• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN KELAS VIII SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN KELAS VIII SMP."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmatdan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsidengan baik.Skripsi berjudul ” Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan Di Kelas VIII SMP” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, dan Bapak Drs. Rahmat Nauli, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Jamalum Purba, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu dan memberikan banyak ilmu kepada penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMP TD Pardede Foundation, Bapak Kosmen Manalu, S.Pd beserta para pegawai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian ini.

(3)

v

S.Pd , Jonatan Sianturi S.Pd, Cornelius Manik S.Pd, Neva, Adrianus, Heri, Andri Agusto,Andi Fisika), Saudara-saudara Gempal’s PTKI, Teman-teman PPLT Surya Nusantara dan rekan-rekan pelikan (saut,undos,erwin,natal dll)yang selalu mendukung dan mendoakan penulis, dan semua teman-teman kimia Transfer atas motivasi, do’a dan kerjasama yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Masih banyak pihak yang turut berperan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah pendidikan.

Medan, September 2013 Penulis,

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN KELAS VIII SMP

Passion Manullang (NIM 409631017) ABSTRAK

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 4

1.5. Tujuan Penelitian 4

1.6. Manfaat Penelitian 5

1.7. Definisi Operasional 5

1.8. Zat aditif Pada Makanan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar 8

2.1.3. Hasil Belajar 8

2.1.4. Model Pembelajaran 10

2.1.4.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.4.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together 11 2.1.5.1. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran NHT 11 2.1.5.2. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran NHT 14

2.2. Zat Aditif Pada Makanan 15

2.2.1. Bahan Pewarna 16

2.2.2. Bahan Pemanis 17

2.2.3. Bahan Pengawet 18

2.2.4. Bahan Penyedap(flavourings) 19

2.2.5. Antioksidan 19

2.2.6. Penambah Nutrisi 20

2.3. Kerangka Konseptual 21

2.4. Hipotesis Penelitian 22

2.4.1. Hipotesis Verbal 22

(6)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 23

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 23

3.2.1. Populasi Penelitian 23

3.2.2. Sampel Penelitian 23

3.3. Variabel Penelitian 23

3.3.1. Variabel Bebas 23

3.3.2. Variabel Terikat 24

3.4. Rancangan Penelitian 24

3.5. Prosedur Penelitian 26

3.5.1. Tahap Persiapan 26

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data 27

3.5.3. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran 29

3.6. Teknik Analisis Data 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 34

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 34

4.1.2. Data Hasil Penelitian 35

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 35

4.2.1. Uji Normalitas Data 36

4.2.2. Uji Homogenitas Data 36

4.2.3. Uji Hipotesis 37

4.2.4. Uji Korelasi 38

4.2.5. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa 38

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 43

5.2. Saran 43

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

[image:7.595.92.516.116.573.2]

Halaman

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 25

(8)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 46 Lampiran 2. Soal Instrumen Test (sebelum validasi) 56

Lampiran 3. Kunci Jawaban 61

Lampiran 4. Analisis Instrumen Kisi Soal (Sebelum Validasi) 62

Lampiran 5. Soal Instrumen Test 63

Lampiran 6. Kunci Jawaban 68

Lampiran 7. Analisis Kisi Soal 69

Lampiran 8. Soal Latihan 70

Lampiran 9. Jawaban Soal Latihan 72

Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Keaktifan Belajar Siswa 74 Lampiran 11. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 75 Lampiran 12. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas 77 Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test dan Daya Pembeda

Instrumen 80

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda test 81

Lampiran 15. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol 83 Lampiran 16. Perhitungan Rata-Rata Simpangan Baku Hasil Belajar

Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 84 Lampiran 17. Data Gain Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 86 Lampiran 18. Perhitungan Rata-rata Simpangan Baku Gain Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol 88

Lampiran 19. Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen 89

Lampiran 20. Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen 91

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Gain Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen 93

Lampiran 22. Uji Homogenitas 95

Lampiran 23. Uji Hipotesis 97

Lampiran 24. Perhitungan Korelasi 99

Lampiran 25. Perhitungan % Peningkatan Hasil Belajar 102

Lampiran 26-37. Draft Daftar Tabel 103

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Suryobroto (1997).

Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa guru dan dosen sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Menurut Lie (2007) pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut : (1) pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) siswa membangun pengetahuan secara aktif, (3) pendidik perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, (4) pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.

Untuk membangun pengetahuan dan kompetensi siswa secara aktif di dalam proses belajar mengajar menurut Roestiyah (2000:1) guru harus memiliki strategi yang tepat agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu, guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut dengan metode mengajar.

(10)

gagasan, atau informasi dengan cara lisan dan tulisan. Guru di depan menyampaikan materi pelajaran dan memberikan contoh dan penyelesaian soal, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak dan mencatat diselingi dengan tanya jawab dan latihan- latihan. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa belajar secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan memecahkan/menyelesaikan soal latihan, sebaliknya saling menonjolkan diri untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok siswa cepat, sedang dan lambat memahami pelajaran (Arikunto, 2002)

Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran, SMP Sw. T.D Pardede Foundation merupakan sekolah yang siswanya heterogen, baik dari segi sosial, ekonomi maupun hasil belajarnya. Di sekolah ini, hasil belajar pada bidang studi kimia masih tergolong rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester pada untuk siswa kelas VIII T.P 2011/2012 dengan nilai antara 58 – 80 dan nilai rata-rata kelas 68,72, sedangkan nilai KKM kimia di sekolah ini adalah nilai 70. Rendahnya nilai kimia siswa, disebabkan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan kepadanya. Dari faktor utama penyebab kurangnya hasil belajar siswa dalam belajar kimia maka perlu usaha peningkatan hasil belajar yaitu dengan menambah variasi model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan tindakan pemecahan yang dilakukan karena dapat meningkatkan kemajuan belajar, sikap siswa yang lebih positif, menambah motivasi dan percaya diri serta menambah rasa senang.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar kimia adalah model pembelajarn kooperatif tipe NHT(Numbered Head

Together). Teknik NHT ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide – ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. (Lie:2007).

(11)

eksperimen sebesar 62,6 % sedangkan persen keberhasilan belajar siswa kelas kontrol sebesar 37,0 %. Berdasarkan hasil penelitian Suhiarti (2009), pembelajaran kooperatif NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Hidrokarbon di kelas X SMA N Percut Sei Tuan untuk kelas eksperimen adalah 78% dan pada kelas kontrol 63%.

Zat Aditif makanan merupakan bagian dari materi IPA Terpadu di SMP, yang diajarkan di kelas VIII pada semester genap. Materi ini sebagian besar bersifat abstrak dan berkarakter hapalan sehingga siswa kesulitan dalam menguasai materi zat aditif makanan. Untuk membantu siswa memudahkan menguasai materi tersebut, maka pembelajarannya sangat tepat jika dilakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam melakukan pemecahan masalah terhadap soal sesuai dengan pemahamannya. Kemudian guru dapat mengecek pemahaman siswa dengan menyebut salah satu nomor anggota kelompok untuk menjawab masalah yang diberikan. Oleh karena itu melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan siswa mendapat kemudahan mempelajari materi Zat Aditif Makanan. .

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian guna membantu siswa dalam menguasai konsep-konsep kimia. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together(NHT) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Zat Aditif Makanan Di Kelas VIII SMP”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan proses belajar yaitu :

(12)

2. Pembelajaran konvensional membuat siswa tidak tertarik pada pembelajaran kimia.

3. Minat dan hasil belajar IPA-Terpadu siswa SMP T.D Pardede Foundation masih rendah.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas dan pasti, maka perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP

2. Subyek dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA-Terpadu menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT.

3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Zat Aditif Makanan 4. Untuk kelas kontrol model pembelajaran konvensional

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang dilaksanakan adalah :

1. Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap peningkatan hasil belajar pada pokok Bahasan Zat Aditif Makanan pada siswa kelas VIII SMP ?

2. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran konvensional ?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

(13)

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif NHT lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan pengalaman dan aktifitas belajar dalam materi pembelajaran zat aditif makanan.

2. Memberikan gambaran dan informasi kepada guru tentang model pembelajaran kooperatif dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan masukan kepada guru pada umumnya dan bagi peneliti

khususnya sebagai calon guru dalam usaha mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi Zat Aditif Makanan.

4. Sebagai informasi dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran.

1.7. Definisi Operasional

1. Pembelajaran Koperatif NHT (Numbered Head Together)

[image:13.595.89.518.114.513.2]
(14)

2. Pembelajaran konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan suatu model pembelajaran yang sejak dahulu telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga tidak menutup kemungkinan anak menjadi bosan dan jenuh dalam kegiatan proses belajar mengajar karena tidak adanya variasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang sering digunakan dalam model pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori/ceramah. Metode ekspositori/ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru di kelas. Dalam pelaksanaan ceramah peran murid adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok materi penting yang dikemukakan oleh guru. Jadi, kegiatan guru yang utama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau mencatat apa yang disampaikan guru. Tujuan penggunaan metode ceramah adalah penyampaian informasi, dengan menggunakan metode ekspositori.

1.8 Zat Aditif pada Makanan

Purba (2007) menyatakan bahwa sudah sejak dahulu, orang menggunakan garam, cabe, jeruk, cuka, lada dan berbagai bahan lainnya untuk keperluan memasak. Bahan-bahan tersebut dimaksudkan untuk memberi cita rasa tertentu atau penampilan yang lebih merangsang selera. Selain untuk memberi rasa asin, garam juga digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis makanan, sehingga dapat disimpan lebih lama, misalnya ikan asin. Semua bahan makanan yang ditambahkan ke dalam makanan selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan makanan disebut bahan (zat) aditif makanan.

(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :.

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi zat aditif pada makanan di kelas VIII SMP. Sw. T.D Pardede Foundation berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

2. Peningkatan hasil belajar IPA- kimia siswa kelas VIII SMP. Sw. T.D Pardede Foundation yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (54,9 %) lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan model tersebut (45,2 %).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menyarankan yaitu

1. Agar guru dan calon guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHTuntuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA-kimia.

2. Agar mahasiswa dan peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenaikooperatif tipe NHT ini, agar lebih memperhatikan kelemahan dalam strategi pembelajaran ini yakni terjadi lompatan pemahaman dalam belajar, untuk sebagian siswa tidak bisa terlalu cepat dalam menyerap materi pembelajaran pada saat menyajikan materi sehingga dapat dibantu dengan menggunakan media.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Sudrajat. (2008), http://akhmadsudrajat. wordpress.com (accesed Desember 2012)

Arikunto, (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Azizah, N., (2007), Keefektifan Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dengan Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMPN 6 Semarang

Tahun Pelajaran 2006/2007, UNNES, Semarang

Dimyanti dan Mudjiono, (2003), Belajar dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta.

Huda, Miftahul, (2011), Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur dan

model penerapan, Pustaka pelajar, Yokyakarta.

Ibrahim, Muslimin. (2000), Pembelajaran Kooperatif, Penerbit University Press, Surabaya.

Lie, A., (2007), Cooperatif Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang – Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Lutfi, (2004),IPA Kimia kelas VIII, Penerbit Esis, Jakarta

Purba, M., (2007),IPA Kimia Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Erlangga, Jakarta. Roestiyah, N, K. (2001),Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Silaen, Riris, (2010), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sturktur Atom dan Sistem Periodik Unsur di Kelas XI SMAN 1 Onanrunggu, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Situmorang dan Simorangkir (2008), IPA Kmia Untuk SMP Kelas VIII, Penerbit Bina media Perintis, Medan.

Slameto, (2003),Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Edisi Revisi, Jakarta.

(17)

Sudjana, N, (2009),Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan keempat, Bandung.

Suhiarti, (2009), Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap hasil Belajar Siswa, Skripsi, FMIPA, UNIMED,Medan.

Trianto, (2011),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana Prenada Media Group, Cetakan ke-4, Jakarta

Tuanguru, (2012), http://www.tuanguru.com/2011/12/pembelajaran-kooperatif-tipe-nht.html (accesed desember 2012)

Gambar

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian
gambarandan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

WIB, bertempat di Ruang rapat Politeknik KP Bitung, dengan calon penyedia yang telah mendaftar. sebanyak 15

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Dari tabel 1.1 tingginya kontribusi sektor pertanian mencerminkan bahwa peranan sektor pertanian dapat diharakan menjadi sektor unggulan di Kabupaten Boyolali.Untuk itu,perlu

Ekstrak etanol rimpang jahe diuji terhadap Staphylococcus aureus untuk mendapatkan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona

Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengalaman mengajar guru dengan tingkat motivasi beiajar geografi siswa SMA Negeri di

The experimental results of the new quantization tables based on psychovisual threshold produce an optimal quantization tables with higher quality image reconstruction

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which