• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medan Recreation Park (Arsitektur Rekreatif)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Medan Recreation Park (Arsitektur Rekreatif)"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN RECREATION PARK

( ARSITEKTUR REKREATIF )

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

LAURA UMBOH

060406053

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

MEDAN RECREATION PARK

( ARSITEKTUR REKREATIF )

Oleh :

LAURA UMBOH

06 0406 053

Medan, Desember 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 19630716 1998021 001

Salminawaty Ginting,

ST,MTPembimbing II Ir. Rudolf Sitorus, MLA

(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : LAURA UMBOH

NIM : 06 0406 053

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Recreation Park

Tema : Arsitektur Rekreatif

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Koordinator

TKA-490

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa

Sidang

4. Perbaikan

Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Desember 2010

A B+ B C+ C D E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP: 19630716 1998021 001

Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur,

Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa,

semangat, dan perhatian tiada henti dari Keluarga dan teman-teman saya.

Terimakasih sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada :

Bapak Ir. Rudolf Sitorus , MLAsebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya

yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

IbuSalminawaty Ginting, ST,MT.selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Ibu Benny O. Y. MarpaungST,MT,PhDselaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan kritik.

IbuIr. Basaria Talarosha, MTselaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan kritik.

Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik

Departemen Arsitektur USU.

Akhir Kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Desember 2010

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR DIAGRAM ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud Dan Tujuan ... 10

1.3. Alasan Pembangunan ... 10

1.4. Sasaran ... 11

1.5. Perumusan Masalah ... 11

1.6 Metode Studi ... 12

1.7 Lingkup Dan Batasan Proyek ... 13

1.8 Asumsi ... 13

1.9 Sistematika Pemabahasan ... 14

1.10 Kerangka Berfikir ... 15

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK 2.1. Terminologi Judul ... 16

2.1.1. Klasifikasi Sarana Rekreasi ... 18

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Jenis Dan Aktivitas Rekreasi 21 2.1.3 Persyaratan Dan Fasilitas Rekreasi ... 21

2.1.4 Perencanaan Dan Persyaratan Kebutuhan Ruang Rekreasi 23 2.1.5 Pengenalan Karakter Pemakai ... 25

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian ... 28

2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Dan Dinamika Kepribadian ... 28

2.1.8 Ciri-Ciri Dan Faktor Yang Pengaruhi Kreativitas ... 30

(6)

2.2. Kegiatan Yang Terdapat Di Medan Recreation Park ... 34

2.2.1 Restoran ... 35

2.2.2 Outbound ... 41

2.2.3 Skateboard ... 50

2.2.5 Grafiri... 54

2.2.6 Gym Aoutdoor... 56

2.2.7 Mini Golf ... 57

2.3. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 59

2.4. Analisis Pemilihan Lokasi... 62

2.4.1 Alternatif Pemilihan Lokasi65 2.5 Studi Kelayakan... 69

2.5.1 Kota Medan ... 69

2.5.2 Medan Tembung ... 75

2.6. Studi Banding ... 79

2.6.1 Conway Park ... 79

2.6.2 Ilsan Lake Park ... 83

2.6.3 Taman Hutan Seoul ... 85

BAB 3 ELABORASI TEMA 3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 86

3.2. Deskripsi Tema ... 86

3.2.1. Pengertian ... 86

3.2.2 Fungsi Rekreasi ... 89

3.2.3. Tujuan Rekreasi... 89

3.2.4 Karakteristik Rekreasi ... 90

3.2.5 Kategori Aktivitas Rekreasi ... 90

3.2.6 Jenis-Jenis Rekreasi ... 90

3.3. Interpretasi Tema ... 91

3.4. Lingkup Kajian Tema ... 94

3.5. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... 94

3.6 Studi Banding ... 95

3.6.1 Stratosphere Las Vegas ... 95

(7)

3.6.3 Taman Zabeel Di Dubai... 102

3.6.4 Experience Music Project ... 107

BAB 4 ANALISA 4.1. Analilsa Lokasi Site ... 108

4.2. Analisa Suasana Di Sekitar Lokasi ... 111

4.3 Lingku ngan Di Sekitar Site ... 112

4.4 Tata Guna Lahan Dan Analisa Skyline ... 114

4.5 Suasana Jalan Di Sekitar Lokasi ... 115

4.6 Analisa Kepadatan Pada Sirkulasi ... 116

4.7 Analisa Jenis Kendaraan ... 116

4.8 Analisa Pencapaian ... 117

4.9 Analisa Pedestrian ... 118

4.10 Analisa View Ke Dalam ... 120

4.11 Analisa View Ke Luar ... 120

4.12 Analisa Kebisingan ... 121

4.13 Analisa Matahari ... 122

4.14 Analisa Vegetasi ... 123

4.15 Analisa Drainase ... 124

4.16 Faktor Positif Dan Negatif Site ... 125

4.17 Deskripsi Kegiatan Ruang ... 126

4.18 Diagram Pemakai dan Kegiatan ... 127

4.18 Aspek Teknologi Bangunan ... 128

4.19 Analisa Jumlah Pengunjung ... 128

4.20 Analisa Kebutuhan Ruang ... 129

4.21 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 131

4.22 Program Besaran Ruang ... 134

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Makro ... 136

5.2. Konsep Mikro ... 146

(8)

BAB 6 LAMPIRAN

6.1. Gambar Perancangan ... 163

6.1.1 Master Plan ... 163

6.1.2 Site Plan ... 164

6.1.3 Ground Plan ... 165

6.1.4 Denah Main Building ... 166

6.1.5 Tampak Bangunan Utama ... 167

6.1.6 Potongan Bangunan Utama... 168

6.1.7 Denah Ampehitheatre dan Denah, Tampak, dan Potongan Areal Skate ... 169

6.1.8 Denah dan Tampak Area Taman ... 170

6.1.8 Denah, Tampak, dan Potongan Area Restoran dan Mini Golf ... 171

6.1.9 Rencana AC ... 172

6.1.10 Rencana Elektrikal... 173

6.1.11 Rencana Pengendalian Kebakaran ... 174

6.1.12 Rencana Pondasi, Pembalokan, dan Atap ... 175

6.1.13 Rencana Sanitasi... 176

6.1.14 Detail ... 177

6.2. Foto Maket ... 178

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah... 9

Tabel 2.1 Tabel RUTRK Kota Medan ... 60

Tabel 2.2 Tabel kriteria pemilihan lokas ... 61

Tabel 2.4 Tabel penilaian alternative lokasi ... 67

Tabel 2.5 Tabel sebaran dan kepadatan penduduk Kota Medan ... 72

Tabel 2.6 Tabel persentase lahu pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2006 74

Tabel 2.7 Tabel jumlah penduduk ... 75

Tabel 2.8 Tabel jumlah pendidikan ... 76

Tabel 2.9 Tabel jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin ... 76

Tabel 2.10 Tabel banyaknya pasar dan pertokoan ... 77

Tabel 2.11 Tabel usaha-usaha yang ada di Kecamatan Medan Tembung ... 77

Tabel 4.1 Tabel kebutuhan ruang ... 131

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gambar Lambang STC ... 2

Gambar 1.2 Poster acara Jazz Moment ... 2

Gambar 1.3 Poster Lomba Foto ... 3

Gambar 1.4 Suasana acara... 3

Gambar 1.5 Central Park ... 6

Gambar 1.6 Retiro Park ... 6

Gambar 1.7 Golden Gate Park ... 7

Gambar 1.8 Pulau Sumatera ... 8

Gambar 1.9 Indonesia ... 8

Gambar 1.10 Peta Medan ... 8

Gambar 2.1 Birma crosser ... 47

Gambar 2.2 Hell barrier ... 47

Gambar 2.3 Carterpillar race ... 47

Gambar 2.4 Folding carpet ... 47

Gambar 2.5 Hullahoop ... 47

Gambar 2.6 Log line ... 47

Gambar 2.7 Flying fox ... 47

Gambar 2.8 Toxic waste... 47

Gambar 2.9 Spider web ... 47

Gambar 1.10 Trust fall ... 48

Gambar 2.11 Berjalan di atas karpet warna ... 48

Gambar 2.12 Flying fox ... 48

Gambar 2.13 Helium stick... 48

Gambar 2.14 Pipa bocor ... 48

Gambar 2.15 Menyeberang berpasangan sambil memegang bola ... 48

Gambar 2.16 Blind walk ... 48

Gambar 2.17 Suasana di Outbound Camp di Kampung Lalang... 49

Gambar 2.18 Seorang gadis memegang skateboard. ... 50

(11)

