• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : SASWATI BUR PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : SASWATI BUR PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM REVITALISASI EKONOMI MASYARAKAT TAHUN 2016 - 2018

MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

(Studi: Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam) SKRIPSI

“ Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ”

Oleh :

SASWATI BUR 3216. 170

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 2020 M/ 1441 H

(3)

KATA PENGANTAR









Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia serta petunjuk-Nya untuk memilih jalan- jalan yang penuh dengan tebaran berkah, karunia, ilmu serta hikmah dari segala permasalahan yang hadir. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan yang kita cintai yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai sumber ilmu dan inspirator kita semua, karena dengan jasa beliaulah sampai saat ini kita masih dapat menikmati indahnya Islam, nikmatnya Iman dan ajaran perdamaian yang dibawa olah Islam.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Prodi Ekonomi Islam untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul pada skripsi ini adalah “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat (Studi: Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam)”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Terutama kepada segenap keluarga yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik itu moril maupun materil, teristimewa kepada kedua orang tua mama Hawda dan bapak Burmalis yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, yang selalu berjuang mati-matian demi keberhasilan kakak hingga pada akhirnya

(4)

kakak bisa melangkah sejauh ini. serta untuk segenap keluarga besar yang telah memberikan do‟a, dukungan dan motivasi yang tak henti-hentinya kepada penulis.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis kepada:

1. Ibu Dr Ridha Ahida, M.Hum, Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, beserta Bapak dan Wakil Rektor yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 di IAIN BUKITTINGGI.

2. Bapak Dr.Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan Ibu Rini Elvira, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam atas izin dan kesempatan, bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

3. Bapak Yuwarman Mansur, SE., MM selaku pembimbing dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bimbingan dan arahan yang telah bapak berikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak DR. Miswardi, SH., M.Hum selaku penasehat akademik yang telah memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

5. Bapak/ibu pegawai perpustakaan yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis bisa melanjutkan karya ilmiah ini dalam bentuk skripsi.

7. Sahabat – sahabatku yang selalu bersama di saat suka dan duka, Semoga kita dapat terus menjadi saudara selamanya, Amin.

(5)

8. Kepada kakak-kakak yang bukan sekandung namun berasa seperti saudara kandung. Terima kasih banyak atas dukungan yang selalu hadir di setiap gundahku.

9. Serta teman – teman seperjuangan Ekonomi Islam Khususnya Keluarga Besar EI- E. Dan juga teman-teman Sejurusan Ekonomi Islam dan Syari‟ah yang telah memotivasi penulis. Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT dan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Amin Ya Rabbal

„alamin.

Dengan segala kerendahan hati ini, penulis menyajikan karya tulis dalam bentuk skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Terima kasih banyak dari penulis dan semoga penulis mendapatkan ridha dari Allah SWT. Aamiin

Bukittinggi , 06 Juni 2020

Penulis

SASWATI BUR

3216.170

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR………. i

DAFTAR ISI……….… iv

DAFTAR TABEL……… vii

ABSTRAK……… x

BAB I : PENDAHULUAN……….……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……….…………... 8

C. Batasan Masalah……….…………. 8

D. Rumusan Masalah………... 9

E. Tujuan Penelitian………... 9

F. Manfaat Penelitian……….…….. 9

G. Penjelasan Judul……….. 10

H. Kajian Terdahulu………. 13

I. Sistematika Penulisan……….. 15

BAB II : LANDASAN TEORI………. 17

A. Desa………... 17

1. Defenisi Desa………... 17

2. Karakteristik Desa……….. 18

(7)

3. Unsur-unsur Desa………... 18

B. Dana Desa……….. 20

1. Defenisi Dana Desa………. 20

2. Tujuan Dana Desa………... 21

3. Manfaat Dana Desa……… 21

4. Prinsip Penggunaan Dana Desa……… 22

5. Pengelolaan dana Desa………... 23

6. Asas Pengelolaan Dana Desa……….. 27

7. Distribusi Pendapatan Dalam Pespektif Islam………. 28

8. Landasan Syariah……… 31

C. Revitalisasi Ekonomi Masyarakat……….…... 32

1. Defenisi Revitalisasi Ekonomi Masyarakat………... 32

2. Tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat……….. 34

3. Faktor Pendorong Terjadinya Pemberdayaan ekonomi Masyarakat……….. 34

4. Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat………. 35

D. Indikator Pembangunan……….. 36

1. Indikator Moneter / Ekonomi………... 36

2. Indikator Non Moneter / Non Ekonomi………... 39

E. Ekonomi Islam……….. 45

1. Pengertian Ekonomi Islam……… 45

2. Tujuan Ekonomi Islam……….. 46

(8)

3. Prisnsip – Prinsip Ekonomi Islam……… 47

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ………... 51

A. Jenis Penelitian………... 51

B. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 52

C. Sumber Data………... 52

D. Teknik Pengumpulan Data……… 53

E. Teknik Analisis Data……….. 54

BAB IV: HASIL PENELITIAN………. 57

A. Gambaran Umum Nagari Balingka………. 57

1. Sejarah Nagari Balingka………. 57

2. Visi Dan Misi Nagari Balingka………... 64

3. Kondisi Kependudukan…... 66

4. Gambaran Umum Demografis Nagari……….. 68

5. Keadaan sosial………. 70

6. Keadaan Ekonomi………..… 71

7. Kondisi Pemerintahan Nagari………... 73

8. Potensi Nagari………. 75

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 81

1. Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat……… 81 2. Realisasi Program Dana Desa Dalam Revitalisasi

(9)

Ekonomi Masyarakat……… 85

C. Analisis Penulis Tentang Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat………... 99

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….…... 106

A. KESIMPULAN... 106

B. SARAN………... 107

DAFTAR PUSTAKA……….. 109

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018... 5 Tabel 1.2 Dana Desa yang di Terima Nagari Balingka

Tahun 2016 – 2018………. 6 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2016 – 2018……….. 66

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Tahun 2016 – 2018………. 67

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk berdasarkan pendidikan Tahun 2018 …. 70 Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Usia Produktif Tahun 2016 – 2018…….. 70 Tabel 4.5 Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018….. 71

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tahun 2018………. 72

Tabel 4.7 Infrastruktur Nagari Balingka………. 72 Tabel 4.8 Jumlah Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 – 2018………. 85 Tabel 4.9 Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018….. 86

(11)

Tabel 4.10 Nama dan jumlah Anggota Kelompok Tani

Nagari Balingka Tahun 2018……… 88

Tabel 4.11 Alokasi Dana Desa Untuk Pemberdayaan Kelompok

Tani di Nagari Balingka Pada Tahun 2016 – 2018……..…... 92 Tabel 4.12 Alokasi Dana Desa Untuk Pemberdayaan Lainnya

Tahun 2016 – 2018………. 92 Tabel 4.13 Perkembangan Tingkat Pendapatan Anggota Gapoktan

Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018……….... 93 Tabel 4.14 Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018….. 93

(12)

ABSTRAK

Skripsi ini disusun oleh Saswati Bur, NIM : 3216.170, program studi S1 Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan judul “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 – 2018 Menurut Pespektif Ekonomi Islam ( Studi: Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam )”.

