• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan (studi kasus pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan (studi kasus pada perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta)."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Profesi Perawat

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta

Nio Indra Putra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EDUCATION AND TRAINING ON NURSES PERFORMANCE ACHIEVEMENT

ACase Study on the Nurse at the Regional General Hospital Dr. Moewardi, Surakarta

Nio Indra Putra

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

This research aims to find characteristics of nurses at Hospital Dr. MoewardiSurakarta and thesimultaneous and the partial influence of education and training on nurses performance at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta.This study was conducted in April 2015 at the Regional General Hospital Dr. Moewardi in Surakarta. The populations of the research are 125 employees’ of Dr. MoewardiHospital, Surakarta. The samples taken were 95 respondents. The sampling method used is convenience sampling/accidental sampling technique. The data are analyzed using classical assumption, examination multiple linear regression,“t” test, and “F” test. The result of this research indicates that simultaneouslyeducation and trainingsignificantly influence nursesperformance. Partially,

(3)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

(Studi kasus pada Perawat

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Nio Indra Putra 112214079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

(Studi kasus pada Perawat

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh:

Nio Indra Putra 112214079

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Heather Pryor)

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

 Tuhan Yesus Kristus yang selalu

menyertaiku

 Orangtuaku yang selalu mendukung dalam

(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Pendidikan dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan: Studi kasus pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi Surakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis melalui berkat

dan kuasaNya.

2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A., Ph.D., selaku Kaprodi

Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma dan juga selaku Dosen

Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk

memberikan bimbingan, perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan

(11)

viii

5. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,

perhatian, masukan, yang sangat berharga dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh dosen dan staf sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan pengarahan untuk

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

7. Segenap pihak karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi

Surakarta, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

8. Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna

melengkapi data yang penulis perlukan.

9. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung melalui doa, kasih sayang,

semangat, nasihat untuk selalu sabar dan bersyukur dalam melakukan segala

hal.

10.Kedua adikku Dito dan Gema tersayang yang selalu mendukung melalui

semangat, dan doa.

11.Leni Katri Kartika yang selama ini selalu mendampingi dalam penyelesaian

skripsi ini, dengan memberikan support, semangat, dan doanya. Terimakasih

untuk semua cinta dan perhatiannya.

12.Untuk sahabatku dari SMA Mahmud, Arin, Dwi, Ari, Aas, Aad, Fandu,

(12)
(13)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN ABSTRAK ...xvi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI ... 7

B. PENELITIAN SEBELUMNYA ... 36

C. KERANGKA KONSEPTUAL ... 41

(14)

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 43

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

D. Variabel Penelitian ... 44

E. Definisi Operasional... 50

F. Populasi dan Sampel ... 51

G. Teknik Pengambilan Sampel... 52

H. Sumber Data ... 53

I. Teknik Pengumpulan Data ... 53

J. Teknik Penguji Instrumen ... 54

K. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Dinamika dan Perkembangan Rumah Sakit di Surakarta ... 64

B. Visi dan Misi Rumah Sakit Dr. Moewardi... 76

C. Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. Moewardi ... 77

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karateristik Responden ... 78

B. Analisis Uji Validitas dan Realibilitas ... 81

C. Uji Asumsi Klasik ... 88

D. Analisis Linier Berganda... 91

E. Uji F ... 92

F. Uji t ... 93

G. Koefisien Determinasi (R2) ... 94

H. Pembahasan ... 95

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...99

(15)

xii

DAFTAR PUSTAKA ...102

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Tabel Operasional Meliputi Variabel, Dimensi, Indikator ... 45

III.2 Skala Likert ... 47

III.3 Faktor Pendidikan ... 48

III.4 Pelatihan ... 49

III.5 Prestasi Kerja ... 50

V.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 78

V.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia ... 79

V.3 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 80

V.4 Persentase Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 81

V.5 Hasil Uji Validitas ... 82

V.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 83

V.7 Faktor Pendidikan ... 84

V.8 Pelatihan ... 85

V.9 Prestasi Kerja ... 87

V.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 88

V.11 One Sample Kolmogorov Smirnov Test Uji Normalitas ... 90

V.12 Hasil Uji Autokorelasi ... 91

V.13 Hasil Analisis Linier Berganda ... 91

V.14 Hasil Uji F ... 93

V.15 Hasil t ... 94

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerangka Konseptual ... 41

IV.1 Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi TMT. 6 Mei 2015 ... 77

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 106

(19)

xvi

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Perawat

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta

Nio Indra Putra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2015

(20)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EDUCATION AND TRAINING ON NURSES PERFORMANCE ACHIEVEMENT

ACase Study on the Nurse at the Regional General Hospital Dr. Moewardi, Surakarta

Nio Indra Putra

Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2015

This research aims to find characteristics of nurses at Hospital Dr. MoewardiSurakarta and thesimultaneous and the partial influence of education and training on nurses performance at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta.This study was conducted in April 2015 at the Regional General Hospital Dr. Moewardi in Surakarta. The populations of the research are 125 employees’ of Dr. MoewardiHospital, Surakarta. The samples taken were 95 respondents. The sampling method used is convenience sampling/accidental sampling technique. The data are analyzed using classical assumption, examination multiple linear regression,“t” test, and “F” test. The result of this research indicates that simultaneouslyeducation and trainingsignificantly influence nursesperformance. Partially,

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan atau organisasi

dalam dunia bisnis tidak akan terlepas dari faktor sumber daya manusia, dimana

faktor tersebut merupakan penggerak utama dalam operasional perusahaan atau

organisasi. Perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik sebagaimana yang

diharapkan, apabila perusahaan tidak mengikutsertakan sumber daya manusia.

Perusahaan memerlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, karena

manusia sebagai makhluk sosial yang mempunyai perilaku, kelebihan dan

keinginan juga akal pikiran, yang berbeda-beda sedangkan perusahaan

mengharapkan karyawan dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan mempunyai

produktivitas yang tinggi. Hal ini pun dapat dicapai apabila setiap karyawan

memiliki keterampilan dan memiliki pengetahuan yang memadai. Kedua hal

inilah akan menghambat pencapaian prestasi kerja yang memuaskan (Samsudin,

2006).

