DAFTAR ISI
1.2. Permasalahan Dan Ruang Lingkup ...3
1.3. Tujuan Perancangan ... 3
1.4. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data ...4
1.5. Skema Perancangan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori ...6
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1. Data Dan Fakta ... 28
3.2. Analisi Terhadap Permasalah Berdasarkan Data Dan Fakta ...38
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1. Konsep Komunikasi ...43
4.2. Konsep Kreatif ...43
4.3. Konsep Logo ...44
4.4. Strategi Media Promosi ...47
4.6. Hasil Karya ...50 4.7. Proses (Tahapan Pengerjaan) ...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...61 5.2 Saran ...62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DATA PENULIS
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Skema Perancangan...5
Gambar 3.1 : Logo BIP...28
Gambar 3.9 : Cerita Rakyat Nusantara...36
Gambar 4.1 : Logo Andhe Andhe Lumut...44
Gambar 4.2 : Karakter Panji...45
Gambar 4.3 : Karakter Putri Candra Kirana...46
Gambar 4.4 : Karakter Kleting Bersaudara...46
Gambar 4.5 : Karakter Yuyu Kangkang...46
Gambar 4.6 : Bangau...47
Gambar 4.7 : Karakter Mbok Randa...47
Gambar 4.8 : Layout 1...50
Gambar 4.21 : X-banner...56
Gambar 4.22 : Sketsa Awal...57
Gambar 4.23 : Protortupe Kasar 3D...58
Gambar 4.24 : Tracing...58
Gambar 4.25 : White Dummy...59
Gambar 4.26 : Finishing Artwork...59
Gambar 4.27 : Nesting...60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Kepulauan dengan berbagai macam
kebudayaan dengan latar belakang yang beragam. Akan tetapi sangat
disayangkan bahwa kebudayaan negara lain malah lebih banyak disukai
masyarakat luas dan tidak heran sebagian kebudayaan asing tersebut menjadi
gaya hidup anak muda di Indonesia.Tentunya hal ini menyebabkan lunturnya
kecintaan terhadap budaya Indonesia.
Yang lebih ironis lagi, banyak peminat dan pengamat budaya dalam negri
yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai budaya Indonesia tetapi harus
belajar ke negara lain. Hal ini sungguh sangat disayangkan dan seharusnya
mereka tidak perlu belajar ke negara lain untuk mempelajari budaya negaranya
sendiri. Menyadari akan hal ini akan sangat baik untuk meneruskan budaya
Indonesia kepada anak-anak penerus bangsa. Memulainya dengan cerita rakyat,
anak-anak akan belajar sedikit demi sedikit mengenai kebudayaan Indonesia.
“Buku adalah jendela ilmu” itu adalah salah satu slogan pendidikan. Banyak
hal positif yang bisa diambil dengan membaca. Maka buku merupakan salah satu
media yang pas untuk menyampaikan informasi. Tapi, sangat disayangkan bahwa
saat ini sulit untuk memilih bacaan yang baik untuk anak. Selain itu banyaknya
game-game bermunculan dan banyaknya tayangan televisi yang menarik mudah
membuat perhatian anak-anak teralih. Maka dirasa penting untuk membuat buku
cerita yang dapat menarik minat baca anak.
Bidang ilmu DKV sangat diperlukan dalam menciptakan sebuah buku yang
menarik dan mengandung banyak informasi. Tanpa sentuhan desain yang baik,
maka buku tersebut kurang diminati. Dengan pernyataan tersebut, penulis ingin
membuat sebuah buku cerita rakyat yang menarik dan tentunya dapat
Tentunya buku tersebut juga diharapkan dapat menarik minat baca anak.
Salah satu cara yang ditempuh untuk membuat buku tersebut menarik adalah
dengan membuatnya sebagai buku cerita pop-up.
Salah satu tujuan bercerita atau mendongeng adalah menanamkan nilai moral
dan etika yang baik pada anak. Diharapkan anak dapat mengambil teladan yang
baik dari cerita yang ia dengarkan. Dikarenakan begitu banyaknya cerita rakyat
di Indonesia, maka perlu dipilah cerita rakyat yang mengandung nilai seni,
sejarah, dan moral yang baik untuk anak.
Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar dari banyaknya pulau di
Indonesia dan memiliki jumlah penduduk terpadat. Salah satu kebudayaan yang
berakar kuat di pulau ini adalah kebudayaan Jawa. Di pulau Jawa khususnya di
Jawa Timur, dikenal cerita rakyat yang diangkat dari sejarah kerajaan kuno yang
pernah berdiri di daerah tersebut. Akan tetapi, cerita tersebut adalah karya fiksi
yang penokohannya diambil dari raja dan ratu dari kerajaan tersebut. Cerita ini
sangat populer di kalangan masyarakat dan memiliki berbagai macam versi
dengan tokoh yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Begitu populernya
hingga cerita ini mendarah daging di kalangan masyarakat Jawa.
Cerita Panji ialah cerita yang berasal dari Jawa. Menceritakan tentang
kepahlawanan dan cinta yang berpusat pada dua orang tokoh utama, yaitu Panji
Inu Kertapati dan Putri Candra Kirana. Cerita ini memiliki banyak versi, dan
telah menyebar di beberapa tempat di Nusantara (Jawa, Bali, Kalimantan) dan
juga di Negara-negara di Asia Tenggara (Malaysia, Thailand, Kamboja,
Myanmar, Filipina).
“Andhe Andhe Lumut” adalah salah satu variasi dari cerita Panji. Cerita ini
mengisahkan tentang Pangeran Panji yang mencari Putri Candra Kirana. Putri
Candra Kirana menghilang dari istana untuk melindungi dirinya saat terjadi
peperangan di Kerajaan Jenggala. Demi menemukan Putri Candra Kirana,
Pangeran Panji rela menyamar menjadi penduduk desa dan menjadi anak angkat
seorang janda tua bernama Mbok Randa.
Seiring dengan berjalannya waktu, cerita ini sering diceritakan dari mulut ke
tradisional yang dikenal hingga saat ini. Cerita dengan tema seperti ini disebut
Daur atau Siklus Panji, dan hasil karya sastranya dikenal dengan Sastra Panji.
Cerita dengan tema Panji menjadi menarik untuk diceritakan kepada
anak-anak karena dengan cerita ini anak-anak-anak-anak mendapatkan pendidikan moral,
pengetahuan sejarah, serta asal usul kesenian tradisional di Jawa.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melestarikan kebudayaan
Indonesia adalah dengan meneruskannya kepada anak penerus bangsa. Dengan
menanamkan rasa cinta pada kebudayaan negri sendiri pada anak-anak,
setidaknya dapat menghindari punahnya kebudayaan yang ada. Buku merupakan
salah satu media yang baik untuk menyampaikan informasi. Kendalanya adalah
memilih cerita yang baik dan menyajikannya untuk menumbuhkan minat
membaca pada anak. Oleh sebab itu, diperlukan cerita dengan media yang tepat
untuk menumbuhkan minat membaca dan memberi teladan yang baik pada anak.
Berdasarkan fenomena yang terjadi, yang menjadi pokok permasalahan adalah:
• Bagaimana cara menyajikan buku cerita rakyat “Andhe Andhe Lumut” Pop-Up untuk anak-anak berumur 8-15 tahun
• Bagaimana membuat buku cerita rakyat “Andhe Andhe Lumut” Pop-Up agar menarik dan disukai anak-anak sehingga mereka tertarik untuk mempelajari
kebudayaan Indonesia disukai.
Hal yang dikerjakan adalah menciptakan buku cerita rakyat “Andhe Andhe
Lumut” Pop-Up untuk anak berumur 8-15 tahun dan promosi buku. Buku ini
digunakan untuk jangka panjang dan dapat menjadi koleksi menarik untuk
anak-anak.
1.3Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan adalah jawaban untuk masalah teridentifikasi, yaitu:
• Menciptakan visual dan Pop-Up yang menarik hingga dapat disukai oleh anak-anak sehingga mereka tertarik untuk mempelajari kebudayaan Indonesia
1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 1.4.1Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah:
1.4.1.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data yang secara
langsung dilakukan oleh penulis atau yang menjadi wakil penulis.
Penulis melakukan wawancara terhadap penerbit dan psikolog anak.
1.4.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil tidak dari sumber lansung,
yaitu data yang diambil dari literatur, karya sastra, artikel, dan data
internet yang telah dilakukan peneliti lain. Penulis banyak
menggunakan media internet dan buku literatur.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah:
1.4.2.1 Wawancara
Wawancara bersifat fleksibel. Penulis mewawancarai narasumber untuk
menghasilkan data nyata melalui jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan.
Selain itu, penulis juga dapat mengetahui pendapat narasumber sebagai
masukan untuk menentukan langkah selanjutnya.
1.4.2.2 Studi Pustaka
Penulis melakukan teknik studi pustaka dengan menggunakan buku sebagai
referensi dan melalui media internet untuk melengkapi data yang
dibutuhkan dan fakta yang ada.
1.4.2.3 Kuisioner
Penulis menggunakan teknik kuisioner dengan membagikan kepada
anak-anak Sekolah Dasar dengan usia 8 tahun ke atas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Riset dan survei sangat dibutuhkan dalam membuat produk. Selanjutnya
adalah menentukan produk yang akan dibuat. Setelah menentukan produk,
menentukan SWOT dan membuat strategi marketingnya agar produk tersebut
tepat sasaran dan laku di pasaran.
Dalam membuat merchandise atau bonus juga perlu dipikirkan
kegunaannya karena merchandise tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana
promosi. Yang harus diingat adalah jangan sampai mengeluarkan biaya lebih
tetapi tidak mendatangkan keuntungan.
Dalam membuat buku rumit seperti buku pop-up dibutuhkan pengetahuan
tentang seluk beluk percetakan terutama dalam proses membuat pisau potong.
Pembuat buku harus tahu keterbatasan dalam pembuatan pisau tersebut untuk
mempercepat proses produksi. Tahapan-tahapan harus benar-benar
diperhatikan agar dapat menghasilkan karya yang baik. Dan yang terpenting
dari keseluruhan adalah pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh
pembaca.
Promosi sangat berpengaruh terhadap keberadaan sebuah produk. Dengan
promosi yang terencana tentunya buku akan lebih dikenal di kalangan
masyarakat. Sebuah produk harus memiliki target market yang jelas. Dengan
kejelasan target market, tentunya produk tersebut bisa sampai ke tangan
konsumen yang tepat.
Dalam kehidupan nyata, penggunaan bahan material harus dipikirkan
secara benar dan disesuaikan dengan target market yang dituju sehingga budget
yang dikeluarkan lebih efisien dan ekonomis, serta meningkatkan keuntungan
penjualan (dalam percetakan, perbedaan bahan material dapat meningkatkan
biaya produksi yang cukup banyak. Makin sedikit jenis material, makin murah
5.2 Saran
Penggalian moral dari sebuah cerita terlebih lagi cerita rakyat diperlukan,
tetapi moral tersebut seharusnya lebih diperlihatkan karena anak-anak belum mampu
menggali moral tersebut sendiri.
Cerita rakyat memiliki banyak makna simbol. Contohnya adalah Yuyu
Kangkang dalam cerita ini yang diceritakan adalah kepiting raksasa jelmaan Prabu
Kelana. Pada dasar ini, tokoh Yuyu Kangkang ini adalah nelayan yang ”cunihin”
atau genit (hidung belang). Simbol lain adalah adat istiadat Jawa. Hal ini sebaiknya
diperjelas agar anak-anak tidak terbawa oleh imajinasi yang tidak masuk akal dan
DAFTAR PUSTAKA
(1994), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Akbar, Reni – Hawadi, (2001), Psikologi Perkembangan Anak – Mengenal Sifat dan
Kemampuan Anak, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Bunanta, Dr. Murti, SS., MA, (2008), Mendongeng dan Minat Membaca, Jakarta:
Kelompok Pecinta Bacaan Anak
http://episentrum.com/artikel-psikologi/manfaat-dan-kekuatan-dongeng-pada-psikologi-anak
http://episentrum.com/artikel-psikologi/pengaruh-permainan-pada-perkembangan-anak/
http://episentrum.com/layanan/story-telling/
http://en.wikipedia.org/wiki/Book_design
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilustrasi
http://www2.scholastic.com/browse/article.jsp?id=1518
http://www.robertsabuda.com
http://www.wacananusantara.org/2/628/Keteladanan%20Panji%20dalam%20Penge
mbangan%20Lingkungan%20Kesenian%20Lokal?mycustomsessionname=25c2ac8d
Carter, David E.,(1999), The Elements of Pop-Up: A Pop-Up Book For Aspiring
Paper Engineers, New York: Little Simon
Poerbatjaraka, R.M. Ng., 1952, Kepustakaan Djawi. Jakarta/Amsterdam: Jambatan.
Poerbatjaraka, 1966, Tjerita Pandji dalam Perbandingan. Diindonesiakan oleh: Zuber
Usman dan H.B. Jassim. Djakarta: Gunung Agung.
Rassers, W.H., 1959, Panji, The Cultural Hero: Structural Study of Religion in Java.
The Hague: Nijhoff (Dutch ed. 1922).
Sedyawati, Edi, 1986, Pengarcaan Ganesha Masa Kadiri dan Singhasari: Sebuah
Tinjauan Sejarah Kesenian. Disertasi, Jakarta: UI.
Zoetmuder, P.J., 1995, Kamus Jawa Kuna – Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka