• Tidak ada hasil yang ditemukan

19059110 TamaraDamon HI Pert12

N/A
N/A
Tamara Damon

Academic year: 2022

Membagikan "19059110 TamaraDamon HI Pert12"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Tamara Damon Nim : 19059110

TUGAS 7 HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Jelaskanlah jenis-jenis persilisihan Hubungan Industrial beserta contohnya!

Jawab :

1) Perselisihan hak

Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja sama. (Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004) Contohnya; (i) dalam Peraturan Perusahaan (“PP”), Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”), dan perjanjian kerja; (ii) ada kesepakatan yang tidak dilaksanakan; dan (iii) ada ketentuan normatif tidak dilaksanakan.

2) Perselisihan Kepentingan

Perselisihan Kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang diterapkan dalam perjanjian kerja, atau PP, atau PKB. (Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004)

Contohnya: kenaikan upah, transpor, uang makan, premi dana lain-lain.

3) Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

Perselisihan PHK berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja adalah perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.

Contohnya; ketidaksepakatan alasan PHK dan perbedaan hitungan pesangon.

4) Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan.

Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban keserikatan pekerjaan.

Contohnya: Perusahaan C baru saja menetapkan aturan baru. Atas terbitnya aturan ini, ada beberapa karyawan diuntungkan. Namun, banyak juga karyawan yang dirugikan. Alhasil, karyawan yang diuntungkan dan dirugikan akan membentuk kelompok serikat pekerja untuk berusaha memenuhi kepentingannya masing- masing.

2. Jelaskan peran lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit Jawab :

1) Lembaga Kerjasama Bipartit (LKB) adalah suatu badan ditingkat usaha atau unit produksi yang dibentuk oleh pekerja dan pengusaha. LK Bipartit bertugas dan berfungsi sebagai Forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah dalam

(2)

memecahkan permasalahan‐permasalahan ketenagakerjaan pada perusahaan guna kepentingan pengusaha dan pekerja. Peranan LKS Bipartit secara langsung dalam suatu perusahaan yang biasa dilakukan antara lain ;

 Menampung, menyampaikan dan menjawab (sebatas yang diketahui) keluh kesah pekerja

 Membantu menjelaskan Peraturan Pemerintah terkait dengan ketenagakerjaan dan hubungan industrial

 Menjelaskan isi dan tata cara pelaksanaan Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja atau Perjanjian Kerja Bersama

 Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja atau Perjanjian Kerja Bersama

 Menyelenggarakan latihan kepemimpinan untuk serikat pekerja

 Menginisiasi dan menyelenggarakan program koperasi bagi pekerja

 Melakukan koordinasi tentang program keselamatan dan kesehatan kerja

 Membantu untuk meningkatkan partisipasi pekerja dan produktivitas perusahaan

2) Lembaga Kerjasama Tripartit adalah Lembaga kerjasama Tripartit merupakan LKS yang anggota‐anggotanya terdiri dari unsure-unsur pemerintahan, organisasi pekerja dan organisasi pengusaha untuk saling bertukar informasi, berdialog, berkomunikasi, berunding dan mengambil kesepakatan bersama secara consensus di bidang hubungan industrial serta mengenai kebijakan ekonomi social pada umumnya. Selain menjalankan tugas utama dang fungsinya, keberadaan LKS Tripartit juga punya peranan lain yaitu ;

 Merumuskan pandangan, masukan dan saran tentang ketenagakerjaan untuk pejabat yang berwenang

 Wadah konsultasi dari pengusaha atau organisasi pengusaha, dan pekerja atau serikat pekerja

 Sebagai tempat mediasi perselisihan yang dilaporkan 3. Apakah perbedaan mediator, kosiliator, dan arbiter

Jawab :

a. Mediator

Mediasi adalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang berada di setiap kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota

b. Konsiliator

Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat pekerja hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral

c. Arbiter

(3)

Arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final

Dari pengertian itu, dapatlah diketahui perbedaannya sebagai berikut:

i. Dari Segi Status

Mediator berstatus sebagai pengawai negeri sipil pada kantor dinas-dinas ketenagakejaan di provinsi, kabupaten/kota, atau kantor kementerian ketenagakerjaan. Sedangkan Konsiliator dan Arbiter berstatus sebagai perseorangan swasta yang di angkat oleh Menteri Ketenagakerjaan.

ii. Dari Segi Kewenangan

Mediator berwenang menangani 4 jenis perselisihan, yaitu: 1) perselisihan hak; 2) perselisihan kepentingan; 3) perselisihan PHK; dan 4) perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. Sedangkan Konsiliator hanya berwenang menangani 3 jenis perselisihan, yaitu: 1) perselisihan kepentingan; 2) perselisihan PHK; dan 3) perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan. Dan Arbiter hanya berwenang menangani 2 jenis perselisihan, yaitu: 1) perselisihan kepentingan, dan 2) perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.

iii. Dari Segi Yang Menentukan Mediator, Konsiliator dan Arbiter

Mediator ditetapkan oleh Kepala Disnaker setempat atau Kepala Unit penyelesaian perselisihan pada Kantor Kementerian Ketenagakerjaan atau Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Sedangkan Konsiliator dan Arbiter dipilih dan ditentukan secara bersama-sama oleh pekerja dan pengusaha atas dasar kesepakatan.