Adapun masalah dalam skripsi ini yaitu, bagaimana pengelolaan dana desa dalam revitalisasi ekonomi masyarakat Nagari Balingka menurut perspektif ekonomi Islam dan apa saja kendala dalam pengelolaan dana desa. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dana desa dan peruntukannya serta hal yang menjadi kendala dalam revitalisasi ekonomi masyarakat melalui dana desa di Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam.

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dapat diketahui bahwa pengelolaan dana desa sudah menerapkan asas – asas pengelolaan keuangan desa sebagaimana dalam Pemendagri No 113 Tahun 2014 yaitu, asas transparan, akuntabel, partisipatif dan tertib dan disiplin anggaran.

Pengelolaan dana desa dalam revitalisasi ekonomi masyarakat khususnya berupa bantuan kepada kelompok tani, secara langsung sudah mampu meningkatkan pendapatan petani, yaitu petani (tanaman pangan, tanaman padi dan palawija dan peternak). Namun belum dapat mengurangi tingkat kemiskinan/ KK miskin di Nagari Balingka. Walaupun ada sedikit kendala tetapi tidak bertentangan dengan prinsip ekonomi Islam.

Kata Kunci : Revitalisasi, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

(13)

DAFTAR WAWANCARA

A. Daftar Pertanyaan untuk Pemerintahan Nagari Balingka 1. Berapa dana desa yang diterima dari APBN ?

2. Apa yang menjadi prioritas dalam penggunaan dana desa ? ?

3. Bagaimana upaya pemerintah dalam melakukan peningkatan ekonomi masyarakat ?

4. Apa hasil yang didapat masyarakat dari adanya BUMNag ?

5. Apakah pemerintah nagari pernah memperkenalkan ataupun memberikan teknologi untuk penunjang pertanian ataupun usaha warga ?

6. Sejauhmana pemerintah nagari berupaya meningkatkan atau memperbaiki insfrastruktur sarana dan prasarana Nagari ?

7. Apakah masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur Nagari ?

8. Apakah Nagari memiliki kelompok pemberdayaan masyarakat ?

9. Bagaimana dampak dari penggunaan dana desa bagi kemajuan Nagari ? 10. Apakah penggunaan dana desa mempengaruhi tingkat kesejahteraan

masyarakat ?

11. Apakah dana desa berdampak pada kemampuan masyarakat untuk melaksanakan rukun Islam ?

12. Apakah dana desa dapat mengurangi jumlah KK miskin ?

(14)

13. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah adanya dana desa ?

B. Daftar Pertanyaan untuk Petani di Nagari Balingka

1. Apakah Bapak menerima bantuan seperti pemberian modal usaha dan pemberian bibit pertanian ?

2. Apakah Bapak pernah diperkenalkan dan diberikan teknologi untuk penunjang pertanian ?

3. Bagaimana pertanian ataupun usaha Bapak setelah menggunakan teknologi tersebut ?

4. Apa harapan Bapak terhadap kemajuan pertanian di Nagari Balingka ?

5. Apakah Bapak pernah menerima bantuan pemeliharaan hewan ternak seperti sapi, atau kerbau ?

6. Bagaimana perkembangan pendapatan Bapak selama 3 tahun terakhir ?

(15)

Pemerintah Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 mendefenisikan Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal- usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.1

Gambaran ideal yang dicita - citakan dalam UU Desa yaitu adanya komitmen Negara dalam melindungi serta memberdayakan Desa agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.2

Hal tersebut menggambarkan Desa sebagai langkah awal kemandirian dalam penyelenggaraan pemerintah maupun dalam pengelolaan dana desa. Maka diharapkan penyelenggaraan pemerintah dan peruntukan dana desa diperlukan aparat pemerintah desa yang handal serta sarana dan prasarana yang memadai, agar terlaksana sesuai dengan tata kelola yang baik.

1 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 , Tentang Desa, Pasal 1 ayat (1)

2Yanhar Jamaluddin, dkk, Analisis Dampak Pengelolaan dan Penggunaan Dana Desa Terhadap Pembangunan Daerah, JPPUMA, Vol. 6, No. 1, 2018, Hal. 15

(16)

Pemerintah Desa dianggap mampu melihat prioritas kebutuhan masyarakat dibandingkan dengan Pemerintah Kabupaten, yang dianggap memiliki ruang lingkup lebih luas untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Mengenai hal itu pembangunan dan pemberdayaan (revitalisasi) ekonomi masyarakat disesuaikan dengan masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, aspirasi masyarakat, serta prioritas pembangunan dan pemberdayaan yang direncanakan.

Dalam Peraturan Menteri Pasal 1 angka 2 UU, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Dana Desa adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.3

Kegiatan pengelolaan dalam ekonomi Islam sudah ada semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Namun pengelolaan modern melalui pembentukan departemen tersendiri baru ada pada masa Umar ibn al-Khattab, yaitu dengan membuat Baitul Mal yang permanen. Kemudian pemasukan Negara disimpan di lembaga Baitul Mal ini dan didistribusikan seluruhnya kepada masyarakat.

Sumber-sumber pendapatan di masa Rasulullah SAW berasal dari beberapa instrumen yang dianggap sebagai pajak, diantaranya zakat, ghanimah, jizyah dan ushr. Tidak menutup kemungkinan pemerintahan Islam menggunakan pendapatan

3Undang-Undang No. 11 Tahun 2019, Tentang Peraturan Menteri: Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Pasal 1 ayat (2)

(17)

lainnya bila dibutuhkan (mendesak). Penggunaan dana itu digunakan untuk membiayai kebutuhan serta program pokok yang dimiliki pemerintahan.

Sumber dana lain yang digunakan untuk kemaslahatan masyarakat yaitu bersifat sukarela seperti mengisi pos-pos anggaran yang masih kurang dana. Serta bersifat kondisional sesuai dengan situasi dan perkembangan keadaan, seperti pembagian harta rampasan perang yang 1/5 diperuntukkan buat Negara.4

Dalam perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban atas pemberdayaan dana desa, perlu adanya unsur hukum ekonomi syariah yang digunakan sehingga dalam praktiknya tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan. Dalam Al-Qur‟an surat At- Taubah ayat 60 :















































Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Ayat diatas menjelaskan bantuan sejenis zakat, shadaqah, dll. Harus diberikan kepada orang yang tidak mampu, termasuk juga bantuan dari pemerintah dengan berasaskan Islam maka bantuan ini diberikan sebagai ibadah, dengan kata lain

4Fudhail Rahman, Sumber-sumber Pendapatan dan Pengeluaran Negara Islam, Al-Iqtishad, Vol. 5, No. 2, 2013, Hal. 250-251

(18)

masyarakat miskin dan tidak mempunyai biaya untuk sekolah maka bantuan ini bisa diberikan.

Pemberdayaan ( revitalisasi ) ekonomi masyarakat merupakan salah satu hal untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan inovasi dalam masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai tujuan yang maksimal pemberdayaan ekonomi masyarakat memerlukan partisipasi dari masyarakat itu sendiri.

Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat merupakan strategi yang potensial dalam meningkatkan sosial, ekonomi dan tranformasi budaya agar terciptanya kondisi dimana masyarakat mampu untuk berdaya dan bisa mendapatkan kesejahteraan.5

Pemberdayaan masyarakat dalam Islam penting karena dengan adanya pemberdayaan akan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan. Serta akan dapat memperbaiki taraf hidup ke depan yang lebih baik. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam Islam terdapat dalam Al-Qur‟an surat Ar-Ra‟d ayat 11 :



















































5Almasdi Syahya, Proses Pengembangan Desa Tertinggal dan Mobilitas Penduduk di Kabupaten Bengkalis-Riau, P2TP, Vol. 4, No. 2, 2002, Hal. 2

(19)

Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya.”

Berdasarkan surat Ar-Ra‟d ayat 11 yaitu Allah tidak akan merubah keadaan mereka, jika mereka tidak merubah sebab-sebab kemundurannya. Sesuai dengan teori pemberdayaan masyarakat apabila masyarakat tersebut memiliki inisiatif dan kemampuan untuk mengelola sumber daya mereka sendiri, maka mereka dapat mengetahui serta menggali kemampuan yang dimiliki seperti, kreativitas, kompentensi dan daya pikir dapat merubah kehidupannya pula dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.6

Nagari Balingka merupakan salah satu Nagari di Kecamatan IV Koto Kabupaten Agama yang terdiri dari tiga Jorong yaitu, Jorong Pahambatan, Jorong Koto Hilalang dan Jorong Subarang, dengan jumlah KK miskin penduduk tersebut, antara lain :

Tabel 1.1

Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016 - 2018

Tahun Jumlah KK Miskin Kenaikan / Penurunan

%

2016 487 - -

2017 510 23 4,72

2018 615 105 20,59

Sumber : Data Agregat Kependudukan Nagari Balingka

6Fahrul Ridha, Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kecamatan Langsa Kota, AT-TAWASSUTH, Vol. 4, No. 2, 2019, Hal. 255-256

(20)

Berdasarkan tabel 1.1 jumlah KK miskin Nagari Balingka tahun 2016 - 2018.

Dapat diketahui jumlah KK miskin Nagari Balingka dari tahun 2016 sampai dengan 2018 mengalami kenaikan. Tahun 2017 jumlah KK miskin Nagari Balingka mengalami kenaikan sebesar 4,72%, dan pada tahun 2018 jumlah KK miskin Nagari balingka mengalami kenaikan sebanyak 20,59%.

Nagari Balingka menerima Dana Desa (Dana Nagari) yaitu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kemudian diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pengelolaan dana desa melalui proses perencanaan, pelaksanaan setelah dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan.

Pada kajian ini peneliti memperoleh sumber data berupa laporan Anggaran Pendapatan Balanja Nagari (APB) di Nagari Balingka, diantaranya :

Tabel 1.2

Dana Desa yang di Terima Nagari Balingka Tahun 2016 – 2018

Tahun

Jumlah Dana Desa yang Diterima

Kenaikan / Penurunan

%

2016 Rp. 718.549.416 - -

2017 Rp. 915.185.877 196.636.461 27,37

2018 Rp. 848.184.966 (67.000.911) (7,32)

Sumber : Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa Nagari Balingka

(21)

Berdasarkan data dari tabel 1.2 Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa di Nagari Balingka Kabupaten Agam Tahun 2016 - 2018 terdapat pada tabel di atas.

Dana Desa yang diterima Nagari Balingka Tahun 2017 mengalami kenaikan sebanyak 27,37%, dan Tahun 2018 Dana Desa Nagari Balingka mengalami penurunan sebesar (7,32)%.

Realisasi dana desa dibidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Dibidang pembangunan / infrastruktur berupa pembangunan dan pemeliharaan pemukiman Nagari serta pembangunan jalan ke wilayah pertanian, pembangunan air bersih, pemeliharaan sanggar seni, pembangunan taman bacaan masyarakat, pembangunan dan peningkatan kapasitas kelompok siaga bencana, pembentukan dan pembangunan BUMNag. Sedangkan bidang pemberdayaan masyarakat berupa peningkatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas kelompok tani, pelatihan kewirausahaan, program PKK.

Pada tahap penggunaan dana desa lebih cenderung pada program yang dibuat berdasarkan rencana kepala desa ( Wali Nagari ). Sehingga pada saat kegiatan dilaksanakan tidak diketahui masyarakat sebagai sarana kebijakan dari dana desa.

Dengan dialokasikannya dana tersebut terhadap pembangunan dan pemberdayaan, ternyata masih belum atau masih sedikit sekali masyarakat yang merasakan pengaruh dari Dana Desa terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri, sementara dana dari pemerintah selalu turun tiap tahunnya.

(22)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka peneliti tertartik untuk melakukan penelitian dengan mengambil topik ini untuk dijadikan bahan pembuatan skripsi dengan judul “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 – 2018 Menurut Perspektif Ekonomi Islam (Studi: Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Terjadinya kenaikan jumlah KK miskin pada tahun 2017 dan 2018.

2. Terjadinya penurunan Dana Desa yang diterima tahun 2018 sebanyak (67.000.911) atau (7,32%).

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah kepada masalah yang di teliti, dengan adanya keterbatasan waktu dan tenaga penelitian ini hanya menganalisa pengelolaan dana desa untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan menggunakan indikator pendapatan perkapita khususnya petani (tanaman pangan, tanaman padi dan palawija, peternak).

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah, yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana pengelolaan dana desa dalam revitalisasi ekonomi masyarakat di Nagari Balingka menurut perspektif ekonomi Islam ?

2. Apa kendala pengelolaan dana desa dalam revitalisasi ekonomi masyarakat di Nagari Balingka ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengelolaan dana desa, dan apa saja yang menjadi kendala pengelolaan dana desa dalam revitalisasi ekonomi masyarakat di Nagari Balingka.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Prasyarat

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta penerapan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah ke dunia kerja dan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Bukittinggi.

(24)

2. Manfaat Praktisi

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi berbagai pihak khususnya perangkat Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam, sebagai masukan dan pertimbangan dalam pengelolaan dan penggunaan dana desa.

3. Manfaat Akademis

Proposal ini diharapkan berguna dan menambah kepustakaan bagi jurusan serta menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa IAIN Bukittinggi lainnya.

G. Penjelasan Judul

Untuk mengatasi kesalah pahaman dari judul yang diteliti maka penjelasan judul dari skripsi ini adalah “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 – 2018 Menurut Perspektif Ekonomi Islam di Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam”.

Meski sudah ada yang melakukan penelitian tentang pengelolaan dana desa namun belum ditemukan kajian yang membahas secara khusus mengenai revitalisasi ekonomi masyarakat melalui Anggaran Dana Desa di Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam.

(25)

Perbedaan dari skripsi yang sudah ada terletak pada tempat penelitian dan subjek penelitian. Tempat peneliti melakukan penelitian berada di Nagari Balingka Sumatera Barat dan yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah petani (tanaman pangan, tanaman padi dan palawija, peternak).

Sebelum melangkah jauh dalam membahas proposal ini dan untuk menjembatani pemikiran penulis dengan pembaca agar terdapat persamaan pemahaman dalam memahami skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah – istilah yang akan ditemui dalam proposal ini yaitu :

1. Analisis : Analisis merupakan pengkajian terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya).7

2. Pengelolaan : Pengelolaan (manajemen) merupakan suatu cara yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan serta evaluasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan.

3. Dana Desa : Dana Desa adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

7Dapartemen pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1990), Hal. 48

(26)

(APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/ Kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.8

4. Revitalisasi Ekonomi

Masyarakat : Arti kata revitalisasi dalam KBBI adalah proses, cara, memberdayakan, perbuatan menghidupkan kembali atau menggiatkan kembali. Jadi dapat disimpulkan yaitu cara memberdayakan masyarakat desa dengan tujuan, mencapai kehidupan dan tatanan sosial desa yang lebih baik.

5. Perspektif Ekonomi Islam : Sudut pandang/ pandangan Ekonomi Islam yaitu suatu ilmu yang mempelajari prilaku ekonomi manusia yang mana perilaku tersebut diatur berdasarkan aturan agama Islam serta didasari dengan tauhid, sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

8Sri Mulyani Indrawati, Buku Pintar Dana Desa, (Jakarta: Mentri Keuangan, 2017), Hal. 12

(27)

H. Kajian Terdahulu

Tema kajian peneliti ini berkaitan dengan pengelolaan dana desa yang mana sudah ada dilakukan peneliti sebelumnya, maka peneliti terlebih dahulu mencermati dan mengamati hasil penelitian yang lebih terdahulu dan lebih relevan.

Namun belum ada kajian tentang Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Revitalisasi Ekonomi Masyarakat Tahun 2016 – 2018 Menurut Perspektif Ekonomi Islam di Nagari Balingka. Disini juga terdapat beberapa penelitian tentang kajian yang membahas dan terkait dengan pengelolaan dana desa seperti :

Yamulia Hulu, dkk, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan skripsinya yang berjudul “Pengelolaan Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa”,.

Skripsi ini membahas secara umum mengenai pengelolaan dana desa dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, yaitu adanya faktor pendukung dan faktor penghambat. Yang menjadi faktor penghambat dalam pengelolaan dana desa yaitu sumber daya manusia yang masih rendah dan keikut sertaan masyarakat yang masih dinilai minim.9

Fahrul Ridha, MTs Terpadu Langsa, “Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kecamatan Langsa Kota”.

Hasil dari penelitian ini berisikan tentang upaya pemerintah Langsa Kota dalam

9Yamulia Hulu, dkk, Pengelolaan Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa, JPIIS, Vol. 10, No. 1, 2018.

(28)

melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat diantaranya dalam bidang pembangunan , bidang umum dan keagamaan.10

Chandra Kusuman Putra, dkk, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, dengan judul skripsinya “Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang”.

Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang digunakan untuk biaya operasional pemerintah desa dan BPD sehingga penggunaan ADD tidak sesuai dengan peruntukkannya.11

Khalida Shuha, Universitas Negeri Padang skripsinya berjudul “Analisis Pengelolaan Dana Desa Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman”.12

Skripsi ini membahas mengenai pengelolaan dana desa di Kecamatan Lubuk alung yang telah sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa yaitu dengan menerapkan tahap seperti tahapan perencanaan sedangkan tahap pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban tidak teraplikasikan sesuai dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014.

10 Fahrul Ridha, Analisis Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat…, Hal. 276

11Chandra Kusuma Putra, Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, JAP, Vol. 1, No. 6

12 Khalida Shuha, Analisis Pengelolaan Dana Desa Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman, (Padang: Universitas Negeri Padang tidak diterbitkan, 2018)

(29)

Faktor penghambat dalam pengelolaan dana desa di Kecamatan Lubuk Alung yaitu beupa laporan, perubahan APBDesa, jaringan internet serta pemahaman dari masyarakat. Upaya dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu, pengembangan sistem seleksi perangkat nagari, meningkatkan tingkat pendidikan, dan pelatihan.

Annisa Oktaviani, Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi dengan judul skripsinya “Analisis Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nagari Sungai Tanang Menurut Prespektif ekonomi Islam”.13

Skripsi ini membahas secara umum tentang dana desa yang memberikan perubahan yang sangat positif bagi masyarakat Nagari sungai Tanang, contohnya seperti, rabat beton, saluran irigasi, pemeliharaan sanitasi lingkungan, pemanfaatan, pemeliharaan sarana kesehatan serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan usia dini.

I. Sistematika Penulisan

Supaya penelitian ini terlihat memiliki hubungan yang kuat antara keseluruhan pembahasan, maka perlu dibuat sistematika penulisan, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

13Annisa Oktaviani, Analisis Dampak Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nagari Sungai Tanang Menurut Prespektif ekonomi Islam, (Bukittinggi: IAIN Bukittinggi tidak diterbitkan, 2018)

(30)

Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Judul, Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Mengemungkakan tentang Desa, Dana Desa, Revitalisasi Ekonomi Masyarakat, Indikator Pembangunan, Ekonomi Islam.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tentang Metodologi Penelitian, Jenis Penelitian, Lokasi dan Tempat Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Yang membahas di dalamnya berupa uraian tentang pengelolaan dana desa (dana nagari) dalam revitalisasi ekonomi masyarakat yang penulis teliti nantinya.

BAB V : PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran.

(31)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Desa

1. Defenisi Desa

Dalam ketentuan pasal 1 angka 1 UU Desa, mendefenisikan Desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasan wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak tradisionalyang diakui dan dihormatidalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.14

Menurut Unang Sunarjo Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum berdasarkan Adat dan Hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah tertentu, memiliki ikatan lahir bathin yang sangat kuat, baik karena keturunan maupun karena sama-sama memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan, memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama, memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.15

Menurut istilah lain sebutan untuk Desa dapat dilihat dari tinjauan sudut pandang suatu daerah misalnya: di Aceh Desa disebut dengan nama

“Gampong”, Sumatera Barat “Nagari / Kampuang”, Tapanuli “Hutan /

14 Ahamad Erani Yustika, Kepemimpinan Desa, (Jakarta Selatan: Kementrian Desa, 2015), Hal. 5

15Sadu Wasistiono, Irwan Tahir, Prospek Pengembangan Desa, (Bandung: CV. Fokusmedia, 2007), Hal. 10

(32)

Nagori”, Jawa “Desa”, Papua “Kampung”, Bali “Banjar”, Sulawesi Utara

“Wanua”. Sebutan untuk Desa Adat: di Bali “ Desa Pakraman”, Sumatera Barat “Nagari Pariangan”.16

2. Karakteristik Desa

Desa memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Desa memiliki hak dan kewajiban dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya menurut adat kebiasaan setempat baik menurut aturan Negara maupun peraturan daerah yang berlaku.

b. Desa berkewajiban dalam menjalankan tugas dan wewenang yang diberikan oleh Pemerintahan Daerah.

c. Dalam menjalankan tugas dan wewenang kepala desa diberikan berupa sumbangan dan bantuan.

3. Unsur - Unsur Desa

Menurut Bintarto unsur - unsur Desa antara lain:

a. Daerah

Daerah merupakan tanah-tanah yang produktif dan yang non produktif terdiri dari unsur lokasi, luas dan batas-batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.17

16Ahamad Erani Yustika, Tanya Jawab Sekitar Pembangunan dan pemberdayaan Masyarakat Desa, (Jakarta: Kementrian Desa, Pembangunan Daerah, dan Transmigrasi Publik Indonesia, 2015), Hal. 5

17 Bayu Surianingrat, Desa dan Kelurahan, (Jakarta: PT. Metro Pos Jakarta, 1980), Hal. 11-14

(33)

b. Penduduk

Penduduk adalah suatu pertambahan, kepadatan, jumlah persebaran, dan mata pencarian masyarakat setempat.

c. Tata Kehidupan

Tata Kehidupan merupakan suatu pola ikatan pergaulan warga desa setempat yang berhubungan dengan seluk-beluk kehidupan masyarakat desa.

Menurut unsur-unsur diatas ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena adanya keterkaitan satu dengan yang lain sebagai satu kesatuan yang utuh. kemajuan dan kemunduran suatu Desa tergantung pada unsur diatas yang dalam kenyataan ditentukan oleh faktor sumber daya manusia dan sumber daya alam yang tersedia. Suatu desa dapat berarti bagi penduduknya apabila sumber daya alam dapat dimanfaatkan. Setiap desa atau daerah memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang berbeda - beda, sehingga tingkat perkembagan dan kemajuan penduduk tidak sama.

(34)

B. Dana Desa

1. Defenisi Dana Desa

Dalam Permen Pasal 1 angka 2 UU, yang dimaksud dengan Dana Desa (Dana Nagari) merupakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan untuk Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten atau kota yang digunakan untuk mendanai jalanya roda pemerintahan, pelaksanaan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.18

Pengelolaan Dana Desa dilakukan secara tertib, taat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang efektif, efesien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan serta mengutamakan kepentingan masyarakat.

Pembangunan desa harus sesuai dengan undang - undang yang berlaku demi terwujudnya desa yang mandiri yaitu desa yang mempunyai semangat untuk membangun dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan desanya, menyusun rencana untuk memecahkan permasalahan serta melaksanakan rencana tersebut dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan pertama-tama bertumpu pada sumber daya dan dana yang berasal dari masyarakat desa, dan mampu menjaga kelangsungan proses pembangunan.

18Undang-Undang No. 11 Tahun 2019, Tentang Peraturan Menteri: Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Pasal 1 ayat (2)

(35)

2. Tujuan Dana Desa

Tujuan dari dana desa adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan sesuai wewenangnya.

b. Meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara partisipasi sesuai dengan potensi Desa.

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat.

3. Manfaat Dana Desa

Manfaat dari dana desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa (nagari) demi terwujudnya kualitas hidup manusia yang baik dalam penanggulangan kemiskinan. Tujuan utama penggunaan dana desa untuk pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan desa, diantaranya : a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau sarana

dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan pangan dan pemukiman.

b. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat.

c. Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sosial dan kebudayaan.

(36)

d. Pemberdayaan masyarakat.

4. Prinsip Penggunaan Dana Desa

Prinsip penggunaan dana desa adalah antara lain:

a. Keadilan yaitu dengan mengutamakan hak dan kepentingan bagi seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan.19

b. Kebutuhan prioritas yaitu mendahulukan kepentingan yang berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat desa.

c. Kewenangan Desa merupakan suatu kewenangan yang mengutamakan hak asal-usul serta kewenangan lokal berskala desa.

d. Partisipatif yaitu dengan mengutamakan gagasan dan kreatifitas yang ada dimiliki oleh masyarakat.

e. Swakelola dan berbasis sumber daya desa dengan mengutamakan pelaksanaan secara mandiri dengan penggunaan sumber daya alam yang ada di desa, mengutamkan tenaga, pikiran dan keterampilan warga desa serta meningkatkan kearifan lokal.

f. Tipologi Desa yaitu suatu keadaan mempertimbangkan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi desa yang khas, serta perkembangan dan kemajuan desa.

19 Sri Mulyani Indrawati, Buku Pintar Dana Desa…, Hal. 44

(37)

5. Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan Keuangan Desa merupakan keseluruhan kegiatan yang terdiri, diantaranya :

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses dasar, digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan target pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan pemanfaatan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), serta sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.20

Maksud adanya perencanaan yaitu untuk melihat bahwa program- program dan penemuan sekarang dapat digunakan untuk meningkatkan pencapaian tujuan di masa yang akan datang, yaitu dengan membuat pembuatan yang lebih tepat.

Terdapat 2 sebab perlunya perencanaan yang dilakukan yaitu untuk mencapai tujuan seperti :21

1) Protective Benefits merupakan suatu cara mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2) Positive Benefits yaitu cara dalam meningkatkan sukses atau tidaknya pencapaian tujuan dalam sebuah organisasi.

20Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), Hal. 42

21 Yohannes Yahya, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), Hal. 33-34

(38)

Terdapat beberapa aspek yang diperlukan Dalam melakukan perencanaan, seperti :

1) Hasil yang ingin diperoleh.

2) Orang yang akan melakukan.

3) Ketetapan waktu dan skala proritas yang di inginkan.

4) Modal (Capital).

Konsep manajemen dalam Islam menjelaskan bahwa setiap manusia seharusnya memperhatikan apa saja yang dilakukan pada masa yang telah lampau untuk merencanakan hari esok yang lebih baik.22 Firman Allah SWT terdapat dalam Al-Qur‟an surat al-Hasyr ayat 18 :





































Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Perencanaan yang akan dilaksanakan sebaiknya di sesuaikan dengan keadaan situasi maupun kondisi pada masa lampau, masa saat ini, serta pencapaian dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, dalam melakukan

22 Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2003), Hal.

77-78

(39)

pencapaian masa depan, diperlukan kajia-kajian masa kini. Perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa tindakan dalam mewujudkan tujuan akhir yang ditetapkan dari setiap kegiatan yang direncanakan secara matang melalui proses atau Musrenbang. Pelaksanaan program akan dilakukan apabila program tersebut dikatakan telah sah dan siap diterapkan.

Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat hal – hal yang menjadi prinsip umum yang harus ditaati mencakup dalam hal penerimaan dan pengeluaran. Prinsip dalam penerimaan dan pengeluaran desa dilakukan melalui Rekening Kas Desa. Pencairan dana melalui Rekening Kas Desa ditanda tangani oleh Kepala Desa dan juga Bendahara Desa. Bendahara Desa diantaranya mempunyai tugas untuk menyimpan uang dalam kas desa dengan jumlah tertentu, untuk memenuhi pelaksanaan operasional pemerintah desa. Batasan dana yang disimpan dalam kas desa ditetapkan oleh peraturan bupati.23

c. Penatausahaan

Penatausahaan yaitu berupa pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik dalam penerimaan maupun dalam pengeluaran uang ditetapkan selama tahun anggaran. Penatausahaan tersebut dilakukan oleh bendahara

23Dadang Kurnia, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa, (Jakarta: Juklak Bimkan Pengelolaan Keuangan Desa, 2015), Hal. 63

(40)

desa, bendahara desa berkewajiban melakukan pencatatan setiap transaksi baik dalam penerimaan maupun pengeluaran serta dengan menutup buku setiap akhir bulan secara tertib.

Bendahara sebagai staf pada urusan keuangan yang memiliki tugas menerima, menyimpan, menyetor/ membayar, menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa setiap tahunya dalam rangka pelaksanaan APBDesa.24 d. Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Dalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban dalam pengelolaan keuangan desa. Kepala desa mempunyai kewajiban untuk meyampaikan laporan, Laporan tersebut sifatnyat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan ke Bupati/ Wali Kota dan juga selanjutnya disampaikan ke BPD (Badan Permusyawaratan Desa). Rincian laporan tersebut diantaranya :

1) Laporan kepada Bupati/ Wali Kota (melalui camat):

a) Laporan Semesteran Realisasi Pelaksanaan APB Desa.

b) Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa kepada Bupati/ Wali Kota setiap akhir tahun anggaran.

c) Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa.

24 Moermahadi, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, (Bogor: Kesatuan Press, 2017), Hal.

210

(41)

2) Laporan kepada BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

Laporan tentang keterangan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.

6. Asas Pengelolaan Dana Desa

Keuangan Desa dikelola berdasarkan Asas-asas sebagaimana dalam Pemendagri No. 113 Tahun 2014 yaitu :

a. Asas Transparan

Merupakan suatu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk dapat mengetahui serta mendapat informasi yang benar mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa.25

b. Akuntabel

Asas akuntabel merupakan suatu bentuk dari setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa, harus mampu untuk mempertanggung jawabkannya kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Partisipatif

Adalah berupa penyelenggaraan pemerintah desa, mengikut sertakan kelembagaan desa dan juga unsur masyarakat setempat.

25 Dadang Kurnia, Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa…, Hal. 35

(42)

d. Tertib dan disiplin anggaran

Merupakan suatu bentuk pengelolaan keuangan desa, mengacu kepada aturan atau pedoman yang mendasarinya.

7. Distribusi Pendapatan dalam Perspektif Islam a. Distribusi Pendapatan Dalam Islam

Distribusi pendapatan dalam Islam berupa penyaluran harta yang dimiliki, baik yang dimiliki pribadi atau milik umum diberikan kepada pihak yang berhak mendapatkannya yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan syariat. Pendistribusian pendapatan dalam Islam yaitu menyisihkan sebagian harta yang dimiliki oleh pihak yang berkecukupan, diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya yang di dapatkan.

Ajaran Islam mengatur hubungan antara orang berkecukupan dengan yang tidak berkecukupan dengan sedemikian rupa, sehingga kesenjangan antara keduanya bisa diminimalkan. Ajaran Islam juga mendorong terjadinya hubungan yang seimbang dan timbal balik yang positif, dinamis, dan saling menghargai serta menguntungkan kedua belah pihak.26

Pada masa Rasulullah sampai dengan masa khalifah al-Rasyidin Sumber penerimaan Negara antara lain :

26 Avis Aravik, Ekonomi Islam…, Hal. 130

(43)

1) Zakat

Harta benda yang dimiliki dikenakan zakat apabila telah melampaui nilai minimum disebut nisbah, berdasarkan kepada tatacara dan kriteria perhitungan yang ada, tergantung harta benda yang akan di zakatkan.

Zakat berfungsi sebagai salah satu sistem distribusi pendapatan dan kekayaan yang menekankan aspek keadilan. Dengan zakat akan menjaga keseimbangan dan harmonisasi siosial antara orang kaya dan orang miskin.27

2) Fa‟i/ Ghanimah

Ghanimah yaitu harta yang diperoleh kaum Muslimin dengan melakukan perperangan, baik berupa tawanan perang, peralatan perang, ataupun tanah kekuasaan. Harta ghanimah dibagikan 1/5 untuk Rasul, kemudian kepada orang yang ikut dalam peperangan, kerabat rasul, anak yatim, orang miskin serta ibnu sabil.28

3) Kharaj atau pajak bumi

Kharaj berupa sejenis pajak yang dikenakan pada tanah yang ditaklukkan oleh kekuatan senjata, baik si pemiliki itu dibawah umur, seorang dewasa, budak, Muslim ataupun tidak beriman. Kebijakan itu pertama kali diterapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Para

27 Ummi Kalsum, Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam, Li Falah, Vol.

3, No. 1, 2018, Hal. 54

28 Saparuddin, Skema Distribusi Dalam Islam , Human Falah, Vol. 2, No. 1, 2015, Hal.

(44)

fuqaha menetapkan al-kharaj yaitu berupa rezeki yang diberikan oleh Allah kepada kaum Muslimin karena kemenangan mereka atas musuh- musuh mereka.

4) Jizyah

Istilah jizyah berasal dari kata jaza’ yang berarti kompensasi.

Istilah tersebut digunakan untuk beban yang diambil dari penduduk non Muslim yang berada di Negara Islam, sebagai biaya perlindungan terhadap mereka atas kehidupan dan kekayaan serta kebebasan untuk menjalankan agama mereka masing - masing.29.

5) Ushr

Kebijakan moneter dalam Islam diwajibkan pada komoditas perdagangan untuk membayar pajak atas yang di ekspor maupun di impor di Negara Islam. Ushr dibebankan terhadap volume perdagangan, semakin besar volume perdagangan maka semakin besar ushr yang harus dibayar.

b. Pemanfaatan Penerimaan Negara

Abdul Azim Islahin mengidentifikasi maanfaat distribusi dalam Islam diantaranya :

1) Untuk meminimalkan kemiskinan yang ada dan menjembatani jurang antara si kaya dan si miskin.

2) Untuk meningkatkan keadilan serta mengurangi kesenjangan.

29 Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Erlangga, 2012), Hal. 154

(45)

3) Untuk mengetahui kebutuhan dasar.

4) Untuk menghasilkan efek yang positif bagi jiwa pemberi.

5) Untuk menciptakan pendayagunaan dana dari yang berkecukupan kepada yang membutuhkan.

6) Untuk menciptakan masyarakat yang di ridhai Allah serta meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran.

7) Mencegah terjadinya tindakan criminal seperti (pencurian, perampokan) yang disebabkan oleh tekanan ekonomi.30

8. Landasan Syariah

Dalam Islam praktik pengelolaan dana desa dapat dilihat dalam Al-Qur‟an a. Surat Al-Maidah ayat 8























































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang- orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

30 Saparuddin, Skema Distribusi Dalam Islam…, Hal. 162-163

(46)

b. Surat An-Nisa ayat 58





















































Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.

c. Surat At-Taubah ayat 119



















Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

Berdasarkan ayat diatas diharapkan pengelolaan dana desa dapat dijalankan dengan prinsip syariah. Agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik dan benar, dalam pelaksanaan dan pengembangannya guna membangun Nagari Balingka.

C. Revitalisasi Ekonomi Masyarakat

1. Defenisi Revitalisasi Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan (Revitalisasi) berasal dari kata yang diartikan sebagai tenaga, kekuatan, proses, cara, perbuatan memberdayakan. Pemberdayaan merupakan upaya dalam membangun kemampuan masyarakat dengan

(47)

mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran atas potensi yang dimiliki masyarakat, serta mendorong kemampuan tersebut untuk dikembangkan.31

Pemberdayaan masyarakat desa merupakan upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya yang ada melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai yang diutamakan dalam kebutuhan masyarakat desa.32Intinya revitalisasi ekonomi masyarakat itu bertujuan untuk mengembangkan masyarakat yang mampu menciptakan kondisi perekonomian dan mampu untuk menciptakan sesuatu yang dapat diberdayakan dan dimanfaatkan.

Pemberdayaan diarahkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sehingga masyarakat itu mampu menghasilkan dibidangnya masing - masing dan memberikan pendapatan yang lebih besar serta nilai tambah yang tinggi.

Setiap wilayah memiliki peran penting dalam upaya pemberdayaan dan kesejahteraan. Untuk menciptakan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat tidak harus bergantung pada kebaikan pemerintah. Sebab itu bukan sepenuhnya tanggung jawab dari pemerintah. Keberdayaan bisa

31Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka), Hal. 242

32Ahmad Erani Yustika, Tanya Jawan Seputar Undang-Undang , (Jakarta Selatan:

Kementerian Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, 2015), Hal. 40

(48)

tercapai dengan adanya kesadaran dari masing-masing sebab pemberdayaan adalah tanggung jawab bersama dalam mencapai kesejahteraan.

2. Tujuan dari Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Pemberdayaan ekonomi masyarakat memiliki tujuan sebagai berikut : a. Untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

b. Meningkatkan potensi dari masyarakat itu sendiri.

c. Membangun masyarakat yang memiliki kreatifitas yang tinggi d. Masyarakat mampu mengelola SDM dan SDA dengan baik.

Intinya adalah, pemberdayaan ekonomi masyarakat harus mampu menciptakan kesejahteraan, meningkatkan kemandirian, mampu mengelola swadaya, serta memiliki inovasi dan pola pikir yang kreatif suapaya kehidupannya menjadi lebih baik.

3. Faktor Pendorong Terjadinya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat a. Sumber Daya Manusia ( SDM )

Masyarakat harus mampu mengembangkan sumber daya yang dimiliki karena itu merupakan hal yang penting ketika setiap pemberdayaan yang dilakukan serta objek yang harus diberdayakan.

b. Sumber Daya Alam ( SDA )

Pengembangan sumber daya alam sebagai pembangunan cukup penting dilakukan, karena memenuhi kebutuhan hidup masyarakat banyak. Sejak zaman dulu sumber daya alam memang telah dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan hidup manusia.

(49)

c. Permodalan

Permodalan adalah dana yang ada yang datang dari seseorang, kelompok, organisasi bahkan sesuatu perusahaan dalam membantu seseorang atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Permodalan sangat diperlukan untuk mencapai tingkat kesuksesan suatu usaha yang sedang dijalankan.

4. Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan tujuan dan strategi kebijakan pembangunan pemberdayaan masyarakat, dirumuskan program-program Nasional di bidang pemberdayaan masyarakat sebagai berikut :

a. Program pengembangan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan yang dibentuk oleh masyarakat setempat, serta dijadikan tempat bagi masyarakat dalam mengembangkan kehidupan ekonomi, kualitas dan keberadaan, dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama.33

b. Program pengembangan bantuan sosial keluarga miskin.

Program ini mimiliki tujuan dalam bentuk menyediakan bantuan sosial berupa bantuan pangan, papan, pendidikan dan kesehatan, termasuk peningkatan terhadap keterampilan dan modal usaha. Memberikan

33 Rahardjo Adisasmita, Manajemen Pemerintahan Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Hal. 188

(50)

peningkatan pendapatan masyarakat miskin dengan menciptakan lapangan kerja.

c. Program pengembangan sistem jaminan sosial

Tujuan dari program ini berupa dukungan untuk mendorong terselenggaranya sistem jaminan sosial bagi masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat.

d. Program pengembangan kelembagaan keswadayaan.

Program pengembangan kelembagaan keswadayaan berfungsi dalam penggalangan solidaritas sosial, keikutsertaan masyarakat dalam memecahkan masalah serta meningkatkan ketahanan sosial masyarakat.

D. Indikator pembangunan

Indikator pembangunan yaitu ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Indikator pembangunan secara garis besar terbagi, yaitu :

1. Indikator Moneter / Ekonomi

Indikator moneter atau indikator ekonomi terdiri dari : a. Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita adalah pendapatan yang sering digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk suatu Negara.

digunakan untuk :

1) Berguna sebagai indikator tingkat kemakmuran masyarakat suatu Negara.

(51)

2) Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari tahun ke tahun 3) membandingkan laju perkembangan ekonomi antar berbagai Negara.

4) Melihat berhasil atau tidaknya pembangunan ekonomi suatu Negara.

Apabila pendapatan perkapita suatu Negara rendah dapat dipastikan mekanisme ekonomi masyarakat tersebut mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya apabila pendapatan perkapita suatu Negara tinggi maka mekanisme ekonomi masyarakat tersebut mengalami peningkatan.34

Kelemahan dari pendapatan perkapita :

1) Digunakan hanya untuk mengukur tingkat pendapatan serta tingkat kesejahteraan masyarakat.

2) Matematis dan statis, kelemahannya karena menghitung 11 sektor yang diperdagangkan secara Internasional (tidak menghitung semua sektor), terdiri dari sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan, Bank dan lembaga keuangan, air dan gas, bangunan, transportasi, pertambangan dan penggalian, sewa rumah, pertahanan, dan senjata api.

3) Nilai tukar resmi mata uang / valuta asing, tidak mencerminkan perbandingan harga kedua Negara.

34 Sarintan Efratani Damanika, Perencanaan Pembangunan Kehutanan, (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), Hal. 21

(52)

4) Pembangunan ekonomi bukan saja meningkatkan pendapatan perkapita, tetapi juga mampu mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan mengurangi ketimpangan pendapatan.

b. Net Economic Welfare (NEW) / Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih

Menurut William Nordhaus dan James Tobin, mereka melakukan penyempurnakan nilai – nilai GNP itu dilakukan dengan cara yaitu koreksi positif dan koreksi negatif.

1) Koreksi positif

Koreksi positif meminta seseorang mampu dalam memperhatikan waktu luang (leisure) dan perkembangan sektor ekonomi informal.

35Waktu luang ini berkaitan dengan jam kerja selama seminggu.

Misalnya seseorang tersebut lebih kaya, mungkin akan melakukan pekerjaan lebih singkat dari seminggu, maka mereka akan memiliki waktu untuk berkrekreasi.

Koreksi positif lainnya adalah berkaitan dengan sektor ekonomi informal. Sektor ekonomi informal ini dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan ekonomi ilegal atau melawan hukum (seperti perdagangan narkotika, pembunuh bayaran, prostitusi) dan kegiatan ekonomi yang legal tetapi tidak tercatat sehingga terhindar dari pajak (seperti tukang batu yang memperbaiki rumah).

35 Zulfikry Sukarno, dkk, Ekonomi Pembangunan, (Makassar, CV Sah Media, 2017), Hal. 49

Gambar

Tabel 1.1  Jumlah KK Miskin Nagari Balingka Tahun 2016  – 2018.......  5  Tabel 1.2  Dana Desa yang di Terima Nagari Balingka

Referensi

Dokumen terkait

Mencermati pemasalahan yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu serta berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(Studi Kasus Mahasiswa Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

Penulis mengikuti program S-1 pada jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh

Penulis mengikuti program S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Penulis mengikuti program pendidikan S-1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Ekonomi Syariah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Interaksi yang berada didalam kampus

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS