• Tidak ada hasil yang ditemukan

E A K T O R D : P D M / P G I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "E A K T O R D : P D M / P G I"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

P T P L N ( P E R S E R O )

R E A K T O R

D o k u m e n n o m o r : P D M / P G I / 0 5 : 2 0 1 4

(4)

PT PLN (PERSERO)

PT PLN (Persero) No. 0520-2.K/DIR/2014

BUKU PEDOMAN PEMELIHARAAN REAKTOR

PT PLN (PERSERO)

JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU

(5)

Susunan Tim Review KEPDIR 113 & 114 Tahun 2010

Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No.0309.K/DIR/2013

Pengarah : 1. Kepala Divisi Transmisi Jawa Bali 2. Kepala Divisi Transmisi Sumatera

3. Kepala Divisi Transmisi Indonesia Timur 4. Yulian Tamsir

Ketua : Tatang Rusdjaja

Sekretaris : Christi Yani

Anggota : Indra Tjahja

Delyuzar Hesti Hartanti Sumaryadi James Munthe Jhon H Tonapa

Kelompok Kerja Kapasitor, Reaktor, dan Kompensasi Daya Reaktif Statik (SVC)

1. Erwin Ansori (PLN P3BJB) : Koordinator merangkap anggota 2. Yusak Sumarno (PLN P3BJB) : Anggota

3. Imam Makhfud (PLN P3BJB) : Anggota 4. Donny Rinaeldi (PLN P3BS) : Anggota 5. Nursalam SR (PLN Sulselrabar) : Anggota 6. Ratmana (PLN Kalselteng) : Anggota

Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun 2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014) Tanggal 27 Mei 2014

1. Jemjem Kurnaen

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...I DAFTAR GAMBAR ...III DAFTAR TABEL ... IV DAFTAR LAMPIRAN ... V PRAKATA ... VI

REAKTOR...1

1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Pengertian Reaktor ...1

1.2 Fungsi ...1

1.3 Jenis/Tipe Reaktor ...1

1.4 Bagian–Bagian Reaktor dan Fungsinya ...3

1.4.1 Electromagnetic Circuit (Inti besi) ...3

1.4.2 Kumparan/Belitan (Winding)...4

1.4.3 Terminal/Bushing ...5

1.4.4 Pendingin ...6

1.4.5 Oil Preservation dan Expansion (Konservator) ...7

1.4.6 Dielectric (Minyak Isolasi dan Isolasi Kertas)...8

1.4.7 Proteksi Internal Pada Reaktor Tipe Minyak...8

1.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) ...11

1.5.1 Mendefinisikan Sistem (Peralatan) dan Fungsinya...11

1.5.2 Menentukan Subsistem dan Fungsi Tiap Subsistem ...11

1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem ...11

1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem ...11

1.5.5 FMEA Reaktor...11

2 PEDOMAN PEMELIHARAAN ...12

2.1 In Service Inspection ...12

2.1.1 Reaktor Kering: ...12

2.1.2 Reaktor Minyak: ...12

2.1.3 Panel Kontrol: ...12

2.2 In Service Measurement ...13

2.2.1 Pengukuran Temperatur Reaktor ...13

2.2.2 Dissolved Gas Analysis (DGA)...13

2.2.3 Pengujian Karakteristik Fisika dan Kimia Minyak...13

2.3 Shutdown Measurement ...17

2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan ...17

2.3.2 Pengukuran Tangen Delta ...17

2.3.3 Pengukuran tahanan DC (Rdc) ...17

2.3.4 Pengukuran Induktansi Belitan...17

2.3.5 Pengujian SFRA...18

2.4 Shutdown Function Check ...18

2.4.1 Rele Bucholz ...18

2.4.2 Rele Sudden Pressure ...19

2.4.3 Meter Temperature ...19

2.4.4 Oil Level ...20

2.5 Treatment...20

2.5.1 Purification/Filter ...20

(7)

2.5.3 Penggantian Minyak ... 20

2.5.4 Cleaning ... 20

2.5.5 Tightening... 21

2.5.6 Replacing Parts ... 21

2.5.7 Greasing... 21

3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI ... 23

3.1 In Service Inspection ... 23

3.2 In Service Measurement ... 24

3.2.1 Evaluasi Hasil Pengukuran Temperature Clamp Sambungan... 24

3.2.2 Evaluasi Hasil Pengukuran Temperature Peralatan... 24

3.2.3 Interpretasi Hasil DGA ... 25

3.2.4 Evaluasi Hasil Pengujian Oil Quality (Karakteristik) ... 28

3.2.5 Evaluasi Hasil Pengujian DBPC... 30

3.2.6 Evaluasi Hasil Pengujian Furan ... 30

3.2.7 Evaluasi Hasil Pengujian Corrosive Sulfur ... 30

3.3 Shutdown Measurement ... 31

3.3.1 Evaluasi Hasil Pengukuran Tahanan isolasi ... 31

3.3.2 Evaluasi Hasil Pengukuran Tangen Delta... 31

3.3.3 Evaluasi Hasil Pengukuran Rdc... 32

3.3.4 Evaluasi Hasil Uji Delektrik Respon ... 32

3.3.5 Evaluasi Hasil Uji SFRA... 32

3.3.6 Evaluasi Hasil Pengukuran Induktansi ... 32

4 URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN... 33

DAFTAR ISTILAH... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Reaktor Konstruksi Open-Style ...2

Gambar 1-2 Reaktor Konstruksi Encapsulated ...2

Gambar 1-3 EHV Shunt Reactor di GITET Depok ...3

Gambar 1-4 Inti Besi Reaktor 1 Phasa...3

Gambar 1-5 Inti Besi Reaktor 3 Phasa...4

Gambar 1-6 Konstruksi Belitan Reaktor ...4

Gambar 1-7 Contoh Bushing ...5

Gambar 1-8 Bagian – Bagian dari Bushing ...5

Gambar 1-9 Terminal Reaktor Tipe Kering ...6

Gambar 1-10 Reaktor dengan Sistem Pendingin ONAN...7

Gambar 1-11 Konservator ...7

Gambar 1-12 Minyak Isolasi ...8

Gambar 1-13 Tembaga Dilapisi Kertas Isolasi ...8

Gambar 1-14 Rele Bucholz...9

Gambar 1-15 Rele Sudden Pressure ...10

Gambar 1-16 Bagian-bagian dari Meter Temperature...10

Gambar 2-1 Alat Uji Kadar Air...14

Gambar 2-2 Alat Uji Tegangan Tembus Minyak...14

Gambar 2-3 Contoh Alat Uji Kadar Asam...15

Gambar 2-4 Contoh Alat Uji Tegangan Antar Muka ...15

Gambar 2-5 Contoh Alat Uji Warna (Color)...15

Gambar 2-6 Contoh Alat Uji Sedimen ...16

Gambar 2-7 Contoh Alat Uji Titik Nyala Api ...16

Gambar 2-8 Alat Ukur Tahanan DC ...17

Gambar 2-9 Bagian dalam rele bucholz...18

Gambar 2-10 Tuas Rele Sudden Pressure ...19

Gambar 3-1 Diagram Alir Analisa Hasil Pengujian DGA ...25

Gambar 3-2 Gas-gas kunci dari Hasil Pengujian DGA ...26

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 Macam Sistem Pendingin Pada Reaktor ... 6

Tabel 2-1 Item Shutdown Treatment ... 21

Tabel 3-1 Evaluasi dan Rekomendasi In Service Inspection Reaktor Tipe Kering ... 23

Tabel 3-2 Evaluasi dan Rekomendasi In Service Inspection Reaktor Tipe Minyak ... 23

Tabel 3-3 Evaluasi dan Rekomendasi Pengukuran Suhu Klem Sambungan ... 24

Tabel 3-4 Evaluasi dan Rekomendasi Pengukuran Suhu Belitan Reaktor dan Bushing .. 25

Tabel 3-5 Konsentrasi Gas Terlarut... 26

Tabel 3-6 Ratio Doernenburg ... 27

Tabel 3-7 Ratio Roger ... 27

Tabel 3-8 Action based TDCG... 28

Tabel 3-9 Kategori Peralatan Berdasarkan Tegangan Operasinya ... 28

Tabel 3-10 Justifikasi Kondisi Pada Pengujian Kualitas Minyak (Karakteristik)... 29

Tabel 3-11 Hubungan antara nilai 2Furfural dengan Perkiraan DP... 30

Tabel 3-12 Evaluasi dan Rekomendasi Pengujian Corrosive Sulfur ... 30

Tabel 3-13 Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi... 31

Tabel 4-1 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Kering... 33

Tabel 4-2 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Minyak... 34

Tabel 4-3 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Minyak (Lanjutan)... 35

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN REAKTOR ...36

Lampiran 2 FMEA Reaktor Tipe Kering ...41

Lampiran 3 FMEA Reaktor Tipe Minyak...42

Lampiran 4 Form Inspeksi Reaktor Mingguan I...46

Lampiran 5 Form Inspeksi Reaktor Mingguan II...47

Lampiran 6 Form Inspeksi Reaktor Bulanan ...48

Lampiran 7 Form Inspeksi Reaktor Khusus ...49

(11)

PRAKATA

PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.

PLN melaksanakan pengelolaan aset secara menyeluruh, mencakup keseluruhan fase dalam daur hidup aset (asset life cycle) yang meliputi fase Perencanaan, Pembangunan, Pengoperasian, Pemeliharaan, dan Peremajaan atau penghapusan. Keseluruhan fase tersebut memerlukan pengelolaan yang baik karena semuanya berkontribusi pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.

Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25 buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010.

Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.

Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana, pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan di PLN.

Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan stakeholder serta masyarakat Indonesia.

Jakarta, Oktober 014 DIREKTUR UTAMA

(12)

REAKTOR

1 PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Reaktor

Reaktor merupakan peralatan utama atau peralatan yang terintegrasi, baik dalam jaringan sistem distribusi maupun transmisi. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan utama jika pemasangannya tidak menjadi bagian dari paralatan dasar lainnya, misalnya reaktor pembatas arus (current liminting reactors), reaktor paralel (shunt reactor/steady-state reactive compensation) dan lain-lain. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan terintegrasi jika reaktor tersebut merupakan bagian dari suatu peralatan dengan unjuk kerja tertentu, misalnya reaktor surja hubung kapasitor paralel (shunt-capacitor-switching reactor), reaktor peluah kapasitor (capacitor discharge reactor), reaktor penyaring (filter reactor) dan lain-lain.

1.2 Fungsi

Aplikasi pemasangan reaktor dalam sistem tenaga listrik pada prinsipnya untuk membentuk suatu reaktansi induktif dengan tujuan tertentu. Beberapa tujuan tersebut diantaranya adalah membatasi arus gangguan, membatasi arus inrush pada motor dan kapasitor, menyaring harmonisa, mengkompensasi VAR, mengurangi arus ripple, mencegah masuknya daya pembawa signal (blocking of power-line carrier), pentanahan titik netral, peredam surja transient (damping of switching transient), mereduksiflicker pada aplikasi tanur listrik, circuit detuning, penyeimbang bebandan power conditioning.

Untuk mempermudah identifikasi, pada umumnya penamaan reaktor disesuaikan dengan tujuan pemasangannya atau lokasi dimana peralatan tersebut terpasang.

1.3 Jenis/Tipe Reaktor

Reaktor terdiri dari tipe kering (dry type) dan tipe terendam minyak (oil immersed).

Berdasarkan jenis konstruksinya, reaktor tipe kering terdiri dari inti udara (air-core) atau inti besi (iron-core). Di masa lampau, konstruksi reaktor tipe kering, inti udara hanya berbentuk open-style(Gambar 1-1), belitan terpasang oleh sistem clamping mekanis dan level isolasi diberikan oleh jarak udara antar lilitan. Reaktor tipe kering inti udara desain saat ini memiliki belitan yang terbungkus secara penuh dengan isolasi belitan diberikan oleh film, fiber, atau dielektrik enamel (Gambar 1-2).

Di masa lalu, reaktor-reaktor tipe kering inti udara (teknologi kumparan open-style) dibatasi pada penerapan-penerapan kelas tegangan distribusi. Reaktor-reaktor tipe kering inti udara modern (terbungkus secara penuh dengan belitan yang terisolasi dielektrik padat) digunakan untuk keseluruhan tegangan distribusi dan transmisi, termasuk tegangan tinggidan tegangan ekstra tinggi transmisi arus bolak-balik (reaktor seri) dan sistem HVDC (reaktor filter arus bolak-balik dan arus searah, smoothing reactor).

(13)

Gambar 1-1 Reaktor Konstruksi Open-Style

Gambar 1-2 Reaktor Konstruksi Encapsulated

(14)

Gambar 1-3 EHV Shunt Reactor di GITET Depok

1.4 Bagian–Bagian Reaktor dan Fungsinya

1.4.1 Electromagnetic Circuit (Inti besi)

Perbedaan konstruksi inti besi reaktor terendam minyak jika dibandingkan dengan inti besi transformator pada umumnya adalah adanya sela/gap non magnetic pada alur flux magnetic (Ganbar 1-4). Pada reaktor 3 phasa, untuk mengurangi coupling medang magnet antar phasa dapat didisain reaktor dengan intibesi berkaki lima (Gambar 1-5).

Sela/gap non magnetic ini dapat digunakan untuk mengatur nilai induktansi reaktor dengan mendisainnya menjadi variable gap (Gambar 1-6).

(15)

Gambar 1-5 Inti Besi Reaktor 3 Phasa

1.4.2 Kumparan/Belitan (Winding)

Belitan/kumparanreaktor sama dengan belitan trafo pada umumnya. Pada reaktor yang difungsikan sebagai Arc-suppression reaktor, manipulasi nilai induktansi reaktor dapat dilaksanakan dengan pengaturan tap belitan dan/atau pengaturan gap pada intibesinya

Gambar 1-6 Konstruksi Belitan Reaktor

(16)

1.4.3 Terminal/Bushing

Terminal merupakan sarana penghubung antara belitan reaktor dengan jaringan luar.

Pada reaktor tipe kering terminal berupa clamp konektor, sedangkan pada reaktor tipe minyak terminal berupa bushing.Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank reaktor.

Gambar 1-7 Contoh Bushing

Gambar 1-8 Bagian – Bagian dari Bushing

(17)

Gambar 1-9 Terminal Reaktor Tipe Kering

1.4.4 Pendingin

Temperatur belitan reaktor dipengaruhi oleh besarnya arus daya reaktif yang disumbangkan reaktor tersebut ke jaringan (akibat resistansi belitan dan eddy currentinti besi) dan temperature lingkungan. Temperatur operasi diatas nilai ambang batas (temperature rise) akan merusak sistem isolasi belitannya maupun part-part lainnya akibat proses oksidasi. Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.

Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan maupun inti besi akan dibawa oleh minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip–

sirip radiator. Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendinginan.

Tabel 1-1 Macam Sistem Pendingin Pada Reaktor

(18)

Gambar 1-10 Reaktor dengan Sistem Pendingin ONAN

1.4.5 Oil Preservation dan Expansion (Konservator)

Saat terjadi kenaikan temperaturoperasi pada reaktor minyak isolasi akan memuai dan volumenya bertambah. Dan sebaliknya saat terjadi penurunan temperature operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun. Konservator digunakan untuk menampung minyak pada saat reaktor mengalami kenaikan temperatur.

Gambar 1-11 Konservator

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah dan berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator akan berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi tidak terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk kedalam konservator akan dikeringkan melalui tabung yang berisi silicagel. Pada disain konservator modern, sistem isolasi terhadap udara disempurnakan dengan breather bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki konservator.

(19)

1.4.6 Dielectric (Minyak Isolasi dan Isolasi Kertas)

Minyak isolasi pada pada reaktor berfungsi sebagai media isolasi, pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi.

Gambar 1-12 Minyak Isolasi

Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi, pemberi jarak, dan memiliki kemampuan mekanis.

Isolasi kertas dan minyak disebut juga dengan OIP (oil impregnated paper).

Gambar 1-13 Tembaga Dilapisi Kertas Isolasi

1.4.7 Proteksi Internal Pada Reaktor Tipe Minyak

Rele Bucholz

Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak kepada suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator, maka akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan gelembung gas yang mudah terbakar.Tekanan atau gelembung gas tersebut akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan rele bucholz.

Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.

(20)

Gambar 1-14 Rele Bucholz

Suden Pressure

Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada maintank.

(21)

Gambar 1-15 Rele Sudden Pressure

Meter Temperature

Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada transformator.

Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada transformator digunakan rele thermal/meter temperature. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan meter penunjukan.

(22)

1.5 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

FMEA adalah merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegagalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini FMEA menjadi dasar utama untuk menentukan komponen yang akan diperiksa dan dipelihara.FMEA atau Failure Modes and Effects Analysis dibuat dengan cara:

a) Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya b) Menentukan subsistem dan fungsi tiap subsistem c) Menentukan functional failure tiap subsistem d) Menentukan failure mode tiap subsistem

1.5.1 Mendefinisikan Sistem (Peralatan) dan Fungsinya

Sistem adalah kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu fungsi atau lebih.

1.5.2 Menentukan Subsistem dan Fungsi Tiap Subsistem

Subsistem adalah peralatan dan/atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu sistem.

1.5.3 Menentukan Functional Failure Tiap Subsistem

Functional Failure adalah Ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai.

1.5.4 Menentukan Failure Mode Tiap Subsistem

Failure Mode adalah Setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.

1.5.5 FMEA Reaktor

Didalam FMEA Reaktor terdiri dari Subsistem Reaktor, Functional Failure dan Failure Mode pada Reaktor (Lampiran 2).

(23)

2 PEDOMAN PEMELIHARAAN

2.1 In Service Inspection

In Service Inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.

2.1.1 Reaktor Kering:

 Pemeriksaan belitan reaktor

 Pemeriksaan clamp sambungan

 Pemeriksaan support insulator

Pemeriksaan serandang/steel structure

 Pemeriksaan pondasi

 Pemeriksaan perangkat sistem pembumian

2.1.2 Reaktor Minyak:

Pemeriksaan bushing

 Pemeriksaan perangkat sistem pendingin

 Pemeriksaan perangkat sistem ekspansi minyak

 Perangkat sistem proteksi internal

 Pemeriksaan pondasi

 Pemeriksaan perangkat sistem pembumian

2.1.3 Panel Kontrol:

Pemeriksaan Elemen Pemanas (Heater)

(24)

Pemeriksaan perangkat

Periode inservice inspection terbagi atas mingguan dan bulanan (Form inservice inspection selengkapnya tersaji dalam lampiran 1)

2.2 In Service Measurement

In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran yang dilakukan pada saat reaktor sedang dalam keadaan bertegangan/operasi.

2.2.1 Pengukuran Temperatur Reaktor

Pengukuran temperaturobyekdapat dilakukan dengan perangkat IR thermometer atau IR thermography. Bagian-bagian reaktor yang perlu diukur temperaturnya adalah

Body Main Tank (khusus reaktor minyak) dan body belitan (khusus reaktor kering)

 Radiator (khusus reaktor minyak)

Bushing (khusus reaktor minyak)

 Klem-klem sambungan konduktor

2.2.2 Dissolved Gas Analysis (DGA)

Pada reaktor type minyak, sama halnya dengan transformator, ketidaknormalan pada bagian internal (overheating/corona/partial discharge/arcing) dapat terdeteksi dengan metoda DGA (Dissolved Gas Analysis) pada minyak isolasi. Minyak isolasi sebagai rantai hidrokarbon akan teruraiakibat besarnya energi yang ditimbulkan oleh overheating/corona/arching/partial dischargedan akan membentuk gas-gas hidrokarbon yang terlarut dalam minyak.

Pada dasarnya DGA adalah proses untuk menghitung kadar/nilai dari gas-gas hidrokarbon yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar/nilai gas-gas itulah dapat diprediksi ketidaknormalan di dalam reaktor.

Gas gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA adalah H2 (hidrogen), CH4 (Methane), N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon monoksida), CO2 (Carbondioksida), C2H4 (Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene).

2.2.3 Pengujian Karakteristik Fisika dan Kimia Minyak

Proses oksidasi dan adanya kontaminasi adalah dua hal yang dapat menurunkan kualitas minyak sebagai media isolasi maupun media pendingin. Dengan melakukan uji karakteristik minyak akan dapat terbaca tingkat oksidasi yang terjadi dan konsentrasi zat

(25)

Item pengujian karakteristik minyak mengacu pada standar IEC 60422 yang terdiri atas:

Pengujian Kadar Air (Water Content)

Unjuk kerja minyak pada reaktor sebagai media isolasi akan menurun seiring dengan meningkatnya kadar air pada minyak. Metoda yang dipakai untuk mengetahui kadar air dalam minyak adalah Karl Fischer. Metoda ini menggunakan dua buah elektroda.

Elektroda pertama berfungsi menghasilkan senyawa Iodin yang berfungsi sebagai titer / penetral kadar air. Elektroda kedua berfungsi sebagai media untuk mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak. Perhitungan berapa besar kadar air di dalam minyak dilihat dari berapa banyak Iodin yang di bentuk pada reaksi tersebut. Satuan kadar air adalah ppm (part per million) atau %

Gambar 2-1 Alat Uji Kadar Air

Pengujian Tegangan Tembus Minyak (Breakdown Voltage)

Pengujian tegangan tembus minyak adalah pengujian sifat fisika minyak isolasi berdasarkan level tegangan tembus diantara 2 elektroda dengan jarak tertentu, dengan kecepatan kenaikan tegangan dan interval waktu tertentu. Satuan tegangan tembus minyak adalah kV/2,5 mm

Gambar 2-2 Alat Uji Tegangan Tembus Minyak

Pengujian Kadar Asam (Acidity)

Pengujian kadar asam adalah untuk mengetahui seberapa besar asam yang terkandung di minyak. Teknik dasar pengukurannya dengan cara minyak isolasi dicampur dengan

(26)

Gambar 2-3 Contoh Alat Uji Kadar Asam

Pengujian Tegangan Antar Muka (InterFacial Test)

Pengujian IFT dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana minyak isolasi dapat menahan pelaruran air yang akan mengkontaminasi minyak. Air dalam minyak dapat berasal dari eksternal (kerusakan seal, silicagel jenuh, breather bag robek atau kebocoran pada sistem pernafasan) dan internal (air yang terjebak dalam isolasi kertas secara natural atau hasil minyak yang terurai). Oleh karena itu pengujian IFT pada dasarnya adalah melakukan pengukuran tegangan permukaan dari air ke minyak.Untuk mengukur tegangan permukaan tersebut menggunakan Cincin Dunoy.

Gambar 2-4 Contoh Alat Uji Tegangan Antar Muka

Pengujian Warna Minyak (Color)

Warna minyak isolasi akan berubah seiring proses penuaan dan juga dipengaruhi oleh material kontaminan seperti karbon. Pengujian minyak pada dasarnya membandingkan warna minyak terpakai dengan minyak yang baru.

(27)

Pengujian Sedimen

Pengujian sedimen ini bertujuan mengukur seberapa banyak (%) kontaminan pada minyak isolasi. Pengujian ini pada dasarnya membandingkan berat material kontaminan yang tersaring terhadap berat minyak yang diuji.

Gambar 2-6 Contoh Alat Uji Sedimen

Pengujian Kandungan Inhibitor

Secara alami, minyak isolasi (mineral oil) mengalami oksidasi yang disebabkan oleh adanya ikatan karbon (mineral oil), oksigen dan energi (heat). Proses oksidasi dapat diperlambat dengan adanya inhibitor didalam minyak isolasi (contohinhibitor: DBPC). Agar perlambatan oksidasi ini dapat terus berlangsung, kandungan inhibitor didalam minyak isolasi harus selalu ada. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian mengetahui seberapa besar kandungan inhibitortersebut.

Pengujian Titik Nyala (Flash Point)

Pengujian titik nyala dilakukan dengan menggunakan sebuah perangkat pemanas minyak manual (heater atau kompor). Pemanas tersebut berfungsi untuk memanaskan minyak dalam sebuah cawan sampai dengan temperature titik nyalanya tercapai. Pada saat nilai temperature tersebut tercapai, minyak akan terbakar oleh sumber api yang diletakkan didekat minyak tersebut.

(28)

2.3 Shutdown Measurement

Shutdown Measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat reaktor dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.

2.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan

Pengukuran tahanan isolasi pada reaktor dilakukan antara terminal belitan ke ground.

Pada reaktor trype kering pengujian dilaksanakan dengan tegangan uji 5 kV selama 1 menit tanpa putus. Sedangkan pada reaktor minyak dilaksanakan dengan tegangan uji 5 kV selama 10 menit tanpa putus, dengan pencatatan di menit pertama dan menit ke terakhir/ke 10. Selanjutnya nilai indek Polarisasi belitan ke tanah pada reaktor minyak dapat dihitung dengan membagi hasil ukur tahanan isolasi pada menit ke 10 dengan menit pertama.

2.3.2 Pengukuran Tangen Delta

Pengukuran kapasitansi dan tangen delta reaktor type minyak dilaksanakan pada bushing (UST/C1 dan GST-guard/C2) dan pada belitan ke ground (GST-G).

2.3.3 Pengukuran tahanan DC (Rdc)

Salah satu kemungkinan kegagalan pada belitan adalah hubung singkat antar belitan yang akan menyebabkan panjang belitan efektifnya menjadi semakin pendek sehingga reaktor mengalami perubahan nilai induktansinya. Salah satu teknik untuk mengidentifikasi kondisi ini adalah dengan mengukur nilai tahanan DC belitannya. Teknik pengukuran ini dapat dilaksanakan pada reaktor type kering maupun type minyak.

Gambar 2-8 Alat Ukur Tahanan DC

2.3.4 Pengukuran Induktansi Belitan

Hubung singkat antar lilitan, perubahan geometris belitan, perubahan konstruksi inti besi (khusus reaktor minyak) akan menyebabkan perubahan nilai induktansi reaktor. Salah satu teknik untuk mengidentifikasi kondisi ini adalah dengan mengukur nilai induktansi

(29)

2.3.5 Pengujian SFRA

Swept Frquency Response Analyzer mengukur respon reaktor (induktansi dan kapasitansi) terhadap frekuensi. Pengujian awal dapat menjadi finger print reaktor tersebut. Short winding, magnetisasi, dan masalah inti berhubungan pada frekuensi terendah. Frekuensi medium merepresentasikan pergeseran winding axial dan radial.

Pada frekuensi tinggi mengindikasikan masalah kabel dari winding ke bushing dan ke tap changer.

2.3.6

Pengujian DIRANA

DIRANA atau dielectric respone analyzer merupakan alat uji unutk mengukur respone dielektrik (untuk rekator minyak, dielektrik:oil impregnated paper) terhadap dissipation faktor dengan frekuensi yang lebar. Degan DIRANA dapat diketahui seberapa besar kadar moisture (air) yang terkandung dalam kertas isolasi Reaktor minyak.

2.4 Shutdown Function Check

Shutdown Function Check adalah pekerjaan yang bertujuan menguji fungsi sistem proteksi internal danindicator/meteryang terpasang pada reaktor.Kegiatan ini khusus dilakukan pada reaktor type minyak, adapun peralatan yang harus diuji adalah sebagai berikut:

2.4.1 Rele Bucholz

Pemeliharaan pada rele bucholz dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran dan kenormalan dari fungsi pada rele tersebut. Parameter pengukuran dan pengujian fungsi rele bucholz adalah sebagai berikut:

1. Uji mekanik, dengan menekan tombol test setelah covernya dilepas

2. Uji pneumatik, dengan memompakan udara pada valve test sampai udara mengisi ruang bucholz dan merubah posisi bola pelampung. Buanglah udara setelah pengujian melalui sarana venting.

1

2

(30)

Keterangan:

1. Tombol uji mekanik 2. Valve untuk uji pneumatik

2.4.2 Rele Sudden Pressure

Uji fungsi rele suddent pressure dapat dilaksanakan secara aktual dengan melaksanakan:

Hubungkan kabel kontrol ke terminal kontak relai sudden pressure

Kerjakan relai sudden pressure (dengan menekan tuas relai sudden pressure ke posisi trip)

Amati indikasi trip pada Marshaling Kiosk atau Kontrol Panel

 Catat hasil penunjukan indikator pada blanko yang telah disiapkan

Untuk me-reset, harus dilakukan pada relai terlebih dahulu baru reset di kontrol panel

Gambar 2-10 Tuas Rele Sudden Pressure

2.4.3 Meter Temperature

Uji fungsi kontak relay indikasi alarm maupun order trip pada meter temperature secara aktual dapat dilaksanakan dengan memutar jarum meter temperature secara bertahap.

Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum memutar jarum meter, baut pengikatnya harus diyakinkan dalam kondisi terikat dengan kencang sehingga kalibrasinya tidak berubah. Uji akurasimeter temperature dilaksanakan dengan mencelupkan thermokople ke dalam air mendidih dan pembacaan meter temperature dilaksanakan setelah 15 menit sejakpencelupan awal. Jika meter temperaturemenunjukkan nilai kurang/lebih dari 100ºC, jarum meter dapat dikalibrasi ke nilai seharusnya (100ºC).