iv. Dari Segi Wilayah Kerja

Kecuali Mediator pada Kementerian Ketenagakerjaan yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, wilayah kerja Mediator terbatas hanya pada wilayah hukum kantor Disnakernya. Konsiliator, wilayah kerjanya hanya terbatas pada 1 kabupaten/kota. Sedangkan wilayah kerja arbiter meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

v. Dari Segi Lama Penyelesaian

Mediator menyelesaikan tugasnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan dari Kepala Dinas atau Kepala Unit penyelesaian pada kantor Kementerian Ketenagakerjaan sampai dengan mengeluarkan anjuran. Konsiliator menyelesaikan tugasnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan dari para pihak, pekerja dan pengusaha.

Arbiter menyelesaikan perselisihan yang ditanganinya paling lambat 30 (tiga pulih) hari kerja sejak penandatanganan surat penunjukan Arbiter.

vi. Dari Segi Penghasilan

(4)

 Mediator mendapat tunjangan jabatan fungsional setiap bulan dari Negara.

Misalnya, dalam Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2016 disebut, Mediator Madya mendapat Rp 1.260.000,- (satu juta dua ratus enam puluh ribu rupiah), Mediator Muda mendapat Rp 960.000,- (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah), dan Mediator Pertama mendapat Rp 540.000,- (lima ratus empat puluh ribu rupiah).

 Konsiliator mendapat honorarium atau imbalan jasa dari Negara berdasarkan jumlah kasus yang ditangani. Misalnya, dalam Kepnakertrans Nomor 18 tahun 2014 disebut, honorarium atau imbalan jasa bagi Konsiliator sebesar Rp 3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap kasus yang ditangani.

 Sedangkan Arbiter mendapat honorarium dari para pihak yang berselisih, pengusaha dan pekerja, yang besarnya dituangkan dalam surat perjanjian penunjukan Arbiter.

vii. Dari Segi Output atau Hasil Persidangan

Mediator dan Konsiliator menghasilkan atau mengeluarkan ANJURAN yang sifatnya tidak mengikat pengusaha dan pekerja. Sedangkan Arbiter mengeluarkan PUTUSAN yang sifatnya final dan mengikat pekerja dan pengusaha.

viii. Dari Segi Upaya Hukum

Upaya hukum terhadap Anjuran Mediator dan Konsiliator adalah gugatan di pengadilan hubungan industrial. Sedang terhadap putusan Arbiter, salah satu pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan kepada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ditetapkannya putusan Arbiter, apabila putusan diduga mengandung unsur-unsur seperti: surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui atau dinyatakan palsu; atau setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau putusan diambil dari tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam pemeriksaan perselisihan; atau putusan melampaui kekuasaan arbiter; atau putusan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

4. Jelaskan penyelesaian kasus perselisihan Hubungan Industrial Jawab :

Adanya aduan dari pekerja salah satu swalayan di kota Mataram. Pekerja melapor, bahwa perusahaan melakukan PHK, setelah didudukkan bersama antara pekerja dan pengusaha kemudian ditelusuri secara mendalam perjanjian kerja antar kedua belah pihak.

Ditemukan bahwa pekerja tersebut merupakan pegawai kontrak, sesuai aturan ketenagakerjaan yakni UU No13 Tahun 2003 dan UU No.2 Tahun 2004 bahwa tenaga kerja dengan status tidak tetap/ kontrak (PKWT) tidak mendapatkan pesangon dan apabila salah satu pihak melakukan pemutusan hubungan kerja sebelum kontraknya habis maka pihak tersebut wajib membayar kekurangan sisa masa kerja pada pekerja/pemberi kerja. Setelah dilakukan mediasi, disepakati Perjanjian Bersama di antara kedua belah pihak.

(5)

Tantangan Mediator PHI saat ini, pentingnya sosialisasi aturan ketenagakerjaan yakni UU No13 Tahun 2003 dan UU No.2 Tahun 2004, menjadi salah satu cara agar pekerja dan pengusaha mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan kepastian pasar yang di berikan oleh pihak koperasi kepada petani cabai merah merupakan alasan yang pal- ing utama yang di ungkapkan oleh petani untuk menjalin

Skripsi ini meneliti tentang praktik jual beli padi dengan sistem tebas dan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa transaksi jual beli padi

Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya gravitasi bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda.. Adanya

pemberian pelayanan kepada masyarakat artinya suatu pelayanan dapat dikatakan efektif apabila telah disediakannya fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan

akan dibeli oleh Aspakusa makmur dengan harga yang lebih tinggi. dibandingkan dengan harga di pasar, namun Aspakusa Makmur

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan hasil penelitian dengan uraian-uraian berdasarkan pengamatan yang dilakukan

Apakah ada Polis atau SPAJ atau proses pemulihan untuk asuransi dasar, asuransi penyakit kritis, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan yang pernah diajukan atau masih dalam

investasi (Belanja Modal) sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 2004,