iv
STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDUNG NO. 1511/Pid.B/2011/PN.Bdg TENTANG PERBUATAN CABUL YANG DILAKUKAN OLEH ANOM YUNI SETIAWAN TERHADAP ANAK
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
ABSTRAK Missi Aisyiah 110110097001
Putusan Pengadilan Negeri Bandung No. Reg. 1511/ Pid. B./ 2011/ PN.Bdg. telah menjatuhkan pidana 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan penjara terhadap Anom Yuni Setiawan (Terdakwa) dengan alasan bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi seluruh unsur yang ada dalam Pasal 290 ke-2 KUHP. Akan tetapi, diketahui dari fakta hukum yang ada ternyata unsur dari pasal tersebut tidak terpenuhi, dan diketahui bahwasanya umur korban adalah 15 tahun. dalam perkara atas terdakwa Anom Yuni Setiawan majelis Hakim telah keliru menerapkan Pasal yang menjadi dasar penjatuhan hukuman, serta tidak mempertimbangkan Asas
Lex Specialis Derogat Legi Generali. Berdasarkan hal tersebut, penelitian
terhadap kasus ini betujuan untuk mengetahui apakah putusan Hakim PN No.1511/Pid.B/2011/PN.Bdg telah tepat memutus terdakwa Anom Yuni Setiawan didasarkan pada Pasal 290 ke-2 KUHP sedangkan diketahuinya bahwa umur anak tersebut adalah 15 tahun, juga untuk mengetahui apakah putusan Hakim PN No.1511/Pid.B/2011/PN.Bdg yang menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Anom Yuni Setiawan selama 1 Tahun 6 bulan telah sesuai dengan tujuan pemidanaan.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang mana tujuannya adalah memperoleh gambaran menyeluruh dan sistematis terhadap norma hukum, asas hukum, dan pengertian hukum dalam suatu hukum positif. Pendekatan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yang dilakukan dengan studi kepustakaan serta penelaahan terhadap peraturan perundang undangan yang terkait dengan permasalahan hukum yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa pertimbangan Majelis Hakim tidaklah tepat menjadikan Pasal 290 ke-2 KUHP sebagai dasar penjatuhan hukuman, karena dalam hal ini unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal tersebut tidak terpenuhi, sedangkan diketahui dari fakta hukumnya, perbuatan tersebut telah memenuhi unsur-unsur perbuatan cabul sebagaimana diatur dalam Pasal 82 Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. disisi lain Majelis Hakim telah mengabaikan asas Lex Spesialis derogat legi
generali, selain itu putusan majelis hakim yang menjatuhkan hukuman