• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PARENTING AKHLAK PADA ANAK USIA DINI MELALUI SERIAL YOUTUBE ANIMASI NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI DAARUNNADWAH DEPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PARENTING AKHLAK PADA ANAK USIA DINI MELALUI SERIAL YOUTUBE ANIMASI NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI DAARUNNADWAH DEPOK"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI DAARUNNADWAH DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Nanda Astriyadi NIM: 11160510000100

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/2020 M

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PARENTING AKHLAK PADA ANAK USIA DINI MELALUI SERIAL YOUTUBE ANIMASI NUSSA DAN RARA DI TK ISLAMI

DAARUNNADWAH DEPOK Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Nanda Astriyadi NIM. 11160510000100

Dosen Pembimbing:

Dr. Yopi Kusmiati, M.Si NIP. 198012172003122002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH

JAKARTA 1442 H/2020 M

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami Daarunnadwah Depok” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

Jakarta, 8 Oktober 2020 Tim Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

Ketua

Dr. Armawati Arbi. M, Si Oktober 2020 NIP: 196502071991032002

Sekretaris

Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A Oktober 2020 NIP: 197609082009011010

Penguji 1

Dr. Hj. Roudhonah, M.A Oktober 2020 NIP:

Penguji 2

Dr. H. Abd Rozak, M. A Oktober 2020 NIP:

Mengetahui:

Dekan

Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D

(4)

iii

(5)

ABSTRAK

Nanda Astriyadi

Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami

Daarunnadwah Depok

Dalam parenting, terutama parenting pada anak usia dini tentunya memerlukan komunikasi yang baik dan dapat diterima oleh anak tersebut.

Komunikasi merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang tujuannya adalah memberi informasi kemudian terjadinya suatu interaksi yang mendapatkan feedback atau timbal balik, itu semua merupakan kunci dari berkomunikasi. Jika ingin memberikan parenting yang baik untuk anak, maka diperlukannya strategi. Dengan mempunyai strategi, orang tua dapat tahu bagaimana langkah-langkah dalam menjalankan parenting itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka muncul pernyataan pertama yaitu strategi komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak kepada anak usia dini. Kedua, Perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya. Ketiga, Alasan orang tua memilih untuk mengenalkan akhlak melalui media.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan paradigma penelitian konstruktif. Kemudian, Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui observasi langsung, wawancara dan dokumentasi.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori struktural fungsional oleh Talcot Parsons yang dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem

“tindakan” yang disebut dengam skema AGIL. Empat fungsi penting tersebut ialah Adaptation (Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian tujuan), Integration (Integrasi), dan Latency (Pemeliharaa pola).

Hasil penelitian ini yaitu strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan orang tua dengan menggunakan 4 fungsi penting yaitu Adaptation (Adaptasi), Goal Attainment (Pencapaian tujuan), Integration (Integrasi), dan Latency (Pemeliharaa pola), kemudian perilaku anak setelah mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya adalah meniru hal baik yang orang tua ajarkan. Dan alasan orang tua menggunakan media sebagai alat untuk pengenalan akhlak adalah agar lebih mudah dalam melakukan penyampaian pesan supaya komunikasi berjalan dengan baik.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Parenting, Orang Tua, Akhlak, Anak Usia Dini

(6)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirobbil „Alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Serial Youtube Animasi Nussa dan Rara di TK Islami Daarunnadwah Depok” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam kepada Baginda besar Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangan menuntun umat-Nya ke jalan yang di Ridhai Allah SWT.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan bimbingan, motivasi, dukungan dari berbagai pihak. Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memudahkan penyelesaian skripsi ini.

1. Dr. Suparto M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M. Ag sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

2. Dra. Armawati Arbi, M.Si sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. H. Edi Amin, MA sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Dr. Yopi Kusmiati, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah bersedia membimbing dan telah banyak memberikan masukan serta arahan dan

(7)

saran kepada penulis selama proses penulisan ini berlangsung. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebaikan selalu menyertai beliau dan keluarga. Aamiin YRA.

4. Dr. Jumroni, M.Si sebagai Dosen Penasihat Akademik KPI B angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan dan arahan dalam pembuatan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan beragam ilmu dan pengalaman kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak KH. Johari Nasruddin, Lc sebagai Ketua Yayasan Daarunnadwah yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian di TK Islami Daarunnadwah dan Ibu Siska Maria, S.Pd.I sebagai Kepala Sekolah TK Islami Daarunnadwah yang telah membantu memberikan arahan dan informasi terkait penelitian skripsi ini. Serta semua guru di TK Islami Daarunnadwah yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Informan Penelitian yang tidak dapat disebutkan namanya, terimakasih kepada Ibu HW, Ibu LM dan Ibu NA atas kesediaan waktunya telah membantu penulis dalam menjawab penelitian ini.

8. Orang tua tercinta Bapak Suyadi dan Ibu Wiji Astuti, dan Kakak tercinta Yudha Widya Atmaja, S.Sos yang selalu memberikan doa, semangat, dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta keponakanku yang lucu

(8)

vii

Farannisa Shanum Atmaja yang telah memberikan hiburan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebaikan dan keberkahan selalu menyertai mereka semua Aamiin YRA.

9. Adikku Ajeng Setyoningrum yang telah menemani dan rela meluangkan waktunya untuk memberi dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Keluarga Besar Mulyadi yang telah memberikan doa dan dukungan selama penyelesaian skripsi ini.

10. Hafiz Auliya Satriandika yang telah memberikan semangat dan dukungan serta sama-sama sedang berjuang mengejar gelar Sarjananya yaitu Sarjana Teknik, semoga Allah berikan kesabaran dan kemudahan dalam segala hal.

Aamiin YRA. Terimakasih sudah saling berdoa dan memberi support satu sama lain.

11. Sahabat seperjuangan KPI Angkatan 2016 khususnya KPI B yang telah saling mendukung dan mendoakan, semoga semua dapat menyelesaikan skripsi pada waktunya dan diberikan kemudahan.

12. Sahabat seperjuangan Muhun Guys. Arina Manistaufia, Riska Farisa, Nurul Dwi Ramadhani, Muthi’ah Fiddin, Shifa Fauziah, Hadijah Titesi NH, Regita Cahyadini H, Nina Indri Aprillia, Siti Halimah Wibowo.

Terimakasih telah mewarnai indahnya masa perkuliahan, semoga kesuksesan selalu bersama kita. Aamiin YRA

13. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih penulis.

(9)

Demikian penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sehingga skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, 10 September 2020 Penulis

Nanda Astriyadi

(10)

ix DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Pembimbing ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan... iii

Abstrak ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... ix

Daftar Gambar ... xi

Daftar Tabel. ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 8

G. Metodologi Penelitian ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

A. Landasan Teori ... 21

1. Strategi Komunikasi ... 21

2. Komunikasi Antar Pribadi ... 24

3. Parenting ... 29

4. Pengertian Akhlak ... 34

5. Dakwah Fardiyah ... 37

6. Anak Usia Dini ... 39

7. New Media... 42

B. Kerangka Berpikir ... 45

(11)

BAB III GAMBARAN UMUM ... 46

A. Sejarah TK Islami Daarunnadwah ... 46

B. Visi dan Misi TK Islami Daarunnadwah ... 47

C. Struktur Organisasi TK Islami Daarunnadwah ... 48

D. Kegiatan Pengenalan Akhlak di TK Islami Daarunnadwah ... 49

E. Kelebihan Serial Animasi Nussa dan Rara... 51

F. Identifikasi Informan ... 52

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 56

A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam Parenting Akhlak Kepada Anak Usia Dini ... 56

B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang Tuanya ... 63

C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui Media... 69

BAB V PEMBAHASAN ... 74

A. Strategi Komunikasi Antar Pribadi Guru dan Orang Tua dalam Parenting Akhlak Kepada Anak Usia Dini ... 74

B. Perilaku Anak Setelah Mendapatkan Parenting Akhlak Dari Orang Tuanya ... 80

C. Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkan Akhlak Melalui Media... 82

BAB VI PENUTUP ... 85

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Serial Animasi Nussa dan Rara Episode Adab Makan.………. 49 Gambar 3.2 Kegiatan berdoa sebelum dimulainya proses belajar ... 50 Gambar 3.3 Adab di kelas, mendengarkan penjelasan guru ... 50 Gambar 3.4 Kegiatan menulis, menulis harus menggunakan tangan

kanan ... 50 Gambar 3.5 Menonton serial animasi Nussa dan Rara sambil bersama

orang tua ... 53 Gambar 3.6 Episode Nussa dan Rara yang sedang diputar oleh Ibu HW ... 53 Gambar 4.1 Guru melakukan komunikasi dengan cara pendekatan

pada murid ... 57 Gambar 4.2 Guru yang mengajar sambil mencatat di dalam buku

Komunikasi khusus orang tua ... 58 Gambar 4.3 Anak meniru orang tua yang mengajarkan berdzikir ... 60 Gambar 4.4 Anak lebih tertarik karena melihan konten visual ... 65 Gambar 4.5 Anak akan lebih tertarik jika layar media yang dipakai

lebih besar ... 65

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan Guru

dan Orang Tua ... 62 Tabel 4.2 Perilaku Anak dalam Menerapkan Hal-Hal Baik Yang

Disampaikan Orang Tua Setelah Parenting Akhlak ... 68 Tabel 4.3 Alasan Orang Tua Memilih Untuk Mengenalkaan Akhlak

Melalui Media ... 73

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan antara orang tua dengan anak adalah berasal dari bagaimana orang tua tersebut menjalankan parenting. Parenting adalah proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak yang meliputi aktivitas-aktivitas seperti memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak-anak ketika tumbuh berkembang. Di dalam parenting terutama parenting pada anak usia dini tentunya memerlukan komunikasi yang baik dan dapat diterima oleh anak tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Deddy Mulyana, komunikasi adalah situasi-situasi memungkinkan suatu sumber yang mentransmisikan suatu pesan kepada seseorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.1

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata verbal saja, tetapi juga terdapat adanya komunikasi non verbal. Komunikasi merupakan suatu bentuk penyampaian pesan yang tujuannya adalah memberi informasi kemudian terjadinya suatu interaksi yang mendapatkan feedback atau timbal balik, itu semua merupakan kunci dari berkomunikasi. Jika ingin memberikan parenting yang baik untuk anak, maka diperlukannya strategi. Dengan mempunyai strategi, orang tua dapat tahu bagaimana langkah-langkah dalam menjalankan parenting itu sendiri.

Sebagaimana Strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.2

1 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar ( Bandung: Remaja Rosdakarya 2005)

2 Departemen Pendidikan Nasional, Cet. 2, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1092

(15)

Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, semua orang harus dapat berkomunikasi dengan baik terutama komunikasi antara orang tua dengan anaknya.

Komunikasi antara orang tua dengan anaknya dapat terjadi dalam menerapkan nilai edukasi, tentunya orang tua akan mengajarkan anaknya tentang nilai edukasi dengan cara yang berbeda-beda. Orang tua akan melakukan komunikasi antara mereka dengan anaknya secara tatap muka dengan gaya komuikasi verbal atau non verbal. Salah satu dari cara yang bersifat mengajak ini masuk ke dalam jenis komunikasi yaitu Komunikasi Antar Pribadi.

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dengan tatap muka antar dua orang atau lebih secara verbal atau non verbal. Pada hubungan komunikasi antar pribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar psikologis. Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan sosiologis. Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan pada situasi non-antarpribadi. 3

Banyak sekali cara orang tua dalam berkomunikasi kepada anaknya, terutama untuk memberikan edukasi tentang agama Islam dan menanamkan akhlak sejak dini agar anak mempunyai akhlak yang baik untuk hidupnya. Dalam Islam, Komunikasi Antar Pribadi berkaitan dengan Dakwah Fardiah yaitu interaksi dengan manusia secara umum kemudian memilih salah seorang diantaranya untuk menjalin hubungan yang kuat antara da’i dengan mad’u nya (seorang pendakwah

3Muhammad Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 10

(16)

3

dengan pendengarnya).4 Interaksi antara da’i dan mad’u berjalan dengan kekuatan pesan yang disampaikan. Sama halnya dengan komunikasi antar pribadi, pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mengandung unsur pesan yang kuat dan dapat diterima oleh komunikan.

Adanya integrasi dalam Komunikasi Antar Pribadi dengan Dakwah Fardiah karena sama-sama memiliki tujuan yang sama untuk pendengarnya atau komunikannya. Keduanya memiliki karateristik yakni komunikasi antar pribadi memiliki ciri efektifitas yang didalamnya terdapat keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif dan kesetaraan. Sedangkan dakwah fardiah memiliki karakteristik yakni amal yang beragam. Amal yang beragam yang dimaksud adalah ucapan, amalan, persahabatan, keterlibatan dan keteladanan.

Membahas kembali tentang parenting, dalam Islam parenting atau pola asuh adalah satu kesatuan yang utuh dari sikap dan perilaku orang tua terhadap anak dan membimbing anak secara optimal berdasarkan Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah SAW. Mengapa diperlukannya parenting pada anak usia dini terutama parenting akhlak, karena setiap orang tua menginginkan anaknya berakhlak, maka akhlak yang baik itu datang dari bagaimana orang tua tersebut memberikan pola asuh yang tepat dan bijak. Selain itu, orang tua pun harus memiliki kompetensi kecerdasan dalam melakukan parenting atau pola asuh untuk membimbing akhlak anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan akidah serta keimanan kepada Allah SWT, orang tua juga harus memiliki kecerdasan dalam mengetahui perkembangan anak tersebut, dan tak lupa pula harus tetap berdasarkan yang diajarkan agama Islam.

Dalam menerapkan nilai-nilai agama Islam, terutama kepada anak usia dini itu harus dengan cara yang menarik dan membuat anak tersebut jadi mendengarkan

4 Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqh Da‟wah Fardiah, (Jakarta: Robbani Press, 1994) hlm. 26

(17)

apa yang disampaikan orang tuanya. Masalah yang ada dalam proses penerapan nilai edukasi, hampir semua orang tua merasakan hal yang sama yaitu susahnya menarik perhatian anak terhadap apa yang ingin orang tua tersebut ajarkan. Hampir semua anak-anak usia dini bersikap sama, yaitu malas mendengarkan ceramah atau nasihat orang tua karena mereka tidak peduli atau tidak ada rasa ketertarikan.

Terutama terhadap nilai-nilai Islam, anak-anak cenderung malas untuk belajar sendiri karena mereka pun tidak tahu harus memulai darimana.

Untuk menambah ketertarikan anak dalam mengenal agama Islam agar memiliki akhlak yang baik, dan seiring berkembangnya teknologi yang semakin maju maka dari itu strategi komunikasi antar pribadi orang tua kepada anak sebaiknya dengan menggunakan media agar anak itu tertarik untuk belajar. Media yang digunakan dapat berupa animasi-animasi visual agar anak tertarik untuk melihatnya. Contohnya dengan menggunakan animasi berbasis Islam di Youtube yakni Nussa dan Rara. Karena animasi tersebut sekarang sudah banyak muncul di media baru (new media) maka mudah saja untuk orangtua generasi alpha ini dalam melakukan parenting dengan menggunakan media.

Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru (new media) karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi sosial media massa memberi kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.5 New media itu sendiri termasuk media sosial Youtube. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia

5 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana,2006) cet. 1, hlm.374-375

(18)

5

virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang digunakan video-video di YouTube adalah yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player. Menurut perusahaan penelitian Internet Hitwise, pada Mei 2006 YouTube memiliki pangsa pasar sebesar 43 persen.

Pada 9 Oktober 2006 diumumkan bahwa YouTube telah dibeli Google dengan harga US$1,65 miliar. Pada awal April 2008 beberapa ISP Indonesia menutup akses ke beberapa situs web termasuk YouTube karena memuat film Fitna.

Awalnya pemblokiran berupa pemblokiran sepenuhnya terhadap seluruh situs web, namun kemudian diubah menjadi pemblokiran terhadap URL tertentu yang memuat video tersebut saja.6

Animasi Nussa dan Rara terdapat pada media Youtube, Animasi Nussa dan Rara adalah Serial animasi berbasis Islam yaitu Nussa Official atau yang biasa disebut Nussa dan Rara. Serial animasi ini menerapkan komunikasi yang mengajak para penontonnya dalam menerapkan akidah Islam. Ini sangat bagus menjadi tontonan anak-anak terlebih lagi untuk anak usia dini. Karena menarik dan anak-anak dapat mengenal nilai-nilai Islam dari tayangan di video-video tersebut.

Untuk orang tua yang melakukan parenting Islami atau ingin menanamkan akhlak sejak dini sangat bagus dengan menggunakan new media animasi berbasis Islam

6 http://pengertianyoutube.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 19 Juni 2020 pukul 20:00 WIB

(19)

seperti ini. Tetapi, belum tentu pesan yang disampaikan sampai dan diserap kepada anak. Apakah yang orang tua tersebut menerapkan hal baik dari media tersebut dan yang orang tua tersebut terapkan ditiru atau dijalankan oleh anak tersebut, itu semua berdasarkan bagaimana strategi orang tua dalam komunikasi antar pribadi kepada anak demi mencapai akhlak yang baik untuk anak usia dini yang sedang mengenal akhlak.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kemudian mendorong penulis untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai

“Strategi Komunikasi Antar Pribadi Parenting Akhlak Pada Anak Usia Dini Melalui Serial Animasi Nussa dan Rara di Media Sosial Youtube”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang penulis ambil dari permasalahan di atas adalah:

1. Strategi Komunikasi Antar Pribadi orang tua yang berperan dalam parenting akhlak masih belum efektif terhadap anak usia dini.

2. Kedua orang tua mempunyai banyak cara dalam mengajak anak mengenal agama dan menerapkan hal baik untuk akhlak anak.

3. Serial Animasi Nussa dan Rara ini pesan dakwahnya dapat diterima oleh anak usia dini atau tidak dan diterapkan atau tidak di dalam kehidupan sehari-hari anak tersebut.

C. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

(20)

7

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penulis lebih fokus terhadap komunikasi antar pribadi antara orang tua dengan anak usia dini dalam parenting akhlak.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah :

a. Bagaimana strategi komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak melalui serial animasi tersebut?

b. Bagaimana cara anak berperilaku setelah mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya tentang akhlak?

c. Mengapa orang tua tersebut lebih memilih mendidik anaknya tentang Islam dengan menggunakan media?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana strategi komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak melalui Serial Animasi Nussa dan Rara

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku yang terjadi pada anak setelah mendapatkan parenting akhlak dari orang tuanya

3. Untuk mengetahui alasan orang tua memilih mendidik anaknya tentang Islam agar memilki akhlak terpuji dengan menggunakan media

(21)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti di bidang ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antar pribadi serta menambah wawasan bagi pembacanya. Juga menambah pengetahuan dan upaya orang tua dalam memberikan nilai edukasi dan nilai keislaman terutama untuk mengajarkan tentang akhlak kepada anak dan berguna untuk menjadi referensi mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap bagaimana parenting akhlak untuk anak usia dini.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan juga untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan komunikasi antar pribadi dalam parenting akhlak pada anak sejak usia dini. Penulis mengharapkan bagi orang tua yang membaca penelitian ini dapat menjadi acuan untuk mengajarkan anak dalam penerapan akidah Islam dengan menggunakan media.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan kajian terdahulu sebagai langkah dari penyusunan skripsi yang diteliti agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lain dari skripsi yang sudah ada sebelumnya, serta sebagai referensi penelitian yang berhubungan dengan strategi komunikasi antar pribadi atau

(22)

9

parenting. Setelah mengadakan tinjauan kajian terdahulu, maka penulis menemukan beberapa skripsi yang berhubungan dengan judul yang penulis ambil.

Penulis akan memaparkan dari sudut yang berbeda, yaitu :

1. Skripsi mahasiswa yang berjudul “Strategi Orang Tua Dalam Membina Karakter Anak di Desa Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT” disusun oleh Muhammad Nurhadi, Universitas Islam Negeri Makassar. Skripsi tersebut berisikan tentang strategi orang tua dalam membina karakter anak telah menempuh berbagai strategi yaitu dengan memberi kebebasan beraktivitas, memberi batasan-batasan pada anak dalam hal pergaulan dengan orang di sekitarnya, memberi nasihat, memberi keteladanan, memberi hadiah dan hukuman, membina kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam.7

Persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah objeknya sama dengan dengan skripsi penulis. Dan yang menjadi perbedaan adalah skripsi tersebut lebih mengarah ke strategi dalam membina karakter anak sedangkan skripsi penulis lebih mengarah kepada bagaimana komunikasi antar pribadi orang tua dalam parenting akhlak melalui Serial Animasi Nussa dan Rara.

2. Skripsi mahasiswa yang berjudul “Efektivitas Kegiatan Parenting Skill dalam Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Center For Children”

disusun oleh Bani Fauziyyah Jehan, Universitas Islam Negeri Jakarta.

Skripsi tersebut berisikan tentang Parenting Skill atau bagaimana

7 Muhammad Nurhadi, Skripsi, Strategi Orang Tua dalam Membina Karakter Anak di Desa Hingalamamengi Kec. Omesuri Kab. Lembata NTT. (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,2012)

(23)

pengasuhan orang tua yang baik kepada anak yang disosialisasikan melalui kegiatan parenting skill di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak.

Hasil penelitian dari skripsi ini adalah efektifnya parenting skill orang tua keluarga anak jalanan kepada anaknya. 8

Persamaan dari skripsi tersebut dengan skripsi penulis adalah sama-sama membahas tentang parenting atau pola asuh orang tua. Tetapi yang menjadi perbedaan adalah skripsi tersebut lebih membahas tentang bagaimana penyuluhan yang diberikan kepada orang tua tentang parenting, sedangkan skripsi penulis lebih memfokuskan bagaimana orang tua tersebut menjalankan parenting untuk anak usia dini dalam menerapkan nilai-nilai Islam.

3. Jurnal Ilmu Komunikasi yang berjudul “Pola Komunikasi Antarpribadi dalam Pengasuhan Anak: Kasus Orang Tua Beda Agama” oleh Andi Subhan Amir dan Trianasari dari Universitas Hasanuddin Makassar yang menjelaskan tentang pola komunikasi orang tua yang berbeda agama dalam pengasuhan/parenting serta faktor yang menghambat dalam proses pengasuhan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah sama-sama meneliti tentang orang tua yang sedang menjalankan parenting kepada anaknya. Lalu perbedaannya, jika di penelitian tersebut memfokuskan kepada orang tua mengasuh anak dengan status mereka yang berbeda agama sedangkan penelitian penulis lebih memfokuskan kepada

8 Bani Fauziyyah Jehan, Skripsi, Efektivitas Kegiatan Parenting Skill dalam Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan di Pusat Pengembangan Pelayanan Sosial Anak atau Social Development Center of Children. (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2014)

(24)

11

orang tua yang mengasuh anaknya dan mengajarkan anaknya tentang nilaii-nilai Islam atau parenting akhlak kepada anak usia dini. 9

4. Tesis yang berjudul “Implementasi Parenting Class dalam Menunjang Pendidikan Akhlak di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” disusun oleh Siti Nilna Faizah dari Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Tesis tersebut menjelaskan tentang implementasi kegiatan parenting class yang dilaksanakan di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil dari penelitian tersebut sudah berjalan dan dapat dilihat dari berbagai kegiatan untuk orang tua, peserta didik, dan juga guru. Nilai-nilai akhlak yang dapat diambil adalah menjalankan amanah dengan sebaik mungkin, berkata jujur, berperilaku sopan santun, menggunakan waktu untuk yang bermanfaat.10 Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama meneliti tentang proses kegiatan parenting. Perbedaannya, jika di tesis tersebut lebih membahas tentang bagaimana penyuluhan yang diberikan kepada orang tua tentang parenting, sedangkan skripsi penulis lebih memfokuskan bagaimana orang tua tersebut menjalankan parenting untuk anak usia dini dalam mengajarkan akhlak.

9 Andi Subhan Amir dan Trianasari, Jurnal Ilmu Komunikasi, Pola Komunikasi Antarpribadi dalam Pengasuhan Anak: Kasus Orang Tua Beda Agama. (Makassar: Universitas Hasanuddin)

10 Siti Nilna Faizah, Tesis, Implementasi Parenting Class dalam Menunjang Pendidikan Akhlak di PAUD Waffda Kids Center Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Salatiga,2018)

(25)

G. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan ini peneliti dapat lebih fokus tentang bagaimana komunikasi antar pribadi yang dilakukan orang tua kepada anak usia dini dalam parenting akhlak didalam proses belajarnya maupun komunikasinya dalam menerapkan nilai-nilai keislaman kepada anaknya guna mencapai akhlak yang baik. Dalam pengumpulan, pengungkapan berbagai masalah dan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan pendekatan studi deskriptif analisis.

Yang dimana menurut Nawawi dan Martini metode ini melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak, yang kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta historis tersebut.11

Penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan demikian pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).12 Berdasarkan pemaparan di atas, Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif secara berbeda. Yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

11Hadari Nawawi & Mimi Martini, 1994, PenelitianTerapan, Yogyakarta: Gajahmada University.hlm. 73.

12Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996), hlm. 3.

(26)

13

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam Bahasa dan peristilahannya sendiri.13

2. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).14Penelitian Kualitatif ini menggunakan paradigma penelitian Konstruktivisme yang dimana paradigma ini merupakan antithesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realita suatu atau ilmu pengetahuan.

Paradigma ini sendiri memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci dalam menciptakan dunia sosial mereka.15

Maka dalam penelitian ini, paradigma konstruktivisme ini digunakan untuk mengamati dan mengkaji bagaimana orang tua dalam parenting akhlak menerapkan nilai-nilai Islam melalui Serial Animasi Nussa dan Rara di Youtube.

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yaitu penelitian kualitatif.

Sebagaimana menurut Kirk dan Miller penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

13Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996), hlm. 3.

14 Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996), hlm. 49.

15Dedy N. Hidayat, Paradigma dan MetodologiPenelitianSosialEmpirikKlasik, (Jakarta : DepartemenIlmuKomunikasi FISIP Universitas Indonesia, 2003), hlm. 3.

(27)

dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.16

Selain itu, definisi lain dari penelitian kualitatif adalah menurut David Williams, penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas definisi ini memberi gambaran bahwa penelitian kualitatif mengutamakan latar alamiah, metode alamiah, dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian alamiah.17

4. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Serial Animasi Nussa dan Rara, dan yang menjadi objek penelitian adalah Orang tua dalam parenting akhlak kepada anak usia dini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan obyek

16 Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996), hlm. 4.

17 Lexy J. Moeloeng, MetedologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, cetakanke 7, 1996), hlm. 5.

(28)

15

yang diobservasi yang lebih dikenal observee. 18 Penelitian ini menggunakan pengamatan langsung ke lapangan, pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan oleh subjek. Peneliti meneliti tentang komunikasi orang tua terhadap anak usia dini dalam Parenting akhlak melalui interaksi langsung orang tua ketika mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak usia dini. Yang akan diteliti adalah orang tua dari murid-murid di TK Islami Daarunnadwah.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Dalam wawancara dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dilihat dengan pertanyaan verbal.19

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam yakni wawancara yang berlangsung dengan adanya diskusi terarah diantara peneliti dan informan menyangkut masalah yang diteliti. Pertanyaan yang dikemukakan kepada informan tidak dapat dirumuskan secara pasti sebelumnya, melainkan pertanyaan tersebut akan bergantung dari kemampuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan pertanyaan lanjutan sesuai dengan jawaban informan.

Informan yang akan diwawancarai oleh peneliti adalah 1 guru dan 3 orang tua murid TK Islami Daarunnadwah.. Jika data sudah mencapai tingkat

18 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cetakan ke-4, 2012), hlm.70

19 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cetakan ke-4, 2012), hlm.88

(29)

kejenuhan, proses pengumpulan data akan berhenti sesuai dengan dibutuhkannya hasil wawancara untuk menjawab penelitian ini.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya. Perlu dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu penggunaannya sangat selektif.20

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. Data tersebut terkait dengan penelitian ini, baik didapat dari internet, dalam bentuk foto, surat-surat, dan catatan lapangan adalah sebagai bukti konkrit bahwa peneliti telah melakukan penelitian.

Dokumentasi yang digunakan peneliti yakni berupa foto-foto yang dilampirkan pada halaman lampiran serta rekaman suara.

5. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis menggunakan data primer dan data sekunder yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber data yang pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur yang berkaitan dengan judul peneliti, seperti buku, jurnal, internet, serta catatan yang berkaitan dengan penelitian ini.

20 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cetakan ke-4, 2012), hlm.101

(30)

17

6. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, maka perlu dilakukan analisis. Analisis data menurut Miles dan Huberman terdiri dari secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 21 Berdasarkan pendapat tersebut, maka langkah-langkah data analisis penelitian ini adalah sebagai berikut:

c. Pengumpulan data, Pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga dapat memenuhi data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara kepada guru dan orang tua murid TK Islami Daarunnadwah Krukut ,Limo,Depok.

d. Reduksi data (pemilihan data), Data-data yang didapat melalui wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, kemudian dipilih data-data yang dibutuhkan.

e. Penyajian data, Penulis akan memaparkan bagian-bagian yang menunjukkan keberhasilan orangtua dalam parenting akhlak serta menerapkan nilai-nilai Islam dari serial animasi Nussa dan Rara.

f. Penarikan kesimpulan, Pada tahap ini peneliti menyimpulkan dari data-data yang diperoleh dari lapangan untuk menjawab masalah yang ditemukan dilapangan.

7. Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang

21 Miles,B. Mathew & Michael Huberman, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Remaja Rosdakarya,1992)

(31)

mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.22 Ada 4 kriteria dalam pemeriksaan keabsahan data yaitu kredibilitas, kepastian, kebergantungan, dan keteralihan. Peneliti akan menggunakan kriteria kredibilitas yang didalamnya terdapat teknik pemeriksaan Triangulasi yaitu dengan menggunakan sumber data observasi, wawancara dan dokumentasi.

8. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus Tahun 2020 di Taman Kanak-Kanak Islami Daarunnadwah Kecamatan Limo Kota Depok.

Dan telah melakukan penelitian terhadap guru dan orang tua murid di TK tersebut.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh pembahasan penelitian ini secara sistematis, penulis membagi penulisannya ke dalam lima bab yang terdiri atas sub-sub bab.

Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Di dalam pendahuluan meliputi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, serta sistematika penulisan.

22 Lexy J, Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 320

(32)

19

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka meliputi tinjauan dari teori-teori yang terkait dengan penelitian, berdasarkan buku, jurnal, dan catatan lainnya. Menjelaskan secara umum mengenai teori yang dipakai dalam penelitian ini. Menjelaskan mengenai pengertian strategi, pengertian komunikasi antar pribadi, pengertian parenting, pengertian akhlak, pengertian anak usia dini, pengertian dakwah fardiyah, pengertian parentung menurut Islam, dan juga pegertian new media atau youtube.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Dalam bab ini terbagi beberapa sub bab yang berisi tentang gambaran umum subyek dan obyek penelitian.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai hasil temuan penelitian seperti deskripsi data responden penelitian, dan hasil wawancara.

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang pembahasan mengenai penelitian dan dikaitkan dengan teori-teori yang telah dicantumkan di dalam kajian pustaka.

(33)

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang penutup atas pembahasan masalah yang telah di uraikan pada penelitian ini yang menjadikan kesimpulan, serta saran-saran yang bermanfaat.

(34)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Strategi Komunikasi

a. Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy adalah paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan komunikasi. Strategi komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk arah komunikasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana taktik operasional komunikasi.23

Sebuah strategi komunikasi hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi mendefinisikan khalayak sasaran seperti berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan bagaimana sasaran mendapat manfaat berdasarkan sudut pandangannya dan bagaimana sasaran yang lebih besar dapat dijangkau secara lebih efektif.24

Onong Uchjana Effendy mengemukakan beberapa komponen dalam strategi komunikasi antara lain:

1) Mengenali sasaran komunikasi

23 Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993) hlm. 301

24 Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,1993) hlm. 301

(35)

Sebelum melancarkan komunikasi perlu dipelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Mengenali sasaran komunikasi bergantung pada tujuan komunikasi.

2) Pemilihan media komunikasi

Komunikator dalam mencapai sasaran komunikasi harus dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media komunikasi, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang digunakan.

3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang digunakan bisa bermacam-macam.

b. Langkah-Langkah dalam Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis, maksudnya berbagai pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi. Sebagai penunjang operasional strategi komunikasi, terdapat langkah-langkah dalam strategi komunikasi, yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal Khalayak

Mengenal Khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, khalayak itu tidak sekali pasif, melainkan aktif,

(36)

23

sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.

2) Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam perumusan strategi adalah menyusun pesan dengan menentukan tema dan materi sebagai syarat utama untuk mempengaruhi khalayak tersebut dengan mampu membangkitkan perhatian, maka efektivitas penyampaian pesan-pesan dapat terlaksana.

Dalam menentukan tema dan materi atau isi pesan yang akan disampaikan kepada khalayak sesuai kondisinya dikenal dengan dua bentuk penyajian permasakahan yaitu yang bersifat one side issue (sepihak) dan both sides issue (kedua belah pihak). One side issue dimaksudkan sebagai penyajian masalah yang bersifat sepihak, yaitu dengan mengemukakan hal yang positif saja, atau hal-hal yang negatif saja kepada khalayak. Sebaliknya, both sides issue suatu permasalahan yang disajikan baik negatif maupun positifnya.

3) Menetapkan Metode

Menurut Anwar Arifin, suatu komunikasi untuk mencapai efektivitas akan bergantung dari kemantaban isi pesan yang akan diselaraska dengan kondisi khalayak, sehingga metode-metode penyampaian pesan akan turut berpengaruh. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan

(37)

perhatian dari isi pesannya. Sedangkan yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama (menurut pelaksanaannya), dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu metode redundancy (repetion) dan canalizing. Sedangkan menurut bentuk dan isinya, dikenal dengan metode-metode, informative, persuasive, educative dan cursive.

4) Penggunaan Media

Penggunaan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan pengaruh kepada khalayak merupakan suatu keharusan di masa modern sekarang. Untuk dapat menyampaikan pesan komunikasi agar berjalan dengan baik, seorang komunikator harus selektif memilih media sesuai dengan keadaan dan kondisi khalayak.25

2. Komunikasi Antar Pribadi

a. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Pribadi adalah komunikasi yang berlangsung dengan tatap muka antar dua orang atau lebih secara verbal atau non verbal. Pada hubungan komunikasi antar pribadi, para komunikator membuat prediksi terhadap satu sama lain atas dasar psikologis.

Masing-masing mencoba mengerti bagaimana pihak lainnya bertindak sebagai individu, tidak seperti pada hubungan kultural dan sosiologis.

Rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan menjadi sangat berbeda

25 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, (Bandung: Armico), 1984, hlm. 59

(38)

25

dibandingkan dengan rentangan perilaku komunikasi yang dibolehkan pada situasi non-antarpribadi.26

Komunikasi pada umumnya dipahami lebih bersifat pribadi (private) dan berlangsung secara tatap muka (face to face). Relasi antarpribadi atau human relations merupakan interaksi antara seseorang dengan orang atau kelompok yang lain, yang menyangkut hubungan manusiawi, etika atau moral, aktivitas sehari-hari. Pada umumnya untuk mendapat kepuasan bagi kedua belah pihak.27

Melakukan komunikasi antar pribadi merupakan keharusan bagi setiap manusia. Keefektifan dalam relasi antarpribadi ditentukan jika kedua pihak mampu mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin disampaikan, memiliki kesamaan pikiran dan tujuan. Keadaan ini ditandai oleh adanya kepercayaan dan keterbukaan.

b. Komponen-Komponen Komunikasi Antarpribadi

Proses komunikasi antarpribadi akan terjadi apabila ada pengirim menyampaikan informasi berupa lambang verbal mapun nonverbal kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice), maupun dengan medium tulisan. Berdasarkan asumsi ini, dalam komunikasi antarpribadi terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara integratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri, diantaranya :

26 Muhammad Budayatna, Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antar Pribadi (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2011) hlm. 10

27 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Pelangi Aksara), 2007, hlm. 2

(39)

1) Sumber Komunikator

Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan untuk internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.

2) Encoding

Encoding merupakan suatu aktivitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol baik verbal maupun non verbal yang disusun berdasarkan aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.

3) Pesan

Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain.

4) Saluran

Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber, atau yang menghubungkan orang lain secara umum

5) Penerima/Komunikan

Merupakan seseorang yang menerima, memahami dan menginterpretasi pesan.

6) Decoding

Merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melalui indera penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk

(40)

27

mentah, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna.

7) Respon

Yakni yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan tanggapan dalam sebuah pesan.

c. Teori Struktural Fungsional Dalam Pengasuhan

Pendekatan struktural fungsional dalam mengkaji kehidupan keluarga dipelopori oleh William F. Ogburn dan Talcott Parson pada awal abad ke-20 dengan landasan filosofis utama adalah mengakui adanya segala keragaman dalam kehidupan sosial. Keragaman tersebut merupakan sumber utama dari adanya struktur masyarakat dan menyebabkan pula terjadinya keragaman fungsi sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur sebuah sistem. Perbedaan fungsi tersebut menurut pendekatan struktural fungsional tidak untuk memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan melainkan untuk mencapai tujuan kolektif. Secara filosofis, pendekatan struktural dan fungsional bersumber dari filsafat platonic yang mengakui kebenaran adanya pembagian tugas.28

Menurut Parson dalam teori struktural fungsional, masyarakat akan berada dalam keadaan harmonis dan seimbang bila institusi atau lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat tersebut. Struktur masyarakat yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik dengan tetap menjaga nilai dan

28 Ratna Megawangi, Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender, (Bandung: Mizan), 1999

(41)

norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maka hal ini akan menciptakan stabilias pada masyarakat itu sendiri

Teori struktural fungsional Talcot Parsons dimulai dengan empat fungsi penting untuk semua sistem “tindakan” yang disebut dengam skema AGIL. Melalui AGIL ini kemudian dikembangkan pemikiran mengenai struktur dan sistem. Menurut Parson fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem.29 Menurut Parson agar dapat bertahan sebuah sistem harus terdiri dari 4 fungsi yaitu :

1) Adaptation (Adaptasi)

Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.

2) Goal attainment (pencapaian tujuan)

Sebuah sistem mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.

3) Integration (integrasi)

Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).

4) Latency (pemeliharaan pola)

Sebuah sistem harus memperlengkapi, memelihara, dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

29 Purnomo Sidi, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Krisis Karakter Dalam Perspektif Teori Struktural Fungsional Vol. 2 No.1, (Wonosobo: SMP Negeri 3 Leksono, 2014)

(42)

29

3. Parenting

a. Pengertian Parenting

Parenting dapat diidentifikasikan sebagai proses mengasuh anak. Di dalam bahasa Indonesia, kata “mengasuh” mengandung makna metode atau cara orang tua mencukupi kebutuhan fisiologis dan psikologis anak atau membesarkan anak berdasarkan standar dan kriteria yang orang tua terapkan. Selain itu, parenting juga dapat dilakukan dengan cara menanamkan dan memberlakukan tata nilai kepada anak.30

Parenting memiliki arti masa menjadi orang tua (parenthood) merupakan masa yang alamiah terjadi di dalam kehidupan seseorang.

Namun, pada masa kini sudah sangat lazim dikena dengan istilah parenting dengan menggantikan kata parenthood, sebuah kata benda yang berarti keberadaan atau tahap menjadi orang tua, digantikan menjadi kata kerja yang berarti melakukan sesuatu pada anak seolah-olah orang tualah yang membuat anak menjadi manusia.31

Dari pengertian parenting di atas, tugas orang tua berkembang menjadi lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisik, juga memberikan yang terbaik bagi kebutuhan materil anak, dan menyediakan kesampatan untuk menempuh pendidikan yang terbaik.32 Dalam parenting, cara orang tua mendidik anak menjadi ruang lingkup pembahasan di

30 E.B.Surbakti, Parenting Anak-anak (Jakarta: PT Elex Media, 2012), hlm. 3

31 Sri Lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga (Jakarta: Prenada Media Group, 2012,) hlm. 35

32 Z.Hidayati, Anak Saya Tidak Nakal (Yogyakarta: PT Bintang Pustaka, 2010), hlm. 11

(43)

dalamnya karena mendidik merupakan pekerjaan dan tanggung jawab yang berat bagi orang tua.33

b. Pengertian Kedua Orang Tua

Kedua Orang tua terdiri dari ayah, ibu. Orang tua atau biasa disebut juga dengan keluarga, atau yang identik dengan orang yang membimbing anak dalam lingkungan keluarga. Meskipun orang tua pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu orang tua kandung, orang tua asuh, dan orang tua tiri. Tetapi yang kesemuanya itu dalam bab ini diartikan sebagai keluarga. Sedangkan pengertian keluarga adalah suatu ikatan laki‐ laki dengan perempuan berdasarkan hukum dan undang‐ undang perkawinan yang sah.34

Orang tua adalah orang yang mempunyai amanat dari Allah untuk mendidik anak dengan penuh tanggungjawab dan dengan kasih sayang.

Orang tua (keluarga) yang bertanggung jawab yang paling utama atas perkembangan dan kemajuan anak. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar

33 Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Panduan Lengkap Tarbiyatul Aulad (Solo: Zamzam, 2013), hlm. 01

34 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:Pustaka 2005)

(44)

31

yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.35

Menurut Arifin keluarga diartikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama.Selanjutnya, Abu Ahmadi mengenai fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga.36

c. Peran Orang Tua Terhadap Anak

Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, yaitu rasa cinta kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan menjadi pendorong orang tua untuk tidak jemu-jemunya membimbing dan memberikan pertolongan yang dibutuhkan anakanaknya.37

































“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka

35 H Hendi dan Rahmadani Wahyu Suhendi, Pengantar Studi Sosiolog Keluarga, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2000), hal. 41

36 H Hendi dan Rahmadani Wahyu Suhendi, Pengantar Studi Sosiolog Keluarga, (Bandung:

CV Pustaka Setia, 2000), hal. 44

37 HM. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. 1, hal. 21-22

(45)

bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa ayat 9)38





































“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapak hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS. Luqman ayat 14)39

Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting didalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan satu-kesatuan sosial ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.

d. Parenting menurut Islam

Penggunaan kata “parenting” untuk aktifitas-aktifitas orang tua disini memang belum ada kata yang tepat, yang sepadan dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kata “Islamic” jika dilihat dari pengertian secara

38 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa, 2000)

39 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Semarang: CV Asy-Syifa, 2000)

(46)

33

harfiyah kata Islam yang artinya damai, selamat, tunduk dan bersih. Kata Islam itu terdiri dari 3 huruf yaitu sin, lam, mim yang bermakna dasar

“selamat”. Adapun secara istilah, sebagai Nabi dan Rasul terakhir dan suri tauladan bagi seluruh umat manusia diakhir zaman.40 Parenting menurut Islam adalah suatu bentuk pola asuh yang berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, Al-Qur’an dan As-Sunnah. Menurut Rachman, parenting Islam adalah suatu pengasuhan anak sesuai proses tumbuh kembangnya berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SWT. Pengasuhan ini diadakan berdasarkan ajaran agama Islam yang bertujuan memberikan kebaikan dunia dan akhirat melalui penjelasan terkait aspek-aspek pendidikan yang baik.41

Parenting Islami adalah suatu proses seumur hidup untuk mempersiapkan diri, dan orang bisa menjalankan perannya sebagai khalifahnya di dunia ini. Dengan kesiapan tersebut, diharapkan bisa memberikan sumbangan terhadap rekontruksi dan pembangunan masyarakat. Menurut Drajat, Pola asuh Islam ialah suatu pengasuhan yang utuh berdasarkan sikap dan perilaku orangtua terhadap anak sejak dini meskipun dalam hal mendidik, membina, membiasakan dan membimbing anak secara maksimal berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.42 Tugas orangtua adalah memberikan pengarahan yang positif dan memberikan bimbingan kepada anaknya agar bisa menerapkan ajaran pendidikan Islam yang benar berdasarkan perilaku yang baik.

40 Ahmad Yani, Ery Khaeriyah, Maulidya Ulfah, Implementasi Islamic Parenting, Vol.3 No.

1, Maret 2017

41 Muhammad Fikry At-Tamimy, Konsep Parenting dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya, hlm. 24

42 Z Drajat, Membina Nilai-Nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1985), hlm. 34

(47)

4. Pengertian Akhlak a. Definisi Akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk yang terbentuk dari tiga huruf, yaitu kha‟ , lam dan qaf, kata yang terakhir ini mengandung segi-segi yang sesuai dengan kata al khalqu yang bermakna kejadian. Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja khalaqa yang mempunyai arti menjadikan. Dari kata tersebut muncul beberapa kata dengan arti yang berbeda-beda, seperti kata al khuluqu yang berarti budi pekerti, al-khalqu mempunyai makna kejadian, al khaliq bermakna Allah sang pencipta jagad raya, makhluq mempunyai arti segala sesuatu selain Allah. Secara etimologis, akhlak berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.43 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.44

Akhlak terbagi menjadi 2 yaitu Akhlak Mahmudah dan Mazmumah, Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal, ber-tauhiid, ikhlaas, khauf, taubat, ikhtiyaar, shabar, syukur, tawaadu', husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, akhlak dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu, adil, rida,

43 Ahmad Syadzali, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoove, 1993), hlm. 102

44 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2005), hlm. 178

Gambar

Gambar 3.1 Serial Animasi Nussa dan Rara Episode Adab Makan.………. 49  Gambar 3.2 Kegiatan berdoa sebelum dimulainya proses belajar .............
Tabel 4.1 Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yang Dilakukan Guru

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Puyuh yang menerima cahaya biru memiliki bobot telur, produksi telur henday, dan jumlah telur perminggu relatif tinggi (P<0,05), sedangkan kadar lemak serta protein telur

Salah satu persembahan penting yang dilakukan umat manusia Hindu di Bali adalah Manusa Yadnya yang dilakukan untuk kesempurnaan dan kesejahteraan hidup, di mana

Masyarakat yang merupakan sebagai pelaku utama dalam program ini baik laki-laki, perempuan, miskin dan kaya turut serta ambil bagian dan berperan aktif dari

Walaupun skor kekuatan pada agroindustri keripik tempe lebih kecil daripada agroindustri tempe, akan tetapi kedua agroindustri ini memiliki kekuatan yang lebih dominan dibanding

Provide the specific discipline specialist or perform engineering management, design, studies, drafting, reproduction, set-up and provide expertise of project management,

Sedangkan untuk hasil dari pengujian menggunakan CE-SVM dengan variabel input hasil dari seleksi variabel menggunakan metode LP-SVM memberikan persentase

• Okun (1992)- krisis merupakan emosi tidak seimbang akibat daripada keadaan kesakitan dari satu keadaan yang tidak diramal atau kesukaran dalam peralihan perkembangan. Krisis