Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadwal
Subtitle
Menggambar jaringan Kerja
• Lukiskan anak panah dengan garis penuh dari kiri ke kanan, dan garis putus untuk dummy.
• Dalam menggambarkan anak panah, usahakan adanya bagian yang mendatar untuk tempat keterangan kegiatan dan kurun waktu.
• Keterangan kegiatan ditulis di atas anak panah, sedangkan kurun waktu di bawahnya.
• Hindarkan sejauh mungkin garis yang saling menyilang.
• Kecuali untuk hal khusus, panjang anak panah tidak ada kaitannya dengan lamanya kurun waktu.
• Peristiwa/ kejadian dilukiskan sebagai lingkaran, dengan nomor yang bersangkutan jika mungkin berada di dalamnya.
• Nomor peristiwa sebelah kanan lebih besar dari sebelah kiri
Tabel 1 2·4
Komponen kegiatan proyek pengadaan generator listrik.
Gambar 1 2·5
Jaringan kerja proyek pengadaan generator listrik dengan kompo- nen seperti pada
Tabel 1 2-4.
Contoh jaringan Kerja dengan Suatu Dummy
Menyusun Urutan Kegiatan
1. Ketergantungan Alamiah,
Ketergantungan disebabkan oleh sifat kegiatan itu sendiri.
Misalnya : kegiatan menaikkan atap belum dapat dilakukan sebelum pekerjaan mendirikan tiang penyangga diselesaikan.
Ketergantungan disebut ketergantungan alamiah, karena meskipun tersedia cukup tenaga ataupun sumber daya yang lain, tetapi bila tiang belum siap menyangga atap, maka menaikkan atap belum dapat dimulai.
2. Ketergantungan Sumber Daya
Sebagai contoh, pekerjaan membuat pondasi tidak dapat dilakukan bersamaan waktunya dengan pekerjaan pabrikasi tiang atau kerangka atap, karena kurangnya tenaga kerja, sehingga harus dilakukan secara berurutan atau seri. Ketergantungan
Contoh Proyek Pembangunan Gudang
Kerangka Besi
Gambar 1 2·6 Jaringan kerja proyek yang mempu
nyai komponen keg iatan seperti pada Tabel 1 2-5.
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadwal
Metode dan teknik yang terkenal, di antaranya ialah
• Metode Jalur Kritis (CPM),
• Project Evaluation and Review Technique (PERT)
• Preseden Diagram Method (PDM)
• Grafical Evaluation and Review Technique, (GERT).
Metode alur Kritis (CPM)
• Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis : yaitu jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total
jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian
proyek yang tercepat.
Terminologi dan Perhitungan
• TE = E, Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (Earliest Time of Occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai.
• TL = L, Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (Latest Allowable Event / Occurance Time), waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
• ES, Waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time).
• EF, Waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time).
• LS, Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (Latest Allowable Start Time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.
• LF, Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time) tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
• D, Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.
Kaidah dalam Menyusun Jaringan Kerja Berikut Ini.
Hitungan Maju
• AT-1. Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
• AT-2. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan. EF = ES + D atau EF(i-j)= ES(i-j) + D(i-j).
• AT-3. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan
terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES)
kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF)
yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
Hitungan Mundur
• Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir kita "masih" dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju.
• AT-4. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF-D.
• AT-5. Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2 atau lebih
kegiatan-kegiatan berikutnya (successor) seperti diperlihatkan Gambar 13-
3, maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama
dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Dengan memakai aturan AT- 4 di atas, dihasilkan angka-angka berikut:
Kegiatan 4-5, maka LS(4-5) = 13 - 6 = 7 Kegiatan 3-5, maka LS(3-5) = 13 - 4 = 9 Kegiatan 2-4, maka LS(2-4) = 7 - 5 = 2 Kegiatan 2-3, maka LS(2-3) = 9 - 3 = 6 Kegiatan 1-2, maka LS(1-2) = 2 - 2 = 0
Jalur Kritis dan Float
• Arti Float Total
• Float total adalah menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.
• Jumlah waktu tersebut sama dengan waktu yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai selambat mungkin.
• Float total ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan yang ada pada jalur yang bersangkutan.
• Bila salah satu kegiatan telah memakainya, maka float total yang tersedia
untuk kegiatan-kegiatan lain yang berada pada jalur tersebut adalah sama
dengan float total semula, dikurangi bagian yang telah terpakai.
Identifikasi Float Total
Float total dihitung dengan rumus berikut.
• AT-6. Float total suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi waktu selesai paling awal, atau waktu mulai paling akhir dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan tersebut. Atau dengan rumus:
TF = LF - EF = LS - ES
Dapat dinyatakan juga sebagai berikut:
• AT-6a. Float total sama dengan waktu paling akhir terjadinya node berikutnya LQ), dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i), dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(i-j).
TF = LG) - E(i) - D(i-j)
Kolom 9 dari Tabel 13-3 menunjukkan perhitunganfloat bagi contoh proyek yang bersangkutan. Arti dan kegunaan float total akan lebih jelas bila disajikan dengan jaringan kerja berskala waktu seperti pada Gambar 13-4.
Gambar 1 3-4 a, b, c Jaringan kerja berskala waktu dengan float total.
Dari Gambar 13-4b dan c, terlihat bahwa float total untuk kegiatan-kegiatan 2-3 dan 3-6 adalah 3 hari. Jadi, pada jalur 2-3-6 mempunyai waktu luang 3 hari sebelum menjadi jalur kritis. Misalnya, penyelesaian kegiatan
3-6 memerlukan-waktu 4 hari a tau 2 hari lebih lama dari rencana, maka kegiatan 3-6 akan selesai pada hari ke-12 dan bukan hari ke-10 seperti yang direncanakan. Dengan demikian, float total jalur 2-3-6 tinggal 3 - 2 = 1 hari.
Namun, akibat keterlambatan tersebut, tidak sampai
mempengaruhi waktu penyelesaian proyek yang tetap 16 hari. Lain halnya, misalnya, bila penyelesaian kegiatan 3 6 menjadi 15 hari atau terlambat 15 - 10 = 5 hari. Hal itu mengakibatkan float total pada jalur 2-3-6 termakan habis, bahkan berkurang sebesar 2 hari, yang berakibat