• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018 SKRIPSI"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

NETTY RIA TAMPUBOLON NIM: 141000366

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(2)

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NETTY RIA TAMPUBOLON NIM. 141000366

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pencemaran Kualitas Air Danau Akibat Aktivitas Masyarakat di Kota Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2018

Netty Ria Tampubolon

(4)
(5)

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 10 Oktober 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S.

Anggota : 1.Ir. Indra Chahaya S,M.Si 2.Dr.dr. Taufik Ashar,M.K.M

(6)

ABSTRAK

Danau Toba sangat memberi konstribusi yang besar bagi masyarakat sekitar, dimana air Danau Toba dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan air bersih.

Belakangan ini telah terjadi pencemaran air Danau Toba oleh limbah yang berasal dari limbah akibat aktivitas masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter fisik ( kekeruhan,suhu, warna, rasa, bau) dan parameter kimia (Ph, DO, BOD,COD, Nitrit, dan fosfat) pada air Danau Toba berdasarkan perbedaan lokasi aktivitas masyarakat di Kota Balige Kabupaten Toba Samosir. Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, yang dilaksanakan di kota Balige Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah 10 sampel, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil air yang diduga tercemar.

Dengan metode pengumpulan data secara primer yaitu hasil pemeriksaan kualitas air dari laboratorium dan secara sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas fisik air Danau Toba (kekeruhan dan suhu) pada 10 sampel masih memenuhi syarat yang di perbolehkan. Sedangkan warna, bau dan rasa tidak memenuhi syarat yang di perbolehkan. Hasil pengukuran terhadap 10 sampel bahwa kualitas kimia air (pH) memenuhi syarat yang di perbolehkan, sedangkan DO, BOD, COD, Nitrit dan fosfat pada air Danau Toba rata-rata tidak memenuhi syarat yang di perbolehkan. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel, dapat disimpulkan bahwa permukiman adalah daerah aktivitas yang tingkat pencemarannya paling tinggi dengan dengan hasil kekeruhan (4,17 NTU), warna (4,3 pt/CO), pH(6,93), DO (6,05), BOD (6,76), COD (29,67), Nitrit (0,3), dan fosfat (1,6). Adapun status baku mutu air, yaitu permukiman diperoleh skor paling tinggi yaitu -61 (tercemar berat), pelabuhan -46 (Tercemar berat), pantai - 45 (tercemar berat), keramba -38 (tercemar berat), dan perhotelan -18 ( tercemar ringan). Adapun saran dari penelitian ini adalah supaya masyarakat tetap manjaga kebersihan air Danau Toba. Dan kepada instansi terkait agar lebih banyak memberi arahan dan penyuluhan tentang air bersih.

Kata kunci : kualitas air

(7)

ABSTRACK

Lake Toba greatly contributes to the surrounding community, where Lake Toba water is used as a source of drinking water and clean water. Lately there has been water pollution from Lake Toba by waste from waste due to community activities.

The purpose of this study was to determine water quality based on physical parameters (turbidity, temperature, color, taste, odor) and chemical parameters (Ph, DO, BOD, COD, Nitrite, and phosphate) on Lake Toba water based on differences in location of community activities in Balige City, Toba Samosir Regency. This type of research is a descriptive analysis, which was carried out in the city of Balige, Toba Samosir Regency with a total of 10 samples, the sampling was done by taking water which was suspected of being polluted. With the primary data collection method, the results of the examination of water quality from the laboratory and secondary from the relevant agencies.The results of this study indicate that the physical quality of Lake Toba water (turbidity and temperature) in 10 samples still meets the permitted conditions. While the color, smell and taste do not meet the permitted conditions. The measurement results of 10 samples that the chemical quality of water (pH) fulfilled the permitted conditions, while DO, BOD, COD, Nitrite and phosphate in Lake Toba water on average did not meet the permitted conditions. Based on the results of the measurement of 10 samples, it can be concluded that the settlement is an activity area with the highest level of pollution with turbidity results (4.17 NTU), color (4.3 pt / CO), pH (6.93), DO (6 , 05), BOD (6.76), COD (29.67), Nitrite (0.3), and phosphate (1.6). The status of water quality standards, namely the settlement obtained the highest score, namely -61 (heavily polluted), port -46 (heavily polluted), beach -45 (heavily polluted), ker38 -38 (heavily polluted), and hospitality -18 (polluted light).The suggestion of this research is that people keep maintaining the cleanliness of Lake Toba water.And to the relevant agencies to give more guidance and counseling about clean water.

Key words: water quality

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak terhingga peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan selama proses pembuatan skripsi penelitian dengan judul “Analisis Pencemaran Kualitas Air Danau Toba Akibat Aktivitas Masyarakat di Kota Balige Tahun 2018” ini hingga selesai yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, bantuan, saran dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr Runtung Sitepu SH, M.Hum., sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi., sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM., sebagai ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ir. Indra Chahaya S, M,Si., selaku dosen penguji I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi sehingga

(9)

6. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen penguji II yang telah memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

7. Drh. Rasmaliah, M.Kes., selaku Dosen Penasehat Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat, terkhusus Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta N. Tampubolon, Ibunda tercinta A. Hutasoit, dan seluruh keluarga besar yang tidak pernah lelah memberikan motivasi, semangat, serta doa terbaik selama proses perumusan skripsi ini.

10. Terkhusus para sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah menemani penulis dalam suka maupun duka.

11. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota Meda yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian dan membantu saya dengan memberikan banyak informasi dan data-data yang bersangkutan dengan penulisan skripsi ini.

12. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun

(10)

untuk skripsi ini. Tak lupa penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan pada penulisan skipsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2018 Penulis

Netty Ria Tampubolon

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i

HALAMAN PENGESAHAN ii

ABSTRAK iv

ABSTRACK v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

RIWAYAT HIDUP xv

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 6

Tujuan Umum 6

Tujuan khusus 7

Manfaat Penelitian 7

Manfaat Aplikatif 7

Manfaat Teoritis 7

TINJAUAN PUSTAKA 9

Air 9

Pengertian Air 9

Manfaat Sumber Daya Air 10

Kualitas Air 10

Dampak Pencemaran Air 11

Parameter Uji Kualitas Air 14

Parameter Fisik 15

Parameter Kimia 17

Parameter Bakteriologis 22

Logam Berat dan Beracun 23

Danau 26

Danau Toba 28

Aktivitas Masyarakat di sekitar Danau Toba

sebagai Akibat Pencemaran 30

Pelabuhan. 30

Objek Wisata Pantai 31

Keramba Jaring Apung 32

Permukiman 33

Perhotelan 34

Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap

(12)

Limbah 37

Pengertian Limbah 37

Limbah Cair 38

Pengertian Limbah Cair 38

Kerangka Konsep 40

METODE PENELITIAN 41

Jenis Penelitian 41

Lokasi dan Waktu Penelitian 41

Objek, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel 41

Objek Penelitian 41

Sampel 42

Teknik Pengambilan Sampel 42

Metode Pengumpulan Data 42

Data Primer 42

Data Sekunder 43

Definisi Operasional 43

Aspek Pengukuran 45

Teknik Pemeriksaan Sampel 46

Pemeriksaan Sampel Langsung di Lokasi 46

Pemeriksaan Sampel di Laboratorium 46

Metode Analisis Data 55

HASIL PENELITIAN 58

Gambaran Umum Wilayah Penelitian 58

Kabupaten Toba Samosir 58

Kota Balige 59

Hasil Penelitian 60

Kekeruhan 60

Suhu 61

Warna 61

Ph 62

Bau 63

Rasa 63

DO 63

BOD 64

COD 65

Nitrit 66

Fosfat 67

Status Mutu Air 68

PEMBAHASAN 71

Kualitas Air Danau Toba 71

Kekeruhan 71

Suhu 71

Rasa 72

(13)

Bau 73

Ph 74

DO 75

BOD 76

COD 78

Nitrit 79

Fosfat 80

KESIMPULAN DAN SARAN 82

Kesimpulan 82

Saran 83

DAFTAR PUSTAKA 84

LAMPIRAN 86

(14)

DAFTAR TABEL

No Judul halaman

1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan

Status Mutu Air 56

2 Status Mutu Air pada Daerah Pantai 68

3 Status Mutu Air pada Daerah Pelabuhan 68 4 Status Mutu Air pada Daerah Perhotelan 69 5 Status Mutu Air pada Daerah Permukiman 69

6 Status Mutu Air pada Daerah Keramba 70

(15)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Kerangka Konsep 39

2 Grafik kekeruhan 60

3 Grafik Suhu 61

4 Grafik Warna 61

5 Grafik Ph 62

6 Grafik DO 63

7 Grafik BOD 64

8 Grafik COD 65

9 Grafik Nitrit 66

10 Grafik Fosfat 67

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Izin Penelitian 86

2 Surat Hasil Laboratorium 87

3 Hasil Uji Laboratorium 88

4 Hasil uji SPSS 108

5 Gambar 112

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Netty Ria Tampuboon, Lahir di Balige, 01 Januari 1996 dan beragama Kristen Protestan dengan suku bangsa Batak Toba. Penulis bertempat tinggal di Pardede Onan Kota Balige Sumatera Utara. Penulis anak ketiga dari lima bersaudara terlahir dari pasangan Nasib Tampubolon dan Andi Norita Hutasoit.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Swasta San Francesco Balige, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Balige tahun 2008 sampai 2011, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Balige tahun 2011 sampai 2014 dan pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Peminatan Kesehatan Lingkungan pada tahun 2014 sampai tahun 2018.

Medan, Oktober 2018

Netty Ria Tampubolon

(18)

Pendahuluan

Latar belakang

Air di permukaan bumi terdiri atas 97% air asin di lautan, 2 % masih berupa es, 0,0009 % berupa danau, 0,00009 % merupakan air tawar di sungai dan sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan barang langka yang paling dominan di butuhkan di permukaan bumi ini (Nugroho, 2006).

Kualitas air sangat menentukan kesehatan manusia. Menurut laporan United Nation Environtmental Program (UNEP), setiap tahun jumlah balita yang meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan buruknya kualitas air mencapai 1,8 juta jiwa (The Jakarta Post, 24 Maret 2010). Di negara-negara maju,

pemerintah menerapkan baku mutu yang tinggi untuk dikonsumsi langsung dari keran. Peningkatan kualitas air minum itu telah memperpanjang harapan hidup warga Amerika Serikat dari 47 tahun menjadi 77 tahun pada abad 20 (Wiryono, 2013).Sebaliknya di negara-negara berkembang meskipun ada baku mutu untuk air minum, tetapi pemerintah tidak mampu menerapkannya sehingga kualitas airnya buruk. Sebagian besar sungai-sungai utama di China tidak lagi dapat mendukung kehidupan ikan. Beberapa jenis ikan telah punah. Sekitar 75% danau di China juga tergolong sangat tercemar (Wiryono,2013).

Pencemaran lingkungan salah satunya terjadi akibat aktivitas manusia dan juga industri yang kurang memperhatikan lingkungan hidupnya sehingga dalam

(19)

butir (13) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa baku mutu lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen yang dan unsur pencemar yang di tenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Mengingat besar dampak dari limbah yang bukan saja mengganggu kesehatan masyarakat tetapi juga meningkatkan pergeseran ekosistem sehingga keadaan lingkungan menjadi tidak seimbang. Untuk itulah pengolahan limbah yang di buang sesuai dengan peruntukannya sehingga tidak membahayakan makhluk hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (UU Kesehatan RI, 2009).

Dalam suatu perairan, organisme seperti bakteri dapat mengubah bentuk merkuri menjadi metil merkuri yang sangat berbahaya. Metil merkuri yang dapat diabsorbsi dan terkonsentrasi di dalam tubuh ikan akan sangat berbahaya jika ikan tersebut di konsumsi oleh manusia. Kehadiran logam berat di dalam tubuh

manusia dapat mengganggu reaksi kimia dan menghambat absorbsi nutrien yang esensial. Selain menyebabkan banyak kerugian pada manusia, hadirnya logam berat juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme di dalamnya ( Nugroho, 2006) .

Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin meningkat pula masalah pencemaran di Indonesia. Masuknya limbah industri

(20)

maupun limbah domestik ke dalam suatu perairan dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan tersebut.

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Keberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya menjadikan daerah di sekitarnya sebagai prioritas obyek dan daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera Utara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, 2007). Saat ini kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan

Destinasi Pariwisata Unggul (DPU) di provinsi Sumatera Utara. Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan Kawasan Danau Toba (KDT) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kini Danau Toba merupakan bagian dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang diprioritaskan untuk di

kembangkan oleh Kementrian Pariwisata (Dinas Pariwisata 2016).Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2009, baku mutu air Danau Toba diklasifikasikan ke kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kriteria mutu air Danau Toba mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Pemerintah pusat di tahun 2004 melalui Presiden Megawati, secara langsung menaburkan bibit ikan bilih pada perairan Danau Toba.Benih ikan ini diintroduksi dari Danau Singkarak, Sumatera Barat kala itu.Karena ikan bilih merupakan ikan endemik Danau Singkarak.Setelah 3 tahun, ikan bilih ini sudah bisa dipanen pada tahun 2008.Panennya terbilang raya, pasalnya saat itu ikan bilih

(21)

bisa mencapai 10 ton jumlah tangkapan pada setiap harinya hanya dari kecamatan Baktiraja saja.Belum lagi dari daerah-daerah lainnya.Perkembangan ataupun pertumbuhan pesat dari ikan bilih ini disebabkan ikan endemik ini sangat cocok habitatnya di Danau Toba.Jumlah tangkapan besar akhirnya tak bertahan lama.Di Tahun 2013 dan 2014 hasil tangkapan menurun drastis.Tahun 2015,ikan bilih pun menjadi sangat jarang dijumpai.Dan puncaknya di tahun 2016,ikan ini punah dari perairan Danau Toba.Penangkapan ikan bilih yang berlebihan oleh masyarakat menjadi sumber masalah ini.Pemakaian jaring yang ukurannya (mess size) lebih kecil dari 1 inchi saat menangkap ikan ini mengakibatkan ikan-ikan kecil pun ikut terjaring.Juga penangkapan di sungai yang seharusnya tidak diperbolehkan, mengingat ikan bilih melakukan perkawinan hanya di muara sungai.

