• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Kasus pada TSMDK Merek Teh Walini di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Kasus pada TSMDK Merek Teh Walini di Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pada tahun-tahun terakhir, persaingan antara produsen teh siap minum dalam kemasan di Indonesia semakin marak. Para produsen teh siap minum dalam kemasan di Indonesia berkompetisi untuk menciptakan produk teh siap minum dalam kemasan yang berkualitas dan digemari masyarakat. Teh Walini, sebagai produk teh siap minum dalam kemasan di Indonesia, mengalami persaingan pasar akibat banyaknya pesaing, contohnya Teh Botol Sosro. Teh Walini telah melakukan tindakan untuk meningkatkan minat beli masyarakat terhadap merek teh tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh brand image terhadap minat beli teh siap minum dalam kemasan merek Teh Walini. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, metode yang digunakan adalah purposive sampling, pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dan metode analisis data dilakukan dengan regresi linier sederhana menggunakan software SPSS.

Berdasarkan hasil perhitungan jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden, penulis mengambil kesimpulan bahwa upaya Teh Walini di dalam membangun brand image produknya dirasa sudah cukup baik, dan memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen sebesar 49,2%, sementara sisanya sebesar 50,8 % dipengaruhi faktor lain diluar brand image.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In recent years, competition among producers of ready-to-drink bottled tea in Indonesia has become rife. The producers of ready-to-drink tea in Indonesia are competing to create good quality ready-to-drink bottled tea. Teh Walini, as one of the products of bottled tea in Indonesia, has a decreased market share due to the rise of other bottled tea brands, for example Teh Botol Sosro. Teh Walini has been taking action to keep its consumers buying interest toward this particular brand (Teh Walini).

This study aimed to analyze the influence of brand image on the buying interest of Teh Walini brand. There were 100 respondents for this research, while method used was purposive sampling. Data collected by spreading questionaire and data analysis method was done through simple linear regressions using SPSS software.

Based on the result of the questionnaires responses distributed to the

respondents, the writer concluded that Teh Walini efforts in building brand image

is perceived as decent and has a significant influence towards buyer’s buying

interest at 49,8%, while the remining 50,2% are influenced by other factors beyond the brand image.

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang...1

1.2.Identifikasi Masalah Merek Produk...12

1.3.Tujuan Penelitian...13

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka. ... ...16

2.1.1. Manajemen Pemasaran ... 18

2.1.2. Bauran Pemasaran ... 18

2.1.3. Merek ... 21

2.1.4. Karakteristik Merek... ...23

2.1.5. Tipe-Tipe merek...23

2.1.6. Manfaat Merek Bagi Konsumen...26

2.1.7. Manfaat Merek Bagi Penjual...28

2.1.8. Keputusan Strategi Merek...28

2.1.9. Brand Image...29

2.1.10. Faktor-Faktor Brand Image...30

2.1.11 Tolak Ukur Brand Image ...32

2.1.12. Minat Beli...33

2.1.13 Produk...36

(5)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.1.15. Hierarki Produk...39

2.1.16. Klasifikasi Produk...40

2.1.17. Minat Beli Konsumen...43

2.1.18. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen...44

2.1.19. Tahapan Minat Beli...47

2.1.20. Karakteristik Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen...49

2.1.21. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen...51

2.1.22. Perilaku Konsumen...53

2.1.23. Perilaku Pembelian Konsumen...53

2.1.24 Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen...55

2.2.Rerangka Pemikiran ... ...58

2.3. Hipotesis... ... ...58

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... ...59

3.2. Metode Pengumpulan Data ... .60

3.3. Operasional Variabel...61

3.4. Populasi, Sampel, dan Ukuran Sampel...64

3.5. Metode Pengambilan sampel...65

(6)

