• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASJID KELURAHAN TELUK NILAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASJID KELURAHAN TELUK NILAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI SKRIPSI"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASJID KELURAHAN TELUK NILAU

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI SKRIPSI

M. YENDRI TP 161502

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(2)

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MASJID KELURAHAN TELUK NILAU

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna MemperolehGelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam

M. YENDRI TP 161502

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(3)

iii

KEMENTRIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

NOTA DINAS

Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

Revisi Halaman In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Di Jambi

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skiripsi saudara:

Nama : M. Yendri

NIM : TP. 161502

Judul Skripsi : Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan di Masjid Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.

Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, Juni 2020 Mengetahui

Pembimbing I

Drs. H. Constantin, M.Ag NIP.195712311985031025

(4)

iv

KEMENTRIAN AGAMA RI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

NOTA DINAS

Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl

Revisi Halaman

In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 R-0 - 1 dari 1

Hal : Nota Dinas Lampiran : -

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Di Jambi

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skiripsi saudara:

Nama : M. Yendri

NIM : TP. 161502

Judul Skripsi : Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan di Masjid Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.

Dengan ini kami mengharapkan agar skiripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Jambi, Juni 2020 Mengetahui

Pembimbing II

Ely Suraiyya, S.Ag, M.Pd NIP.196910201995032002

(5)

v

(6)

vi

KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman

In.08-PP-05 In.08-FM-PP-05-01 R-0 - 1 dari1

Nama : M. Yendri

Nim : TP161502

Jurusan Prodi : Tarbiyah/ PAI Semester : IX (Sembilan)

Judul Skripsi : Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan Di Masjid Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Pembimbing I : Drs. H. Constantin, M.Ag

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing 1 Jum’at, 06 Maret 2020 Perbaikan Proposal

2 Kamis, 19 Agustus 2020 ACC Seminar Proposal 3 Senin, 14 September 2020 Seminar Proposal

4 Senin, 05 Oktober 2020 Perbaikan Hasil Seminar 5 Senin, 12 Oktober 2020 ACC Riset

6 Rabu, 17 Februari 2021 Bimbingan Skripsi 7 Jum’at, 26 Februari 2021 Perbaikan BAB IV dan V 8 Sabtu, 27 Februari ACC Munaqasah

Jambi, 28Februari 2021 Mengetahui Pembimbing I Drs. H. Constantin, M.Ag NIP.195712311985031025

(7)

vii

KEMENTRIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTHAN THAHA SYAIFUDDINJAMBI KARTU KONSULTASI SKRIPSI

Kode Dokumen No Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl Revisi Halaman

In.08-PP-05 In.08-FM-PP-05-01 R-0 - 1 dari1

Nama : M. Yendri

Nim : TP161502

Jurusan Prodi : Tarbiyah/ PAI Semester : IX (Sembilan)

Judul Skripsi :Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan Di Masjid Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Pembimbing II : Ely Suraiyya, S.Ag, M.Pd

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tanda Tangan

Pembimbing 1 Senin, 10 Februari 2020 Bimbingan Proposal

2 Selasa, 11 Februari 2020 Perbaikan Proposal 3 Kamis, 19 Agustus 2020 ACC Seminar Proposal 4 Senin, 14 September 2020 Seminar Proposal

5 Senin, 05 Oktober 2020 Perbaikan Hasil Seminar 6 Senin, 05 Oktober 2020 ACC Riset

7 Rabu, 10 Februari 2021 Bimbingan Bab IV Dan V 8 Rabu, 17 Februari 2021 PerbaikanSkripsi

9 Rabu, 17 Februari 2021 ACC Munaqasah

Jambi, 28 Februari 2021 Mengetahui

Pembimbing II

Ely Suraiyya, S.Ag, M.Pd NIP.196910201995032002

(8)

viii

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu pengetahuan serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk Ayahanda Saleh dan Ibunda Sarifah. Apa yang saya dapat hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata kalian. Terimakasih atas semua dukungan dan cinta kasih kalian, baik dalam bentuk materi maupun moril. Karya ini saya persembahkan untuk kalian, sebagai wujud rasa terimakasih atas pengorbanan dan jerih payah kalian sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Untuk adik saya ramadani dan kakak saya yang selalu mensuport.

Walaupun sekarang kita jarang berjumpa, tetapi tak pernah mengurangi rasa sayang saya pada kalian. Semangat belajarnya terus agar kelak engkau bisa membanggakan agama, orangtua, dan Negara.

(10)

x

MOTTO

ََةو ٰك َّزلاىَتٰا َوَةوٰلَّصلاَماَقَا َو ِر ِخٰ ْلْاِم ْوَيْلا َوِهّٰللاِبَنَمٰاْنَمِهّٰللاَد ِجٰسَمُرُمْعَياَمَّنِا

ََنْيِدَتْهُمْلاَنِما ْوُن ْوُكَّيْنَاَكِٕى ٰٰۤلوُاىٰٰٓسَعَفََۗهّٰللا َّلِْاَشْخَيْمَلَو

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka

mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S.

At-Taubah ayat: 18)

KATA PENGANTAR

(11)

xi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul Pembinaan akhlak remaja melalui kegiatan keagamaan di masjid kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada insan yang rela anaknya yatim, istrinya menjadi janda, demi menegakkan kalimat tauhid “Lailaahailallah muhammadurrasulullah”, karena berkat perjuangan beliaulah kita bisa terselamatkan dari alam yang penuh dengan kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita rasakan pada saat ini, dengan lafaz

“Allahumma shalia’ala sayidina Muhammad wa’ala ali sayidina Muhammad”.

Mudah-mudahan kita mendapatkan syafa’at beliau di yaumil akhir nanti.

Selanjutnya penulis juga berterima kasih kepada orang tua, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan proposal ini. Dan juga pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada pembimbing, karena dengan bimbingan beliaulah proposal ini bisa selesai dengan tepat waktu.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat- syarat guna mencapai gelar Sarjana di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil.Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Prof. Dr. H Su’aidi, MA., Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. Hj. Fadhilla M.Pd sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. Risnita M.Pd sebagai Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Dr. Najmul Hayat S.Ag, M.Pd.I sebagai Wakil dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(12)

xii

5. Dr. Yusria S.Ag, M.Pd.I sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Mukhlis S.Ag, M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Drs. H. Constantin, M.Ag selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ely Suraiyya, S.Ag, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat demi terselesainya skripsi ini.

Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-E. Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut serta memberikan semangat dan dukungan.

