BUPATI TULANG BAWANG BARAT PROVINSI LAMPUNG
KEPUTUSAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR :B/144.A/III.07/HK/TUBABA/2016
TENTANG
IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PERLUASAN SAWAH SELUAS 141 HEKTAR DI TIYUH MULYA SARI KECAMATANBATU PUTIH
OLEH DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
BUPATI TULANG BAWANG BARAT,
Menimbang : a. bahwa kegiatan perluasan sawaholeh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Baratmerupakan kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap Lingkungan Hidup oleh karenanya wajib memiliki UKL-UPL;
b. bahwa berdasarkan PemeriksaanUKL-UPL terhadap Kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut diatas, perlu diterbitkan Izin Lingkungan;
c. bahwaberdasarkanpertimbangansebagaimanadi maksud
huruf a dan huruf b
diatas,makaperlumenetapkanKeputusanBupatitentangIzinLi ngkunganKegiatan Perluasan SawahSeluas 141 Hektar Di TiyuhMulya Sari KecamatanBatuPutihOleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6725);
3. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat di Provinsi
Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4934);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonsia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
6. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimanatelahdiubahbeberapa kali terakhirdenganUndang-UndangNomor 9 Tahun 2015 tentangPerubahanKeduaAtasUndang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. PeraturanPemerintahNomor 79 Tahun 2005 tentangPedomanPembinaandanPengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
8. PeraturanPemerintahNomor27Tahun 2012tentangIzin Pengelolaan Lingkungan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012Nomor48, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor5285);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 408);
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08
Tahun 2013 tentang Tata
LaksanaPenilaiandanPemeriksaanDokumen Lingkungan HidupsertaPenerbitanIzinLingkungan;
11. PeraturanMenteriPertanianRepublik Indonesia Nomor 136/Permentan/OT.140/12/2014
tentangPerubahanatasPeraturanMenteriPertanianRepublik Indonesia Nomor 126/Permentan/OT.140/11/2014 tentangPenugasanKepadaBupati/WalikotadalamPelaksanaan KegiatandanTanggungJawabPengelolaan Dana TugasPembantuanKabupaten/Kota TahunAnggaran 2015;
12. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 58 Tahun 2014
tentang Jenis Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
Dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor3);
14. Peraturan Daerah KabupatenTulangBawang Barat Nomor 17
Tahun 2013
tentangUrusanKewenanganKabupatenTulangBawang Barat (Lembaran Daerah KabupatenTulangBawang Barat Tahun 2013 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah KabupatenTulangBawang Barat Nomor 44);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 24 Tahun 2014 tentang Izin Pengelolaan Lingkungan(Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2014 Nomor 24, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor65);
16. Peraturan Daerah Nomor6 Tahun 2016 tentangPembentukandanSusunanPerangkat Daerah KabupatenTulangBawang Barat(Lembaran Daerah KabupatenTulangBawangTahun 2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Nomor 74);
17. Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 18 Tahun
2014 tentang
PetunjukPelaksanaanPeraturandaerahKabupatenTulangBaw ang Barat Nomor 24 Tahun 2014 tentangIzin Pengelolaan Lingkungan (Berita Daerah Kabupaten Tulang Bawang BaratTahun 2014 Nomor 18);
18. Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 40 Tahun
2014 tentang
PedomanPemberianRekomendasiBadanKoordinasiPenataanR uang Daerah Dan PersetujuanPrinsipPemanfaatanRuang (Berita Daerah Kabupaten Tulang Bawang BaratTahun 2014 Nomor 40);dan
19. Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat Nomor 35 Tahun 2016tentang PengembanganKawasan Budi DayaKabupatenTulangBawang Barat (Berita Daerah Kabupaten Tulang Bawang BaratTahun 2016 Nomor 35).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Memberikan Izin Lingkungan kepada:
a. Nama Perusahaan : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat;
b. Jenis Usaha : Perluasan Sawah;
dan/atauKegiatan
c. Skala/Besaran Usaha dan/atauKegiatan
: 141 Ha;
d. NamaPenanggungJawab Usaha
dan/atauKegiatandanJabatan
: Ir. SyamsulKomar, MM.
(PPK);
e. Alamat Kantor : Jl. RadenIntan, Komplek SMK Negeri 1, PulungKencana,
TulangBawang Tengah KodePos 34594;
f. Lokasi Kegiatan : ST.1 Ki - ST.9 Ka(Way Kendil) TiyuhMulya Sari, Kec.BatuPutih,
Kab.TulangBawang Barat, Prov. Lampung.
KEDUA : Ruang Lingkup Kegiatan meliputi:
a. kegiatanpadatahapprakonstruksiadalahidentifikasicalonpeta nidancalonlokasi (cpcl), status danlokasilahan, perizinan, danperuntukanlahan;
b. kegiatanpadatahapkonstruksiadalahland clearing, land
laveling, pembuatanpematang,
pencetakandanpembuatansalurankeliling/tabukan,
pembuatanjaringanirigasi, danpembuatanjalanusahatani;
c. kegiatanpadatahapoperasionaladalahoperasidanpemelihara anjaringanirigasisertaaktifitaspertaniansawah.
KETIGA : Instansi Pemberi Izin wajib memperhatikan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Izin Lingkungan sebagai pedoman dalam penerbitannya.
KEEMPAT : Penerima Izin sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU, dalam melaksanakan kegiatannya mengajukan Izin terkait lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KELIMA : Penerima Izin sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dalam melaksanakan kegiatannya wajib melakukan pengelolaan dampak lingkungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEENAM : Penerima Izin sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila terjadi perubahan atas rencana usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kriteria perubahan yang tercantum dalam Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
KETUJUH : Penerima Izin sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
wajib membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan
terhadap persyaratan dan kewajiban dalam Izin Lingkungan
kepada BupatiTulangBawang Baratmelalui Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah KabupatenTulangBawang Barat, secara berkala setiap 6 (enam) bulan sejak Keputusan ini ditetapkan.
KEDELAPAN : Masa berlaku Izin Lingkungan ini berlaku sama dengan masa berlakunya masa Izin Usaha dan/atau Kegiatan.
KESEMBILAN : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Panaragan pada Tanggal 17 Mei2016
BUPATI TULANG BAWANG BARAT,
Dto.
UMAR AHMAD
Tembusan:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia di Jakarta;
2. Gubernur Lampung di Bandar Lampung;
3. Kepala BPLHD Provinsi Lampung di Bandar Lampung; dan 4. Kepala P3ES di Pekan Baru.
MATRIKS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) KEGIATAN PERLUASAN SAWAH OLEH DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT.
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
A. TAHAP OPERASIONAL Kegiatan
mobilisasi kendaraan dan operasional alat berat pada pekerjaan tanah
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
Jenis dampaknya tergolong besar dan banyaknya
komponen lain yang terkena dampak sehingga
menimbulkan berbagai dampak lanjutan
1. Pengaturan pekerjaan yang menimbulkan kebisingan tinggi hanya pada siang hari.
2. Penggunaan peralatan dan kendaraan angkutan yang kondisinya masih baik.
3. Pemeliharaan secara berkala pada semua kendaraan angkut dan alat berat yang digunakan pada konstruksi.
4. Mensyaratkankepadasemua operator untukmenjagakondisimesinkendaraan yang beroperasi, selaludalamkeadaanlaik, sehinggaemisi yang
dihasilkandapatsesuaidenganbakumutuemisikenda raan
5. Penggunaan alat pelindung diri berupa penutup hidung (masker) menghindari debu dan earplug untuk menghindari ketulian sesaat, bagi pekerja konstruksi.
6. Tidak melakukan pembakaran pada sisa tanaman bekas bongkaran.
Areal yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi
Sekali selama masa konstruksi
Pengambilan sampel kualitas udara kemudian dilakukan analisis di laboratorium
Lokasi kegiatan konstruksi
Selama tahap konstruksi1 kali
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
-
Pekerjaan tanah dan penumpukan tanah pada kegiatan pencetakan sawah
Erosi dan sedimentasi, terjadi pada tapak-tapak pekerjaan tanah yang dapat mencapai 25% dari kondisi sebelum adanya proyek, dan berlangsung selama kegiatan konstruksi
Jenis dampaknya tergolong besar bersifat
langsung/primer karena banyaknya komponen lain yang terkena dampak
1. Melaksanakan manajemen konstruksi secara ketat, sehingga keterbukaan lahan dan penumpukan tanah tidak berlangsung lama.
2. Dalam pengerjaan tanah agar menggunakan air secara efisien
3. Melindungi dinding permukaan tanah urugan dengan sheet pile untuk mencegah longsoran
Areal yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi
Sekali selama masa konstruksi
Pengamatan visiual dilapang untuk erosi dan
pengambilan sampel air
up stream dandown stream saluran irigasi
Pada saat konstruksi Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
-
LAMPIRAN :
KEPUTUSAN BUPATI TULANG BAWANG BARAT NOMOR : B/144.A/III.07/HK/TUBABA/2016
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PERLUASAN SAWAH OLEH DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TULANG
BAWANG BARAT
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
seperti kualitas air dan biota perairan
tanah yang dapat masuk ke perairan sungai.
4. Melakukan proses pemadatan timbunan material (tanah urug) bila telah mencapai ketinggian lebih dari 1m.
5. Melakukan pembersihan saluran drainase lokal yang mengalami pendangkalan/penyumbatan oleh endapan lumpur akibat kegiatan konstruksi.
untuk sedimentasi kemudian dilakukan analisis di laboratorium yang terakreditasi yaitu Laboratorium BPLHD Provinsi Lampung dengan indikator keberhasilan tidak terjadi erosi yang berlebihan dan TSS tidak melebihi BML yang
ditetapkan sesuai Pergub Lampung No.7/2010 untuk air permukaan parameter kunci adalah Kandungan TSS dalam Air
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Pekerjaan tanah dan penumpukan tanah pada kegiatan
Dampak terhadap kualitas air dan biota air akan terjadi selama tahap konstruksi berlangsung dengan intensitas dampak tinggi
Jenis dampaknya tergolong besar bersifat tidak langsung/sekunder akibat adanya erosi
1. Terpadu dengan upaya pengelolaan terhadap erosi dan sedimentasi.
2. Menggunakan air secara efisien dan efektif dalam proses pembentukan sawah.
3. Menampung dan mengolah limbah domestik yang
Seluruh areal/blok yang sedang dilakukan pekerjaan
Sekali selama masa konstruksi
Pengambilan sampel air kemudian dilakukan analisis di
up stream dandown stream saluran irigasi
Pada saat konstruksi Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
-
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
pencetakan sawah
dihasilkan dari aktivitas base camp dan menggunakan kolam penampung, agar tidak mencemari badan air.
4. Melengkapi base camp dengan fasilitas MCK yang standar, dan menyediakan tempat-tempat penampungan sampah.
5. Menampung pelumas bekas di lokasi base camp, agar tidak tercecer dan hanyut ke badan air.
konstruksi laboratorium
yang terakreditasi yaitu Laboratorium BPLHD Provinsi Lampung dengan parameter kunci untuk limbah cair
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
B. TAHAP OPERASIONAL Perubahan
penggunaan lahan menjadi sawah yang dilengkapi dengan pematang sebagai pembatas petakan sawah
Aktivitas pertanian sawah akan merubah faktor penutupan dan konservasi tanah (CP) serta kemiringan dan panjang lereng (LS), sehingga akan menurunkan erosi dan sedimentasi secara
Jenis dampaknya tergolong besar karenaakan terjadi penurunan erosi dan sedimentasi
1. Menerapkan pertanian sawah yang ramah lingkungan.
2. Melakukan pengolahan tanah secara efektif dan efisien.
3. Menggunakan air secara efisiensi.
4. Melakukan penghijauan pada areal sekitar yang tidak dijadikan sawah.
Seluruh areal sawah
Sekali selama satu
periodetanam
Pengamatan visiual dilapang untuk erosi dan
pengambilan sampel air untuk sedimentasi kemudian dilakukan analisis di laboratorium yang terakreditasi yaitu Laboratorium BPLHD Provinsi Lampung dengan indikator keberhasilan tidak terjadi
Areal persawahan
Selama satu periode tanam
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
-
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
erosi yang berlebihan dan TSS tidak melebihi BML yang
ditetapkan sesuai Pergub Lampung No.7/2010 untuk air permukaan . parameter kunci adalah Kandungan TSS dalam Air Aktivitas
pertanian sawah
Dampak primer
negatifdanlangsungadanyapenurunan kualitas air dan gangguan biota perairan, yang berupa sisa dan sebagian residu pupuk dan pestisida yang terbawa dan tercampur ke aliran air bersama dengan suspensi partikel tanah dari sawah, dan menjadi polutan di badan air, yang akan berlangsung permanen
Dampakmenurunnya kualitas air tergolongbesaryang besifat langsung dan permanen sehingga akan menimbulkan dampak turunan terhadap biota perairan dan populasi nekton serta masyarakat pencari ikan
1. Terintegrasi dengan pengelolaan penurunan erosi dan sedimentasi.
2. Menerapkan pertanian sawah ramah lingkungan.
3. Efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida.
4. Mengutamakan penggunaan pupuk organik dan pestisida yang ramah lingkungan.
Areal persawahan yang baru
Sekali selama satu periode tanam
Pengamatan visiual dilapang untuk erosi dan
pengambilan sampel air untuk sedimentasi kemudian dilakukan analisis di laboratorium yang terakreditasi yaitu Laboratorium BPLHD Provinsi Lampung dengan indikator
Up stream dandown stream saluran irigasi
Selama satu periode tanam
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
-
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
keberhasilan tidak terjadi erosi yang berlebihan dan TSS tidak melebihi BML yang
ditetapkan sesuai Pergub Lampung No.7/2010 untuk air permukaan . parameter kunci adalah Kandungan TSS dalam Air Aktivitas
pertanian sawah
Peningkatan luas pertanian sawah yang bersifat monokultur akan mempengaruhi sumber makanan bagi berbagai spesies hama dan penyakit tanaman. Ketersediaan makanan yang besar, dapat memicu peledakan populasi spesies hama dan penyakit tertentu.
Jenis dampak bersifat tidak langsung/sekunder dan tergolong negatif penting dan dampak ikutan yang akan terjadi adalah penurunan produksi hasil pertanian sawah.
1. Menerapkan pertanian sawah ramah lingkungan.
2. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu.
3. Menerapkan efisiensi pemupukan dan pestisida.
4. Melakukan penanaman secara serentak.
5. Melakukan bera (lahan dibiarkan tidak ditanami) lahan sawah secaraperiodik untuk memutus siklus hidup hama penyakit.
6. Melakukan rotasi tanaman dengan palawija untuk memutus siklus hidup hama penyakit.
7. Menggunakan pestisida yang ramah lingkungan atau pestisida organik atau yang dianjurkan oleh pemerintah.
Areal persawahan yang baru
Sekali selama satu periode tanam
- Obeservasi langsung - Wawancara - Pendataan
Seluruh areal persawahan
Selama satu periode tanam
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
-
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang terus
Dampaksekunder danlangsungakibat aktivitas pertanian sawah yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida, sehingga akan menurunkan
Dampak yang timbul tergolongbesardan sekunder jika petani tidak menggunakan
1. Terpadu dengan upaya pengelolaan dampak penurunan kualitas air dan peledakan hama dan penyakit tanaman.
2. Menggunakan alat pelindung diri pada saat Areal persawahan baru
Sekali dalamsatu periode tanam
- Obeservasi langsung - Wawancara - Pendataan
Seluruh areal persawahan
Selama satu periode tanam
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
-
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
INSTITUSI PENGELOLA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KET SUMBER
DAMPAK JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK
BENTUK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP LOKASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODE PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BENTUK UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
LOKASI PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERIODEPEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
menerus akibat aktivitas pertanian sawah
kesehatan masyarakat. Dampak ini akan berlangsung selama tahap operasional, dengan sebaran terutama masyarakat yang memanfaatkan air sungai untuk berbagai keperluan
alat pelindung diri dalam
pengaplikasian pestisida
melakukan aplikasi pestisida dan pupuk.
3. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara efektif dan efisien serta sesuai dengan anjuran.
4. Mengutamakan penggunaan pupuk maupun pestisida organik.
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Pencetakan sawah baru dan aktivitas pertanian sawah
Perubahan mata pencaharian dari petani kebun (lahan kering) menjadi petani lahan sawah atau kombinasinya, akan meningkatkan ekonomi keluarga, karena pertanian sawah dapat lebih cepat memberikan hasil sepanjang tahun
Jenisdampak yang timbul
tergolongtidak langsung/sekunder akan berlangsung permanen dalam luasan besar
1. Melaksanakan penyuluhan pertanian dan demonstrasi plot pada lahan sawah baru.
2. Melaksanakan progam pertanian sesuai anjuran dan dilakukan secara intensif.
3. Menerapkan pertanian sawah ramah lingkungan.
4. Menerapkan pengendalian hama dan penyakit tanaman terpadu.
5. Efisiensi penggunaan pupuk, pestisida dan air.
Areal persawahan baru
Sekali dalamsatu periode tanam
- Obeservasi langsung - Wawancara - Pendataan
Seluruh areal persawahan
Selama satu periode tanam
Instansi Pelaksana
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tulang Bawang Barat selaku pemrakarsa kegiatan
Instansi Pengawas
BadanPengelolaLingkunganHidup
Daerah(BPLHD) dan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
Penerima
LaporanBadanPengelolaanLingkunganHidup Daerah (BPLHD) KabupatenTulangBawang Barat dandan Instansiterkait di Kabupaten Tulang Bawang Barat
-