Betapapun majunya teknologi, canggihnya mesin-mesin dan canggihnya

metode-metode kerja baru, manusia tetap memiliki kedudukan yang paling sentral

dan menentukan dalam suatu organisasi. Semua tetap memerlukan campur tangan

manusia untuk mengendalikannya sebab tidak akan bermanfaat jika manusianya

mendapat perhatian lebih khusus dari faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

(22)

2

tidak ditingkatkan potensi-potensinya. Sebaliknya manusia merupakan pusat

segala keberhasilan organisasi jika segala dayanya dikembangkan secara wajar

sehingga dengan sendirinya akan banyak memberikan kontribusi dan keberhasilan

bagi dirinya dan organisasi.

Salah satu faktor yang menentukan dalam menunjang keberhasilan

organisasi adalah program pendidikan dan pelatihan bagi anggota organisasi.

Pendidikan dan pelatihan tersebut merupakan salah satu fungsi tradisional

manajemen Sumber Daya Manusia. Didalam organisasi modern, dengan beraneka

ragam kemampuan Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan menyikapi tugas bahkan lebih sulit dan menantang bagi analisis

Sumber Daya Manusia.

Program pendidikan dan pelatihan diharapkan dapat memberikan motivasi

bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya sehingga dapat meningkatkan

keterampilan kinerja pegawai dan selanjutnya meningkatkan karir pegawai yang

bersangkutan. Karena salah satu tujuan dan pelatihan adalah untuk meningkatkan

mutu kerja organisasi, dan dengan kinerja yang terus meningkat secara otomatis

akan mempengaruhi karir pegawai yang bersangkutan yang pada akhirnya akan

mendorong pencapaian tujuan organisasi.

Meskipun pelatihan tenaga kerja memerlukan biaya yang tidak sedikit

tetapi pelatihan harus tetap dilaksanakan karena pelatihan tersebut mempunyai

manfaat yang besar baik bagi perusahaan atau pegawai perusahaan. Manfaat bagi

(23)

3

melaksanakan pekerjaannya sehingga dengan adanya tenaga kerja yang demikian

perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan lebih mudah.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi yang bergerak dalam bidang

kesehatan, tentunya mempunyai tujuan tersendiri dan Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Moewardi membutuhkan karyawan yang ahli dalam bidang kesehatan. Tidak

mudah bagi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi untuk memperoleh

karyawan yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. Moewardi berusaha melakukan peningkatan kemampuan karyawannya dalam

melaksanakan pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu,

Rumah Sakit Daerah Dr. Moewardi melakukan berbagai pendidikan dan pelatihan

bagi para karyawannya yang diharapkan dapat bekerja semaksimal mungkin.

Dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan diharapkan para pegawai

dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya. Adapun

pelatihan dan pendidikan yang dilakukan bukan hanya untuk pegawai baru tetapi

pegawai lama pun memerlukan pendidikan dan pelatihan agar mereka dapat lebih

meningkatkan prestasi kerja mereka, sehingga para pegawai lama atau baru akan

merasa mereka tidak dibeda-bedakan dan mereka akan merasa diperhatikan

keberadaannya sehingga akan menimbulkan loyalitas yang tinggi terhadap

perusahaan.

Dalam melakukan pendidikan dan pelatihan ada beberapa hal yang

menjadi alasan mendasar diantaranya para pegawai belum paham benar

(24)

4

kerja, meningkatkan daya saing perusahaan, dan menyesuaikan dengan peraturan

yang ada. Semuanya akan menimbulkan prestasi kerja yang meningkat karena

masing-masing karyawan mempunyai keinginan tersendiri untuk meningkatkan

prestasi kerjanya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam proposal skripsi ini penulis

tertarik untuk memilih judul:“ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PRESTASI KERJA

KARYAWAN” Studi kasus pada bagian perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik karyawan pada RSUD Dr. Moewardi

Surakarta?

2. Apakah faktorpendidikan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan

di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

3. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

4. Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap prestasi

kerja karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

C. BATASAN MASALAH

1. Penelitian ini hanya akan dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada tenaga kerja bagian perawat

3. Penelitian ini memfokuskan pada pengukuran faktor pendidikan dan

(25)

5

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik karyawan pada RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan terhadap prestasi kerja

karyawan bagian perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan pelatihan terhadap prestasi

kerja karyawan bagian perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

4. Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan terhadap

prestasi kerja karyawan bagian perawat di RSUD Dr. Moewardi

Surakarta

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi

organisasi tentang pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk

mengetahui prestasi kerja karyawan.

2. Bagi Peneliti

Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu bentuk penerapan

pengetahuan dan teori yang diperoleh selama ini kepada realita kerja

yang ada serta sebagai awal karir kerja selanjutnya.

3. Bagi Universitas

(26)

6

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman dan meningkatkan

(27)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sejumlah

individu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi (Mondy, 2008:4).

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan pengelolaan

yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian

balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau

perusahaan. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut

cara-cara mendesain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengelolaan

karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan, dan hubungan

ketenagakerjaan. (Samsudin, 2006:22).

b. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Samsudin (2006:30) tujuan manajemen sumber daya

manusia adalah memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau

tenaga kerja terhadap organisasi atau perusahaan dengan cara yang

bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial. Para manajer

departemen sumber daya manusia mencapai maksud mereka dengan

memenuhi tujuannya. Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak

(28)

8

menyeimbangkan tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia, dan

orang-orang yang terpengaruh. Kegagalan melakukan tugas itu dapat

merusak kinerja produktivitas, laba, bahkan kelangsungan hidup

organisasi atau perusahaan.

Untuk mencapai tujuannya, departemen sumber daya manusia

membantu para manajer dalam merekrut, melatih, mengembangkan,

mengevaluasi, memelihara, dan mempertahankan para karyawan yang

berkualitas. Aktivitas manajemen sumber daya manusia adalah kegiatan

untuk menyediakan dan mempertahankan tenaga kerja yang efektif dan

berkualitas bagi organisasi atau perusahaan (Samsudin, 2006:31).

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia harus berfokus pada cara

organisasi atau perusahaan bergerak dan kondisi sumber daya

manusia yang ada saat ini menuju kondisi sumber daya manusia

yang dikehendaki. Perencanaan sumber daya manusia harus

mampu menciptakan hubungan antara seluruh strategi organisasi

atau perusahaan dengan kebijakan sumber daya manusianya.

Perencanaan sumber daya manusia senantiasa konsisten dengan

arah strategi dan tujuan organisasi atau perusahaan.

2. Rekrutmen

Perusahaan akan mencari tenaga baru apabila terjadi kekurangan

karyawan atau tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan.

(29)

9

produktivitas para karyawannya. Tanpa didukung oleh tenaga kerja

yang berkualitas maka prestasi organisasi atau perusahaan tidak

akan menonjol. Oleh karena itu, rekrutmen sumber daya manusia

menjadi aktivitas departemen sumber daya manusia yang penting.

Rekrutmen merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperoleh

pelamar kerja yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

perusahaan.

3. Seleksi

Dalam menyeleksi karyawan baru, departemen sumber daya

manusia biasanya menyaring pelamar melalui wawancara, tes dan

menyelidiki latar belakang pelamar. Selanjutnya,

merekomendasikan pelamar yang memenuhi persyaratan pada

manajer untuk diambil keputusan pengangkatan terakhir.

4. Pelatihan dan Pengembangan

Perkembangan organisasi atau perusahaan terkait erat dengan

kualitas sumber daya manusianya. Apabila sumber daya manusia

kualitasnya rendah, stagnasi organisasi atau perusahaan

kemungkinan besar akan terjadi. Program pelatihan dan

pengembangan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang

untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan, keterampilan,

(30)

10

5. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja merupakan salah satu faktor kunci dalam

mengembangkan suatu organisasi atau perusahaan secara efektif

dan efisien. Dengan dilakukannya penilaian prestasi kerja berarti

suatu organisasi atau perusahaan telah memanfaatkan secara baik

sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Informasi relevan

dan reliable tentang prestasi kerja sangat diperlukan untuk

meningkatkan kinerja karyawan karena akan mempermudah

perumusan kebijakaan lebih lanjut. Informasi yang akurat dari

prestasi karyawan akan memungkinkan dilaksanakannya

perencanaan karier bagi mereka.

6. Kompensasi

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, terutama perusahaan yang

profit-making, maka pengaturan kompensasi merupakan faktor

penting untuk dapat memelihara dan mempertahankan prestasi

kerja para karyawan. Suatu kompensasi dapat berupa finansial

ataupun non-finansial. Pada umumnya, istilah kompensasi dipakai

dalam pengertian proses peng-administrasian gaji dan upah. Suatu

kompensasi akan dapat meningkatkan maupun menurunkan

prestasi kerja atau memotivasi karyawan. Oleh karena itu, penting

sekali perhatian organisasi atau perusahaan terhadap pengaturana

(31)

11

7. Pemeliharaan Keselamatan Tenaga Kerja

Setiap organisasi atau perusahaan bisnis diharapkan memiliki

program keselamatan kerja guna mengurangi kecelakaan kerja dan

kondisi kerja yang tidak sehat. Setiap karyawan perlu secara

terus-menerus diingatkan dan dijamin tentang pentingnya keselamatan

kerja dan diinstruksikan agar menghindari kecelakaan kerja.

Hampir sebagian besar departemen sumber daya manusia memiliki

tanggung jawab atas penyediaan pelatihan keselamatan kerja,

penentuan dan perbaikan kondisi kerja yang tidak sehat, serta

pelaporan kecelakaan kerja.

8. Hubungan Karyawan

Organisasi atau perusahaan bisnis tentu saja tidak semata-mata

ingin memenuhi atau mencapai tujuan dengan mengorbankan

kepentingan karyawan sebab manusia sebenarnya merupakan

penentu akhir dari keberhasilan suatu organisasi.

2. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah Aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk memberi

para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk

pekerjaan mereka saat ini (Mondy, 2008:210). Misalnya, karyawan

dapat dilatih dalam teknik pengambilan keputusan atau sistem

pengelolahan data, agar karyawan dapat menguasai teknik tersebut

(32)

12

b. Tujuan Pelatihan

Menurut Mondy (2008:210) tujuan utama dari pelatihan yaitu

untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik

pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Contohnya, karyawan di

dalam perusahaan diharuskan bisa mengoperasikan sistem

pengelolahan data atau mengetik cepat, maka perusahaan mengadakan

pelatihan rutin agar karyawannya dapat mengoperasikan sistem

pengelolahan data atau mengetik cepat.

c. Dimensi-Dimensi Pelatihan Karyawan

Dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan perusahaan

kepada karyawannya menurut Rae (dalam buku Herman Sofyandi,

2008:119) dapat diukur melalui:

1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan

sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan

tersebut up to date.

2. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan

sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut

sesuai dengan gaya belajar perserta latihan.

3. Sikap dan keterampilan instruktur, yairu apakah instruktur,

yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan

(33)

13

4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian

materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo

penyampaian materi tersebut.

5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan

pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan

dengan jenis pelatihan, dan apakah makanannya memuaskan.

Menurut Werther (dalam buku Herman Sofyandi, 2008:120)

metode yang paling efektif juga tergantung pada sejauh mana suatu

metode memenuhi faktor-faktor berikut:

1. Efektifitas biaya

2. Isi program yang diinginkan

3. Kelayakan fasilitas

4. Preferensi dan kemampuan para peserta program

5. Preferensi dan kemampuan pelatihan

6. Prinsip-prinsip belajar.

d. Proses Pelatihan Lima Langkah ADDIE

Menurut Dessler (2015:286) pemberi kerja harus menggunakan

proses pelatihan yang rasional. Standar emasnya di sini adalah model

proses pelatihan dasar analisis – desain – kembangkan – implementasikan - evaluasi (analysis – design – develop –

implement-evaluate - ADDIE) yang telah digunakan para ahli pelatihan selama

bertahun-tahun. Sebagai contoh, sebuah vendor pelatihan

(34)

14

1. Analisis kebutuhan pelatihan.

2. Desain program pelatihan keseluruhan.

3. Kembangkan mata pelajarannya (benar-benar

menyusun/membuat materi pelatihan).

4. Implementasikan pelatihan, dengan benar-benar melatih

kelompok karyawan sasaran dengan menggunakan metode

seperti pelatihan on-the-job atau daring.

5. Evaluasi efektivitas mata pelajaran tersebut.

e. Metode Program Pelatihan

Pemilihan metode atau teknik pelatihan yang digunakan

diperusahaan melalui beberapa pertimbangan, menurut Dessler

(2015:293) pada dasarnya ada 2 metode yang digunakan dalam

program pelatihan yaitu :

1. Metode pelatihan on the job training

Para peserta langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru

suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Metode ini

dibedakan dalam beberapa metode yaitu:

a. Apprenticeship training atau pelatihan magang adalah proses

orang menjadi pekerja terampil, biasanya melalui kombinasi

pembelajaran formal dan pelatihan on-the-job jangka

panjang, biasanya di bawah pengawasan seorang pekerja ahli.

b. Job instruction traning, atau latihan instruksi pekerjaan yaitu

(35)

15

dengan poin kuncinya, guna menyediakan pelatihan tahap

demi tahap bagi karyawan.

c. Pembelajaran Informal adalah bentuk pelatihan yang

dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing

petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya

tidak terencana.

d. Kuliah adalah cara yang cepat dan sederhana untuk

memberikan pengetahuan kepada sekelompok besar peserta

pelatihan, seperti ketika angkatan penjualan harus

mempelajari fitur produk baru.

e. Pembelajaran Terprogram atau programmed learning adalah

metode pembelajaran diri langkah demi langkah yang terdiri

atas tiga bagian:

1. Memberikan pertanyaan, fakta, atau permasalahan

kepada pembelajar.

2. Memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk

merespons.

3. Memberikan umpan balik pada akurasi jawabannya,

dengan instruksi mengenai apa yang harus dilakukan

selanjutnya.

Secara umum, pembelajaran terprogram menghadirkan fakta

dan pertanyaan tindak lanjut kerangka demi kerangka.

(36)

16

pembelajaran menjawab pertanyaan sebelumnya. Umpan

balik yang telah tertanam dalam jawaban akan memberikan

penguatan.

f. Pemodelan Perilaku atau behavior modelling, pelatihan ini

melibatkan:

1. Memperlihatkan kepada peserta pelatihan cara yang

tepat (atau “model”) untuk melakukan suatu hal, 2. Membiarkan peserta pelatihan berpraktik dengan

cara itu, dan kemudian,

3. Memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta

pelatihan.

Pelatihan pemodelan adalah salah satu cara yang paling luas

digunakan, telah diriset dengan baik, dan sangat dianggap

sebagai intervensi pelatihan berbasis psikologi.

g. Pelatihan Berbasi Audiovisual, meskipun telah semakin

tergantikan oleh metode berbasis situs, teknik pelatihan

berbasis audiovisual seperti DVD, film, PowerPoint, dan

audiotape masih populer. Misalnya di perusahaan Ford Motor

menggunakan video dalam sesi pelatihan diler mereka untuk

mensimulasikan permasalahan dan reaksi terhadap beragam

keluhan pelanggan.

h. Pelatihan Ruang Depan adalah dengan pelatihan ini peserta

(37)

17

tetapi dilatih off-the-job (mungkin di sebuah ruangan terpisah

atau ruang depan). Pelatihan ruang depan diperlukan ketika

terlalu mahal atau berbahaya untuk melatih karyawan pada

pekerjaan. Meletakkan pekerja lini perakitan langsung pada

pekerjaan dapat memperlambat produksi, misalnya, dan

ketika keselamatan menjadi perhatian-seperti dengan

pilot-pelatihan simulasi mungkin menjadi satu-satunya alternatif.

Sebagai contoh, UPS menggunakan laboratorium

pembelajaran ukuran sebenarnya untuk memberikan program

pelatihan realistis dalam 5 hari selama 40 jam untuk kandidat

pengemudi.

i. Sistem Dukungan Kinerja Elektronik (Electronic

Performance Support Systems-EPSS) adalah alat dan

tampilan terkomputerasi yang mengotomatiskan pelatihan,

dokumentasi, dan dukungan telepon.

j. Pelatihan Berbasis Komputer

(Computer-Based-Traning-CBT) pelatihan berbasis komputer merukuk pada metode

pelatihan yang menggunakan sistem interaktif berbasis

komputer untuk meningkatkan pengetahuan atau

keterampilan.

k. Vestibule training/simulationadalah latihan yang diberikan di

(38)

18

kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti di

tempat kerja.

l. Pembelajaran Seumur Hidup/lifelong learning adalah

memberi karyawan pengalaman pembelajaran secara kontinu

selama masa kerja mereka dengan perusahaan, dengan tujuan

untuk memastikan bahwa mereka mempunyai kesempatan

untuk mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan

untuk melakukan pekerjaan mereka dan untuk

mengembangkan cakrawala pekerjaan mereka.

m. Pelatihan Silang/cross training berarti melatih karyawan

untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang berbeda dari

tugas atau pekerjaan mereka sendiri, dengan melakukannya

akan memfasilitasi fleksibilitas dan rotasi pekerjaan, seperti

ketika Anda berharap anggota tim untuk berbagi pekerjaan

secara berkala.

n. Meningkatkan Kinerja melalui SISDM, pemberi kerja

menggunakan pembelakaran berbasis Internet untuk

memberikan hampir semua jenis pelatihan yang telah kita

bahas hingga titik ini. Sebagai contoh, ADP melatih tenaga

penjualan baru mereka secara daring, dengan menggunakan

sistem manajemen pembelajaran Blackboardyang serupa

(39)

19

o. Ruang Kelas Maya/virtual classroom adalah metode

pengajaran yang menggunakan peranti lunak kolaborasi

khusus untuk memungkinkan lebih dari satu pembelajar di

tempat yang jauh, dengan menggunakan komputer atau

laptop mereka, untuk berpartisipasi dalam diskusi audio dan

visual secara langsung, berkomunikasi melalui teks tertulis,

dan belajar melalui materi seperti slideshow PowerPoint.

p. Pembelajaran Web 2.0/Web 2.0 learning adalah pembelajaran

yang menggunakan teknologi daring seperti jejaring sosial,

dunia maya (seperti second life), dan sistem yang

memadukan pengiriman sinkron dan tidak sinkron dengan

blog, ruang obrolan, pembagian bookmark, dan alat-alat

seperti simulasi 3-D.

2. Metode pelatihan off the job training

Para peserta diberikan informasi melalui beberapa

penyajian/persentasi diantaranya adalah melalui :

a. Metode Studi Kasus adalah meminta para peserta pelatihan

menyelesaikan permasalahan sesungguhnya setelah

mempelajari deskripsi kasus tertulis atau video. Peserta

pelatihan tersebut kemudian menganalisis kasus,

mendiagnosis permasalahannya, dan mempresentasikan

temuan dan solusinya dalam sebuah diskusi dengan para

(40)

20

b. Permainan Manajemen adalah teknik pengembangan yang

mana tim yang terdiri atas manajer-manajer bersaing dengan

mengambil keputusan terkomputerisasi mengenai situasi

simulasi yang realistis.

c. Seminar di luar, banyak perusahaan dan universitas

menawarkan seminar dan konferensi pengembangan

manajemen berbasis situs dan kelas tradisional. Pemilihan

program pelatihan satu hingga tiga hari yang ditawarkan oleh

American Management Association mengilustrasikan apa

yang tersedia.

d. Program Terkait Universitas, banyak universitas memberikan

edukasi eksekutif dan program edukasi lanjutan dalam

kepemimpinan, kepenyeliaan, dan sejenisnya.

Program-program ini dapat berkisar dari Program-program satu hingga empat

hari sampai dengan program pengembangan eksekutif yang

memakan waktu satu hingga empat bulan.

e. Role playing adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan

cara peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam

situasi khusus, pelatihan ini dimaksudkan untuk dapat

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Metode pelatihan yang digunakan dalam praktek sesungguhnya

(41)

21

dalam suatu perusahaan, apapun metode yang dipergunakan semuanya

bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.

f. Efek Pelatihan yang Diukur

Menurut Dessler (2015:315) perusahaan dapat mengukur empat

kategori dasar dari hasil pelatihan:

1. Reaksi. Evaluasilah reaksi orang yang dilatih terhadap program

itu.

2. Pembelajaran. Ujilah orang-orang itu untuk menentukan

apakah mereka telah mempelajari prinsip, keterampilan, dan

fakta yang seharusnya mereka pelajari.

3. Perilaku. Tanyakanlah apakah perilaku dalam bekerja

orang-orang yang dilatih itu mengalami perubahan karena program

pelatihan tersebut. Sebagai contoh, apakah karyawan divisi

pelayanan di toko menjadi lebih sopan terhadap pelanggan

yang tidak puas?

4. Hasil. Yang terpenting barangkali adalah menanyakan: Hasil

akhir apa yang dicapai dalam sasaran pelatihan yang telah

ditentukan sebelumnya? Apakah jumlah keluhan dengan salam

yang diperlukan meningkat? Reaksi, belajar, dan perilaku

adalah penting. Tetapi bila program itu tidak memberikan hasil,

barangkali ia tidak mencapai sasarannya. Bila demikian,

(42)

22

ingatlah bahwa hasilnya dapat buruk karena sejak awal

masalahnya tidak dapat dipecahkan dengan pelatihan.

3. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Setiap perusahaan yang melaksanakan seleksi sudah tentu ingin

mendapat orang yang tepat. Oleh karena itu perusahaan harus

menetapkan hal-hal yang perlu diseleksi. Salah satu hal yang perlu

diseleksi dalam penerimaan tenaga kerja adalah tingkat pendidikan.

Menurut Hamdani (2011:19) pendidikan merupakan usaha

pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya.

Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk menapai tujuan

tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antar

satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang saling

memengaruhi.

Seorang ahli perencanaan pendidikan, Philip H. Coombs (dalam

skripsi Yovita Ita) mengklasifikasikan bentuk pendidikan menjadi 3

golongan, yaitu:

1. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh

seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak

sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak

lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan,

(43)

23

demikian pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan

seseorang. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang

pertama dan utama bagi setiap manusia.

2. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah, yang teratur,

sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu

tertentu berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi. Pendidikan formal diperoleh dengan syarat-syarat

tertentu diantaranya umur, dilaksanakan secara ketat, teratur

dan berurutan. Walaupun masa sekolah bukanlah satu-satunya

masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari

pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMU)

atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Perguruan

Tinggi (PT) adalah tempat dan saat yang sangat strategis bagi

pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam

menghadapi masa depannya.

3. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan terencana di

luar kegiatan pendidikan. Dalam hal ini tenaga pengajar,

fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta

(44)

24

peserta atau anak didik supaya mendapatkan hasil yang

memuaskan. Pendidikan nonformal sangat bermanfaat,

terutama bagi masyarakat yang tidak dapat menikmati

pendidikan formal dan juga bagi masyarakat desa yang masih

rendah tingkat pendidikannya serta status ekonominya.

b. Faktor Tujuan Pendidikan

Menurut Hasbullah (2006:10) pendidikan sebagai suatu bentuk

kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan

sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu

abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus

untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga

dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan. Terhadap

perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang

merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau

tujuan yang ingin dicapai.

Hubungan pendidikan dengan prestasi kerja dapat tercermin dalam

tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan

produk kerja yang lebih tinggi pula dan oleh sebab itu, memungkinkan

penghasilan yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan yang

diperhitungkan dalam perusahaan adalah ijazah akhir yang dimiliki

oleh tenaga kerja. Apabila seorang karyawan yang pernah duduk di

(45)

25

pendidikannya atau drop out pada umumnya dianggap lulusan

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

4. Prestasi Kerja

a. Pengertian Prestasi Kerja

Suatu organisasi perlu mengetahui berbagai kelemahan dan

kelebihan pegawai sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan

dan menguatkan kelebihan, dalam rangka meningkatkan

produsktivitas dan pengembangan pegawai.

Dengan kata lain perusahaan harus mengetahui produk atau jasa

yang sudah para pegawainya berikan untuk perusahaan. Produk atau

jasa yang diberikan pegawai tersebut adalah prestasi kerja. Perusahaan

sangat mengharapkan prestasi kerja karyawan dalam pencapaian

tujuan perusahaan. Jika prestasi kerja sesuai dengan yang diharapkan

maka upaya dalam mencapai tujuan perusahaan tidaklah sulit.

Prestasi kerja pada dasarnya merupakan gambaran hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh

perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dengan kata lain prestasi

kerja karyawan adalah kemampuan kerja karyawan untuk

melaksanakan tugasnya sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang

sesuai dengan standar perusahaan.

Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat definisi dari para ahli, menurut

Samsudin (2006:162) prestasi kerja adalah penampilan hasil kerja

(46)

26

penampilan individu maupun kelompok kerja SDM. Penampilan hasil

kerja tidak terbatas pada pegawai yang memangku jabatan fungsional

maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran SDM dalam

suatu organisasi atau perusahaan. Lalu menurut Sutrisno (dalam jurnal

manajemen Vol. 4 I Gede, 2013. “Pengaruh Pendidikan dan

Pelatihan terhadap Prestasi KerjaKaryawan”) menyatakan bahwa

prestasi kerja sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari

tingkah laku kerjanya dalam melaksanakan aktivitas kerja.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah

berhasil atau tidaknya seseorang dalam mengemban tugas yang

dipercayakan kepadanya. Prestasi kerja yang buruk tidak akan

memberikan keuntungan bagi perusahaan, sebaliknya prestasi kerja

yang baik akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

b. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Setelah karyawan diterima, ditempatkan, dan dipekerjakan maka

tugas manajer selanjutnya adalah melakukan penilaian prestasi kerja

karyawan. Penilaian prestasi karyawan mutlak harus dilakukan untuk

mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Apakah

prestasi karyawan itu baik, sendang, atau kurang. Penilaian prestasi

penting bagi karyawan dan berguna bagi perusahaan untuk

menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya. Bagi perusahaan

tindakan penilaian ini berguna untuk melihat apakah pegawainya

(47)

27

(2006:159) penilaian prestasi kerja adalah proses oleh organisasi

untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Penilaian

prestasi kerja yang dilaksanakan dengan baik dan tertib maka akan

dapat membantu meningkatkan motivasi kerja dan loyalitas organisasi

yang bersangkutan. Lalu menurut Hall (dalam buku Samsudin,

2006:162) penilaian prestasi kerja adalah proses berkelanjutan dalam

menilai kualitas kerja pegawai dan usaha untuk memperbaiki unjuk

kerja pegawai dalam organisasi. Melalui penilaian itu, manajer dan

organisasi dapat mengetahui apakah pekerjaan itu sudah usai atau

belum dengan uraian pekerjaan yang telah disusun sebelumnya.

c. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Menurut (Samsudin, 2006) Tujuan penilaian prestasi kerja dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Administratif, yaitu memberikan arah untuk penetapan

promosi, transfer, dan kenaikan gaji.

2. Informatif, yaitu memberikan data kepada manajemen tentang

prestasi kerja bawahan dan memberikan data kepada individu

tentang kelebihan dan kekurangannya.

3. Motivasi, yaitu menciptakan pengalaman belajar yang

memotivasi staf untuk mengembangkan diri dan meningkatkan

(48)

28

Pada tingkat unit organisasi, penilaian prestasi kerja bertujuan:

1. Menentukan kontribusi suatu unit atau divisi dalam perusahaan

terhadap organisasi perusahaan secara keseluruhan.

2. Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi manajer

unit/divisi dalam perusahaan.

3. Memberikan motivasi bagi manajer unit/divisi dalam

mengelola divisi seirama dengan tujuan umum perusahaan.

Pada tingkat karyawan, penilaian prestasi kerja bertujuan untuk:

1. Membedakan tingkat prestasi kerja setiap karyawan.

2. Mengambil keputusan administrasi, seperti seleksi, promosi,

retention, demotion, transfer, termination, dan kenaikan gaji.

3. Memberikan pinalti, seperti bimbingan untuk meningkatkan

motivasi dan diklat untuk mengembangkan keahlian.

Jadi dengan penilaian prestasi kerja dapatlah diketahui prestasi

kerja seseorang dimana terdapat kekurangan dan kelebihan yang

dimilikinya. Penilaian prestasi kerja ini harus memberikan manfaat

bagi karyawannya dan berguna untuk perusahaan dalam menetapkan

kebijakan program kepegawaian pada masa yang akan datang.

d. Metode Penilaian Prestasi Kerja

Sistem penilaian prestasi kerja dalam suatu organisasi mencakup

beberapa elemen. Elemen pokok sistem penilaian prestasi kerja ini

(49)

29

Ukuran-ukuran kriteria tersebut dan pemberian umpan balik kepada

karyawan dan manajer personalia.

Menurut Samsudin (2006:172) metode penilaian prestasi kerja pada

umumnya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Graphic Rating System

Hal ini merupakan suatu metode penilaian karyawan

dimana tabel penilaian mengandung beberapa obyek penilaian

yang digambarkan dalam garis atau skala. Pada skala tersebut

terletak masing-masing sifat pegawai atau karyawan, dan di situ

pulalah sifat pegawai yang bersangkutan ditandai.

Graphic Rating System ini masih dianggap metode

penilaian yang terbaik, meskipun diakui adanya segi-segi

kelemahan, seperti:

a. Bahaya “hallo effect” (efek penilaian yang bersifat pribadi).

b. Masing-masing sifat yang dinilai dianggap sama

peranannya.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, penilai

harus mendapatkan pelatihan dalam mengadakan penilaian.

Obyek yang dinilai sebaiknya dinilai pada waktu yang berlainan

dan memberikan perbedaan nilai dari masing-masing obyek

(50)

30

2. Forced Choise Method

Teknik ini menuntut kepada penilai untuk memilih pertanyaan

berpasangan yang tepat dapat menggambarkan penampilan kerja

pegawai yang dinilainya. Kelebihan metode ini adalah penilai

tidak mengetahui tinggi rendahnya nilai dari karyawan yang

dinilai sehingga dapat terjamin objektivitasnya. Penilaian

dilakukan oleh kantor pusat, terutama cara-cara penilaiannya.

Namun demikian, metode ini agak jarang digunakan dalam

perusahaan.

3. Ranking Method

Ranking Method disebut pula dengan “man to man comparison” atau “man to man scale”, yaitu suatu metode penilaian dengan

cara menyusun orang yang dinilai berdasar tingkatannya pada

berbagai sifat yang dinilai. Dalam metode penilaian ini, setiap

penilaian membuat sebuah “master scale”, yaitu pengukur yang tepat pada umumnya menunjukkan lima tingkatan tertentu.

Misalnya, sifat yang akan dinilai adalah sifat “leadership” dari beberapa karyawan. Kelemahan utama metode ini adalah terlalu

(51)

31

e. Aspek Penilaian Prestasi Kerja

Dalam melakukan penilaian prestasi kerja, seorang karyawan harus

memiliki pedoman dan dasar-dasar penilaian tersebut dapat dibedakan

dengan aspek penilaian disini adalah hal-hal yang pada dasarnya

merupakan sifat atau indikator yang dapat menunjukkan bahwa

pelaksanaan suatu pekerjaan tertentu dapat berjalan dengan lancar dan

berhasil digunakan kembali untuk menilai setiap pelaksanaan

pekerjaan yang bersangkutan secara rutin. Dalam melaksanakan

tugasnya setiap karyawan dipercaya untuk menyelenggarakan setiap

kegiatan produksi sesuai dengan bidangnya masing-masing dalam

rangka pencapaian tujuan perusahaan secara umum.Oleh karena itu

aspek yang dinilai dalam penilaian prestasi kerja menurut Hasibuan

(2005:95) adalah:

1. Kesetiaan, penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap

pekerjaan, jabatan dan organisasi. Kesetiaan ini tercermin dari

kesediaan karyawan dalam membela organisasi baik didalam

ataupun diluar pekerjaan.

2. Prestasi kerja, penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun

kuantutas yang dapat dihasilkan karyawan tersebut.

3. Kejujuran, penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan

tugas-tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri

(52)

32

4. Kedisiplinan, penilai menilai disiplin karyawan dalam

mematuhi peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya

sesuai dengan instruksi yang diberikan.

5. Kreativitas, penilai menilai kemampuan karyawan dalam

mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan

pekerjaannya.

6. Kerjasama, penilai menilai kesediaan karyawan untuk

berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya

secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar

pekerjaan.

7. Kepemimpinan, penilai menilai kemampuan untuk memimpin,

berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati,

berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya.

8. Kepribadian, penilai menilai karyawan dari sikap perilaku,

kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan,

memperlihatkan sikap yang baik dan wajar.

9. Prakarsa, penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinil

dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai,

menciptakan, memberikan alasan, membuat keputusan dalam

menyelesaikan pekerjaanya.

10. Kecakapan, penilai menilai kesediaan karyawan dalam

menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen

(53)

33

11. Tanggung jawab, penilai menilai kesediaan karyawan dalam

mempertanggungjawabkan kebijakan, pekerjaan, dan hasil

kerjanya, sarana, dan prasarana yang dipergunakannya.

Telah dikemukakan bahwa penilai prestasi berkanaan dengan

pengukuran hasil-hasil kerja karyawan berkanaan dengan pengukuran

hasil kerja karyawan selama periode tertentu, penilaian tersebut

tentunya dipertimbangkan dengan berbagai keadaan dan

perkembangan yang mempengaruhi prestasi kerja dari karyawan

tersebut. Agar penilaian dapat terarah dengan baik maka penilaian

harus didasarkan pada hasil atau kenyataan yang ditunjukkan

karyawan dalam hasil pekerjaannya. Misalnya karyawan tidak

mematuhi peraturan perusahaan, maka dari situlah atasan dapat

menilai bahwa karyawan tersebut kurang disiplin.

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang menurut

Mangkunegara (dalam Jurnal ilmiah Purnama Sejati, 2007) adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge +

skill). Artinya, kebanyakan seorang pegawai atau karyawan

yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan

(54)

34

mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai

prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya

(the right man on the right place, the right man on the right

job).

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan

kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi yang mendorong diri

pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara

maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus siap secara

psikofisik (siap mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya,

seorang pegawai harus mampu secara mental, mampu secara

fisik, memahami tujuan utama, dan target kerja yang akan

dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi

kerja.

5. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Subanegara (2005:4) rumah sakit adalah organisasi unik,

karena berbaur antara padat teknologi, padat karya dan padat modal,

(55)

35

yang mengedepankan dua hal sekaligus yaitu teknologi dan perilaku

manusia didalam organisasi. Di rumah sakit seringkali terdapat dilema

yang sulit untuk dihindarkan. Di sisi lain tenaga struktural menyusun

kebijakan operasional agar rumah sakit mempunyai arah yang jelas

dalam mencapai misinya. Lalu menurut UU tentang Rumah Sakit pasal

1 (dalam Jurnal Manajemen Vol. 10 No.3 April2013 Uus MD Fadli)

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit

adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative, dan

rehabilitas yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan

gawat darurat.

b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum

adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna

dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan

pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit

(56)

36

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan dan asuhan keperawatan

3. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

4. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

5. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

6. Administrasi umum dan keuangan

Sedangkan menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang

rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu

pengetahuan bidang kesehatan.

B. Penelitian Sebelumnya

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elfina Marliatahun 2007

(57)

37

“Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT. INTI (PERSERO) Bandung” bertujuan untuk mengetahui bagaimana prestasi karyawan di PT. INTI (Persero)

Bandung dan sampai sejauh mana pengaruh persepsi karyawan atas

pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan terhadap prestai kerja

karyawan di PT. INTI (Persero) Bandung. Populasi pada penelitian ini

adalah semua karyawan pada PT. INTI (Persero) Bandung. Untuk

pengambilan sampel peneliti membagikan sebanyak mungkin

kuesioner kepada populasi. Teknik pengumpulan data dengan cara

penyebaran kuesioner dan analisa. Penelitian tersebut peneliti

mengambil kesimpulan bahwa prestasi karyawan di PT. INTI

(Persero) Bandung sudah baik dengan melihat skala yang

menunjukkan angka 4,03 dan hubungan antara pendidikan dan

pelatihan dengan prestasi kerja menghasilkan korelasi positif antara

pelatihan dan pendidikan dengan prestasi kerja karyawan PT. INTI

(Persero) Bandung.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prihatin Lumbanraja

fakultas Ekonomi, prodi Manajemen tahun 2010 dalam Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 12, No. 2 yang berjudul

“Pengaruh Pelatihan dan Karakteristik Pekerjaan terhadap Prestasi Kerja Perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum

(58)

38

perawat di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Langsa

dan untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja perawat sebelum dan

sesudah pelatihan di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum

Langsa. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang

pernah mengikuti pelatihan dengan pendidikannya minimal D III

keperawatan atau setara yaitu sejumlah 152 orang. Untuk

pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus Slovin yang

berjumlah 63 responden. Teknik pengumpulan data dengan cara

penyebaran kuesioner dan wawancara. Penelitian tersebut peneliti

menggunakan teknik analisis regresi linier berganda, uji parsial, uji

serempak dan uji t berpasangan. Kesimpulan dari penelitian tersebut

yaitu karakteristik pekerjaan sangat berpengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja dan terdapat perbedaan prestasi kerja perawat sebelum

dan sesudah mengikuti pelatihan di Badan Pelayanan Kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Gede Gandi Pratama

Putra tahun 2013 Universitas Udayana Bali fakultas Ekonomi, prodi

Manajemen yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan bagian fixed phone sales pada PT.

Telekomunikasi TBK Denpasar”. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT.

Telekomunikasi TBK Denpasar. Populasi penelitian ini berjumlah 65

(59)

39

data pada penelitian ini melalui wawancara dan kuesioner. Teknik

analisis data pada penilitian ini menggunakan Uji Asumsi klasik dan

Linier Berganda yang diolah menggunakan program SPSS 17.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa variabel pendidikan

berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, variabel pelatihan

berpengaruh positif terhadap prestasi kerja, dan variabel pendidikan

dan pelatihan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap

prestasi kerja karyawan.

4. Dalam Jurnal Manajemen Vol. 3 No. 1 April 2005, penelitian yang

dilakukan oleh Muhdiyanto dan Afandy Wahyuanto fakultas Ekonomi

prodi Manajemen penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PD. BPS

BAPAS 69 Magelang”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelatihan dan pengembangan berpengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan dan dari pelatihan dan pengembangan yang paling dominan

berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan pada PD. BPS BAPAS

69 Magelang. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 150 orang dan

sampel yang diambil sebanyak 50 orang yang telah menjalani

pelatihan dan pengembangan. Penelitian ini menggunakan analisis

data uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi linier berganda, uji F dan

uji square. Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan diketahui

bahwa pengembangan mempunyai pengaruh yang paling dominan

(60)

40

5. Dalam Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, penelitian yang dilakukan

oleh Verra Nitta Turere fakultas Ekonomi Prodi Manajemen penelitian

yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan pada Balai Pelatihan Teknis Pertanian

Kalasey”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja

karyawan yang ada di Balai Pendidikan dan Pelatihan Kalasey.

Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 50 orang, kemudian

pengambilan dilakukan dengan menggunakan metode dimana

sampling dikatakan jenuh (saturation) jika seluruh populasi dijadikan

sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan

dan pelatihan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan dan pelatihan dapat

mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan, sehingga hipotesis

(61)

41

C. Kerangka Konseptual

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan

Gambar II.1

Dari diagram diatas pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap

Prestasi Kerja Karyawan.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan sementara yang

diungkapkan secara deklaratif. Pernyataan atau dugaan diformulasikan

dalam bentuk variabel agar bisa diuji secara empiris. (Sumarni dan

Wahyuni, 2006:32). Jadi untuk hipotesisnya adalah:

Pendidikan

X1

Pelatihan

X2

Prestasi Kerja

Karyawan

(62)

42

H1 = Terdapat pengaruh faktor pendidikan terhadap prestasi kerja

karyawan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

H2 = Terdapat pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta

H3 = Terdapat pengaruh faktor pendidikan dan pelatihan terhadap

(63)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Di dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan

menggunakan studi kasus, yaitu penelitian yang terperinci mengenai suatu

objek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan

kondisi masa lalu dengan cukup mendalam dan menyeluruh.

B. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek adalah orang-orang yang akan dijadikan responden. Dalam

penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan

bagian perawat di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam suatu penelitian, dalam hal ini yang menjadi obyek

penelitian meliputi:

Pendidikan, Pelatihan Karyawan dan Prestasi Kerja Karyawan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Moewardi Surakarta yang beralamat di Jl. Kolonel Sutarto 132,

(64)

44

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2015 - Mei 2015

D. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Variabel merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpuannya. Dalam penelitian

ini yang menjadi variabelnya yaitu:

a. Variabel Independen

Pendidikan (X1)

Pelatihan (X2)

b. Variabel Dependen

Prestasi Kerja Karyawan (Y)

2. Definisi Variabel

a. Pendidikan adalah usaha pengembangan kualitas diri manusia

dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang

disengaja untuk menapai tujuan tertentu dan melibatkan

berbagai faktor yang saling berkaitan antar satu dan lainnya

sehingga membentuk satu sistem yang saling memengaruhi.

b. Pelatihan adalah aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk

memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang

(65)

45

c. Prestasi Kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan

kesungguhan serta waktu.

Tabel III.1

Tabel Operasional Meliputi Variabel, Dimensi, Indikator

Variabel Definisi Operasional Dimensi dan Indikator

Pelatihan Pelatihan adalah

aktivitas-aktivitas yang

dirancang untuk memberi

para pembelajar

Pendidikan Pendidikan adalah usaha

pengembangan kualitas

diri manusia dalam segala

aspeknya. Pendidikan

sebagai aktivitas yang

disengaja untuk menapai

(66)

46

faktor yang saling

berkaitan antar satu dan

lainnya sehingga

membentuk satu sistem

yang saling

Prestasi Kerja Prestasi Kerja adalah

suatu hasil kerja yang

dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas

yang diberikan kepadanya

yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman,

dan kesungguhan serta

waktu.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert

(rating scale). Skala Likert (rating scale) menunjukkan pada suatu

(67)

47

memberikan skala pada masing-masing poin jawaban. Berikut

merupakan bobot nilai untuk setiap jawaban:

Tabel III.2 Skala Likert

Kode Pernyataan Bobot

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

b. Pembuatan Interval

Adapun interval untuk setiap variabel yaitu:

1. Faktor Pendidikan

Berdasarkan skala Likert, jumlah kelas dibagi menjadi 3 kelas

interval sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval=

Interval =

Gambar

Tabel  Judul
Gambar  Judul
Gambar II.1
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kota Solok dalam rangka memberikan perlindungan hukum dan pengakuan terhadap Pedagang Kaki Lima dan untuk

Angka tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kinerja sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan How to be a Good Security. Dengan demikian,

PERBANDINGAN PENGARUH OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA SISWA SMP NEGERI 1 CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada bab ini, penulis akan membahas gambaran umum perusahaan yang mencakup struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas dan wewenang pada perusahaan, prosedur sistem berjalan

dari sektor pajak, tapi dengan tidak dikenakannya pajak atas penghasilan yang.. tidak melebihi PTKP yang diterima oleh wajib pajak tentu juga

wewenang, dan kewajiban Badan Pengawas Pemilu sesuai ketentuan Pasal 73, Pasal 74, dan Pasal 120 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara

Sementara itu, penelitian kualitatif itu adalah gerakan pada latar alamiah sebagai keutuhan, mangandalkan manusia sebagai alat peneliti utama, memanfaatkan metode

[r]