• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL KARYA DAN PRESTASI TERKAIT KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF SECARA LISAN DAN TULISAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN HASIL KARYA DAN PRESTASI TERKAIT KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF SECARA LISAN DAN TULISAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

LAPORAN HASIL KARYA DAN PRESTASI TERKAIT KETERAMPILAN  BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF SECARA LISAN DAN TULISAN 

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 2 SAMADUA 

Jln. Tapakuan – Meulaboh Km. 11 Gunong Cut Kode Pos 23752  email : smpnegeri2samadua@gmail.com

ACEH SELATAN 

LAPORAN HASIL KARYA DAN PRESTASI TERKAIT KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF SECARA LISAN 

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 2 SAMADUA 

Jln. Tapakuan – Meulaboh Km. 11 Gunong Cut Kode Pos 23752  email : smpnegeri2samadua@gmail.com

ACEH SELATAN 

LEMBARAN PENGESAHAN 

Laporan Hasil Karya Dan Prestasi Terkait Ketrampilan Berkomunikasi Yang Efektif Secara Lisan yang dilaksanakan Pada tanggal 19 Oktober 2021 ini telah disetujui dan disahkan

pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 19 Oktober 2021

Oleh : Guru Pembimbing Pelaksana Tempat : Aula SMP Negeri 2 Samadua

Menyetujui,

Kepala SMP Negeri 2 Samadua Guru Pendamping,

Nafwal, S.Pd. PKn Wardah, S.Ag

Nip. 19670412 199203 1 008 Nip. 19680302 200701 2 041

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat mengikuti perlombaan Story Telling pada Festival Language and Art (FLASH) yang diselenggarakan di SMA Modal Bangsa Aceh Besar. Sebelumnya perlu disampaikan juga bahwa kegiatan ini adalah sebagai wahana pembinaan bakat peserta didik dalam bidang bahasa khususnya Bahasa Inggris, yaitu untuk lebih memantapkan keterampilan berbahasa yang baik dan benar dan bisa mengaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat yang berorientasi pada pengetahuan modern yang berkaitan dengan program kurikulum, keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Kami harap dari kegiatan ini dapat memberikan suatu inspirasi baru pembinaan bakat bagi peserta didik dalam melakukan aktifitas di bidang kebahasaan di sekolah. Mudah- mudahan Program ini dapat membantu kami dalam membimbing, melatih dan mengarahkan peserta didik yang kami cintai ke arah yang lebih baik lagi.

Penyusun.

BAB I PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan Nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriot dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para Pahlawan serta berorientasi masa depan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan-kegiatan melalui jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Pada jalur sekolah selain dilakukan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum yang berlaku juga dilakukan kegiatan ekstrakurikuler sebagai bimbingan dan latihan terhadap bakat yang dimiliki peserta didik. Kegiatan bimbingan dan latihan terhadap bakat yang dimiliki peserta didik dimaksudkan untuk lebih memantapkan bakat dan keterampilan dan bisa bersaing di dunia luar dengan mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Story Telling merupakan bentuk kegiatan yang mengarah pada pengembangan bakat dalam berbahasa khususnya Bahasa Inggris, dengan ketrampilan berpikir positif dan sikap lugas yang mampu bersaing dengan dunia luar.

B. Tujuan

Tujuan perlombaan Pidato yang diselenggarakan oleh SMP Negeri 2 Samadua adalah untuk pembinaan ketrampilan berbahasa yang luwes dan beretika untuk melahirkan generasi-generasi muda yang relegius dimasa yang akan datang.

C. Target

Target yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Lomba Pidato ini adalah:

1. Untuk melihat kemampuan anak-anak dalam berpidato dan melatih anak-anak berani tampil di depan umum

2. Mampu menggunakan bahasa yang baik dan benar 3. Mampu bersaing dengan dunia luar

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 

1. Bentuk Kegiatan - Lomba Pidato

- Peserta 1 orang tiap kelas

2. Waktu dan tempat Pelaksanaan Hari : Senin - Selasa

Tanggal : 18 s.d 19 Oktober 2021 Tempat : Aula SMP Negeri 2 Samadua

BAB III HASIL YANG DIRAIH 

Setelah melewati latihan-latihan yang ketat dan persiapan perlombaan yang cukup menegangkan, akhirnya kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan sukses.

Selamat kepada perwakilan kelas VIII-1 An. Aska Idni atas meraih juara 1 Link Video : https://studio.youtube.com/video/pUGeFK4zw0s/edit

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 

A. Kesimpulan

Dari tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya kegiatan perlombaan Pidato semua potensi, bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik dapat tergali dan tersalurkan. Sehingga dari kegiatan tersebut betul-betul akan menghasilkan generasi yang santun berkomunikasi yang dapat diandalkan dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

B. Saran

Demi kesuksesan kegiatan perlombaan Pidato ini, kami harapkan agar pihak sekolah dan lingkungan turut memberikan dukungan dan arahan yang membangun sehingga apa yang kita ingin wujudkan akan mudah tercapai.

LAMPIRAN 1

LAPORAN HASIL KARYA SISWA

Keterampilan Berkomunikasi Efektif Secara Tertulis) 

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 2 SAMADUA 

Jln. Tapakuan – Meulaboh Km. 11 Gunong Cut Kode Pos 23752  email : smpnegeri2samadua@gmail.com

ACEH SELATAN 

i

LEMBARAN PENGESAHAN 

Laporan Hasil Karya Dan Prestasi Terkait Ketrampilan Berkomunikasi Yang Efektif Secara Tertulis yang dilaksanakan Pada tanggal 25 November 2021 ini telah disetujui dan

disahkan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 25 November 2021

Oleh : Guru Pembimbing Pelaksana Tempat : SMP Negeri 2 Samadua

Menyetujui,

Kepala SMP Negeri 2 Samadua Guru Pembimbing,

Nafwal, S.Pd. PKn Arfida, S.Pd

Nip. 19670412 199203 1 008 Nip. 19670302 200504 2 001

KATA PENGANTAR 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah, penyusunan Laporan ini merupakan salah satu upaya mengimplementasikan segala sesuatunya tentang keterampilan berkomunikasi efektif secara tertulis di lingkungan SMP Negeri 2 Samadua.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh warga sekolah yang telah meluangkan waktu untuk memberi saran dan kritik dalam penyusunan laporan ini. Semoga Allah SWT senantiasa rnemberikan petunjuk terhadap segala upaya yang kita lakukan demi untuk peningkatan minat dan bakat siswa yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 2 Samadua

Penyusun,

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah sebuah seni tertulis. Dalam bentuk seni ini, seorang penyair menggunakan bahasa untuk menambah kualitas estetis pada makna semantis. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tetapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zig-zag, dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannya. Puisi kadang- kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’.

Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bermacam-macam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

B. Unsur-unsur Puisi

1. Struktur Fisik Puisi 

a. Perwajahan Puisi (Tipografi)

Perwajahan puisi (tipografi) yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

b. Diksi

Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

c. Imaji

Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

d. Kata Konkret

Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatik, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Gaya bahasa disebut juga majas.

Adapun macam-macam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

f. Rima/Irama

Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris

puisi. Rima mencakup:

1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi

Sutadji C.B.),

2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya.

3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2. Struktur Batin Puisi

 a. Tema/Makna (Sense)

Tema/makna (sense) media puisi adalah tataran bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.

b. Rasa (Feeling)

Rasa (feeling) yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.

Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

c. Nada (Tone)

Nada (tone) yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan  tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

d. Amanat/Tujuan/Maksud (Intention)

Amanat/tujuan/maksud (intention) yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

C. Jenis-jenis Puisi Menurut Zaman

1. Puisi Lama 

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu antara lain:

Jumlah kata dalam 1 baris;

Jumlah baris dalam 1 bait;

Persajakan (rima);

Banyak suku kata tiap baris;

Irama.

Ciri-ciri puisi lama adalah sebagai berikut:

Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.

Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.

Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

2. Puisi Baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru adalah sebagai berikut:

Bentuknya rapi, simetris;

Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);

Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;

Sebagian besar puisi empat seuntai;

Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)

Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar): 4-5 suku kata.

D. Jenis-jenis Puisi Menurut Bentuk

1. Distikon 

Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).

2. Terzina

Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

3. Kuatren

Kuatren, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

4. Kuint

Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

5. Sekstet

Sekstet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

6. Septima

Septima, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

7. Oktaf atau Stanza

Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).

8. Soneta

Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi  soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah

yang dianggap sebagai “Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).

E. Puisi Kontemporer

Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman. Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.

1. Puisi Mantra

Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:

Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu.

Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri.

Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.

2. Puisi Mbeling

Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama “Puisi Mbeling”. Kata- kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main.

Puisi mbeling berciri mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).

Selain itu, puisi mbeling juga menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan pemerintahan, dan menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.

3. Puisi Konkret

Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.

Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut:

Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-pengulangannya.

Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.

Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju baris berikutnya.

 Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif).

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Bentuk Kegiatan

- Lomba menulis puisi - Peserta 1 orang tiap kelas

2. Waktu dan tempat Pelaksanaan

Hari : Kamis

Tanggal : 25 November 2021 Tempat : SMP Negeri 2 Samadua

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang kata kiasan.

Menurut zamannya puisi di bagi menjadi 2 (dua), yaitu: puisi lama dan puisi baru. Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Puisi baru adalah puisi bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan santun bahasa, memakai kata-kata yang makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya tidak begitu penting lagi.

B. Saran

Pelajarilah karya sastra dengan baik agar kita memperoleh pengetahuan tentang karya sastra terutama puisi.

Lampiran 

Keterampilan Siswa Berkomunikasi Secara 

Tertulis 

majas pantun.

Referensi

Dokumen terkait