• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARYA TULIS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN

(RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

Oleh:

DIANA MAYASARI 09020056

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)

i

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS

NOVERGICUS STRAIN WISTAR)

KARYA TULIS AKHIR Diajukan Kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh:

DIANA MAYASARI 09020056

FAKULTAS KEDOKTERAN

(3)
(4)
(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis akhir ini dengan bantuan dari berbagai pihak. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan pada junjungan Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang benderang yakni agama Islam.

Karya Tulis Akhir dengan judul “Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub Akut Terhadap Terjadinya Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar)” ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana Fakultas Kedokteran.

Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran 3. dr. Fathiyah Safitri, M.Kes, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran 4. dr. Iwan Sys Indrawanto, Sp.KJ, selaku Pembantu Dekan III Fakultas

Kedokteran

5. dr. Mochamad Aleq Sander M.Kes, Sp.B, FinaCS, selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran, nasihat, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. dr. Nanang Mardiraharjo Sp.THT-KL, selaku Pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan bagi penelitian ini.

7. dr. Fathiyah Safithri M.Kes, selaku Penguji Utama yang telah sabar menguji dan memberikan saran yang sangat berharga demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

(6)

v

9. Para staf laboratorium dan TU FK UMM yang telah memberikan kemudahan dalam proses belajar di perkuliahan selama ini.

10. Seluruh keluarga besar angkatan 2009, keluarga besar FK UMM dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penulisan karya tulis akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, untuk itu kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan, serta kami mengharapkan agar karya tulis ini dapat berguna bagi kita semua, serta bermanfaat bagi bidang kedokteran

Malang, Maret 2013

(7)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT, dengan rahmat dan hidayahMu karya tulis akhir ini dapat terselesaikan

2. Ibunda Sumina dan ayahanda Widiono yang selalu mendoakan, memberi motivasi, dan cinta yang teramat besar kepada penulis, semoga suatu hari nanti anakmu ini bisa membalas kasih sayang kalian. Kalian adalah mentari dalam hidupku.

3. Eka Widiawati SE (kakak), Yeni Diah Pratiwi (adik), dan Yusuf Fikri Catur Pamungkas (adik), serta keluarga besar bapak dan ibu atas dukungan, doa, semangat, dan cinta kasih yang telah kalian berikan.

4. Sarpani Arno Wahyudi, SPd sekeluarga yang selalu mensuport penulis.

5. Aulia Krisna Yudi ST, SPd, MM, yang selalu menemani, memberi dukungan cinta dan kasih, doa, dan semangat pada penulis selama ini.

6. Seluruh dosen pengajar, staf TU, dan karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan serta segala fasilitas dalam penelitian ini

7. Mas Didin, mbak Kiki, mas Mijan beserta seluruh staf laboratorium Faal dan PA Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya atas segala bantuan dan bimbingannya dalam menjalankan penelitian.

(8)

vii ABSTRAK

Mayasari, Diana. 2013. Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub Akut Terhadap Terjadinya Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) dr. Mochamad Aleq Sander, M.Kes, SpB, FinaCS (II) dr. Nanang Mardiraharjo SpTHT-KL.

Latar Belakang: Penggunaan boraks banyak disalahgunakan pada makanan. Boraks merupakan salah satu bahan toksik bagi organ testis sehingga dapat menyebabkan atrofi testis melalui penghambatan spermatogenesis.

Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub akut terhadap terjadinya atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) dengan mengukur diameter testis, berat testis, dan jumlah tubulus seminiferus perlapangpandang.

Metode: Eksperimental, The Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB selama 28 hari. Dianalisis dengan oneway ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi.

Hasil penelitian dan diskusi: Terdapat perbedaan diameter testis dan jumlah tubulus seminiferus masing-masing dengan sig p=0,020 (p<0,05) dan sig p=0,00 (p<0,05), sedangkan pada berat testis tidak terdapat perbedaan dengan sig p=0,744 (p>0,05). Analisis korelasi diameter testis (p=0,001), (r=-0,613), jumlah tubulus (p=0,000), (r=0,828), kenaikan boraks menyebabkan penurunan diameter testis dan peningkatan jumlah tubulus. Analisis regresi R2 diameter testis= 0,376 dan R2 jumlah tubulus=0,685. Pada penelitian ini pengaruh boraks terlihat pada gambaran mikroskopis dibandingkan makroskopis, hal ini disebabkan oleh waktu paparan boraks yang kurang lama.

Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub akut berpengaruh terhadap atrofi testis.