Gambar 2.20 Beberapa bentuk halang rintang skateboard ... 52

Gambar 2.21 Poster event skateboard ... 52

Gambar 2.22 Event yang dilaksanakan di Pendopo, USU ... 53

Gambar 2.23 Beberapa contoh indoor skatepark ... 53

Gambar 2.24 Beberapa contoh outdoor skatepark ... 53

Gambar 2.25 Grafiti paling sederhana di dinding kereta ... 54

Gambar 2.26 Grafiti yang dibuat sebagai bentuk penolakan terhada ... 55

Gambar 2.27 Beberapa contoh graffiti ... 55

Gambar 2.28 Beberapa orang yang melakukan gym di alam terbuka ... 56

Gambar 2.29 Salah satu minigolf yang ada Atlantic City ... 57

Gambar 2.30 Salah satu minigolf yang ada di Jawa Timur ... 58

Gambar 2.31 Salah satu contoh dari minigolf ... 59

Gambar 2.32 Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Kota Medan ... 62

Gambar 2.33 Lokasi beberapa universitas yang ada di Kota Medan ... 63

Gambar 2.34 Lokasi beberapa universitas yang ada di Kota Medan ... 64

Gambar 2.35 Lokasi alternative 1 ... 65

Gambar 2.36 Lokasi alternative 2 ... 66

Gambar 2.37 Lokasi alternative 3 ... 66

Gambar 2.38 Sumatera Utara ... 69

Gambar 2.39 Peta Kota Medan... 69

Gambar 2.40 Suasana Conway Park ... 82

Gambar 2.41 Suasana Ilsan Lake Park... 84

Gambar 2.42 Suasana Taman Hutan Seoul ... 86

Gambar 3.1 Suasana Stratosphere Las Vegas ... 98

Gambar 3.2 Suasana interior Ocean Dome ... 100

Gambar 3.3 Suasana interior Ocean Dome ... 101

Gambar 3.4 Ocean Dome memiliki banyak fasilitas menarik ... 101

Gambar 3.5 Ocean Dome dilengkapi dengan ombak buatan ... 102

Gambar 3.6 Suasana Taman Zabeel... 104

Gambar 3.7 Exterior museum ... 105

(12)

Gambar 5.1 Peta Jakarta ... 136

Gambar 5.2 Peta Bandung ... 136

Gambar 5.3 Peta Surabaya ... 136

Gambar 5.4 Peta lokasi proyek bandara Kuala Namu ... 136

Gambar 5.5 Contoh gambar bentukan dari penggemukan kota Medan ... 137

Gambar 5.6 Konsep pembagian zona untuk master plan ... 138

Gambar 5.7 Konsep pembagian zona untuk master plan ... 139

Gambar 5.8 Konsep pembagian area master plan ... 141

Gambar 5.9 Konsep sirkulasi Master Plan ... 143

Gambar 5.10 Letak danau di Master Plan ... 144

Gambar 5.11 Site Plan secara makro ... 145

Gambar 5.12 Pembagian Areal Parkir ... 148

Gambar 5.13 Jalur pejalan kaki dan kendaraan dari pengunjung dan pengelola ... 149

Gambar 5.14 Pembagian Zona ... 150

Gambar 6.1 Master Plan ... 163

Gambar 6.2 Site Plan ... 164

Gambar 6.3 Ground Plan ... 165

Gambar 6.4 Denah Main Building ... 166

Gambar 6.5 Tampak Main Building ... 167

Gambar 6.5 Potongan Main Building ... 168

Gambar 6.6 Denahn amphitheatre dan denah, tampak dan potongan area skate .... 169

Gambar 6.7 Denah, tampak dan potongan area restoran dan mini golf ... 170

Gambar 6.8 Denah dan tampak area taman ... 171

Gambar 6.9 Rencana AC ... 172

Gambar 6.10 Rencana elektrikal ... 173

Gambar 6.11 Rencana pengendali kebakaran ... 174

Gambar 6.12 Rencana pondasi pembalokan dan atap ... 175

Gambar 6.13 Rencana sanitasi ... 176

Gambar 6.14 Detail ... 177

Gambar 6.15 Foto maket ... 178

Gambar 6.16 Foto maket ... 178

Gambar 6.17 Foto maket ... 179

(13)

Gambar 6.19 Foto maket ... 180

Gambar 6.20 Foto maket ... 180

Gambar 6.21 Foto maket ... 180

Gambar 6.22 Foto maket ... 181

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Medan termasuk kota yang cukup berkembang di Indonesia. Tetapi suatu

pembangunan tidak hanya tentang menciptakan hal yang baru saja. Kita juga harus tahu

apa yang sebenarnya dibutuhkan Kota Medan saat ini.

Dalam hal ini ada beberapa hal masalah atau hal yang dibutuhkan oleh Kota

Medan, dan hal ini bisa dikelompokkan dalam 2 sisi, yaitu sisi manusia atau masyarakat

dan sisi kota.

Manusia/masyarakat

1. Masih kurangnya tempat untuk berkumpul dan rekreasi di dalam kota dalam bentuk

outdoor

Kita sebagai manusia, terutama yang hidup di daerah perkotaan yang sibuk dan

padat, sangat memerlukan waktu untuk santai, rekreasi dan bersosialisasi untuk

menghilangkan ketegangan dan kesibukan sehari-hari. Dan banyak di antara masyarakat

kota yang sangat memerlukan tempat untuk rekreasi dan bersantai yang berada di dalam

kota, tanpa harus menunggu libur untuk pergi keluar kota. Kebanyakan pada saat sekarang

ini, masyarakat pergi ke tempat seperti ‘mall’ untuk bersantai dan berkumpul. Kegiatan

cenderung dilakukan di dalam ruangan.

Dengan kepadatan dan kesibukan ini, masyarakat Kota Medan sangat

membutuhkan suatu tempat untuk rekreasi, berkumpul dan bersantai yang berada di dalam

kota, dapat dijangkau di tengah rutinitas sehari-hari. Akan tetapi fasilitas ini masih sangat

jarang ditemui dan kebanyakan hanya bertumpuk di daerah pusat kota.

Di Kota Medan, tempat untuk bersantai dan rekreasi dalam bentuk ‘outdoor’ masih

sangat jarang. Ditambah dengan pertumbuhan, termasuk di dalamnya pertumbuhan

bangunan, sudah semakin padat dan hampir tidak terkontrol.

Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun

(masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur

(15)

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa persentase penduduk yang paling

banyak adalah yang berusia produktif atau yang biasa disebut dengan kalangan muda. Kota

Medan merupakan kota yang cukup berkembang, termasuk perkembangan yang

berhubungan dengan kegiatan kalangan muda. Banyak sekali event-event yang diadakan di

kota Medan ini, terutama dalam kurun waktu tahun 2010 ini.

Berikut ini adalah beberapa contoh eventi tersebut: Club Union with STIC Medan (1 April 2010)

Acara ini merupakan ajang kreatifitas buat anak muda di Medan dengan

serangkaian acara bernama Club Union. Acara ini dirangkai dengan berbagai

aktivitas, mulai dari musik, bazaar, otomotif, touring, dll. Ada live music, street

dance,bartender show from COMBART, rapper by Ucok Munthe, dan banyak lagi. Jazz Moment @ Eccexx Medan (26-27 Maret 2010)

Acara ini merupakan hiburan music untuk pencinta jazz, yang menampilkan musisi

Jazz dari Jakarta dan Medan.