x Universitas Kristen Maranatha

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas...66

3.7.1. Uji Validitas ... 67

3.7.2. Uji Reliabilitas...68

3.8. Analisis Deskriptif...68

3.9. Analisis Korelasi...69

3.10. Analisis Regresi...70

3.11. Koefisien Determinasi...72

3.12. Pengujian Hipotesis...72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Umum Responden... ... ...73

4.2. Persepsi Responden Terhadap Brand Image dan Minat Beli Responden Pada TSMDK Merek Walini ... ...76

4.2.1. Persepsi Responden Terhadap Brand Image...76

4.2.2. Persepsi Responden Terhadap Minat Beli...78

4.3. Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas...85

4.3.1. Uji Validitas...85

4.3.2. Uji Reabilitas...89

4.4. Uji Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli...93

4.4.1. Korelasi...93

(7)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.4.3. Koefisien...94

4.5. Hasil dan Pembahasan Hipotesis...95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan... ... ...96

5.2. Saran... ... ...97

DAFTAR PUSTAKA...98

LAMPIRAN...101

(8)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I Lima Tingkatan Produk...39

Gambar II Proses Keputusan Pembelian...53

Gambar III Perilaku Pembelian Konsmen...55

(9)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Market share...10

Tabel II Karakteristik Konsumen...49

Tabel III Operasional Variabel X (Brand Image)...61

Tabel IV Operasional Variabel Y (Minat Beli)...62

Tabel V Interpretasi Koefisien Nilai r...69

Tabel VI Usia...72

Tabel VII Jenis Kelamin...73

Tabel VIII Status...73

Tabel IX Pendidikan... 73

Tabel X Pekerjaan...74

Tabel XI Pendapatan...74

Tabel XII Produk Teh Walini memiliki produk yang berbeda daripesaingnya...75

Tabel XIII Rasa produk Teh Walini berbeda dibandingkan dengan produk yang dikeluarkan pesaing-pesaingnya...75

Tabel XIV Menurut responden produk Teh Walini adalah produk yang dapat diandalkan...76

Tabel XV Menurut responden produk Teh Walini adalah produk yangdapat diandalkan...76

(10)

xiv Universitas Kristen Maranatha Tabel XVII Responden mengetahui keberadaan produk Teh

Walini………..77

Tabel XVIII Responden mengetahui produk Teh

Walini...78 Tabel XIX Responden mengetahui lokasi penjualan Teh

Walini...78 Tabel XX Responden tertarik untuk mencari produk Teh

Walini...79 Tabel XXI Responden tertarik untuk mengkonsumsi produk Teh

Walini...80 Tabel XXII Responden tertarik untuk mengkonsumsi produk Teh

Walini...80 Tabel XXIII Responden memiliki keinginan untuk mengkonsumsi

Teh Walini...80 Tabel XXIV Responden memiliki keinginan untuk mencari

informasi produk Teh Walini...81 Tabel XXV Responden memiliki keinginan untuk membeli produk Teh Walini...81 Tabel XXVI Responden mengunjungi toko untuk membeli produk Teh Walini...82

(11)

xv Universitas Kristen Maranatha

Tabel XXXI Validitas untuk komponen attention...85

Tabel XXXII Validitas untuk komponen interest...86

Tabel XXXIII Validitas untuk komponen desire...86

Tabel XXXIV Validitas untuk komponen action...87

Tabel XXXV Hasil Uji Reliabilitas...88

Tabel XXXVI Uji Reliabilitas untuk Komponen Brand Image...88

Tabel XXXVII Reliabilitas untuk Komponen Attention...89

Tabel XXXVIII Reliabilitas untuk Komponen Interest...90

Tabel XXXIX Reliabilitas untuk Komponen Desire...90

Tabel XL Reliabilitas untuk Komponen Action...91

Tabel XLI Analisa Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli.92 Tabel XLII ANOVA (b)...93

(12)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Kuisioner

(13)

Pendahuluan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Salah satu bidang industri yang berkembang di Indonesia adalah industri agrobisnis. Beberapa contoh produk yang dihasilkan dari industri agrobisnis adalah produk teh.