(9)

viii ABSTRACT

Mayasari, Diana. , 2013. The effects of sub-acute peroral borax to the occurrence of testicular atrophy of male white rats (Rattus novergicus wistar strain). Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Supervisor: (I) dr. Mochamad Aleq Sander, M.Kes, SpB, FinaCS (II) dr. Nanang Mardiraharjo SpTHT-KL.

Background: The use of borax is much abused on food. Borax was one of toxic for testicular organs so that it can cause testicular atrophy through inhibition of spermatogenesis

Objective: Prove the effects of sub-acute peroral borax to the occurrence of testicular atrophy of male white rats (Rattus novergicus wistar strain) by measuring the diameter of testicular, the weight of testicular, and the number of seminiferous tubules each field of view.

Methods: Experimental, The Post Test Only Control Group Design. The samples used are 24 rats which are divided into 4 groups. The first group (negative control), the second,third, and fourth group are respectively given a dose of 400 mg / kg, 500 mg / kg, and 600 mg / kg for 28 days. Those are analyzed by oneway ANOVA, correlation test and regression test.

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... . vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan umum ... 3

1.3.2 Tujuan khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademik ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Testis ... 5

2.1.1 Anatomi dan Histologi Testis ... 5

2.1.2 Fisiologi Testis ... 13

2.2 Infertilitas ... 14

2.3 Boraks ... 15

2.3.1 Sifat Boraks ... 16

(11)

x

2.3.3 Pengaruh Boraks terhadap Tubuh ... 17

2.3 Pengaruh Boraks terhadap Atrofi Testis ... 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 22

3.1 Kerangka konseptual ... 22

3.2 Uraian kerangka konsep ... 23

3.3 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 25

4.1 Jenis Penelitian ... 25

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.3 Populasi dan Sampel ... 25

4.3.1 Populasi penelitian ... 25

4.3.2 Sampel penelitian ... 25

4.3.3 Replikasi penelitian ... 25

4.3.4 Kriteria Inklusi ... 26

4.3.5 Kriteria Eksklusi ... 26

4.3.6 Kriteria Drop Out ... 26

4.3.7 Teknik Sampling ... 27

4.4 Variabel penelitian ... 27

4.4.1 Variabel bebas ... 27

4.4.2 Variabel tergantung ... 27

4.5 Definisi operasional ... 27

4.6 Alat dan Bahan Penelitian ... 28

4.6.1 Alat Penelitian ... 28

4.6.2 Bahan Penelitian ... 29

4.7 Prosedur Penelitian ... 29

4.7.1 Proses adaptasi ... 30

4.7.2 Pengelompokan Hewan Coba ... 30

4.7.3 Penentuan Dosis ... 30

4.7.4 Pemberian Boraks ... 31

4.7.5 Proses Anastesi dan Pembedahan Hewan Coba ... 31

4.7.5.1 Proses Anastesi ... 31

(12)

xi

4.7.6 Pembuatan Sediaan Histopatologi ... 32

4.7.7 Pengamatan Hasil ... 33

4.8 Analisa Data ... 34

4.9 Alur Penelitian ... 35

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS DATA ... 36

5.1 Hasil Penelitian ... 36

5.2 Analisis Statistika ... 40

5.2.1 Analisis Data Diameter Testis ... 40

5.2.2 Analisis Data Berat Testis ... 43

5.2.1 Analisis Data Jumlah Tubulus Seminiferus ... 44

BAB 6 PEMBAHASAN ... 47

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

7.1 Kesimpulan ... 51

7.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(13)

xii

DAFTAR TABEL

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Testis ... 6

Gambar 2.2 Tubulus Seminiferus dan Sel Spermatogonium ... 8

Gambar 2.3 Sel Spermatogonium ... 9

Gambar 2.4 Sel Sertoli dan Spermatid ... 11

Gambar 2.5 Sel Spermatid ... 13

Gambar 2.6 Boraks ... 15

Gambar 2.7 Fisiologi Pembentukan Sperma ... 20

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Alur Penelitian ... 35

Gambar 5.1 Pengaruh Pemberian Boraks terhadap Diameter Testis Tikus ... 37

Gambar 5.2 Pengaruh Pemberian Boraks terhadap Berat Testis Tikus ... 38

Gambar 5.3 Pengaruh Pemberian Boraks terhadap Jumlah Tubulus Seminiferus perlapangpandang ... 39

Gambar 5.4 Tubulus Seminiferus ... 40

Gambar 5.5 Kurva Hubungan antara Dosis Boraks dengan Diameter Testis 42

(15)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosin Trifosfat

ATSDR : Agency for Toxic Substances and Disease Registry BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan

DNA : Deoxyribonucleic Acid

FSH : Follicle Stimulating Hormone GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone LH : Luteinizing Hormone

PJAS : Pangan Jajanan Anak Sekolah

PMRA : Pest Management Regulatory Agency ROS : Reactive Oxygen Species

SSP : Sistem Saraf Pusat

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Analisis Data ... 57

Lampiran 2 Data Hasil Pengamatan ... 66

Lampiran 3 Surat Keterangan Hasil Pengamatan PA ... 68

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian Lab Faal FK UB... 69

Lampiran 5 Kartu Konsultasi Tugas Akhir ... 70

(17)

xvi

DAFTAR PUSTAKA

ATSDR (Agency for Toxic Substances and Disease Registry), 2010,Toxicological Profile For Boron, U.S. Department of Health and Human Services, Atlanta [online], (diunduh 20 Januari 2013), tersedia dari: http: // www. atsdr. cdc. Gov / Tox Profiles/ tp26.pdf

Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2009, Kandungan dan Bahaya Boraks dalam Makanan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari: http://www.pom.go.id/index.php/home/berita_aktual/html.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2011, Hasil Pengawasan Keamanan dan Mutu Produk Pangan [online], (diunduh 4 April 2012), tersedia dari: http://www.pom.go.id/ppid/rar/LAPTAH_2011.pdf

Bennet RL, Wiweko B, Hinting A, et al, 2012, Indonesian Infertility Patients Health Seeking Behaviour and Patterns of Access to Biomedical Infertility Care: An Interview Administered Survey Conducted in Three Clinics, Reproductive Health Journal, 9, pp 24 [online], (diunduh 4 Februari 2013), tersedia dari: http://www.reproductive-health-journal.com/content/9/1/24 Cahyadi W, 2008, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi

Aksara, Jakarta [online], (diunduh 12 Februari 2012), tersedia dari: http://www.bumiaksara.co.id/detail_b_ba.php?id=265.

Cheng YC dan Mruk DD, 2002, Cell Junction Dynamics in the Testis: Sertoli Germ Cell Interactions and Male Contraceptive Development, Physiol Rev,

82: 825–874, New York.

Chandrasoma P dan Taylor, CR, 2006, Ringkasan patologi anatomi, EGC, Jakarta. Cotran R ,Robbin S, Kumar V et al, 2002, Pathology Basis of Disease sixth

edition, W.B SAUNDERS COMPANY, Philadelphia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999, Bahan Tambahan Makanan [online], (diunduh 25 November 2012), tersedia dari: http: // hukum. unsrat. ac. id/ men/ menkes_1168_1999.pdf.

Faiz O dan Moffat D, 2003, At a Glance Anatomi, Edisi kedua, Erlangga Medical Series, Jakarta.

(18)

xvii

Fukuda R, Hirode M, Mori I et al, 2000, Collaborative Work to Evaluate Toxicity on Male Reproductive Organs by Repeated Dose Studies in Rats (Testicular Toxicity of Boric Acid after 2 and 4 Week Administration Periods), Toxicological Sciences, 20, pp. 233-239 [online], (diunduh 2 september 2012), tersedia dari: http: // www.ncbi. nlm. nih. gov/ pmc/ articles/ PMC1566649/ .

Guyton, A dan Hall, J, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta. Ganong, FW, 2008, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC, Jakarta

Hafeez M, Ahmed A, Usmanghani K et al, 2011, Clinical Evaluation of Herbal Medicine for Oligospermia, Pakistan Journal of Nutrition 10 (3): 238-240. Hochschild FZ, Adamson GD, Mouzon JD et al, 2009, International Committee

for Monitoring Assisted Reproductive Technology (ICMART) and the World Health Organization (WHO) revised glossary of ART terminology, Fertility and Sterility, Vol 92 No 5.

Junqueire, LC dan Carnneiro J, 2007, Histologi Dasar Teks dan Atlas, EGC, Jakarta.

Kass, EJ, 2003, Diagnosis and Treatment of Acute Scrotum, American Familiy Physician, 59, pp. 817-824 [online], (diunduh 12 februari 2012), tersedia dari: http://www.aafp.org/afp/1999/0215/p817.html.

Lutz S, 2009, Blue Histology of Male Reproductive System [online], (diunduh 8 Mei 2012), tersedia dari: http: // www. lab. anhb. uwa.edu.au/ mb140/ corepages/malerepro/malerepro.htm.

Mascarenhas MN, Flaxman SR, Boerma T et al, 2010, National, Regional, and Global Trends in Infertility Prevalence Since 1990: A Systematic Analysis of

277 Health Surveys, PLOS Medicine Vol 9.

Nasution A, 2010, Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Tahun 2009, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan [online], (diunduh 5 maret 2012), tersedia dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17797/7/.pdf.

(19)

xviii

Januari 2013), tersedia dari:http: // www. scielo. Cl / pdf/ ijmorphol/ v25n4/ art39.pdf

Oktavia, Lambok, 2012, Pengaruh Pengetahuan dan Motif Ekonomi terhadap Penggunaan Formalin dan Boraks oleh Pedagang dalam Pangan Siap Saji (bakso) di Kecamatan Medan Denai dan Medan Tuntungan Tahun 2011, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan [online], (diunduh 8 Agustus 2012), tersedia dari: http: // repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/33347/7/.pdf.

Olayemi FO, 2010, A Review Some Causes of Male Infertility, African Journal of Biotechnology, 9(20), pp. 2834-2842 [online], (diunduh 2 Februari 2013), tersedia dari: http://www.academicjournals.org/AJB

Parikh UR, Goswami HM, Deliwala KJ et al, 2011, Testicular Biopsy In Male Infertility (Study Of 80 Cases), The Internet Journal of Pathology, Vol 11 No

2 [online], (diunduh 7 Februari 2013), tersedia dari: http:// www.ispub. com/ journal/the-internet-journal-of-pathology/volume-11number-2/testicular biopsy - in-male- infertility-study-of-80 cases.html#sthash.I5A9YEwY.dpbs Plotnik DA, Emerick LE, Krohn KA et al, 2012, Different Modes of Transport for

H-Thymidine, H-FLT, and HFMAUin Proliferating and Nonproliferating Human Tumor Cells, J Nucl Med, 51(9): 1464–1471.

PMRA (Pest Management Regulatory Agency), 2012, Boric Acid and its Salts(Boron), Health Canada Pest Management Regulatory Agency, Canada

[online], (diunduh 25 Januari 2013), tersedia dari: http://www.gardexinc.com/rants/wp-content/uploads/PRVD2012-03-Boric-Acid-eng.pdf

Pongsavee, Malinee, 2009, Effect of Borax on Immune Cell Proliferation and Sister Chromatid Exchange in Human Chromosomes, Occupational Medicine and Toxicology, 4, pp. 1-6 [online], (diunduh 20 April 2012), tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19878537 .

Price, S.A. dan Wilson, L.M, 2005, Patofisiologi, EGC, Jakarta. Purnomo, BB, 2011, Dasar-dasar Urologi, Ed 3, Sagung Seto, Jakarta.

(20)

xix

Sherwood L, 2001, Fisiologi Manusia, Edisi 2, EGC, Jakarta. Snell RS, 2006, Anatomi Klinik, EGC, Jakarta.

Sri Utami, 2009, Etiologi Infertilitas pada Pria Akibat dari Mutasi DNA Mitokondria (mtDNA), JKM. Vol.9 No 1: 85-94.

Suominen JS, Linderborg J, Nikula H et al, 2003, The effects of mono-2 ethylhexyl phathalate, adriamycin and N-ethyl-N-nitrosourea on stage-specific apoptosis and DNA synthesis in the mouse spermatogenesis, Toxicology Letters 143, 163-173

Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Syah D, 2005, Manfaat Dan Bahaya Tambahan Pangan, Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bandung.

Syracuse Environmental Research Associates (SERA), 2006, Human Health and Ecological Risk Assessment for Borax (Sporax®) FINAL REPORT, Arlington [online], (diunduh 23 Oktober 2011), tersedia dari: http: // www. fs.fed.us/ foresthealth/pesticide/pdfs/022406_borax.pdf.

Thakkar, Shital, 2008, Gujarat Aquatreat Chemicals ( P ) Ltd, Gujarat [online], (diunduh 23 Oktober 2011), tersedia dari: http://www.gacpl.net/descaling-chemical.html.

World Health Organization (WHO), 2003, Boron in Drinking water, Originally Published in Guidelines for Drinking Water Quality, 2nd ed, Geneva [online], (diunduh 25 Februari 2012), tersedia dari: http: // www.who.int/ water _ sanitation_health/ dwq/ boron. pdf.

World Health Organization (WHO), 2012, World Health Statistics 2012, [online], (diunduh 5 Februari 2013), tersedia dari: http: // www. who. int/ gho/ publications/world_health_statistics/EN_WHS2012_Full.pdf.

(21)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infertilitas adalah suatu penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan tidak terjadinya kehamilan setelah melakukan hubungan seksual selama 12 bulan atau lebih (Hochschild dkk, 2009). Kejadian infertilitas semakin tahun semakin bertambah berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mascarenhas dkk (2012) di 190 negara maju dan berkembang dari tahun 1990 – 2010 menunjukan peningkatan angka infertilitas dari 39,6 juta menjadi 52,6 juta. World Health Organization (WHO) juga memperkirakan sekitar 50 – 80 juta pasangan suami istri (1 dari 7 pasangan) mempunyai masalah infertilitas, dan setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil (WHO, 2012).

Angka kejadian infertilitas di Indonesia setiap tahun meningkat sebanyak 10 – 15% serta penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari pria, 40% dari wanita, 10% dari pria dan wanita, dan 10% tidak diketahui berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bennet dkk (2012).

Infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya terjadinya infeksi di sistem reproduksi, merokok, radiasi, temperatur skrotum, reactive oxygen species (ROS), obat-obatan, dan bahan-bahan lain yang bersifat

toksik pada sistem reproduksi (Olayemi, 2010)

(22)

2

kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Boraks biasanya digunakan untuk pengawet dan anti jamur kayu, sebagai antiseptik, dan pembasmi kecoa (Syah, 2005). Namun di negara berkembang seperti di Indonesia boraks sering disalahgunakan oleh industri pangan sebagai bahan tambahan makanan untuk menambah rasa dan keawetan makanan (Oktavia, 2012).

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium pada 3.206 sampel produk Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang diambil dari 866 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang tersebar di 30 kota di Indonesia Selama tahun 2011 diketahui bahwa 94 (2,93%) sampel mengandung boraks dan 43 (1,34%) sampel mengandung formalin yang terdapat pada mie basah, bakso, kudapan dan makanan ringan (BPOM, 2011). YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) melalui Warta Konsumen melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung boraks. Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama (YLKI, 2011).

Pest Management Regulatory Agency (PMRA) menyatakan bahwa laporan untuk sementara target utama pemberian boraks dengan jangka waktu pendek adalah organ testis (PMRA, 2012). Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fukuda, dkk (2000) bahwa dengan pemberian boraks dengan dosis 300 mg/KgBB dan 500 mg/KgBB dengan jangka waktu 28 hari pada tikus dapat menimbulkan atrofi tubulus seminiferus menyeluruh.

(23)

3

testis dan pada penelitian ini digunakan hewan coba tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian boraks peroral sub akut dapat menyebabkan atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar)?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Membuktikan pemberian boraks peroral sub akut dapat menyebabkan atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuktikan pemberian boraks peroral sub akut dapat menurunkan diameter testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar). 2.Membuktikan pemberian boraks peroral sub akut dapat menurunkan

berat testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar).

3. Membuktikan pemberian boraks peroral sub akut dapat meningkatkan jumlah tubulus seminiferus testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar)..

4.Menentukan dosis minimal boraks yang dapat menyebabkan terjadinya atrofi testis pada tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar). 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Akademik

(24)

4

2. Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh pemberian boraks peroral terhadap perubahan histologi testis lainnya yang mempengaruhi infertilitas.

1.4.2 Praktis

Referensi

Dokumen terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

Dari hasil uji t dan uji F baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di kecamatan Padang Bolak.

During machining, the cutting forces cause deflection of the thin-wall. section, leading to dimensional form errors that cause the finished part to be out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

[r]

(Soyoung Hwang and Donghui Yu, 2012) , this project is very diverse which uses Zigbee. Zigbee has been one technology that can be used for the home network. This is because the

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Age From 75 years old to 48 years old Gender Both Phase 2 Groups that have been masked No information Sample size Target sample size: 60 Randomization investigator's opinion

Yes Title of funding source Tabriz liver and Gastrointestinal Disease research Center Proportion provided by this source 100 Public or private sector empty Domestic or foreign

Blinding investigator's opinion Not blinded Blinding description Placebo Not used Assignment Other Other design features Secondary Ids empty Ethics committees 1 Ethics committee

Other areas of specialty/work Physiotherapy Street address Ghods Ave., Neuromuscular Rehabilitation Research Center City Semnan Province Semnan Postal code 35147-99442 Phone +98

City Kermanshah Province Kermanshah Postal code 6719851351 Approval date 2020-07-13, 1399/04/23 Ethics committee reference number IR.KUMS.REC.1399.375 Health conditions studied 1

Category Other Recruitment centers 1 Recruitment center Name of recruitment center Razi Hospital of Ahvaz; Blood Transfusion Organization of Khuzestan, Ahvaz Full name of