 Lomba Foto “Pesta Otomotif Sumut 2010” (26-27 Juni 2010)

Acara ini merupakan lomba foto, dengan kategori yang dilombakan meliputi

Teknik Panning, Jurnalis Liputan, dan Beauty AutoContes.

Gambar 1.2 Poster acara Jazz Moment

(16)

 Pekan Raya Lingkungan Hidup 2010 (8-11 Juli 2010)

Acara ini dilakukan di Merdeka Walk dengan materi pameran workshop,

dialog, dan aneka lomba.

Acara ini, kata Ketua Panitia Pelaksana Hidayati, bertujuan untuk

mengajarkan masyarakat arti pentingnya pengelolaan lingkungan dalam rangka

pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup.  Refresh Your Love: Valentine bareng Band Indie (13 Februari 2010)

Acara ini berlangsung di Eccexx The Club, Medan, acara gelaran Radio Prambros

Medan ini merupakan tempat berkumpulnya tempat anak muda Medan untuk

merayakan Hari Valentine. Band-band Indie local mulai banyak bermunculan dan

anak-anak muda Medan sudah banyak yang menjadi pecinta music non mainstream

ini.

Dengan ini kita dapat melihat lebih jelas bahwa perkembangan yang berkaitan

dengan kalangan muda sudah sangat berkembang, banyak sekali acara yang mulai

bermunculan untuk menjadi wadah dari semua kegiatan tersebut. Dan tempat-tempat yang

biasa banyak didatangi dan menjadi tempat berlangsungnya acara tersebut biasa disebut

dengan tempat “hang out”. Tempat hang out biasanya merupakan tempat dengan fasilitas-Gambar 1.3 Poster Lomba Foto

Sumber : http://www.medantalk.com

Gambar 1.4 Suasana acara

(17)

fasilitas seperti restoran/tempat makan, gamecentre baik permainan bersifat digital ataupun

non digital/olahraga, dan taman.

Akan tetapi di kota Medan ini tempat-tempat yang bisa dijadikan tempat hang out

tersebut sangat sedikit, salah satunya seperti Merdeka Walk. Kalaupun ada tempat-tempat

lain, tempat-tempat tersebut biasanya tidak terorganisir dengan baik. Biasanya tempat ini

hanya berupa tempat nongkrong yang berada di sepanjang jalur sebuah jalan seperti di

daerah Jalan Harapan dan Jalan Ring Road. Dan pada sepanjang jalan tersebut terdapat

tempat makan yang sangat banyak, yang sayangnya tidak terorganisasi/tertata dengan baik.

Karena tempat-tempat ini pada umumnya berada di daerah yang memang sudah

sangat ramai, maka mulai munculah masalah, seperti dalam hal ketertiban, kelancaran lalu

lintas, dan lainnya.

Kebutuhan tempat untuk nongkrong, tempat untuk mengekspresikan atau tempat

untuk suatu event sangat besar di kota Medan ini sangat diperlukan. Dan secara sudut

pandang yang lebih luas, kebutuhan akan public space sebagai tempat masyarakat untuk

bersosialisai, tempat untuk berolahraga.

2. Menciptakan sebuah ruang yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat

Di Kota Medan ini cukup banyak fasilitas yang bisa dinikmati. Akan tetapi

kebanyakan dari fasilitas yang ada tersebut dijadikan ajang untuk meraih keuntungan

ekonomi semata. Banyak sekali fasilitas yang tidak bisa diperoleh masyarakat secara

murah atau gratis. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan dimana kebutuhan akan fasilitas

seperti ruang publik dan rekreasi diperlukan oleh semua golongan masyarakat.

Dalam suatu kawasan bisa saja terdapat penggabungan fasilitas komersial dengan

fasilitas publik dalam arti tidak dipungut biaya.

Kota 1. Friendlycity

Pada masa sekarang ini isu tentang Global Warming mulai sangat diperhatikan.

Dengan semakin padatnya sebuah kota, meningkatnya kendaraan dan jumlah bangunan

yang menimbulkan polusi dan efek rumah kaca membuat sebuah kota menjadi gersang dan

tidak nyaman sebagai tempat bermukim. Karena itu banyak sekali masyarakat kota yang

mencari kenyamanan itu ke desa yang masih banyak ruang terbuka, pepohonan dan sungai.

(18)

menjadikan kota yang tempat yang nyaman dan mendatangkan kebaikan. Kita perlu untuk

memikirkan pentingnya unsur alam sehingga kota menjadi tempat yang bersahabat untuk

dihuni.

2. Kurangnya ruang terbuka hijau

Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang

berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota,

kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga,

kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka hijau diklasifikasi berdasarkan status kawasan,

bukan berdasarkan bentuk dan struktur vegetasinya.

Mengenai luasan dan persentase adalah bahwa luas hutan kota dalam suatu

hamparan yang sesuai paling sedikit 0,25 (dua puluh lima per seratus) hektar (pasal 8 ayat

2), sedangkan mengenai persentase luas hutan kota paling sedikit 10 % (sepuluh per

seratus) dari wilayah perkotaan dan atau disesuaikan dengan kondisi setempat (pasal 8 ayat

3) (PP No. 63 tahun 2002).

Fungsi hutan kota antara lain:  Sebagai identitas kota

 Nilai estetika  Penyerap CO2  Pelestarian air tanah  Penahan angina

 Ameliorasi iklim/mengatur suhu mikro  Habitat kehidupan liar

Ruang Terbuka Hijau (RTH) memegang peran penting dalam pembangunan

perkotaan, terutama terkait dengan merancang masa depan perkotaan. Untuk

mewujudkannya, tiga pilar utama, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial harus saling

bersinergi.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan diprediksi hanya 795 hektar atau 3

persen dari luas totalnya. Pemerintah Kota Medan mengklaim, saat ini ada 8 persen

RTH. Begitu pun, RTH ini masih sangat sempit dari syarat yang termaktub di dalam

UU No 26/2007 tentang tata ruang wilayah yang mengharuskan 30 persen.

RTH harus dapat ditingkatkan mengingat fungsinya yang sangat penting.

(19)

kota, keberadaan RTH adalah identitas dan kebanggaan kota sehingga perlu ditata

nilai estetikanya. Sayangnya, hingga sekarang kesadaran bersama akan pentingnya

RTH masih kurang.

Berikut ini adalah beberapa contoh taman besar di dunia dengan persentase perbandingan

luas taman dan luas kotanya.  Central Park, New York

Luas kota Manhattan ini adalah 87,5 km2 dengan luas taman 3,41 km2, dengan kata lain 2,9% dari luas kota Manhattan.

Retiro Park, Madrid

Luas taman ini adalah 1,4 km2 dengan luas kota Madrid 607 km2, yang berarti 0,2% dari luas kota Madrid.

Gambar 1.5 Central Park

Sumber : http://www.infrastructurist.com

Gambar 1.6 Retiro Park

(20)

Golden Gate Park, San Francisco

Luas taman ini adalah 4,12 km2 dengan luas kotanya 121 km2, yang berarti 3,4% dari luas kotanya.

Dari beberapa contoh di atas dapat terlihat bahwa kota-kota besar ini sangat

memperhatikan pentingnya ruang terbuka hijau dan ruang publik di daerah perkotaan. Dan

mereka tidak segan untuk membuatnya besar, walau daerah taman ini berada di daerah

central bisnis, yang jika saja dialihkan fungsikan pasti lebih menguntungkan. Hal ini patut

untuk dijadikan contoh bagaimana pemerintah berani untuk membuat area terbuka hijau

yang luas di tengah kota.

3. Ekonomi

Kota Medan memiliki tempat-tempat baru yang sedang berkembang saat ini. Akan

tetapi pembangunan cenderung terus mengarah ke pusat kota. Hal ini membuat pergerakan

perrkonomian dari daerah-daerah lain menjadi tersendat. Banyak sekali pihak yang

mencoba yang mencoba untuk mengembang usahanya ke wilayah Medan yang baru, akan

tetapi karena tidak adanya sebuah kegiatan yang menarik perhatian masyarakat Medan,

maka usaha tersebut cenderung lambat bahkan tidak berhasil. Hal ini harus menjadi

perhatian agar Kota Medan bisa berkembang secara merata, tidak hanya bertumpu pada

satu titik saja.

