• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP JARAK 15 CM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP JARAK 15 CM."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP

JARAK 15 CM

Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U-Type Vertical not Parallel Notches 1 cm Width at 15 cm in Distance

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

AZWAR ANES

NIM I 0112016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP

JARAK 15 CM

Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U-Type Vertical not Parallel Notches 1 cm Width at 15 cm in Distance

Disusun Oleh :

AZWAR ANES

NIM I 0112016

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Agus Setya Budi, S.T., M.T. NIP. 19700909 199802 1 001

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP

JARAK 15 CM

Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U-Type Vertical not Parallel Notches 1 cm Width at 15 cm in Distance

Disusun Oleh AZWAR ANES

NIM I 0112016

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 23 Juni 2016 Tim Penguji

Nama/NIP Tanda Tangan

1. Agus Setiya Budi, S.T., M.T.

NIP. 19700909 199802 1 001 ... 2. Ir. Bambang Santosa, M.T.

NIP. 19590823 198601 1 001 ... 3. Ir. Supardi, M.T.

NIP. 19550504 198003 1 003 ... 4. Ir. Agus Supriyadi, M.T.

NIP. 19600322 198803 1 001 ...

Disahkan,

Tanggal : ………..

Kepala Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS

Wibowo, ST, DEA

(4)

iv

MOTTO

"Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada

keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai

(mengerjakan yang lain). Dan berharaplah

kepada Tuhanmu

(Qs. Al Insyirah L 6-8)

“Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan

dengan penuh keikhlasan. Istiqomah dalam

menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS,

ISTIQOMAH.”

“Orang

-orang yang sukses telah belajar

membuat diri mereka melakukan hal yang

harus dikerjakan ketika hal itu memang harus

dikerjakan, entah mereka menyukainya atau

tidak.” (Aldus Huxley)

“Kita berdia kal

au kesusahan dan

membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga

berdoa dalam kegembiraan besar dan saat

rezeki melimpah.” (Kahlil Gibran)

“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT atas nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat ilmu sehingga penyusun dapat menyelesaikan pengerjaan laporan skripsi ini. Dalam penyusunan dan pengerjaan skripsi ini penyusun memperoleh banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada :

Orang – orang yang selalu berada di sekitar saya baik dalam keadaan suka maupun susah (Bapak, Ibu dan kedua Adik saya), terimakasih atas semua doa, kepercayaan, motivasi dan dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar walaupun tak jarang ada halangan yang cukup berarti. Semoga kita selalu berada dalam penjagaan Allah SWT baik di dunia ataupun di akhirat kelak.

Dosen pembimbing skripsi saya, Bapak Agus Setiya Budi ST, MT. beserta Bapak Ir. Bambang Santosa, MT. yang telah sabar, membimbing dan meluangkan waktunya bagi saya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Kesebelas teman-teman SKRIPSWEET Bambu Junior angkatan 2012, Mba Ayu, Mba Fresta, Mba Hapsari, Mas Heru, Mba Hevina, Dek Laras, Mba Ratih, Mba Putri, Mba Suci, dan Mas Tepe. Terimakasih atas kerjasama, kekompakan, canda tawa dan semangat yang telah kalian berikan. Semoga kita akan terus mengingat ini sebagai pengalaman yang indah dan mengingat satu sama lain. Sukses kedepannya buat kita semua.

Kelimabelas teman-teman KOS CUPLIS, Afri, Amri, Bayu, Aji, Fajar Andi, Fajar Tri, Fakhri, Hanif Pras, Heru, Lazuardi, Luqman, Rizki, Ponco, dan Yudha. Terimakasih atas doa, dukungan, dan motivasinya selama saya menyusun skripsi ini. Sukses buat kita semua, and see you on top.

Teman-teman Teknik Sipil UNS angkatan 2012 dan angkatan-angkatan lainnya, yang banyak membantu baik dalam bidang akademis kampus ataupun non akademis.

Semua teman-teman saya dimanapun berada yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga kita semakin sukses dalam segala bidang yang ditekuni, makin kompak, dan semoga suatu saat kita bisa berkumpul kembali.

(6)

vi

ABSTRAK

Azwar, 2016. Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Petung Takikan Tidak Sejajar Tipe U Lebar 1 cm Tiap Jarak 15 cm. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat. Pembangun bangunan sederhana tidak lepas dari penggunaan bahan beton dan tulangan baja. Bijih besi yang merupakan bahan dasar dalam pembuatan baja, ketersediaannya semakin lama semakin menipis dan baja akan sulit untuk didapatkan. Perlu suatu upaya untuk mencari alternatif tulangan baja pada beton yang memiliki kualitas yang hampir sama, harganya yang dapat dijangkau oleh masyarakat banyak, dan mudah didapatkan. Morisco (1996) telah meneliti penggunaan bahan alternatif tulangan beton, yaitu bambu. Bambu merupakan produk hasil alam yang renewable yang dapat diperoleh dengan mudah, murah, mudah ditanam, pertumbuhan cepat, dapat mereduksi efek global warming serta memiliki kuat tarik sangat tinggi (Setiyabudi. A, 2010).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kapasitas lentur pada balok beton tulangan bambu petung takikan tidak sejajar tipe u dengan lebar takikan 10 mm tiap jarak 150 mm. Bambu yang digunakan pada penelitian ini adalah Bambu Petung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jumlah benda uji 12 buah. Enam buah balok menggunakan tulangan bambu petung dan enam buah balok menggunakan tulangan baja. Dimensi bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Mutu beton 17 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode two point loading.

Kapasitas lentur hasil pengujian pada balok bertulangan bambu petung kondisi Pmaks didapat 0,1764 ton.m, sedangkan untuk balok bertulangan baja D 7,45 mm kondisi Pmaks didapat 0,5927 ton.m. Kapasitas lentur hasil pengujian pada balok bertulangan bambu petung kondisi P retak pertama didapat 0,1425 ton.m, sedangkan untuk balok bertulangan baja D 7,45 mm kondisi P retak pertama didapat 0,1871 ton.m. Kapasitas lentur hasil analisis pada balok bertulangan bambu petung kondisi ftensile didapat 0,1649 ton.m, sedangkan untuk balok bertulangan baja D 7,45 mm kondisi ftensile didapat 0,6589 ton.m. Kapasitas lentur hasil analisis pada balok bertulangan bambu petung kondisi fyield didapat 0,1456 ton.m, sedangkan untuk balok bertulangan baja D 7,45 mm kondisi fyield didapat 0,5139 ton.m.

(7)

vii

ABSTRACT

Azwar, 2016. F lexural Capacity of Concrete Beam Using Bamboo Petung Not Parallel Notches U Type 1 cm Width with 15 cm Spacing Reinforcement. Final Project, Civil Engineering Department. Engineering Faculty of Sebelas Maret University

The population growth causes incresing for a place to stay. A simple building must use concrete and steel reinforcement. Iron ore, a basic ingredient in steel making, is fewer and fewer, cause steel would be difficult to obtain. Need an effort to find alternatives of steel reinforcement in concrete which has almost the same quality, the price that can be reached by many people, and easily obtained. Morisco (1996), has examined the possibility of using other materials, by using bamboo as an alternative to concrete reinforcement. Bamboo is a renewable natural products that can be obtained with a simple, inexpensive, easy to grow, fast growth, can reduce the effects of global warming and has a very high tensile strength steel (Setiyabudi. A, 2010).

The purpose of this study was to determine the value of the flexural capacity of concrete beam bamboo petung reinforcement with not parallel notches U-type 10 mm wide at 150 mm distance each. Bamboo used in this study is Petung. This study used an experimental method with a number of specimen 12 pieces Six beams using bamboo petung reinforcement, and the rest use steel reinforcement. Dimensions bamboo used is the length of 1650 mm, a width of 20 mm and a thickness of 5 mm. Beam-shaped test specimens with dimensions of length 1700 mm, width 110 mm and height of 150 mm. Concrete quality is 17 MPa. Flexural test performed at 28 days with two-point loading method.

Testing flexural capacity of bamboo petung reinforcement on Pmax condition result is 0,1764 ton.m, and testing flexural capacity of steel reinforcement with 7,45mm of diameter on Pmax condition result is 0,5927 ton.m. Testing flexural capacity of bamboo petung reinforcement on first crack condition result is 0,1425 ton.m, and testing flexural capacity of steel reinforcement with 7,45mm of diameter on first crack condition result is 0,1871 ton.m. Analyzing flexural capacity of bamboo petung reinforcement on ftensile condition result is 0,1649 ton.m, and analyzing flexural capacity of steel reinforcement with 7,45mm of diameter on ftensile condition result is 0,6589 ton.m. Analyzing flexural capacity of bamboo petung reinforcement on fyield condition result is 0,1456 ton.m, and analyzing flexural capacity of steel reinforcement with 7,45mm of diameter on fyield condition result is 0,5139 ton.m.

(8)

viii

PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Petung Takikan Tidak Sejajar Tipe U Lebar 1 cm Pada Tiap Jarak 15 cm”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak banyak kendala yang sulit untuk penyusun hadapi sehingga terselesaikanya penyususnan skripsi ini. Untuk itu, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Wibowo, ST, DEA, selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Agus Setiya Budi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

3. Ir. Bambang Santosa, MT, selaku Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

4. Dr. Niken Silmi Surjandari, S.T., M.T, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Semua Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Staf pengelola / laboran Labolatorium Bahan Bangunan dan Struktur Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Bapak Nesbah, Ibu Susi Wemer, Elsa Fitri Utami, dan Meily Trinesia

terimakasih atas segala doa, semangat dan dukungannya.

(9)

ix

9. Teman-teman mahasiswa Reguler Teknik Sipil angkatan 2012. Terimakasih atas persahabatan, perjuangan, kebersamaan, dan semangatnya selama ini. 10.Semua orang yang telah terlibat baik langsung atau secara tidak langsung

dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri.

Surakarta, Juni 2016

(10)

x

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ... xxii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

(11)

xi

3.5. Garis Besar Tahap Penelitian ... 51

3.6. Pelaksanaan Penelitian ... 52

3.6.1. Tahap Persiapan ... 52

3.6.2. Tahap Pengujian Pendahuluan ... 52

3.6.3. Tahap Pembuatan Benda Uji ... 68

3.6.4. Tahap Pengujian Kuat Lentur Balok ... 75

3.7. Tahap Analisis Data ... 80

3.8. Tahap Kesimpulan dan Saran... 80

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Karakteristik Material ... 81

4.1.1. Bambu Petung ... 81

4.1.2. Pengujian Material Penyusun Beton ... 92

4.1.3. Tulangan Baja ... 98

4.2. Rencana Campuran Adukan Beton ... 103

4.3. Hasil Pengujian Slump ... 103

4.4. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton ... 104

4.5. Analisis Tulangan Geser Balok ... 113

4.6. Hasil Pengujian dan Analisis Data Kapasitas Lentur ... 115

4.6.1. Hasil Pengujian ... 115

4.6.2. Kapasitas Lentur Balok Beton ... 119

(12)

xii

4.8. Pembahasan ... 130

4.8.1. Karakteristik Material Bambu ... 130

4.8.2. Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Bambu Petung Tidak Sejajar Tipe U Jarak 15 cm Lebar 10 mm, dan Tulangan Baja D 7,45 mm ... 131

4.8.3. Pola Keruntuhan Balok Benda Uji ... 133

4.8.4. Kegagalan Balok ... 135

4.8.5. Ilustrasi Balok Benda Uji dalam Konstruksi Ringbalk ... 138

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 147

5.2. Saran ... 148

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kadar Air dan Berat Jenis Bambu Petung ... 13

Tabel 2.2. Kuat Tarik Bambu Tanpa Nodia Kering Oven ... 16

Tabel 2.3. Kuat Tarik Rata-Rata Bambu Kering Oven ... 16

Tabel 2.4. Kuat Tekan Rata- Rata Bambu Kering Oven ... 17

Tabel 2.5. Kuat Batas dan Tegangan Ijin Bambu ... 18

Tabel 2.6. Hasil Pengujian 3 Spesies Bambu, Gigantochloa Apus Kurz, Gigantochloa Verticillata Munro, dan Dendrocalamus Asper Backer ... 18

Tabel 2.7. Jenis dan Penggunaan Semen Portland ... 21

Tabel 2.8. Persyaratan Gradasi Agregat Halus ... 22

Tabel 2.9. Persyaratan Gradasi Untuk Agregat Kasar ... 22

Tabel 2.10. Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton dengan Faktor Air-Semen, dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai di Indonesia ... 29

Tabel 2.11. Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum Untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus ... 30

Tabel 2.12. Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pekerjaan Adukan Beton ... 31

Tabel 2.13. Daerah Gradasi Agregat Halus ... 31

Tabel 3.1. Benda Uji Kuat Lentur ... 41

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Pendahuluan Karakteristik Sifat Fisika Bambu Petung ... 81

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Pendahuluan Kuat Geser Sejajar Serat Bambu Petung ... 82

Tabel 4.2.1. Hasil Uji Kenormalan Geser Sejajar Serat ... 83

Tabel 4.2.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Geser Sejajar Serat ... 83

(14)

xiv

Tabel 4.3.1. Hasil Uji Kenormalan Tekan Sejajar Serat ... 84

Tabel 4.3.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tekan Sejajar Serat ... 85

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat dan Modulus Elastisitas Bambu Petung ... 86

Tabel 4.4.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 87

Tabel 4.4.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 87

Tabel 4.4.3. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 88

Tabel 4.4.4. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 89

Tabel 4.5. Hasil Pengujian MOR dan MOE Bambu Petung... 89

Tabel 4.5.1. Hasil Uji Kenormalan MOE dan MOR... 90

Tabel 4.5.2. Hasil Uji Data Outlier MOE dan MOR ... 90

Tabel 4.5.3. Hasil Uji Kenormalan MOE ... 91

Tabel 4.5.4. Hasil Uji Data Outlier MOR ... 92

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Gradari Agregat Halus ... 93

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Kandungan Lumpur Pada Pasir ... 94

Tabel 4.8. Tabel Perubahan Warna ... 95

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Specific Gravity Agregat Halus ... 95

Tabel 4.10. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar ... 96

Tabel 4.11. Hasil Pengujian Specific Grafity Agregat Kasar ... 98

Tabel 4.12. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja ... 99

Tabel 4.12.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Baja Ulir ... 99

Tabel 4.12.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Baja Ulir ... 100

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja Polos ... 101

Tabel 4.13.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Baja Polos ... 101

Tabel 4.13.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Baja ... 102

Tabel 4.14. Kebutuhan Material Penyusun Beton Untuk Pengujian ... 103

Tabel 4.15. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 104

Tabel 4.15.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 106

(15)

xv

Tabel 4.16. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan

Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 109

Tabel 4.16.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 110

Tabel 4.16.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 111

Tabel 4.17. Rangkuman Beban dan Lendutan ... 116

Tabel 4.18. Rangkuman Perhitungan Momen Maximum Hasil Pengujian ... 122

Tabel 4.19. Rangkuman Hitungan Momen Nominal Berdasarkan Analisis ... 125

Tabel 4.20. Hasil Pengujian Sifat Fisika Bambu ... 130

Tabel 4.21. Hasil Pengujian Sifat Mekanika Bambu ... 130

Tabel 4.22. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja ... 131

Tabel 4.23. Hasil Perbandingan Kapasitas Momen Hasil Pengujian Kondisi Pmaks dan Pretakpertama ... 131

Tabel 4.24. Hasil Perbandingan Kapasitas Momen Nominal Analisis Kondisi ftensile dan fyield ... 131

Tabel 4.25. Hasil Perbandingan Kapasitas Momen Hasil Pengujian Kondisi Pmaks dengan Momen Nominal Analisis Kondisi ftensile ... 132

Tabel 4.26. Hasil Perbandingan Kapasitas Momen Hasil Pengujian Kondisi Pretakpertama dengan Momen Nominal Analisis Kondisi fyield ... 132

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Tegangan - Regangan Bambu dan Baja... 15

Gambar 2.2. Pengambilan Spesimen Bambu ... 15

Gambar 2.3. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Beton ... 33

Gambar 2.4. Diagram SFD dan BMD ... 34

Gambar 2.5. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Beton ... 35

Gambar 3.1. Bambu Petung ... 38

Gambar 3.2. Agregat Kasar dan Agregat Halus ... 38

Gambar 3.3. Semen PPC ... 39

Gambar 3.4. Baja Ulir dan Baja Polos... 39

Gambar 3.5. Boraks dan Asam Boriks ... 40

Gambar 3.6. Benda Uji Balok ... 41

Gambar 3.7. Tulangan Bambu Tampak Samping ... 41

Gambar 3.8. Tulangan Bambu Tampak Atas ... 41

Gambar 3.9. Detail Balok Bertulangan Bambu ... 41

Gambar 3.10. Potongan A dan B Balok Bertulangan Bambu ... 41

Gambar 3.11. Timbangan Kecil, Timbangan Digital, Timbangan Besar ... 42

Gambar 3.12. Ayakan dan Mesin Penggetar ... 43

Gambar 3.13. Mesin Los Angeles ... 43

Gambar 3.14. Corong Konik/Conical Mould ... 44

Gambar 3.15. Kerucut Abrams ... 44

Gambar 3.16. Oven ... 45

Gambar 3.17. Cetakan Benda Uji Silinder ... 45

Gambar 3.18. Compression Testing Machine (CTM) ... 46

Gambar 3.19. Universal Testing Machine (UTM) ... 46

Gambar 3.20. Loading Frame ... 47

Gambar 3.21. Dial Gauge Kapasitas Penurunan 50 mm ... 48

Gambar 3.22. Hydraulic Pump ... 48

Gambar 3.23. Hydraulic Jack ... 49

(17)

xvii

Gambar 3.25. Load Cell ... 50

Gambar 3.26. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ... 51

Gambar 3.27. Benda Uji Kadar Air Bambu ... 52

Gambar 3.28. Benda Uji Kerapatan Bambu ... 52

Gambar 3.29. Benda Uji dan Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat ... 53

Gambar 3.30. Benda Uji Kuat Tarik Sejajar Serat; Nodia; Inter Nodia; Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat ... 55

Gambar 3.31. Benda Uji dan Pengujian Kuat Geser Sejajar Serat ... 56

Gambar 3.32. Benda Uji dan Pengujian Kuat Lentur ... 57

Gambar 3.33. Baja Ulir D8 mm; Baja Polos Ø6 mm; Pengujian Kuat Tarik Baja ... 65

Gambar 3.34. Benda Uji Silinder Beton ... 67

Gambar 3.35. Meletakkan Benda Uji Silinder Beton pada Alat CTM ... 67

Gambar 3.36. Menyalakan Alat CTM ... 68

Gambar 3.37. Jarum Penunjuk Beban Tekan & Retak pada Benda Uji Silinder 68 Gambar 3.38. Mempersiapkan Tulangan Bambu Petung; Pemotongan dan Pengukuran Bambu ... 69

Gambar 3.39. Proses Perendaman Bambu; Pengeringan Bambu ... 70

Gambar 3.40. Pembuatan Takikan Bambu ... 70

Gambar 3.41. Perangkaian Tulangan Bambu ... 70

Gambar 3.42. Mencuci Agregat Kasar ... 71

Gambar 3.43. Menyaring Agregat Halus... 71

Gambar 3.44. Memasukkan Agregat ke dalam Karung ... 71

Gambar 3.45. Pembuatan Bekisting Balok ... 72

Gambar 3.46. Memasukkan Tulangan ke dalam Bekisting ... 72

Gambar 3.47. Menimbang Material ... 73

Gambar 3.48. Proses Pengadukan Material Beton ... 73

Gambar 3.49. Pengujian Nilai Slum ... 74

Gambar 3.50. Proses Penuangan dan Pemadatan Beton Segar ... 74

Gambar 3.51. Pembongkaran Bekisting ... 75

Gambar 3.52. Proses Curing Beton ... 75

(18)

xviii

Gambar 3.54. Pembebanan Benda Uji ... 76

Gambar 3.55. Benda Uji Balok yang Siap Diuji ... 77

Gambar 3.56. Meletakkan Benda Uji pada Alat Uji ... 77

Gambar 3.57. Meletakkan Pembagi Beban pada Benda Uji ... 77

Gambar 3.58. Mengatur Posisi Pembagi Beban pada Benda Uji ... 78

Gambar 3.59. Setting load cell, transducer, hydraulic jack, dan hydraulic pump ... 78

Gambar 3.60. Setting Dia Gauge ... 79

Gambar 3.61. Pengujian Kuat Lentur Balok ... 79

Gambar 3.62. Mencatat Penurunan ... 79

Gambar 3.63. Menggambar Pola Retakan ... 80

Gambar 3.64. Setting Up Alat Pengujian Balok ... 80

Gambar 4.1. Grafik Gradasi Agregat Halus ... 94

Gambar 4.2. Grafik Gradasi Agregat Kasar ... 97

Gambar 4.3. Pengujian Slump Pada Campuran Beton ... 103

Gambar 4.4. Skema Pengujian Kuat Lentur ... 115

Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Hubungan Antara Beban dengan Lendutan Setiap Benda Uji Balok Pada Dial Gauge ... 117

Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Hubungan Antara Rata-rata Beban dengan Rata-rata Lendutan Setiap Benda Uji Balok Pada Dial Gauge... 118

Gambar 4.7. Diagram Gaya SFD dan BMD ... 120

Gambar 4.8. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Balok Tulangan Bambu... 123

Gambar 4.9. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Balok Tulangan Baja ... 124

Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Momen Hasil Pengujian Z-L1-15 dengan Baja Kondisi P maks dan P retak pertama ... 126

(19)

xix

Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Momen Hasil Pengujian Kondisi P

maks dengan Momen Nominal Analisis Kondisi ftensile ... 126

Gambar 4.13. Grafik Perbandingan Momen Hasil Pengujian Pretakpertama dengan Momen Nominal Analisis Kondisi fyield ... 126

Gambar 4.14. Lokasi dan Pola Retak Balok Z3-L2-15cm ... 135

Gambar 4.15. Tulangan Bambu dan Beton ... 136

Gambar 4.16. Kerusakan pada Balok ... 137

Gambar 4.17. Denah lantai 1; Denah lantai 2... 138

Gambar 4.18. Denah Balok, Kolom, Kolom Praktis, dan Pelat ... 139

Gambar 4.19. Denah Atap ... 139

Gambar 4.20. Distribusi Pembeban Pelat dan Dinding pada Balok 150/200 .... 141

Gambar 4.21. Kuda-kuda... 141

Gambar 4.22. Pembebanan Atap Kripik ... 142

Gambar 4.23. Pembebanan Langit-langit ... 142

Gambar 4.24. Pembebanan pada Frame; Momen 3-3 Diagram Frame ... 145

(20)

xx

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2.1. Kadar air bambu ... 24

Persamaan 2.2. Berat jenis bambu... 24

Persamaan 2.3. Kerapatan bambu pada kadar air w ... 25

Persamaan 2.4. Kuat tarik sejajar serat ... 25

Persamaan 2.5. Kuat tekan sejajar serat ... 25

Persamaan 2.6. Kuat geser sejajar serat ... 25

Persamaan 2.7. Modulus lentur bambu ... 26

Persamaan 2.8. Modulus elastisitas bambu ... 26

Persamaan 2.9. tegangan baja ... 26

Persamaan 2.10. Modulus kehalusan pasir ... 27

Persamaan 2.11. Kadar lumpur ... 27

Persamaan 2.12. Bulk Specific gravity ... 27

Persamaan 2.13. Bulk Specific gravity SSD ... 27

Persamaan 2.14. Apparent Specific gravity ... 27

Persamaan 2.15. Absorbtion ... 27

Persamaan 2.16. Prosentase yang hilang pengujiian gradasi agregat kasar ... 27

Persamaan 2.17. Modulus Kehalusan... 28

Persamaan 2.18. Presentase yang hilang pengujian abrasi agregat kasar ... 28

Persamaan 2.19. Bulk Spesific Gravity ... 28

Persamaan 2.20. Bulk Spesific Gravity SSD ... 28

Persamaan 2.21. Apparent Spesific Gravity ... 28

Persamaan 2.22. Absorbsion ... 28

Persamaan 2.23. nilai tambah ... 29

Persamaan 2.24. kuat tekan rata-rata ... 29

Persamaan 2.25. berat jenis agregat campuran... 32

Persamaan 2.26. Wpasir + kerikil ... 32

Persamaan 2.27. Wpasir ... 32

Persamaan 2.28. Wkerikil ... 32

Persamaan 2.29. tinggi luasan tekan pada balok ... 33

(21)

xxi

Persamaan 2.31. Mmaximum ... 34

Persamaan 2.32. Mnominal ... 35

Persamaan 2.33. Lendutan... 35

(22)

xxii

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

L = Perubahan panjang (mm)

A = Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur

A = Luas penampang (mm2) As = Luas tulangan (mm2)

Av = Luas tulangan sengkang (mm2)

b = Lebar (mm)

Bjbambu = Berat jenis bambu (gram/cm3) Bjbeton = Berat jenis beton (gram/cm3)

β1 = konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat beton c = jarak serat tekan garis terluar ke garis netral

C = gaya akibat beton (N) fytul.geser= Kuat tarik leleh tulangan geser (N/mm2) fybaja = Kuat tarik leleh baja (N/mm2)

fybambu = Kuat tarik leleh bambu (N/mm2)

(23)

xxiii

Mmax = Momen maksimum pengujian (kg.m)

Mn = Momen nominal (kg.m)

MOE = Modulus elastisitas bambu (N/mm2) MOR = Modulus lentur bambu (N/mm2)

PPC = Portland Pozzolan Cement

w

(24)

xxiv

f’c14hari = Kuat desak beton umur 14 hari (N/mm2) f’c28hari = Kuat desak beton umur 28 hari (N/mm2)

leleh = Tegangan leleh (N/mm2)

maks = Tegangan maksimum (N/mm2)

(25)

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Data Pengujian Benda Uji Bambu Lampiran B : Data Pengujian Benda Uji Baja Lampiran C : Data Pengujian Agregat

(26)

149

DAFTAR PUSTAKA

Ameldi, Fitra.(2014).”Kuat Lentur Dan Kuat Lekat Balok Beton Bertulangan Bambu Petung Takikan Tipe V Dengan Jarak 2 Cm Dan 3 Cm”.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret,Surakarta. Agnes, D. (2014). “Konstruksi Bambu untuk Bangunan”, TAKA Publisher,

Jakarta.

Anonim, 1971, ”Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971)”, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Bandung.

Anonim, (1991). “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

Gedung (SK SNI T-15-1991-03)”’ Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.

Anonim, (1995). “Standard Specification for Concrete Aggregates (ASTM

C-33)”, ASTM International.

Anonim, (1997). “Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan (SNI 03-4431-1997)”, Jakarta.

Anonim, 1997. “Semen Portland (SNI 15-2049-2004). Jakarta.

Anonim, (2000). “Tata Cara pembuatan rencana campuran beton normal (SNI 03-2834-2000)”, Jakata.

Anonim, (2002). “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan (S-2002)”, Surabaya.

Anonim, (2002). “Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia (Revisi PKKI NI-5)”, Jakata.

Anonim, 2004. “Bamboo Determination of Physical and Mechanical Properties

(ISO 22157-1:2004)”, International Standart.

Dariyadi, Eko.(2014).”Kapasitas Lentur Plat Beton Bertulangan Bambu Petung Dengan Takikan Tidak Sejajar (Alternatif Pengganti Tulangan Baja Pada Plat Lantai Rumah)”.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

(27)

150

Handayani, Sri, (2007). “Pengujian Sifat Mekanik Bambu (Metode Pengawetan dengan Boraks)”. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.

Handayani, Tika Retno.(2013).”Kapasitas Lentur Kolom Beton Bertulangan Bambu Petung Polos)”.Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret,Surakarta.

International Organization for Standardization 1975, Wood-Determination o moisture content for physical and mechanical tests, ISO 3130:1975, International Organization for Standardization, Geneva.

International Organization for Standardization 1975, Wood-Testing in compression perpendicular to grain, ISO 3132:1975, International Organization for Standardization, Geneva.

International Organization for Standardization 1975, Physical and mechanical properties of wood Test methods for small clear specimens Part 3: Determination of ultimate strength in static bending, ISO 3133:1975, International Organization for Standardization, Geneva.

International Organization for Standardization 1975, Physical and mechanical properties of wood Test methods for small clear specimens Part 4: Determination of modulus of elasticity in static bending, ISO 3349:1975, International Organization for Standardization, Geneva.

International Organization for Standardization 1975, Physical and mechanical properties of wood Test methods for small clear specimens Part 7: Determination of ultimate tensile stress perpendicular to grain, ISO 3346:1975, International Organization for Standardization, Geneva. Istimawan, D. (1994). “Struktur Beton Bertulang”.PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Janssen, J.J.A. (1987). “The Mechanical Properties of Bamboo” : 250-256. In Rao, A.N., Dhanarajan, and Sastry, C.B., Recent Research on Bamboos, The Chinese Academy of Forest, People’s Republic of China, and IDRC, Canada.

Jigar K. Sevaliaa, Nirav B. Siddhpuraa, Chetan S. Agrawala, Deep B. Shaha, Jai V. Kapadiaa, (2013) “Study on Bamboo as Reinforcement in Cement Concrete”, Civil Engineering Department, Sarvajanik College of Engineering & Technology, Surat, Gujarat, India

(28)

151

Morisco. (1996). “Bambu sebagai Bahan Rekayasa”. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala Mbadya Fakultas Teknik UGM: Yogyakarta.

Morisco. (1999). “Rekayasa Bambu”. Nafiri Offset: Yogyakarta.

Morisco, (2000). “Sambungan Bambu Dengan Celah dan Pengisi”, Forum Teknik Jilid 24, No. 1, Maret 2000:Yogyakarta.

Susilaning, L. dan Suheryanto D. (2012). “Pengaruh Waktu Perendaman Bambu dan Penggunaan Borak-Borik Terhadap Tingkat Keawetan Bambu”. Prosiding SeminarNasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta.

Tjokrodimulyo. K. (1996). “Teknologi Beton”, Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis, pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel citra produk dan desain kemasan produk berpengaruh signifikan

SISTEM KOORDINASI PEMBANGKITAN HYDRO-THERMAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN RUGI- RUGI TRANSMISI BERBASIS ALGORITMA GENETIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Jumlah limbah plastik yang lebih banyak berarti lapisan perekat pada bahan menjadi lebih tebal dan ikatan adhesi antara serbuk gergaji dengan perekat lebih besar,

Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Tindakan Pencegahan Paparan Uap Bahan Bakar Minyak

The researcher saw that bollocks and fuck are translated using modulation strategy. Based on the discussion in part A, it is known that the word bollocks in ST means nonsense

Sistem dapat mengakomodir pengguna yang memiliki ponsel yang berbasis Android yang terhubung dalam satu jaringan dengan menggunakan Wi-Fi.. Pada saat salah satu ponsel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan sikap mahasiswa terhadap perilaku menyontek ditinjau dari fakultas; (2) perbedaan sikap mahasiswa

Treatmen adalah perlakuan peneliti terhadap subjek yang mau diteliti agar nantinya diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan (Suparno, 2010:51). Teratmen dalam