BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
1. Data Pratindakan
Pada tahap pratindakan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan untuk pengambilan data meliputi observasi kondisi siswa selama pembelajaran, wawancara dengan guru fisika kelas X MIPA 1 dan siswa kelas X MIPA 1, serta kajian dokumen. Observasi awal telah dilakukan peneliti ketika Magang Kependidikan 3 dan telah mendapatkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran fisika di sekolah sebagai pertimbangan penyusunan penelitian tindakan kelas. Wawancara guru fisika kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo dilakukan pada hari Senin, 27 Januari 2020 untuk mengetahui kondisi siswa dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Wawancara siswa kelas X MIPA 1 dilakukan pada hari Senin 3 Februari 2020 dengan jumlah 3 siswa yang terpilih secara acak untuk mengetahui kondisi awal siswa dan pembelajaran fisika yang dialami oleh siswa. Kajian dokumen pada pratindakan digunakan untuk mengetahui data kemampuan kognitif awal siswa kelas X MIPA 1 yang diperoleh dari guru Fisika kelas X MIPA 1.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Fisika di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo menjelaskan bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum 2013. Jam pelajaran fisika kelas X MIPA yaitu 3 × 45 menit dalam sepekan dan dibagi menjadi 2 pertemuan dalam sepekan yaitu 2 × 45 menit dan 1 × 45 menit. KKM yang digunakan di sekolah semua sama untuk semua mata pelajaran yaitu 70. Model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model pembelajaran ceramah yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa kemudian memberikan tugas yang berupa mengerjakan soal pada buku pegangan, terkadang guru juga memanfaatkan handphone untuk menscan barcode yang ada pada buku pegangan. Model pembelajaran yang lain jarang digunakancommit to user
oleh guru seperti model pembelajaran konstruktivisme. Menurut guru mata pelajaran Fisika, tingkat berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 dalam proses pembelajaran Fisika adalah rendah, artinya sikap ingin tahu siswa masih rendah. Siswa masih malu-malu bahkan takut untuk bertanya dan menjawab ketika pembelajaran fisika. Hasil wawancara guru fisika disajikan pada lampiran 16
Berdasarkan observasi di kelas yang dilakukan pada hari Senin, 3 Februari 2020 guru meminta siswa untuk membuka buku pegangan siswa dan meminta siswa untuk menscan barcode yang berada di buku pegangan dengan menggunakan handphone. Barcode tersebut akan berisi sebuah video mengenai materi yang dibelajarkan, kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang ada pada buku pegangan. Namun ketika guru meminta siswa untuk menscan barcode tersebut ada beberapa siswa yang menyalahgunakan handphone mereka dengan membuka aplikasi yang lain seperti aplikasi pesan atau bermain game. Ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dengan mengangkat tangan, tidak ada siswa yang mengangkat tangannya untuk bertanya dan ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, tidak ada siswa yang berani untuk menjawab sehingga guru harus menunjuk salah satu nama siswa untuk menjawab pertanyaan. Aktivitas pembelajaran didominasi oleh guru sehingga siswa masih terlihat pasif dalam pembelajaran. Kurangnya aktivitas siswa dalam bertanya atau ingin mengetahui sesuatu pada proses pembelajaran menjadikan tingkat kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.
Wawancara yang dilakukan dengan 3 siswa kelas X MIPA 1 yang terpilih secara acak dilakukan pada hari Senin, 3 Februari 2020 didapatkan informasi tentang pendapat siswa mengenai proses pembelajaran fisika di kelas. Ketiga siswa yang diwawancarai mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit untuk dipahami. Siswa mengatakan bahwa penjelasan yang diberikan oleh guru terkadang membuat mereka pusing. Permasalahan lain yang dihadapi siswa dalam pelajaran fisika adalah ketika mereka mengerjakan soal.
Mereka kesulitan untuk memahami maksud dari soal tersebut sehinggacommit to user
mereka kebingungan untuk menentukan persamaan fisika yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada soal. Ketika siswa mengalami kesulitan siswa memilih untuk diam saja dan menyontek jawaban dari teman yang bisa mengerjakan daripada bertanya dengan guru karena menurut mereka akan membuat mereka menjadi semakin bingung. Ketiga siswa merasa model dan metode yang dilakukan kurang bervariasi sehingga siswa merasa cepat bosan dan kurang tertarik dengan pelajaran fisika. Hasil wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran 17
Pada pratindakan ini siswa diberikan soal essay tentang kemampuan berpikir kritis mengenai materi gaya gravitasi. Jawaban siswa tersebut kemudian dinilai oleh 3 mahasiswa dengan sesuai dengan penilaian indikator kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan data kemampuan berpikir kritis pada tahap pratindakan, dapat diketahui bahwa mayoritas siswa memperoleh nilai kemampuan berpikir kritis yang masih rendah. Data nilai kemampuan berpikir krtisi siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Tahap Prasiklus No. Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis
Target (%) Ketercapaian (%) 1 Menganalisa
argumen/pendapat. 75% 33,58%
2 Menggunakan pengetahuan
yang ada. 75% 49,26%
3 Membuat dan menilai
kesimpulan induktif dan pendapat.
75% 60,29%
4 Berpikir secara rasional. 75% 35,05%
5 Memutuskan suatu tindakan. 75% 69,12%
commit to user
Data diatas adalah data nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada pratindakan. Hasil yang diperoleh dari data menunjukkan bahwa kemampan berpikir kritis siswa materi Hukum Newton Tentang Gravitasi pada indikator menganalisa argumen/pendapat, menggunakan pengetahuan yang ada, membuat dan menilai kesimpulan induktif dan pendapat, berpikir secara rasional, dan memutuskan suatu tindakan masih rendah yaitu dibawah 75%
oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa rendah.
Hasil kajian dokumen yang diperoleh dari guru fisika berupa hasil nilai ulangan harian materi sebelumnya yaitu hukum newton tentang gerak.
Data menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 47,06%
sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa atau 52,94%.
Persentase ketercapaian kemampuan kognitif siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo pada tahap pratindakan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Persentase Ketercapaian Kemampuan Kognitif Siswa Pratindakan Nilai
KKM
Kategori Jumlah Siswa
Data Siklus I
Target Kesimpulan
70 Tuntas 16 47,06% Tuntas
70%
Belum tercapai Tidak Tuntas 18 52,94%
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Fisika dan siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo, observasi, soal kemampuan berpikir kritis dan kajian dokumen maka perlu adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Ada banyak model pembelajaran yang efektif. Diantaranya adalah model pembelajaran Kontruktivisme. Dengan diterapkannya model pembelajaran Konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2Sukoharjo.
commit to user
2. Tindakan Siklus1
a. Perencanaan TindakanSiklus1
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika kelas X MIPA1SMANegeri2Sukoharjo.Penelitimengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas X melalui koordinasi dengan guru mata pelajaran dan merumuskan permasalahan. Selanjutnya peneliti bersama guru menentukan solusi permasalahan.
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) Hukum Newton Tentang Gravitasi pada materi Medan Gravitasi dan Energi Potensial Gravitasi, kemudian RPP tersebut dikonsultasikan dengan guru pamong dan disesuaikan dengan RPP yang disusun oleh sekolah serta solusi permasalahan tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Kurikulum yang diterapkan dalam prosess pembelajaran berlangsung yaitu menggunakan Kurikulum 13. Komponen RPP yang disusun meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi, Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran, Media, Alat dan Sumber Pembelajaran, Langkah- langkah Pembelajaran danPenilaian serta LKS dan soal yang akan digunakan.
2) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan oleh peneliti berupa media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan adalah modul LCDS yang berisi materi Hukum Newton Tentang Gravitasi. Modul elektronik LCDS terdiri dari gambar, video dan LKS yang disusun secara interaktif.
3) Menentukan kelompok belajar commit to user
Guru dan peneliti berdiskusi untuk menentukan pembagian kelompok. Kelompok pada siklus 1 dibagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus1
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan rancangan tindakan berdasarkan pedoman penelitian pada RPP. Selama pelaksanaan tindakan, guru berkolaborasi dengan peneliti selama kegiatan berlangsung. Guru sebagai pengajar dan peneliti membantu guru dalam mengoperasikan LCDS yang digunakan. Pelaksanaan tindakan siklus 1 terdiri dari dua pertemuan dengan materi Medan Gravitasi dan Energi Potensial Gravitasi Pembelajaran dilaksanakan di kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah siswa sebanyak 34siswa. Pelaksanaan pembelajaraan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Pertemuan pertama
Pembelajaran fisika pada pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada pertemuan pertama, materi yang dibelajarkan mengenai Gaya Gravitasi. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam. Siswa secara serempak menjawab salam dari guru. Selanjutnya guru mengabsen siswa yang hadir, semua siswa hadir. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.
b) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti pertemuan pertama ini, langkah- langkah pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telas disusun di dalam RPP.
commit to user
Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya waktu karena pada hari itu guru fisika ada kegiatan lain di luar sekolah.
Pada kegiatan inti pertemuan pertama diawali dengan guru meminta siswa untuk membuka buku pegangan siswa.
Kemudian guru menerangkan sedikit mengenai gaya gravitasi.
Setelah itu guru meminta siswa untuk mengeluarkan telepon genggam atau hp yang mereka bawa lalu meminta untuk menscan barcode yang ada di buku pegangan pada materi Hukum Newton Tentang Gravitasi. Barcode tersebut menuju ke link youtube. Video youtube berisi tentang materi Hukum Newton Tentang Gravitasi yang sesuai dengan isi buku pegangan. Kemudian siswa diminta untuk menonton video tersebut sekaligus mencatat hal-hal penting yang berada pada video tersebut. Namun sebagian besar siswa tidak mencatat dan hanya menonton video karena siswa beralasan bahwa semua yang ada di video tersebut sudah ada di buku pegangan. Setelah siswa selesai menonton video tersebut, guru membuka sesi pertanyaan kepada siswa yang masih bingung dengan materi gaya gravitasi. Namun banyak siswa yang diam sehingga guru harus memancing dengan memberikan pertanyaan agar dijawab oleh siswa.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup guru meminta siswa untuk menjawab soal kemampuan berpikir kritis. Soal kemampuan berpikir kritis berupa soal essay dan dikerjakan secara mandiri.
Soal kemampuan berpikir kritis dikumpulkan setelah siswa selesai mengerjakan.
2) Pertemuan kedua a) Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam. Siswa secara serempak menjawab salam dari guru.commit to user
Selanjutnya guru mengabsen siswa yang hadir, semua siswa hadir.
Kemudian guru menjelaskan mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu model pembelajaran konstruktivisme dan modul LCDS yang akan digunakan untuk pembelajaran. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini diawali dengan guru menayangkan video tentang fenomena perbedaan kegiatan manusia di permukaan bumi dan kegiatan astronot di luar angkasa yang terdapat pada LCDS yaitu dengan mengklik Hukum Gravitasi Newton-Medan Gravitasi dan Kuat Medan-Video Fenomena.
Kemudian guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada dimenu “Apersepsi dan motivasi” pada modul LCDS sebagai hipotesis. Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan masing- masing kelompok yang telah dibagi sebelumnya. Siswa berkumpul secara teratur. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Kegiatan siswa dilanjutkan dengan diskusi tentang medan gravitasi dan kuat medan sesuai panduan pada LKS. Guru membimbing siswa dalam mengisi LKS. Setelah siswa selesai diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusikelompok.
Kegiatan kedua guru menayangkan gambar tentang sebuah benda yang berpindah dari permukaan bumi. Kemudian Guru meminta siswa membuka LCDS kemudian mengklik Hukum Gravitasi Newton-Energi Potensial dan Potensial Gravitasi-Apersepsi dan motivasi untuk menjawab pertanyaan sebagai hipotesis (pemikiran awal). Lalu guru membagikan LKS kedua kepada masing-masing kelompok. Kegiatan siswa dilanjutkan dengan diskusi tentang energi potensial dan potensial gravitasi sesuai panduan pada LKS. Guru membimbing siswacommit to user
dalam mengisi LKS. Setelah siswa selesai diskusi, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusikelompok.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup guru memberikan 1 contoh soal dan guru meminta siswa untuk menjawab latihan soal yang berada pada modul LCDS. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Lalu guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Hasil Tindakan Siklus 1
1) Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru
Observasi pada penelitian ini dilaksanakan oleh 3 observer.
Observasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa saat tindakan kelas berlangsung. Kegiatan yang diamati oleh peneliti mengacu pada lembar pengamatan yang telah dibuat. Observasi dilaksanakan guna melakukan pengamatan ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.
2) Hasil tes kognitif siswa
Tes kognitif siswa dilaksanakan setelah siswa mempelajari mengenai sub materi Medan Gravitasi dan Potensial Gravitasi. Tes Kognitif terdiri dari 9 indikator dengan 15 soal tes pilihan ganda.
Persentase jumlah siswa menjawab benar pada setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus 1 Nilai
KKM
Kategori Jumlah Siswa
Data Siklus I
Target Kesimpulan
70 Tuntas 22 64,71% Tuntas
70%
Belum tercapai Tidak Tuntas 12 35,29%
commit to user
Berdasarkan hasil tes kognitif materi pada siklus 1 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan yang tidak tuntas 12 siswa. Persentase untuk tes kognitif pada siklus 1 penelitian ini yaitu 64,71% siswa tuntas dan 35,29% siswa tidak tuntas sehingga perlu adanya perbaikan untuk siklus 1 penelitian ini.
3) Hasil tes berpikir kritis siswa
Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus 1 ini mengenai sub materi Medan Gravitasi dan Potensial Gravitasi. Tes Kemampuan berpikir kritis ini terdiri dari 5 indikator kemampuan berpikir kritis dengan 5 soal tes. Jawaban siswa pada setiap indikator kemudian dinilai oleh penilai sesuai dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis. Persentase nilai siswa yang sesuai dengan karakateristik kemampuan berpikir kritis pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa Siklus 1 No. Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis
Target (%) Ketercapaian (%) 1 Menganalisa
argumen/pendapat. 75% 61,03%
2 Menggunakan pengetahuan
yang ada. 75% 65,20%
3 Membuat dan menilai kesimpulan induktif dan pendapat.
75% 79,17%
4 Berpikir secara rasional. 75% 54,66%
5 Memutuskan suatu tindakan. 75% 73,77%
Data diatas adalah data nilai kemampuan berpikir kritis siswa pada tindakan siklus 1. Hasil yang diperoleh dari data menunjukkan bahwa kemampan berpikir kritis siswa materi Hukum Newtoncommit to user
Tentang Gravitasi pada indikator membuat dan menilai kesimpulan induktif dan pendapat sudah tinggi yaitu lebih dari 75% sedangkan pada indikator menganalisa argumen/pendapat, menggunakan pengetahuan yang ada, berpikir secara rasional, dan memutuskan suatu tindakan masih rendah yaitu dibawah 75% sehingga rata-rata indikator kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus 1 masih rendah atau kurang dari 75%. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan siklus 2 agar indikator kemampuan berpikir kritis yang masih rendah dapat meningkat.
d. Refleksi tindakan siklus1
Kegiatan refleksi bertujuan guna mengingat kembali pelaksanaan yang telah dilaksanakan selama tindakan. Peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hal-hal yang dianggap masih kurang maupun keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1.
Pada tahap refleksi dilakukan analisis hasil tindakan pada siklus 1. berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kemampuan kognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa belum mencapai target keberhasilan penelitian. Belum tercapainya target karena ditemukan beberapa kendala yang terjadi pada pelaksanaan siklus 1 yaitu
1) Masih ada kelompok yang tidak membawa laptop sehingga harus bergabung dengan kelompok lain
2) Masih terlalu banyak anggota dalam setiap kelompok
3) Dalam kegiatan kelompok siswa masih belum bisa membagi peranan dan tugas masing-masing denganbaik.
4) Saat diskusi kelompok tidak semua siswa aktif dalam kegiatan tersebut
5) Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil diskusikelompok
6) Contoh soal yang diberikan hanya sejumlah 1 soal commit to user
Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1, peneliti bersama guru menyusun perencanaan untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus 2, diantaranya adalah sebagai berikut
1) Memastikan untuk setiap kelompok membawa laptopmasing-masing 2) Mengurangi jumlah anggota pada setiap kelompok
3) Memonitoring kegiatan siswa dalam berkelompok agar siswa dapat melaksanakan tugas masing-masing dalamkelompok
4) Memberikan motivasi siswa untuk aktif dalamkelompok
5) Memberikan motivasi siswa untuk aktif dan percaya diri ketika menyampaikan pendapat dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
6) Memberikan contoh soal yang lebih banyak 3. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki siklus 1. pada siklus II ini peneliti membuat persiapan dan perencanaan yang dilakukan sebelum tindakan. Perencanaan tindakan dilakukan untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan yang dilakukan pada siklus 1.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1) Pertemuan Pertama
a) Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam. Siswa secara serempak menjawab salam dari guru.
Selanjutnya guru mengabsen siswa yang hadir. Kemudian guru menjelaskan mengenai model pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu model pembelajaran konstruktivisme dan modul LCDS yang akan digunakan untuk pembelajaran. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
b) Kegiatan inti
commit to user
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang ada pada kegiatan apersepsi. Guru menayangkan video tentang revolusi bumi yang merupakan jawaban dari pertanyaan saat apersepsi yang terdapat pada LCDS yaitu pada menu
“Video Jawaban Apersepsi”. Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Guru membagikan LKS kepada siswa kemudian guru membimbing siswa melakukan simulasi tentang Hukum 1 Kepler sesuai panduan pada LKS. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil simulasi dengan mengisi LKS. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup guru memberikan latihan soal mengenai Hukum Kepler 1. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam. Siswa secara serempak menjawab salam dari guru.
Selanjutnya guru mengabsen siswa yang hadir. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru menayangkan video tentang gerak planet terhadap matahari. Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing. Guru meminta siswa membuka LCDS.
Selanjutnya guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok.
Guru membimbing siswa melakukan simulasi tentang Hukum 2commit to user
Kepler sesuai panduan pada LKS. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil simulasi tentang Hukum 2 Kepler. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
Pada kegiatan kedua guru membimbing siswa melakukan simulasi tentang Hukum 3 Kepler sesuai panduan LKS. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil simulasi tentang Hukum 3 Kepler. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup guru memberikan contoh soal mengenai Hukum Kepler. Kemudian guru menyampaikan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.
Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3) Pertemuan ketiga
a) Kegiatan pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan salam. Siswa secara serempak menjawab salam dari guru.
Selanjutnya guru mengabsen siswa yang hadir. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingindicapai.
b) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tentang pergerakan satelit berdasarkan pengetahuan yang diketahui pada menu apersepsi yang ada pada modul LCDS.
Kemudian guru menayangkan video tentang orbit satelit yang merupakan jawaban dari pertanyaan saat apersepsi yang terdapat pada LCDS yaitu pada menu “Video Jawaban Apersepsi”. Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kemudian guru meminta siswa untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing.commit to user
Guru membagikan LKS kepada siswa kemudian guru membimbing siswa melakukan simulasi tentang gerak satelit sesuai panduan pada LKS. Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil simulasi dengan mengisi LKS. Guru membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi untuk menyamakan persepsi.
c) Kegiatan penutup
Pada kegiatan penutup guru memberikan latihan soal dan meminta siswa untuk menjawab soal yang berada pada modul LCDS.
Kemudian guru menyampaikan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
c. Hasil Tindakan Siklus II 1) Hasil tes kognitif siswa
Tes kognitif siswa pada siklus II dilaksanakan setelah siswa mempelajari mengenai sub materi Hukum Kepler dan Gerak Satelit.
Tes Kognitif terdiri dari 4 indikator dengan 10 soal tes pilihan ganda.
Persentase jumlah siswa menjawab benar pada setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Hasil Tes Kognitif Siswa Siklus 2 Nilai
KKM
Kategori Jumlah Siswa
Data Siklus I
Target Kesimpulan
70 Tuntas 31 91,18% Tuntas
70%
Tercapai Tidak
Tuntas 3 8,82%
Berdasarkan hasil tes kognitif materi pada siklus II dapat diketahui bahwa jumlah siswa tuntas sebanyak 31 siswa dan jumlah siswa tidak tuntas sebanyak 3 siswa. Dengan persentase siswa tuntas sebesar 91,18% dan persentase siswa tidak tuntas sebesar 8,82%. Pada
commit to user
penelitian ini target siswa tuntas sebesar 70% sehingga dalam siklus II ini target penelitian telah tercapai.
2) Hasil tes berpikir kritissiswa
Tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II mengenai sub materi Hukum Keppler dan Gerak Satelit. Tes Kemampuan berpikir kritis ini terdiri dari 5 indikator kemampuan berpikir kritis dengan 5 soal tes. Jawaban siswa pada setiap indiktaor kemudian dinilai oleh penilai sesuai dengan karakteristik kemampuan berpikir kritis.
Persentase nilai siswa yang sesuai dengan karakateristik kemampuan berpikir kritis pada setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Tes Berpikir Kritis Siswa Siklus 2 No. Indikator Kemampuan
Berpikir Kritis
Target (%) Ketercapaian (%) 1 Menganalisa
argumen/pendapat. 75% 76,23%
2 Menggunakan pengetahuan
yang ada. 75% 84,56%
3 Membuat dan menilai kesimpulan induktif dan pendapat.
75% 83,33%
4 Berpikir secara rasional. 75% 77,94%
5 Memutuskan suatu tindakan. 75% 81,62%
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa pada setiap indikator telah tercapai target yang ditentukan yakni untuk setiap indikator pesentase telah mencapai > 75%. dengan persentase paling rendah yaitu 76,23% pada indikator menganalisa argumen/pendapat. dan indikator yang paling tinggi yaitu 84,56% pada indikator Menggunakan pengetahuan yang ada. Rata-rata hasil tes berpikir kritis siswa pada siklus II lebih daricommit to user
75% atau dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa tinggi.
Pada siklus II ini untuk kemampuan berpikir kritis siswa mencapai target penelitian.
d. Refeleksi tindakan siklus II
Pada tahap refleksi dilakukan analisis hasil tindakan pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis data siklus II, kemampuan berpikir kritis siswa telah mencapai target penelitian yaitu rata-rata persentase indikator kemampuan berpikir kritis siswa telah mencapai > 75 % dan rata-rata persentase nilai kognitif siswa > 70%.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa penerapan model Konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dengan adanya hal tersebut, maka tindakan dalam penelitian ini telah dinyatakan berhasil dan diberhentikan pada siklus 2
4. Perbandingan HasilTindakan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, selanjutnya akan dianalisis perbandingan hasil tindakan antara pratindakan, siklus I dan siklus II tentang penerapan model pembelajaran Konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo pada pembelajaran fisika materi Hukum Newton Tentang Gravitasi.
Dari analisis data dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang ditunjukkan dengan tercapainya target penelitian yang ditetapkan pada tahap awal perencanaan. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa ditunjukkan dengan peningkatan hasil tindakan antara pratindakan, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.1 berikut
Tabel 4.7 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
No. Indikator Kemampuan
Persentase Ketercapaian Siswa commit to user
Pratindakan Siklus I Siklus II 1 Menganalisa
argumen/pendapat. 33,58% 61,03% 76,23%
2 Menggunakan pengetahuan yang ada.
49,26% 65,20% 84,56%
3 Membuat dan
menilai kesimpulan
induktif dan pendapat.
60,29% 79,17% 83,33%
4 Berpikir secara
rasional. 35,05% 54,66% 77,94%
5 Memutuskan suatu
tindakan. 69,12% 73,77% 81,62%
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan analisis perbandingan hasil pratindakan, siklus I dan siklus II diketahui bahwa ada peningkatan pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis ditunjukkan pada tahap pratindakan belum mencapai target penelitian yang telahcommit to user
ditentukan yaitu 75%. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan lagi pada siklus II yaitu yang ditandai dengan tercapainya target penelitian atau persentase ketercapaian kemampuan berpikir kritis telah mencapai target penelitian pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis.
Data kemampuan kognitif siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo juga menunjukkan peningkatan pada hasil pratindakan, siklus I dan siklus II. Peningkatan ditunjukkan dengan tercapai target penelitian yang telah ditentukan. Peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.8 dan gambar 4.2 berikut :
Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kemampuan Kognitif Siswa pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Kategori Persentase Ketercapaian Siswa
Pratindakan Siklus I Siklus II
Tuntas 47,06% 64,70% 91,18%
Tidak Tuntas 52,94% 35,29% 8,82%
Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Ketercapaian Kemampuan Kognitif Siswa pada Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.2 menunjukkan perbandingan persentase ketercapaian kemampuan kognitif siswa pada pratindakan, siklus I dan siklus II.
Peningkatan kemampuan kognitif ditunjukkan pada tahap pratindakancommit to user
persentase siswa tuntas sebanyak 47,06%. Kemudian meningkat pada siklus I menjadi 64,70% siswa tuntas, namun peningkatan tersebut belum mencapai target penelitian yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, terjadi peningkatan lagi pada siklus II yaitu sebanyak 91,18% siswa tuntas dan peningkatan tersebut telah mencapai target penelitian yaitu 70%.
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang baik terhadap penerapan model pembelajaran Konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS pada pembelajaran fisika materi Hukum Newton Tentang Gravitasi. Meskipun demikian, dalam penerapan model pembelajaran Konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki sebagai saran kepada peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan model pembelajaran dan modul yang sama.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing- masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Pada tahap pratindakan peneliti melakukan beberapa kegiatan untuk pengambilan data meliputi observasi kondisi siswa selama pembelajaran, wawancara dengan guru fisika kelas X MIPA 1 dan 3 siswa kelas X MIPA 1, serta kajian dokumen. Pada tahap pratindakan, data kemampuan kognitif siswa dikumpulkan dengan teknik kajian dokumen dengan target kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Dari 34 siswa terdapat siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 47,06% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa atau 52,94%. Sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh hasil secara keseluruhan dari lima indikator berpikir kritis semua indikator masih berada jauh dibawah target yaitu 75%. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika, ditemukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo masih rendah. Oleh karena itu untuk
commit to user
mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran Kontruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS.
Pada siklus I, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi Hukum Newton Tentang Gravitasi pada sub materi Gaya Gravitasi, Kuat Medan Gravitasi dan Energi Potensial Gravitasi. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau 3 jam pelajaran. Pada siklus I diperoleh hasil data kemampuan kognitif siswa menunjukkan peningkatan dari tahap pratindakan.
Dari 34 siswa terdapat 64,71% atau 22 siswa telah mencapai KKM dan 35,29%
atau 12 siswa belum mencapai KKM. Sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh hasil dari lima indikator berpikir kritis masih terdapat empat indikator yang belum memenuhi target yaitu menganalisa argumen/pendapat, menggunakan pengetahuan yang ada, berpikir secara rasional, dan memutuskan suatu tindakan.
Secara keseluruhan dari lima indikator berpikir kritis sebesar 66,77% yang masuk kategori rendah. Karena tindakan siklus I belum mencapai target penelitian, maka dilakukan tindakan siklus II.
Pada siklus II, peneliti menyusun RPP dengan materi Hukum Newton Tentang Gravitasi pada sub materi Hukum Kepler dan Gerak Satelit. Pada siklus II diperoleh hasil data kemampuan kognitif siswa menunjukkan peningkatan dari tahap siklus I. Dari 34 siswa terdapat 91,18% atau 31 siswa telah mencapai KKM dan 8,82% atau 3 siswa belum mencapai KKM. Sedangkan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh hasil dari lima indikator berpikir kritis seluruh aspek telah mencapai target penelitian yaitu 75%. Secara keseluruhan dari lima indikator berpikir kritis persentase ketercapaian lebih dari 75% yang masuk kategori tinggi.
Dengan begitu, penelitian telah mencapai target penelitian
Adanya peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa dikarenakan guru memberikan semangat yang lebih kepada siswa sehingga siswa termotivasi ketika kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara secara umum dengan guru dan siswa, penerapan model konstruktivisme dengan menggunakan modul elektronik LCDS memberikan kesempatan siswa untuk memberikan hipotesis selama pembelajaran sehingga membuat siswa untuk mampu berpikir kritis dengan fenomena-fenomena yang sesuai dengan matericommit to user
Hukum Newton Tentang Gravitasi. Menurut beberapa siswa, pembelajaran fisika lebih menyenangkan dan bervariasi karena dengan adanya modul elektronik LCDS siswa dapat menonton gambar, video dan melakukan eksperimen sehingga tidak hanya melihat tulisan yang ada di buku atau papan tulissaja.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (N, Ertikanto, Suyatna, & U, 2018) diketahui, “E-book berbasis LCDS mendapat respon baik dari guru dan mendapat respon positif dari siswa serta penggunaan E- book berbasis LCDS dinilai efektif.” hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Cahyani, Nyeneng, & Suyanto, 2016) menunjukkan, “modul pembelajaran LCDS termasuk dalam kategori menarik, mudah, dan sangatbermanfaat.” Pada penelitian yang telah dilakukan oleh (Azizah, Desy, &
Ngazizah, 2014) “penerapan model pembelajaran kontruktivisme dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sesuai penelitian dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai target-target yang telah ditentukan.”
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa penggunaan modul Learning Content Development System (LCDS) pada pembelajaran model Konstruktivisme pada pembelajaran fisika materi Hukum Newton Tentang Gravitasi dapatmeningkatkan kemampuan kognitif dan berpikir kritis siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun pelajaran 2019/2020.
commit to user