Oleh karena itu diperlukan sebuah penggerak ekonomi yang bisa menggerakkan

(sebagai generator) perekonomian dan berdampak baik bagi lingkungan di sekitarnya. Gambar 1.7 Golden Gate Park

(21)

Akan sangat baik jika pemikiran untuk kawasan baru ini dikonsep dengan baik dari awal

sebelum kawasan tersebut sudah bertumbuh dan ‘terlanjur’ penuh dengan bangunan dan

tidak tertata dengan baik.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan

wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten

lainya,Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang

relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan

98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai

berikut:

• Utara : Selat Malaka

• Selatan : Kabupaten Deli Serdang

• Barat : Kabupaten Deli Serdang

• Timur : Kabupaten Deli Serdang

Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pembentukan

PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor

perdagangan/hotel/restoran, disusul oleh sektor transportasi/telekomunikasi, sektor industri Gambar 1.9 Indonesia

Sumber : map.google.com

Gambar 1.8 Pulau Sumatera

Sumber : map.google.com

Gambar 1.10 Peta Medan

(22)

pengolahan dan sektor keuangan/jasa. Hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian Kota

Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder secara dominan.

Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah

Jenis Pajak Daerah Kota/Kab Tarif Paling Tinggi

Pajak hotel dan restauran 10 %

Pajak hiburan 35 %

Pajak reklame 25 %

Pajak penerangan jalan 10 %

Pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, (P2ABTAP)

20 %

Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan C, (P3BG2C)

20 %

4. Sustainablefunction

Suatu hal baru yang diciptakan hendaknya tidak hanya berfungsi dan memberikan

keuntungan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi bisa tetap bertahan dalam waktu yang

sangat lama. Salah satu contohnya adalah pengadaan ruang hijau sebagai paru-paru kota

dan pengadaan ruang publik.

First Idea

Apa yang menjadi masalah Kota Medan? Apa yang dibutuhkan oleh Kota Medan Manusia/masyarakat

• Masih kurangnya tempat untuk berkumpul dan rekreasi di dalam kota dalam bentuk outdoor

• Menciptakan sebuah ruang yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat

MIND MAP

Diagram 1.1 Mind Mapping

Sumber : hasil olah data pribadi

Tabel 1.1Penggolongan Jenis dan Tarif Paling Tinggi dari Pajak Daerah

Sumber : http://www.pemkomedan.go.id

Kota

Friendly city

• Kurangnya ruang terbuka hijau

• Ekonomi

Sustainablefunction

(23)

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN

Maksud dan tujuan direncanakannya proyek ini di Medan antara lain:

Menyediakan wadah untuk bersantai, berkumpul dan berekreasi di dalam kota yang

tidak terpaku hanya dalam sebuah ruangan yang selama ini biasa dikunjungi

masyarakat.

Menyediakan sebuah fasilitas ruang publik yang bisa dinikmati oleh semua golongan

masyarakat.

Karena proyek ini untuk keluarga dan usia muda maka proyek ini diharapkan dapat

mengembangkan kepribadian dan kreativitas dan menjadi wadah bagi

kegiatan-kegiatan anak muda yang sedang sangat berkembang di Medan.

Secara makro dapat membantu untuk menciptakan kota yang lebih nyaman untuk

ditinggali dengan memberdayakan ruang hijau di dalam kota yang masih sangat kurang

di Kota Medan, yang juga penting sebagai paru-paru kota.

Menambah sarana rekreatif dan hiburan untuk mendukung program pariwisata daerah

maupun nasional.

Membantu untuk mengembangkan potensi baru bagi wilayah di sekitarnya.

Menjadi landmark baru Kota Medan yang dapat menarik masyarakat, serta memberi

income ekonomi.

Mengembangkan pemerintahan Kota Medan untuk mencakup wilayah yang lebih

besar.

Dapat memberikan fungsi yang berkelanjutan bagi masyarakat dan Kota Medan

sendiri.

1.3

ALASAN PEMBANGUNAN

Yang menjadi alasan dibangunnya proyek ini adalah;

Mencoba untuk memberikan alternative baru di dalam kota untuk tempat hang out atau

rekreasi bagi masyarakat Kota Medan.

Masih kurangnya wadah bagi kegiatan kalangan muda yang saat ini sedang sangat

berkembang di Kota Medan.

Banyak tempat rekreasi yang lebih mengutamakan segi komersil sehingga tidak seluruh

(24)

Membantu dalam memecahkan masalah yang sudah ada mengenai ruang public yang

selama ini masih kurang dan ruang publik yang ada tidak tertata dengan baik sehingga

menjadi kurang nyaman untuk digunakan.

Ruang hijau di Kota Medan yang masih sangat kurang dari ketentuan dan kebutuhan

dari ruang hijau dalam sebuah kawasan perkotaan, ditambah dengan semakin tidak

nyamannya kota dan isu global warming yang sedang berkembang saat ini.

Adanya daerah-daerah yang kurang berkembang karena pada umumnya pembangunan

selama ini lebih ditekankan pada wilayah di tengah atau wilayah yang sudah padat

akan kegiatan dan masyarakat.

Agar dapat membantu program desentralisasi pembangunan pemerintah dalam

mengembangkan Kota Medan.

1.4

SASARAN

Yang hendak dicapai dalam proyek ini adalah;

Menciptakan tempat hang out dan tempat rekreasi yang nyaman sehingga kegiatan

masyarakat yang selama ini hanya bertumpuk pada beberapa titik dan tidak

terorganisasi dapat teratasi dengan baik.

Dapat menjadi solusi dan membantu dalam mengatasi permasalahan yang ada di Kota

Medan.

Terjadinya pergerakan kegiatan, terutama ekonomi baru bagi masyarakat sekitar.

Dapat terus memberikan dampak nyata dalam waktu yang cukup lama pada masa

depan.

1.5

PERUMUSAN MASALAH

Masalah yang perlu sangat penting untuk diperhatikan antara lain:

Fungsi

1. Bagaimana menyatukan ruang di dalam dengan luar serta menghubungkan setiap

ruang yang berbeda dengan golongan umurnya.

2. Bagaimana menyatukan ruangan dengan fungsi yang sangat beragam, antara

kegiatan yang santai ataupun kegiatan yang aktif.

3. Bagaimana agar setiap ruang dengan fungsi dan pengguna yang berbeda tersebut

(25)

Arsitektur

1. Bagaimana merancang bangunan dengan fungsi yang efektifdan perletakan ruang

yang nyaman dan efisien.

2. Bagaimana agar ruang dalam dan ruang luar bisa berhubungan begitu juga dengan

fungsi dari bangunan/ruang lain yang berbeda fungsi

3. Bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman.

Struktur

Bagaimana pemecahan struktur massa bangunan yang merupakan tuntutan dari fungsi

bangunan dengan segala beban dan fasilitas yang ada.

Waktu dan Letak

Bagaimana mengatur agar letak dari setiap ruang bisa efektif dan efisien terhadap

waktu.

Utilitas

Bagaimana operasional pemeliharaan bangunan dan memaksimalkan fasilitas apa yang

saja yang dikembangkan dan dimasukkan dalam perenacanaan, sehingga memiliki nilai

komersil yang baik.

1.6

METODI STUDI

Dalam pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dilakukan

melalui cara-cara sebagai berikut:

Studi literature

Studi literature sebagai data awal serta memperkaya materi yang berkaitan dengan

proyek.

Observasi lapangan

Yaitu untuk mendapatkan data serta kondisi dan potensi lingkungan pada tapak terpilih.

Melakukan wawancara

Yaitu untuk memperoleh masukan mengenai lingkungan proyek, informasi non

arsitektur dan karakteristik khusus proyek.

Analisis

Untuk menyaring, mengolah, dan merumuskan berbagai masukan arsitektural maupun

(26)

Sintesis

Sintesis merupakan tahap integrasi data laporan dengan studi, yang telah dikaji pada

tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.

1.7

LINGKUP DAN BATASAN PROYEK

Yang menjadi lingkup dan batasan perancangan dalam bangunan yaitu:

Menyangkut masalah pemilihan site, dimana site berada pada perancangan yang

dilakukan adalah bangunan yang memfasilitasi kegiatan yang terdapat di dalamnya.

Perancangan sesuai dengan tema dan ketentuan umum sesuai dengan masing-masing

kegiatan.

Perancangan struktur bangunan sesuai memperhatikan fungsi dan factor arsitektural

karena berhubungan dengan tempat wisata/rekreasi.

Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu ada di dalam bangunan.

Dana bukan merupakan pertimbangan dalam desain bangunan.

1.8 ASUMSI

Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar

perencanaan dan perancangan yaitu:

 Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dan pemerintah agar dapat mengurangi sisi komersil dan memberi lebih banyak kebebasan untuk dinikmati

seluruh masyarkat, dimana pihak swasta diharapkan lebih dapat mengkoordinasi

agar tetap tertata dengan baik dan bertanggung jawab.

 Diasumsikan lokasi lahan studi dalam keadaan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukan lahan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya

Medan (RUTRK Medan) sebagai kawasan komersil.

 Studi kasus ini direncanakan sebagai bagian dari perencanaan kawasan.

 Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.

(27)

1.9

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi

perlunya didirikan Kantor Telkomsel, maksud dan tujuan, masalah perancangan,

pendekatan desain, serta lingkup, dan batasan proyek serta asumsi-asumsi.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus tentang proyek yang akan

dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses

perencanaan/perancangan, posisi site, kondisinya, potensi yang ada, ketentuan dan

peraturan yang ada. Selain itu program kegiatan hingga melahirkan kebutuhan ruang

berikut studi banding proyek yang sejenis.

BAB III. ELABORASI TEMA

Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, dan

interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan.

BAB IV. ANALISA

Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar

ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada, dan analisis keadaan lingkungan

tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi

dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep

bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk

menuju ke hasil perancangan nantinya.

BAB VI. HASIL PERANCANGAN

Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan

(28)

1.10

KERANGKA BERFIKIR

POTENSI PROSPEK

MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

RUMUSAN MASALAH

PENGUMPULAN DATA

STUDI LITERATUR

KERANGKA MASALAH

ANALISA

KONSEP

PRA-PERANCANGAN

DESAIN AKHIR

SURVEY SURVEY LITERATUR

SURVEY FISIK

Diagram 1.2 Kerangka Berpikir

(29)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 TERMINOLOGI JUDUL

Medan ibukota dari daerah Sumatera Utara

Recreation bersenang-senang, penyegaran

Park kebun, taman

(sumber : Kamus Lengkap, penerbit Tiga Dua)

Medan Recreation Park Taman dimana pengunjungnya bisa

bersenang-senang dan mengalami penyegaran, baik jasmani

maupun rohani yang berada dimana termpat itu

sendiri berada di Kota Medan.

Medan Recreation Park ini merupakan ruang publik (publik space) dimana

pengertian dari ruang publik ini adalah:

Secara umum pada sebuah kota, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara

bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi

umum (halte) dan museum.

Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung

kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka.

Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling

berinteraksi.Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka

ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.

(sumber :Project for Public Spaces in New York tahun 1984)

Menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut:

sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap

lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna ruang publik dan perilaku

masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain mengikuti norma-norma yang

(30)

Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan

suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik

secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat

tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya, ruang publik

terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu

bangunan.

2. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang

sering juga disebut ruang terbuka (open space).

Menurut Eko Budihardjo (1998) ruang terbuka adalah bagian dari ruang yang

memeiliki definisi sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu

lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik.

Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

Fungsi umum

 Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu

 Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam.

 Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.  Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.

Fungsi ekologis :

 Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara ekosistem tertentu.

 Pelembut arsitektur bangunan.

Terbentuknya ruang terbuka dipengaruhi oleh beberapa faktor baik oleh alam

maupun lingkungan buatan, dibedakan sebagai berikut :

Pembatas, dimana ruang selalu terbentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu

(31)

Skala, dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang

dengan elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan manusia. Skala

terdiri atas 2 (dua) macam :

 Skala manusia, perbandingan ukuran elemen atau ruang dengan dimensi tubuh manusia

 Skala generik, perbandingan elemen bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan dengan sekitarnya.

 Bentuk, yang terdiri atas bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Dapat juga dikategorikan dalam dua bagian bentuk alami dan buatan. Menurut penampilan

terbagi atas: bentuk teratur, bentuk lengkung dan bentuk tidak teratur.

2.1.1 KLASIFIKASI SARANA REKREASI Klasifikasi untuk sarana rekreasi antara lain:

Berdasarkan pelaku  Rekreasi aktif

Kegiatan yuang dilakukan dengan mengekspresikan mental dan emosi dengan

dorongan fisik individu untuk mengembangkan fisik dan mental.

Seperti olahraga, menari, jalan-jalan, dan sebagainya.  Rekreasi pasif

Kegiatan yang cenderung tidak hanya menggunakan tenaga, dan pelaku tidak

terlibat aktivitas fisik serta terbatas pada pengunaan panca indera.

Seperti menonton, menikmati keindahan, mendengar dan sebagainya.  Struktur usia

- Fase usia bayi (0-1 tahun)

- Fase usia balita (1-5 tahun)

- Fase usia anak-anak (5-14 tahun)

- Fase usia remaja (14-20 tahun)

- Fase usia dewasa (20-55 tahun)

- Fase usia tua (55 tahun ke atas)  Struktur penghasilan

- Golongan penghasilan tinggi

- Golongan penghasilan menengah

(32)

Berdasarkan sifat ruangan  Out door (di luar ruangan)

Rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak terlindung atap, kegiatan sangat

tergantung cuaca.

In door (di dalam ruangan)

Rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan, tidak tergantung pada cuaca luar dan

kondisi dapat diatur menurut kegiatan yang akan dilakukan.  Semi inand out door

Wadah rekreasi yang hanya menggunakan atap saja, misalnya restoran tepi air.

Berdasarkan kelompok usia pemakai

 Untuk anak-anak : area bermain anak

 Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga

Berdasarkan jenis penggunanya

Rekreasi komunal (multi used), terdiri dari bermacam-macam aktivitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.

Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar ruangan.

Berdasarkan ruang lingkup  Lingkup perumahan

 Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan.  Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota.

 Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitar.

 Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri.  Lingkup internasional, melayani seluruh dunia.

(33)

Rekreasi air atau bahari, seperti memamncing, renang, power boating, bersampan.  Rekreasi udara, seperti terjun payung dan olahraga udara lainnya.

Berdasarkan aktivitas/kegiatan  Big muscle activities

Rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.

Social activities

Rekreasi yang bertujuan social, seperti bercakap-cakap, jalan-jalan bersama,

melibatkan interaksi social sebagai kegitan utama.  Physical recreation

Memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama. Cognitive recreation

Melibatkan kebudayaan, pendidikan dan kreatifitas. Environment-related recreation

Rekreasi yang memanfaatkan potensi atau kegiatannya, seperti olahraga arung

jeram.

Rhythms and music

Rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan music yang memberikan kesenangan,

persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa. Hand intellect

Rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya melukis

dan mematung. Creative play

Rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan

sesungguhnya, misalnya membuat bangunan dari pasir.

Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung). Mental

Rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang bersifat

mendidik, misalnya berdebat, berdiskusi, dan lain-lain. Collecting

Mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok social

(34)

Service activities

Sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri melakukan palayanan

kegiatan umum, misalnya sebagai juri, guru, dan lain-lain.  Shopping activities

Sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan kesenangan.

Antara lain kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam

tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

Relaxation

Rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan

fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya menikmati

pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain. Solitude

Menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat

tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

2.1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS DAN AKTIVITAS REKREASI Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa factor yang mempengaruhi

jenis dan aktivitas rekreasi yang dilakukan, yaitu:

1. Factor jenis kelamin, usia, dan keluarga

Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang

dewasa.

2. Factor social ekonomi

Masyarakat dengan kebutuhan social tertentu (elite)akan berbeda dengan rekreasi

masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.

3. Factor pranata

Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap

rekreasi.

4. Factor ketersediaan waktu luang

Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja.

(35)

2.1.3 PERSYARATAN DAN FASILITAS REKREASI

1. Menurut Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi

Persyaratan umum

Tempat rekreasi adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan berbagai jenis

fasilitas untuk memberikan kesegaran jasmani dan rohani yang mengandung unsur

hiburan, pendidikan, dan kebudayaan sebagai usaha pokok di suatu kawasan

tertentu dan dilengkapi dengan jasa layanan makanan, minum, dan akomodasi.

Fasilitas yang tersedia:

 Pertamanan dengan lahan yang terbuka

 Area bermain yang mengandung unsur pendidikan dan budaya  Fasilitas pelayanan umum dan mendukung

 Instalasi teknis atau utilitas

Menyediakan berbagai fasilitas olahraga dan permainan yang santai dan popular,

seperti fitness, renang, dan sebagainya, yang dilengkapi dengan sarana penunjang

seperti sarana relaksasi dan sarana penunjang lainnya.

Menyediakan suatu suasana yang cenderung informal dan santai serta lebih

mengarah pada unsur kreatif.

2. Menurut Seymour M. Gold, dalam Recreation Planning and Design, dijelaskan bahwa

penciptaan suasana rekreatif dapat diperolah dengan:

Adanya unsur-unsur alam.

Dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan, seperti tanaman, air

dan sebagainya.

Adanya pergerakan manusia.

Pergerakan selalu menarik perhatian untuk dilihat.Bisa berupa pergerakan sirkulasi

manusia secara horizontal maupun vertical, ataupun dapat berupa elemen bangunan

yang bergerak.

Ruang yang digunakan bersama.

Ada ruang yang dipakai bersama tanpa batas-batas sehingga individu akan saling

berinterasi.

Orang bisa saling melihat.

Secara naluriah manusia mempunyai kebutuhan untuk bersosialisasi, melihat, dan

(36)

Eksploratif

Mengundang para pengunjung untuk ikut mengapresiasi, mengalami, merasakan

segala sesuatu di dalam bangunan.Misalnya bisa berupa sesuatu yang bisa

dipegang, diraba, diserap, dimainkan, dan sebagainya.Dapat dicapai dengan

permainan tekstur.

Informal

Biasanya sesuatu yang informal itu menjadi menarik.Informal itu sesuai dengan

konsep rekreasi, yaitu menampilkan sesuatu yang berdeda dari kehidupan

sehari-hari yang biasanya selalu formal dan penuh keteraturan.

Dinamis

Menampilkan sesuatu yang ‘bergerak’, bukan sesuatu yang statis/diam. Bisa

diperoleh dengan bentukan ruang, sirkulasi yang menarik dan pola lantai.

Unsur cahaya

Cahaya sangatlah berperan dalam penciptaan suasana dan interior yang diinginkan,

baik itu berupa pencahayaan alami maupun buatan.

Triangulasi

Yaitu adanya sesuatu yang menyatukan, mengumpulkan orang yang tidak saling

mengenal dalam suatu kegiatan yang sama dan mungkin bisa saling berinteraksi.

Misalnya pertunjukan, atraksi, atau sesuatu yang menarik untuk dilihat.

Sekuens ruang yang bermacam-macam.

2.1.4 PERENCANAAN DAN PERSYARATAN KEBUTUHAN RUANG REKREASI Menurut buku Time Saver Standar for Building Type, perencanaan dan persyaratan

kebutuhan ruang fasilitas rekreasi, yaitu:

a. Pusat Rekreasi

Bangunan rekreasi harus fungsional untuk menempatkan berbagai macam program

aktivitas yang dapat memenuhi semua kebutuhan orang.Bangunan rekreasi harus dapat

menyediakan suasana yang aman, sehat, atraktif dimana setiap orang dapat melakukan

kesenangannya.Area rekreasi membutuhkan beberapa tipe struktur yang dapat

memenuhi program-program kebutuhan dan menyatukannya secara estetika.

b. Perencanaan

Perencanaan dan desain sebuah bangunan rekreasi membutuhkan pendekatan yang

(37)

menjamin pemanfaatan maksimal sebuah bangunan. Rencana persiapan dan

pemeriksaan ulang yang berkelanjutan dari desain fungsional sebuah bangunan

sebelum ke tahap konstruksi harus dipertimbangkan syarat-syarat dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut;

 Sudahkah diputuskan kegunaan yang paling efektif dari keseluruhan area? Dan apakah itu menggunakan semua sumber alami?

 Apakah disain menyediakan kegunaan yang fleksibel dan untuk pengembangan dimasa yang akan datang?

 Apakah disain denah memiliki akses yang dekat dan sirkulasi antara fasilitas di dalam bangunan?

 Apakah disain denah memiliki kemudahan dalam pengawasan dan administrasi bangunan?

 Sudahkah ruangan individual ditempatkan dan didisain untuk mendukung kegunaan yang beragam dalam batas aman?

 Sudahkan bangunan didisain untuk menjamin kesempatan yang digunakan seluruh anggota komunitas termasuk orang tua dan orang cacat?

 Apakah disain meliputi kualitas estetis yang dapat diterima dan berhubungan secara harminis dengan sekitarnya?

 Apakah disain bangunan sesuai dengan biaya dalam konstruksi dan perawatan?  Apakah disain dan konstruksi bangunan menjamin penggabungan fungsi dengan

agency public ataupun privat lainnya?

c. Klasifikasi Bangunan Rekreasi

Tumbuh dalam bidang dan kompleksitas dari program yang menghasilkan sebuah

kebutuhan pada bangunan yang akan menyediakan fasilitas yang diadaptasi untuk

aktivitas rekrasi yang beragam. Hal ini dapat dikelompokkan oleh fungsi kemudian

dikategorikan berdasarkan ukuran.

Funsi standar untuk menetapkan ukuran yang dibutuhkan oleh bangunan rekrasi

biasanya berdasarkan rasio berapa kaki2 dari sebuah populasi. Hal ini akan ditetapkan dengan menyediakan 1-2 kaki2/orang yang dilayani.

Sebagai contoh, jika sebuah bangunan melayani 8.000 orang, maka seharusnya

(38)

d. Tipe-tipe Bangunan Rekreasi

Bangunan Rekreasi Tipe 1

Bangunan rekreasi tipe 1 ini biasanya dibangun di area pinggir kota yang lebih

besar dari pusat metropolitan. Walaupun banyak kota-kota yang lebih kecil (30.000

atau kurang dari 30.000 penduduk) telah menyediakan fasilitas untuk melayani

keseluruhan komunitas. Bangunan tipe ini memiliki luas 20.000 kaki2 atau lebih yang memiliki fasilitas sebagai berikut:

• R. Serbaguna

• R. Bermain

• Gymnasium

• R. Shower dan Loker

• R. Administrasi

• R. Staf

• R. Klub

• R. Istirahat

• Dapur

Lounge and lobby

• Gudang yang besar/R. Penyimpanan Bangunan Rekreasi Tipe 2

Bangunan rekreasi tipe 2 merupakan yang biasa digunakan dalam kota dan

berbagai komunitas. Menurut ahli rekreasi tipe ini merupakan tipe bangunan

rekreasi yang paling efisien yagn didisain untuk menampung area yang berpopulasi

rata-rata 8.000 orang. Tipe bangunan rekreasi ini memiliki luas 10.000-20.000

kaki2 dan memiliki fasilitas yang sama dengan struktur tipe 1. Bangunan Rekreasi Tipe 3

Tipe bangunan ini digunakan oleh banyak komunitas untuk memenuhi kebutuhan

area yang berpopulasi lebih kecil dan biasanya memiliki fasilitas sebagai berikut:

Hall sosial atau gymnasium

• R. Shower/R. Ganti

• R. Klub

• R. Penyimpanan yang cukup

(39)

• Kantor

• Restoran

• Dapur

2.1.5 PENGENALAN KARAKTER PEMAKAI

Menurut Pipkin dan Lagory (1981), lingkungan merupakan tempat aktivitas

manusia untuk memunculkan corak budaya tertentu.Dengan demikian pola perilaku

manusia merupakan produk dari lingkungan dan lingkungan buatan merupakan gambaran

perbuatan manusia dalam menanggapi gejala lingkungan alam.

Lingkungan binaan menjadi lingkup kajian arsitektur dipandang dari sudut

psikologi yang bertujuan menganalisa, menjelaskan, meramalkan dan kalau perlu

mempengaruhi atau merekayasa hubungan antara tingkah laku manusia dan

lingkungannya. Untuk itu dilakukan perdekatan-pendekatan pemakai lingkungan binaan

ini, yang nantinya akan mengakomodasikan dan mengantisipasi karakter pemakai.

REMAJA

Pengertian Remaja

Ada 2 istilah berkenaan dengan perngerti remaja, antara lain:

1. Puberty (Inggris) atau Puberteit (Belanda) berasal dari bahasa Latin, ‘pubertas’, yang

berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian.

2. Adolescentia berasal dari bahasa Latin, ‘adulescentia’, yang berarti masa muda antara

umur 17-30 tahun.

Di dalam konteks kebudayaan Indonesia sulit untuk membatasi pengertian remaja

berasarkan 2 pengertian di atas karena berbedanya ragam sudut pandang yang digunakan

(berdasarkan hokum, status perkawinan, ukuran tubuh, tanggung jawab dan

sebagainya).Namun secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah masa

peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Ciri-ciri remaja

Masa remaja merupakan rangkaian perubahan. Pembentukan identitas selalu

terancam oleh adanya perbedaan pandangan lingkungan sekitar dengan apa yang dimiliki.

(40)

Dua factor yang memungkinkan proses pembentukan identitas dalam masa krisis

ini adalah:

 Proses yang meliputi usaha untuk menolak dan mengambil telada tokoh identifikasi.  Mencoba melakukan peran sosial.

Ciri-ciri remaja adalah:

 Kegelisahan, berupa keadaan yang tidak tenang yang menguasai remaja dikarenakan adanya keinginan yang tidak tersalurkan oleh keberanian dan kemampuan.

 Pertentangan, yang paling dominan adalah adanya pertentangan pendapat dengan orang tua.

 Berkeinginan besar mencoba segala hal yang tidak diketahuinya.  Keinginan menjelajahi lingkungan sekitar.

 Mengkhayal dan berfantasi.

 Aktivitas berkelompok, untuk memenuhi keingintahuan terhadap alam sekitar dan biasanya remaja mencari jalan keluar dengan melakuakn aktivitas secara berkelompok.

DEWASA DINI

Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru.Penyesuaian diri ini menjadi periode

khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang.

Adapun cirri-ciri dewasa dini antara lain:  Masa pengaturan (settle down)  Usia reproduktif

 Masa bermasalah, disebabkan oleh peran bari sehingga mereka tidak berhasil melakukan penyesuaian diri yang memuaskan

 Masa ketegangan emosional  Masa keterasingan sosial  Masa komitmen

 Masa ketergantungan  Masa perubahan diri

(41)

Factor yang mempengaruhi rekreasi masa dewasa ini adalah:

• Kesehatan

• Waktu

• Status perkawinan

• Status sosial ekonomi

• Jenis kelamin

• Penerimaan sosial

DEWASA MADYA

Ciri-ciri masa dewasa madya antara lain:

 Periode sangat ditakuti, dimana orang dewasa tidak mau menerima bahwa mereka telah mencapai tua.

 Masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya yang memasuki suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi ciri-ciri

jasmani dan prilaku baru.

 Masa stress, penyesuian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik.

 Usia yang berbahaya, bagi kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum usia lanjut.

Usia canggung (awkward), dimana manusia merasa bingung aka posisi usia antara bukan muda dan bukan tua.

 Masa prestasi.

 Masa evaluasi, dimana manusia mancapai puncak prestasi dan kemudian menuntut perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dengan orang lain.

 Masa standar ganda, perkembangan cenderung ke persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan dan kehidupan sosial.

Masa sepi (empty nest), dimana anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua.

 Masa jenuh, dimana pria merasa jenuh dengan kegiatan rutin dan kehidupan bersama keluarga yang sedikti hiburan, dan wanita yang menghabiskan waktunya untuk

(42)

2.1.6 FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAN 1. Faktor Hereditas (Pembawaan sejak lahir)

2. Faktor Lingkungan

a. lingkungan keluarga

b. lingkungan sekolah

c. lingkungan masyarakat

2.1.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN DAN DINAMIKA KEPRIBADIAN

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di

pengaruhi oleh banyak faktor.Kepribadian merupakan karakteristik yang relatif stabil.

Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan

hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan

faktor-faktor dari individu:

Pengalaman Awal

Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa kanak kanak)

dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah

pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.

Pengaruh Budaya

Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola

kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.

Kondisi Fisik

Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian

seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak

dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan merasakan tentang

tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi

fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain adalah kelelahan, malnutrisi,

gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid

(membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).

Daya Tarik

Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak

(43)

dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial

yang menguntungkan.

Inteligensi

Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak

yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai

tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.

Emosi

Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang.

Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar, tidak

mau bekerja sama dan sibuk sendiri.

Nama

Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap konsep diri,

namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana nama itu

mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai memanggil

,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya orang terhadap

dirinya.

Keberhasilan dan Kegagalan

Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan dapat merusak

konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri itu.

Penerimaan Sosial

Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa percaya

diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan

sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah tersinggung.

Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu terbanyak

anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi dasar

kepribadian.

Perubahan Fisik

Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan kematangan fisik

yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan fisik yang

mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia dianggap sebagai suatu

(44)

Sebenarnya masih banyak lagi hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak

dapat seluruhnya disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.

2.1.8 CIRI-CIRI DAN FAKTOR YANG PENGARUHI KREATIVITAS

Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatifseseorang dikatakan kreatif tentu ada

indikator-indikator yang menyebabkan seseorang itu disebut kreatif.Indikator yang sebagai

ciri dari kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan nonaptitute.

Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses

berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap

atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan indikator kreativitas

dikemukan oleh (Munandar, S. C. U, 1992) sebagai berikut :

1. Dorongan ingin tahu besar

2. mengajukan pertanyaan yang baik

3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

4. Bebas dalam menyatakan pendapat

5. Mempunyai rasa keindahan

6. Menonjol dalam salah satu bidang seni

7. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh

oleh orang lain.

8. Rasa humor tinggi

9. Daya imajinasi kuat

10.Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan

sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang

diperlihatkan anak-anak lain)

11.Dapat bekerja sendiri

12.mencoba hal-hal baru

13.Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas diatas maka dapat dipahami bahwa

seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan lingkungan ciri-ciri dari

kreativitas mendominasi dalam aktivitas kehidupannya, dan melakukan segalanya dengan

(45)

diri setiap individu, sebab setiap individu memiliki potensi kreatif. Treffinger (1980) dalam

Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak

memiliki kreatifitas, hal ini memberikan makna bahwa setiap orang memiliki potensi

kreatif dalam dirinya.

Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas

Kreativitas peserta didik agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri

individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik).  Motivasi untuk Kreativitas

Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan

potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi

matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas

seseorang.Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu

membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi

dirinya sepenuhnya (Rogers, 1982 dalam Munandar, 1999).

Motivasi intrinsik ini yang hendakanya dibangun dalam diri individu sejak dini.Hal

ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan

kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan

hal-hal baru.

 Kondisi Eksternal yang mendorong Perilaku Kreatif

Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya

kreativitas.Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan

untuk tumbuh.Individu memerlukan kondisi yang mempk dan memungkinkan individu

tersebut mengembangkan sendiri potensinya.Maka penting mengupayakan lingkungan

(kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk

mengembangkan kreativitasnya.

Menurut pengalaman Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan

kebebasan psikologis memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif.

• Keamanan Psikologis

Hal ini dapat terbentuk melalui tiga proses yang saling berhubungan yakni :

menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan

(46)

Mengusahakan suasanan yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada,

sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.

Memberikan pengertian secara empatis (dapat ikut menghayati)

Dalam suasana ini ”real self” dimungkinkan untuk timbul, untuk diekspresikan

dalam bentuk-bentuk baru dalam hubungannya dengan lingkungannya. Inilah pada

dasarnya yang disebut memupuk kreativitas.

• Kebebasan Psikologis

Memberikan kesempatan pada individu untuk bebas mengekspresikan secara

simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya, permissiveness akan

memberikan individu kebebasan dalam berpikir atau merasa sesuai dengan apa

yang ada dalam dirinya. Ekspresi dalam bentuk tindakan agresif tidak selalu

dimungkinkan, namun tindakan-tindakan konstruktif kearah kreatif hendaknya

dimungkinkan.

2.1.19 HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KREATIVITAS Semua orang rasanya ingin menjadi kreatif, atau setidaknya menilai kreativitas

sebagai sesuatu yang positif. Di sisi lain, masih banyak pula pihak yang menentang atau

memandang sebelah mata aktivitas kreatif itu sendiri. Majalah Scientific American Mind

menurunkan liputan mengenai diskusi panel para ahli yang membahas mengenai hal ini,

berikut beberapa tips sederhana untuk mengembangkan kreativitas anda.

Menurut Robert Epstein, seorang penulis buku-buku kreativitas, pendidikan formal

adalah salah satu biang keladi pembatas kreativitas manusia sejak dini. Selain itu, masih

kuatnya pandangan negatif orangtua terhadap prospek pekerjaan di industri kreatif

(misalnya film, sastra, atau desain grafis) juga membuat banyak anak muda merasa

kemampuan kreatif hanya pantas didalami oleh orang-orang tertentu saja.

Padahal hal itu tidak benar.Seperti yang ditekankan oleh John Houtz, seorang

psikolog, kreativitas tidak terbatas pada kreativitas besar (big ‘C’) yang sifatnya

mahakarya dan revolusioner, seperti lukisan Da Vinci atau lampu Edison.Ada pula yang

namanya kreativitas kecil (litle ‘c’), yaitu kelihaian atau kecerdikan yang dapat kita

gunakan untuk memecahkan masalah sehari-hari.

Houtz juga menekankan bahwa kreativitas bukanlah suatu bakat yang

(47)

Menurutnya, orang-orang kreatif adalah mereka yang memiliki kedisiplinan untuk terus

menciptakan ide-ide baru dan ketekunan untuk mewujudkan ide-ide mereka.

Epstein memberikan empat cara untuk melatih kreativitas:

Capturing.

Jangan biarkan satupun ide lewat begitu saja, betapapun merasa ide itu tidak terlalu

istimewa. Jangan terlalu pede untuk mengatakan ‘saya bisa mengingatnya’; Percayalah,

akan lupa. Segera catat ide anda di ponsel, notes, atau apapun yang bisa ditulis di dekat

anda begitu terpikirkan.Siapkan pula alat pencatat atau perekam di samping tempat

tidur anda, karena seringkali ide-ide brilian muncul sesaat sebelum atau sesudah tidur.

Lebih baik lagi jika anda juga meluangkan waktu khusus (kalau bisa di pagi hari, saat

pikiran masih segar) untuk mengumpulkan ide-ide.

Surrounding.

Ide-ide kreatif tidak muncul begitu saja dari dalam otak kita, melainkan hasil dari

interaksi kita dengan lingkungan.Karena itu, lingkungan fisik dan sosial anda pun

sebisa mungki harus penuh dengan kreativitas pula.Perbanyaklah pergaulan dengan

orang-orang yang latar belakang, kepribadian, atau minatnya jauh berbeda. Ubahlah

tata letak rumah atau kamar, cat dindingnya dengan warna baru; Mungkin terdengar

tidak berhubungan, tapi lingkungan yang fresh dan tidak monoton akan membuat

pikiran tetap fresh dan dinamis pula.

Challenging.

Kreativitas seringkali muncul mendadak saat menghadapi hambatan atau

rintangan.Menantang diri sendiri dengan mencoba menyelesaikan permasalahan yang

sulit bisa membantu mengeluarkan ide-ide kreatif yang selama ini tidak terpikirkan

oleh anda.Bagaimana konkritnya?Iseng-iseng mengisi sudoku atau TTS di waktu

senggang adalah satu langkah awal yang baik. Jelajahilah bagian kota yang asing,

biarkan anda tersesat, dan cobalah cari jalan pulang. Kalau masih sekolah atau kuliah,

jangan malas juga untuk membuka-buka buku soal atau studi kasus dan menyelesaikan

bagian tersulitnya.Tidak masalah jika tidak ada yang bisa selesaikan, yang terpenting

adalah rangsangan otak yang terus-menerus.

Broadening.

Sangat penting bagi seseorang yang kreatif untuk memiliki wawasan yang luas.Jangan

(48)

pekerjaan atau pendidikan.Tidak perlulah mengikuti kursus atau kuliah malam;

membaca lebih banyak buku dan majalah, menonton film dokumenter, atau menjelajahi

situs-situs pengetahuan populer seperti Wikipedia juga bisa dilakukan untuk

mencapainya.Kunjungilah juga perpustakaan, galeri seni, pertunjukan teater, museum,

seminar, pameran, diskusi buku, atau acara publik lainnya.

Kita juga harus siap mempertahankan kreativitas anda.Seperti yang sudah disebut

di atas, kreativitas adalah sesuatu yang harus diupayakan. Di sisi lain, cepat atau lambat,

sadar atau tidak sadar, masyarakat akan mencoba untuk mengawasi dan mengatur, kalau

perlu menekan, kreativitas.

2.2 KEGIATAN YANG TERDAPAT DI MEDAN RECREATION PARK

Kegiatan yang terdapat di dalam Medan Recreation Park antara lain:  Petualangan : outbound

Kreativitas : komunitas skate, sepeda, dan graffiti  Relaxation : taman

Olahraga : area jogging, gym terbuka, dan mini golf area  Entertainment : panggung hiburan, restoran

2.2.1 RESTORAN

Dilihat dari pengolahan dan system penyajian, restoran dapat diklasifikasikan

Gambar

Gambar 2.1 Birma crosser Sumber:data pribadi
Gambar 2.1 2Flying foxSumber:data pribadi
Gambar 2.17 Suasana di Outbound CampSumber:http://medan.olx.co.id/pictures/outbound-camp-kampung-ladang di Kampung Lalang
Gambar 2.19 Bagian bawah skateboard.Dalam foto ini dek, truk dan roda dapat dilihat. Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/Skatepark
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Merencanakan sistem drainase Kecamatan Menganti meliputi saluran primer dan saluran sekunder dan bangunan pelengkapd.  Merencanakan Standart Operation Prosedur

Sekalipun Anda tinggal di daerah yang panas, lantai yang dilapisi dengan cat epoxy tidak akan retak.Tentu saja proses pengecatan epoxy lantai harus dilakukan secara sempurna..

Menyetujui pemberian kuasa dengan hak substitusi, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan Penambahan

Pada tinggi jenjang yang sama, kedalaman lubang ledak miring > dari pemboran tegak selain itu pemboran miring penempatan posisi awal lebih sulit karena

b.Jumlah udara yang masuk ke dalam paru-paru lebih banyak pada pernafasan perut dibandingkan pernafasan dada.. c.Jumlah energi yang digunakan lebih besar pada

Karena yang menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah pemetaan budaya organisasi di Bank Jateng maka definisi operasional dari pemetaan budaya organisasi adalah menentukan

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa menurut tinggi badan data menunjukan jumlah terbanyak pada rentang tinggi badan 148-158 cm dengan tingkat kadar gula darah terbanyak yaitu

Selain faktor proses sprayer diatas Perubahan nilai Total Moisture juga dipengaruhi oleh kondisi sampling, dimana pada saat melakukan sampling pada kondisi basah