• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA MELALUI YOUTH ENTREPRENEURSHIP PROGRAM (YEP) DI SMAN 10 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA MELALUI YOUTH ENTREPRENEURSHIP PROGRAM (YEP) DI SMAN 10 MALANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA MELALUI YOUTH ENTREPRENEURSHIP PROGRAM (YEP)

DI SMAN 10 MALANG

Muchamad Nadhim

Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang No 5 Malang Email: nadhim_660@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan YEP. (2) Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter bangsa yang terkandung dalam YEP. (3) Mendeskripsikan pola pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa dalam YEP. (4) Mendeskripsikan kendala yang dihadapi. (5) Mendeskripsikan upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa melalui YEP di SMAN 10 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter Bangsa, Youth Entrepeneurship Program (YEP)

Abstract: This study aims to: (1) Describing the YEP. (2) Describing the educational character of the nation values contained in the YEP. (3) Describing the patterns of development of education values in the nation's character of the YEP. (4) Describing the obstacles encountered. (5) Describing the efforts to overcome the obstacles encountered in the development of educational character of the nation through YEP at SMAN 10 Malang. This study used a qualitative descriptive approach. Data collection techniques used in this study is the observation, interviews, and documentation. While data analysis techniques used in this study are data reduction, display data, and conclusion.

Key Words : Educational Character of the Nation, Youth Entrepeneurship Program (YEP)

PENDAHULUAN

Pemerintah telah membuat Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Hal ini dimaksudkan sebagai sarana untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia berlandaskan empat pilar kebangsaan, yaitu: Pancasila,

(2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian dimungkinkan adanya kesamaan pemahaman, pandangan, dan gerak langkah dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Salah satu cara melakukan pembangunan karakter adalah melalui pendidikan. Dalam

melaksanakan pembangunan karakter melalui pendidikan, dilakukan restrukturisasi pendidikan moral yang telah berlangsung lama di semua jenjang pendidikan di Indonesia, dengan nomenklatur baru Pendidikan Karakter.

Pendidikan karakter merupakan proses untuk mengembangkan diri pada setiap peserta didik kesadaran sebagai warga bangsa yang bermartabat, merdeka dan berdaulat dan berkemauan untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan. Pendidikan karakter dapat mengembangkan kepribadian peserta didik melalui proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Proses pembelajaran tersebut mengembangkan dua hal yang tidak dapat terpisahkan antara moralitas pendidikan dengan berbagai aspek pribadi dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain mencakup penalaran, pembelajaran sosial, pendidikan moral dan pendidikan keterampilan hidup.

LANDASAN TEORI

Pendidikan karakter merupakan suatu proses untuk mengembangkan

kepribadian peserta didik melalui proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Proses pembelajaran tersebut mengaitkan antara moralitas pendidikan dengan berbagai aspek pribadi dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain mencakup penalaran, pembelajaran sosial, pendidikan moral dan pendidikan keterampilan hidup.Untuk dapat memahami pendidikan karakter itu perlu dipahami terlebih dahulu mengenai struktur antropologis yang ada dalam diri manusia. Struktur antropologis manusia terdiri atas jasad, ruh, dan akal. Hal ini selaras dengan pendapat Lickona, yang menekankan tiga komponen karakter yang baik, yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action yang diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebajikan. Istilah lainnya adalah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu, dalam pendidikan karakter harus mencakup semua struktur antropologis manusia tersebut (Muslich, 2011: 75).

Youth Enterpreneurship Program (YEP) atau program kewirausahaan pemuda adalah suatu program yang ingin menciptakan generasi penerus yang memiliki

(3)

kemampuan atau keberanian untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis,

mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan. Selain itu, generasi penerus tersebut diharapkan memiliki kreatifitas dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Implementasi Youth Entrepeneurship Program (YEP) ini

menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan akademik (melalui kurikulum dan proses pembelajaran di dalam kelas), serta pendekatan praktis (melalui praktik

berwirausaha secara langsung). Proses pendekatan akademik didapat siswa ketika kelas X melalui mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Pendekatan praktis didapat siswa dengan praktik berwirausaha melaui unit bisnis yang ada. Ada 4 unit bisnis yang ada di SMA Negeri 10, yaitu: unit merchandise, unit perikanan, unit pengolahan hasil kebun dan unit kedelai. Dalam program YEP ini, siswa bertindak sebagai pemilik sekaligus pengelola bisnis tersebut.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Maka pada penelitian ini menggunakan cara ilmiah yang berdasarkan pada rasionalitas, empiris dan sistematis dimana bersumber dari perilaku yang diamati peneliti tehadap objek tertentu baik berupa tindakan, perkataan maupun tulisan. Peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan

penelitian secara mendetail. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 10 Kota Malang Jalan Raya Tlogowaru Telp/Fax. 0341-719300, 0341-2993153 Kota Malang Kode Pos 65139, Jawa Timur, Indonesia.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi, observasi, wawancara dan dokumentasi. Sugiyono (2010: 246) analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan

(4)

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.

PPKI UM (2010: 33), bagian pengecekan keabsahan data memuat uraian tentang usaha peneliti untuk memperoleh atau mendapatkan keabsahan temuannya, agar

diperoleh temuan dan interpretasi (pandangan) yang absah maka perlu dilakukan berbagai macam kegiatan. Dalam menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan, yaitu triangulasi, ketekunan pengamatan, dan membercheck.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam mewujudkan visi dan misinya, SMA Negeri 10 Malang menciptakan beberapa program unggulan yang bisa mencetak pemimpin-pemimpin bangsa yang memiliki moral terpuji. Ada beberapa program kegiatan kesiswaan di SMA Negeri 10 Malang. Ada program Learning to Live (L to L) yang terdiri dari Personal Wellbeing (PWb), Creativity & Art (CA), Community service (Comserv), Global Citizenship (GC) dan juga ada Youth Entrepreneurship Program (YEP). Dengan banyaknya program yang ada membuat siswa aktif dalam kegiatan dan tidak ada waktu luang yang terbuang dengan sia-sia.

Gambaran Umum Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMA Negeri 10 Malang

Youth Entrepreneurship Program (YEP) atau Program Kewirausahaan Pemuda merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh Putra Sampoerna Foundation (PSF) di SMA Negeri 10 Malang, tujuannya untuk meningkatkan kapasitas

berwirausaha, serta mempersiapkan generasi muda untuk membangun perekonomian bangsa. YEP lebih ditekankan untuk membangun mental siswa SMAN 10 Malang menjadi owner (pemilik usaha), bukan sebagai pekerja. Pada YEP batch 3 kali ini, siswa membuat unit bisnis sendiri yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah. Ada 4 unit bisnis, yaitu: unit merchandise, unit perikanan, unit pengolahan hasil kebun dan unit kedelai.

(5)

Nilai Pendidikan Karakter Bangsa yang Terkandung dalam Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang

Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam masing-masing kegiatan unit YEP, sebagai berikut:

1. Unit Merchandise

Semua anggota merchandise dituntut untuk disiplin mengenai waktu produksi. Ketika sudah waktu yang ditentukan untuk berproduksi, maka harus produksi dan meninggalkan kesibukan masing-masing anggota. Semua anggota juga harus kerja keras untuk mengembalikan modal. Modal yang diberikan sekolah harus digunakan sebaik-baiknya, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Kreatif dalam menciptakan produk, agar produk yang dihasilkan bisa laku dan sesuai dengan selera pembeli. Mandiri dalam bekerja, karena hanya ada satu guru pembimbing untuk semua unit YEP. Guru pembimbing tidak bisa mendampingi semua kegiatan yang dilakukan oleh anggota YEP karena masalah waktu dan juga rutinitas yang dijalani guru

pembimbing. Anggota YEP berkonsultasi mengenai permasalahan yang memang benar-benar membutuhkan guru pembimbing untuk menyelesaikannya. Toleransi dalam menghargai pendapat anggota lain ketika akan menentukan produk yang akan dibuat. Dalam membuat produk ada berbagai usulan produk yang akan dibuat dalam tiap minggunya. Masing-masing anggota harus menghargai pendapat anggota lain dan menerima keputusan mengenai produk yang akan dibuat. Anggota unit merchandise juga dituntut untuk komunikatif dalam menjual produk yang dihasilkan, sehingga bisa meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang dijual dan jujur dalam memberikan laporan keuangan pada setiap minggunya.

2. Unit Perikanan

Semua anggota YEP unit perikanan harus disiplin memberi perawatan pada ikan. Perawatan disini mengenai pemberian makan dan membersihkan kolam. Jika tidak disiplin dalam memberi perawatan maka kesehatan ikan akan terganggu dan ikan bisa mati. Kreatif dalam menciptakan produk olahan ikan, sehingga produk yang dihasilkan bisa disukai pembeli. Diharapkan bisa menggunakan dana seminimal mungkin dan menghasilkan produk dengan cita rasa maksimal. Tangung jawab terhadap amanah yang diberikan oleh pihak sekolah untuk merawat ikan dan mengelola modal yang diberikan sekolah. Juga tanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil. Toleransi dalam

(6)

menghargai kesibukan anggota yang lain. Ketika ada anggota yang sibuk dan tidak bisa memberi makan ikan, maka anggota yang lain bisa membantu dan menngantikan jadwalnya untuk memberi makan ikan. Jujur dalam memberikan keterangan pada guru pembimbing. Jika ada ikan yang mati harus segera melapor mengenai jumlah ikan yang mati dan penyebabnya. Jujur juga dalam hal memberikan laporan keuangan pada tiap minggunya.

3. Unit Pengolahan Hasil Kebun

Semua anggota YEP unit pengolahan hasil kebun harus disiplin mengenai waktu produksi. Produksi dilakukan minimal satu kali dalam satu minggu. Jika sudah

waktunya produksi, maka harus produksi, terlepas apapun kesibukan masing-masing anggota. Toleransi dalam menghargai pendapat anggota lain ketika proses menentukan produk masakan yang dibuat dalan tiap minggunya dan bersedia menjalankan keputusan yang telah disepakati bersama. Kreatif dalam membuat produk olahan singkong,

sehingga produk yang dihasilkan bisa disukai pembeli. Tanggung jawab akan modal yang telah diberikan sekolah dan tanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil. Modal harus dikelola sebaik-baiknya sehingga bisa mendapatkan keuntungan dan tidak sampai merugi dan jujur dalam membuat laporan keuangan dalam tiap minggunya.

4. Unit Kedelai

Semua anggota YEP unit kedelai harus disiplin mengenai waktu produksi. Jika sudah waktunya produksi, maka harus produksi. Produksi dilakukan minimal satu kali dalam satu minggu. Kreatif dalam membuat produk olahan kedelai, sehingga produk yang dihasilkan bisa disukai pembeli. Jujur dalam memberikan laporan keuangan dalam tiap minggunya. Mandiri dalam melakukan setiap kegiatan. Karena guru pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Tanggung jawab mengenai apa yang telah

dilakukan, karena segala perbuatan ada konsekuensinya. Tiap-tiap anggota harus memiliki rasa saling memiliki untuk mengembangkan unit bisnisnya, sehingga segala perbuatan dilakukan secara ikhlas dan bukan dianggap sebagai beban.

Secara umum nilai-nilai karakter yang terkandung dalam YEP, yaitu: jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, komunikatif, dan tanggung jawab.

(7)

Pola Pengembangan Nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang

Pengembangan nilai pendidikan karakter bangsa pada Youth Entrepreneurship Program (YEP) dilakukan melalui beberapa cara. Dengan cara mewajibkan setiap unit Youth Entrepreneurship Program (YEP) untuk melakukan produksi minimal satu kali dalam satu minggu, itu akan mengembangkan nilai disiplin pada setiap anggotanya. Jika anggota tidak disiplin dalam berproduksi, maka bahan baku akan busuk dan akan rugi. Dengan adanya presensi pada setiap kegiatan, itu akan menjadi poin tambahan agar anggota bisa disiplin menghadiri setiap kegiatan yang dilaksanakan. Semua unit YEP juga harus membuat laporan keuangan pada setiap minggunya. Laporan tersebut akan diserahkan pada guru pembimbing. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat

mengembangkan nilai kejujuran yang dimiliki anggota. Anggota harus jujur dalam memberikan laporan. Berapa yang keluar, dibuat apa pengeluaran tersebut, berapa yang masuk, dan darimana pemasukan tersebut. Setiap unit diberi modal oleh sekolah untuk mengembangkan unit bisnisnya. Modal yang diberikan sekolah adalah sebesar Rp 5.000.000,00 untuk semua unit YEP. Modal tersebut dikelola dengan baik dan semua anggota bertanggung jawab akan modal yang telah diberikan, sehingga bisa

mengembangkan unit bisnisnya. Selain itu anggota YEP juga tanggung jawab akan keputusan yang telah diambil.

