• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 MANUJU KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 1 MANUJU KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I ) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

SUSANTI 105 190 110 110

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2014 M

(2)

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa” telah diujikan pada hari sabtu 04 Dzulkaidah 1435 H, bertepatan dengan 30 Agustus 2014 M dihadapan Tim Penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

05 Dzulkaidah 1435 H Makassar, ………

31 Agustus 2014 M DEWAN PENGUJI

1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd. I ( ………..………….) 2. Sekertaris : Dr. Abd. Rahim Razaq, M. Pd (………..…………..) 3. Tim Penguji : 1. Dra. Hj. Nurhaeni D. S M. Pd. (………...….……..) 2. Dra. Mustahidang Usman, M.Si (………..…………..) 3. Markas Iskandar, S. Ag. M. Pd. I. (…….………...…..) 4. Drs. Muri Khalid, M. Pd. I. (………...….…)

Disahkan oleh :

Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi., M. Pd. I NBM : 554 612

(3)

BERITA ACARA MUNAQASYAH

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, telah mengadakan munaqasyah pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 05 Dzulkaidah 1435 H /31 Agustus 2014 M Tempat : Kampus Unismuh Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259

Gedung Iqra Lt. IV Makassar.

Bahwa Saudara

Nama : SUSANTI

Nim : 105 190 110 110

Judul Skripsi : Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

Dinyatakan : LULUS

Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi., M. Pd. I. (……….……) Sekertaris : Dr. Abd. Rahim Razaq., M. Pd. (……….……) Pembimbing I : Markas Iskandar, S. Ag. M. Pd. I. (……….) Pembimbing II : Drs. Muri Khalid, M. Pd. I. (………...……….) Penguji I : Dra. Hj. Nurhaeni D. S M. Pd. (……….….……...…...….) penguji II : Dra. Mustahidang Usman, M.Si (…...………….………….) 05 Dzulkaidah 1435 H Makassar, ……….

31 Agustus 2014 M Dekan Fakultas Agama Islam

Drs. H. Mawardi Pewangi., M. Pd. I NBM : 554 612

(4)

iii

bertandatangan di bawah ini benar-benar adalah hasil karya penulisan atau penelitian sendiri, Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan ataupun sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal secara hukum.

24 Sya’ban 1435 H Makassar,...

22 Juni 2014 M

SUSANTI 105 190 110 110

(5)

PRAKATA

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Rabbul ’alamin atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salam atas junjungan kita Nabiyullah Muhammad saw.

Gagasan pokok yang membuat penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji masalah peranan guru PAI dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, ini berawal dari pengamatan penulis terhadap tata tertib yang diterapkan di sekolah tersebut Banyak yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skrpisi ini dapat penulis selesaikan pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua penulis yaitu ibunda Dg. Satu dan ayahanda Dg. yang telah membimbing dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sejak kecil sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak masih dalam kandungan hingga sekarang ini.

v

(6)

2. Bapak Dr. H. Irwan Akib M. Pd, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan fasilitas kampus yang memadai seperti; ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang mikro teaching dan sebagainya, meskipun masih membutuhkan

perbaikan untuk pengembangan pendidikan.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd. I, sebagai Dekan Fakultas Agama Islam berserta seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas dan memberikan bantuan dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada penulis.

4. Ibu Amirah Mawardi, S. Ag. M. Si. sebagai ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Ibu Dr. Hj. Maryam. M. Thi. yang senantiasa membantu penulis dalam persoalan Akademik.

5. Bapak Markas Iskandar S, Ag. M.Pd.I. dan Bapak Drs. Muri Khalid. M.

Pd.I selaku pembimbing yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu para dosen yang telah melakukan tranformasi ilmu dan nilai kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.

7. Bapak kepala perpustakaan beserta seluruh stafnya yang membantu penulis dalam menyediakan literatur sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(7)

8. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman kelas VIII. F yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, kepada Allah swt. kami memohon semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya semoga senantiasa memperoleh balasan disisi-Nya dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca umumnya dan lebih lagi bagi pribadi penulis, amin ya Rabbal

’alamin.

24 Sya’ban 1435 H Makassar,...

22 Juni 2014 M

SUSANTI 105 190 110 110

(8)

viii

Manuju Kabupaten Gowa” (Dibimbing oleh Markas Iskandar dan Muri Khalid).

Tujuan penulisan skripsi ini mengacu pada tiga hal utama yaitu, untuk mengetahui wujud peranan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, untuk mengetahui bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research), dan dianalisa secara deskriptif kualitatif yang dilakukan di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa sebagai lokasi penelitian. Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah peranan Guru Pendidikan Agama Islam sebagai variabel bebas dan mengatasi kenakalan siswa sebagai variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi berjumlah 263 siswa dan 2 orang Guru Pendidikan Agama Islam. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini diambil 10% dari jumlah populasi yaitu 265 x 10% = 29 orang. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode induktif, metode deduktif dan presentatif.

Hasil penelitian menunjukkan wujud peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa belum maksimal terlihat dari hasil angket yang menunjukkan fungsi guru Pendidikan Agama Islam dengan 60% kategori sedang, 37% kategori kadang-kadang dan 3% kategori tidak pernah, metode guru Pendiidikan Agama Islam dengan 37% kategori selalu, 44% kategori kadang-kadang dan 19% kategori tidak pernah dan upaya guru Pendidikan Agama Islam dengan 42% kategori selalu, 53% kadang-kadang dan 5% kategori tidak pernah. Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Manuju seperti bolos dari sekolah, sering berkelahi dan tidak mematuhi tatatertib sekolah yang dianalisa dengan angket menunjukkan 0% kategori selalu, 57% kategori kadang-kadang dan 43% kategori tidak pernah. Dengan demikian bentuk-bentuk kenakalan tersebut terkadang masih terjadi di SMP Negeri 1 Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa. Adapun faktor-faktor yang menjadi penghambat guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan siswa berupa adanya tenaga pendidik yang profesional, stakeholder yang kuat dan sarana dan prasarana yang memadai, adapula faktor hambatan berupa minimnya pendidikan agama di keluarga, heterogenitas keadaan lingkungan siswa, kurangnya kesadaran siswa untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan dan maraknya dunia informasi.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PRAKATA ... v

HALAMAN ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat/Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Guru Pendidikan Agama Islam ... 7

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 7

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam ... 9

3. Peran dan Tgas Guru Pendidikan Agama Islam ... 10

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 15

B. Kenakalan Siswa ... 16

1. Pengertian Kenakalan Siswa... 16

2. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa ... 17

3. Sebab-sebab Kenakalan Siswa ... 20

ix

(10)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 22

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Defenisi Operasional Variabel ... 23

E. Populasi dan Sampel ... 24

F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Teknik Pengumpulan Data ... 28

H. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 31

B. Wujud Peranan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa ... 36

C. Bentuk-bentuk Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa ... 51

D. Faktor pendukung dan Penghambat yang dihadapi oleh Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa Di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa ... 56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN... 65

BIODATA PENULIS ... 74

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang menyadari bahwa harapan dimasa yang akan datang terletak pada putra-putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar putra-putrinya kelak menjadi orang yang berguna, oleh karena itu perlu adanya pembinaan yang terarah bagi putra-putrinya sebagai generasi penerus bangsa, sehingga mereka dapat memenuhi harapan yang dicita- citakan.

