasi yang baik pada seluruh
guru, agar tidak ada rasa curiga antara satu guru dengan guru lainnya, yang
nantinya akan membawa kepada ketidakharmonisan di dalam bekerja.
Dengan adanya upaya ini akan menciptakan Motivasi Kerja bagi semua
guru, dan nantinya akan meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional
Guru.
5. Dengan diterimanya hipotesis kelima yang diajukan, maka upaya
meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru adalah dengan
meningkatkan Kepuasan Kerja. Tingkat Kompetensi Profesional Guru
sudah tentu dipengaruhi oleh Kepuasan Kerja guru di sekolah. Semakin
tinggi Kepuasan Kerja guru akan sangat mendukung Tingkat Kompetensi
Profesional Guru dalam mengajar. Dengan dukungan faktor tersebut,
Tingkat Kompetensi Profesional Guru akan dapat ditingkatkan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan Kepuasan
Kerja yang baik di antaranya menciptakan lingkungan kerja yang baik yang
menyebabkan seseorang berkata bahwa saya puas dengan pekerjaan saya
dan kondisi itu menyebabkan seseorang merasa puas dengan pekerjaannya
yang tergantung pada beberapa hal antara lain pendidikan, pengalaman
kerja, dan kebijakan organisasi terutama berkenaan dengan kenaikan
pangkat dan pendapatan/insentif. Dengan adanya upaya ini akan
menciptakan Kepuasan Kerja bagi semua guru, dan nantinya akan
131
5.3. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah,disarankan kepada guru untuk melihat dengan lebih bijak setiap
keputusan yang diputuskan kepala sekolah. Guru diharapkan untuk tidak
selalu memberikan respon negatif terhadap setiap keputusan kepala sekolah,
sepanjang keputusan itu dilakukan dengan dasar yang benar dan untuk
kemajuan institusi. Selain itu setiap gurudiharapkan dapat mengikuti aturan
yang telah ditetapkan kepala sekolah, agar tidak merasa dikorbankan oleh
kebijakan kepala sekolah.
2. Untuk menigkatkan Motivasi Kerja guru disarankan kepada guru, serta yang
terlibat di dalamnya untuk upaya pimpinan menumbuhkan semangat secara
langsung dapat mengarahkan dorongan potensi yang telah ada dalam diri
guru kepada kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk mencapai tujuan
sekolah.
3. Untuk menigkatkan Kepuasan Kerja guru disarankan kepada guru, serta
yang terlibat di dalamnya untuk memberikan rasa solidaritas antar guru yang
tinggi, memberikan kesejahteraan sesuai dengan ketetapan yang berlaku,
penghargaan bagi guru yang berprestasi, dan saling percaya dengan rekan
sekerja untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang kondusif.
4. Untuk dapat meningkatkan Tingkat Kompetensi Profesional Guru
132
terus menerus. Selain itu dianjurkan kepada guru untuk terus meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar. Hal yang harus dilakukan guru di
antaranya, mengikuti pelatihan dan mencari informasi yang sejalan dengan
bidang keahliannya.
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang pengaruh langsung
antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan
Kepuasan Kerja dengan Tingkat Kompetensi Profesional Guru guna
133
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta:Bina Aksara.
Asmani, Ma’mur, Jamal. 2009. Manejemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional . Jogyakarta: Diva Press
Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
Bandura, A. 1997. Self-efficacy : The exercise of control. New York : W.H. Freeman.
Bafadal, Bafadal. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Bustami, 2009. Pengaruh Pengembangan Profesionalisme Guru SMP Terhadap
Peningkatan Mutu Pendidikan di Kabupaten Aceh Timur, Tesis : Medan,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
Colquitt, A. Jason, Lepine, A. Jeffery dan Wesson, J. Michael. 2010.
Organizational Behavior Improving Performance And Commitment In The Workplace. Boston : Mc Graw Hill
Dahlan, Dadang, 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Guru (Study Deskriftif Analitif Pada SMA Negeri se-Kabupeten
Buleleng , Penelitian : Bandung, Program Study Pendidikan Ekonomi dan
Koperasi FPPIS, Universitas Pendidikan Indonesia.
Daley, Dennis M. 2002. Strategic Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall.
Dharma, Agus. 1984. Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Bagi Para Manejer. Bandung: Sinar Baru
Dharma, Surya. 2009. Manejemen Kinerja Falsafah, Teori Dan Penerapannya . Yogyakarta : Pustaka Pelajar
English, W, Fenwick. 2006. Encyclopedia of Educational Leadership and
Administration. The University of North Carolina at Chapel Hill : Sage
Publications, Inc.
134
Gibson, Ivanhevich, Donnelly. 1996. Organisasi, (Edisi Kedelapan) Jakarta: Bina Aksara
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasbullah 2010. Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Hasibuan, SP Malayu. 2007. Manejemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Handoko, T. Hani. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE
Herbert. G. Hicks dan G. Ray Gullet. 1995. Organisasi Teori dan Tingkah Laku
Alih Bahasa oleh G. Kartasaputra. 2005. Jakarta: Bumi Aksara
Ihalauw,J.O.I, Jhon. 2008. Kontruksi Teori Komponen dan Proses. Jakarta: Grasindo
Indrawijaya, Adam. 1989. Prilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press
Punggul, Isman. 2011. Ciri-ciri Profesional Keguruan. Isman Punggul (online) (
http://ismanpunggul.blogspot.com/2011/08/ciri-ciri-profesional-keguruan.html diakses pada 18 Februari 2012)
Karsidi, Ravik. 2005. Profesionalisme Guru Dan Peningkatan Mutu Pendidikan
Di Era Otonomi Daerah. “ Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Pendidikan, Dewan Pendidikan Kabupaten Wonogiri, 23 Juli.
Lumban Gaol, Masdiana, 2010. Pengaruh Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stress Terhadap Komitmen Guru (Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan), Tesis : Medan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan
Martoyo, Susilo. 1987. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan. Yogyakarta: BPE
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
135
Muslim, Banun, Sri. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta
Mintorogo, Antonius. 1996. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: STIA-LAN
Nawawi, Hadari. 2000. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ndraha, Taliziduhu. 1999. Pengantar Teori Pengembangan Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama
Nitisemito, A. Dale. 1993. Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Palan, R., 2008, Competency Manajemen : Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing
Organisasi, Seri Manajemen Sumber daya Manusia No.13. Jakarta. PPM
Rahmat, Abdul. 2010. Kearifan Cinta Sang Guru Oase Pemikiran Cinta Untuk Para Praktisi Pendidikan. Bandung, MQS Publishing.
Rahmat, Jalaludin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Riduwan. 2010. Belajar Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Rivai, Veithzal. 2009. Islamic Human Capital Dari Teori ke Praktik Manejemen Sumber Daya Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa
Riduwan, dan Sunarto 2009. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
Restuningdiah, Nurika. 2009. Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Pendidik Melalui Komitmen Organisasional. Jurnal Ekonomi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Tahun 14 Nomor 3 Nopember 2009
Robbins, P, Stephen, dan Coulter, Mary. 2007. Manejemen ( Alih Bahasa : Harry Slamet). Jakarta: PT. Indeks
136
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2006. Manejemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu . Jakarta: Nimas Multima
Sagala, Syaiful. 2007. Desain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS.
Yogyakarta, CV. Andi Offset,
Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis. Jakara, Elex Media Komputindo.
Subandriyo, Andi. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi, dan Tingkat Penghasilan Guru Terhadap Kepuasan Kerja
Guru Di SD Segugus Majapahit Kecamatan Kartasura, Tesis, Surakarta,
Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sunarno, Agus. (2005). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru (Suatu Studi Berdasarkan
Persepsi Guru SMK Negeri Kota Tegal), Tesis, Surakarta, Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Bandung: Tarsito
Sugiyono. 1994. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfa Beta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sutarto. 1991. Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University, Press
Sirozi, Muhammad. 2007. Politik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa
Situmorang, Helmi, Syafrizal. 2010. Analisis Data untuk Riset Manejemen dan Bisnis. Medan: USU Press
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
137
Negeri 1 Medan) , Tesis : Medan, Program Studi Administrasi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Sejathi. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru. (online) ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108564-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-upaya/. Diakses Pada Tanggal 2 Februari 2011 )
Slocum,W.Jhon dan Hellriegel, Don. 2009. Principles of Organizational Behavior
(Twelfth Edition) South-Western: Cengage Learning
Steers, Richard, M. Porter, L.W, 1980. Motivation and Work Behaviour. New York: McGraw-Hill Book Co
Tanjung, 2007. Hubungan Motivasi Kerja dan Kemampuan Manajemen Kepala
Sekolah dengan Kepuasan Kerja Guru, Tesis : Medan, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aflikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Terry, George, R. 1986. Asas-Asas Manajemen (Penerjemah: Winardi). Bandung:Alumni
Timpe, A. Dale (Ed.). 1987. Seri Manejemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai ( Motivation of Personnel). Alih Bahasa oleh Susanto Budidarmo. 2002. Jakarta: PT. Gramedia, Pustaka Utama
Tim Fokus Media. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: PT. Fokus Media
Tilaar. H. A.R.. 2002. Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Tohiran, Awan, 2009. Hubungan Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran di SMPN
Kabupaten Langkat, Tesis : Medan, Program Pascasarjana, Universitas
Negeri Medan.
Usman. Uzer. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Virgana. 2009. Sinopsis Desertasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. (online).
138
Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press.
Wirawan. Selasa, 08 Juli 2008 Teori Kepemimpinan Transaksional.(Online). (
http://doktorwirawan.blogspot.com/2008/07/teori-kepemimpinan-transaksional.html. diakses 24 Oktober 2011)
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Yuniarsih, Tjutju, dan Suwatno. 2008. Manejemen Sumber Daya Manusia Teori , Aplikasi, dan Isu Penelitian. Bandung: UPI dan Alfabeta
Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan Yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara