• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ASN DALAM MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN ASN DALAM MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ASN DALAM MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

(SMKK)

Surabaya , 2 Juni 2022

Webinar Dilaksanakan Oleh :

BPSDM Provinsi Jawa Timur

(2)

Sayangi keluarga

DrM@

# INGAT PESAN INI

(3)

Pemerintah Pusat bertanggung jawab atas terselenggaranya Jasa Konstruksi yang

sesuai dengan

Standar Keamanan, Keselamatan,

Kesehatan, dan Keberlanjutan

Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan a. mengembangkan Standar Keamanan, Keselamatan,

Kesehatan, dan Keberianjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi

b. menyelenggarakan pengawasan penerapan Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan dan pemanfaatan Jasa Konstruksi oleh badan usaha Jasa Konstruksi;

UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

Pasal 4 ayat (1) huruf c

UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal 52

Perubahan Ketentuan UU No. 2 Tahun 2017 Pasal 5 ayat (3)

STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN

Dalam setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa

wajib memenuhi standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Ayat2

Ayat1

Pasal

59

3

UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

(4)

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK

Pasal 84L

Untuk pekerjaan pengkajian, perencanaan, dan perancangan, produk yang dihasilkan yang tercantum dalam uraian pekerjaan, termasuk menyusun dokumen Rancangan Konseptual SMKK sesuai dengan format untuk mendukung penerapan SMKK.

4

Pasal 1

Rancangan Konseptual SMKK adalah dokumen telaah tentang Keselamatan Konstruksi yang disusun pada tahap pengkajian, perencanaan dan/atau perancangan.

PP Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan PP Nomor 22 Tahun 2020

(5)

Pasal 2

1)Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan SMKK.

2)Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

3)Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia yang memberikan layanan:

a.konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;

b.Konsultansi Konstruksi pengawasan;

c.Pekerjaan Konstruksi; dan

d.Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

4)Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan SMKK dalam memberikan layanan:

a.pengkajian;

b.perencanaan; dan c.Perancangan

5)Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan.

PERMEN PUPR NO. 10 TAHUN 2021 TENTANG

PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

(6)

LATAR BELAKANG

Diagram Venn Peraturan dan Perundangan

1

K4 K3

KK Keselamatan Konstruksi

Keamanan, Keselamatan,

Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(7)

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Keselamatan

Keteknikan Konstruksi

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Publik Keselamatan &

Kesehatan Kerja Keselamatan

Lingkungan

Identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang (IBPRP), Prosedur Kerja Aman, Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK), Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK),

Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK), Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL), Program Mutu, dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)

Bangunan/aset konstruksi

Peralatan, material

Pemilik/pemberi pekerjaan

Tenaga kerja konstruksi

Pemasok, tamu, Subpenyedia Jasa

Masyarakat di sekitar proyek

Masyarakat terpapar

Lingkungan kerja

Lingkungan terdampak proyek

Lingkungan alam

Lingkungan terbangun

Menjamin

Objek yang Diselamatkan

Pencegahan Terhadap

Metode

Pencegahan

LATAR BELAKANG

Matriks Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

1

Kecelakaan Keteknikan

Konstruksi Kecelakaan Kerja,

Penyakit Akibat Kerja Kecelakaan pada

Masyarakat Kecelakaan

Lingkungan Kecelakaan Konstruksi

(8)

PENGATURAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

8

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

Pasal 52, Pasal 24

Permen PUPR No. 10 Tahun

2021

2

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan

Konstruksi (SMKK) PP No. 14

Tahun 2021

1

Perubahan atas PP No. 22 Tahun

2020

Perubahan atas PP No. 22 Tahun

2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun

2017 tentang Jasa Konstruksi

Peraturan LKPP No. 12 Tahun

2021

3

Standar dan Pedoman Pengadaan

Jasa Konstruksi

Melalui Penyedia

Amanat Perpres No. 12 Tahun 2021

UU NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat (1), dan Pasal 59 ayat (4)

Mencabut Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019

Permen PUPR No. 1 Tahun

2022

4

Pedoman Penyusunan

Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang PUPR

Amanat PP No. 14 Tahun 2021

Inmen PUPR No. 2 Tahun 2022

5

Larangan Penggunaan

Kendaraan Berdimensi Lebih dan/atau Bermuatan

Lebih pada Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi Amanat Permen PUPR

No. 10 Tahun 2021

(9)

9

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

SUBSTANSI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

 Mengatur keselamatan konstruksi yang meliputi standar keamanan, keselamatan, Kesehatan, dan keberlanjutan termasuk penjaminan mutu dan pengendalian mutu pekerjaan konstruksi, termasuk pengelolaan lingkungan dan lalu lintas.

 Mengatur pekerjaan konstruksi dan konsultansi konstruksi, dengan mendetailkan pekerjaan konsultansi konstruksi dan pekerjaan sederhana

Berlaku untuk seluruh penyelenggara kegiatan usaha jasa konstruksi

Permen PUPR No. 10 Tahun 2021

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

(10)

TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG

3.1 Pihak-Pihak dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

3.2 Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Pengguna Jasa 3.3 Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyedia Jasa

3

Sub lampiran A

(11)

Unit Kerja Pelaksana Pemilihan Barang dan Jasa

PENGGUNA JASA

Unit Kerja Pelaksana Pemilihan Barang dan Jasa (UKPBJ) adalah unit kerja yang melakukan pemilihan tender/seleksi penyedia jasa pekerjaan Jasa Konstruksi. Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang UKPBJ meliputi:

a. memeriksa kelengkapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan memastikan bahwa biaya SMKK telah dialokasikan dalam daftar kuantitas dan harga sesuai kebutuhan;

b. apabila HPS belum mengalokasikan biaya SMKK, maka UKPBJ mengusulkan perubahan kepada penanggung jawab kegiatan untuk dilengkapi;

c. menyusun dokumen pemilihan Penyedia Jasa sesuai kriteria yang di dalamnya memuat:

1) manajemen Risiko Keselamatan Konstruksi;

2) kualifikasi personil manajerial/tenaga ahli untuk keselamatan konstruksi; dan 3) format pakta komitmen Keselamatan Konstruksi;

d. memberikan penjelasan pada saat aanwijzing serta menuangkannya dalam berita acara aanwijzing tentang risiko keselamatan konstruksi dari Pekerjaan Konstruksi yang akan ditenderkan;

e. RKK sebagai bagian dari dokumen usulan teknis; dan

f. menilai pemenuhan RKK terkait dengan ketentuan dalam pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi.

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

(12)

Unit Kerja Pelaksana Kegiatan 4

PENGGUNA JASA

Dalam hal pimpinan Unit Kerja Pelaksana Kegiatan sebagai pemilik poyek pekerjaan konstruksi/KPA, maka bertanggung jawab untuk:

a. membentuk dan menetapkan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak sebelum pelaksanaan tahapan pengukuran/pemeriksaan bersama;

b. menerima hasil pekerjaan dari Pejabat Pembuat Komitmen setelah Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan diterbitkan; dan

c. menyerahkan hasil pekerjaan selesai kepada penyelenggara infrastruktur.

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

(13)

Penanggung Jawab Kegiatan 5

PENGGUNA JASA

Penanggung Jawab Kegiatan adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Unit Kerja Pelaksana Kegiatan/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan, mengambil keputusan, dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran, meliputi:

A. Tahap Pengkajian dan Perencanaan

1) Menetapkan lingkup pekerjaan pengkajian dan tugas, tanggung jawab tim/penyedia jasa konsultansi pengkajian.

2) Melakukan persetujuan dan pengendalian kegiatan pengkajian dalam dokumen Program Mutu yang disampaikan penyedia jasa.

3) Menyetujui hasil/produk pengkajian, salah satunya Rancangan Konseptual SMKK Pengkajian yang didalamnya memuat informasi awal dan rekomendasi teknis untuk aspek lokasi, lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan dampak lingkungan.

4) Mendokumentasikan seluruh hasil pekerjaan pengkajian dan perencanaan dalam informasi terdokumentasi untuk menjadi masukan KAK pekerjaan perancangan dan pekerjaan konstruksi;

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

(14)

Penanggung Jawab Kegiatan 5

PENGGUNA JASA

B. Tahap Perancangan

1) Menetapkan lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan bahwa apabila terjadi revisi desain, maka tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi.

2) Melakukan persetujuan dan pengendalian kegiatan perancangan sebagaimana dalam Program Mutu.

3) Menyetujui hasil/produk perancangan, antara lain Rancangan Konseptual SMKK Perancangan.

4) Mendokumentasikan seluruh hasil pekerjaan perancangan dalam informasi terdokumentasi untuk menjadi dasar penyusunan KAK/TOR pekerjaan konstruksi.

5) Menetapkan spesifikasi teknis yang telah didasari dengan persyaratan terkait SMKK dalam rancangan konseptual SMKK perancangan untuk menjadi acuan dalam pemilihan

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

(15)

Penanggung Jawab Kegiatan

PENGGUNA JASA

C. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

1) Menerapkan SMKK untuk setiap paket Pekerjaan Jasa Konstruksi.

2) Bertanggung jawab atas keseluruhan aspek administrasi kontrak dan teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana yang tercantum dalam kontrak konstruksi.

3) Membahas dan mengesahkan dokumen penerapan SMKK pada saat rapat persiapan pelaksanaan (Preconstruction Meeting/PCM).

4) Berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan dapat dilimpahkan sebagian atau keseluruhan pada pihak/tim yang ditunjuk oleh penanggung jawab, sebagaimana gambar disamping

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

5

(16)

Penanggung Jawab Kegiatan

PENGGUNA JASA

C. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI (lanjutan)

5) Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan dokumen penerapan keselamatan konstruksi yang telah ditetapkan.

6) Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko Keselamatan Konstruksi besar apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa.

7) Dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan kritis/risiko besar tidak mengikuti dokumen Keselamatan Konstruksi, PPK dapat menghentikan pekerjaan sampai upaya pengendalian telah dilakukan.

8) Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, apabila PPK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 5) s.d 7), di atas.

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

5

(17)

Penanggung Jawab Kegiatan 5

PENGGUNA JASA

C. TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI (lanjutan)

9) Memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja kepada Penyedia Jasa yang telah melaksanakan SMKK dalam menyelenggarakan paket Pekerjaan Konstruksi sebagai bentuk catatan ada/tidak ada kecelakaan kerja.

10) Membuat RKK Kegiatan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat swakelola.

11) Membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut terhadap laporan kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi yang diterima dari Penyedia Jasa.

Tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang Penyelenggara Proyek

3.2

(18)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

PENERAPAN SMKK

18

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

(19)

DOKUMEN SMKK

04 Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)

02 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)

03 Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan Program Mutu

01 Rancangan Konseptual SMKK

05 Ketentuan Lain dalam Dokumen SMKK

19

Pasal 2–19

(20)

Rancangan Konseptual SMKK

Rancangan Konseptual SMKK (memuat tingkat

risiko keselamatan konstruksi, biaya penerapan SMKK yang

ada di dalam EE) Dok . P en aw ar an Te knis (R KK P ena w ar an ) Do k. P en aw ar an Ha rg a (Bia ya P ene ra pa n SM KK) RK K Pe la ks an aa n & RM PK Pr og ra m M ut u

RKK Pengawasan/ MK

RK PP L _ RM LLP _

PENGKAJIAN &

PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PEMILIHAN PELAKSANAAN TAHAPAN

DOKUMEN

PELAKU

Risiko sedang

& besar

Perubahan di dalam PP No. 14/2021

* RKPPL : Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. 20

RMLLP : Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan.

Pengguna (untuk swakelola), Konsultan Pengkajian, Konsultan Perencanaan,

dan Konsultan Perancangan

Calon Penyedia Jasa Konstruksi/Kontraktor,

Calon Konsultan Pengawas/MK

Pengguna (untuk swakelola), Pelaksana Penyedia Jasa

Konstruksi/Kontraktor, Konsultan Pengawas/MK

DOKUMEN SMKK

PADA PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

(21)

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

21 Pasal 3–5 & Sublampiran C

01

Disusun oleh:

a. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengkajian;

b. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Perencanaan;

c. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Perancangan;

d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi;

e. Ahli K3 Konstruksiatau

dan/atau Ahli Keselamatan Konstruksi di Pengguna Jasa.

Dalam menyusun Rancangan Konseptual SMKK, Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi dan

Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi harus memiliki Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Konstruksi, atau Ahli Keselamatan Konstruksi.

Untuk pekerjaan Pengkajian, perencanaan, dan perancangan dengan Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi, tenaga ahli yang dilibatkan

merangkap sebagai Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan/atau Ahli Keselamatan Konstruksi.

Dalam hal pekerjaan perancangan memiliki besaran kurang dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah), Rancangan Konseptual SMKK hanya memuat IBPRP.

RANCANGAN KONSEPTUAL

SMKK

(22)

a. lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan bahwa jika terjadi revisi desain, tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;

b. metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ; c. standar pemeriksaan dan pengujian;

d. rekomendasi rencana pengelolaan lingkungan hidup;

e. rencana manajemen lalu lintas, jika diperlukan;

f. identifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan pengendalian risiko, dan peluang (IBPRP);

g. daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan untuk desain;

h. pernyataan penetapan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi;

i. biaya SMKK serta kebutuhan personel keselamatan Konstruksi; dan

j. rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi bangunan.

MUATAN SUBSTANSI dan KORELASI RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

22 Pasal 4–5 & Sublampiran C

Informasi Awal Lokasi Kondisi lokasi,

Ketersediaan material, bahan dan alat

Lingkungan FIsik

Perlakuan metode sesuai dengan kondisi yang

dibutuhkan Pengaruh konstruksi

pada vegetasi, polusi, bangunan sekitar proyek

kebutuhan perlindungan lingkungan fisik dan keselamatan publik di sekitar

proyek

Sosio- Ekonomi

pengaruh hubungan sosial, budaya, ekonomi, kesehatan masyarakat dan kearifan lokal masyarakat sekitar proyek

Dampak

Lingkungan telaahan aspek lingkungan

kebutuhan penyusunan dokumen lingkungan (AMDAL, UKL-UPL, SPPL)

kebutuhan pengkajian dampak konstruksi terhadap

sosio-ekonomi masyarakat sekitar proyek

Aspek Informasi

RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK TAHAP PERANCANGAN Rekomendasi Teknis

RANCANGAN KONSEPTUAL PENGKAJIAN DAN/ATAU PERENCANAAN

01

(23)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

23

Disusun oleh:

a. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Manajemen Penyelenggaraan

Konstruksi;

b. Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan;

c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi; atau

d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.

Dalam hal pekerjaan konsultansi pengawasan memiliki besaran kurang dari Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah), RKK pengawasan hanya memuat:

 prosedur dan/atau instruksi kerja pengawasan;

 formulir izin kerja yang telah ditandatangani; dan

 laporan penerapan RKK pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Untuk pekerjaan pengawasan dengan Pengadaan

Langsung Jasa Konsultansi, tenaga ahli yang dilibatkan merangkap sebagai Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan/atau Ahli Keselamatan Konstruksi.

Dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi kecil melalui pengadaan langsung disusun RKK sederhana paling sedikit memuat:

a. kebijakan Keselamatan Konstruksi;

b. pengadaan alat pelindung diri dan alat pelindung kerja;

c. IBPRP sederhana;

d. rambu keselamatan sesuai identifikasi bahaya; dan e. jadwal inspeksi.

RENCANA KESELAMATAN

KONSTRUKSI (RKK) Pasal 6–14 & Sublampiran

D

RKK PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN PENYEDIA JASA

02

(24)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

24

Disusun oleh:

Ahli K3 Konstruksi

dan/atau Ahli

Keselamatan Konstruksi dan/atau petugas keselamatan konstruksi di Pengguna Jasa

Dalam hal pekerjaan konstruksi dilaksanakan secara swakelola atau tanpa penyedia jasa, disusun RKK kegiatan yang memuat IBPRP, analisis keselamatan konstruksi, jadwal inspeksi, serta pengadaan APD dan APK

Dalam hal pekerjaan pengawasan konstruksi dilaksanakan secara swakelola, disusun RKK kegiatan pengawasan memuat identifikasi bahaya, serta sasaran dan program

RENCANA KESELAMATAN

KONSTRUKSI (RKK)

RKK PEKERJAAN KONSTRUKSI TANPA PENYEDIA JASA (SWAKELOLA)

02

Pasal 6–14 & Sublampiran D

(25)

Penerapan SMKK Tahap Pembangunan

02 Ketentuan SMKK dalam tahap Konstruksi

03 Ketentuan SMKK dalam Serah Terima Pekerjaan Konstruksi

01 Ketentuan SMKK dalam tahap Pemilihan

25

Pasal 20–32

(26)

BIAYA PENERAPAN SMKK

1) Biaya Penerapan SMKK dalam pekerjaan Konsultansi Konstruksi paling sedikit mencakup rincian:

a. penyiapan RKK dan/atau rancangan konseptual SMKK;

b. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;

c. kegiatan dan peralatan terkait pengendalian dan risiko Keselamatan Konstruksi.

2) Biaya Penerapan SMKK dalam pekerjaan Konsultansi Konstruksi terkait biaya asuransi kesehatan, asuransi profesi, biaya pendidikan, pelatihan, asuransi, dan biaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan Konsultansi Konstruksi sudah termasuk dalam komponen remunerasi tenaga ahli sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KONSULTANSI KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

26 Pasal 40 & 41 & Sublampiran K

1) Biaya Penerapan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi mencakup rincian:

a. Penyiapan RKK, RKPPL, dan RMLLP;

b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan;

c. alat pelindung kerja dan alat pelindung diri*;

d. asuransi dan perizinan;

e. personel Keselamatan Konstruksi;

f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan*;

g. rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan atau manajemen lalu lintas*;

h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan

i. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan*.

2) Huruf c,f,g,dan i merupakan barang habis pakai

3) Huruf h tidak wajib untuk pekerjaan dengan risiko keselamatan konstruksi kecil

PELAKSANA KONSTRUKSI

(27)

KETENTUAN LAIN BIAYA PENERAPAN SMKK

Penyedia Jasa tidak dapat mengusulkan perubahan anggaran Biaya Penerapan SMKK yang tertuang dalam penyesuaian dokumen SMKK dalam hal terjadi:

a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru serta

perubahan lingkup pekerjaan pada kontrak, termasuk pekerjaan tambah/kurang; dan

b. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan

kehilangan harta benda, waktu kerja, kematian, cacat tetap, dan/atau kerusakan lingkungan.

Usulan perubahan Biaya Penerapan SMKK merupakan biaya terkait pemenuhan protokol kesehatan untuk mengatasi epidemi dan pandemi.

Penyedia Jasa pengawasan, manajemen konstruksi, dan pelaksana Pekerjaan Konstruksi dapat

mengusulkan perubahan anggaran Biaya Penerapan SMKK dalam hal terjadi penyebaran epidemi dan pandemi yang belum diperkirakan sebelumnya, sehingga membutuhkan penanganan kesehatan pada pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Untuk pekerjaan dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil melalui pengadaan langsung dan/atau padat karya, Biaya Penerapan SMKK paling sedikit meliputi:

a. pengadaan APD/APK,

b. sarana dan prasarana kesehatan terkait protokol kesehatan, dan

c. rambu keselamatan sesuai kebutuhan.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

27 Pasal 39 dan 40

(28)

Pengguna Jasa menyampaikan laporan penyelenggaraan pengawasan SMKK kepada Menteri melalui unit organisasi yang membidangi Jasa Konstruksi

Menteri melakukan pengawasan tertib penerapan

SMKK pada Pekerjaan Konstruksi dan Konsultansi Konstruksi yang berasal dari

anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau yang

memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat (GWPP) di daerah melakukan pengawasan

penerapan kebijakan SMKK yang dilakukan oleh gubernur dan bupati/walikota di wilayah kewenangannya

Gubernur melakukan pengawasan penerapan SMKK pada Pekerjaan Konstruksi dan Konsultansi Konstruksi terhadap

pembiayaan yang berasal dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah provinsi dan/atau yang memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi sedang

Bupati/walikota melakukan pengawasan penerapan SMKK pada Pekerjaan Konstruksi dan Konsultansi Konstruksi terhadap

pembiayaan yang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah kabupaten/kota dan/atau yang memiliki Risiko Keselamatan

Konstruksi kecil

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat menyampaikan laporan penerapan kebijakan SMKK kepada Menteri

Gubernur menyampaikan laporan penerapan SMKK kepada Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan laporan

penyelenggaraan pemerintah daerah provinsi

Bupati/walikota menyampaikan laporan SMKK kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kabupaten/kota

PENGAWASAN PENERAPAN SMKK

PP NO. 14/2021 Pasal 84 AI–85AJ

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A K O N S T R U K S I

28 Pasal 42–43 & Sublampiran K

(29)

Tanggung Jawab dan Wewenang

Penanggung Jawab Kegiatan dalam

Tahap

Pembangunan

(30)

MASA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI

1 2 3

Persetujuan Dokumen SMKK

TAHAP PENYELESAIAN

Award (0) Meeting

MASA PENJAMINAN MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI

Info terkait penyusunan dokumen RKK

Pelaksanaan, RMPK, RKPPL, dan

RMLLP

(31)

TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pemeriksaan terhadap desain dan volume awal dengan kondisi lapangan,

kemudian jika diperlukan dilakukan

penyesuaian

(perubahan/adendum kontrak)

Permohonan izin memulai pekerjaan sekurang-kurangnya

melampirkan:

a.) Gambar Kerja b) Rencana Pelaksanaan

Pekerjaan (Work Method Statement)

4M +

Analisis Keselamatan Konstruksi

c) Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection and Test

Plan/ ITP)

Pengawasan mutu pekerjan dilakukan

melaui

pemeriksaan dan pengujian (baik proses dan hasil

pekerjaan)

1. Penerimaan hasil pekerjaan dilakukan setelah seluruh

ketentuan mutu dalam kontrak dipenuhi;

2. Persetujuan dokumen penagihan didahului dengan pemeriksaan mutu dan volume hasil pekerjaan

Pemeriksaan Bersama

(Mutual Check/MC-0)

Permohonan Izin

Mulai Kerja Pengawasan

Mutu Pekerjaan

Penerimaan dan Pembayaran Hasil Pekerjaan

1 2 3 4

2

(32)

a) Mutu 32

b) Volume C) Aspek KK PCM

PELAKSANAAN KONSTRUKSI PERSIAPAN

PELAKSANAAN

Penyerahan lokasi kerja

SPMK

Pembahasan Dokumen

SMKK Penanda

tanganan Kontrak

Pemeriksaan Bersama (Mutual Check)

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

• Penyesuaian Gambar Desain dg lapangan

• Menetapkan/

memastikan Volume Awal

Perubahan Gambar Desain

Perubahan BOQ

Volume Kontrak

atau

CCO MC-0

MC-0

Method Statement (per pekerjaan)

Metode Kerja pelaksanaan )

Tenaga Kerja yang terlibat

Peralatan yang dibutuhkan

Material yang digunakan

Analisi Keselamatan Kosntruksi

Jadwal Mobilisasi Pemeriksaan Ya

a) Mutu b) Volume C) Aspek KK PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pelaksanaan Pekerjaan/

sub pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan/

sub pekerjaan

Cek Pekerjaan/sub pekerjaan selanjutnya

Pengajuan Monthly Certificate (MC)

Pengajuan Pembayaran

Cek Proses

Pembayaran

Proses Pembayaran

Pembayaran Bulanan

Pembayaran Termin Cek

Cek

Persiapan Pengajuan Pembayaran

: Pengawas Pekerjaan Memeriksa

: Penanggung Jawab Kegiatan Cek

: Pengawas Pekerjaan Memeriksa & Menyetujui

Pekerjaan/sub pekerjaan

selanjutnya Cek

Tidak Tidak

Tidak Tidak

Ya

Ya Ya

Ya Ya

Ya Tidak

Tidak

Lumpsum (Termin) Lumpsum (Termin)

Harga Satuan Harga Satuan

Mekanisme pemeriksaan untuk pembayaran perlu dibedakan untuk Kontrak LS dan HS.

Untuk Kontrak HS, penarikan tagihan pertama (Monthly Certificate 0/MC 0), didasarkan pada adendum setelah pemeriksaan bersama (mutual check)

Checklist pelaksanaan Method Statement menjadi lampiran (back up) pada pengajuan pembayaran bulanan maupun termin

Volume Awal

Penyusunan Gambar Kerja

Permohonan Memulai Pekerjaan

Tidak

: Pengawas Pekerjaan Memeriksa

: Pengendali Pekerjaan Persetujuan

Rencana Inspeksi dan Pengujian (ITP)

1

2

Adendum

Menyetujui

PEMELIHARAAN

CCO

3 Rapat Persiapan

Pelaksanaan Kontrak/PCM

(33)

SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN

(PHO)

PEMELIHARAN HASIL PEKERJAAN

SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN

(Final Hand Over/FHO)

TAHAPAN PENYELESAIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan penyerahan pekerjaan yang telah selesai100%

(seratus perseratus) dari Penyedia Jasa Pekerjaan

Konstruksi kepada Pengguna Jasa dalam

kondisi dan standar sebagaimana disyaratkan

dalam kontrak

Masa Pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan,

sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan dan dapat

melampaui tahun anggaran.

a) Dalam rangka menerima hasil pekerjaan, Penanggung Jawab Kegiatan memerintahkan

Pengawas Pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan terhadap

hasil pekerjaan pemeliharaan.

b) Dalam rangka pelaksanaan FHO, Penyedia Jasa Pekerjaan

Konstruksi harus menyerahkan seluruh dokumentasi terlaksana

(As-Built Document)

Serah terima pekerjaan selesai kepada Penyelenggara Infrastruktur dilakukan setelah terbitnya berita

acara serah terima akhir, yang meliputi

kegiatan:

a) Pengambilalihan lokasi dan hasil

pekerjaan b) Penyerahan

pekerjaan selesai SERAH TERIMA PEKERJAAN SELESAI KPD PENYELENGGARA

INFRASTRUKTUR

3

(34)

Pekerjaan Selesai 100%

MASA PEMELIHARAAN

Permintaan Serah Terima Pertama

Pekerjaan

Berita Acara PHO

Pelaksanaan Pemeriksaan Pekerjaan (Fisik

& Adimintratif) Penyedia Jasa

Pekerjaan Konstruksi Ke Penanggung Jawab

Kegiatan

Penanggung Jawab Kegiatan →

Pengawas Pekerjaan

Cek

Penanggung Jawab Kegiatan dan Penyedia Jasa

Pekerjaan Konstruksi

Tidak

P H O

Pelaksanaan Pemeliharaan

Pekerjaan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi Pembayaran Pekerjaan (95% dari Kontrak, 5%

Jaminan Pemeliharaan)

Permintaan Serah Terima Akhir Pekerjaan

Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi ke Penanggung Jawab

Kegiatan

Pemeriksaan Pemeliharaan

(Fungsi) Penanggung Jawab

Kegiatan Ke Pengawas Pekerjaan Pemeliharaan

Cek

Tidak

Ya

Pembayaran/

Pengembalian Jaminan Pemeliharaan Penanggung Jawab Kegiatan Ke Penyedia

Jasa Pekerjaan Konstruksi Penanggung Jawab

Kegiatan dan Penyedia Jasa Pekerjaan

Konstruksi

Penyerahan Pekerjaan Penanggung Jawab

Kegiatan Ke PA/

KPA (Menteri/

Gubernur/Bupati/

Walikota) F H O

Perbaikan Pekerjaan Penyedia Jasa

Pekerjaan Konstruksi

Perbaikan Pekerjaan Penyedia Jasa

Pekerjaan Konstruksi

Berita Acara FHO Penanggung Jawab

Kegiatan dan Pengawas Pekerjaan MASA PELAKSANAAN

Ya

Periode Akhir Kontrak

Laporan PHO Penanggung Jawab

Kegiatan ke PA/

KPA

Penyerahan Aset BMN

(35)

Jenis Laporan Pekerjaan Konstruksi

Disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi kepada Penanggung Jawab Kegiatan, terdiri dari:

1. Laporan Harian;

2. Laporan Mingguan; dan 3. Laporan Bulanan.

LAPORAN

PENGAWASAN LAPORAN

PENGENDALIAN LAPORAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Disusun oleh pimpinan unit kerja pelaksana

kegiatan/

Penanggung Jawab Kegiatan

kepada atasan langsung.

Laporan bulanan kepada Penanggung Jawab Kegiatan yang disusun oleh:

Direksi Teknis berupa laporan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi; atau

Konsultan Pengawas

berupa laporan pelaksanaan

pekerjaan konstruksi dan

laporan pelaksanaan tugas

pengawasan.

(36)

Laporan Mingguan

Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Capaian pekerjaan untuk setiap jenis pekerjaan dan/atau subpekerjaan, pemenuhan kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan; daftar peralatan yang meliputi jenis, jumlah dan kondisi peralatan; serta penempatan tenaga kerja untuk setiap pekerjaan dan/atau subpekerjaan;

2. Kondisi cuaca, seperti hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan;

3. Hambatan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta kondisi khusus lainnya yang berdampak atau berpotensi berdampak pada pelaksanaan pekerjaan;

4. Informasi Keselamatan Konstruksi, seperti kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja ( nearmiss record ), dan lain-lain sebagaimana yang disyaratkan di dalam peraturan;

Laporan harian disusun dan disampaikan setiap hari kepada Pimpinan Unit kerja pelaksana kegiatan/ Penanggung Jawab Kegiatan setelah mendapat verifikasi dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

Laporan Bulanan Laporan Harian

Laporan Pelaksanaan Pekerjaan (Fisik)

(37)

Laporan Mingguan

Laporan harian paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

5. Informasi terkait Keselamatan Konstruksi harus diperiksa oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Laporan harian Keselamatan Konstruksi dapat dijadikan satu dalam format Laporan harian atau dapat juga menggunakan format terpisah;

6. Rencana pelaksanaan pekerjaan di hari berikutnya; dan

7. Catatan-catatan yang berkaitan dengan:

pelaksanaan, perubahan desain, gambar kerja ( shop drawing ), spesifikasi teknis, kelambatan pekerjaan dan penyebabnya dan lain sebagainya.