Berbicara mengenai kenakalan siswa merupakan masalah yang dirasakan sangatlah penting dan menarik untuk dibahas karena seseorang yang namanya siswa yang merupakan bagian dari generasi muda adalah aset nasional dan merupakan tumpuan harapan bagi masa depan Bangsa dan Negara serta Agama. Untuk mewujudkan kesemuanya demi kejayaan Bangsa dan Negara serta Agama kita ini, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua baik orang tua, guru dan pemerintah. Untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan/berpengetahuan yang luas dengan jalan membimbing dan mengarahkan mereka semua sehingga menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab secara moral.

1

(12)

Berkaitan dengan hal ini maka winarno Surakhmad (1997: 12-13), menyatakan :

Adalah suatu fakta didalam sejarah pembangunan umat yang akan memelihara kelangsungan hidupnya untuk senantiasa menyerahkan dan mempercayakan hidupnya didalam tangan generasi yang lebih muda itulah yang kemudian memikul tanggung jawab untuk memelihara kelangsungan hidup umatnya tetapi juga meningkatkan harkat hidup tersebut. Apabila generasi muda yang seharusnya menerima tugas penelitian sejarah bangsanya tidak memiliki kesiapan dan kemampuan yang diperlukan oleh kehidupan bangsa itu, niscaya berlangsung kearah kegersangan menuju kepada kekerdilan dan akhirnya sampai pada kehancuran. Karena itu, kedudukan generasi muda dalam suatu masyarakat adalah vital bagi masyarakat itu.

Bentuk-bentuk kenakalan siswa itu berbeda-beda namun yang jelas telah melanggar hukum, norma agama, dan tuntutan sosial kemasyarakatan. Dan pada akhir-akhir ini sering terjadi adanya berbagai bentuk kenakalan yang dilakukan oleh siswa, misalnya mabuk-mabukan, menggunakan obat-obat terlarang, berbuat kejahatan yang merusak ketenangan umum, kebut-kebutan di jalan raya, berkelahi, merampok, dan lain sebagainya. Sudah barang tentu kondisi seperti ini sangat bertentangan dengan tujuan pembangunan nasional dan mengambil tujuan nasional.

(Zakiyah Darajat, 1998: 111).

Apakah yang menimbulkan kenakalan siswa tersebut ? barangkali jawaban pertanyaan inilah yang dapat dipakai sebagai landasan berpijak untuk menemukan berbagai alternatif pemecahannya.

Menurut Zakiah Daradjat (1998: 112) mengemukakan beberapa faktor penyebab terjadinya kenakalan siswa antara lain :

(13)

1. Kurang pendidikan.

2. Kurang pengertian orang tua tentang pendidikan.

3. Kurang teraturnya pengisian waktu.

4. Tidak stabilnya keadaan sosial, politik dan ekonomi.

5. Banyaknya film, dan buku-buku bacaan yang tidak baik.

6. Merosotnya moral dan mental orang dewasa.

7. Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik.

8. Kurangnya perhatian masyarakat dalam pendidikan anak.

Untuk mengatisipasi hal-hal tersebut maka hal utama yang juga perlu diperhatikan terhadap generasi muda adalah adanya penghayatan terhadap nilainilai PAI. Usaha ini memiliki nilai baku yang tidak dapat dikesampingkan, terutama pada proses belajar mengajar dalam sistem pendidikan formal antara pendidik (guru) dan siterdidik (siswa) akan banyak saling mendukung dan menunjang proses penghayatan terhadap nilai-nilai PAI (akhlak) tersebut. Namun dalam hal ini, peran orang tua, remaja mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dengan guru di sekolah.

Karena orang tua juga memberikan contoh atau suri tauladan yang baik secara langsung terutama yang berhubungan dengan nilai-nilai akhlak di atas.

Selain itu peranan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah juga memiliki tanggung jawab terhadap generasi muda (anak-anak remaja) untuk itu serta mengontrol dan melindungi mereka dari tindakan yang dapat merusak nilai-nilai luhur agama dan berupa aspek pokok yang terkandung didalamnya serta norma-norma

(14)

hukum yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Dewasa ini masyarakat sedang mengalami keprihatinan dengan sering terjadinya kenakalan yang dilakukan oleh para remaja yang mempunyai status siswa atau pelajar sekolah. Lebih serius lagi masyarakat yang telah menuduh sekolah sebagai penyebab terjadinya kenakalan tersebut, karena kelalaian/ketidakmampuan pihak sekolah dalam mengendalikan tingkah laku siswa yang dalam keadaan labil dan sensitif.

Dipihak lain ada yang menuduh keluarga sebagai penyebab utamanya, karena di dalam keluargalah pendidikan pertama anak, sehingga anak remaja dalam berbagai masalah yang menyangkut dirinya harus benar- benar mendapat bimbingan terarah dari orang tuanya, agar tidak terjerumus pada perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.

Bertolak dari fenomena yang telah dikemukakan di atas peneliti merasa tertarik untuk mengkaji Peranan Guru PAI Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 ManujuKec. Manuju Kab. Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu:

1. Bagaiamana Wujud Peranan Guru Pendidikan Aggama Islam di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa?

(15)

2. Bagaimana Bentuk-bentuk Kenakalan Sisa di SMP Negeri 1 Manuju Kec.

Manuju Kab. Gowa?

3. Bagaimana Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah yang telah tersebut di atas, maka tujuan penelitian dan pembahasan adalah:

1. Untuk mengetahui Wujud Peranan Guru Pendidikan Aggama Islam di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Bentuk-bentuk Kenakalan Sisa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa.

3. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun harapan dari penulis semoga penelitian ini berguna : 1. Bagi Peneliti:

a. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan sebagai bekal bagi peneliti.

(16)

b. Penelitian ini dapat memberi wawasan yang luas sehingga peneliti dapat tanggap terhadap keadaan yang dihadapi.

2. Bagi Sekolah:

a. Sebagai bahan pertimbangan mengambil kebijakan dalam mengantipasi adanya kenakalan siswa.

b. Memberikan masukan atau bahan pertimbangan bagi keprofesionalisasian bagu pihak sekolah dan pendidik dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan.

Ia merupakan ujung tombak, proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang guru mereka. (Jamaluddin, 2002: 36).

Pengertian akan guru PAI secara singakat adalah pendidik yang mengampu mata pelajaran pendidikan agama Islam. Pengertian di atas merupakan pengertian yang tidak lepas dari pengertian guru secara umum yang tertera pada undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (2005: 3):

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah.

Ahmad Tafsir (2003: 4) mengemukakan bahwa:

Bagi guru PAI tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan merupakan amanat yang diterima oleh guru untuk memangku jabatan sebagai guru. Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Sesuai dengan isi Alquran yang menjelaskan bahwa kewajibanmenyampaikan amanat seorang guru terhadap murid atau

7

(18)

seseorang yang menerima pelajaran. Hak tersebut dijelaskan dalam Surat al- Nisa‟ (4) ayat 58:





















































Terjemahnya:

Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menerapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha melihat. (Kemenag RI, 2011:

87).

Jadi tanggung jawab guru ialah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan profesional (professional judgment) secara tepat. (Ahmad Tafsir, 2003: 4).

Kunandar (2007: 48) mengemukakan bahwa:

Profesionalisme guru selalu menjadi tuntutan bagi setiap elemen yang berhubungan dengan guru tersebut, seperti sekolah, murid, orang tua dan masyarakat, karena guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya, yaitu dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk atau dalam belajar.

Berarti pengertian akan guru PAI merupakan satuan dari berbagai sumber yang mengarahkan pada sifat guru, tugas dan kewajiban guru sampai pada tingkat profesionalitas guru.

(19)

2. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam

Kompetensi atau kemampuan seorang guru dalam pengembangan pemahaman peserta didik harus dimiliki dan diketahui oleh setiap pendidik.

Karena dengan kecakapan akan pemahaman bagaimana guru mengajarkan paham ilmu yang diajarkan maka, pembelajaran akan dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru bahwa:

Maka seorang pendidik mata pelajaran dan jenjang pendidikan apapun harus memiliki standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Dalam hal ini guru PAI pada jenjang SMA harus mempunyai kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) progam studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Sedangkan kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintergrasi dalam kinerja guru.

Dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru juga disebutkan bahwa kompetensi guru mata pelajaran agama Islam adalah:

(20)

a. Menginterpretasikan materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam.

b. Menganalisis materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran pendidikan agama Islam.

Berarti kompetensi seorang guru tidak hanya dimiliki guru yang notabene pengajar pelajaran selain agama Islam, namun guru PAI harus memiliki kompetensi yang mendasar sebagai bahan acuan dan rujukan bahwa guru PAI dalam interaksi belajarnya mampu memberikan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan tentang agama Islam.

3. Peran dan Tugas Guru Pendidikan Agama Islam Muhammad Surya (2006: 23) mengemukakan bahwa:

Unsur inti yang sangat esensial dalam pendidikan adalah pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) yang paling berinteraksi dalam situasi pedagogis untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kedua unsur itu yaitu guru dan siswa tidak ada yang namanya pendidikan guru berperilaku mengajar dan siswa berperilaku belajar melalui interaksi edukatif dalam suasana pendidikan. guru yang berilaku mengajar secara professional dan efektif akan menghasilkan perilaku belajar yang efektif dan pada giliranya akan menghasilkan keluaran (hasil belajar) yang bermutu.

Secara umum peran serta guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan sekurang-kurangnya dapat dilihat dari empat dimensi yaitu guru sebagai pribadi, guru sebagai unsur keluarga, guru sebagai unsur pendidikan, guru sebagai unsur masyarakat.(Muhammad Surya, 2006: 24).

Guru sebagai pribadi, kinerja peran guru dalam kaitan dengan mutu pendidikan tentunya harus dimulai dari dirinya sendiri. Sebagai pribadi, guru mempunyai perwujudan diri dengan dengan seluruh karakteristik yang

(21)

dimiliki oleh guru sebagai pendidik. Karena kepribadian merupakan landasan utama bagi guru. Hal ini mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagai guru. Dan guru PAI dalam praktiknya harus bisa menjadi suri tauladan yang baik. Apalagi dalam kehidupan kesehariannya guru PAI harus berfungsi sebagai pribadi yang bisa memberikan keteladanan khususnya interaksi dalam sekolah. Karena, perkataan atau ucapan akan tidak ada artinya jika tidak diaplikasikan dalam bentuk tingkah laku, karena yang ditangkap anak didik adalah seluruh kepribadianya. (Khoiron Rosyadi, 2004: 187).

Peran guru dikeluarga, dalam kaitan dengan keluarga, guru merupakan unsur keluarga sebagai pengelola (suami atau istri), sebagai anak, dan sebagai pendidik dalam keluarga. Hal ini mengandung makna bahwa guru sebagai unsur keluarga berperan untuk membangun keluarga yang kokoh sehingga menjadi fondasi bagi kinerjanya dalam melaksanakan fungsi guru sebagai unsur pendidikan, khususnya dalam keluarga.

Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Imam Al-Mundziri, Mukhtasar Shahih Muslim yang diterjemahkan oleh Ahmad Zaidun (2003: 73), Rasulullah saw bersabda:

َ ثَّدَح َّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع ِجَرْعَْلْا ْنَع ِداَنِّزلا ِبَِأ ْنَع ٍكِلاَم ْنَع ُِّبَِنْعَقْلا اَن ى

ُدَلوُي ٍدوُلْوَم ُّلُك َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُوَّللا ُجَتاَنَ ت اَمَك ِوِناَرِّصَنُ يَو ِوِناَدِّوَهُ ي ُهاَوَ بَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع

ْنِم ُلِبِْلْا

(22)

لا َلاَق ٌيرِغَص َوُىَو ُتوَُيَ ْنَم َتْيَأَرَ فَأ ِوَّللا َلوُسَر اَي اوُلاَق َءاَعْدَج ْنِم ُّسُِتُ ْلَى َءاَعَْجَ ٍةَميَِبَ

ُوَّل

َيِلِماَع اوُناَك اَِبِ ُمَلْعَأ )دواد وبأ هاور(

Artinya :

Menceritakan kepada kami Al-Qa‟ nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–

A‟raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda: “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitrah maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasroni sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud).

Peran guru disekolah, dalam keseluruhan kegiatan pendidikan ditingkat operasional. Peran guru dalam sekolah menjadi acuan penentu keberhasilan pendidikan. PAI yang merupakan kurikulum keberagamaan di sekolah sudah menjadi kewajiban baginya untuk membentuk kompetensi siswa, dalam hal ini peranan guru PAI dilingkungan sekolah harus mempunyai acuan peran guru sebagai mana mestinya. Yaitu, guru sebagai sumber belajar, sebagai fasilitator, pengelola, pembimbing, dan motifator.

a. Sebagai sumber belajar, guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran, dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.

(23)

b. Guru sebagai fasilitator, guru dalam hal ini berperan dalam memberikan pelayanan uantuk memudahakan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

c. Guru sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.

Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.

d. Guru sebagai Demonstator, bahwa guru dalam hal ini mempunyai peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.

e. Guru sebagai Pembimbing, guru dituntut untuk menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat, dan bakatnya.

f. Guru sebagai Motivator, dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Jadi, guru diharuskan untuk memberikan dorongan yang bersifat positif.

g. Guru sebagai Evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. (Wina Sanjaya: 2007: 21-32).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pekerjaan seorang guru merupakan sebuah amanah yang harus dikerjakan, sebagaimana

(24)

dijelaskan dalam Alquran Surat Al-Ahzab (33) ayat 72, Allah swt berfirman:







































Terjemahnya:

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh. (Kemenag RI, 2011: 427).

Dalam surat yang lain Q.S.Al-Mu‟minun (23): 8, Allah swt berfirman:













Terjemahnya:

dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (Kemenag RI,2011: 342).

Peran guru di masyarakat, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara keseluruhan, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota, agen, dan pendidik masyarakat. Sebagai anggota masyarakat guru berperan sebagai teladan bagi masyarakat disekitarnya baik

(25)

kehidupan pribadinya maupun kehidupan keluarganya. (Muhammad Surya, 2006: 46-47).

Selain mempunyai beberapa peran tersebut guru PAI juga mempunyai tugas yang harus dilakukan untuk pengembangan mutu pendidikan peserta didik. Dalam segala aspek guru digolongkan mempunyai tiga komponen penting. Yakni, tugas dalam profesi, tugas dalam kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Tugas guru dalam profesi, meliputi mendidik, megajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan, melatih berarti mengembangkan ketrampilan- ketrampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.

Moh. Uzer Usman (2006: 6-7) menjelaskan:

Tugas dalam masyarakat, masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyrakat dapat menimba ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila.

(26)

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

PAI merupakan nama yang diberikan pada salah satu subjek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu aspek tujuan sekolah yang bersangkutan. Karena itu, subjek ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan anak kelak, yakni manusia yang memiliki kualifikasi tertentu, tetapi tidak terlepas dari nilai-nilai agama. Dengan demikian, Muntholi‟ah (2002: 12-14) mengemukakan bahwa:

Tujuan utama dari PAI adalah untuk memberikan “corak Islam” pada sosok lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memberikan materi atau pengalaman yang berisi ajaran agama Islam, yang umumnya sudah tersusun secara sistematis dalam ilmuilmu keIslaman.

B. Kenakalan Siswa

1. Pengertian Kenakalan

Kenakalan berasal dari kata “nakal” yang berarti kurang baik (tidak menurut, mengganggu dan sebagainya) terutama pada anak-anak.

(Depdiknas, 2002: 971).

Menurut Bimo Walgito dalam Sudarsono (2004: 11) memberikan pengertian tentang kenakalan anak sebagai berikut :

Tiap perbuatan, jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi merupakan perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja. Yaitu kenakalan anak adalah suatu contoh perilaku yang ditunjukan oleh remaja di bawah usia 18 tahun dan perbuatan tersebut

(27)

melanggar aturan, yang dianggap berlebihan dan berlawanan dengan norma masyarakat.

Maka dapat disimpulkan bahwa kenakalan merupakan perilaku yang berupa penyimpangan atau pelanggaran pada norma yang berlaku.

Ditinjau dari segi hukum kenakalan merupakan pelanggaran terhadap hukum yang belum bisa dikenali hukum pidana sehubungan dengan usianya.

(Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002: 139).

Dari beberapa pengertian diatas dapat sedikit penulis simpulkan bahwa kenakalan adalah pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik dan mengarah pada penyimpangan perilaku sewajarnya baik dalam kelas ataupun luar kelas, dan pelanggaran tersebut adalah pelanggaran pada peraturan yang sudah ada.

2. Bentuk-bentuk Kenakalan

Masalah kenakalan merupakan masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, masalah ini semakin dirasakan dan meresahkan masyarakat terutama di lingkungan sekolah. Jensen dalam Sarlito Wirawan Sarwono (1991: 200-2001) membagi kenakalan siswa ini menjadi 4 jenis, yaitu:

a) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti perkelahian, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-lain.

b) Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain-lain..

c) Kenakaln sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain, seperti pelacuran, penyalahgunaan obat dan juga hubungan seks sebelum nikah.

(28)

d) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orangtua.

Adapun bentuk-bentuk kenakalan yang dikaitkan dengan akhlak Madzmumah adalah sebagai berikut:

a) Dengki (Hasad)

ِبَِأ ْنَع َلاَو اوُدَساََتُ َلا : ملسو ويلع للها ىلص ِللها ُلْوُسَر َلاَق : َلاَق ُوْنَع ُللها َيِضَر َةَرْ يَرُى

ناَوْخِإ ِللها َداَبِع اوُنْوُكَو ٍضْعَ ب ِعْيَ ب ىَلَع ْمُكُضْعَ ب ْعِبَي َلاَو اوُرَ باَدَت َلاَو اوُضَغاَبَ ت َلاَو اوُشَجاَنَ ت . ًا

ُمْلا وُخَأ ُمِلْسُمْلا اَنُهَى ىَوْقَّ تلا . ُهُرِقَْيَ َلاَو ُوُبِذْكَي َلاَو ُوُلُذَْيَ َلاَو ُوُمِلْظَي َلا ِمِلْس

َلَِإ ُرْ يِشُيَو –

ٍتاَّرَم َثَلاَث ِهِرْدَص ىَلَع ِمِلْسُمْلا ُّلُك ،َمِلْسُمْلا ُهاَخَأ َرِقَْيَ ْنَأ ِّرَّشلا َنِم ٍئِرْما ِبَسَِبِ –

ُوُمَد ٌماَرَح ِمِلْسُمْلا ُوُضْرِعَو ُوُلاَمَو

]ملسم هاور[

Artinya:

Dari Abu Hurairah radhiallahu „anhu, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa Sallam bersabda : “Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (Muslim no.

2564).

b) Berbuat Kerusakan atau Bahaya

َأ ْنَع َلاَق َمَّلسو ويلع للها ىَّلَص ِللها َلْوُسَر َّنَأ ُوْنَع ُللها َيِضَر يِرْدُْلْا ِناَنِس ِنْب ُدْعس ٍدْيِعَس ِبِ

َراَرِض َلاَو َرَرَض َلا : وَجاَم ُنْبا ُهاَوَر ٌنَسَح ٌثْيِدَح ).

(

(29)

Artinya:

Dari Abu Sa‟id, Sa‟ad bin Malik bin Sinan Al Khudri radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu „alaihi wa Sallam telah bersabda :

“Janganlah engkau membahayakan dan saling merugikan”.

(HR. Ibnu Majah, no. 2341).

c) Mudah Marah

ىَّلَص ِِّبَِّنلِل َلاَق ًلاُجَر َّنَأ ُوْنَع ُللها َيِضَر َةَرْ يَرُى ِبَِأ ْنَع َلا : َلاَق ، ِنِِصْوَأ :َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها

ْبَضْغَ ت َلا :َلاَق ،ًاراَرِم َدَّدَرَ ف ْبَضْغَ ت ) .

يراخبلا هاور (

Artinya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam : “Janganlah engkau mudah marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali.

Sabda beliau : “Janganlah engkau mudah marah”.[Bukhari no. 6116]

d) Berbuat Dzalim

َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُللها ىَّلَص ِِّبَِّنلا ِنَع ،ُوْنَع ُللها َيِضَر يِراَفِغْلا ٍّرَذ ِبَِأ ْنَع َّزَع ِوِّبَر ْنَع ِوْيِوْرَ ي اَمْيِف

َلاَف ،ًامَّرَُمُ ْمُكَنْ يَ ب ُوُتْلَعَجَو يِسْفَ ن َىلَع َمْلُّظلا ُتْمَّرَح ِّنِِّإ يِداَبِع اَي : َلاَق ُوَّنَأ َّلَجَو . اوُمَلاَظَت

ْمُكُّلُك يِداَبِع اَي ْنَم َّلاِإ ٌعِئاَج ْمُكُّلُك يِداَبِع اَي . ْمُكِدْىَأ ِنِّْوُدْهَ تْساَف ،ُوُتْ يَدَى ْنَم َّلاِإ ٌّلاَض

ِنِّْوُسْكَتْساَف ُوُتْوَسَك ْنَم َّلاِإ ٍراَع ْمُكُّلُك يِداَبِع اَي . ْمُكْمِعْطَأ ِنِّْوُمِعْطَتْساَف ُوُتْمَعْطَأ . ْمُكُسْكَأ

ِفْغَأ ِنِّْوُرِفْغَ تْساَف ،ًاعْيَِجَ َبْوُ نُّذلا ُرِفْغَأ َانَأَو ِراَهَّ نلاَو ِلْيَّللاِب َنْوُ ئِطُْتُ ْمُكَّنِإ يِداَبِع اَي اَي ،ْمُكَل ْر

ِنِّْوُعَفْ نَ تَ ف يِعْفَ ن اوُغُلْ بَ ت ْنَلَو ، ِنِّْوُّرُضَتَ ف يِّرُض اوُغُلْ بَ ت ْنَل ْمُكَّنِإ يِداَبِع ْمُكَلَّوَأ َّنَأ ْوَل يِداَبِع اَي .

ًائْيَش يِكْلُم ِفِ َكِلَذ َداَز اَم ْمُكْنِم ٍدِحاَو ٍلُجَر ِبْلَ ق ىَقْ تَأ ىَلَع اوُناَك ْمُكَّنِجَو ْمُكَسْنِإَو ْمُكَرِخآَو َأ ىَلَع اوُناَك ْمُكَّنِجَو ْمُكَسْنِإَو ْمُكَرِخآَو ْمُكَلَّوَأ َّنَأ ْوَل يِداَبِع اَي . ْمُكْنِم ٍدِحاَو ٍلُجَر ِبْلَ ق ِرَجْف

ِفِ اوُماَق ْمُكَّنِجَو ْمُكَسْنِإَو ْمُكَرِخآَو ْمُكَلَّوَأ َّنَأ ْوَل يِداَبِع اَي . ًائْيَش يِكْلُم ْنِم َكِلَذ َصَقَ ن اَم ُوَتَلَأْسَم ٍدِحاَو َّلُك ُتْيَطْعَأَف ِنِّْوُلَأَسَف ٍدِحاَو ٍدْيِعَص َكِلَذ َصَقَ ن اَم

ُصُقْ نَ ي اَمَك َّلاِإ يِدْنِع اَِّمِ

(30)

. َرْحَبْلا َلِخْدُأ اَذِإ ُطْيِخَمْلا اَىاَّيِإ ْمُكْيِفْوُأ َُّثُ ْمُكَل اَهْ يِصْحُأ ْمُكُلاَمَعَأ َيِى اََّنَِّإ يِداَبِع اَي

ْنَمَف َّنَمْوُلَ ي َلاَف َكِلَذ َرْ يَغ َدَجَو ْنَمَو َللها ِدَمْحَيْلَ ف ًاْيرَخ َدَجَو

. ُوَسْفَ ن َّلاِإ )

ملسم هاور (

Artinya:

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam, beliau meriwayatkan dari Allah „azza wa Jalla, sesungguhnya Allah telah berfirman: “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan (berlaku) zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram, maka janganlah kamu saling menzhalimi. Wahai hamba-Ku, kamu semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kamu minta petunjuk kepada- Ku, pasti Aku memberinya. Kamu semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kamu minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kamu semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu melakukan perbuatan dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku , pasti Aku mengampuni kamu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak akan dapat membinasakan Aku dan kamu tak akan dapat memberikan manfaat kepada Aku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir diantaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang yang paling bertaqwa di antaramu, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun, jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kamu, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antaramu, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya itu semua adalah amal perbuatanmu. Aku catat semuanya untukmu, kemudian Kami membalasnya. Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali- kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri”. (Muslim no. 2577).

(31)

e) Membuat Keresahan

ِقُلُْلْا ُنْسُح ُِّبِْلا : َلاَق ملسو ويلع للها ىَّلَص ِِّبَِّنلا ِنَع ،ُوْنَع ُللها َيِضَر َناَعَْسَ ِنب ِساَّوَّ نلا ْنَع . ُساَّنلا ِوْيَلَع َعِلَّطَي ْنَأ َتْىِرَكَو َكِسْفَ ن ِفِ َكاَح اَم ُْثُِلْْاَو مِلْسُم ُهاَوَر )

( .

Artinya:

Dari An Nawas bin Sam‟an radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu „alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Kebajikan itu keluhuran akhlaq sedangkan dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya”. (HR. Muslim).

3. Sebab-sebab Kenakalan Siswa

Remaja yang mengalami problem disekolah pada umumnya mengemukakan keluhan bahwa mereka tidak ada minat terhadap pelajaran dan bersikap acuh tak acuh, prestasi belajar menurun kemudian timbul sikap- sikap dan perilaku yang tidak diinginkan seperti membolos, melanggar tata tertib, menentang guru, berkelahi, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai dimensi penyenebab yaitu faktor-faktor diantaranya adalah:

a. Kurang adanya kematangan fisik, mental dan emosi sesuai dengan teman sebaya dan harapan sosial.

b. Adanya hambatan fisik atau kelainan organisme, baik pendengaran, penglihatan, cacat tubuh dan sebagainya.

c. Kemauan yang kurang atau justru terlalu tinggi.

d. Adanya hambatan atau gangguan emosi akibat tekanan dari orang dewasa khususnya guru sebagai pendidik di sekolah. (Endang Poerwanti dan Nur Widodo, 2002: 17).

(32)

Sedangkan menurut Zakiah darajat dalam Mukhtar (2001: 17) penyebab terjadinya kemorosotan moral (akhlak) yang nantinya akan berakibat pada kenakalan siswa. Adalah sebagai berikut;

1) Kurang tertanamnya jiwa agama pada setiap orang dalam masyarakat.

2) Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi maupun sosial politik.

3) Pendidikan moral yang tidak terlaksana menurut semestinya, baik di sekolah, keluarga, maupun dalam masyarakat luas.

4) Suasana rumah tangga siswa yang kurang baik adan harmonis.

5) Diperkenankanya secara popular obat-obatan dan alat anti hamil secara lebih luas dan terbuka.

6) Banyaknya tulisan-tulisan, gambar-gambar, siaran-siaran, kesenian- kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar, dan tuntutan moral yang seimbang dengan pembentukan karakter siswa.

7) Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu terluang dengan cara yang lebih baik dan membawa kepada pembinaan moral.

8) Tidak ada atau kurangnya markas-markas bimbingan dan penyuluhan bagi siswa dalam mendukung terwujudnya peningkatan moral siswa.

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey (lapangan) dengan pendekatan kuantitatif yang berusaha menggambarkan Peranan Guru PAI Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa.

Sugiyono (2012: 15) mendefinisikan bahwa :

Metode Penelitian Kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data, menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1 Manuju Kec.

Manuju Kab. Gowa. Adapun objek pebelitian ini adalah guru PAI dan siswa SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa.

C. Variabel Penelitian

Kerlinger dalam Sugiyono (2012: 61) mendefinisikan bahwa

“Variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari, atau dapat pula dikatakan variabel adalah suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values)”.

23

(34)

Dengan melihat judul di atas Peranan Guru PAI Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa Terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (x) adalah Peranan Guru PAI sedangkan variabel terikat (y) adalah Mengatasi Kenakalan Siswa.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalah pahaman dan untuk menyamakan presepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan defenisi variabel penelitian agar tidak terjadi penafsiran yang keliru.

1. Peranana guru PAI adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang dengan sadar membimbing anak didik ke arah pencapaian kedewasaan, serta terbentuknya kepribadian anak didik yang islami sehingga terjalin keseimbangan, kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Mengatasi kenakalan siswa adalah suatu cara untuk mencegah, menunda dan menghindari penyimpangan tingkah laku yang dilakukan oleh siswa yang dapat mengganggu dan membahayakan orang lain dan juga dirinya sendiri.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Herman Resito (1992:49), “Populasi adalah Keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan

(35)

peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian”.

Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Manuju dengan jumlah 148 orang dan guru PAI dengan jumlah 2 orang.

Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini:

Tabel 1 Keadaan Populasi

No Guru dan siswa Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Guru 2 - 2

2 Siswa 138 125 263

Jumlah 140 1255 265

Sumber data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Tahun 2014.

2. Sampel

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:84) Sampel adalah

“sebagian dari populasi yang dimiliki sift karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak dari jumlah populasi. Oleh karena itu, yang diambil dari penelitian (10%) dari jumlah populasi yang ada sehingga sampelnya menjadi 10% X 265 = 299 orang.

(36)

Tabel 2 Keadaan Sampel

No Guru dan Siswa Jenis Kelamin

Jumlah Sampel

L P

1 Guru 2 - 2

2 Siswa 14 13 20

Jumlah 16 13 29

Sumber data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Tahun 2014.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang penulis akan pergunakan dalam penelitian untuk mengetahui Peranan Guru PAI Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa. tersebut terdiri atas pedoman yaitu: observasi, wawancara, angket/quisioner dan Dokumentasi.

Keempat bentuk instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis sebab kemungkinan hasilnya lebih valid.

Untuk memberikan gambaran ketiga bentuk instrumen di atas, maka penulis akan menguraikan secara sederhana sebagai berikut:

1. Catatan Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian. Atau cara pengumpulan data dengan mengamati langsung ke lapangan.

(37)

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2012: 203) mengemukakan bahwa

“Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.dua diantar yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

2. Pedoman Wawancara

Penelitian yang tujuannya untuk memperoleh data atau keterangan secara langsung dari instrumen. Wawancara sering pula disebut interview, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

Suharsimi Arikunto dalam sugiyono (2012: 194) berpendapat, ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview atau wawancara dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu:

1. Wawancara terstruktur, yaitu teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informan apa yang akan diperoleh.

2. Wawancara semiterstruktur, yaitu teknik pengumpulam data dengan bebas peneliti mewawancarai informan.

3. Wawancara tak berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data tanpa menggunakan pedoman hanya garis-garis besarnya saja.

3. Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Amirul Hadi dan Haryono (1998: 137) menyebutkan macam-macam quesioner/angket yaitu:

(38)

a. Quesioner berstruktur b. Quesioner tak berstruktur

c. Quesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur d. Quesioner semiterbuka

4. Catatan Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang ada pada desa Lapasi- pasi yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan metode pengumpulan data. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau gejala-gejala pada objek penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.

3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

(39)

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di lokasi penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji kebenarannya melalui analisis kualitatif menggunakan teknik induktif Model Miles dan Huberman. Untuk mengetahui persentase hasil analisis data, Hermawan Wasito (1997: 58) memaparkan rumus sebagai berikut:

F

P = --- X 100%

N

Keterangan: F : Frekuensi

N : Jumlah frekuensi/banyaknya responden P : Angka persentase

Hasil dari perhitungan tersebut, kemudian peneliti tabulasikan dalam bentuk table frekuensi dan diberikan interpretasi terhadap hasil tabulasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

SMP Negeri 1 Manuju berdiri Pada tahun 1995 dengan luasbangunan 2. 113 M2, Luas pekarangan 1600 M2, luas lapangan 626 M2 dan

luas kebun 109 M2 semuanya berstatus sebagai milik Negara. Adapun Misi dan Misi SMP Negeri 1Manuju sebagai berikut:

a. Visi : mewuiudkan sekolah yang unggul dalam prestasi, baikakademik maupun non akademik, kreatifitas yang tinggi, sertaberdasarkan lman dan Takwa.

b. Misi :

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif 2) Melaksanakan pembinaan dasiplin

3) Mendorong dan membantu siswa mengenal potensi dirinya 4) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkankeluarga

sekolah dan komite sekolah 5) Menjalin keriasama antar sekolah

Sejak berdirinya sampai sekarang SMP Negeri 1 Manuju telah mengalami 4 kali pergantian pemimpin/kepala sekolah.Adapun

31

(41)

kepalasekolah yang pernah menjabat di SMP Negeri 1 Manuju dapat di lihat padatabel di bawah ini.

Tabel 3

Daftar kepala sekolah SMP Negeri 1 Manuju sejak 1995 hingga sekarang

No Nama Kepala Sekolah Periode

1 Muh. Idris 1995-1996

2 Drs. Muhlis Rahman 2002-2003

3 Drs. Jamaluddin 2006-2007

4 Drs. H. Mahalang B. M. Pd. 2012-sekarang Sumber Data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Kab, Gowa Tahun 2014.

2. Keadaan Guru SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

Salah satu unsur dalam pendidikan adalah guru, karena gurumerupakan satu komponen yang sangat penting dalam pelaksanaanpendidikan dan pengajaran. Guru tidak hanya bertugas untuk mentransferkan

ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi juga diberikan beban tanggungjawab moral untuk memberikan teladan yang baik kepada siswa. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Keadaan guru SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

No Nama/NIP Gol. TTL Pend.

Terakhir

Jabatan Status 1 Drs. H. Mahalang. B.

M.Pd1

IV.a Bontomai, 04-01-1966

S2 1990

KEPSEK PNS

(42)

9640914198903101 2 H. Bakri S, Pd

1950815198003121

IV.a Sumigo, 02-03-1968

S1 1991

Wakasek PNS 3 Dra. Asmi Farida

196004051987032

IV. a Sumigo,17- 07-1968

S2 1992

Guru Bhs.

Inggris

PNS 4 Hj. Suhrah S.Pd

1061123019840304

IV. a Bonto,18- 12-1977

S1 2000

guruBhs.

Inggris

PNS 5 Hj. Nyi Rosmiati, S.Pd

1954011019843110

III.b Ponding,19 -09-1977

S1 1999

Guru Matematika

PNS 6 Ruhama A, Ma

19540110119843110

III.a Tokka,19- 12-1975

S1 2001

Guru pendais

PNS 7 Paharuddin B

19540110198003104

III. b Pattiro, 16- 09-1983

D3 2002

Guru PKN PNS 8 Nuliah, S. Pd

19700615199512200

III. b Lemoa, 12- 12-1982

S1 2001

Guru Matematika

PNS 9 Hasnah, S. Pd

1967062519900322

III.b Tokka, 12- 09-1976

S1 1999

IPS Sejarah

PNS 10 Tambiati, S.Pd

19630715198602203

III. b Bontomana i, 14-1/1985

S1 2008

Guru Bhs.

Indo

PNS 11 Hj. Syamsiah, S.Pd

1963020318850320

III. b Sumigo, 17-09-1987

S1 2010

Guru seni budaya

PNS 12 Hj. Resmiawati,S. Pd

19683019900320007

III. a Sumigo, 17-12-1968

S1 1991

Guru Bhs.

Inggris

PNS 13 Untung Idariyani,S.Pd

1963092119840202

III. a Sumigo,17- 12-1968

S1 2005

Guru olahraga

PNS 14 Abd. Kahar Rasyak

19540619198003100

III. a Tokka, 15- 02-1967

S1 1990

Guru Bhs.Indo

PNS 15 Hj. Nurhayati

1961123119840304

IV. a Tokka, 15- 02-1967

S1

`1990

Guru olahraga

PNS 16 Rahmi, S.Pd

1969061119940329

III. b Bomar, 19- 04-1986

S1 2009

Guru BK PNS 17 Hapsah, S.Pd

19671008199830204

III.a Tokka,19- 12-1978

S1 2003

Guru TIK PNS 18 Ramliah, S.Pd

19800131200604203

III. b Lemoa,17- 09-1976

S1 2001

Guru Mulok

PNS 19 m. Irfan M, S.Pd

19770424200604130

III. a Parangloe, 13-01-1976

S1 2001

Guru BTQ PNS 20 Hadiyah, S. Pd

197311092003370120

III.b Parangloe, 17-02-1984

S1 2007

Guru IPA PNS 21 Kurniwati, S. Kom III.a Lemoa,16-

12-1986

S1 2009

Guru Komputer

PNS 22 Hj. Odi Tuhfah Z,S.Pd III. a Lemoa, 17- S1 Staff U Honor

(43)

12-1989 2012 23 Darmawati HR, SS III. b S1

2010

Staff TU Honor 24 Abd. Salam, S.Pd III. b Sumigo,

05-12-1989

S1 2012

Staff TU Honor 25 Fatmawati, S. Pd III. b Sumigo,

12-12-1988

S1 2010

Staff TU Honor 26 Muh. Rustam, S. Pd III.b Lemoa, 16-

12-1989

S1 2012

Staff TU Honor Sumber Data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa Tahun 2014.

3. Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa.

Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen pendidikan disekolah, siswa merupakan objek yang akkan dibekali dan ditransformasikanilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa, sehingga dapat bertingkah laku dengan baik danberakhlak mulia serta melaksanakan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan

sehari-hari.

Untuk mengetahui keadaan siswa SMP Negeri 1 Manuju Kab.Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Keadaan siswa SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

No Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 I 34 34 68

2 II 56 52 108

(44)

3 III 48 39 87

Jumlah 138 125 263

Sumber Data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa Tahun 2014.

4. Kedaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

dalammencapai tujuan pendidikan yang telah

dirumuskan.sedangkanprasaranaadalah segala seuatu berupa fasilitas yang tidak bergerak, seperti bangunanfisik sekolah yang turut menunjang terciptanya suasana yang baik dalampelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

Dengan tersedianya fasilitas yang lengkap, maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, dapat menambah semangat belajar siswa serta akan membantu para guru dan pegawai dalam mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Manuiu Kab. Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Kondisisarana dan prasarana SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

No. Jenis fasilitas Jumlah

Kondisi fasilitas Baik Rusak

ringan

Rusak berat

1 Ruang kelas 11 11 - -

2 Ruang perpustakaan 1 1 - -

3 Ruang kep. Sekolah 1 1 - -

4 Ruang guru 1 1 - -

(45)

5 Ruang UKS 1 1 - -

6 Ruang laboratorium 1 1 - -

7 Ruang computer 1 1 - -

8 Masjid 1 1 - -

9 Kantin sekolah 1 1 - -

10 Lapangan Olahraga 3 3 - -

11 Meja peserta didik 523 496 9 19

12 Kursi peserta didik 502 491 2 9

13 Meja guru 57 52 - 5

14 Kursi guru 56 52 2 3

15 Lemari 21 17 3 1

16 Brankas 1 1 - -

17 Mesin TIK 1 1 - -

18 Mesin stensil 5 2 - 3

19 Computer 8 6 2 -

20 Media audio 5 4 1 -

21 Media visual 1 1 - -

22 Media Audio-visual 3 2 1 -

23 Telepon 1 1 - -

24 Fax Mile 1 1 - -

Sumber Data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa Tahun 2014.

Setelah melihat data di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa belum sepenuhnya memadai, karena itu perlu diadakan penambahan sarana dan prasarana yang belum ada seperti laboratorium komputer.

(46)

5. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah SMP Negeri 1Manuju Kab. Gowa adalah sebagai berikut:

Sumber data: KTU SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa

Narasumber Ketua Komite KepalaSekolah

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Sarana/prasarana Sekolah

Usaha Kreasi Seni danKreatifitas Sekolah

Penggalian Sumber Daya Sumber

Pengelolaan Sumber Daya Sekolah

Anggota Bidang

Wakil

Bendahara Wakil

Sekertaris

Pengembanga KualitasPelayanan Sekolah

Sistem Informasi PelayananSekolah

(47)

B. Wujud Peranan Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Manuju Kec.Manuju Kab. Gowa

SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa merupakan salah satu pendidikan yangdipercayadari pihak masyarakat khususnya orang tua, yangmembutuhkan bantuan demipendidikan anaknya. Salah atu tujuannya tidak lain supaya anaknya menjadianak soleh yang berakhlakul karimah.

Guru PAI sebagai pemegang utamatanggung jawab dalam pembentukan akhlak memiliki tugas yang sangat berat.Oleh karenanya peranan guru sangat penting dan menentukan akhlak siswa.

1. Fungsi Guru PAI di sekolah

Dalam mengatasi kenakalan siswa di SMP Negeri 1 Manuju Kab.

Gowa guru PAI berfungsi sebagai:

a. Guru Sebagai Pembimbing.

Siswa harus benar-benar dapat diarahkan dan dibimbing agar tidakmelencengpada jalan yang semestinya, karena pada usia ini siswa mengalamikegoncangan dan saat-saat rawan yang mudah dimasuki, baik hal yangpositif maupun negatif.Peranan guru PAI SMP Negeri 1 Manuju Kab.

Gowa dalam halpembentukan akhlak mempunyai tanggung jawab yang besar untukmenciptakan siswanya berakhlak mulia yang siap untuk membenai akhlak yang sudah rusak.

Bentuk bimbingan secara langsung guru PAI di SMP

(48)

Negeri 1 Manuju Kab. Gowa yaitu :guru membimbing jalannya doa pada awal dan akhirpelajaran, membimbing kegiatan ekstra keagamaan seperti, Shalat Dhuha, istighotsah dan salat dhuhur berjamaah.

Hasil analisis angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7

Jawaban responden terhadap guru PAI berdoa sebelum memulai pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 13 48%

2 Kadang-kadang 14 52%

3 Tidak pernah - 0%

Jumlah 27 100%

Tabulasi Angket No. 1 Tahun 2014.

Berdasarkan tabulasi angket di atas, dari 27 responden penulis mengetahui bahwa 13 atau 48% responden menyatakan selalu, 14atau 52%

responden menyatakan kadang-kadang dan tidak ada atau 0% responden menyatakan tidak pernah, sehingga penulis menyimpulkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Manuju kadang-kadamg membaca do’a sebelum memulai pembelajaran.

(49)

Tabel 8

Jawaban responden terhadap guru PAI dalam mengajak siswa untuk shalat berjamaah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 15 56%

2 Kadang-kadang 12 44%

3 Tidak pernah - 0%

Jumlah 27 100%

Tabulasi Angket No. 2 Tahun 2014.

Berdasarkan tabulasi angket di atas, dari 27 responden penulis mengetahui bahwa 15 atau 56% responden menyatakan selalu, 12 atau 44%

responden menyatakan kadang-kadang dan tidak ada atau 0% responden menyatakan tidak pernah, sehingga penulis menyimpulkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Manuju selalu mengajak siswa untuk shalatberjamaah.

b. Guru Sebagai Figur

Peranan guru PAI di SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa sebagai figur terletak padakepribadian dan akhlaknya. Jadi guru yang mempunyai kepribadian danakhlak baiklah yang nantinya bisa dicontoh siswa, supaya siswamempunyai kepribadian dan akhlak baik juga. Oleh karena itu, SMP Negeri 1 Manuju Kab. Gowa, sejak awal dalam memilih dan menerima guru sebagai pengajar, harus benar-benar berakhlak mulia yang nantinya akan dianut oleh siswa yang bisa menjadikan siswanya berakhlak yang mulia juga, yaitu anak soleh yang berakhlaqul karimah.

(50)

Guru PAI sebagaifigur telihat dalam hal antara lain :

1) Dalam kedisiplinan, guru PAI selalu tepat waktu dalam mengajarataupun melaksanakan kegiatan ekstra di sekolah

2) Dalam berpakaian, guru menunjukan cara berpakaian yang islami 3) Guru mengucapkan salam dan menyapa setiap kali bertemu

denganguru yang lain

4) Berbicara sopan dengan muridnya, baik di dalam maupun di luar kelas

Hasil analisis angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9

Jawaban responden terhadap guru PAI dalam mengajar tepat waktu No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1 Selalu 21 78%

2 Kadang-kadang 6 22%

3 Tidak pernah - 0%

Jumlah 27 100%

Tabulasi Angket No. 3 Tahun 2014.

Berdasarkan tabulasi angket di atas, dari 27 responden penulis mengetahui bahwa 21 atau 78% responden menyatakan selalu, 6 atau 22%

responden menyatakan kadang-kadang dan tidak ada atau 0% responden menyatakan tidak pernah, sehingga penulis menyimpulkan bahwa guru PAI di SMP Negeri 1 Manuju selalu mengajar tepat waktu.

Referensi

Dokumen terkait

Orientasi dari penelitian ini ialah terkait dengan budaya atau tradisi di Desa Manuju Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa yang terkhusus pada tradisi Ammua’. Tujuan

Nilai lamda dilihat dari estimasi yang telah distandarisasi (standardized estimates) menunjukkan bahwa nilai terbesar adalah terdapat logo halal dalam kemasan

Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengatur kehidupan masyarakat baik mengatur hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat, hubungan masyarakat dengan alam

Berdasarkan pendahuluan di atas, maka masalah-masalah penelitian yang dikaji adalah sebagai berikut: (1) Aktifitas apakah yang diperlukan dalam melakukan analisis kebutuhan

Sumber data yang didapat dalam penelitian ini, dapat dibedakan menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder.Sumber data sekunder primer adalah sumber data

Kajian masa depan juga boleh melibatkan informan wanita kerana mereka dilihat mempunyai halangan yang lebih mencabar dalam mengekalkan kepatuhan terhadap rawatan

Jenis kuman yang akan diteliti terbatas pada kuman yang terdapat pada lingkungan dan dapat ditularkan melalui kontak tangan dan menyebabkan penyakit, yaitu : bakteri dan

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan sputum BTA sewaktu pasien TB