• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA PRODUKSI AIR PADA PDAM TIRTA JE NEBERANG KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh SATRIANI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS BIAYA PRODUKSI AIR PADA PDAM TIRTA JE NEBERANG KABUPATEN GOWA SKRIPSI. Oleh SATRIANI NIM"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Oleh SATRIANI NIM 105721126817

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:

SATRIANI NIM: 105721126817

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan

studipadaProgramStrataSatu(S1)Manmen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021 M/1443 H

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, kuperembahkan skripsiku ini kepada kedua orang tuaku tercinta bapak syaipar dan ibu Norma yang senantiasa memberikan doa yang tulus untuk anaknya dan memberikan ridhonya serta semangat yang tiada henti-hentinya untuk mengerjakan skripsi ini.

MOTTO

”Bahwa Setiap Mimpi Besar Berawal dari Impian yang Kecil”

(4)

iv

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : Analisis Biaya Produksi Air Pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa

Nama Mahasiswa : Satriani

No. Stambuk/ NIM : 105721126817 Program Studi : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan bahwa penelitian ini telah diperiksa, dan di ujikan di depan Penguji Skripsi Strata (S1) pada tanggal 15 Januari 2021 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 13 Jumadil Akhir1443 H

15 Januari 2022 M Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Buyung Romadhoni, SE., M.Si Mira, SE.,M.Si NIDN. 0028087801 NIDN. 0903038803

Mengetahui,

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an,S.E., M.Si Muh. Nur Rasyid, S.E., M.M

NBM:651507 NBM:1085576

(5)

v

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas Nama: Satriani, NIM: 105721126817, diterima dan disahkan oleh Paniltia Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : 0003/SK-Y/61201/-091004/2021, tanggal13 Jumadil Akhir 1443 H/ 15Januari 2022 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelarSARJANA MANAJEMENpada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 13 Jumadil Akhir1443 H 15Januari 2022 M PANITIA UJIAN

1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (...) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Andi Jam’an,S.E., M.Si (...) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : AgusdiwanaSuarni, S.E., M.ACC (...) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Dr. Jam’an, SE., M.Si (...) 2. Abdul Muttalib, SE., MM (...) 3. Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC (...) 4. Drs. Asdi, MM. (...)

Disahkan Oleh,

Dekan Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

Dr.H. Andi Jam’an,S.E., M.Si NBM : 651507

Dr.H. Andi Jam’an,S.E., M.Si NBM : 651507

(6)

vi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 259 GedungIqra Lt. 7 Telp. (0411) 866972 Makassar

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama Mahasiswa : Satriani

No. Stambuk/Nim : 105721126817 Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi :

Analisis Biaya Produksi Air Pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa

Denganinimenyatakanbahwa :

Skripsi Yang SayaAjukandi depan Tim Pengujiadalah ASLI HasilKaryaSendiri, BukanHasilJiplakandanTidakDibuatOlehSiapapun.

Dengandemikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnyadansayabersediamen erimasanksiapabilapernyataaninitidakbenar.

Makassar, 13 Jumadil Akhir 1443 H 15Januari 2022 M Yang membuatpernyataan,

Satriani

NIM: 105721126817

DiketahuiOleh:

Dekan Ketua Program Studi

Dr. H. Andi Jam’an,S.E., M.Si Muh. Nur Rasyid, S.E., M.M

NBM:651507 NBM:1085576

Materai 10.000

(7)

vii

KATAPENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalarahmatdanhidayahyangtiadahentidiberikankepadahamba-

Nya.Shalawatdan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW besertapara keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Merupakan nikmat yang tiadaternilai manakala penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Biaya Produksi Air Pada PDAM Tirta Je’nberang Kabupaten Gowa”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepadakedua orang tua penulis bapak Bahar dan Ibu Mariati yang senantiasa memberiharapan,semangat,perhatian,kasih sayangdan doa tulus

takpamrih.Dansaudarakutercintayangsenantiasamendukungdanmemberik ansemangathingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan,dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalammenuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadiibadah dan cahaya penerang kehidupan diduniadan diakhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

(8)

viii

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pulapenghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas MuhammadiyahMakassar.

2. BapakIsmailRasulong,SE.,MM.,DekanFakultasEkonomiDanBisnis Universitas MuhammadiyahMakassar

3. Bapak Muh Nur R, SE.,MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Buyung Romadhoni, SE.,MM.SI, selaku Pembimbing 1 yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Mira, SE.,M.Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenang membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten/konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Sraf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

Studi Manajemen angkatan 2021 yang selalu belajar bersama

yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

(9)

ix penulis.

9. Teruntuk semua kerabat, teman kelas Manajemen G.17 dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebut satu persatu yang sudah memberi semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, 7 September 2021 M

SATRIANI

(10)

x

ABSTRAK

SATRIANI, 2021 “Analisis Biaya Produksi Air Pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa”. Skripsi, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dibimbing oleh Dr. Buyung Romadhoni, SE.,M.SI dan Mira, SE.,M.Ak.

Penelitian yang penulis lakukan adalah pada perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perhitungan biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menggunakan pendekatan deskriptif, meliputi pengumpulan data, mengidentifikasi unsur-unsur bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan melakukan penentuan biaya produksi air.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperolah data-data adalah dokumentasi yakni mengumpulkan data yang dikumpulkan dari dokumen perusahaan yang diperoleh dari data perusahaan mulai dari tahun 2017-2020.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa saat menghitung biaya produksi PDAM Tirta Jeneberang kabupaten Gowa tidak sesuai dengan teori.

Pengklasifikasian biaya masih di gabungkan dengan biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Pada proses produksi air pada PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa faktor utama yang menyebabkan peningkatan biaya produksi, yaitu biaya sumber air, biaya pengolahan air, dan biaya transmisi dan distribusi ketiga biaya itu selalu meningkat

.

Kata kunci : Biaya Produksi Air

(11)

xi

ABSTRACT

SATRIANI, 2021 "Analysis of Water Production Costs at PDAM Tirta Je'neberang, Gowa Regency". Thesis, Management Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Dr. Buyung Romadhoni, SE., M.SI and Mira, SE., M.Ak.

The research that the author did was at the Regional Drinking Water Company (PDAM) Tirta Je'neberang, Gowa Regency. This study aims to determine and analyze the calculation of the cost of water production at PDAM Tirta Je'neberang, Gowa Regency. The type of research used in this research is by using a descriptive approach, including data collection, identifying the elements of raw materials, labor costs, factory overhead costs, and determining the cost of water production. The data collection technique used to obtain the data is documentation, namely collecting data collected from company documents obtained from company data starting from 2017-2020.

The results of this study indicate that when calculating the production costs of PDAM Tirta Jeneberang, Gowa Regency, it is not in accordance with the theory. Classification costs are still combined with direct material costs, direct labor costs and factory overhead costs. In the water production process at PDAM Tirta Jeneberang, Gowa Regency, the main factors that cause an increase in production costs, namely the cost of water sources, the cost of water treatment, and the cost of transmission and distribution of the three costs are always increasing.

Keywords: Water Production Cost

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi

KATAPENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

BAB II ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Teori biaya ... 6

2. Biaya produksi ... 16

B. Penelitian terdahulu ... 22

C. Kerangka Berfikir ... 24

(13)

xiii

D. Hipotesis ... 24

BAB III ... 25

METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan waktu penelitian ... 25

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Teknik Analisis ... 26

BAB IV ... 27

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ... 27

1. Sejarah Objek Penelitian ... 27

2. Visi dan Misi Perusahaan ... 31

3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 32

4. Job Description ... 34

B. Hasil Penelitian ... 39

C. Pembahasan ... 53

BAB V ... 56

SIMPULAN DAN SARAN ... 56

A. SIMPULAN... 56

B. SARAN... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Biaya Produksi ... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

Tabel 3.1 Laporan Biaya Produksi ... 39

Tabel 4.1 Klasifikasi Biaya Bahan Baku Langsung ... 44

Tabel 5.1 Klasifikasi Biaya Tenaga Kerja ... 44

Tabel 6.1 Klasifikasi Biaya Overhead Pabrik ... 44

Tabel 7.1 Perhitungan Biaya ... 46

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kearangka Pikir ... 24

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 33

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era sekarang ini, dunia bisnis semakin menghadapi berbagai macam tantangan. Tantangan tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan diperlukan kerja sama yang baik antar pengambil keputusan (Stakeholder) dalam pengelolaan perusahaan.

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan jumlah penduduk yang terus meningkat, memaksa masyarakat untuk memenuhi tuntutan hidup yangterusberkembang. Kebutuhan hidup di zaman sekaranng ini tidak dapat diperoleh langsung dari alam, tetapi harus diolah terlebih dahulu dengan harga yang cepat, efisien dan terjangkau. Situasi ini digunakan dengan baik oleh sebagian orang untuk mendapatkan keuntungan. Namun, dengan perubahan permintaan pasar, perusahaan menjadi lebih sulit untuk melakukan kegiatan produksi.

Kegiatan manufaktur adalah proses mengubah bahan menjadi suatu barang dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Biaya yang terkait dengan aktivitas manufaktur disebut biaya produksi. Sebagai perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya yang dikeluarkan harus dikategorikan dengan jelas agar dapat menentukan harga jual produk secara cermat. Sehingga harga jual produk dapat ditentukan dengan cermat. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan yang dapat bekerja dengan produktivitas dan efisiensi

(17)

yang tinggi sehingga perusahaan dapat memperoleh jumlah, waktu dan biaya yang tepat dan rendah.

Menurut Mulyadi (2012) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Dalam perusahaan penentuan harga jual produk dan jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan manajemen yang penting. Biaya produksi PDAM adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses pengambilan hingga pengolahan bahan baku (air) menjadi produk jadi

Akibat kenaikan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik biaya produksi air selalu meningkat dari tahun ketahun. Masalah ini telah mendorong perubahan biaya produksi air dari perusahaan air minum PDAM Tirta Je’neberang.

Berikut ini perkembangan biaya produksi air PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa dari tahun 2017 s/d tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Perkembangan Biaya ProduksiAir PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa

Biaya Produksi 2017 2018 2019

-Biaya operasi sumber air -Biaya

pemeliharaan sumber air -Biaya

Pengolahan air -Biaya

Transmisi&

distribusi

212.340.298.00 288.750.082.00

10.934.639.486.00 2.617.862.659.00

389.522.801.00 224.471.699.00

11.075.841.064.

00

3.004.303.665.0 0

350.332.260.00 150.159.550.00

12.718.988.308 .00

3.154.117.725.

00 Jumlah biaya

Produksi

14.053.592.525.00 14.694.169.229.

00

16.373.597.843 .00

Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa

(18)

Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa biaya produksi mengalami kenaikan pertahunnya. Perhitungan biaya produksi yang tidak akurat berdampak buruk terhadap perusahaan, karena biaya produksi merupakan dasar penetapan harga jual dan keuntungan, serta merupakan ukuran efisiensi proses produksi dan pengambilan keputusan manajemen bagi suatu perusahaan. Jika perhitungan harga pokok salah, maka akan mengakibatkan penentuan harga jual produk yang salah.

Dalam memaksimalkan keuntungan perusahaan, efisiensi dalam berbagai biaya produksi harus dilakukan. Dalam menentukan biaya produksi perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kenaikan harga bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan kenaikan biaya tidak langsung pabrik, serta membuat perkiraan yang baik. Berbagai penyimpangan biaya produksi air dapat menyebabkan kesalahan klasifikasi. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu menganalisis struktur biaya yang muncul dalam perhitungan biaya produksi air untuk menilai apakah biaya produksi air terus meningkat, sehingga dapat diketahui apa penyebabnya.

Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) TIRTA Je’neberang adalah badan usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang produksi dan distribusi air bersih. Perusahaan daerah atau badan usaha milik daerah adalah perusahaan yang dibangun oIeh pemerintah daerah untuk memberikan peIayanan kepada masyarakat dan menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas dan memilih judul “Analisis biaya produksi Air Pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa”

(19)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat diambil sebuah rumusan masalah “Bagaimana perhitungan biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang”.

C. Tujuan penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam peneIitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perhitungan biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa.

D.

Manfaat penelitian

1. Bagi penulis, dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan perekonomian terkhusus masalah biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang.

2. Bagi akademisi untuk menambah literatur sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya, terkhusus masalah biaya produksi air.

3. Bagi PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa diharapkan dapat dijadikan masukan ide ide atau pemikiran terkait degan biaya produksi perusahaan.

(20)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Teori 1. Teori biaya

a. Pengertian biaya

Dalam melakukan tanggung jawab suatu perencanaan dan pengendalian manajemen memerlukan suatu pemahaman tentang pengertian biaya dan istilah-istilah yang berkaitan dengan biaya. Peningkatan akurasi perhitungan biaya akan menghasilkan informasi yang lebih baik.

Meningkatkan akuntansi biaya telah menjadi perkembangan utama dibidang manajemen biaya. Sebelum membahas proses perhitungan biaya ada baiknya terlebih dahulu menentukan definisi biaya.

Biaya produksi merupakan salah satu klasifikasi biaya dalam akuntansi biaya berdasarkan fungsi manajemen. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Laporan biaya tersebut diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan yang meliputi perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk atas jasa, dan pengambilan keputusan oleh manajemen.

Menurut Harnanto (2017:22) dalam arti luas biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dari sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Sebagai pengorbanan atas sumber-sumber (ekonomi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu, istilah

(21)

biaya kadang-kadang dianggap sinonim dengan (1) harga pokok dan (2) beban dari sesuatu atau tujuan tertentu itu.

Menurut Abdul Halim (2019:4) biaya merupakan pengeluaran yang sudah terjadi (expired) yang digunakan dalam memproses produk yang dihasilkan. Sedangkan menurut Mulyadi (2018:8), biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Dalam arti sempit biaya disebut sebagai beban adalah apabila pengorbanan yang diperlukan itu terjadi dalam rangka merealisasikan pendapatan. Dengan demikian, jika dilihat dari cara bagaimana perusahaan pada umumnya berupaya untuk menghasilkan laba, maka perbedaan antara harga pokok dan beban semata-mata terletak pada faktor waktu. Biaya dalam perspektif konsumen adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk menkonsumsi sejumlah produk baik barang ataupun jasa sedangkan biaya dalam perspektif produsen atau suplier adalah semua beban yang harus di tanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi.

Dalam ekonomi mikro produksi adalah mengubah input menjadi output atau bisa di definisikan sebagai produsen ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan sebuah komeditas yang cocok untuk pertukaran produksi juga merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Dalam kegiatan produksi diperlukan faktor fktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, listrik, bahan baku dan lain lain. Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut dalam bentuk gaji, uang

(22)

sewa, harga listrik,harga bahan baku, dan lain lain. Keseluruhan beban atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan produksi inilah yang biasa disebut dengan biaya produksi. Menurut Abdul Halim (1988:5), biaya produksi yakni biaya –biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan diperiode mana produk itu dijual. Sedangkan menurut Mulyadi (1995:14), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.

Berdasarkan hasil diskusi kelompok,disimpulkan bahwa biaya produksi adalah total nilai dari imput dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut.

1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi 2. Bahan bahan pembantu atau penolong

3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur 4. Penyusutan peralatan produksi

5. Uag modal, sewa

6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi

7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. Pajak.

Menurut Mulyadi (2012:8) biaya adalah adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uangyang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

(23)

Adapun definisi biaya menurut Dhyka Bagus Permana (2018:14) yaitu:

“Biaya (cost) adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.

Berdasarkan pengertian biaya menurut para ahli diatas dapat saya simpulkan bahwa biaya adalah nilai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang untuk mendapatkan barang atau jasa yang sudah pernah terjadi dan bermanfaat untuk masa yang akan datang guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba.

b. Penggolongan biaya

Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk menggolongkan biaya, sebanyak tujuan untuk apa informasi biaya tersebut akan dipergunakan.

Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atau keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih efektif untuk dapat memberikan berita atau informasi yang lebih singkat dan bermanfaat.

Menurut Supriyono, (2011:16) Penggolongan adalah ”proses pengelompokan atas seluruh elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu, yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi biaya yang lebih berarti”.

Menurut Dadan Ramdhani, dkk (2020 : 22) Biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Klasifikasi biaya yang berhubungan dengan produk

Klasifikasi biaya yang berhubungan dengan produk dapat diklasifikasikan menjadi biaya manufaktur dan biaya non manufaktur

(24)

a)

Biaya manufaktur

Biaya manufaktur adalah biaya untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi melalui usaha karyawan untuk menggunakan peralatan produksi. Biaya manufaktur terdiri dari tiga elemen biaya, yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung merupakan semua bahan baku yang membentuk bagian integral dan produk jadi dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Contoh :

a)

Kayu dalam pembuatan mebel

b)

Karet dalam pembuatan

c)

Kulit dalam pembuatan sepatu 2. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Contoh:

a)

Upah koki kue

b)

Tukang linting rokok dalam pabrik rokok

c)

Operator mesin jika menggunakan mesin 3. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi dan tidak dapat dilacak secara langsung ke output tertentu. Contoh biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dll. Sederhananya biaya overhead adalah semua biaya kecuali bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat dibagi menjadi elemen:

(25)

a)

Bahan tidak langsung

Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang dapat digunakan dalam proses penyeIesaian produk tetapi konsumsinya relatif Iebih keciI dan biaya ini tidak dapat ditelusuri langsung kembali ke barang jadi. Contoh:

1. Pola kertas 2. Oli

3. Minyak 4. Pelumas 5. Amplas

b)

Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak Iangsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam memproses produk jadi dan tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contoh:

1. Gaji satpam pabrik 2. Gaji pengawas pabrik 3. Gaji resepsionis pabrik

c)

Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lainnya mengacu pada biaya yang membantu dalam pengolahan produk jadi dan tidak dapat ditelusuri kembali ke produk jadi, kecuali untuk bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Contoh:

1. Gedung pabrik dan pajak bumi 2. Listrik pabrik

3. Air

4. Sewa pabrik

(26)

5. Asuransi pabrik

b)

Biaya Non manufaktur

Biaya non manufaktur adalah biaya yang tidak berhubungan dengan pengolahan produk. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau operasi ini juga digolongkan sebagai biaya periode yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan interval waktu.

Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen:

1. Beban pemasaran

Beban pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk disampaikan kepada konsumen. Contoh :

a) pengiklanan b) komisi penjualan

c) perjalanan dalam rangka penjualan d) biaya gudang produk jadi

e) Biaya alat tulis

f) Gaji bagian penjualan g) Promosi

2. Beban administrasi

Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengarahkan, mengendalikan dan mengoperasikan perusahaan. Biaya administrasi dan umum meliputi biaya eksekutif, organisasi dan berkaitan dengan manajemen umum organisasi. Contoh:

a) Biaya piutang tak tertagih b) Biaya urusan kantor

(27)

c) Biaya alat-alat tulis d) Gaji administrasi kantor e) Sewa kantor

f) Penyusutan kantor.

2) Klasifikasi biaya yang berhubungan dengan biaya produksi a) Biaya utama

Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan produksi.

Biaya utama meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja Iangsung.

b) Biaya konversi (conversion cost)

Biaya konversi yaitu biaya yang dikeIuarkan untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya peralihan termasuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

3) Klasifikasi biaya berdasarkan Aktivitas a) Biaya Langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu proses produksi yang dapat dengan mudah dihubungkan secara ekonomi terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Pada pelayanan kesehatan, biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit melayani pasien secara langsung.

Contoh biaya langsung dirumah sakit adalah biaya yang dikeluarkanuntuk rawat inap dan rawat jalan baik berupa gaji pegawai, obat, gedung, kendaraan, dan sebagainya.

b) Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak ada hubungan secara langsung dengan produk/jasa yang dihasilkan. Pada pelayanan kesehatan, biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan

(28)

untuk honor, satpam, penggunaan listrik, telepon, air, alat tulis kantor, pemeliharaan gedung, alat, kendaraan dan sebagainnya. Biaya total adalah jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.

4) Klasifikasi biaya berdasarkan lama penggunaannya a) Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang kegunaanya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu untuk biaya investasi ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan dan direalisir untuk satu tahun. Biaya investasi biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas produksi.

Contoh yang termasuk dalam biaya tanah, mesin produksi dan peralatan serta perizinan yang di perlukan.

b) Biaya operasional

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat “habis pakai” dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Tujuan biaya operasional adalah untuk mengelola sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktivitas dalam upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Contoh yang temasuk dalam biaya operasional antara lain biaya biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air, listrik dan sebagaianya.

c) Biaya pemeliharaan (Maintenance Cost)

Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva atau produk/jasa agar tetap dalam kondisi baik. Biaya ini meliputi biaya pembersihan, pengecetan dan biaya lainnya. Dengan kata lain, biaya

(29)

pemeliharaan digunakan dalam proses pengoperasian perusahaan yang diakibatkan oleh adanya pergantian peralatan, perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan habis pakai, misal biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan, dan sebagaiannya.

Biaya operasional dan pemeliharaan dengan sifatnya yang habis pakai dikeluarkan secara berulang sehingga biaya operasional dna pemeliharaan sering juga disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Biaya total adalah jumlah dari investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan atau total.

5) Klasifikasi biaya yang berhubungan dengan volume Produksi a) Biaya Tetap

Biaya yang secara keseluruhan tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat maupun menurun. Total biaya tetap tersebut berbeda dari satu periode ke periode yang lain. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan volume produksi dalam jangkauan kisaran tertentu. Biaya tetap dapat dibebankan kedalam departemen berdasarkan keputusan manajerial atau menurut alokasi biaya. Letak tanggung jawab pengendaliannya lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif.

b) Biaya variabel

Biaya dengan jumlah total berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya relatif konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan. Semakin tinggi biaya volume kegiatan, maka semakin tinggi pula total biaya variabel, begitu pula sebaliknya. Biaya variabel besarnya dipengaruhi oleh perubahan aktifitas. Biaya variabel tetap konstan bila ditunjukan per unit.

(30)

c) Biaya semi variabel

Biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel untuk tujuan perencanaan dan pembuatan keputusan, biaya semi variabel untuk tujuan tertentu harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya ini jumlahnya berubah dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas yang diproduksi, namun perubahan tersebut tidak proporsional.

Biaya produksi yang di keluarkan oleh suatu perusahaan di bedakan menadi dua jenis, yakni biaya ekspilit dan biaya tersembunyi (imputed cost).

1) Biaya eksplisit

Biaya eksplisit merupakan pengeluaran perusahaan yang di catat secara akuntansi berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Misal biaya untuk membayar listrik, membeli bahan baku pembuatan produk, membayar asuransi, dan sebagainnya.

2) Biaya tersembunyi (imputed cost)

Biaya imputed cost merupakan perkiraan pengeluaran terhadap faktor produksi yang di miliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong dalam biaya tersembunyi antara lain pembayaran untuk keusahawan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran tersebut dapat di lakukan dengan melihat pendapatan yang paling tinggi yang di peroleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain, modal di pinjamkan atau di saesuaikan dengan kegiatan lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

(31)

2. Biaya produksi

a. Pengertian biaya produksi

Menurut Dunia firdaus dan wasilah abdullah (2012:23), biaya produksi adalah mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan jadi.

Menurut Muh. Nur Eli Brahim (2021:3), biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan kegiatan menghasilkan produk (produksi) yang didalamnya terdapat komponen atau unsur biaya, baik itu biaya langsung maupun tidak langsung, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, dan lain sebagainya.

Menurut Wiwik Lestari dan Dhyka Bagus Permana (2018:22) biaya produksi adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa biaya produksi adalah nilai total yang diinvestasikan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan produk (baik barang atau jasa).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya Produksi

Biaya produksi perlu diklasifikasi menurut jenis atau obyek pengeluarannya. Hal ini penting agar pengumpulan data biaya dan alokasi yang seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti penentuan tingkat penyelesaian produk dalam proses pada produksi secara massal dapat dilakukan dengan mudah.

(32)

Menurut Drs. Harnanto (2017:33) yang dapat mempengaruhi peningkatan dan penurunan biaya produksi yaitu: jumlah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku langsung

Bahan baku langsung adalah identifikasi biaya semua bahan yang benar- benar dapat di produksi sebagai bagian dari produk jadi. Misalnya kayu dari perusahaan manufaktur furniture, papan, pasir dan semen dari perusahaan manufaktur ubin keramik. Namun tidak semua bahan yang digunakan untuk membuat produk tergolong bahan baku, seperti paku dan lem dari perusahaan mebel, tidak tergolong bahan baku karena tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh dari ketelitian harga pokok produknya. Bahan yang bernilai relatif rendah ini disebut bahan pembantu dan diklasifikasikan sebagai bagian dari biaya produksi tidak langsung.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpuIkan bahwa biaya bahan Iangsung adalah biaya bahan yang digunakan secara Iangsung untuk menghasilkan produk jadi yang akan segera dijual. Bahan baku ini mengandung semua bahan yang dapat diidentifikasi secara fisik sebagai bagian dari produk jadi.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Menurut Wiwik Lestari, dhyka Bagus Permana (2018:22) biaya tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusuri ke produk setengah jadi dan produk jadi.

Biaya tenaga kerja langsung mencakup keseluruhan gaji dari seluruh tenaga kerja yang sebenarnya dapat diidentifikasi sebagai tenaga kerja untuk mengolah bahan menjadi produk jadi. Misalnya, upah dan gaji operator mesin adalah contoh biaya tenaga kerja Iangsung. Seperti biaya bahan mentah fakta

(33)

bahwa upah tenaga kerja dan upah yang berkontribusi pada kegiatan produksi produksi mungkin di anggap sebagai biaya tenaga kerja langsung. Oleh sebab itu, upah pekerja dibagi menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung kerja tidak langsung.