PT Perkebunan Nusantara VIII (PERSERO) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri agrobisnis. Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia, muncul beberapa perusahaan yang juga bergerak dalam bidang industri agrobisnis, sehingga saat ini terdapat beragam jenis produk agrobisnis yang meramaikan persaingan di pasar.

(14)

Pendahuluan

2 Universitas Kristen Maranatha Oleh sebab itu, dalam hal ini peramalan terhadap penjualan produk agrobisnis yang dihasilkan, berperan penting dalam keseluruhan sistem penjualan, baik untuk menyiapkan maupun mengelola bahan baku yang dihasilkan PT Perkebunan Nusantara VIII (PERSERO) (sumber: PTPN VIII, 2001).

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 1997: 98).

Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya menghadapi persaingan yang ketat dengan competitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada customer. Pada dasarnya dengan semakin banyak

(15)

Pendahuluan

3 Universitas Kristen Maranatha Dalam perkembangan selanjutnya, faktor konsumen menjadi kunci penentu atas keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan didalam memasarkan produknya. Perusahaan harus mampu mengenali secara dini apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun masa yang akan datang. Seorang pemasar harus mampu mempunyai pengetahuan yang seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar yang baik dan memprediksi pilihan konsumen untuk mengikuti perubahan situasi market yang terus-menerus ini, serta merancang bauran pemasaran yang tepat.

Era globalisasi sekarang ini menjanjikan suatu peluang tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dimana dengan adanya era globalisasi akan dapat memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia dan disisi lain keadaan tersebut akan memunculkan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, pemasar harus pandai menghadapi persaingan, melakukan pengembangan usaha, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan produk dengan efektif (Sumber: Kompas.com, 2010).

Perusahaan yang bertujuan memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen, akan berusaha menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Pencapaian ke arah itu dilakukan melalui studi atau penelitian untuk mencari sejumlah informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli suatu produk.

(16)

Pendahuluan

4 Universitas Kristen Maranatha kesempatan perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan market share semakin besar. Di tengah persaingan yang semakin ketat, ekuitas merek bisa

menjadi senjata andalan untuk menarik minat dan mengikat loyalitas pelanggan. Merek yang sejati adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat. Suatu produk yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka panjang. Konsumen menjadikan merek sebagai salah satu pertimbangan penting ketika hendak membeli suatu produk atau jasa. Pertimbangan tersebut didasari oleh banyak aspek, baik aspek rasional maupun emosional ( Aaker, 1991: 22 ).

Menurut pendapat Aaker (1991), merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, serta membedakannya dari barang atau jasa yang dihasilkan para pesaing. Pada akhirnya, merek memberikan tanda citra/image merek mengenai sumber produk serta melindungi konsumen maupun produsen dari para pesaing yang berusaha memberikan produk–produk yang tampak identik.

(17)

Pendahuluan

5 Universitas Kristen Maranatha Pengelolaan citra merek bertujuan untuk membangun merek yang baik, kuat dan unik, sehingga terbentuk identitas merek yang jelas di benak konsumen (Davis, 2000: 132). Oleh karena itu, sebelum menemukan pilihan untuk membeli sesuatu merek, konsumen akan benar-benar melihat manfaat yang diperoleh atas nilai uang yang dikeluarkannya.

Citra merek tidak hanya memberikan identitas bagi produk tetapi merupakan sesuatu hal yang bisa memberikan suatu kebanggaan bahkan fanatisme sehingga merek yang terpercaya diyakini mampu meningkatkan kekuatan dari merek tersebut, merek bukan hanya sekedar simbol atau sekedar nama saja, tetapi juga menggambarkan produk, layanan, distribusi bahkan perusahaan. Sehingga mampu memberikan image tersendiri. Image suatu merek produk dapat berupa citra mengenai suatu merek tertentu berdasarkan pengalaman konsumen, informasi dari teman, ataupun informasi komersial yang didapatkan dari media massa.