Hal ini tentu saja berakibat miris karena membawa dampak besar terhadap wajah perekonomian warga di sekitaran Danau Toba.Tak hanya itu, perairan Danau Toba pun menjadi semakin tercemar,karena ikan bilih semasa hidupnya di kawasan ini diketahui sebagai ikan pemakan detritus (sampah organik).

Akibatnya, semenjak kepunahan ikan ini,detritus pun mulai mencemari perairan Danau Toba.

Kota Balige Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu dari beberapa daerah yang wilayahnya berada di pinggiran danau Toba. Saat ini kota Balige sedang mengalami perkembangan yang pesat dari segi destinasi pariwisata dan ekonomi sehingga menyebabkan peningkatan penduduk dan peningkatan pengunjung di kota Balige. Akibat lebih lanjut secara langsung maupun tidak langsung akan terjadi penurunan kualitas perairan Danau Toba di Balige.

(22)

Pemanfaatan air Danau Toba sangat beragam di satu sisi membutuhkan kualitas air danau yang baik serta memenuhi persyaratan tertentu. Sebaliknya pemanfaatan danau bagi berbagai aktivitas masyarakat tersebut juga memberikan dampak terhadap penurunan kualitas airnya, dimana Danau Toba juga digunakan sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan pertanian di sekitar Danau Toba, limbah domestik dari pemukiman dan

perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan yang dibudidayakan, limbah pariwisata dan transportasi air.

Berdasarkan penelitian Rita di Desa Tanjung Kubupaten Samosir (2010) menunjukkan bahwa kualitas fisik air Danau Toba di sekitar keramba jaring apung masih memenuhi syarat. Kualitas kimia dimana DO mengalami penurunan yaitu 6 mg/l dan BOD jauh melebihi ambang batas yang ditentukan yaitu 3 mg/l, dan bakteriologis air Danau Toba telah mengalami penurunan kualitas yang tidak memenuhi syarat yaitu 0 jlh/100ml.

Berdasarkan penelitian Sudoyo di Desa Sibagindang Kab Simalungun (2014) di dapat hasil bahwa p me e fi ik d n kimi i n l in h 26 00 28 00 C keke h n 0 89 – 5,21 mg/L, DO 5,41 – 8 24 mg/L pH 6 40 7,30, BOD 0 59 1 27 m g/L ni 0 69 2 10 mg/L fo f 0 11 0 28 m g/L.

Berdasarkan parameter fisika dan kimia air, stasiun I tercemar sedang berdasarkan baku mutu kelas III .

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah peneliti amati di daerah pelabuhan,objek wisata, pemukiman, perhotelan dan keramba jaring apung di perairan Danau Toba Balige, terlihat warna yang berbeda di setiap lolasi. Di

(23)

keramba jaring apung dan daerah pemukiman, di temukan beberapa lintah air dan kutu air yang di duga sebagai indikator pencemaran air.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan peneli i n en ng ”An li i Pencem n Kualitas Air Danau Toba Akibat Aktivitas Masyarakat di Kota Balige Kabup en ob mo i h n 2018” . Menurut peneliti, penelitian tersebut penting dilakukan, mengingat semakin banyaknya aktivitas masyarakat yang menimbulkan pencemaran di perairan Danau Toba.

Rumusan Masalah

Danau Toba merupakan satu diantara beberapa sumber air yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam menunjang kehidupan.

Namun sejalan perkembangan, banyak fungsi danau yang semakin hari semakin beragam seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Penurunan kualitas Danau Toba diantaranya disebabkan oleh masuknya berbagai buangan limbah dari berbagai aktivitas manusia sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kualitas fisika, kimia, biologi dan estetik danau tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui kualitas pencemaran air Danau Toba akibat aktivitas masyarakat di Kota Balige Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

(24)

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui kualitas fisik air danau Toba di Balige (suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan)

2. Untuk mengetahui kualitas kimia air danau Toba di Balige (pH, DO,BOD,COD, fosfat, nitrit, timbal)

3. Untuk mengetahui nilai rata-rata parameter air

4. Untuk mengetahui daerah yang tingkat pencemarannya paling tinggi 5. Untuk mengetahui daerah yang tingkat pencemarannya paling rendah 6. Untuk mengetahui skor baku mutu air di setiap objek penelitian Manfaat Penelitian

Manfaat aplikatif. Adapun manfaat aplikatif penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan di bidang Kesehatan Lingkungan khususnya tentang Pencemaran Air.

2. Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman di bidang Kesehatan Lingkungan yang berkaitan dengan Pencemaran Air.

Manfaat teoritis. Adapun manfaat teoritis penelitian ini, yaitu sebagai berikut

1. Memberi informasi bagi penduduk di sekitar Danau Toba tentang kualitas air akibat aktivitas masyarakat.

2. Menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut terkait dengan pencemaran danau Toba .

(25)

3. Memberi masukan bagi pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba untuk mengelola perairan agar layak di jadikan sebagai destinasi pariwisata Nasional

(26)

Tinjauan Pustaka

Air

Pengertian air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 menyebutkan bahwa air adalah semua mata air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fisik. Sedangkan sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah termasuk ke dalam pengertian ini adalah mata air, sungai, danau, waduk dan muara.

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang sesuai

dengan kebutuhannya. Dengan demikian air tidak hanya diperlukan sebagai bahan pokok untuk kehidupan, tetapi juga di pergunakan sebagai komoditi ekonomi ( Dongoran, 2004).

Sumber air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang dapat di perbaharui bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Tergantung dari waktu dan lokasinya.

Ekosistem air tawar terbagi menjadi dua tipe yaitu : air diam/tenang misalnya kolam, danau; serta air mengalir misalnnya sungai.

(27)

Manfaat sumber daya air. Menurut Barus (2001), manusia

memanfaatkan sumber daya air sesuai dengan kebutuhannya, dan peruntukannya dapat di bedakan sebagai berikut :

Untuk kebutuhan domestik. Penduduk yang bertempat tinggal di perkampungan/desa memanfaatkan danau/sungai sebagai tempat untuk mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai tempat pembuangan limbah.

Untuk kebutuhan pertanian. Untuk mengairi sawah dan ladang umumnya digunakan air sungai, air danau, dan air irigasi serta air hujan. Sisa air yang tak terambil olehtanaman akan menguap, masuk ke dalam tanah menjadi air tanah dan masuk ke dalam aliran air sungai.

Untuk industri. Air dibutuhkan di berbagai industri sebagai penunjang proses industri, misalnya untuk pemanasan atau pendingin mesin-mesin industri.

Industri yang terletak dengan aliran sungai umumnya mengambil kebutuhan dari sungai dan membuang limbahnya kembali ke dalam sungai. Cara lain untuk mendapatkan air bagi kebutuhan industri adalah dari air tanah dengan membuat sumur-sumur bor sampai puluhan meter.

Untuk perikanan, rekreasi dan lain-lain.Untuk perikanan dan lain-lain dapat memanfaatkan air sungai, air danau, air payau dan air laut sesuai dengan kebutuhan habitat dari organisme tertentu.

Kualitas air. Kualitas air dapat dilakukan dengan pengujian untuk membuktikan apakah air itu layak di konsumsi. Penetapan standar batas baku mutu minimal yang harus di penuhi di tentukan oleh standar Internasional, standar

(28)

Nasional, maupun standar perusahaan. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air, mutu air telah di klasifikasikan menjadi 4, yang terdiri dari :

Air kelas satu. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air minum, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Air kelas dua. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

pertanian, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Air kelas tiga. Air yang peruntukannya untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanian, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Air kelas empat. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi, pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Dampak pencemaran air

Menurut Mukono (2006) berikut beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air :

Terhadap manusia. Air yang tercemar mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborn disease). Selain itu di dalam air tercemar mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya.

(29)

Disebabkan oleh logam berat. Adapun penyakit yang ditimbulkan adalah sebagaiberikut :

1. Cd (Cadmium): Dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang, pankreas, kelenjar gondok.

2. Cu (Tembaga): Dalam jumlah besar menyebabkan rasa tidak enak di lidah dan menimbulkan kerusakan pada ginjal dan hati.

3. pB (Timah hitam): Bersifat hitam dan kumulatif. Keracunan pB menimbulkan anemia, gangguan ginjal, penurunan mental pada anak-anak, gangguan jiwa, gangguan usus, penyakit hati dan gangguan susunan syaraf, serta

mengacaukan susunan darah.

4. Hg (Merkuri):Merupakan unsur yang sangat beracun. Pada keracunan tingkat ringan timbul pusing, sakit kepala dan mudah lelah. Pada keracunan tingkat berat menyebabkan kerusakan ginjal, sendi-sendi kaku, penglihatan terganggu, kelainan sistem syaraf dan menimbulkan kematian.

Kasus : Minamata (Jepang, 1953) akibat buangan merkuri dari pabrik plastik PVC.

5. Se (selenium). Menyebabkan radang usus dan kerusakan pada jaringan.

6. Ar (Arsen). Merupakan logam berat yang mempunyai toksisitas atau daya racun tinggi. Keracunan kronis menyebabkan nafsu makan berkurang,

gangguan sistem pencernaan, kelainan ginjal, perubahan pada kulit dan kanker kulit.

7. Cr (Chrom). Adanya chrom menandakan adanya pencemaran dari limbah industri karena senyawa logam ini tidak terdapat di air yang ada di alam

(30)

(murni). Di duga dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan pada saluran pernafasan.

8. Co (Cobalt).Menyebabkan kerusakan pada sel tubuh.

9. Cyanida. Sifatnya mudah larut dalam air, bila terminum bersama air minum dapat menyebabkan gangguan metabolisme oksigen.

Disebabkan oleh bakteriologi dalam air, contoh penyakit yang ditimbulkan:

1. Tifoid, disebabkan oleh kuman salmonela thyposa 2. Kolera, disebabkan oleh bakteri Vibrio kolera 3. Leptospirosis, disebabkan oleh Sprirochaeta

4. Giardiasis, dapat menimbulkan diare disebabkan oleh sejenis protozoa 5. Disentri, disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

Disebabkan oleh pestisida. Diantaranya yang paling bahaya adalah DDT (Dichlor Diphenyl Trichloretan) yang memiliki sifat selain tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, DDTdapat larut dalam lemak sehingga memungkinkan terakumulasi dalam tubuh organisme.

Tercemarnya air oleh pestisida dapat menyebabkan kanker kulit,

keracunan, kerusakan jaringan dan pada konsentrasi tertentu bisa menimbulkan kematian.

Terhadap hewan.Efek terhadap kehidupan hewan, baik hewan peliharaan maupun bukan, dapat terjadi karena adanya proses bioakumulasi dan keracunan bahan berbahaya.

Contoh:

(31)

1. Pestisida

DDT dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan.

2. Suhu Tinggi

Air yang mempunyai suhu tinggi dapat menyebabkan beberapa jenis hewan tidak mampu beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya.

Dampak terhadap kerusakan material/benda. Efek pencemaran air terhadap meterial adalah menyebabkan meterial yang melewati material tersebut menjadi kropos. Pencemaran juga dapat mempercepat proses perkaratan benda yang terbuat dari besi dan bangunan lainnya. Dengan tercemarnya air tersebut, berarti menimbulkan kerugian material.

Penurunan kualitas lingkungan. Air yang tercemar (misalnya danau dan sungai) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah.

Gangguan terhadap keindahan. Air yang tercemar mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.

Kadang-kadang air tercemar dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada air tersebut.

Parameter uji kualitas air

Menurut Astri Nugroho (2006) untuk mengetahui apakah suatu perairan tercemar atau tidak, diperlukan serangkaian tahap pengujian untuk menentukan

(32)

tingkat pencemaran tersebut. Beberapa parameter uji yang umumnya harus diketahui, yaitu :

Parameter Fisik. Adapun parameter fisik terdiri dari :

Jumlah padatan. Padatan dapat mencemari air, berdasarkan ukuran pertikel dan sifat-sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Padatan yang mengendap terdiri dari partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbentuk akibat erosi. Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak mengendap langsung. Padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dan lebih ringan daripada padatan terendap. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air seperti gula dan garam mineral hasil buangan industri kimia.

Kekeruhan. Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/IX/1990

kekeruhan maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 25 NTU.

Kekeruhan menyebabkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan membatasi pencahayaan ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung dan sangat halus sekali.

(33)

Suhu/ temperatur. Kenaikan suhu air tersebut akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut di dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke permukaan air untuk mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan lainnya.

Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya, terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang memenuhi syarat adalah 10oC – 15oC.

Warna. Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/IX/1990 warna maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 50 TCU.

Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat.

Bau. Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau (tidak berbau). Biasanya bau disebabkan oleh bahan bahan organik yang dapat membusuk serta senyawa kimia seperti phenol. Jika berbau maka akan

mengganggu estetika. Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat organic menghasilkan gas tertentu.

(34)

Rasa. Biasanya bau dan rasa terjadi bersama-sama yaitu akibat dekomposisi bahan organik dalam air.

Kandungan minyak dan lemak. Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat menguap. Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau ke tanah di sekeliling sungai.

Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Selain itu lapisan minyak juga dapat mengurangi

konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena oksigen bebas menjadi terhambat.

Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air.

Parameter Kimia. Paramater kimia terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Nilai keasaman (pH). Air yang normal memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hydrogen dalam air. Air yang memiliki pH dibawah normal akan bersifat asam sedangkan air yang memiliki pH diatas normal akan bersifat basa.

Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan tinggi rendahnya konsentrasi ion hydrogen dalam air. Air buangan yang memiliki pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan tidak dapat hidup. Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif terhadap bahan konstruk seperti besi.

(35)

Buangan yang bersifat alkalis (basa) bersumber dari buangan mengandung bahan anorganik seperti senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida. Buangan asam berasal dari bahan kimia yang bersifat asam, misalnya buangan mengandung asam khlorida, asam sulfat dan lain-lain.

Dissolved oxygen (DO). Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan

(turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar.

Penguraian limbah organik oleh bakteri merupakan proses alami yang sangat penting. Dengan adanya proses penguraian ini maka sungai dan badan air yang lain berfungsi sebagai sarana pengolah limbah alami. Jika volume limbah tidak terlalu banyak, oksigen yang di butuhkan oleh bakteri untuk mengurai limbah akan segera digantikan kembali secara alami. Air yang dingin dan mengalir deras mengandung banyak oksigen dan cepat memulihkan konsentrasi

(36)

oksigen yang dipakai bakteri. Sebaliknya air hangat dan tenang lebih mudah mengalami pengurangan oksigen.

Bakteri di air mendapatkan energi dengan cara menguraikan limbah

organik dengan bantuan oksigen. Semakin banyak limbah organik berarti semakin banyak oksigen yang dibutuhkan, sehingga volume oksigen yang terlarut di dalam air berkurang. Jika oksigen terlarut habis maka kondisi air berubah menjadi anaerobik, sehingga bakteri aerobik (bakteri yang memerlukan oksigen) mati dan proses penguraian limbah organik diambil alih oleh bakteri anaerobik. Kondisi anaerobik ini menghasilkan bau yang tidak enak.

Berkurangnya oksigen terlarut dapat mengganggu biota perairan. Misalnya, agar ikan dapat hidup di suatu badan air, konsentrasi oksigen terlarut dalam air minimal 5 ppm. Jika konsentrasi kurang dari 5 ppm ikan terganggu, dan pada konsentrasi 2 ppm akan mati (Wiryono, 2013).

BOD. Biochemical Oxysigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) semua zat-zat organik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana.

Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi

kehidupan.

(37)

Pengukuran terhadap nilai Biochemical Oxigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk menguraikan senyawa organic dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu temperature 20ºC dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dalam mg/liter atau kg.

Biochemical Oxysigen Demand (BOD) merupakan ukuran kandungan bahan organik dalam limbah cair. Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan atas reaksi oksidasi zat-zat organik dengan oksigen dalam air dimana proses tersebut berlangsung karena ada sejumlah bakteri.

BOD (Biological oxygen demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup didalam air untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut.

Teknik pengukuran BOD relatif sederhana yaitu dengan mencampur sampel air dengan sejumlah oksigen. Beberapa hari kemudian di ukur seberapa banyak oksigen berkurang. Semakin banyak oksigen yang berkurang berarti jumlah BOD semakin tinggi, artinya pencemaran semakin tinggi.

Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsur karbon, hydrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan

(38)

untuk menguraikan senyawa organic. Pada akhirnya kadar oksigen dalam air buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau.

COD. COD (chemical oxygen demand) merupakan uji yang lebih cepat daripada uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan (misalnya kalium dikhromat) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD.

Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat organic yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih kecil daripada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan maupun senyawa organic yang tidak dapat berurai.

COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana

pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G.

Alerts dan SS Santika, 1987).

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.

(39)

Nitrit. Amonium dan amoniak merupakan produk penguraian protein masuk ke dalam ekosistem akuatik terutama melalui limbah domestik.

Konsentrasinya didalam ekosistem akuatik akan semakin berkuranng bila semakin jauh dari titik pembuangan yang disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme didalam air. Mikroorganisme tersebut akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit dan akhirnya menjadi nitrat. Proses oksidasi amonium menjadi nitrit dilakukan oleh jenis-jenis bakteri seperti nitrosomonas. Selanjutnya nitrit oleh aktivitas bakteri dari genus Nitrobacter akan dioksidasi lebih lanjut menjadi nitrat.

Fosfat. Fosfor merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan nutrien bagi berbagai organisme akuatik. Fosfor merupakan unsur yang penting dalam aktivitas pertukaran energi dan organisme yang di butuhkan dalam jumlah sedikit, sehingga fosfor berperan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan organisme. Peningkatan konsentrasi fosfor menyebabkan timbulnya proses penurunan kadar oksigen terlarut, diikutidengan timbulnya kondisi anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit dan belerang.

Parameter bakteriologis. Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti alga, protozoa dan bakteri. Dan sekian banyak jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan berdarah panas lainnya.

Parameter mikrobiologiterdiridari total mikroba, total coli, total coli tinja, Salmonella, Clostridium Perfingensdan lain-lain.Secaralaboratoris total coli digunakansebagaiindicatoradanyapencemaran air bersiholehtinja,

(40)

tanahatausumberalamiahlainnya. Sedangkan coli tinjadigunakansebagaiindicatoradanyapencemaran air bersiholehtinjamanusiaatauhewan.

Coliform. Keberadaan bakteri coliform feses dalam lingkungan air menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi dengan feses manusia atau hewan berdarah panas yang mengandung bakteri atau virus patogen. Sebagian besar patogen-patogen saluran pencernaan penyebab berbagai wabah penyakit enterik tersebut, tergolong famili Enterobacteriaceae. Di antara banyak mikroorganisme asal feses yang menyebabkan wabah penyakit dari tular air adalah Salmonella typhi (demam tifus), Shigella spp(shigellosis), Salmonella paratyphi

(salmonellosis), Vibrio cholerae (kolera), Camphylobacter jejuni (disentri) dan Escherechia coli patogenik (diare). Selain itu adalah virus seperti virus hepatitis A (infeksi hepatitis), virus polio (poliomelitus), dan protozoa seperti Entamoeba histilotyca (disentri amuba) dan Giardia.

Logam berat dan beracun. Logam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel.

Cadmium ditemukan dalam buangan industry tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalent ditemukan pada pabrik tekstil,industry gelas dan keramik.Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan dan cat.

Logam ini dalam konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.

(41)

Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen- elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk kedalam tubuh makhluk hidup. Logam berat yang baik di lingkungan maupun di dalam tubuh manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace metals.

Trace Metals seperti kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) mempunyai berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar daripada air.

Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah industri adalah merkuri atau air merkuri (Hg), Nikel (Ni),

kromium (Cr), kadmium (Cd), Arsen (As), dan timbal (Pb). Logam-logam

tersebut dapat mengumpul didalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.

Menurut sifat toksisitasnya unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam 3 golongan, yaitu :

1. Unsur-unsur yang tidak bersifat toksik, yaitu : Na, K, Mg, Ca, H, O, N, C, P, Fe, Cl, Br, F, Li, Rb, Sr, Al dan Si.

2. Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu : Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, As, Te, Pd, As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi.

3. Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu : Ti, Ht, Zr, W, Nb, Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru, dan Br.

Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk ke dalam perairan tersebut dapat berasal dari :

(42)

1. Pelapukan batuan yang mengandung logam berat, perncemaran ini bersifat alamiah.

2. Industri yang memproses biji tambang

3. Pabrik-pabrik dan industri yang mempergunakan logam berat di dalam proses produksinya.

4. Pencucian logam dari sampah baik sampah organik maupun anorganik.

5. Logam berat yang berasal dari eksreta manusia dan hewan karena tidak sengaja mengkonsumsi sumber makanan yang terkontaminasi logam berat.

Pencemaran logam berat dapat merusak lingkungan perairan dalam hal stabilitas, keanekaragaman dan kedewasaan ekosistem. Dari aspek ekologis, kerusakan ekosistem perairan akibat pencemaran logam berat dapat ditentukan oleh faktor kadar dan kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan, sifat toksisitas dan bioakumulasi. Pencemaran logam berat dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur komunitas perairan, jaringan makanan, tingkah laku, efek fisiologi, genetik dan resistensi (Moriarty, 1987 dalam Racmansyah, dkk., 1998).

Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan.

Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun hilangnya sekelompok organisme tertentu dapat menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutan,

keadaan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu tatanan ekosistem perairan (Palar, 2004).

(43)

Logam-logam dalam perairan keberadaannya berasal dari sumber alamiah dan dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia, sumber logam alamiah yang masuk dalam badan perairan bisa berupa pengikisan batu mineral yang banyak bersumber dari perairan, partikel-partikel yang ada di udara yang masuk

keperairan dikarenakan terbawa oleh air hujan. Adapun logam yang berasal dari aktivitas manusia berasal dari limbah industri dan limbah rumah tangga (Palar 2004).

Kandungan logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran, dan dispersi, kemudian akan diserap oleh organisme yang hidup di perairan tersebut. Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan berikatan dengan partikel-partikel sedimen sehingga konsentrasi logam berat dalam sedimen dapat lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam air (Putri, dkk., 2012).

Meskipun manusia tidak secara langsung mengkonsumsi logam berat, namun secara tidak langsung logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui air minum dan makanan yang di konsumsinya. Air yang tersimpan pada malam hari di dalam pipa-pipa saluran air dapat menyebabkan meresapkan timbal dan kadmium dari pipa ke dalam air yang akan dikucurkan ( Nugroho, 2006).

Danau. Danau adalah wilayah yang digenanangi badan air sepanjang tahun serta terbentuk secara alami. Pembentukan danau terjadi karena pergerakan kulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasi. Danau yang terbentuk sebagai akibat gaya tektonik kadang-kadang badan airnya mengandung bahan- bahan dari perut bumi seperti belerang dan panas bumi (Andi,dkk., 2010).

(44)

Asal mula sebuah danau dapat bermacam-macam, ada yang lahir karena terjadi patahan di permukaan bumi, misalnya Danau Toba. Beberapa danau lain timbul karena gejala vulkan (misalnya Danau Lamongan ), karena belokan sungai yang terlalu dalam, karena depressi tanah kapur. Ada juga danau buatan, seperti Danau Jatiluhur.

Ketika danau pertama kali terbentuk, didalamnya terkandung sedikit sekali bahan organik dan airnya pun jernih. Kerapatan tumbuhan dan hewan rendah.

Karena air nya jernih, maka sinar mataharipun dapat jauh menembus ke dalam air, sehingga biasanya suhu relatif lebih dingin.

Hewan (ikan) yang terdapat di dalamnya merupakan hewan yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang sejuk, kurang bahan makanan, tetapi kaya akan oksigen.

Danau juga merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata.

Dari sisi ekologi, danau juga beperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahtraan masyarakat. Akan tetapi potensi-potensi tersebut akan dapat mensejahterakan stakeholdersnya secara berkelanjutan apabila pengelolaan dan pemanfaatannya mempertimbangkan kemampuan optimal dan daya dukung

(45)

ekositem tersebut. Pemanfaatan yang berlebihan suatu potensi akan dapat menyebabkan gangguan terhadap potensi lainnya (Ginting, 2011).

Danau Toba. Danau Toba merupakan satu dari danau di Indonesia yang terletak di pegunungan Bukit Barisan Propinsi Sumatera Utara, yang menurut wilayahadministrasi pemerintahan berada pada 7 daerah kabupaten yaitu:

Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan Kabupaten Dairi. Secara geografis, Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak pada koordinat 2° 10' LU - 3° 10" LU dan 98° 20' BT - 99° 50" BT, dengan ketinggian tempat 903 meter dari permukaan laut. Danau ini merupakan danau yang terluas di Indonesia dengan luas permukaan lebih kurang 110.260 ha, kedalaman maksimum mencapai 529 meter dan total volume air danau lebih kurang 1.258 km³ (LTEMP, 2004).

Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari : Air hujan yang langsung jatuh ke danau ; Air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke danau.

Sungai-sungai yang mengalir dan bermuara ke Danau Toba yaitu Sungai Sigubang, Sungai Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai Arun, Sungai Tomok, Sungai Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek Bolon, Sungai Mongu, Sungai Mandosi, Sungai Gopgopan, Sungai Kijang, Sungai Sinabung, Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda dan Sungai Silang, sedangkan outlet Danau Toba hanya 1 yaitu Sungai Asahan.

Danau Toba merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai sangat penting dan strategis, baik ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi, ekonomi

(46)

maupun estetika. Hal ini berkaitan dengan manfaat Danau Toba sebagai habitat dari berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat sekitarnya, sarana transportasi, sumber air pertanian, media perikanan (perikanan budi daya maupun perikanan tangkap), sebagai sumber air bagi PLTA Siguragura, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai obyek wisata andalan di Provinsi Sumatera Utara yang sudah dikenal luas ke berbagai negara. Sebagai suatu ekosistem, secara umum fungsi-fungsi tersebut sangat tergantung satu sama lain, khususnya tergantung pada kondisi parameter kualitas badan air danau itu sendiri.

Bila terjadi penurunan kualitas badan air danau, maka fungsi danau tersebut akan mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa segala bentuk kegiatan yang dapat berakibat terhadap perubahan kearah penurunan kualitas badan air Danau Toba harus dihindari sebisa mungkin sehingga fungsi danau dapat berkelanjutan dari generasi ke generasi (Ginting, 2011).

Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2009, baku mutu air Danau Toba diklasifikasikan ke kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kriteria mutu air Danau Toba mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Pada kenyataanya Danau Toba yang bersifat multi fungsi tersebut, saat ini kondisinya mengalami berbagai tekanan dan permasalahan yang cukup serius, sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas masyarakat di badan air maupun di sekitar danau. Salah satu permasalahan yang pada saat ini banyak menarik perhatian adalah keberadaan limbah yang terbuang ke perairan danau seperti

(47)

limbah kegiatan pertanian, limbah rumah tangga, limbah minyak dari kegiatan transportasi air dan limbah kegiatan budidaya ikan keramba jaring apung (KJA) (Ginting, 2011).

Aktivitas masyarakat di sekitar danau Toba sebagai akibat pencemaran.

Lokasi Aktivitas Masyarakat yang Menyebabkan Pencemaran Air Danau Toba yaitu :

Pelabuhan. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (PP No 69 Tahun 2001).

Pelabuhan merupakan tempat atau fasilitas jasa untuk melayani kapal yang datang di area dermaga, termasuk fasilitas penanganan limbah. Pengadaan fasilitas pengelolahan limbah di Pelabuhan merupakan bagian dari pelaksanaan Konvensi Internasional tahun 1973 tentang pencegahan pencemaran dari kapal yang telah dimodifikasi oleh Protokol 1978 yang terkait dalam MARPOL 1973 jo 1978 (MARPOL 73/78) dan telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 46 Tahun 1986, pada tanggal 9 September 1986. Dan limbah minyak yang berasal dari kapal tersebut harus dikelolah di Fasilitas Penanganan Limbah (Port Reception Facilities).

(48)

Objek wisata pantai.Menurut Suzanna (2003) Pariwisata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan karena kondisi lingkungan merupakan salah satu atraksi wisata bagi wisatawan. Pengaruh yang ditimbulkan bisa berupa pengaruh positif ataupun negatif. Pengaruh positif pariwisata terhadap lingkungan diantaranya adanya kebijakan dan peraturan pemerintah yang

ditujukan untuk melindungi kondisi alam dari unsusr-unsur pengerusakkan yang dilakukan oleh para pelaku wisata. Selain pengaruh positif, juga terdapat pengaruh negatif yang ditimbulkan berupa pengerusakkan terhadap lingkungan di sekitar wisata karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pelaku wisata terhadap lingkungan. Pengaruh Pariwisata yang dikaji terhadap aspek lingkungan yaitu pengaruh terhadap Polusi Udara dan air, Penurunan kualitas lingkungan sekitar karena sampah sekitar wisata.

Pencemaran pantai sudah terjadi hampir di seluruh pantai yang menjadi objek wisata. Diantara ciri- ciri pencemaran pantai dan pesisir yang bisa kita lihat langsung adalah banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pesisir dan warna air pantai yang keruh. Ciri lain dari pantai yang tercemar adalah adanya tumpahan minyak dari wahana permainan air yang menyebebkan terganggunya keseimbangan ekosistem pantai.

Pantai Bulbul menjadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat dan wisatawan yang datang ke Kota Balige karena lokasi pantai ini yang persis dekat pusat Kota Balige dan dekat Museum TB Silalahi Center. Letaknya yang strategis membuat pantai ini selalu menjadi persinggahan masyarakat dan wisatawan saat perjalanan liburan ataupun memang memiliki destinasi tujuan ke pantai ini.Wisata

(49)

di pantai Bulbul terdapat beberapa wahana wisata air yang menggunakan oli seperti perahu dayung, banana boot dan wahana lainnya yang diduga sebagai sumber pencemaran perairan, juga cafe sekitar yang kurang menjaga lingkungan dengan membuang limbah mereka ke dalam perairan sekitar.

Keramba jaring apung. Keramba Jaring Apung Dirjen Perikanan (2001) mendefinisikan keramba jaring apung sebagai tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan jaring yang memungkinkan keluar masuknya air dengan

leluasa, sehingga terjadi pertukaran ke perairan sekitarnya. Komponen-komponen keramba jaring apung terdiri dari kerangka atau bingkai, pelampung, jangkar, pemberat jaring, penutup kantung jaring, bangunan fisik dan peralatan pendukung lainnya.Rochdianto (2005) menambahkan, Keramba jaring apung ditempatkan dengan kedalaman perairan lebih dari 2 meter. Beberapa masyarakat ada yang menyebut kantong jaring apung, keramba kolam terapung dan jaring keramba terapung atau disingkat kajapung.

Dari aspek sosial ekonomi, perkembangan budidaya ikan KJA di perairan Danau Toba memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat khususnya masyarakat lokal, dimana kegiatan ini mampu meningkatkan nilai produksi ikan yang berarti meningkatkan pendapatan bagi masyarakat petani KJA. Selain itu, kehadiran budidaya ikan KJA juga mampu memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, sehingga turut dalam mengurangi angka pengangguran. Akan tetapi dilain pihak, kegiatan budidaya ikan sistem KJA yang tidak terkendali dapat berdampak serius terhadap berbagai perubahan lingkungan perairan itu sendiri, baik perubahan komponen biotik maupun komponen abiotik perairan.

(50)

Meningkatnya jumlah KJA yang beroperasi di perairan Danau Toba berarti bahwa terjadi peningkatan jumlah ikan yang dibudidayakan dalam KJA.

Sebagai konsekwensinya adalah peningkatan penggunaan pelet sebagai pakan utama ikan dalam KJA. Menurut berbagai hasil penelitian bahwa pakan ikan (pelet) yang diberikan pada budidaya ikan KJA, sebagian tidak terkonsumsi oleh ikan dan terbuang ke badan air sebagai limbah. Disamping limbah pakan, ikan dalam KJA juga mengeluarkan limbah sisa metabolisme seperti feses dan urine yang semuanya terbuang ke badan air (Ginting, 2011).

Menurut Purnomo (2008), menyatakan bahwa selama hampir 80 tahun Danau Toba telah mengalami peningkatan kesuburan, yakni dari semula tergolong yang oligotrofik kini berubah menjadi perairan mesotrofik, bahkan tidak tertutup kemungkinan di masa yang akan datang akan berubah lagi menjadi eutrofik. Salah satu indikasi telah terjadinya pencemaran senyawa organik di perairan Danau Toba adalah pertumbuhan dan perkembangan eceng gondok (Eichornia crassipes) dengan pesat.

Permukiman. Menurut UU No. 4 Tahun 1992, tentang perumahan dan permukiman, Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghunian. Limbah dari lokasi permukiman disebut sebagai limbah domestik.

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah domestik adalah limbah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga tetapi tidak termasuk tinja.

(51)

Kegiatan sehari-hari yang dapat menghasilkan limbah adalah mencuci, memasak, mandi, kegiatan pertanian, kegiatan peternakan.

Dalam penelitian Suhartono (2009), limbah domestik adalah limbah yang dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, dan pertokoan serta perkantoran yang merupakan sumber utama pencemaran di perairan pantai. Menurut Kodoatie dan Sjarief (2005), air limbah domestik merupakan air bekas yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk tujuan semula, baik yang mengandung kotoran manusia atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan cuci dimana kuantitasnya 50-70% dari total rata-rata konsumsi air bersih yaitu sekitar 120 – 140 liter/orang/hari. Limbah domestik memiliki sebaran areal yang sangat luas dan menyebar sehingga lebih sulit dikendalikan daripada limbah industri.

Perhotelan.Pengertian atau definisi hotel secara umum adalah badan usaha akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa pencucian pakaian.

Limbah yang dihasilkan perhotelan bisa disebut juga sebagai limbah domestik seperti pada limbah permukiman di atas.

Pengaruh aktivitas manusia terhadap ekosistem akuatik. Didalam ekosistem akuatik ada 2 jenis krisis air yaitu krisis fluktasi dan krisis kualitas.

Krisis fluktasi diakibatkan oleh terjadinya penggundulan dan kerusakan hutan didaerah hulu serta sepanjang daerah aliran sungai yang berfungsi sebgai daerah resapan air. Hal ini akan menimbulkan fluktasi aliran yang besar, pada musim kemarau aliran air sangat sedikit bahkan bisa terjadi kekeringan sementara di

(52)

musim penghujan akan menimbulkan banjir yang besar. Hal ini terjadi karena air hujan yang melimpah tidak lagi diserap oleh vegetasi disepanjang aliran sungai melainkan langsung dialirkan menuju hilir. Terhadap ekosistem danau kondisi ini akan mempengaruhifluktasi volume air, karena danau sangat tergantung pada fluktasi aliran sungai yang mengalir ke dalamnya. Disamping menimbulkan banjir yang besar, keadaan ini juga dapat menyebabkan terjadinya erosi yang dapat menimbulkan pendangkalan pada ekosistem akuatik. Krisis kualitas air terjadi akibat masuknya berbagai limbah cair maupun limbah padat ke dalam ekositem akuatik, baik yang berasal dari daerah pemumiman (limbah domestik),

transportasi air, budidaya ikan dalam keramba, dari areal pertanian maupun limbah yang berasal dari berbagai industri yang tidak mempunyai instalasi pengolahan limbah. Hal ini akan menyebabkan kualitas air menurun secara tajam sehingga air tersebut tidak lagi bisa dimanfaatkan secara normal. Berbagai limbah domestik, transportasi air, budidaya ikan, industri dan pertanian mengandung bahan pencemar yang sebagian besar merupakan senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan minyak/lemak serta unsur-unsur kimia lainnya.

Oleh sebab itu, sebelum dibuang ke perairan, limbah cair seharusnya diolah terlebih dahulu di dalam instalasi pengolahan. Apabila pengolahan limbah dilaksanakan dengan baik, sehingga air limbah tersebut sudah memenuhi standar kualitas lingkungan yang sudah ditetapkan dalam Kep. Men. LH No

51/MENLH/01/1995, maka masalah pencemaran air sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun dalam kenyataan masih banyak industri dan kegiatan lainnya yang membuang limbahnya langsung ke dalam perairan tanpa terlebih

(53)

dahulu mengolahnya. Pembuangan air limbah secara langsung inilah yang

merupakan aktivitas manusia terhadap lingkungannya dan salah satu dari dampak aktivitas tersebut dapat menimbulkan terjadinya pencemaran air seperti terjadinya eurofikasi dan pengasaman suatu perairan.

Eutrofikasi.Eutrofikasi merupakan suatu gejala peningkatan unsur hara, terutama fosfor dan nitrogen di suatu ekosistem akuatik. Unsur hara tersebut terutama berasal dari limbah cair dari aktivitas pemukiman, perhotelan, budidaya keramba dan pertanian yang di buang ke suatu ekosistem akuatik secara terus menerus sehigga terakumulasi dalam jumlah yang banyak.

Peningkatan unsur hara tersebut akan meningkatkan proses pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan air yang sangat cepat sehingga terjadi ledakan populasi vege i y ng e ing di eb eb g i “blooming”. Biom d i vege i ini setelah mati akanmengalami proses pembusukan/dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri dan berlangsung secara aerob, artinya proses tersebut membutuhkan ketersediaan oksigen terlarut di dalam air. Akibat proses dekomposisi tersebut kandungan oksigen terlarut akan semakin sedikit, bahkan apabila proses tersebut terus berlangsung dapat menimbulkan kondisi anaerob karena kandungan oksigen terlarut sudah sangat sedikit. Dalam kondisi tidak tersedia oksigen terlarut, proses penguraian akan berjalan secara anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa yang bersifat toksik dan menimbulkan bau yang busuk seperti amoniak.

Pengasaman.Terjadinya pengasaman di suatu perairan di tandai dengan menurunnya nilai pH air dibawah normal, terutama disebabkan oleh

meningkatnya emisi zat pencemar udara. Zat pencemar tersebut mengalami proses

(54)

reaksi kimiawi di atmosfer sehingga akan terbentuk asam sulfat dan asam nitrat yang akan menyebabkan penurunan pH air hujan. Selanjutnya air hujan yang bersifat asam tersebut akan menyebabkan penurunan pH pada suatu ekosistem akuatik, sehingga terjadilah proses pengasaman. Organisme akuatik pada umumnya hanya mentolelir kisaran pH yang berada di daerah normal. Kondisi perairan yang asam akan bersifat toksik bagi berbagai organisme akuatik.

Limbah

Pengertian limbah. Terdapat beberapa pengertian limbah, yaitu sebagai berikut :

a. Limbah menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Yang dimaksud sisa suatu kegiatan adalah sisa suatu kegiatan atau produksi yang antara lain di hasilkan dari kegiatan rumah tangga, rumah sakit, industri, pertambangan, dan kegiatan lain. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi suatu yang berguna dan bermanfaat jika di proses secara baik dan benar.

b. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak di kehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan llimbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumbernya ( Ginting, 2007)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini mengundang Saudara yang namanya tersebut di atas untuk hadir dalam Acara Pembuktian Kualifikasi perusahaan Saudara yang sebelumnya telah dinyatakan lulus dalam tahap

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2017, dengan ini kami

Kepuasan  kerja  yang  dirasakan  oleh  auditor  terhadap  pekerjaannya  dapat dipengaruhi  oleh 2  dimensi  komitmen  yaitu komitmen  organisasional  dan 

Dalam paper ini akan mengacu kepada syarat fisis tingkat mutu bata beton berlubang, apakah hasil eksperimen kuat tekan dan daya serap air lockbrick dengan

Ingin beriklan disini?. Kontak

[r]

Melaksanakan segala keputusan atasan pada anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang melanggar tata tertib dan disiplin serta

11 Kesiapan kerma dari segi sarana Tertulis di profil prodi. masing-masing