Untuk mengembangkan unit bisnisnya, setiap anggota dituntut untuk kreatif dalam menciptkan produk. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan selera dan permintaan pembeli. Semakin kreatif produk yang dihasilkan, maka produk tersebut akan semakin banyak peminatnya. Untuk memunculkan ide-ide kreatif tersebut, diperlukan usulan-usulan dari setiap anggota mengenai produk yang akan dibuat. Anggota YEP memiliki sikap toleransi untuk menerima usulan dari anggota lainnya. Jika ada pendapat yang berbeda, maka harus menghargainya dan melaksanakan apapun keputusan yang telah disepakati bersama. Anggota YEP harus komunikatif dan bisa mempengaruhi pembeli untuk membeli produknya ketika proses menjual produk yang telah dihasilkan. Dalam program YEP ini hanya ada satu guru pembimbing, jadi anggota harus mandiri dalam melakukan setiap kegiatan. Dalam hal penentuan waktu produksi, sistem pembagian tugas dan strategi untuk mengembangkan unit bisnisnya. Itu semua dilakukan oleh anggota sendiri. Guru pembimbing akan melakukan evaluasi

(8)

pada tiap bulannya. Evaluasi tersebut mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan dan dilakukan satu kali dalam setiap bulannya. Secara umum, strategi yang digunakan untuk mengembangkan nilai pendidikan karakter bangsa adalah melalui penugasan dan pembiasaan anggota dalam mengembangkan unit bisnisnya.

Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang 1. Faktor Padatnya Kegiatan Siswa

Kendala utama dalam mengembangkan nilai karakter bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang adalah padatnya kegiatan siswa. Di SMAN 10 Malang ada beberapa kegiatan kesiswaan, antara lain: kegiatan Learning to Live (personal wellbeing, creativity & art, community service, global citizenship) dan Youth Entreprenuership Program (YEP). Untuk kegiatan Learning to Live (L to L) sekolah mewajibkan siswa untuk mengikuti semua cabang, dan minimal satu macam kegiatan dalam satu cabangnya. Hal tersebut menyebabkan terjadinya benturan waktu kegiatan yang diikuti siswa. Adanya kegiatan-kegiatan mendadak dari sekolah, seperti perayaan HUT sekolah, pekan creativity & art, dan lain-lain, sehingga menyebabkan kegiatan produksi tidak bisa dilakukan secara rutin.

2. Faktor Alat Produksi

Anggota YEP masih merasakan kurangnya alat yang dipakai ketika proses produksi berlangsung. Ketika melakukan produksi, anggota YEP memakai dapur asrama sekolah untuk memasak. Hal tersebut menyebabkan anggota YEP harus menunggu dapur tidak dipakai oleh pengurus asrama. Karena hanya ada satu dapur, menyebabkan pemakaian dapur harus bergantian antara unit YEP yang satu dengan unit lainnya. Selain dapur, kompor yang terdapat di dapur juga masih kurang, sehingga penggunaan kompor harus bergantian. Selain itu, tidak adanya alat untuk mencetak pin dan sticker juga menjadi kendala, sehingga unit merchandise hanya membuat desainnya saja dan mencetakkannya ke pihak luar sekolah.

3. Faktor Transportasi

Sebelum melakukan produksi, anggota YEP harus belanja bahan terlebih dahulu di luar sekolah. Untuk keluar sekolah, anggota harus mendapatkan ijin terlebih dahulu. Masalah perijinan ini masih dirasakan sulit oleh anggota. Masalah transportasinya juga

(9)

masih dirasa sulit oleh anggota. Anggota harus naik kendaraan umum untuk mencari bahan yang dibutuhkan dan kendaraan umum jarang yang lewat di depan sekolah. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang

1. Faktor Padatnya Kegiatan Siswa

Padatnya kegiatan yang diikuti siswa di SMA Negeri 10 Malang, mengakibatkan terjadinya benturan jadwal kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya. Sehingga harus mengorbankan salah satu kegiatan. Tingkat kehadiran anggota sangat berpengaruh dalam proses penguatan nilai karakter bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP). Untuk mengatasi kejadian tersebut maka siswa harus pintar-pintar dalam

memanajemen waktu. Siswa harus mengerti kegiatan mana yang lebih diprioritaskan. Siswa juga harus membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai penentuan waktu yang bisa dihadiri semua anggota, sehingga ketika sudah waktu yang ditentukan, seluruh anggota harus menghadirinya terlepas apapun kesibukannya, karena itu sudah merupakan kesepakatan bersama. Adanya kegiatan-kegiatan mendadak dari sekolah yang biasanya diselenggarakan pada hari sabtu juga mengganggu proses produksi. Anggota YEP harus dapat mengantisipasinya dengan cara mengganti hari untuk produksi, dari yang biasanya hari sabtu ke hari lainnya yang tidak ada kegiatan. 2. Faktor Alat Produksi

Faktor alat produksi yang kurang lengkap juga bisa menghambat proses kegiatan YEP. Masih belum memiliki dapur sendiri bisa menyebabkan waktu untuk melakukan produksi bisa menjadi sangat lama karena masih antri untuk menggunakan dapur. Untuk mengatasinya adalah dengan cara membangun dapur khusus YEP atau dengan cara memperlengkap peralatan dapur yang sudah ada, sehingga memungkinkan tiap unit YEP untuk melakukan kegiatan produksi secara bersama-sama dan agar tidak lagi menunggu dapur asrama selesai digunakan pengurus asrama, maka diperlukan pengaturan waktu yang jelas mengenai kapan dapur bisa digunakan untuk kegiatan YEP. Apabila dapur sudah waktunya untuk dipakai kegiatan YEP, maka pengurus asrama tidak bisa menggunakannya sampai kegiatan YEP telah selesai. Masih tidak adanya alat untuk mencetak pin dan sticker bisa diatasi dengan mengajukan

(10)

mengajukan permohonan ke pihak sekolah untuk dibelikan alat pencetak pin dan sticker, sehingga kedepannya tidak membutuhkan bantuan pihak luar sekolah untuk mencetaknya.

3. Faktor Transportasi

Faktor transportasi juga dapat menghambat kegiatan YEP. Sebelum melakukan produksi, anggota YEP harus belanja bahan-bahan produksi dulu. Bahan-bahan

produksi tersebut harus dibeli di luar sekolah. Untuk ke luar sekolah siswa SMA Negeri 10 Malang diharuskan ijin kepada wakil kepala sekolah bagian kesiswaan dan membuat slip keluar. Untuk melakukan proses tersebut pastinya memerlukan waktu dan ribet. Untuk mengatasi hal tersebut diharapkan proses perijinan bagi anggota YEP yang akan keluar sekolah unuk belanja bahan produksi bisa dipermudah dan bisa disediakan alat transportasi untuk belanja bahan produksi. Minimal ada sepeda angin yang bisa digunakan, sehingga anggota YEP tidak perlu kesulitan untuk mencari kendaraan umum.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Pengembangan

Pendidikan Karakter Bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Youth Entrepreneurship Program (YEP) merupakan salah satu program yang ada di SMAN 10 Malang. YEP mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas

berwirausaha siswa, serta mempersiapkan generasi muda untuk membangun perekonomian bangsa. Yang paling ditekankan dalam program YEP ini adalah agar siswa mempunyai mental sebagai pemilik usaha bukan sebagai pekerja. Ada 4 unit bisnis dalam YEP, yaitu: unit merchandise, unit perikanan, unit pengolahan hasil kebun dan unit kedelai.

2. Kegiatan Youth Entrepreneurship Program (YEP) dilaksanakan minimal satu minggu satu kali, dan kebanyakan produksi dilakukan pada hari sabtu. Secara umum nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang terkandung dalam Youth

(11)

(d) Kreatif; (e) Mandiri; (f) Komunikatif; dan (g) Tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dikembangkan melalui berbagai kegiatan.

3. Pengembangan nilai pendidikan karakter bangsa pada Youth Entrepreneurship Program (YEP) dilakukan melalui beberapa cara. Dengan cara mewajibkan setiap unit Youth Entrepreneurship Program (YEP) untuk melakukan produksi minimal satu kali dalam satu minggu, itu akan mengembangkan nilai disiplin pada setiap anggotanya. Semua unit YEP juga harus membuat laporan keuangan pada setiap minggunya, itu akan mengembangkan nilai jujur. Tanggung jawab akan modal yang telah diberikan dan tanggung jawab akan keputusan yang telah diambil. Setiap anggota dituntut untuk kreatif dalam menciptkan produk, semakin kreatif produk yang dihasilkan, maka produk tersebut akan semakin banyak peminatnya. Anggota juga harus memiliki sifat toleransi dalam menghargai perbedaan pendapat atau usulan mengenai produk yang akan dibuat. Anggota YEP harus komunikatif dan bisa mempengaruhi pembeli untuk membeli produknya ketika proses menjual produk yang telah dihasilkan. Harus mandiri dalam melakukan setiap kegiatan, karena guru pembimbing hanya ada satu untuk semua unit YEP. Secara umum, strategi yang digunakan untuk mengembangkan nilai pendidikan karakter bangsa adalah melalui penugasan dan pembiasaan anggota dalam mengembangkan unit bisnisnya. 4. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan nilai-nilai pendidikan