Penulis

M. Yendri

(13)

xi

ABSTRAK Nama : M. Yendri

Nim : TP 161502

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan Di Masjid Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Skripsi ini dilatar belakangi olehpertama terlihat bahwa kurangnya pendidikan di dalam bidang agama, kedua seringnya melakukan kegiatan yang diluar dari ajaran Islam, ketiga banyak di antara remaja tersebut tidak melakukan kewajiban apa yang sudah di perintahkan Allah di dalam Agama. Terlihat bahwa tingkah laku remaja tersebut terlihat dalam kehidupan sehari-hari yang cenderung jarang mengerjakan sholat wajib. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pembinaan akhlak remaja melalui keagamaan di masjid, untuk mengetahui bentuk pembinaan akhlak remaja melalui keagamaan di masjid, untuk mengetahui kendala apa saja yang didapat oleh ustadz tentang bagaimana pembinaan karakter remaja melalui keagamaan di masjid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field recearch). Sumber data dari penelitian ini terdiri dari data primer yaitu: Ketua Masjid, data skunder yaitu:

Remaja. Sedangkan teknik perkumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara, data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk akhlak remaja di Desa Teluk Nilau Setelah di adakannya kegiatan-kegiatan positif tentang keagamaan seperti adanya pengajian, remaja tersebut lebih banyak melakukan hal-hal yang lebih positif bahkan bisa dikatakan remaja tersebut aklaknya cukup baik.

KataKunci:Akhlak,RemajaKeagamaan.

(14)

xii

ABSTRACT Name : M. Yendri

Nim : TP. 161502

Department: Islamic Education

Title :

Youth Moral Development Throught Religion At The Teluk Nilau Village Mosque Pengabuan District West Tanjung Jabung Regency

The purpose of this study was to find out how adolescent moral development through religion in mosques, to find out the form of adolescent moral development through religion in mosques, to find out what obstacles the ustadz had about how to build youth character through religion in mosques. This thesis is motivated by first, it appears that the lack of education in the field of religion, secondly, they often carry out activities that are outside the teachings of Islam, thirdly, many of these teenagers do not carry out the obligations that Allah has commanded in Religion. It can be seen that the behavior of these adolescents can be seen in everyday life who tend to rarely do the obligatory prayers, when sunset time comes they are still enjoying playing. The method used in this research is descriptive qualitative method, and the type of research used is field research (field recearch). Sources of data from this study consisted of primary data, namely: the head of the mosque, and secondary data, namely: adolescents.

While the data collection techniques used were observation and interviews, the data that had been collected were then processed by data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the morality of the adolescents in Teluk Nilau Village. After carrying out positive activities about religion such as the presence of recitation, the adolescents did more positive things, and it could even be said that the adolescents had quite good morals.

Keyword: Moral, Adolescence, Religion

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... iii

KARTU KONSULTASI ... v

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR... ix

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... xvii

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Kajian Teori ... 10

1. Pembinaan akhlak ... 10

2. Remaja... 14

3. Pengertian Agama ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode dan Desain Penelitian ... 20

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 21

C. Jenis dan Sumber Data ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 25

F. Teknik Pemeriksaan Data ... 26

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN... 27

A. Temuan Umum ... 27

1. Sejarah Mesjid ... 27

2. Struktur Kepengurusan Masjid Besar Sabilul Huda ... 28

3. Letak Geografis Masjid Besar Sabilul Huda ... 30

4. Sarana dan Prasarana Masjid Besar Sabilul Huda ... 30

(16)

xiv

5. Sejarah Terbentuknya Desa ... 32

6. Keadaan Geografi Desa ... 32

7. Kondisi Geografis ... 33

8. Obirtasi ... 33

9. Keadaan social... 33

10. Temuan Khusus ... 35

11. Bentuk Akhlak Remaja di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat ... 35

12. Bentuk pembinaan akhlak remaja di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat ... 37

13. Kendala dan upaya dalam pembinaan akhlak remaja di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat ... 43

BAB V PENUTUP ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran-saran ... 48

C. Kata Penutup ... 48 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Sarana Ibadah Tabel 2 Daftar Sarana Kesehatan

Tabel 3 Daftar Sarana Pendidika

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Timbulnya berbagai penyimpangan moral di kalangan para remaja tersebut, tidaklah terlepas dari berbagai faktor yang menurut Mappiare (2011:191), antara lain: Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama, disaat sudah menjadi tradisi bahwa segala sesuatu dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan. Hal ini mengakibatkan keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan kepada Allah swt. tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah- perintah tidak diindahkan lagi. Longgarnya pegangan seseorang terhadap ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada pada dirinya.

Kekuatan pengontrol dari masyarakat dengan hukum dan peraturannya menjadi peninggalan terakhir. Kepedulian pengawasan masyarakat merupakan dorongan yang datang dari luar, sehingga apabila masyarakat tidak mengetahui maka dengan mudahnya dia akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Berbeda ketika setiap orang teguh keyakinan terhadap Allah swt dan menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah mampu mengawasi dirinya sendiri, tidak melanggar hukum dan ketentuan-ketentuan agama Islam.

Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat, ketentuan-ketentuan Tuhan yang ketat, Pembinaan moral anak selama ini banyak dilakukan dengan cara menyuruh anak menghafalkan rumusan tentang baik dan buruk, sehingga anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu, bukan dengan dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk menumbuhkan moral anak.

Ketiga, derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis.

Realita menunjukkan banyak ditemukan anak-anak sekolah menengah mengantongi obat-obatan, gambar-gambar cabul, alat-alat kontrasepsi seperti kondom dan benda-benda tajam, yang semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral. Timbulnya sikap tersebut

(19)

tidaklah lepas dari dari derasnya arus budaya materialistis, hedonistis, dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan- lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-pertunjukan, dan sebagainya.Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

Merosotnya nilai-nilai moral dan akhlak remaja ini dapat dilihat dari beberapa kejadian dan perilaku tindakan kriminal yang semakin merebak dalam berbagai jenis, bentuk, dan polanya yang sering dijumpai dalam media massa dan elektronik. Fenomena seperti itu dapat dilihat dengan adanya perkelahian antarpelajar, banyak berkeliarannya remaja pada jam sekolah, penggunaan obat terlarang (narkotika, ekstasi, dan sejenisnya), kebut-kebutan di jalan raya, pemerkosaan, pencurian, pecandu minuman beralkohol, penodongan, pelecehan seksual, dan perilaku lainnya yang melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/pelajar.

Krisis multidimensional berupa gejala kemerosotan moral ini bukan hanya menimpa kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan remaja, tunastunas muda harapan bangsa.Para orang tua, pendidik dan mereka yangberkecimpung dalam bidang agama dan sosial banyak yang mengeluhkan terhadap perilaku penyimpangan sosial sebagian remaja yang berperilaku nakal, tuak kepala, mabuk-mabukan, tawuran pelajar, pesta obat-obatan terlarang dan penyimpangan sosial lainnya.Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali menghadapi resiko- resiko kesehatan.

Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda seks primer dan sekunder serta perubahan kejiwaan meliputi perubahan emosi menjadi sensitif dan perilaku ingin mencoba hal- hal baru.

Meskipun remaja sudah matang secara organ seksual, tetapi emosi

(20)

dan kepribadiannya masih labil karena masih mencari jati dirinya sehingga rentan terhadap berbagai godaan dan lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu, remaja sangat mudah terpengaruh dengan lingkungannya termasuk pengaruh-pengaruh negatif seperti melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dan bisa merugikan dirinya dan orang lain. Pentingnya pembinaan moral remaja adalah untuk menyadarkan para generasi muda sebagai generasi penerus bangsa agar tahu peran dan tanggung jawabnya, agar tidak bersifat egois, dapat bertindak dengan bijak, dan menjadi ujung tombak kesuksesan bangsa dan negara.

Dilihat dari aspek regenerasi, maka persoalan pembinaan remaja menjadi lebih penting.Sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, remaja lebih diarahkan dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan jaminan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta mempunyai nilai-nilai agama yang luhur. Berbagai dasar pandangan argumentatif diatas, penelitian ini diharapkan dapat menyajikan gambaran alternatif tentang upaya pembinaan moral dan kreativitas remaja guna melihat dari dekat, seberapa jauh kehidupan remaja atau remaja untuk berpartisipasi memperjuangkan pembangunan nasional, khususnya yang ada di Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

sebab dengan demikian problematika yang dihadapi para remaja akan terungkap dan alternatif pemecahannya akan di dapat. Kebiasaan minum tuak remaja di Kelurahan Teluk Nilau kecamatan Pengabuan mereka menjadikan minuman tuak ini sebagai perilaku yang biasa di kalangan remaja.

Remaja masa kini memiliki banyak kerentanan dan masalah-masalah yang mengancam masa depannya.Masalah-masalah remaja yang dihadapi saat ini misalnya meningkatnya jumlah remaja dengan HIV dan AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), dan penyalahgunaan NAPZA.Masalahmasalah remaja tersebut di atas lebih dikenal sebagai TRIAD KRR yaitu tiga resiko atau tiga masalah yang sering dihadapioleh kaum remaja yang meliputi free sex, drug, dan HIV/AIDS.

Permasalahan remaja tersebut memberi dampak yang luar biasa terhadap gejolak di masyarakat.Bimbingan dari orang tua masih terlalu berat sehingga

(21)

sekolah memiliki andil untuk penanaman nilai-nilai bagi remaja.Usia remaja tentu berbeda dengan usia anak-anak dalam hal menerima nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupannya. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju ke dewasa yang seringkali remaja sudah merasa mampu memahami dan mempraktikkan nilai moral.

Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan kehidupan remaja itu selanjutnya.Masa remaja sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa.Masa tersebut memang diketahui sebagai masa yang paling menyenangkan bagi remaja itu sendiri.Namun, masa remaja juga bukan masa yang mudah dilalui oleh seorang remaja. Lantas apa yang harus disiapkan seorang remaja agar masa transisi yang dilaluinya dapat berjalan dengan baik dan mulus?

Tentunya seorang remaja harus memiliki komitmen dan persiapan yang matang.

Remaja yang diteliti merupakan remaja dalam masa akhir khususnya remaja.Remaja sebagai sosok remaja dewasa harus memiliki wawasan dan karakter yang baik dan dapat mewujudkan pribadi yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi figur generasi berkualitas.Realita dunia pendidikan dewasa ini menghadapi banyak tantangan di tengah arus informasi bebas sebagai dampak globalisasi.Arus informasi bebas bagai tidak terbatas dan tidak terbendung lagi.

Salah satu akibatnya adalah budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang cukup kuat.

Gaya hidup modern yang konsumeristik, kapitalistik, dan hedonistik, serta sikap dan perilaku lainnya yang tidak didasari oleh nilai dan budi pekerti yang luhur dari bangsa lain cepat masuk dan mudah ditiru oleh bangsa Indonesia.

Pameo bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, ramah, suka menolong, semakin kabur dalam realita.Berbagai tindak kekerasan yang terjadi, penyelesaian masalah dengan jalan kekerasan, cenderung memaksakan kehendak, serta bentrok antara mahasiswa dengan masyarakat maupun aparat penegak hukum, adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri dan sangat kita sesalkan.

Di tengah-tengah euforia reformasi yang berlebihan, fenomena perilakuperilaku anarkis, perusakan perikaian, tawuran antar sekolah, antarwarga, main hakim sendiri, transformasi etika global yang semakin bebas, serta hubungan

(22)

antar pribadi yang semakin tidak mengindahkan nilai-nilai etik dan sopan santun menjadi suatu keprihatinan dunia pendidikan kita. Pendidikan sebagai suatu proses humanisasi (to be human being) dan bagian pembangunan watak bangsa seharusnya mampu menanggulangi berbagai krisis demoralisasi dan dehumanisasi yang terjadi saat ini. Permasalahan yang dihadapi bangsa kita begitu kompleks dan harus segera dicarikan jalan keluarnya agar krisis bangsa ini dapat segera diatasi dengan cepat dan tepat.

Fenomena seperti yang dipaparkan di atas, tentu tidak boleh dibiarkan begitu saja. Bangsa Indonesia akan hancur jika anak-anak sebagai generasi penerus dibiarkan dalam kondisi tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pelaksanaan pendidikan karakter.Pendidikan karakter telah lama menjadi perhatian pemerintah.Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Pendidikan karakter merupakan salah satu solusi atau “jalan keluar” bagi berbagai krisis moral yang sedang melanda bangsa Indonesia.Di tengah kebangkrutan moral bangsa dan maraknya tindak kekerasan, maka pendidikan karakter yang menekankan pada dimensi etis- religius menjadi sangat penting dan relevan untuk diterapkan.Pendidikan merupakan salah satu kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat tindakan edukatif dan didaktis yang diperuntukkan bagi generasi yang sedang bertumbuh.Dalam kegiatan mendidik ini, manusia menghayati adanya tujuan-tujuan pendidikan.

Upaya pembentukan akhlak sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,

mengenai bagaimana ketaqwaan seseorang pada toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan terhadap nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedia melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat.

(23)

akhlak merupakan kunci utama pembangunan sumber daya yang berkualitas. Dengan begitu karakter harus dibentuk sedini mungkin, Susilowati (2017:1) mengatakan kegagalan penanaman akhlak sejak dini membuat serta pembentukan pribadi yang bermasalah di masa mendatang. Lickona (2012:3) mengatakan bahwa karakter adalah kepemilikan akan hal-hal yang baik. Hal-hal positif yang dimaksud meliputi spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.Karakter membahas mengenai bagaimana ketaqwaan seseorang pada Tuhan nya, kecerdasan seseorang menyelesaikan masalah nya, dan yang utama adalah mengenai sikap orang terhadap sesama nya.

Akhlak menjadi tolak ukur peniliaian seseorang. Baik buruknya seseorang bukan dilihat dari kekayaannya, atau sekedar kecerdasannya tapi yang paling utama dilihat dari bagaimana sikap nya. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kemendiknas ada delapan belas karakter antara lain: karakter religius, jujur, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli social, dan bertanggung jawab.

Pada jenjang sekolah dasar khusunya kelas rendah diharapkan siswa memiliki lima karakter dasar yaitu: religius, jujur, disiplin, mandiri, dan tanggung jawab.

Akhlak tercipta dari tuntunan, hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan cara menjadi contoh/ figur/ tauladan yang baik bagi peserta didik. Pendidikan karakter bukan sekedar deretan ilmu pengetahuan namun aksi positif dari pengetahuan yang sudah didapat.Sebagaimana yang dikatakan Sudrajat (2011:1) mengatakan bahwa pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan dunia pendidikan haruslah tidak sekedar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga mencintai dan mau melakukan tindakan moral.

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan karakter memberi dampak buruk terhadap sikap anak. Sikap anak dinilai dari bagaimana tingkah laku, apa yang dikatakan, dan bagaimana cara bicaranya. Anak yang baik adalah anak yang berperilaku sesuai norma agama, tidak melakukan kekerasan atau bahkan sampai tindakan kriminal. Namun, dewasa ini kita temui kekerasan yang

(24)

dilakukan anak-anak, bahkan terkadang kekerasan tersebut dinilai sesuatu yang wajar karena seringnya dilakukan dan sudah menjadi habbit.

Di Kelurahan Teluk Nilau masyarakatnya mayoritas beragama Islam, serta adat istiadat yang islami. Namun demikian berdasarkan pengamatan penulis sementara terlihat bahwa remaja yang ada di Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan kurang mengikuti kegiatan seperti dalam hal keagamaan, hal ini terlihat dari tingkah laku para remaja tersebut dalam keadaan sehari-hari yang cenderung melanggar norma agama.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dilokasi penelitian ada 25%

remaja yang saya jumpai di Kelurahan Teluk Nilau Kecamatan Pengabuan yang berprilaku tidak sesuai dengan ajaran agama Islam seperti jarangnya melaksanakan sholat dan mengaji.

Untuk mendidik anak supaya berakhlak yang baik, banyak caranya, diantaranya seperti, mengisi akal dan pikiran dengan ilmu pengetahuan.Akal pikiran seseorang besar sekali pengaruhnya dalam kehidupannya. Akal pikiran yang sempit dan buntu akan menjadikannya menempuh jalan yang sesat.

Sebaliknya akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan menjadi obor menerangi jalan hidupnya, akal pikiran yang sehat berisi ilmu pengetahuan itu akan selalu menuntun kejalan yang baik, ia akan berbuat segala rupa yang berguna untuk dirinya, keluarganya dan bangsanya. Oemar Bakry, 2003: 11)

Berdasarkan dari pengamatan awal ( Grandtour ) yang dilakukan di Desa Teluk Nilau terlihat bahwa, pertama terlihat bahwa kurangnya pendidikan di dalam bidang agama, kedua seringnya melakukan kegiatan yang diluar dari ajaran Islam, ketiga banyak di antara remaja tersebut tidak melakukan kewajiban apa yang sudah di perintahkan Allah di dalam Agama. Terlihat bahwa tingkah laku remaja tersebut terlihat dalam kehidupan sehari-hari yang cenderung jarang mengerjakan sholat wajib, ketika waktu maghrib sudah datang mereka masih asik bermain.

(25)

Bertitik tolak dari permasalahan ini, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang diangkat menjadi judul : “Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Kegiatan Keagamaan Di masjid Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan batasan peneliti untuk mendesain sesuai dengan rumusan masalah yang telah di tetapkan dan menjadikan penelitian tersebut pada titik focus sampai selesainya pelaksanaan penelitian. Dimana peneliti menyelidiki dan membahas serta detail yang berhubungan denga n penelitian. Dengan adanya ruang lingkup penelitian tersebut dapat membawa keberuntungan, misalnya mempermudah penelitian, menentukan metode dan sampai pada tahap pelaporan.

Agar pembahasan dalam skripsi ini dapat dipahami dengan mudah dan jelas sesuai dengan arah dan tujuan maka ruang lingkup dalam pembahasan dalam skripsi ini difokuskan pada pembinaan remaja melalui keagamaaan di Desa Teluk Nilau RT 05. Yang mana peneliti akan mencari data dari sumber data yang terkait mengenai permasalahan yaitu pembinaan akhlak remaja melalui keagamaaan yang akan diteliti dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengevaluasian.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan fokus masalah yang dikemukakan terdahulu, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk akhlak remaja di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

2. Bagaimana bentuk pembinaan akhlak remaja di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

3. Apa kendala dan upaya dalam pembinaan akhlak remaja di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

(26)

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan akhlak remaja melalui kegiatan keagamaan di masjid kelurahan Teluk Nilau

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk akhlakremaja melalui kegiatan keagamaan di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Untuk mengetahui bentuk pembinaan akhlak remaja melalui kegiatan keagamaan di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3. Untuk mengetahui kendala dan upaya apa saja yang di lakukan oleh ustadz tentang bagaimana pembinaan akhlak remaja di Kelurahan Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat

b. Kegunaan Penelitian

Penilitian ini dilakukan berguna untuk:

Sebagai bahan masukan bagi ustadz dan orang tua dalam membina akhlak remaja dan sebagai pengembangan keilmuan dan wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya mengenai pembinaan akhlak remaja melalui kegiatan keagamaan.

(27)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pembinaan akhlak a. Pengertian akhlak

Akhlak secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru’ah, atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabi’at.Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah ini dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar bidang ini. Ibn Miskawaih (W. 421 H/1030 M) yang selanjutnya di kenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah sifat tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Miskawaih, 2010 : hal.40).

Sama halnya dengan pendapat Abdul Karim Zaidan, bahwa Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, kemudian memilih untuk melaku kan atau meninggalkannya.

Sejalan dengan pendapat diatas, dalam Mu’jam al-Wasith, Ibrahim Anis mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan nya lahir lah macam-macam perbutan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. (Indo Santaliya, 2011:

hal.60).

Akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun.Kuluq merupakan gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriyah manusia seperti raut wajah, gerak anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ahicos artinya adalah kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan (Abdullah Yatimin, 2007: hal.2-3).

Menurut Dr. M. Abdullah Dirroz, mengemukakan bahwa akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak mana berkombinasi membawa

(28)

kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat) (Mustofa, 2010:

hal.14).

Sedangkan Sa‟adudin mengemukakan bahwa akhlak mengandung beberap arti, diantaranya:

1. Tabiat, yaitu sifat dalam diri yang terbentuk oleh manusia tanpa dikehendaki dan tanpa dipaksakan.

2. Adat, yatu sifat dalam diri yang diupayakn manusia melalui latihan, yakni berdasarkan keinginan.

3. Watak, cakupannya meliputi hal-hal yang menjadi tabiat dan hal-hal yang diupayakan hngga menjadi adat.

Suatu perbuatan baru bisa dikatakan sebagai perbuatan akhlak apabila ia telah memenuhi ciri-ciri sebagai berikut.

a) Perbuatan tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan si A, misalnya, sebagai orang yang berakhlak dermawan, artinya sikap dermawan itu sudah mendarah daging dalam dirinya, kapan dan dimanapun sikap itu dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan dan kadangkadang bakhil, maka si A tersebut belum bisa dikatakan sebagai orang yang dermawan.

b) Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukanoleh orang yang sehat akal pikirannya, namun karena perbuatan tersebut telah mendarah daging, maka pada saat akan mengerjakannya sudah tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.

c) Perbuatan tersebut timbul dalam diri seseorang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

d) Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhny, buk main-main, atau karena bersandiwara.

(29)

e) Perbuatan tersebut (khususnya perbuatan baik) adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin mendapatkan suatu pujian (Gunawan Heri, 2014 : hal.10-12).

b. Macam-macam akhlak

Secara garis besar akhlak dapat dibedakan atas dua macam yaitu Akhlak baik dan Akhlak buruk adapun Akhlak baik yaitu sebagai berikut:

 Akhlak baik

(Akhlakul Mahmudah) adalah tingkah laku terpuji yang tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah, Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak yang baik (terpuji) atau akhlak mahmudah yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif bagi kemaslahat umat, seperti sabar, jujur, bersyukur, tawadlu(rendah hati) dan segala yang sifatnya baik.

Seseorang yang memiliki akhlak yang baik dan menjadikan Nabi Muhamad SAW sebagai figur atau contoh yang sempurna, maka dia akan mempunyai hubungan yang baik juga dengan mahluk yang lain, dengan demikian akan tercipta kehidupan yang harmonis seperti saling memperhatikan kepentingan bersama. Dengan demikian akan selamatlah manusia dari pikiran dan perbuatan- perbuatan yang keliru dan menyesatkan. (Aminudin, 2005 : hal.153).

 AkhlakTercela

Adapun Akhlak tercela atau tidak baik (Akhlakul Mudzmumah) adalah perangai yang tersermin dari tutur kata, tingkah laku, dan sikap dan tidak baik. Akhlak tidak baik akan menghasilkan pekerjaan buruk dan tingkah laku yang tidak baik.

Akhlak yang tidak baik (tercela) atau akhlak madzmumah adalah akhlak yang tidak dalam kontrol ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam lingkaran syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi kepentingan umat manusia, seperti takabur (sombong), berkhianat, tamak, pesimis,

(30)

malas dan lain-lain.

Adanya akhlak yang tidak baik mengakibatkan kemerosatan akhlak, seperti halnya pada saat sekarang ini sering terdengar dimana-mana terjadi kemerosotan akhlak, baik di kota besar sampai kepelosok desa. Merosotnya akhlak tersebut tidak hanya terjadi pada orang dewasa akan tetapi telah menjalar sampai kepada anak-anak dan remaja (Ya’qub Hamzah,2014 : hal.35).

c. Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Akhlak

Tujuan pendidikan yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia atau membantu manusia menjadi manusia.Langgulung mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan „abdullah. Athiyah al-Ibrasy dalam buku Ruh al-Tarbiyyah wa al-Ta‟lim, menyatakan bahwa inti dari tujuan pendidikan adalah pendidikan akhlak. Menurut al-Ghazali dalam Fatihiyah Hasan Sulaiman mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan harus tercermin dari dua segi yaitu, pertama insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt.Kedua insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Ibnu Khaldun merumuskan tujuan pendidikan dengan berpijak pada firman Allah dalam Q.S. al-Qashshah/28: 77.

نِم َك َبْي ِصَن َسْنَت َلْ َو َة َر ِخٰ ْلْا َراَّدلا ُ هاللّٰ َكىٰتٰا ٓاَمْيِف ِغَتْبا َو َّنِاۗ ِض ْرَ ْلْا ىِف َداَسَفْلا ِغْبَت َلْ َو َكْيَلِا ُ هاللّٰ َنَسْحَا ٓاَمَك ْنِسْحَا َو اَيْنُّدلا َنْيِدِسْفُمْلا ُّب ِحُي َلْ َ هاللّٰ

Dari firman Allah tersebut, Ibnu Khaldun merumuskan bahwa tujuan pendidikan terbagi atas dua macam.Pertama, tujuan yang berorientasu ukhrawi, yaitu yang membentuk seorang hamba agar melakukan kewajiban kepada Allah („abdullah). Kedua, tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu

(31)

menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi orang lain.

d. Perbedaan karakter dan akhlak

Karakter merupakan fondasi dasar yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai karakter yang baik. Sebagaimana Thomas Lickona mengatakan bahwa dalam karakter baik pada diri seseorang terdapat tiga komponen di dalamnya, yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Ketiga komponen tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Makna karakter juga lebih kepada sifat yang telah tertanam yang telah menjadi khas pada diri seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan (Abuddin Nata, 2014 : hlm.81).

Adapun akhlak Imam Al-Ghazali dalam studi Enok Rohayati dan Yoke keduanya akhlak harus menetap dalam jiwa dan perbuatan.Penjelasan lebih lanjut dari Al-Ghazali yang di kutip oleh Hasyimsyah bahwa akhlak harus berdasarkan jiwa yang yang baik.Dalam hal ini menurutnya, akhlak itu diibaratkan kepada keadaan jiwa dan bentuknya batiniyah.

Jika dipahami lebih lanjut pemaknaan akhlak yang telah di berikan disini, bahwa akhlak lebih memiliki makna yang lebih tinggi hal ini karena bersumber dari Allah (Hasyimsyah Nasution, 2013: hlm.61-87).

2. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak- anak menuju dewasa.

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan

(32)

karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga. (Hurlock, 2009: hlm.12)

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:

a. Masa remaja awal, 12 – 15 tahun

b. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun c. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

Masa remaja, menurut (Mappiare, 2011: hlm.9) berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.

Masa remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun.Pada masa remaja manusia tidakdapat disebut sudah dewasa, tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak- anak menuju dewasa.Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun.

Negara Indonesia menggunakan istilah akil baligh, pubertas, dan remaja untuk menyebut remaja.

Pubertas (puberty) adalah sebuah periode yang menunjukkan kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal.Perubahan yang berlangsung di masa pubertas merupakan suatu peristiwa yang membingungkan bagi remaja. Meskipun perubahan-perubahan ini menimbulkan keragu-raguan, ketakutan, dan kecemasan terus-menerus, sebagian remaja akhirnya dapat mengatasinya (Santrock, 2009: hlm.82-83).

Masa pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Masa puber- 130 Pembentukan Karakter Remaja melalui Keterampilan Hidup

(33)

tastentunya memiliki pengaruh dan dampak bagi sikap yang terbentuk dalam pribadi remaja.

Memahami remaja tidak dapat terlepas dari memahami periode perkembangan seperti berikut.Pertama, masa kanakkanak.Kedua, masa remaja (adolescence).Masa remaja ini dibagi dua, yakni masa remaja awal dan masa remaja akhir.Ketiga, masa dewasa (adulthood).Masa dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu masa dewasa awal (early adulthood), masa dewasa menengah (middle adulthood), dan masa dewasa akhir (late adulthood). (Lickona, 2013: hlm.82).

2. Ciri-ciri Remaja

a. Mengalami kegelisahan dalam hidupnya b. Adanya pertentangan dengan orang dewasa

c. Keinginan untuk mencoba hal yang belum diketahuinyaKeinginan mencoba fungsi organ tubuhnya

d. Suka mengkhayal dan berfantasi tentang pretasi dan karier Mulai muncul sifat-sifat khas anak laki-laki dan anak perempuan. (Jahja, 2015: hlm.35)

3. Sifat-sifat khas Remaja Pada anak laki-laki:

a. Sifat aktif berbuatPenampilan tingkah lakunya lebih hebat dan meledak

b. Rasa bimbang dan takut mulai hilang sedikit demi sedikit dan mulai timbul keberanian berbuat.

c. Menentukan hak-hak untuk menentukan nasib sendiri dan ikut menentukan segala keputusan.

d. Ingin memperlihatkan tingkah laku kepahlawanan.

Minatnya lebih terarah kepada hal-hal yang abstrak dan intelektual 4. Sifat-sifat khas pada anak perempuan:

a. Sifat pasif menerima

b. Prilakunya tampak lebih terkendali oleh tradisi dan peraturan keluarga

(34)

c. Rasa bimbang dan takut mulai hilang sedikit demi sedikit dan timbul keberanian untuk berbuat

d. Anak berusaha keras untuk lebih disayang oleh siapapun juga.

e. Lebih menampakkan kemauan dan rasa kekaguman terhadap sifat- sifat kepahlawanan. (Zulkifli L, 2011: hlm.63-64)

3. Pengertian Agama

keagamaan adalah suatu perbuatan manusia baik tingkah laku maupun ucapan berdasarkan petunjuk dalam agama. Sedangkan kata keagamaan yang sudah mendapat awalan kedan akhiran an yang membuat definisi keagamaan adalah segala tindakan yang berhubungan dengan agama.

Sedangkan, keagamaan dimaksudkan sebagai suatu pola atau sikap hidup yang pelaksanaannya berkaitan dengan nilai baik dan buruk berdasarkan agama. Dalam hal ini, gaya atau pola hidup seseorang didasarkan segala sesuatunya menurut agama yang dipeganginya itu. Karena agam menyangkut niali baik dan buruk, maka dalam segala aktivitas seseorang maka sesungguhnya berada dalam nilai-nilai keagamaan itu.

Perilaku dan kepribadian seseorang terbentuk melalui kebiasaan yang bebas dan akhlak yang lepas (akhlak mursalah). Oleh karena itu, selain menekankan tindakan-tindakan yang terpuji, ia lebih menekankan proses pembentukan kepribadian melalui pendidikan budi pekerti (al-ta’dib). Hal itu dilakukan, karena menurutnya didalam jiwa seseorang didalamnya terdapat sisi negatif suatu dorongan kejiwaan mengikuti perintah nafsu (hawa) dan syahwat yang selalu mengancam keutuhan kepribadian tersebut. Maka proses pembentukan jiwa dan tingkah laku seseorang, tidak saja cukup diserahkan kepada akal dan proses alamiah, akan tetapi diperlukan pembiasaan melalui normativitas keagamaan. (Suparman Syukur, 2004: hlm. 262).

Jiwa keberagamaan atau kesadaran beragama merupakan bagian dari aspek rohaniah manusia yang mendorongnya senantiasa untuk berprilaku agamis.Maka kesadaran beragama mencakup aspek kognitif, afektif, konatif, dan motoric.Fungsi afektif dan konatif tampak pada pengalaman ke-Tuhanan,

(35)

rasa keagamaan dan kerinduan pada Tuhan.Fungsi kognitif tampak pada keimanan dan kepercayaannya pada Tuhan.

Sedangkan motoric tanpak pada prilaku keagamaannya dalam kehidupan manusia, fungsi-fungsi tersebut saling terkait dan membentuk suatu system kesadaran beragama yang utuh dalam kehidupan seseorang.

(Zuhdiyah, 2012: hlm. 105).

Secara terminologis, pengertian agama di kalangan para ahli juga berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang dan perspektif.

1. Soerjono Soekanto: Pengertian agama ada tiga macam, yaitu: (1) kepercayaan pada hal-hal yang spiritual; (2) perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan tersendiri; dan (3) idiologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural 2. Thomas F. O`Dea: Agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra- empiris untuk maksud-maksud non empiris atau supra-empiris.

3. Hendropuspito: Agama adalah suatu jenis system sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non –empiris yang dipercayainya dan didayagunkanya untuk mencapai keselamatan bagi

mereka dan masyarkat luasumumnya.

4. Endang Saefuddin Anshari: Agama, religi atu diin adalah satu system credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia dan satu system ritus (tata pribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak, dan satu system norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lain sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatanya.

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kesopanan, lemah lembut, saling menghormati dan lain-lain. Hal ini karena pada dasarnya agama islam menjungjung tinggi akhlak, moral dan karakter. Ketiga hal ini merupakan inti dari ajaran agama itu sendiri yakni menjadikan manusia yang memiliki dua hubungan yaitu habl min allah (hubungan dengan allah) dan habl min an-nas (hubungan dengan manusia). Timbulnya manusia dalam melaksanan ajaran agama melalui karakter, moral dan akhlak adalah sesuatu

(36)

yang mutlak sebab tanpa ketiga hal tersebut mustahil manusia akan menemukan jati dirinya sebagai manusia yang paling sempurna yakni Insan al-Kamil. Ketiga hal tersebut juga dapat membedakan antara manusia dengan ciptaan allah yang lainnnya.

Agama merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari manusia.Manusia dari sudut pandangan ini adalah homo religionusus, makhluk fitrah, atau insan agamis. Untuk membudayakan nilai-nilai keberagamaan (religius) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui: merumuskan visi dan misi yang religius, pelaksanaan pembelajaran yang integratif, penciptaan suasana religius serta tradisi dan perilaku secara kontinu dan konsisten, sehingga tercipta religios culture tersebut dalam lingkungan lembaga pendidikan. (Dian Andayani, 2009: hal. 75)

Walaupun nilai karakter religius tersebut sewajarnya diciptakan dengan adanya suasana religius melalui tradisi, perilaku, pembiasaan yang kontinu dan konsisten, namun dalam lembaga pendidikan, semua itu tidak akan lepas dari suatu pengawasan, pemantauan dan pembinaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait di sekolah, seperti pembina keagaamaan, kepala sekolah, wali kelas, guru-guru, supaya terbentuk karakter yang religius bagi peserta didik.

Pendidikan Agama adalah salah satu cabang aspek pendidikan yang mayoritas dibutuhkan oleh pribadi beragama.Agama sebagai pedoman hidup dan merupakan salah satu sarana penananam karakter yang benar.Didalamnya terdapat contoh-contoh karakter agama yang sangat membantu tiap pribadi dalam menghadapi budaya negative.

Pendidikan karakter dan agama adalah ibarat dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing saling membutuhkan dan bernilai lebih, menyeimbangkan dan juga saling melengkapi. (Abdurrahman, 2011: hal. 188)

(37)

20

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif sebagai upaya memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena sifatnya menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari lapangan sebagai upaya untuk memberikan jawaban tentang Pembinaan Karakter Remaja Melalui Keagamaan di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Deskriftif adalah langkah kerja mendeskripsikan suatu objek, phenomena atau setting social dalam suatu tulisan.Penelitian kualitatif dari defenisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menela’ah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individua tau sekelompok orang.

Penulis lainnya merupakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistic untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkontels khusus.Pengertian ini hanya mempersoalkan dua aspek yaitu pendekatan penelitian yang digunakan adalah naturalistic sedang upaya dan tujuannya adalah memahami suatu fenomena dalam suatu konteks khusus.Hal ini berarti bahwa tidak seluruh konteks dapatlah diteliti tetapi penelitian kualitatif itu harus dilakukan suatu konteks yang khusus. (Lexy J.Moleong, 2017: hal.287)

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Metode kualitatif bertitik tolak dari penomenologis yang menekankan pada pemahaman makna tingkah laku manusia,

sebagaimana yang dimaksud oleh pelakunya sendiri. Pandangan penologis

(38)

tidak mengakui bahwa penelitian tahu apa makna sesungguhnya suatu

perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang sedang diteliti.

B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting

Penelitian ini dilakukan di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung jabung Barat.Hal-hal yang menjadi pertimbangan yaitu rasonal, agamis, praktis, dan ekonomis.

2. Subjek Penelitian

Penelitian jenis kualitatif ini tidak dikenal konsep “keterwakilan contoh/

sample dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi. (Sanifiah Faisal, 2013: hal.38) untuk memperoleh hasil yang ideal maka penentuan sample dan informan ditentukan oleh empat factor: derajat kesimpulan, proposisi yang dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu.

Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka yang akan dijadikan sebagai informan (subjek penelitian) ini adalah:

a. Ustadz yang berada di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

b. Masyarakat Yang ada di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

c. Remaja yang ada di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Adapun Teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sample, sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang di anggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai pengusaha sehingga akan memudahkan penelitian menjelajahi objek situasi sisoal yang diteliti.

C. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

(39)

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari, data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada sumbernya, tanpa ada perentara.Dalam penelitian ini data primer didapat melalui hasil wawancara dan pengamatan (observasi) penulis dengan informan tentang Pembinaan Karakter Remaja Melalui Keagamaan di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individua tau sekelompok orang maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara menjawab petanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda (metode observasi).

Kelebihan dari data primer adalah data lebih mencerminkan kebenaran berdasarkan dengan apa yang dilihat dan di dengar langsung oleh peneliti sehingga unsur-unsur kebohongan dari sumber yang fenomenal dapat dihindari.

Kekurangan dari data primer adalah membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang dikeluarkan relatif cukup besar.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan penelitiannya.

Kelebihan dari data sekunder adalah waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian untuk mengklasifikasi permasalahan dan

(40)

mengevaluasi data, relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pengumpulan data primer.Kekurangan dari data sekunder adalah jika sumber data terjadi kesalahan, kadaluwarsa atau sudah tidak relevan dapat mempengaruhi hasil penelitian.

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya.Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen dan rekaman/ catatan atau dari bahan kepustakaan”. Data sekunder dari penelitian ini adalah:

1) Sejarah Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2) Struktur keorganisasian perangkat Desa Teluk Nilau kabupaten Tanjung jabung Barat.

3) Dokumentasi kegiatan remaja di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung jabung Barat.

b. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan- pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Peneliti yang mengamati tumbuhnya jagung, sumber datanya adalah jagung, sedangkan objek penelitiannya adalah pertumbuhan jagung. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian.Sumber data berupa manusia, yakni ustadz, masyarakat serta remaja yang ada di Desa Teluk Nilau.

a. Sumber data berupa suasana/ situasi, yakni kondisi kegiatan belajar Agama.

(41)

b. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, struktur keorganisasian sekolah, dan program kerja.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalua wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2016:

hal.203) 2. Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Interview atau wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. (Sugiono, 2016: hal.317) metode wawancara adalah metode pengumpulan data pengamatan dengan melakukan tanya jawab yang dilakukan secara lisan secara bertatap muka (face to face) dengan siapa saja yang diperlukan dan dikehendaki.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, logger, agenda dan sebaginya. Dokumentasi dilakukan untuk mencari data tentang sejumlah remaja, gambaran umum desa.

(42)

Dalam penelitian ini, penulis mendokumentasikan program kerja desa, sejarah berdiri dari Kepala desa, jumlah remaja, Ustadz dan masyarakat.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif analistik yaitu mendeskripsikan dan menganalisis semua hal yang menjadi focus dalam penelitian ini. Dalam analisis ini menggunakan metode pembahasan, yaitu metode induktif.

Metode induktif adalah berfikir yang berangkat dari factor-faktor yang khusus, peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudian dari factor-faktor yang khusus itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.Analisis dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dari lapangan kemudian data hasil penelitian di analisis dengan menggunakan teori-teori yang relevan.Dari analisis yang bersifat khusu atau bagian-bagian tertentu kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat generalisasi atau umum.

Dalam hal ini teknik analisi data meliputi:

1. Reduksi Data

Proses analisis data dimulai dengan menela’ah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari maka langkah selanjutnya adalah reduksi data. Reduksi data merupakan proses penilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data kasar yang muncul dari catatan- catatan yang tertulis dilapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data

Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya anlisa data adalah penyajian data atau sekumpul informasi yang kemungkinan peneliti melakukan penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan

(43)

Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan.Maka langkah terakhir dalam penganalisa data adalah penarik kesimpulan atau verifikai dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari komponen utama tersebut.

F. Teknik Pemeriksaan Data 1. Triangulasi data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuat yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber membandingkan dan mengecek kembali derajat infomasi yang diperoleh melalui waktu penelitian kualitatif.

Tringulasi dapat diklakukan dengan cara:

a. Membandingkan data hasil Observasi dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepoan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situai penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada atau orang pemerintah.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(Sanafiah Faisal, 2013: hal.166)

Berdasarkan teknik tringulasi tersebut diatas, maka penulis bermaksud untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh dialapangan tentang Pembinaan Karakter Remaja Melalui Keagamaan di Desa Teluk Nilau Kabupaten Tanjung Jabung Barat dari sumber observasi, wawancara maupun melalui dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung jawabkan keseluruhan data yang diperoleh dilapangan dalam penelitian ini.

(44)

27

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum 1. Sejarah Mesjid

Mesjid Besar Sabilul Huda merupakan sebuah masjid yang dalam peroses pembangunan. Asal mulanya masjid yang ada di Desa Teluk Nilau itu berada di tepian sungai, kemudian masjid itu terbakar hingga tidak bisa untuk di gunakan beribadah, sedangkan masjid Sabilul Huda belum bisa di tempati karena dalam proses pembangunan tentunya masjid ini membutuhkan dana untuk penyempurnaan bagian-bagian yang belum sempurna.

Menurut keterangan Ketua Masjid Besar Sabilul Huda merupakan masjid yang di bangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar, sebagai mana yang diterangkan oleh Bapak Sanusi Marjuni, “Masjid ini di bangun kira-kira tahun 2001, masalah dana swadaya dan kami tidak pernah meminta-minta bantuan di pinggir jalan dan ini betul-betul murni dari swadaya masyarakat atas sumbangan-sumbangan wakaf segala macam partisipasi.

Dengan di bangun nya masjid ini dengan cara swadaya dan tidak meminta- minta di jalan membuat keamanan dan kenyamanan lalu lintas berjalan lacar dan tidak mengganggu pengendara yang melintas, ini suatu hal yang positif dilakukan oleh pengurus masjid memberikan himbauan kepada bawahannya agar dana untuk membangun masjid tidak boleh dari meminta-minta di jalanan yang mengganggu pengendara yang melintas.

Masjid besar Sabilul Huda di bangun atas dasar kebutuhan masyarakat sekitar untuk melakukan aktivitas ibadah dan dakwah, dengan adanya masjid ini jama’ah lebih mudah melakukan ibadah dan dakwah, selain tempat beribadah menurut ajaran Islam, masjid dapat digunakan sebagai tempat silaturahim antara warga muslim menuju terciptanya warga yang sehat jasmani maupun rohani serta dapat digunakan kepentingan multiguna yang bernafaskan Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, maka peneliti akan mencari dan mendiskripsikan implementasi Culturally Responsive Teaching pada mata pelajaran

Al-Muhasibi menjawab pertanyaan ini, “Yang wajib dilakukan manusia dalam tawakal yang difardhukan kepada mereka adalah membenarkan Allah SWT terhadap apa yang

Keefektifan dari bahan dan teknik enkapsulasi yang digunakan untuk menghasilkan probiotik terenkapsulasi dapat dievaluasi dari beberapa parameter kualitatif,

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

Batas kadar air yang mengakibatkan perubahan kondisi dan bentuk tanah dikenal pula sebagai batas-batas konsistensi atau batas-batas Atterberg (yang mana diambil dari

Volume 2 Issue 4, November 2019 654 Dualisme pembinaan terhadap Pengadilan Pajak di dalam Sistem Peradilan di Indonesia, merupakan suatu hal yang

Bahan ajar IPS berbasis kecakapan hidup ini memiliki perbedaan dengan buku teks, yaitu: (1) Bahan ajar ini dirancang dengan menggunakan langkah langkah model Dick

Produk yang telah selesai dibuat selanjutnya diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kemenarikan bahan ajar gamifikasi