(18)

Pendahuluan

6 Universitas Kristen Maranatha Pertumbuhan itu mengikuti pertambahan jumlah penduduk dan masih rendahnya tingkat konsumsi minuman ringan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan perlu menganalisis perilaku konsumen teh siap minum dalam kemasan (TSMDK) untuk mengetahui pola pembeliannya.

Masyarakat kini mulai berpikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan, terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan mendorong pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share dan salah satu cara mencapai market share adalah ekuitas merek.

Merek atau brand merupakan nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Salah satu peranan merek adalah menjembatani harapan konsumen pada saat produsen menjanjikan sesuatu pada konsumen, Sehingga ikatan emosional dapat tercipta antara perilaku konsumsi konsumen dengan perusahaan melalui ekuitas merek. Dengan banyaknya merek teh siap minum dalam kemasan yang ada di pasaran, hal ini akan mendorong perusahaan untuk bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi pemasaran yang tepat, seperti desain kemasan, warna, aroma, bentuk-bentuk strategi, penetapan harga jual produk, dan penempatan distribusi.

(19)

Pendahuluan

7 Universitas Kristen Maranatha pakaian, dan lain-lain merupakan hal yang sangat berbeda dengan barang-barang tersier (pelengkap). Pembelian barang-barang kebutuhan tersier membutuhkan lebih banyak pertimbangan dalam memilih produk/jasa dibandingkan pembelian barang-barang kebutuhan primer.

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara minat untuk membeli dan keputusan pembelian, yaitu faktor sikap orang lain dan faktor situasi yang tidak diharapkan (Kotler, 2001: 165).

Perusahaan yang menganut konsep pemasaran, biasanya memiliki tujuan memberi kepuasan terhadap konsumen dan masyarakat lain dalam pertukarannya untuk mendapatkan laba. Hal ini berarti konsep pemasaran menganjurkan bahwa perumusan strategi pemasaran sebagai suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tertentu (sumber: kabarbisnis.com, 2010).

Penyusunan strategi pemasaran menyangkut proses interaksi antara kekuatan pemasar di dalam perusahaan dan peluang di luar perusahaan. Strategi pemasaran merupakan pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pemasaran pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pemasaran menguraikan tempat yang akan dituju, strategi pemasaran menunjukkan rute yang harus dilalui, sedangkan rencana atau taktik menentukan alat yang akan digunakan untuk mencapai tempat melalui rute yang dipilih (sumber: industri.kontan.co.id, 2010).

(20)

Pendahuluan

8 Universitas Kristen Maranatha perubahan perilaku konsumen (Dharmmesta dan Handoko, 2000: 119).

Perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran, serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.

Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan kualitas yang baik. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan tujuan perusahaan agar produk yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen serta memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan pemasaran produk suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen.

Keputusan konsumen untuk membeli barang atau menggunakan jasa tertentu didasarkan pada nilai, sikap, dan persepsinya (sumber: kabarbisnis.com, 2010). Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen, maka dapat diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama dipasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif, maka produk akan disukai, dengan anggapan bahwa kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk tersebut, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

(21)

Pendahuluan

9 Universitas Kristen Maranatha Nusantara (persero) VIII adalah salah satu diantara perkebunan milik negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun Kamil, S.H, No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996.

Akta pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH, No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002. Teh Walini dibuat dari bahan baku teh pilihan yang diolah tanpa campuran pewarna apapun, dengan kombinasi campuran beberapa Teh jenis kualitas ekspor, dan dikemas secara profesional. Kemasan teh dibuat dengan standar dunia yang membuat keutuhan mutu teh terjaga. Keunggulan Teh Walini dibanding teh lainnya yang sejenis, diantaranya adalah terbuat dari bahan baku yang berkualitas ekspor yang berasal dari perkebunan di daerah Bandung dan sekitarnya dan merupakan hasil perpaduan atau kombinasi dari beberapa jenis hasil kreativitas olahan para pakar teh di Indonesia (sumber : data / informasi PTPN VIII, 2010).