Biaya tenaga kerja langsung mencakup semua biaya tenaga kerja selain yang diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Gaji dan upah mandor merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung tidak langsung, yang tidak praktis dalam menentukan biaya, seperti gaji dan upah mandor untuk produk tertentu sedangkan perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk.

3. Biaya overhead pabrik

Menurut Wiwik Lestari, Dhyka Bagus Permana (2018:22) biaya overhead pabrik sering disingkat FOH atau BOP adalah semua biaya produksi yang tidak dapat dengan mudah ditelusuri ke produk setengah jadi dan produk jadi sehingga termasuk biaya tidak langsung.

Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik juga mencakup biaya bahan pembantu, upah, dan gaji tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tidak langsung lainya. Misalnya, beban penyusutan atau biaya sewa mesin produksi dari perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis produk merupakan contoh biaya overhead pabrik.

Biaya produksi langsung termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya langsung lainnya, seperti biaya sewa untuk membuat suatu produk tertentu, juga disebut sebagai prime costs. Sedangkan

(34)

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, keduanya disebut biaya konversi atau conversion costs, karena biaya tersebut diperlukan untuk mengubah bahan baku menjadi produk selesai.

c. Jenis-jenis biaya produksi

Menurut Agustia Permata Sari (2019) secara umum biaya produksi dapat dibagi menjadi lima jenis: beberapa jenis biaya produksi adalah sebagai berikut :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap yaitu memiliki jumlah biaya tetap untuk jangka waktu tertentu alih-alih tergantung pada produksi. Misalnya, sewa gedung, pajak perusahaan, biaya administrasi dll.

2. Biaya variabel (Variabel cost)

Biaya variabel ini adalah biaya yang jumlahnya dapat bervariasi sesuai dengan hasil produksinya. Dengan kata lain, semakin besar output, semakin besar biaya variabelnya, seperti biaya pekerjaan, biaya bahan baku penerbitan sesuai dengan jumlah produksi

3. Biaya total (Total cost)

Biaya total merupakan jumlah dari semua biaya tetap dan variabel digunakan untuk menghasilkan produk jadi dalam jangka waktu tertentu.

4. Biaya Rata-rata (Average cost)

Biaya rata-rata artinya,besarnya biaya produksi per unit produksi.

Biaya rata-rata ini dihitung dengan cara membagi total biaya dengan produk yang telah dihasilkan.

5. Biaya marginal (Marginal cost)

(35)

Biaya marginal yaitu biaya tambahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk jadi. Biaya ini terjadi ketika produksi diperluas untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksi.

d. Klasifikasi biaya produksi

Terdapat dua definisi biaya yakni biaya dalam akuntansi keuangan dan biaya dalam akuntansi manajemen. Biaya dalam akuntansi keuangan merupakan pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa. Biaya dalam akuntansi manejemen merupakan kas atau setara dengan kas yang dikorbankan (dibayarkan) untuk mendapatkan sejumlah input ( faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk.

Biaya merupakan salah satu hal penting yang menjadi bagian dalam proses produksi suatu barang atau jasa. Setiap biaya yang di keluarkan untuk proses produksi akan mempengaruhi penetapan harga pada produk yang di hasilkan.

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dibedakan menjadi dua jenis, yakni biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost)

1. Biaya ekplisit

Biaya eksplisit merupakan perusahaan yang dicatat secara akuntansi berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Misal biaya untuk membayar listrik, membeli bahan baku pembuatan produk, membayar asuransi, dan sebagainya.

2. Biaya tersembunyi

Biaya tersembunyi merupakan pengeluaran terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong

(36)

dalam biaya tersembunyi antara lain pembayaran untuk keusahawan produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan perusahaan yang dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran tersebut dapat di lakukan dengan melihat pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja di perusahaan lain, modal di pinjamkan atau disesuaikan dengan kegiatan lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

e. Manfaat biaya produksi

Pada dasarnya tujuan suatu bisnis atau perusahaan adalah untuk mendapatkan penghasilan dengan pengorbanan yang dilakukan.

Untuk memahami berapa banyak keuntungan yang telah dibuat, perlu memiliki ukuran pendapatan dan pengorbanan yang baik. Berikut ini adalah beberapa tujuan untuk menentukan biaya produksi.

1. Menentukan besarnya jumlah biaya produksi

Bukti transaksi biaya yang digunakan sebagai dasar untuk mencatat biaya yang terjadi. Mengumpulkan bukti, mencatat dan mengidentifikasi fakta untuk menghitung biaya produksi secara akurat.

2. Membantu manajemen mengendalikan biaya yang tepat.

Mengumpulkan biaya transaksi, catatan dan bukti transaksi.

Penetapan biaya produksi yang tepat akan memudahkan para pihak dalam memantau, mengelola dan mengendalikan biaya produksi.

3. Membantu manajemen mengambil keputusan jangka pendek.

(37)

Keputusan terkait biaya produksi termasuk pembelian bahan baku, pembelian mesin atau peralatan produksi, dan menentukan harga jual dan keuntungan yang dicapai oleh perusahaan.

f. Metode penentuan biaya produksi

Menurut Wiwik Lestari dan Dhyka Bagus Permana (2017:27) metode penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam biaya produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi sebagai berikut:

Biaya produksi = biaya bahan baku langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik

B.

Penelitian terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti Judul peneliti Hasil peneliti 1 Fatimah,

Samsiar M (2019)

Efisiensi biaya produksi sebagai pengendalian biaya produksi pada PDAM Kota Pare- pare

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa efisiensi biaya produksi sebagai kontrol atas biaya produksi yang ada di PDAM kota pare-pare selama 5 tahun terakhir dari tahun 2013 sampai tahun 2017 telah berfluktuasi

2 Gede Doni Dharmawan, Edy Sujana, Made Arie Wahyuni (2017)

Efisiensi anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian biaya produksi pada PDAM kabupaten buleleng

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya yang muncul dalam pengendalian biaya produksi berada pada anggaran biaya produksi yang disusun setiap tahunnya. Pada tahun 2014 efisiensi bisa di

(38)

No Nama peneliti Judul peneliti Hasil peneliti

katakan kurang baik karena mengalami kerugian, pada tahun 2015 sudah dikatakan efisiensi.

3 Amaliah A.A Lambajang (2013)

Analisis perhitungan biaya produksi menggunakan metode variabel costing PT. Tropica cocoprima

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perhitungan harga pokok produksi ini menghasilkan selisih yang cukup signifikan yang berpengaruh terhadap penetapan harga jual 4 Sayyida (2014) Pengaruh biaya

produksi terhadap laba perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan biaya bahan baku (X1), upaya tenaga kerja langsung (X2) dan overhead pabrik (X3) berpengaruh terhadap laba perusahaan (Y) dengan pengaruh yang negatif, semakin tinggi biaya produksi maka semakin rendah laba yang diperoleh perusahaan tersebut.

5 Mukhlishotul Jannah (2018)

Analisis pengaruh biaya produksi dan tingkat penjualan terhadap laba kotor

Berdasarkan hasil

penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa laba kotor pada PT.

Indocoment memiliki pengaruh yang signifikan antara biaya produksi dengan biaya penjualan, baik secara simultan maupun persial.

(39)

C.

Kerangka

Berfikir

Kerangka berfikir berguna untuk memudahkan peneliti dalam memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel atau permasalahan yang ada dalam penelitian. Biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, di mana nilai keluaran tersebut diharapkan lebih besar dari pada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

Gambar 1.1 Kearangka Pikir

D.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis bahwa penentuan biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang sudah sesuai dengan perhitungan biaya produksi dengan melibatkan biaya bahan baku tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Biaya

Biaya produksi air

Biaya overhead pabrik Biaya tenaga

kerja Biaya bahan

tenaga langsung

Harga Pokok

Hasil

(40)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif, meliputi pengumpulan data, mengidentifikasi unsur-unsur bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan melakukan penentuan biaya produksi, penentuan harga pokok kemudian menarik sebuah kesimpulan.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa, Jl. Alternatif Swadaya, Kabupaten Gowa. Perusahaan ini bergerak dibidang pelayanan air minum.

Sedangkan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian kurang lebih dua bulan lamanya, yaitu pada bulan November sampai Desember 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi operasional bertujuan untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman variabel dengan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya produksi

Independen yang digunakan yaitu variabel biaya produksi sumber air minum. Biaya produksi air terkait dengan pengumpulan air dari berbagai sumber. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

(41)

Jadi rumus dari biaya produksi adalah:

Biaya produksi = Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data meliputi cara-cara yang digunakan untuk memperoleh data-data adalah dokumentasi yakni mengumpulkan data yang dikumpulkan dari dokumen perusahaan yang diperoleh dari data perusahaan mulai dari tahun 2017-2020 yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan biaya produksi.

E. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan sebagai alat bantu yang sesuai untuk penelitian ini adalah deskriptif. Teknik analisis deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara menggambarkan ataupun mendeskripsikan data yang dikumpulkan sebagaimana adanya mengenai masalah yang akan di teliti.

Analisis data dalam penelitian ini dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dokumen perusahaan berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan biaya produksi pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa.

2. Menganalisis biaya produksi air pada PDAM Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa.

3. Menyimpulkan dan memberikan saran yang diharapkan akan bermanfaat bagi perusahaan.

(42)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian 1. Sejarah Objek Penelitian

Sebagai sarana kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota sungguminasa dan penduduk kabupaten gowa, maka pada tahun 1980 satu unit pengelola air bersih mulai didirikan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya Depertemen Pekerjaan Umum cabang Dinas Kabupaten Gowa dimana pengolahan dan pengawasannya dilaksanakan oleh proyek pengolalaan sarana air bersih (PPSAB) Provinsi Sulawesi selatan.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa,Demimemenuhikebutuhanairbersihbagimasyarakatkotasunggumina sa dan penduduk Kabupaten Gowa pada umumnya, padatahun 1980 didirikanlah satu unit pengolahaan air bersih oleh DirektoratJenderalCiptaKaryaDepartemenPekerjaanUmumCabangDinasK abupaten Gowa, dimana pengolahan dan pengawasannya dilaksanakanoleh Proyek Pengolahan Sarana Air Bersih (PPSAB) Propinsi SulawesiSelatan.

Dengan kapasitas produksi air bersih 10 liter/detik. Pada tahun 1981 unit pengolahan air Kabupaten Gowa telah memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Sungguminasa, sehingga pada tanggal 8 September 1982 sesuai Berita Acara Penyerahan Asset Pemerintah Pusat oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa, bersamaan itu pula Unit Pengelolaan Air Minum (BPAM) Kabupaten Gowa yang pengelolaannya

(43)

dan tanggung jawabnya masih tetap berada pada PPSAB Propinsi Sulawesi Selatan telah mengangkat Pegawai Bagi BPAM dan memperbantukan 3 orang Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Kabupaten Gowa.

Dengan laju perkembangan pembangunan Kabupaten Gowa, maka kebutuhan air bersih masyarakat kota bertambah sehingga dengan kapasitas 10 liter/detik terasa sudah tidak mencukupi lagi. PPSAB Propinsi Sulawesi Selatan kemudian mengajukan proposal pengembangan rencana pertambahan kapasitas produksi air bersih sebesar 20 liter/detik. Hasil dari tindak lanjut pengajuan proposal tersebut pada tahun 1985/1986 rencana penambahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang berlokasi di Lingkungan Cambaya Kelurahan Sungguminasa terealisasi. Tetapi dengan adanya Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang baru tersebut, Instalasi lama tidak lagi mendapat perhatian dengan baik sehingga Unit Pengolahan Air (IPA) tersebut tidak dapat difungsikan lagi.

Pada tahun 1988 oleh pemerintah Daerah tingkat II Gowa menerbitkan peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1988 tanggal 15 maret 1988 tentang pendirian perusahaan daerah air minum kabupaten Dati II Gowa. Karena unit pengelolaan air bersih telah ada di kabupaten gowa yaitu badan pengelolaan air minum milik Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen PU Cabang Dinas Kabupaten Gowa. Oleh karena itu, pemerintah daerah tingkat II Gowa mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk penyerahan pengelolaan badan tersebut kepada pemerintah daerah tingkat II Gowa seingga pada tahun 1991 tepatnya tanggal 23 februari dengan terbitnya SK Menteri P.U dengan nomor :75/KPTS/1991

(44)

Tanggal 9 Februsri 1991 tentang penyerahan pengelolaan prasarana dan sarana air bersih di kabupaten Dati II Gowa, terlaksanalah penandatanganan berita acara penyerahan pengelolahan prasarana dan sarana pengelolaan air minum kabupaten gowa menjadi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa.

Berhubung karena unit Pengelolaan Air Bersih telah ada di Kabupaten Gowa yaitu Badan Pengelolaan Air Minum Milik Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Cabang Dinas Kabupaten Gowa, maka Pemerintah Daerah Gowa mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar pengelolaan BPAM tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Gowa, sehingga pada tanggal 23 Januari 1991 berdasarkan dengan terbitnya SK Menteri PU Nomor 7/KPTS/1991.

Tanggal 9 Februari 1991 tentang penyerahan Pengelolaan Prasarana dan sarana Air Bersih di Kabupaten Gowa, terlaksanalah penanda tangananBerita Acara Penyerahan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Bersih di Kabupaten Gowa menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gowa dalam usaha memenuhi kebutuhan akan air bersih masyarakat kota yang semakin meningkat, telah memperoleh bantuan Pemerintah Pusat melalui APBN Tahun Anggaran 1991/1995 yaitu penambahan kapasitas produksi20 liter/detik yang pembangunannya dapat direalisasikan pada bulan Januari 1995 dan selesai pada Bulan Maret 1995, maka produksi air menjadi 40 liter/detik yang mulai beroperasi pada bulan April 1995.

(45)

Perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) KabupatenGowa untuk melayani kota Sungguminasa dan sekitarnya sudah berjalandengan baik dan normal, sehingga PDAM Kabupaten Gowa mendapatkepercayaan untuk mengelola air bersih di Kecamatan Tinggi Moncong(Kota Malino) diserahkan pengelolaannya dari Pemerintah Kecamatan kePDAM Gowa dengan nama PDAM Kab. Gowa Cabang IKK Malino pada tanggal 2 Juli 1994, dimana sumber air dan pendistribusiannya menggunakan sistem gravitasi alam. Pada awal tahun 2001 telah diserahkan pula 1 (satu) Unit Instalasi Pengolahan Air di Borong Loe oleh Pemimpin Proyek Bendungan Bili-Bili dengan kapasitas air 20 liter/detik, tetapi IPA tersebut belum dapat difungsikan sepenuhnya berhubung banyaknya kendala-kendala teknis yang dihadapi di IPA Borong Loe tersebut. Disamping itu pada tanggal 24 Mei 2002 diserahkan pula PDAM Gowa IKK Cabang Bajeng ke PDAM Gowa yang merupakan BantuanHibah dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah Indonesia, dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.

Pada bulan Mei 2001, Instalasi Pengelolaan Air Pandang- Pandang yang dibangun oleh PPSAB Sulawesi Selatan dan sementara digunakan/dikelola oleh PDAM Makassar telah diserahkan pengelolaannya kepada PDAM Kabupaten Gowa. IPA Pandang-pandang dengan kapasitas produksi 200 liter/detik yang diserahkan pada bulan Mei 2001 tersebut sudah menambah kapasitas produksi air bersih PDAM Gowa menjadi 240 liter/detik. Dengan kapasitas produksi 240 liter/detik, maka PDAM Kabupaten Gowa terus berusaha untuk memasarkan

(46)

berbagai sambungan baru kepada pelanggan agar keseimbangan antara produksi air dan jumlah pelanggan tetap stabil.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kabupaten Gowa yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Gowa Nomor 11 Tahun 1988 Tanggal 15 Maret 1988 yang sebelumnya berbentuk Badan Pengelola Air Minum (BPAM). Data umum perusahaan sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Alamat : Jl. Alternatif Swadaya, Kabupaten Gowa Telepon/Fax : (0411) 880546 / (0411) 8220242

e-mail : pdamgowa@yahoo.co.id

2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi

MenjadiPDAMMandiriprofessionalyangmengutamakankepuasandeng anmemberikanpelayananyangprimakepadamasyarakat.

b. Misi

1) Pengelolaanperusahaanyangmaju,kuatdansehatdarisegimanajeme nmaupunfinansial.

2) PengelolaanperusahaanSDMyangcerdas,terampildanberperilaku yang didukung oleh iklim dan lingkungan kerja yangsehat.

3) Peningkatan pelayanan air minum terhadap kualitas, kuantitas dankontinuitas sertaketerjangkauandaya belimasyarakat.

4) Peningkatankesejahteraankaryawan.

(47)

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Strukturorganisasimerupakankerangkapembagiantugas,tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki unit-unit organisasi untukmelaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Berdasarkan garis wewenangdan tanggung jawab di dalam struktur organisasi, maka dapat diketahuikepadasiapaseorangpegawaibertanggungjawabatastugasyangdi kerjakan. Struktur organisasi juga merupakan penyediaan lingkungankerja yang tepat sesuai dengan keahlian dan kecakapan masing-masingkaryawan.

Tujuan struktur organisasi adalah untuk mendapatkan sistem kerja sama yang baik dan berguna bagi perusahaan. Agar lebih jelas maka disajikan struktur organisasi yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa.

Berikut ini adalah pemaparan singkat mengenai struktur organisasi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa.

a. Badan pengawas

Badan pengawas PDAM Tieta Jeneberang Kabupaten Gowa di angkat dengan surat keputusan Bupati Gowa dengan susunan berikut:

a) Ketua : Drs. H. Baharuddin Mangka, M.Si b) Sekretaris : Iriansyah Masiga, S.E.

c) Anggota : Drs. Majid Basoleng b. Direksi

Direktur utama PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa di

(48)

angkat dengan surat keputusan bupati gowa nomor 207/2010 tanggal 1 april 2010. Sedangkan direktur teknik di angkat dengan surat keputusan bupati gowa dengan nomor 118/1/2013 tanggal 21 januari 2013 dengan susunan sebagai berikut:

a) Direktur utama : H. Hasanuddin Kamal, S.H.,M.H.

b) Direktur Umum dan keuangan : H. Sadar Ahdar, S.Sos., M.Si c) Direktur Teknik : Irianto Razak, S.E., M.H.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Je’neberang Kabupaten Gowa.

Direktur Utama

Direktur Bidang Umum

Direktur Bidang Teknik

Kepala Bagian Langganan Kepala Satuan Pengawas

intem

Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Umum

Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian Produksi

Kepala Bagian Keuangan

Kepala Bagian Perencaaan

44 Kepala Bagian Peralatan

(49)

4. Job Description a. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawab direktur utama yaitu

a) Direktur utama bertugas sebagai mengkoordinir dan menaungi direksi pelaksana dan bagian pengawasan

b) Tanggung jawab administratif fungsional perusahaan kepala bupati c) Mengadakan rapat pada waktu-waktu tertentu untuk membahas

secara menyeluruh penyelenggaraan perusahaan

d) Rapat dipimping oleh direktur utama dan apabila berhalangan untuk menjalankan tugas pekerjaan tersebut maka yang bersangkutan serang penggantinya, salah satu anggota direksi yang ada.

e) Menetapkan kebijakan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang

f) Mewakili perusahaan di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menyerahkan kuasa kepada seorang staf yang dirujuk.

g) Membuat laporan berkala tentang kegiatan perusahaan dan laporan realisasi anggaran kepada bupati/badan pengawas PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa.

b.