(31)

2.4.4 Oil Level

Uji fungsi kontak relay indikasi alarm dapat dilakukan secara aktual dengan memutar jarum oil level secara bertahap. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebelum memutar jarum meter, baut pengikatnya harus diyakinkan dalam kondisi terikat dengan kencang sehingga dalam pelaksanaannyatidak mengubah kalibrasinya. Teknik pengujian ini tidak disarankan untuk tipe magnet dan untuk meter tipe ini cukup dilaksanakan dengan uji simulasi.

2.5 Treatment

Treatment merupakan tindakan korektif pada saat shutdown 2 tahunan, berdasarkan hasil inservice inspection, pra/paska in service measurement, pra/paska shutdown measurement ataupra/paska shutdown function check.

2.5.1 Purification/Filter

Proses purification/filter minyak isolasi reaktor dilakukan apabila hasil uji karakteristik minyak untuk item kadar air dan tegangan tembus berada di atas standar. Jika kadar air dan tegangan tembus berada di atas standar dan nilai kadar asam baik, minyak isolasi difilter dengan tanpa melalui Fuller earth.

2.5.2 Reklamasi

Proses reklamasi minyak reaktor dilakukan apabila berdasarkan hasil uji karakteristik minyak untuk item kadar asam dan IFT berada di atas standar. Reklamasi dapat dilakukan dengan menggunakan Fuller earth pada mesin filter minyak isolasi. Seberapa banyakFuller earth yang digunakan berdasarkan grafik fuller earth dan nilai kadar asam minyak isolasi tersebut yang tersedia pada manual book mesin filter minyak isolasi.

2.5.3 Penggantian Minyak

Penggantian minyak dilakukan berdasarkan hasil pengujian karakteristik minyak dan perhitungan efisiensi biaya.

2.5.4 Cleaning

Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan/ komponen yang kotor/terkena polutan, baik disisi pada peralatan TT yang dapat menyebabkan hubung singkat maupun pada instalasi wiring control dan proteksi yang berpotensi menyebabkan unwanted trip.

(32)

2.5.5 Tightening

Vibrasi, fluktuasi arus kompensasi dan gaya mekanik eksternal (angin/gempa bumi dan lain-lain) dapat mengakibatkan kendornya baut-baut pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap baut-baut pengikat.

2.5.6 Replacing Parts

Paparan polutan yang bersifat elektrolis, over-heating, gaya mekanik eksternal (angin/gempabumi dan lain-lain), merupakan penyebab clamp-clamp konduktor mengalami fatiq sebagian atau keseluruhan. Dalam kondisi ini material tersebut berpotensi rusak permanen sehingga butuh penggantian. Replacing part juga dapat didasarkan pada hasil inservice measurement maupun shutdown measurement.

2.5.7 Greasing

Akibat proses gesekan, temperature tinggi dan polutan, grease yang telah diaplikasikan pada peralatan dapat kehilangan fungsinya. Untuk menjaga unjuk kerja peralatan dapat tetap optimal harus dilakukan penggantian grease. Penggantian grease harus sesuai denganspesifikasi greaseyang direkomendasikan pabrikan.

Tabel 2-1 Item Shutdown Treatment

No Bagian peralatan yang

diperiksa Cara pemeliharaan Standar hasil Rekomendasi bila

kondisi Normal

1 Bushing

Membersihkan permukaan body dan

bushing bersih

Memeriksa fisik Body yang

berkarat/gompal mulus Lakukan penggantian

Memeriksa kekencangan mur Baud

Klem terminal utama kencang Lakukan pengencangan

Memeriksa gasket tidak bocor Lakukan penggantian

Memeriksa Spark gap Bushing Primer sesuai Lakukan perbaikan

Memeriksa Spark gap Bushing

Sekunder sesuai Lakukan perbaikan

2 Sistem pendingin

Memeriksa dan membersihkan Sirip-

sirip Radiator bersih Lakukan pembersihan

Memeriksa Kebocoran minyak tidak bocor Lakukan perbaikan

(33)

No Bagian peralatan yang

diperiksa Cara pemeliharaan Standar hasil Rekomendasi bila

kondisi Normal

3 Pernafasan

level Konservator main tank normal Lakukan perbaikan

level Konservator tap changer normal Lakukan perbaikan

4

Sistem k o n t r o l

d a n

p r o t e k s i

Panel

Kontrol

Memeriksa kekencangan mur baut

terminal kontrol kencang Lakukan pengencangan

Membersihkan Kontaktor bersih Lakukan pembersihan

Membersihkan limit switch bersih Lakukan pembersihan

bucholz

Membersihkan terminal bersih Lakukan pembersihan

Mengganti seal normal -

Sudden

pressure

Membersihkan terminal bersih Lakukan pembersihan

Mengganti seal normal -

Membersihkan thermo couple bersih Lakukan pembersihan

Memeriksa Kabel-kabel kontrol dan

pipa-pipa kapiler normal Lakukan perbaikan

5

Struktur m e k a n i k

Grounding

Memeriksa Kawat Pentanahan normal Lakukan perbaikan

Memeriksa kekencangan mur baut

Terminal Pentanahan kencang Lakukan pengencangan

Maintank

Membersihkan permukaan body dan

bushing bersih Lakukan pembersihan

Memeriksa fisik Body yang

berkarat/gompal mulus Lakukan pengecatan

Memeriksa gasket normal Lakukan penggantian

(34)

3 EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI

3.1 In Service Inspection

Reaktor Tipe Kering

Tabel 3-1 Evaluasi dan Rekomendasi In Service Inspection Reaktor Tipe Kering

No Item Inspeksi Hasil Inspeksi Rekomendasi

1. Konstruksi Belitan

Terjadi Deformasi - Laksanakan Pengukuran Rdc dan Nilai Induktansi

- Rencanakan perbaikan/penggantian jika terjadi hot-spot pada titik kerusakan dan/atau nilai penyimpangannya tidak dapat ditoleransi secara sistem

2. Isolator Penyangga

Flex/Retak - Lapisi dengan insulator varnish - Rencanakan penggantian jika

terdeteksi retak melingkar

3. Serandang besi Korosi - Cat Ulang

4. Pondasi Miring

- Perbaiki dan Leveling ulang

5. Konduktor System Grounding

Hilang/Putus - Ganti/Perbaiki

Reaktor Tipe Minyak

Tabel 3-2 Evaluasi dan Rekomendasi In Service Inspection Reaktor Tipe Minyak

No Item Inspeksi Hasil Inspeksi Rekomendasi

1. Oil Level

Bushing

Minimum atau

dibawah level minimum

Maksimum

- Tambahkan minyak isolasi dengan procedure pelaksanaan sesuai manual book

- Periksa apakah terindikasi rembes minyak, rencanakan perbaikannya

- Periksa saat shutdown berikutnya

2. Penunjukan Temperature minyak dan winding

Menyimpang dari kondisi biasanya

- Periksa kondisi system pendingin dan rencanakan perbaikan jika terindikasi terjadi kelainan

- Kalibrasi meter temperature pada

(35)

No Item Inspeksi Hasil Inspeksi Rekomendasi 3. Oil Level

Minyak Isolasi

Minimum - Tambah minyak isolasi pada saat shutdown testing berikutnya

4. Kebersihan Panel Kontrol Outdoor

Kotor/Rembes Air hujan/Jalur Kabel Berlubang

- Bersihkan, Tutup dengan waterproofing dan tutup dengan sealent

3.2 In Service Measurement

3.2.1 Evaluasi Hasil Pengukuran Temperature Clamp Sambungan

Evaluasi hasil pengukuran thermovisi berdasarkan perhitunganselisih/∆ antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan rumus berikut:

│∆T │max = (I max/I beban)2 x │∆T │

│∆T │max : Selisih suhu saat beban tertinggi I max : Beban tertinggi yang pernah dicapai I beban : Beban saat pengukuran

│∆T │ : Selisih suhu konduktor dan klem reaktor

Tabel 3-3 Evaluasi dan Rekomendasi Pengukuran Suhu Klem Sambungan

No ∆T Rekomendasi

1. <10o Kondisi normal , pengukuran berikutnya dilakukan sesuai jadwal

2. 10o-25o Perlu dilakukan pengukuran satu bulan lagi

3. 25o-40o Perlu direncanakan perbaikan

4. 40o-70o Perlu dilakukan perbaikan segera

5. >70o Kondisi darurat

(36)

Tabel 3-4 Evaluasi dan Rekomendasi Pengukuran Suhu Belitan Reaktor dan Bushing

No

∆T1

(perbedaan suhu antar fasa)

Rekomendasi

1. 1oC – 3oC Normal

2. 4oC – 15oC Mengindikasikan adanya defesiensi, perlu dijadwalkan investigasi lebih lanjut

3. >16oC Ketidaknormalan Mayor, perlu dilakukan investigasi internal, perbaikan, over- haul atau penggantian segera.

3.2.3 Interpretasi Hasil DGA

Analisa hasil pengujian DGA mengacu pada standar IEEE C57 104 2008. Diagram alir analisa hasil pengujian DGA adalah seperti berikut:Error! Reference source not

found..

Gambar 3-1 Diagram Alir Analisa Hasil Pengujian DGA

Hasil pengujian DGA dibandingkan dengan nilai batasan standar untuk mengetahui apakah trafo berada pada kondisi normal atau ada indikasi kondisi 2, 3 atau 4. Nilai batasan standar adalah sebagai berikut:

(37)

Tabel 3-5 Konsentrasi Gas Terlarut

Apabila nilai salah satu gas ada yang memasuki kondisi 2, maka lakukan pengujian ulang untuk mengetahui peningkatan pembentukan gas. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilakukan investigasi kemungkinan terjadi kelainan dengan metoda key gas, ratio (Roger dan Doernenburg) dan duval.

Key Gases

Overheated Oil

2

16 19

63

0 20 40 60 80 100

CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2

Gas

Relative Proportion (%)

Corona in Oil 85

13

1 1

0 20 40 60 80 100

CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2

Gas

Relative Proportion (%)

Overheated Seulosa 92

0 20 40 60 80 100

Relative Proportion (%)

Arcing in Oil

60

5 2 2

0

30

0 20 40 60 80 100

Relative Proportion (%)

(38)

Rasio Doernenburg

Tabel 3-6 Ratio Doernenburg

Rasio Roger

Tabel 3-7 Ratio Roger

Untuk mengetahui rekomendasi pengujian ulang dan rekomendasi pemeliharaan dapat dilakukan analisa berdasarkan

(39)

Tabel 3-8 Action based TDCG

3.2.4 Evaluasi Hasil Pengujian Oil Quality (Karakteristik)

Minyak yang sudah terkontaminasi atau teroksidasi perlu dilakukan treatment untuk mengendalikan fungsinya sebagai minyak isolasi. Treatment terhadap minyak isolasi dapat berupa filter atau reklamasi. Untuk menentukan kapan minyak tersebut harus di treatment didasarkan atas perbandingan hasil uji terhadap batasan batasan yang termuat pada standar IEC 60422.

Tabel 3-9 Kategori Peralatan Berdasarkan Tegangan Operasinya

Kategori O Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem 400 kV dan diatasnya.

Kategori A

Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 170 kV dan dibawah 400 kV. Juga trafo tenaga dengan tegangan manapun dimana keberlangsungan pasokan sangat vital dan peralatan yang mirip untuk aplikasi khusus yang beroperasi di kondisi yang be

Kategori B Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 72,5 kV sampai 170 kV.

Kategori C Trafo tenaga/ reaktor untuk aplikasi MV/LV e.g tegangan sistem nominal sampai 72,5 kV dan trafo

Categori Peralatan

Kategori Tipe Peralatan

(40)

Tabel 3-10 Justifikasi Kondisi Pada Pengujian Kualitas Minyak (Karakteristik)

Bagus Wajar/cukup Buruk

Warna dan penampakan Semua Jernih dan tanpa

contaminasi visual Gelap dan / atau keruh Sesuai yang dituliskan oleh pengujian lain

Warna yang gelap adalah gejala dari kontaminasi atau penuaan.

Kekeruhan adalah gejala dari tingginya kadar air.

O, A, D > 60 50 - 60 < 50

B, E > 50 40 - 50 < 40

C > 40 30 - 40 < 30

F

G < 30

O, A, D < 5 5 - 10 > 10

B, E < 5 5 - 15 > 15

C < 10 10 - 25 > 25

F G

O, A, D < 0,10 0,10 - 0,15 > 0,15

B, E < 0,10 0,10 - 0,20 > 0,20

C < 0,15 0,15 - 0,30 > 0,30

F, G

O, A, B, C, D > 28 22 - 28 < 22

Bagus : Lanjutkan pengambilan sample secara normal.

Cukup : Pengambilan lebih sering.

Buruk : Periksa kehadiran sedimen dan sludge

E

F, G Mengacu ke Pengalaman parikan

Titik nyala Semua Peralatan memerlukan Inspeksi.

Investigasi

Bukan tes rutin. Dapat dilakukan saat muncul bau yang tidak biasa, saat telah terjadi iternal fault atau setelah trafo di isi ulang.

Dibeberapa negara, kesehatan dan keselamatan dapat preclude batasan yang tinggi.

Sediment dan Sludge Semua

Saat sedimen terdeteksi, rekondisi minyak Saat lapisan sludge dideteksi reklamasi minyak atau alternatif lain jika lebih ekonomis atau sesuai yang dituliskan pengujian

Bukan test rutin, Lakukan bila nilai kadar asam dan nilai disipasi faktor mendekati batas.

APPENDIX A - IEC 60422 - Third Version

Item Pengujian Kategori Tegangan

Kondisi Minyak Tindakan yang disarankan Catatan

Tegangan Tembus (kV)

Bagus : Lanjutkan pengambilan sample secara normal.

Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek parameter uji lain seperti kadar air, kadar partikel dan mungkin DDF/

resistivity dan kadar asam.

Buruk : Rekondisi atau alternatif lain jika lebih ekonomis karena penguian lainnya menunjukan penuaan yang sangat, ganti minyaknya.

Tap Changer of neutral end tap changers pada trafo O, A,B, C

< 25 Single phase or connected tap changers pada trafo O, A, B

< 40

Kadar air (mgH2O/kgoilat 20

oC ) (Koreksi terhadap nilai equivalen pada 20oC)

Bagus : Lanjutkan pengambilan sample secara normal.

Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek parameter uji lain seperti tegangan tembus, kadar partikel dan mungkin DDF/ resistivity dan kadar asam.