karakter bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) yaitu: (a) Faktor padatnya kegiatan siswa sehingga menyebabkan terjadinya benturan jadwal kegiatan YEP dengan kegiatan lainnya; (b) Faktor alat produksi yang dirasa masih kurang; dan (c) Faktor transportasi untuk belanja kebutuhan produksi yang masih dirasa sulit oleh anggota YEP.

5. Upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) yaitu: (a) Siswa anggota YEP harus pintar-pintar dalam memanajemen waktu; (b)

Memperlengkap alat produksi yang dibutuhkan anggota YEP; dan (c) Proses perijinan bagi anggota YEP yang akan keluar sekolah untuk belanja bahan produksi bisa dipermudah dan disediakan alat transportasi untuk belanja bahan produksi.

(12)

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Pengembangan

Pendidikan Karakter Bangsa melalui Youth Entrepreneurship Program (YEP) di SMAN 10 Malang, maka peneliti dapat memberikan beberapa rekomendasi, yaitu:

1. Adanya pembekalan tentang pembelajaran yang komprehensif (manajemen waktu) agar anggota YEP dapat memanajemen waktunya dengan baik, karena jadwal kegiatan siswa SMAN 10 Malang sangat padat.

2. Memperlengkap alat produksi yang dibutuhkan anggota YEP seperti: kompor, dan alat pencetak pin dan sticker, sehingga kegiatan YEP bisa berlangsung dengan lancar. 3. Mempermudah proses perijinan keluar sekolah bagi anggota YEP yang akan belanja

kebutuhan produksi dan menyediakan alat transportasinya.

4. Menyediakan pelatih atau trainer disetiap unitnya, agar produk yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi di masyarakat.

DAFTAR RUJUKAN

Anwar. 2004. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skills education).Bandung: Alfabeta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Yogyakarta: DIVA Press.

Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia:

Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Chees Zone. 2011. Pengertian Kewirausahaan, (Online),

(http://cheesterzone.blogspot.com/2011/07/pengertian-kewirausahaan.html), diakses 18 Oktober 2013.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pemikiran Pendidikan: Upaya Membangun Manusia Berkarakter Melalui Pendidikan Holistik. Dalam Jejen Mustafah (Ed.), Pendidikan Holistik:Pendekatan Lintas Perspektif (hlm. 35-57). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Fuadi, Mukhlish Muchad. 2010. Pengertian Pemuda dan Macam-Macamnya, (Online), (http://muchad.com/pengertian-pemuda-dan-macam-macamnya.html), diakses 18 Oktober 2013.

Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(13)

Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muchlas, S. & Hariyanto. 2013.Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Penyusun UM. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter (Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winardi. 2008. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.

Zuchdi, Darmiyanti. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Pres.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengamatan dan analisis terhadap evaluasi kinerja jaringan irigasi Daerah Irigasi Gadungan Lambuk dapat disampaikan beberapa hal yaitu berdasarkan pengamatan di

Tujuan penelitian untuk mengetahuitotal Coliform air hujan pada PAH skala rumah tangga yang dimiliki penduduk Kabupaten Lamongan.Penelitian ini merupakan penelitian dengan

Jam buka tutup rumah makan sesuai dengan yang diharapkan

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin

PERBANDINGAN HASIL TENDANGAN PASSING TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN BERDASARKAN JARAK PASSING SHORT, MEDIUM DAN LONG DALAM PERMAINAN FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Jenis benda asing yang sering dijumpai pada traktus trakeobronkial adalah.. jenis organik seperti sisa-sisa makanan (jenis kacang-kacangan yang

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Adapun sampel dalam penelitian ini peneliti mengambil dua kelas, yaitu kelas X IIS 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X Bahasa sebagai kelas kontrol.. Adapun