Dalam laporan harian harus dapat

diperoleh informasi terkait sebab-sebab terjadinya keterlambatan

pelaksanaan pekerjaan, apakah

disebabkan karena kerusakan peralatan, Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi

personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.

Laporan Bulanan

Laporan Harian

(38)

Laporan mingguan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Rangkuman capaian pekerjaan berupa hasil pembandingan capaian dengan minggu sebelumnya dan capaian pada minggu berjalan dengan rencana kegiatan dan sasaran capaian pada minggu berikutnya;

b. Hambatan dan kendala yang dihadapi pada kurun waktu 1 (satu) minggu beserta tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan potensi kendala pada minggu berikutnya;

c. Dukungan yang diperlukan dari Pimpinan unit kerja Pelaksana Kegiatan/Penanggung Jawab Kegiatan, Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, dan pihak-pihak lain yang terkait;

d. Ringkasan permohonan persetujuan atas usulan dan dokumen yang diajukan beserta statusnya;

e. Ringkasan kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan;

f. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja ( nearmiss record ), dan lain-lain.

Laporan Bulanan

Laporan Harian Laporan Mingguan

(39)

Laporan Mingguan

Laporan Bulanan paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;

b. Foto dokumentasi;

c. Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna Jasa;

d. Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;

e. Masalah dan kendala yang dihadapi, termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;

f. Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;

g. Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen; dan

h. Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja ( nearmiss record ), dan lain-lain.

Laporan Bulanan

Laporan Harian

(40)

8) Status persetujuan atas usulan dan permohonan dokumen;

9) Daftar dan status persetujuan dokumen yang yang harus ditindak lanjuti oleh Direksi Lapangan/Konsultan MK;

10) Ringkasan hasil pelaksanaan kegiatan pekerjaan (daftar pelaksanaan kegiatan pemeriksaan beserta hasil dan status persetujuannya);

11) Ringkasan aktivitas dan hasil pengendalian Keselamatan Konstruksi, termasuk kejadian kecelakaan kerja, catatan tentang kejadian nyaris terjadi kecelakaan kerja (nearmiss record), dan lain- lain;

12) Kendala yang dihadapi Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, tindakan yang telah dan akan dilakukan serta dukungan yang dibutuhkan dari Direksi Lapangan/ Konsultan MK untuk tujuan kelancaran proyek.

1) Capaian pekerjaan fisik, ringkasan status capaian pekerjaan fisik dengan membandingkan capaian di bulan sebelumnya, capaian pada bulan berjalan serta target capaian di bulan berikutnya;

2) Foto dokumentasi;

3) Ringkasan status kondisi keuangan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, status pembayaran dari Pengguna;

4) Perubahan kontrak dan perubahan pekerjaan;

5) Masalah dan kendala yang dihadapi; termasuk statusnya, tindakan penanggulangan yang telah dilakukan dan rencana tindakan selanjutnya;

6) Hambatan dan kendala yang berpotensi terjadi di bulan berikutnya, beserta rencana pencegahan atau penanggulangan yang akan dilakukan;

Paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

Laporan Pelaksanaan Pengawasan

(41)

Laporan ini paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Ringkasan status kemajuan pekerjaan, baik kemajuan fisik maupun pembayaran/keuangan, serta sisa target berikutnya yang harus dicapai;

b. Penilaian kinerja terhadap para pihak yang terlibat di dalam proyek, seperti Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, Sub Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi dan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;

c. Kendala-kendala yang dihadapi terkait pengendalian pekerjaan konstruksi serta penanggulangan yang sudah dan/atau yang akan dilakukan;

d. Potensi masalah yang mungkin terjadi serta rencana pencegahan atau penanggualanannya;

e. Status perubahan kontrak, bila ada;

f. Laporan keterlambatan dan/atau ketidaksesuaian dengan rencana yang ditetapkan beserta penyebab keterlambatan serta usulan rencana percepatan dan/atau alternatif solusi lainnya; dan

g. Hal-hal lain yang perlu untuk dilaporkan.

Laporan Pengendalian

(42)

KOMPONEN KEGIATAN PENERAPAN SMKK

Sub lampiran K

(43)

1. Contoh Format Surat Peringatan Pertama

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

[kota], [tanggal bulan tahun]

Nomor : Lampiran : Kepada Yth.

[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]

[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]

di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Peringatan Pertama dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan ...

Dengan hormat,

Berdasarkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Tim Keselamatan Konstruksi terhadap:

Inspeksi Persiapan Pekerjaan...

Inspeksi Proses...

Inspeksi Akhir Pekerjaan...

Inspeksi Peralatan Keselamatan Kerja...

Pemakaian Alat Pelindung Diri...

Laporan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja...

Kebersihan Tempat Kerja...

Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali...

Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai...

Terjadi kecelakaan/sakit akibat kerja...

...

dengan ini kami memberikanSurat Peringatan Pertama kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi karena belum/tidak melakukan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi secara benar, sesuai denganRencana Keselamatan Konstruksi (RKK).

Kami memberikan kesempatan kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk melakukan upaya perbaikan dalam waktu 1 (satu) minggu, terhitung diterbitkannyaSurat

Peringatan Pertama ini. Apabila Surat Peringatan Pertama ini tidak ditindaklanjuti, maka kami akan memberikan Surat Peringatan Kedua.

Satuan kerja...

Pejabat Pembuat Komitmen...

[tanda tangan]

[nama lengkap]

NIP:...

(44)

2. Contoh Format Surat Peringatan Kedua

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

[kota], [tanggal bulan tahun]

Nomor : Lampiran : Kepada Yth.

[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]

[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]

di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Peringatan Kedua dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan ...

Dengan hormat,

Berdasarkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi dari Tim Keselamatan

Konstruksi terhadap upaya tindak lanjut Penyedia Pekerjaan Konstruksi terhadap Surat Peringatan Pertama Nomor ... yang diterbitkan tanggal..., dengan memperhatikan:

Batas waktu perbaikan yang diberikan, terlewati

Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali

Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai

Terjadi kecelakaan setelah Surat Peringatan Pertama

...

dengan ini kami memberikan Surat Peringatan Kedua kepada Penyedia Jasa karena belum/tidak menindaklanjuti Surat Peringatan Pertama secara benar, sesuai dengan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).

Kami memberikan kesempatan kepada Penyedia Jasa untuk melakukan upaya perbaikan dalam waktu 1 (satu) minggu, terhitung diterbitkannyaSurat Peringatan Kedua ini. Apabila Surat Peringatan Kedua ini tidak ditindaklanjuti, maka kami akan memberikan Surat Penghentian Pekerjaan untuk sementara.

Satuan kerja...

Pejabat Pembuat Komitmen...

[tanda tangan]

[nama lengkap]

NIP:...

(45)

3. Contoh Format Surat Penghentian Pekerjaan

[KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

[kota], [tanggal bulan tahun]

Nomor : Lampiran : Kepada Yth.

[Nama Direktur Utama Penyedia Jasa]

[Nama Badan Usaha Penyedia Jasa]

di [alamat badan usaha Penyedia Jasa]

Perihal: Surat Penghentian Pekerjaan dalam Pelaksanaan Paket Pekerjaan ...

Dengan hormat,

Dengan merujuk dan memperhatikan:

Surat Peringatan Pertama No. ... Tanggal...;

Surat Peringatan Kedua No. ... Tanggal...;

Pasal 162 dan Pasal 163 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 2 tahun 2017 dan/atau prosedur penghentian kerja sesuai ketentuan dalam kontrak ________, berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi penerapan SMKK, bahwa:

Batas waktu perbaikan, terlampaui

Upaya perbaikan, tidak dilakukan sama sekali

Upaya perbaikan, dilakukan tidak memadai

Terjadi kecelakaan/sakit akibat kerja

...

Dengan ini kami memberikan Surat Penghentian Pekerjaan untuk sementara kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi sampai dengan dilaksanakannya upaya perbaikan penerapan Keselamatan Konstruksi secara benar, sesuai dengan dokumen penerapan SMKK – Kontrak (RKK, RMPK, RKPPL, RMLLP).

Segala risiko akibat dari penghentian pekerjaan ini, baik material maupun non- material menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Pekerjaan Konstruksi.

Satuan kerja...

Pejabat Pembuat Komitmen...

[tanda tangan]

[nama lengkap]

NIP:

(46)

4. Contoh Format Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja [KOP SURAT SATUAN KERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN]

SURAT KETERANGAN NIHIL KECELAKAAN KERJA Yang bertandatangan di bawah ini:

[nama Pejabat Pembuat Komitmen]

[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]

Menerangkan bahwa:

[nama badan usaha Penyedia Pekerjaan Konstruksi]

[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]

Telah menyelesaikan Paket Pekerjaan Kerja (SPMK) dengan Nomor ... dengan waktu penyelesaian selama ... (dalam huruf) hari kalender, terhitung mulai tanggal ... bulan...

tahun... sampai dengan tanggal ... bulan...

tahun... dan selama melaksanakan pekerjaan tersebut telah menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dengan pencapaian ... Jam kerja “Nihil Kecelakaan Kerja”.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

[kota], [tanggal bulan tahun]

Pejabat Pembuat Komitmen...

[tanda tangan]

[nama lengkap]

NIP:...

(47)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

o Tampilkan nmplgn dan kota pada tabel pelangan yang kota=”Semarang” Aljabar relasi : Π nmplgn, kota (σ kota = “Semarang” (pelangan)). SQL : Select nmplgn, kota from

Salah satu manfaat kultur kalus adalah untuk mendapatkan produk kalus dari suatu eksplan yang dapat ditumbuhkan secara terus-menerus sehingga dapat dimanfaatkan

Penelitian Wardaya (2018) juga menunjukkan bahwa Kompetensi pegawai berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan kinerja pegawai, hasil tersebut berbanding terbalik

Pengguna Jasa telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam Kontrak ini melalui Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJi untuk melaksanakan Pekerjaan

⮚ Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja terkait pencegahan pencemaran (terhadap

20 Bendungan Sukamahi, Jawa Barat 21 Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat 22 Bendungan Cipanas, Jawa Barat 23 Bendungan Tigadihaji, Sumatera Selatan 24 Bendungan Semantok, Jawa Timur

Kejang ini biasanya terjadi pada bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil usaha ternak kerbau yang dijalankan oleh peternak kerbau di Desa Dangdang, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang dan