Buruk : Periksa kemungkinan sumber air, rekondisi atau alternatif lain jika lebih ekonomis karena penguian lainnya menunjukan penuaan yang sangat, ganti minyaknya.

Peringatan : Bila suhu minyak saat pengambilan sample berada pada atau diatas 20oC, nilai dalam mg/kg dari hasil pengukuran harus selalu dikoreksi ke 20oC sebelum dibandingkan ke nilai batasan yang telah dikoreksi.

Bila suhu minyak saat pengambilan sample lebih rendah dari 20oC atau dimana jumlah isolasi kertas tidak signifikant, mengacu ke Annex A.

As per appropriate transformer Bukan tes rutin

Kadar asam (mg KOH/goil)

Bagus : Lanjutkan pengambilan sample secara normal.

Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek parameter uji lain

Buruk : Reklamasi minyak atau alternatif lain jika lebih ekonomis karena penguian lainnya menunjukan penuaan yang sangat, ganti minyaknya.

Bukan tes rutin

Maksimum penurunan 10 %

Tidak ada sedimen atau lapisan sludge. Hasil dibawah 0,02 % by mass dapat diabaikan

Tegangan antar muka Bukan tes rutin. Dapat dilakukan sesuai

keinginan

Bukan tes rutin Tidak dilakukan

(41)

3.2.5 Evaluasi Hasil Pengujian DBPC

Jika awalnya minyak yang digunakan adalah minyak jenis uninhibited oil, maka tidak ada inhibitor (DBPC) didalam minyak. Jika minyak yang digunakan jenis inhibited oil (oil yang ada inhitornya), maka inhibitor ini harus dijaga minimal 0,3% dari massa minyak (Myers, Guide to transformer maintenance). Dengan adanya inhibitor didalam minyak, proses oksidasi dapat diperlambat, dan proses penuaan (ageing) minyak menjadi lebih lambat.

3.2.6 Evaluasi Hasil Pengujian Furan

Berdasarkan kadar 2Furfural yang didapat dari hasil pengujian dapat diperkirakan seberapa besar tingkat penurunan kualitas yang dialami isolasi kertas didalam transformator dan berapa lama sisa umur isolasi kertas tersebut.

Tabel 3-11 Hubungan antara nilai 2Furfural dengan Perkiraan DP dan Estimasi Perkiraansisa umur isolasi kertas

No Hasil Uji (ppm) Keterangan Rekomendasi

1 < 473 Ageing normal -

2 473 – 2196 Percepatan Ageing Periksa kondisi minyak, suhu operasi dan desain

3 2197 – 3563 Ageing berlebih – Zona bahaya

Periksa kondisi minyak, suhu operasi dan desain

4 3564 – 4918 Beresiko tinggi mengalami

kegagalan Investigasi sumber pemburukan

5 > 4919 Usia isolasi telah habis juga

trafo Keluarkan dari sistem

3.2.7 Evaluasi Hasil Pengujian Corrosive Sulfur

Tabel 3-12 Evaluasi dan Rekomendasi Pengujian Corrosive Sulfur

No Hasil Uji Keterangan Rekomendasi

1 1a – 1b Non Corrosive -

2 2a – 2e Non Corrosive -

(42)

3.3 Shutdown Measurement

3.3.1 Evaluasi Hasil Pengukuran Tahanan isolasi

Pada pengukuran tahanan isolasi dengan lama pengujian 1 menit, standart mengacu kepada IEEE C57.125-1991, yaitu

R = CE / √ kVA R = Tahanan Isolasi (M-Ohm)

C = Koefisien (1,5 untuk reaktor minyak) E = Tegangan P-G

kVA = Kapasitas alat

Sedangkan untuk standratperhitungan Indek Polarisasi (IP) yang merupakan perbandingan hasil pengujian tahanan isolasi pada menit ke – 10 dengan menit ke – 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 3-13 Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi dengan metoda index polarisasi

3.3.2 Evaluasi Hasil Pengukuran Tangen Delta

Evaluasi hasil pengukuran tangen delta belitan reaktor minyak dan bushingdapat di interpretasikan sesuai standar ANSI C57.12.90.

(43)

3.3.3 Evaluasi Hasil Pengukuran Rdc

Evaluasi hasil pengukuran Rdc didasarkan kepada nilai deviasi antar hasil pengukuran phasa RST atau terhadap terhadap data hasil pengujian pabrik. Khusus untuk deviasi terhadap data hasil pengujian pabrik harus didasarkan kepada nilai temperature 75C.

Standart deviasi maksimum adalah < 0,5%

3.3.4 Evaluasi Hasil Uji Delektrik Respon

Pengujian dieketrik respon untuk mengetahui kandungan air (moisture) di kertas isolasi Reaktor. Semakin kecil prosentase kandungan air dalam kertas semakin baik.

3.3.5 Evaluasi Hasil Uji SFRA

Evaluasi hasil uji SFRA (sweep frequency respons analyzer) didasarkan pada perubahan bentuk grafik dari Reaktor semula (baru) dengan grafik kondisi saat ini.

3.3.6 Evaluasi Hasil Pengukuran Induktansi

Evaluasi hasil pengukuran induktansi didasarkan kepada nilai deviasi terhadap name plate nya. Standart deviasi maksimum adalah < 0,5%

(44)

4 URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

Reaktor Tipe Kering

Tabel 4-1 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Kering

Jenis

Pemeliharaan Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji

In service inspection

1. Pemeriksaan body reaktor Minggn Visual

2. Pemeriksaan clamp-clamp sambungan Minggn Visual

3. Pemeriksaan isolator penyangga Minggn Visual

4. Pemeriksaan serandang/steel structure dan pondasi

Minggn Visual

5. Pemeriksaan Pondasi Minggn Visual

6. Pemeriksaan konduktor grounding Minggn Visual

In service measurement

1. Pengukuran temperature Clamp sambungan konduktor dan body belitan reaktor

2 Minggn IR Thermo meter

Shutdown measurement

1. Pengukuran Tahanan Isolasi 2 Thn Meger

2. Pengukuran Rdc Belitan Paska Ggn Rdc meter

3. Pengukuran Induktansi Belitan Paska Ggn RLC meter

4. Pengukuran tahanan pentanahan 2 Thn Earth Tester

Treatment 1. Bongkar pasang clamp utama & grounding dan pelapisan dengan kontak grease

2 Thn Tool Set

2. Pembersihan isolator penyangga 2 Thn Lap & Grease

3. Pembersihan body reaktor terhadap benda asing 2 Thn ---

4. Pembersihan body serandang terhadap karat dan kotoran

2 Thn Kuas &

Penetrating

(45)

Reaktor Tipe Minyak

Tabel 4-2 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Minyak

Jenis

Pemeliharaan Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji In service

inspection

1. Pemeriksaan Bushing (Adanya Rembesan dan Level Minyak)

Mingguan Visual 2. Pemeriksaan Level Minyak Konservator Mingguan Visual 3. Pemeriksaan Clamp & Konduktor Bay Mingguan Visual 4. Pemeriksaan Kondisi System Pendingin

(Radiator, fan, pompa minyak dan konservator)

Mingguan Visual

5. Pemeriksaan Panel control outdoor Mingguan Visual 6. Pemeriksaan Kesiapan sumber DC/AC Mingguan Visual 7. Pemeriksaan Clamp & konduktor

grounding

Mingguan Visual 8. Pemeriksaan dan pencatatan Meter

Temperature Minyak Dan Belitan

Mingguan Visual 9. Pemeriksaan Tabung pengumpul gas

dari rele bucholz

Mingguan Visual In service

measurement

1. Pengukuran temperature Clamp sambungan ke konduktor Bay, Body bushing, tap test bushing

2 Mingn IR Thermo

meter 2. Pengujian Karakteristik Minyak 1 Thn Btl

Smpl

3 Pengujian DGA Base on

ppm/day

Vial / syringe

4 Pengujian Inhibitor Sesuai

kondisi

Inhibitor test

(46)

Tabel 4-3 Uraian Kegiatan Pemeliharaan Reaktor Tipe Minyak (Lanjutan)

Jenis

Pemeliharaan Jenis Inspeksi/Pengujian Periode Alat Uji

Shutdown measurement

1. Pengukuran Tahanan Isolasi 2 Thn

dan Paska

Ggn Internal

Meger

2. Pengukuran Rdc Belitan Paska

Ggn Internal

Rdc meter 3. Pengukuran Induktansi Belitan Paska

Ggn Internal

RLC meter 4. Pengukuran tahanan pentanahan 2 Thn Earth Tester 5 Pengukuran tangen delta bushing dan

belitan

2 Thn dan Paska

Ggn Internal

Tg Delta

Test

6. Pengujian Dielektrik respon Sesuai kondisi

Dirana

7. Pengujian SFRA Sesuai

kondisi

SFRA tes 8. Uji Fungsi system proteksi internal

reaktor (Buchols, Suddent Pressure, Oil Level dan Temperature)

2 Thn Tool

Set 9. Uji fungsi fan dan motor pendingin 2 Thn Tool

Set 1

0.

Verifikasi/kalibrasi meter temperature 2 Thn Tool Set 9. Pengukuran tahanan pentanahan

kabel/terminal wiring pos/neg ke ground

2 Thn Meger

Treatment 1. Bongkar pasang clamp utama /grndg dan pelapisan dengan kontak grease

2 Thn Tool

Set 2. Pembersihan isolator bushing 2 Thn Lap &

Grease 3. Pembersihan body main tank reaktor,

radiator dan konservator

2 Thn Cleaner 4. Pemeriksaan kekencangan sambungan

terminal kabel kotrol dan proteksi

2 Thn Tool

set 5 Pembersihan terminal kabel proteksi

outdoor untuk kontak rele buchols, suddent pressure, oil level dan temperature

2 Thn Tool

Set

(47)

Lampiran 1 TABEL PERIODE PEMELIHARAAN REAKTOR

KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 1 Tahunan 2 Tahunan 5 Tahunan Kondisional

Keterangan

5 Reaktor

5.1 Inspeksi

5.1.1 Inspeksi Level 1 (in service inspection)

5.1.1.1.1 Kumparan/Belitan (winding) Pemeriksaan belitan Reaktor

(tipe kering) Pengamatan secara

visual 5.1.1.2.1 Terminal/Bushing Pemeriksaan kondisi

Jumper/Klem pada Raktor Pengamatan secara

visual

5.1.1.2.2 Pemeriksaan kondisi isolator

penyangga Pengamatan secara

visual

5.1.1.2.3 Pemeriksaan bushing (tipe

minyak) Pengamatan secara

visual 5.1.1.3.1 Pendingin Pemeriksaan sistem pendingin

(tipe minyak) Pengamatan secara

visual 5.1.1.4.1 Dielektrik Pemeriksaan meter temperatur

minyak dan belitan (tipe minyak)

Pengamatan secara visual

(48)

KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 1 Tahunan 2 Tahunan 5 Tahunan Kondisional

Keterangan

5.1.1.7.1 Pondasi/Steel Structure Pemeriksaan kondisi

Pondasi/Steel Sructure Pengamatan secara

visual

5.1.1.8.1 Grounding Pemeriksaan kondisi

pentanahan Pengamatan secara

visual 5.1.1.9.1 Panel Kontrol Memeriksa Elemen Pemanas

(Heater) Pemeriksaan

secara diraba

5.1.1.9.2 Memeriksa Sumber tegangan

AC / DC Pemeriksaan dari

indikator 5.1.2 Inspeksi Level 2 (in service

measurement)

5.1.2.1.1 Kumparan/Belitan (Winding) Thermovisi body Belitan Reaktor (tipe kering)

Menggunakan kamera Thermography

5.1.2.1.2 Thermovisi

Jumper/Sambungan/Klem

Menggunakan kamera Thermography

5.1.2.2.1 Reaktor Thermovisi Body Main Tank

Reaktor (tipe minyak)

Menggunakan kamera Thermography

5.1.2.2.2 Thermovisi Radiator (tipe

minyak)

Menggunakan kamera Thermography

5.1.2.3.1 Terminal/Bushing Thermovisi Bushing (tipe Menggunakan

(49)

KODE SUBSISTEM ITEM PEKERJAAN

Harian Mingguan Bulanan 3 Bulanan 1 Tahunan 2 Tahunan 5 Tahunan Kondisional

Keterangan

Thermography 5.1.2.4.1 Dielektrik Pengujian karakteristik minyak

(tipe minyak)

5.1.2.4.2 Pengujian DGA (tipe minyak)

5.1.3 Inspeksi Level 3 (shutdown measurement)

5.1.3.1.1 Kumparan/Belitan (Winding) Pengukuran tahanan isolasi belitan

Tipe Kering : 5 kV selama 1 menit Tipe Minyak : 5 kV selama 1 menit sd 10 menit

5.1.3.1.2 Pengukuran Rdc Belitan Menggunakan alat

ukur tahanan DC

5.1.3.1.3 Pengukuran Tan Delta

Bushing/Belitan (tipe minyak)

5.1.3.1.4 Pengujian SFRA (tipe minyak)

5.1.3.1.5 Pengukuran induktansi belitan

(tipe minyak) Menggunakan LRC

meter

Gambar

Gambar 1-1 Reaktor Konstruksi Open-Style
Gambar 1-3 EHV Shunt Reactor di GITET Depok
Gambar 1-6 Konstruksi Belitan Reaktor
Gambar 1-7 Contoh Bushing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun rekomendasi atas hasil pemeliharaan yang tidak sesuai dengan standar pemeliharaan In Service Inspection dapat dilihat pada Tabel 4.1 , In Service Function.

Sebelum menyandang gelar sarjana desain interior dan siap untuk terjun ke lapangan, Menerapkan berbagai teori yang berkaitan dengan desain interior dan arsitektur

Berdasarkan disposisi Sekretaris Daerah Kabupaten Blora tentang Pelaksanaan Pelatihan Bendahara Keuangan Daerah yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak, dan bukan karena penyakit yang mendasari/kondisi

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara

Konsekuensi yang diharapkan klien dapat memeriksa kembali tujuan yang diharapkan dengan melihat cara-cara penyelesaian masalah yang baru dan memulai cara baru untuk bergerak maju

Pengujian fungsi sistem proteksi hingga PMT dilakukan untuk memastikan bahwa sistem proteksi berfungsi dengan benar mulai dari peralatan primer hingga PMT, dan dilakukan melalui

Kondisi Permukaan Air Tanah: a Sangat Dangkal; b Agak Dalam; dan c Sangat Dalam Pada daerah dengan kondisi mikro relief datar ± cekung lereng 0±2 % dengan keadaan hidrologi tergenang