Pengembangan RTD (ready to drink) teh merupakan upaya PT Perkebunan Nusantara (persero) VIII untuk mengembangkan produk dan pemasaran hilir komoditi teh. RTD teh dengan brand Walini diproduksi dalam botol yang siap minum.

(22)

Pendahuluan

10 Universitas Kristen Maranatha (makloon) sehingga tidak membutuhkan biaya investasi yang besar. Jika proses

produksi, proses pemasaran dan distribusi produk direspon dengan baik oleh masyarakat, maka langkah perusahaan ke depan akan semakin terbuka untuk mendirikan pabrik sendiri.

Pada tahun 2009, RTD teh dalam kemasan botol PET diproduksi sebanyak 6 juta botol ukuran 300 ml, untuk tahun selanjutnya, produksi RTD teh akan dikembangkan sesuai dengan permintaan pasar.

Tabel I. Market Share Teh Siap Minum Dalam Kemasan Tahun 2009

2009

Sumber : SWA No. 16/XXII/Juli-Agustus 2007 ; SWA NO. 18/XXIV/Agustus-September 2008 ; SWA No. 16/XX/Juli-Agustus 2009

Dari tabel I diatas terlihat market share dari Teh Walini pada tahun 2009 dengan pesaing TSMDK. Pada tahun 2009 market share Teh Walini mencapai 3,8%, market share tersebut masih sedikit dibandingkan dengan merek-merek teh lainnya.

(23)

Pendahuluan

11 Universitas Kristen Maranatha televisi dengan menayangkan iklan-iklan produknya seperti: iklan televisi dengan slogan “Sensasi teh, organik Indonesia”, begitulah slogan minuman Teh Walini yang dicetuskan agar ingat dibenak konsumen. Teh Walini adalah ahlinya teh sehingga meluncurkan produk lain yang berbasis teh.

Khasiat yang terkandung di dalam teh Walini, seperti :  Anti oksidan

- Mencegah pembentukan radikal (bebas) oksigen dalam tubuh - Melindungi lemak dalam plasma darah

- Melindungi kerusakan minyak dan lemak makan, dapat digunakan sebagai pewarna alami.

 Anti tumor

- Menekan pertumbuhan sel tumor - Menekan pemrosesan bentuk tumor

- Menekan kanker payudara yang tumbuh spontan.  Menghambat aktivitas enzim

- Enzim angiotensin I – Amilase, Sukrase dan maltase - Enzim glucosy I transferase pada mutan streptokokus - Enzim pemacu HIV – Enzim tyrosinase.

 Anti peningkatan kolestrol  Anti peningkatan tekanan darah

Teh yang siap minum, rasa yang enak, mudah didapat, kemasan yang praktis, dan harganya yang terjangkau membuat konsumen seperti anak muda memilih produk ini.

(24)

Pendahuluan

12 Universitas Kristen Maranatha pelajar dan mahasiswa yang tidak mau dibuat susah untuk membuat teh terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dan juga bagi mahasiswa yang jauh dari orang tua (kos) teh siap minum menjadi pilihan utama dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini berusaha mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian teh siap minum dalam kemasan merek Teh Walini dilihat dari image/citra merek.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk mengambil topik penelitian mengenai “PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN: STUDI KASUS PADA TSMDK MEREK TEH WALINI DI BANDUNG”.

1.2 Identifikasi Masalah Merek Produk

Peranan brand image produk dalam membangun ekuitas untuk meningkatkan minat beli konsumen pada produk teh siap minum dalam kemasan merek Walini, maka diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap brand image produk teh siap minum dalam kemasan merek Walini?

2 Berapa besar pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen pada produk teh siap minum dalam kemasan merek walini?

(25)

Pendahuluan

13 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang berjudul pengaruh brand image terhadap minat beli konsumen: studi kasus terhadap TSMDK Teh Walini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi atau tanggapan konsumen terhadap brand image produk teh siap minum dalam kemasan merek Walini.

2. Untuk menganalisis pengaruh brand image produk teh siap minum dalam kemasan merek walini terhadap minat beli konsumen.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh Teh Walini dalam meningkatkan brand image produk dan minat beli konsumennya.

1.4 Kegunaan Penelitian

Bagi penulis sendiri, sebagai kesempatan memahami pentingnya perusahaan dalam membangun brand image agar dapat menarik minat beli konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk perusahaan.

1. Bagi perusahaan yang bersangkutan, sebagai rekomendasi dalam mengembangkan citra merek dari produk yang ditawarkan sehingga produk tersebut memiliki tingkat awareness yang tinggi dan menarik minat konsumen serta meningkatkan market share produk perusahaan dalam industri teh siap minum dalam kemasan di tingkat nasional.

(26)

Kesimpulan dan Saran

94 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh brand image terhadap Minat Beli Konsumen: Studi Kasus pada TSMDK Merek Teh

Walini di Kota Bandung, maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut:

5.1Kesimpulan

Persepsi konsumen terhadap Brand image produk TSMDK merek Walini

 Mayoritas responden menjawab setuju sebesar 47%, yaitu bahwa Produk Teh Walini memiliki produk yang berbeda dari pesaingnya.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa Rasa produk Teh Walini

berbeda dibandingkan dengan produk yang dikeluarkan pesaing-pesaingnya sebesar 53%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa menurut responden produk Teh Walini adalah produk yang dapat diandalkan sebesar 44%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa setelah mengkonsumsi produk Teh Walini responden merasa lebih sehat sebesar 46%.

(27)

Kesimpulan dan Saran

95 Universitas Kristen Maranatha Brand Image hanya mempengaruhi minat beli sebesar 49,2% sementara

sisanya sebesar 50,8% dipengaruhi oleh faktor lain, penulis mengambil asumsi bahwa faktor lainnya yang sebesar 50,8% dipengaruhi oleh manfaat fungsional produk, kualitas bahan baku, distribusi produk dll.

Minat Beli

Persepsi konsumen terhadap faktor Awareness pada produk TSDMK merek Walini

 Mayoritas responden menjawab setuju sebesar 57., bahwa responden mengetahui keberadaan produk Teh Walini.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden mengetahui produk Teh Walini sebesar 53%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden mengetahui lokasi penjualan Teh Walini sebesar 43%.

Persepsi konsumen terhadap faktor Interest pada produk TSMDK merek Walini

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden tertarik untuk mencari produk Teh Walini sebesar 39%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden memiliki keinginan untuk mengkonsumsi Teh Walini sebesar 39%.

(28)

Kesimpulan dan Saran

96 Universitas Kristen Maranatha

Persepsi konsumen terhadap faktor Desire pada produk TSDMK merek Walini

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden memiliki keinginan untuk mengkonsumsi Teh Walini sebesar 48%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden memiliki keinginan untuk mencari informasi produk Teh Walini sebesar 39%.  Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden memiliki

keinginan untuk membeli produk Teh Walini sebesar 51%.

Persepsi konsumen terhadap faktor Action pada produk TSDMK merek Walini

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden mengunjungi toko untuk membeli produk Teh Walini sebesar 44%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden mencoba mencari produk Teh Walini sebesar 39%.

 Mayoritas responden menjawab setuju, bahwa responden membeli produk Teh Walini sebesar 45%.

(29)

Kesimpulan dan Saran

97 Universitas Kristen Maranatha

5.2Saran

Dapat dilihat dari hasil pengukuran pengaruh persepsi responden terhadap interest untuk ketertarikan membeli produk Teh Walini adalah responden

memiliki persepsi biasa. Oleh karena itu untuk mengatasi kondisi tersebut, perusahaan harus melakukan pengembangan produk, penetapan harga strategis, rencana promosi produk dan pendistribusian produk yang efektif untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis perusahaan agar dapat meningkatkan market share produk Teh Walini di industri TSMDK Indonesia.

(30)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku:

Aaker, David A. 1991. Marketing Research. New Jersey: Prentice Hall International. 2006. Advertising Management. Free Press: New York. Armstrong, Gary, and Kotler, Philip. 2008. Marketing an Introduction 6th

Edition. Pearson Education International, Prentice Hall, New Jersey.

Assael, Henry. Consumer Behavior and Marketing Action. 4th edition. Boston: PWS.

Berman, Evans. 2007. Retail Management: A Strategic Approach, 10 th Edition, Pentice-Hall, New Jersey, U.S.A.

Boyd, H. W., Walker, O. C., dan Larreche, J. C. 2000. MANAJEMEN PEMASRAN:Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Boyd, H. W., Walker, O. C., dan Larreche, J. C. 2006. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global Jilid I. Jakarta : Erlangga

Cholid, Narbuko. 2003 Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Bumi aksara. Cooper dan Emory. 1996, Bussines Reaserch Method, 5 th Edition, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Davis, 2000. Analisis Data. McGraw Hill Usa (edisi terjemahan).

Dharmmesta, dan Handoko, 2000. manajemen pemasaran. Analisis Perilaku

Konsumen Edisi 1. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta.

Durianto, Darmadi. 2007. Invasi pasar Dengan Iklan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(31)

Universitas Kristen Maranatha Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Ghalia. Keegan, Warren J. 2007. Global Marketing. 5th Edition. Pearson Education. . Kotler, Phillip. 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Prenhalindo,

Jakarta.

Kotler, Philip & Gary Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Erlangga, Jakarta 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid 1. PT. Indeks, Jakarta.

Lamb, Charles W. Hair & McDaniel. 2006. Pemasaran, Buku I. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Montague, Dayan, P. Pearson, sejnowiski & terrence J. 1995 Predictive Hebbian Learning.

Umar, Husein, 2000, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Riduwan dan Kuncoro, 2007. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Stanton, William J. 2008. Fundamental of Marketing. 10th Edition. Mc Graw-Hill International Edition, New York.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Tjiptono, Fandy. 1997. Manajemen pemasaran. Penerbit PT.Andi, Yogyakarta. Daftar artikel:

(32)

Universitas Kristen Maranatha Daftar Situs Internet:

www.Kompas.com, pada tanggal 12 maret 2011. www.PTPN8.com, pada tanggal 12 maret 2011.

Gambar

Tabel I. Market Share Teh Siap Minum Dalam Kemasan Tahun 2009

Referensi

Dokumen terkait

Software Matlab mempunyai beberapa perintah yang dapat digunakan untuk membuat jaringan syaraf tiruan backpropagation. newff digunakan untuk membentuk jaringan syaraf

Menurut Sodiq dan Abidin (2008:3), usaha peternakan kambing memiliki karakteristik pendukung sebagai berikut:.. Modal awal yang dibutuhkan relatif lebih kecil

Data yang digunakan yaitu data sekunder, data sekunder berupa kerawanan longsorlahan, kerugian pada lahan kebun, dan bahaya longsorlahan.. Analisis data menggunakan

Tema utama surat al-H{ujura>t adalah mengenai akhlak, mulai dari akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, akhlak terhadap diri sendiri, sampai akhlak kepada orang lain, baik

(3) Daerah sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri atau menteri yang terkait dengan bidang sumber daya air atau pemerintah daerah sesuai dengan

Sampel yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008 – 2011, total sampel yang digunakan berjumlah 44

Indonesia telah meratifikasi Konvensi Jenewa 1949 tanpa reservasi apapun melalui Undang- undang Republik Indonesia (RI) Nomor 59 Tahun 1958, namun, untuk dapat

tentang kesehatan reproduksi menyebutkan bahwa aborsi akibat perkosaan diperbolehkan dengan syarat apa bila usia kehamilan kandungan tersebut masih berusia 40 hari