Direksi Bidang Umum

Tugas dan tanggung jawab direksi bidang umum:

a) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bagian umum, bagian sumber daya manusia, bagian hubungan masyarakat dan hukum, serta bagian keuangan

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan sumber sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan

(50)

c) Mengkoordinasikan dna mengendalikan kegiatan pengadaan pengelolaan dan perlengkapan.

d) Mengendalikan uang pendapatan hasil penagih penjualan air dan pengelolaan air limbah dari langganan.

e) Melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan oleh direktur utama.

f) Direksi bidang umum bertugas sebagai mengkoordinir dan menaungi difisi pengendalian, bagian informasi teknologi, divisi sekretariat dan umum serta bagian sumber daya manusia.

c. Direktur Bidang Teknik

Tugas dan tanggung jawab direktur bidang teknik:

a) Direktur bidang teknik bertugas membina dan memotivasi bawahan dalam rangka peningkatan produktivitas dan pengembangan karier bawahan.

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bagian perencanaan teknik, bagian produksi dan distribusi, serta bagian teknologi informasi dan pengolahan data.

c) Mengkoordinasikan kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan bahan kimis

d) Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi, sumber air tanah dan sarana air limbah.

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan direktur utama d. Kepala Satuan Pengawas Intern

Kepala satuan pengawas intern bertugas sebagai merencanakan dan mengevaluasi kebutuhan pegawai dilingkungan satuan pengawasan intern

(51)

e. KepalaBagianKeuangan

KepalaBagianKeuanganbertugasuntukmendistribusikandanmemberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugasdarisubagkasir,subagpembukuan,subaganggarandansubagreke ning.

f. KepalaBagianLangganan

KepalaBagianLanggananbertugasuntukmendistribusikandanmemberip etunjukpelaksanaansertamengawasipelaksanaan tugas dari subag penagihan,subag pembaca meter dan subag pengaduanlangganan.

g. KepalaBagianUmum

KepalaBagianUmumbertugassebagaimendistribusikandanmemberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugasdari subag pembelian, subag gudang, subag pengolah dan subagrekenin

g.

h. KepalaBagianPersonalia.

Kepala Bagian Personalia bertugas sebagai membina dan memotivasibawahandalamrangkameningkatkanproduktivitasdanpenge mbangankarierbawahan.

i. KepalaBagianProduksi

KepalaBagianProduksibertugassebagaimerencanakan,mengkoordinir, danmengawasipelaksanaantugasdarisubaginstalasidan

sumberairsertasubaglaboratorium.

j. KepalaBagianTransmisidanDistribusi

(52)

KepalaBagianTransmisidanDistribusibertugassebagaimerencanakan, mengkoordinir,danmengawasipelaksanaantugasdarisubagdistribusida nsubag meterair.

k. KepalaBagianPerencanaan

Kepala Bagian Perencanaan bertugas sebagai mendistribusikan danmemberi petunjuk pelaksanaan serta mengawasi pelaksanaan tugasdarisubagadministrasidanperencanaanteknikdansubagpengawa san.

l. KepalaBagianPeralatan

Kepala Bagian Peralatan bertugas sebagai mendistribusikan danmemberipetunjukpelaksanaansertamengawasipelaksanaantugasd arisubagperalatan teknikdan subagpembengkelan.

5. Profil PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa a. Letak Geografis

Kabupaten gowa berada pada 119.3773 lintang Selatan.

Kabupaten yang berada di daerah selatan dari sulawesi selatan merupakan daerah otonom ini, di sebelah uatara berbatasan dengan kota makassar dan kabupaten maros. Di seblah timur berbatasan dengan kabupaten sinjai, bulukumba dan bantaeng. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten takalar dan jeneponto sedangkan di bagian baratnya dengan kota makassar dan takalar.

b. Wilayah administrasi

Luas wilayah kabupaten gowa adalah 1.883.33 km2 atau sama dengan 3,01% dari wilayah provinsi sulawesi selatan. Wilayah kabupaten gowa terbagi dalam 18 kecamatan dengan jumlah

(53)

desa/kelurahan definitif sebanyak 167 dan 726 dusun lingkungan.

Wilayah kabupaten gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni kecamatan parangloe, Mamuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu, Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 kecamatan yakni somba upo, bontomarannu, pattallassang, pallangga, barombong, bajeng, bajeng barat, bontonompo, dan bontonompo selatan. Dari awal total luas kabupaten gowa, 35,30%

mempunyai kemiringan tanah di atas 40 derajat, yatu pada wilayah kecamatan parangloe, tinggimoncong, bungaya, bontolempengan dan tompobulu

c. Tujuan dan fungsi

Tujuan pendirian PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa menurut pasal 5 peraturan daerah kabupaten Tingkat II Tahun 1998 Tanggal 15 Maret 1988 antara lain:

a) Turut serta melaksanakan pembangunan Daerah

b) Melaksanakan pembangunan ekonomi nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rakyat menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.

Fungsi PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa adalah mengusahakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Kabupaten Gowa dan sekitarnya. Dalam rangka menjalankan fungsi tersebut, kegiatan PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa Meliputi:

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kecepatan pergerakan limbah cair dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wirosoedarmo dkk (2000) [11] yang mengidentifikasi kecepatan pergerakan air

Dari kombinasi standar yang digunakan oleh perusahaan dapat terlihat bahwa dalam menetapkan biaya standar, perusahaan berusaha untuk mempertimbangkan berbagai kondisi dan

Pencatatan harga pokok produksi untuk perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan berdasarkan data-data yang terjadi, dimulai dari menghitung biaya produksi (biaya bahan baku,

sampling”yaitu pemilihan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1981) dalam penelitian ini memilih Kecamatan Masaran

Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan Pilihan jawaban harus homogen dan logis Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari

Karena aspek tersebut menyangkut bagaimana cara kegiatan produksi akan dilaksanakan B?. Karena aspek tersebut menyangkut berapa banyak dukungan modal yang harus

Yang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tahapan pelaksanaan yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian