• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA TAKENGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA TAKENGON."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER DALAM

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA KOTA

TAKENGON

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MENTARI TAWARNIATE NIM. 3101131214

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Mentari Tawarniate, NIM. 3101131214. Implementasi Nilai Karakter dalam Pembelajaran Geografi Di SMA Kota Takengon. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNIMED 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Kota Takengon.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014. Populasi penelitian adalah seluruh sekolah tingkat SMA se-Kota Takengon. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan menentukan dua sekolah yaitu SMA Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon. Setelah penetapan sekolah kemudian dari kedua sekolah tersebut ditetapkan secara acak masing-masing satu kelas sebagai sampel penelitian, sehingga diperoleh kelas XI IPS 1 dari SMA Negeri 2 Takengon dan kelas XI IPS 1 dari SMA Muhammadiyah 5 Takengon dengan jumlah responden keseluruhan sebanyak 44 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan menggunakan lembar observasi dan komunikasi tidak langsung dengan menggunakan angket, kemudian data dianalisis menggunakan analisis deskriptif.

(6)
(7)
(8)

vii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 37

E. Uji Instrumen Penelitian ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 43

A. Kondisi Fisik ... 43

(9)

viii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

B. Pembahasan ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Deskripsi Nilai Karakter Siswa ... 18

2. Layout Observasi Guru ... 38

3. Kisi-kisi Instrument Angket ... 40

4. Sarana Prasarana Pembelajaran SMAN 2 Takengon dan SMAM 5 Takengon ... 47

5. Jenjang Pendidikan Terakhir Guru SMA Negeri 2 dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon... 50

6. Jumlah Guru SMAN 2 Takengon dan SMAM 5 Takengon Pada Setiap Mata Pelajaran ... 51

7. Keadaan Pegawai dan Tenaga Tata Usaha SMAN 2 dan SMAM 5 Takengon ... 52

8. Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama... 53

9. Hasil observasi implementasi nili karakter SMAN 2 Takengon ... 59

10.Hasil observasi implementasi nili karakter SMAM Takengon ... 63

11.Hasil rata-rata persentase implementasi nilai karakter... 67

12. Klasifikasi Rata-Rata Skor Nilai Karakter pada Siswa SMAN 2 Takengon ... 68

13.Klasifikasi Rata-Rata Skor Nilai Karakter pada Siswa SMAM 5 Takengon ... 69

14.Angket yang belum divalidkan ... 82

15.Validitas Angket Nilai Karakter Siswa ... 87

16.Varians Butir Angket Nilai Karakter Siswa ... 90

17.Sebaran Data Angket Siswa SMA Negeri 2 Takengon ... 92

18.Sebaran Data Angket Siswa SMA Muhammadiyah 5 Takengon ... 93

19. Distribusi Frekuensi Jawaban Angket nilai karakter Siswa SMAN 2 Takengon ... 94

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berfikir ... 35

2. SMA Negeri 2 Takengon ... 43

3. Denah Sekolah SMAN 2 Takengon ... 44

4. SMA Muhammadiyah 5 Takengon ... 45

5. Denah Sekolah SMAM 5 Takengon ... 46

6. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 5 Takengon ... 55

7. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Takengon ... 56

8. Peta Lokasi Penelitian ... 57

9. Grafik Klasifikasi Rata-Rata Skor Nilai Karakter Siswa SMAN 2 Takengon……… 69 10.Grafik Klasifikasi Rata-Rata Skor Nilai Karakter Siswa SMAM 5 Takengon……… 70

11.Kegiatan inti (eksplorasi) Pembelajaran di Kelas ... 96

12.Kegiatan Pembelajaran inti (elaborasi) Siswa di Kelas ... 96

13.Kegiatan Pembelajaran di Kelas ... 97

14.Kegiatan Pembelajaran (konfirmasi) ... 97

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Membahas tentang pendidikan sudah

tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, seperti yang tertuang

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang tujuan

pendidikan nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkam tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa di setiap jenjang,

harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal

tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu

bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses,

dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas

belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar, sedangkan output

merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanakan proses

pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang

berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi persaingan di era

globalisasi saat ini.

(13)

2

Kementrian Pendidikan Nasional sejak tahun 2010 sudah mencanangkan

penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan formal.

Pelaksanaan pendidikan karakter pada tingkat pendidikan formal berlangsung

pada lembaga pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, sampai Perguruan Tinggi.

Untuk menerapkan nilai karakter pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru

harus membuat rencana pembelajaran yang mengaitkan kegiatan pembelajaran

dengan nilai karakter yang akan diterapkan kepada peserta didik, Mulyasa (2002)

menyatakan RPP berkarakter berfungsi untuk mengefektifkan proses

pembelajaran dan pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan apa yang

direncanakan. Oleh sebab itu guru harus dapat membuat rancangan pembelajaran

(RPP) yang memuat nilai karakter didalamnya. Perencanaan yang baik sangat

membantu pelakasanaan pembelajaran, karena guru mengetahui karakter yang

ingin dicapai dan cara mencapainya. Dengan RPP berbasis karakter guru dapat

mengorganisasikan nilai karakter yang akan dicapai dalam pembelajaran secara

lebih terarah.

Dunia pendidikan tidak terlepas dari peran serta seorang guru dalam

melakukan pengajaran. Guru merupakan salah satu komponen dasar dalam

melakukan proses belajar mengajar di sekolah. Guru memiliki tugas penting

dalam pengimplementasikan nilai karakter dalam proses pembelajaran di kelas.

Guru tidak hanya sebatas penyampai ilmu kepada muridnya tetapi guru

mempunyai tanggung jawab moral kepada muridnya dan membentuk nilai-nilai

karakter pada peserta didiknya.

Sulistyaningrum (2012) mengatakan bahwa penerapan pendidikan karakter

(14)

3

Kecakapan soft skill yang nantinya diharapkan ada pada siswa telah tercantum

dalam Silabus dan RPP sehingga guru diwajibkan menerapkannya. Terdapat

banyak nilai karakter yang tercantum pada setiap mata pelajaran yang nantinya

diharapkan tertanam pada diri siswa.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap

mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan nilai-nilai karakter pada

setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dan dikaitkan dengan konteks

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pembelajaran nilai-nilai karakter tidak

hanya pada taraf kognitif, tetapi menyentuh pada pengalaman nyata dalam

kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Pendidikan karakter bertujuan

untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

Pendidikan karakter tidak cukup hanya pengenalan nilai secara kognitif saja,

tetapi harus dibarengi dengan penghayatan nilai secara efektif, dan akhirnya

pengalaman nilai secara nyata di luar sekolah.

Karakter merupakan suatu sifat yang harus dibangun, agar generasi

penerus bangsa memiliki sikap dan pola fikir yang berlandaskan moral yang

kokoh dan benar. Guru sebagai panutan harus memberi contoh teladan yang baik

kepada para siswa bagaimana sebenarnya sikap sopan, saling menghargai sesama,

tidak membeda-bedakan dalam bergaul, agama dan etnis.

(15)

4

masyarakat itu dapat berhubungan dengan baik dengan demikian membantu individu lain dalam menghayati kebebasannya.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan

karakter mempunyai landasan yang kuat dengan etika dan nilai moral, jika kedua

ini berpadu maka pendidikan karakter dapat dijalankan oleh seseorang dalam

kehidupan sehari-hari baik dalam masyarakat maupun dalam lingkungan sekolah.

Untuk inilah salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalah

mengajarkan nilai-nilai sehingga anak didik memiliki gagasan konseptual dengan

nilai-nilai pemandu prilaku yang bisa di kembangkan dalam menjalankan makna

pendidikan karakter itu sendiri.

Dalam implementasi nilai karakter diperlukan guru yang berkualitas untuk

membentuk peserta didik yang mempunyai kepribadian yang unggul. Termasuk

dalam mata pelajaran geografi, nilai karakter yang ditanamkan bisa optimal

diserap oleh peserta didik apa bila guru telah merancang proses pembelajaran

dalam RPP secara baik dengan memasukkan nilai karakter dalam setiap proses

pembelajaran mulai dari kegiatan awal pembelajaran, sampai dengan berakhirnya

pembelajaran. Dalam hal ini guru harus selektif memilih nilai karakter yang sesuai

dengan materi ajar geografi yang nantinya akan diterapkan dalam proses

pembelajaran di kelas. Dengan bekal pendidikan karakter tersebut diharapkan

peserta didik akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi.

Dengan demikian pendidikan karakter yang diintergrasikan dengan mata pelajaran

geografi akan mendukung perubahan sikap siswa kearah yang lebih baik lagi.

Pendidikan karakter kini menjadi isu hangat dalam dunia pendidikan kita.

Pemerintah telah menetapkan kurikulum berbasis karakter yang bertujuan untuk

(16)

5

masih banyak siswa-siswi yang sering mencontek, bergaul semaunya, ikut tauran

apalagi sampai menyimpan gambar-gambar porno dan menonton videonya.

Sangat disayangkan apabila ini terjadi pada anak didik sebagai agen perubahan

bangsa. Sebagai isu hangat tentang pendidikan karakter maka setiap administrasi

guru pun harus dimasukkan konsep pendidikan berkarakter ini, dari silabus, RPP,

Prota, Prosem dan sebagainya. (http://m.kompasiana.com/post/read/465144/3 ,

diakses 1 april 2014).

Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai sejak dini baik oleh orang

tua, masyarakat, serta lembaga pendidikan formal (sekolah) dengan menanamkan

nilai karakter, yang bertujuan agar anak didik tidak hanya mendapatkan ilmu

pengetahuan, dan kecerdasan saja akan tetapi mendapatkan nilai-nilai karakter

pada setiap proses pembelajaran.

Kementrian Pendidikan Nasional telah mengembangkan grand design

pendidikan karakter disetiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan.

Pengembangan dan implementasi harus mengacu pada olah hati, olah pikir, olah

raga, kinestetik, olah rasa dan karsa. Pendidikan informal juga memiliki peran dan

kontribusi yang besar dalam keberhasilan pendidikan. Ini dibuktikan kalau

pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang 30% selebihnya

70% di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Namun kenyataanya

pendidikan informal terutama di lingkungan keluarga belum memberikan

kontribusi yang berarti dalam mendukung pencapain kompetensi dan

pembentukan karakter. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka

diadakannya pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan

(17)

6

sekolah. (Grand design pendidikan karakter. Dirjen manajemen pendidikan dasar

dan menengah, depdiknas, Jakarta 2010).

(http://imam-vaillah.blogspot.com/2013/02/resume-implementasi-pelaksanaan.html, di akses 1

Maret 2014).

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, dikedua sekolah SMA

Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon, bahwa dikedua

sekolah ini telah menggunakan kurikulum berbasis karakter, dimana pada silabus

dan RPP yang disusun oleh guru telah tercantum nilai-nilai karakter, yang

diharapkan dapat tertanam dalam diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat

merealisasikannya di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Alasan

pemilihan SMA Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon

menjadi lokasi penelitian karena kedua sekolah ini terlihat setara yang dilihat dari

sarana dan prasarana juga nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 72, serta peneliti

ingin melihat bagaimana penerapan penanaman nilai karakter dalam proses

pembelajaran berlangsung sesuai dengan silabus dan RPP yang dirancang oleh

guru serta peraturan pemerintah yang mengharuskan penanaman nilai karakter

dalam setiap proses pembelajaran. Hal yang mendasari penelitian ini dilakukan

yaitu peneliti ingin melihat apakah nilai karakter yang seharusnya ditanamkan

oleh guru telah dilaksanakan secara baik atau belum dalam proses belajar

mengajar di kelas.

B.Identifikasi masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang, yang akan menjadi identifikasi

(18)

7

yang belum optimal, (2) Kesulitan guru dalam pemilihan nilai karakter yang tepat

untuk ditanamkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran, (3)

Rendahnya nilai karakter siswa, dan (4) Implementasi nilai karakter alam

pembelajaran geografi yang belum terlaksana secara optimal.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah pada penelitian ini

dibatasi hanya pada Implementasi nilai karakter dalam pembelajaran Geografi di

SMA Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon. Pemilihan

kedua sekolah ini menjadi lokasi penelitain, karena dikedua sekolah ini telah

menjalankan kurikulun KTSP berbasis karakter.

D.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana

implementasi nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA

Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon.

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi

nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA Negeri 2

Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon.

F. Manfaat Penelitian

(19)

8

1. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai upaya kebijakan sekolah dalam

mengarahkan pembelajaran geografi agar siswa dapat memiliki nilai-nilai

karakter.

2. Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dalam melaksanakan proses

pembelajaran yang mengarah pada nilai-nilai karakter.

3. Bagi peneliti, penelitian ini memberi masukan sekaligus untuk mengetahui

gambaran diskriptif sejauh mana pelaksanaan pendidikan karakter melalui

mata pelajaran Geografi di SMA Negeri 2 Takengon dan SMA

(20)

75

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa,

Implementasi nilai karakter dalam pelaksanaan pembelajaran geografi di SMA

Negeri 2 Takengon dan SMA Muhammadiyah 5 Takengon masih kurang optimal.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Pada SMA Negeri 2 Takengon jumlah

persentasenya 40,3 persen dengan kategori kurang baik dan pada SMA

Muhammadiyah 5 Takengon jumlah persentasenya sebesar 61,4 persen dengan

kategori cukup. Nilai karakter yang dimiliki siswa dalam pembelajaran yang

dilakukan di SMA Negeri 2 Takengon dapat dilihat dari rata-rata skor nilai

karakter sebesar 2,47 dengan kategori cukup dan nilai karakter yang dimiliki

siswa di SMA Muhammadiyah 5 Takengon memiliki skor rata-rata nilai karakter

sebesar 2,56 dengan kategori tinggi.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan makan peneliti

memberi saran, karena penerapan nilai karakter ini merupakan tuntutan yang

harus ditanamkan pada peserta didik, maka guru harus berusaha dengan keras

untuk mencari informasi tentang implementasi nilai karakter dalam proses

pembelajaran, mencari sumber belajar yang dapat membangun karakter peserta

didik, berdiskusi dalam MGMP dan guru lain untuk menggali pengetahuan

tentang implementasi nilai karakter, ikut serta dalam sosialisasi yang berhubungan

(21)

76

dengan nilai karakter, dan guru harus dengan sadar bahwa implementasi nilai

karakter pada peserta didik sangat penting dilaksanakan karena ini berkaitan

dengan perubahan moral bangsa. Kepada kepala sekolah agar memberikan

sosialisasi kepada guru tentang implementasi nilai karakter dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang pentingnya

penanaman nilai karakter pada peserta didik dalam proses pembelajaran

(22)

77

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. dkk. (2011). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Andrianus. (2012). Menampilkan Manusia Indonesia Berkarakter. (online) (http://www.equator-news.com, diakses pada tanggal 4 maret 2014)

Aqib dan Sujak. (2011). Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karaktr Untuk SD/MI, SMPMTs, SMA/MA. Jakarta: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bintarto, 1977. Pola Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Bakar, Rosdiana A. (2009). Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis

BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

Damayanti, Deni. (2014). Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Araska

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Daryanto, Suryatri Darmaiatun. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media

Doni, Koesoema A. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo

Dewi, Rohmah. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran Kelas X Sma Negeri 1 Welahan Kabupaten Jepara. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Handoyo, Budi. (2013). Revitalisasi Pendidikan Geografi dalam Latar Sekolah Adi Wiyata dan Kurikulum 2013 untuk Menumbuhkembangkan Karakter Peduli Lingkungan. (online) (http://hangeo.wordpress.com/2013/08/16/

(23)

78

Huda, Imam Arif Fai’ilah Syaiful. (2010). Implementasi Pelaksanaan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi di SMA. (online) (http://imam-vaillah.blogspot.com/2013/02/resume-implementasi pelaksanaan.html. Diakses pada tanggal 1 maret 2014)

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Roskakarya

Muslich, Muslich. (2011). Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Ningsih. (2012). Pengembangan pendidikan karakter di sekolah sebagai upaya penanaman nilai kepribadian membentuk civic disposition tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Safari. (2011). Pendidikan Karakter, Jakarta: Grasindo

Safrina, Resti. (2013). Implementasi Nilai-nilai Karakter Bangsa dalam Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Tulungagung. Skripsi. Tulungagung: STAIN Tulungagung

Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter (Wawasan, Strategi, dan Langkah Praktis). Jakarta: Esensi

Sugiyono. (2004). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sulistyanigrum, Heny. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika. (online).

(http://www.scrib.com/doc/175222129/13.heny.s, diakses 4 Maret 2014)

Tim Dosen Matakuliah ISBD (Ilmu Sosial dan Budaya Dasar) Unimed

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3 tentang system Pendidikan Nasional, Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Jakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, Depdiknas, Ditjen Dikdasmen, Jakarta

Gambar

gambaran diskriptif sejauh mana pelaksanaan pendidikan karakter melalui

Referensi

Dokumen terkait

c) Siswa diberikan tugas kelompok untuk mengamati model bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Pengamatan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tugas pada

Faktor Penyebab Alih Kode Berdasarkan.. Hasil Wawancara

Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah, dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Guided

ANGKA KODE INSTANSI PUSAT DAN DAERAH SERTA KODE PENGENAL KANTOR REGIONAL BADAN KEPEGAWAIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMA DALAM MATA PELAJARAN TIK.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negarac. Republik Indonesia Tahun L994 Nomor 22,

[r]

Pembukaan akses yang menghubungkan Kota Jantho, dengan wilayah belakangnya Lamno dan Keumala akan meningkatkan interaksi ke tiga wilayah karena akses tersebut dapat